IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 30 SEPTEMBER 2016
“KITAB
MALEAKHI”
Subtema : MELAYANI TUHAN ADALAH KESEMPATAN EMAS.
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam di dalam kasih Kristus
dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk
melangsungkan ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Biarlah
kiranya kita dapat menikmati kemurahan hati Tuhan lewat pembukaan rahasia
Firman Tuhan.
Segera
kita memperhatikan Firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari
kitab Maleakhi.
Maleakhi
4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya
hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap
orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari
yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan
cabang mereka.
Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa
sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus
untuk kali yang kedua, dimana Ia tampil sebagai Raja yang berkuasa untuk
menghakimi semua bangsa = hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman itu: “Menyala seperti perapian”. Maka
yang akan terbakar pada hari penghakiman itu adalah; jerami.
Jerami adalah: Batang padi/batang gandum
yang kering sesudah dituai -> kerohanian yang kering-kering = tidak berbuah
= tidak dapat berbuat baik.
Siapakah
yang digambarkan dengan jerami? Yaitu: semua orang gegabah dan setiap orang
yang berbuat fasik.
Maleakhi 3:13-14
(3:13) Bicaramu kurang
ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami
bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
(3:14) Kamu berkata:
"Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara
apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di
hadapan TUHAN semesta alam?
Orang gegabah dan orang fasik berkata kurang ajar kepada Tuhan, adapun perkataan itu antara lain;
a. "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah.”
b. “Apakah untungnya kita memelihara apa yang
harus dilakukan terhadap-Nya?”
c. Apakah
untungnya berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam?”
Kalau 3 perkara ini tersirat dalam hati
sekalipun tidak terucap dari mulut itu menunjukkan bahwa dia adalah
orang gegabah dan orang fasik.
Sekarang
kita akan melihat ORANG FASIK.
Maleakhi
3:15
(3:15) Oleh sebab
itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur
orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka
luput juga."
Paham
orang fasik: “Bukan saja mujur orang- orang yang berbuat fasik
itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga" = suka mencobai
Tuhan.
Bangsa
Israel seringkali mencobai Allah di padang gurun saat bangsa Israel mengalami
kelaparan dan kehausan, demikian juga saat di dalam kesusahan seringkali
seseorang mencobai Tuhan.
Mazmur 10:3
(10:3) Karena orang
fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista
TUHAN.
Orang
fasik memuji-muji keinginan hatinya.
Orang
yang suka memuji-muji keinginan hatinya akan mengutuki dan menista Allah persis
seperti orang yang loba.
Sebaliknya,
kalau seseorang memuji Tuhan maka ia akan menghakimi dosa termasuk cinta akan
uang.
Loba
= cinta uang = serakah = tamak, berarti tidak cinta Tuhan.
Mazmur 10:4
(10:4) Kata orang
fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut!
Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Kalimat:
Allah tidak akan menuntut, tidak ada Allah!
Itulah seluruh pemikiran orang fasik sehingga orang fasik tidak segan-segan
mengutuki dan mencobai Allah.
Orang
fasik dikaitkan dengan pribadi Saul.
1
Samuel 24:12-13
(24:12) Lihatlah
dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari
kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau,
dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan
pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun
engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
(24:13) TUHAN
kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku
kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;
Pendeknya:
Saul berusaha untuk mencabut nyawa/membunuh Daud.
1 Samuel 24:14
(24:14) seperti
peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan.
Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.
Dari orang fasik
timbul kefasikan,
inilah perkataan yang ditujukan Daud kepada Saul menunjukkan bahwa Saul adalah orang fasik.
Kefasikan
timbul dari orang fasik bukan timbul dari orang benar, dusta tidak berasal dari
salib dan kebenaran tidak berasal dari dusta, maksudnya ialah orang fasik tidak
akan dapat menutupi kefasikannya. Sepintar-pintarnya orang menutupi dosanya dia
tidak bisa menahankannya sebelum ia berubah dari kefasikan itu.
Bukti-bukti
kefasikan Saul:
Bukti
kefasikan Saul yang pertama, yaitu: Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan
korban bakaran dan korban keselamatan… 1
Samuel 13.
Sesungguhnya,
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan adalah tugas dari seorang
Imam Besar bukan tugas seorang raja.
Bagian
Tuhan ialah: Ia telah memberikan keselamatan kepada kita (gereja-Nya). Bagian
kita adalah: mengerjakan keselamatan yang Tuhan berikan dengan takut dan gentar….
Filipi 2:12.
Jadi
jangan mengambil apa yang menjadi bagian daripada Tuhan.
Bukti kefasikan Saul
yang kedua/seri kefasikan Saul yang kedua:
Saul
melangkahi titah Tuhan/ tidak melaksanakan Firman Tuhan (1 Samuel 15), sebab Saul membiarkan Agag, raja orang Amalek hidup
dan mengambil jarahan yaitu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik (tambun).
Mari
kita memperhatikan bukti kefasikan Saul
yang kedua (bagian B)…
1
Samuel 15:10-11
(15:10) Lalu
datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian:
(15:11 )"Aku
menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik
dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah
Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.
Tuhan
memberitahukan kepada Samuel bahwa Saul melangkahi titah Tuhan/ tidak
melaksanakan Firman Tuhan sebab Saul membiarkan Agag, raja orang Amalek hidup
dan mengambil kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun. Menunjukkan
bahwa Samuel memiliki hubungan yang begitu dekat/intim dengan Tuhan.
Kalau
hubungan hamba Tuhan dekat dengan Tuhan maka semua akan diberitahukan oleh
Tuhan. Begitupun dengan sidang jemaat, kalau sungguh-sungguh di dalam
penyerahan diri, ia pasti menikmati pembukaan rahasia Firman Tuhan.
Oleh
karena perkara itu, sehingga:
a.
Allah
menyesal menjadikan Saul raja atas Israel.
b.
Samuel
(sebagai seorang nabi) sakit hati karena
perkara ini.
Sakit hati Samuel menunjukkan dua hal,
yaitu:
- Samuel
berpihak kepada Tuhan = tidak berpihak kepada dosa, karena Samuel merasakan apa
yang
dirasakan oleh Tuhan. Kalau hamba Tuhan melihat
jemaat melakukan kesalahan yang fatal namun tidak
sakit hati menunjukkan bahwa dia tidak berpihak kepada Tuhan.
- Samuel
adalah hamba Tuhan (nabi) yang bertanggung jawab atas pekerjaannya.
Buktinya: Samuel berseru kepada Tuhan
semalam-malaman.
Kalau seorang hamba Tuhan tidak berseru-seru
karena kesalahan umat Tuhan berarti dia adalah
hamba Tuhan yang tidak peduli dengan pekerjaan Tuhan.
Kalau seorang imam melihat sesuatu yang tidak beres dan tidak tersentuh
akan perkara itu
menunjukkan bahwa ia tidak
berpihak kepada Tuhan.
1 Samuel 15:12-13
(15:12) Lalu Samuel
bangun pagi-pagi untuk bertemu dengan Saul, tetapi diberitahukan kepada Samuel,
demikian: "Saul telah ke Karmel tadi dan telah didirikannya baginya suatu
tanda peringatan; kemudian ia balik dan mengambil jurusan ke Gilgal."
(15:13) Ketika
Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul kepadanya: "Diberkatilah
kiranya engkau oleh TUHAN; aku telah melaksanakan firman TUHAN."
Setelah
Tuhan memberitahukan perkara itu kepada Samuel, maka Samuel bangun pagi-pagi
untuk bertemu dengan Saul, ketika melihat Samuel, Saul berkata: aku telah melaksanakan firman TUHAN. Sesungguhnya, Tuhan telah memberitahukan segala
sesuatunya kepada nabi Samuel mengenai Saul.
Ketika
kita melakukan kesalahan jangan merasa kita bisa untuk menutup-nutupi kesalahan
itu, sekali waktu Tuhan akan perlihatkan segala sesuatunya, tidak ada yang
tersembunyi bagi Tuhan.
1 Samuel 15:14-15
(15:14) Tetapi kata
Samuel: "Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke
telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?"
(15:15) Jawab Saul:
"Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan
kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan
korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas."
Tetapi
Samuel menegur Saul, sebab Saul mengambil jarahan yaitu: kambing domba dan
lembu sapi yang terbaik dan tambun. Namun Saul juga mempunyai alasan yaitu:
untuk mempersembahkan sebagai korban kepada Tuhan.
Alasan
Saul mengambil lembu-lembu dan kambing domba yang tambun untuk membenarkan diri
sendiri.
1
Samuel 15:16-17
(15:16) Lalu
berkatalah Samuel kepada Saul: "Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu
apa yang difirmankan TUHAN kepadaku tadi malam." Kata Saul kepadanya:
"Katakanlah."
(15:17) Sesudah itu
berkatalah Samuel: "Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada
pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah
TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?
Perkataan
Samuel: Sudahlah! Menunjukkan bahwa
Tuhan tidak suka mendengarkan alasan-alasan yang sifatnya membenarkan diri
sendiri.
Sesungguhnya,
alasan-alasan itu tidaklah penting, yang terpenting adalah pemberitahuan Tuhan
kepada Samuel, yaitu:
a. Allah
menjadikan Saul kepala atas 12 suku Israel walaupun Saul kecil pada
pemandangannya sendiri = Tuhan
melayakkan Saul menjadi kepala atas Bangsa
Israel.
b. Tuhan
telah mengurapi Saul menjadi raja atas Israel berarti diperlengkapi dengan
karunia-karunia Roh di
tengah-tengah ibadah dan pelayanannya di hadapan Tuhan.
1 Samuel 15:1
(15:1) Berkatalah
Samuel kepada Saul: "Aku telah diutus oleh TUHAN untuk mengurapi engkau
menjadi raja atas Israel, umat-Nya; oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi
firman TUHAN.
Tujuan
pengurapan: untuk mengerjakan pekerjaan yang telah dipercayakan oleh Tuhan.
Inilah
yang terpenting yaitu: tanggung jawab kita kepada Tuhan bukan alasan-alasan
untuk membenarkan diri.
Seorang
imam yang diurapi dilihat dari sejauh mana ia bertanggung jawab terhadap pekerjaan
yang dipercayakan oleh Tuhan. Pengurapan tidak bisa dipaksa-paksa dan tidak
bisa dipelajari.
Tanggung jawab Saul
kepada Tuhan:
1
Samuel 15:18-19
(15:18) TUHAN telah
menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa
itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan
mereka.
(15:19) Mengapa
engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan
melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"
Tanggung
jawab Saul kepada Tuhan adalah: untuk menumpas habis orang Amalek, mulai dari
rajanya sampai kepada rakyatnya bahkan sampai seluruh hewan-hewannya, namun
Saul tidak melaksanakannya dengan sepenuh hati = tidak bertanggung jawab di
hadapan Tuhan.
1 Samuel 15:20-21
(15:20) Lalu kata
Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti
jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang
Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.
(15:21) Tetapi
rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik
dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada
TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
Saul
masih tetap membenarkan diri dengan berbagai-bagai alasan.
Kerugian
orang yang suka beralasan adalah kalau satu kali seseorang lolos dalam
menggunakan alasan maka ia akan lebih mudah beralasan untuk yang kedua kalinya
sebab Setan telah mempersiapkan berkeranjang-keranjang alasan yang lebih tepat
dan benar dari alasan yang pertama.
1
Samuel 15:22
(15:22) Tetapi jawab
Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban
sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya,
mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan.
Karena
Saul tetap membenarkan diri dengan berbagai-bagai alasan maka Samuel berkata
dengan tegas, yaitu:
- Mendengarkan lebih baik dari pada korban
sembelihan
berarti dengar-dengaran lebih tinggi harganya
daripada korban sembelihan. Korban sembelihan menunjuk jiwa yang hancur dan hati yang patah dan remuk.
Seorang
imam akan lebih berharga dan bernilai tinggi kalau dia dengar-dengaran.
Biar
setengah mati pikul salib tapi suka membantah, maka semua tidak ada artinya.
- Memperhatikan Firman Tuhan jauh lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan.
Lemak domba-domba jantan menunjuk kepada
nyanyian/puji-pujian yang keluar dari mulut kepada Tuhan.
1
Samuel 15:23
(15:23) Sebab
pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama
seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman
TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Melangkahi/
tidak melaksanakan Firman Tuhan adalah dosa pendurhakaan dan dosa kedegilan.
- Pendurhakaan = pemberontakan
kepada Allah.
Dosa pendurhakaan ini setara dengan dosa
bertenung. Bertenung berarti mencari petunjuk-petunjuk kepada arwah-arwah, ketika
ada masalah justru mencari petunjuk di luar kandang penggembalaan ini, maka itu
setara dengan dosa bertenung (dikuasai roh tenung).
Setelah Roh Tuhan undur dari Saul dan
setelah Samuel mati, Saul meminta petunjuk kepada arwah-arwah, jadi benarlah:
dari orang fasik timbul kefasikan.
Roh pendurhakaan = berani memberontak kepada Allah.
Prakteknya: berani melawan hamba
Tuhan/Gembala sidang.
- Kedegilan = kekerasan hati.
Keras hati setara dengan dosa penyembahan
berhala dan mendirikan terafim/arca.
keras hati digambarkan seperti tanah yang berbatu-batu
apabila benih ditaburkan hanya tumbuh sebentar saja, karena tidak berakar.
Hati-hati dengan kekerasan hati terlebih
yang telah melayani Tuhan.
Dampak negatif
melangkahi firman Tuhan.
Alkitab
menolak/ melangkahi Firman Tuhan: Saulpun ditolak
menjadi raja, inilah akhir hidup Saul.
Sesungguhnya,
kalau tidak dengar-dengaran dan tidak
memperhatikan Firman Tuhan (menolak Firman Tuhan) sekalipun ia telah melayani
Tuhan maka sejatinya dia telah ditolak oleh Tuhan.
Jadi
hati-hati, mana imam yang melayani karena kehendak Tuhan dan mana imam yang
melayani atas keinginannya sendiri?
Kalau
orang melayani Tuhan karena keinginan sendiri atau karena kepentingan maka
orang semacam ini tidak mau dengar-dengaran kepada gembalanya, dan orang yang
semacam ini suka menggunakan alasan-alasan, untuk membenarkan dirinya.
Reaksi Saul setelah
ditolak:
1 Samuel 15:24
15:24 Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah
berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut
kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.
Setelah
mengetahui ia telah ditolak, Saul berkata: aku
telah berdosa, berarti Saul mengakui dosa sebab ia telah melangkahi Firman
Tuhan. Namun sayangnya, Saul mengakui dosanya setelah dia ditolak, berarti
sudah terlambat/tidak ada lagi kesempatan.
Perlu
untuk diketahui: Saul beralasan karena ia takut kepada rakyatnya = takut kepada
manusia.
Sejatinya
orang yang takut akan Tuhan pasti membenci dosa kejahatan termasuk kecongkakan, keangkuhan Amsal 13.
Yeremia 17:5
17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang
mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya
menjauh dari pada TUHAN!
Orang
yang mengandalkan manusia/takut kepada manusia adalah orang yang terkutuk
karena hatinya jauh dari Tuhan, sebab itu wajar saja kalau Tuhan menolak Saul
sebagai kepala atas 12 suku Israel.
Orang
yang terkutuk tidak layak untuk melayani Tuhan sebab itu kutuk dosa harus terlebih
dahulu dipatahkan di atas kayu salib. Kalau seseorang menghargai salib maka
kutuk nenek moyang akan dipatahkan. Orang yang terkutuk tidak menghargai salib
sebab nas mengatakan: terkutuklah orang yang digantung di atas kayu salib.
Kita
dapat mengetahui tabiat-tabiat orang tua yang turun kepada kita, kalau dosa itu
turun dan dibiarkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan
sebetulnya tidak layak untuk melayani Tuhan.
1
samuel 15:25
15:25 Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah
bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN."
Selanjutnya,
Saul memohon kepada Tuhan (Samuel) agar dosanya diampuni.
Tujuan
Saul memohon pengampunan kepada nabi Samuel:
-
Supaya
Samuel bersama-sama dengan Saul artinya: supaya tetap berpegang kepada Firman para
nabi yaitu Firman nubuatan yang
disebut Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, namun sayangnya
Saul telah
ditolak/Saul tidak menggunakan kesempatan emas, kesempatan emas hanya datang
satu kali.
- Supaya
Saul sujud menyembah kepada Allah Yang
Hidup.
Kesempatan
Saul untuk menyembah kepada Tuhan telah tertutup. Kesempatan yang Tuhan berikan
adalah kemurahan hati Tuhan/panjang Sabar-Nya Tuhan.
Tuhan
masih bermurah hati kepada kita, Ia masih memperlihatkan panjang sabar-Nya
kepada kita saat ini, sebagai kesempatan emas.
Sesungguhnya
selagi Tuhan memberi kesempatan, 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1.
Ada di dalam
kegiatan-kegiatan Roh Kudus untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan sesuai dengan
kepercayaan Tuhan menunjuk kepada orang-orang yang diurapi, seperti Saul untuk
mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan terlebih dahulu, Saul harus
diurapi Roh Kudus.
2.
Berpegang kepada
Firman para nabi
bagian dari Firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.
Dasar pemberitaan Firman Pengajaran Mempelai ada dua, Yaitu: Firman
para nabi dan Firman Kristus (para rasul) sesuai dengan Efesus 2:20-22.
3.
Sujud menyembah
kepada Allah
berarti membakar ukupan menunjuk kepada doa dari orang-orang kudus.
Kesimpulannya:
Selagi Tuhan berikan kesempatan maka, gereja Tuhan harus: berpegang kepada Firman,
memberi diri dipimpin Roh Kudus,
dan hidup dalam doa penyembahan =
memiliki iman, harap, dan kasih.
1 Samuel 15:26
15:26 Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan
kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN;
sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel."
Tuhan
telah menolak Saul sebagai raja atas Israel artinya: tidak ada lagi kesempatan
untuk mengerjakan tiga perkara seperti penguraian di atas, di hadapan Tuhan =
tidak mendapat kesempatan untuk memperoleh keselamatan.
Iman, harap dan kasih dikaitkan dengan pola
Tabernakel.
- Iman terkena kepada daerah halaman berarti dibenarkan oleh korban Kristus.
- Harap tekena kepada Ruangan Suci, berharap kepada yang
tidak kelihatan di situ ada ketekunan, yaitu ketekunan dalam tiga macam ibadah
pokok sesuai dengan tiga alat di dalam Ruangan Suci, yaitu:
- Meja Roti Sajian menunjuk kepada
ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
-
Pelita Emas
menunjuk kepada ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
-
Mezbah Dupa
menunjuk kepada ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
-
Kasih terkena kepada Ruangan Maha Suci, adalah gambaran dari
Yerusalem yang baru, yaitu kota mempelai (panjang dan lebarnya sama/empat
persegi).
Kesimpulannya,
ditolak = tidak mendapat keselamatan lagi (sudah terlambat untuk bertobat).
Ciri-ciri seorang
imam yang ditolak Tuhan…
1
Samuel 15:27
15:27 Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul
memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.
Ciri pertama seseorang yang
ditolak sebagai raja: “Saul mengoyak
punca jubah Samuel.”
Sejenak
kita melihat punca jubah Imam Besar….
Keluaran
28:33-36
28:33 Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima dari
kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung gamis
itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas,
28:34 sehingga satu giring-giring emas dan satu buah delima
selalu berselang-seling, pada ujung gamis itu.
28:35 Haruslah gamis itu dipakai Harun, apabila ia
menyelenggarakan kebaktian, dan bunyinya harus kedengaran, apabila ia masuk ke
dalam tempat kudus di hadapan TUHAN dan apabila ia keluar pula, supaya ia
jangan mati.
28:36 Juga haruslah engkau membuat patam dari emas murni dan
pada patam itu kauukirkanlah, diukirkan seperti meterai: Kudus bagi TUHAN.
Pada
punca/ujung jubah Imam Besar tergantung satu giring-giring emas dan satu buah delima
berselang-seling.
- Buah delima tergantung pada punca jubah arti rohaninya: Gereja Tuhan
bergantung kepada kebangkitan
Yesus Kristus.
Baju Efod berbicara tentang kematian Yesus Kristus.
Gamis baju efrod (warna biru) berbicara tentang kebangkitan Yesus
Kristus.
Suasana
kebangkitan: melayani di dalam kekudusan/kesucian.
Kalau
melayani masih dalam bentuk yang lama/hidup lama berarti kebangkitan palsu sebab
tidak satu dalam kematian Yesus.
Kalau satu dalam
kematian Yesus (mengubur hidup lama) maka kita juga akan satu dalam kebangkitan
Yesus (hidup dalam hidup yang baru).
Perlu untuk diketahui: di dalam buah delima
terdapat banyak biji-biji -> kepada sel-sel/anggota-anggota tubuh Kristus.
Kemudian, ada selaput-selaput seperti
sekat-sekat yang memisahkan biji-biji tersebut namun menjadi satu di dalam buah delima tersebut ini menunjuk kepada kesatuan
anggota-anggota tubuh Kristus yang berbeda-beda, inilah yang disebut kebangkitan tubuh.
Kalau anggota yang berbeda-beda menjadi satu
maka akan terlihat dengan jelas yaitu: sehati, sepikir, dan seperasaan.
Apa yang menjadi milik kita menjadi milik
bersama.
Pada sisi luar buah delima terdapat gambaran
seperti berbentuk mahkota menunjuk kepada raja-raja/orang-orang yang telah melayani Tuhan = suasana kebangkitan.
-
Giring-giring
emas berbicara tentang kepenuhan Roh Kudus.
Kepenuhan Roh Kudus yaitu berbahasa lidah/berbahasa
asing atau berlogat ganjil, yang adalah tempat
perhentian bagi orang
yang lelah di hadapan Tuhan.
Sesungguhnya
Tuhan sangat memperhatikan gereja-Nya baik dalam penderitaannya maupun dalam
kesengsaraannya, itu sebabnya
Tuhan sediakan hari perhentian.
Roma 8:9
(8:9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam
Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki
Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Orang
yang penuh dengan Roh Kudus adalah milik Kristus.
Roma 8:26
(8:26) Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita;
sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri
berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Roh
Tuhan akan membantu kita di dalam segala sesuatu bahkan dalam berdoapun Roh
Kudus akan menaikkannya di hadapan Tuhan termasuk keluhan-keluhan yang tidak
terucapkan naik ke hadirat Tuhan.
Ada
kalanya oleh karena beratnya penderitaan sampai mulut tidak sanggup lagi
berkata-kata tetapi Roh Kudus menaikkan bersama-sama dengan roh kita segala
keluhan-keluhan yang tidak terucapkan sama seperti orang yang berbahasa lidah.
Jadi
buah delima dan giring-giring betul-betul bergantung pada punca jubah Imam
Besar, inilah yang dikoyakkan oleh Saul.
Maka
inilah yang terkoyak dari diri Saul sehingga dia tidak pantas menjadi seorang
raja.
Kalau
anak Tuhan tidak saling mengerti satu dengan yang lain dan tidak mengerti pekerjaan
Tuhan (buah delima) = kasih dan tidak hidup dalam pimpinan Roh (giring-giring)
adalah ciri-ciri orang yang telah ditolak oleh Tuhan.
1
Samuel 15:27-28
(15:27) Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul
memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.
(15:28) Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: "TUHAN
telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah
memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu.
Imam
yang ditolak itu terlihat dari ketika ia mengoyakkan punca jubah itu.
Apa
tujuan kita datang kepada Tuhan? Apa motivasi kita beribadah kepada Tuhan?
Untuk dilihat orang lain atau untuk cari pekerjaan, kalau tujuan kita yang
lain-lain maka akan terlihat ciri-ciri ini.
Tuhan
tidak pernah memilih Saul, kalau Saul menjadi raja itu karena undian/keinginan
bangsa Israel namun sekalipun demikian Tuhan tetap memperlihatkan
kemurahan-Nya, Saul diperlengkapi dengan Roh Kudus tetapi dengan syarat harus
bertanggung jawab, tetapi semua itu diabaikan oleh Saul.
1 Samuel 15:29
(15:29) Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia
tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal."
Ketika
Saul ditolak sebagai raja atas bangsa Israel Tuhan tidak menyesal, Tuhan akan menyesal
ketika seseorang dijadikan imam tetapi melangkahi Firman (disinilah Tuhan
menyesal), Tuhan tidak memakai perasaan manusia daging (Tuhan bukanlah
manusia).
Penyesalan
Tuhan adalah kalau kita diangkat menjadi seorang imam/pelayan Tuhan namun
melangkahi Firman Tuhan.
Yang
Tuhan inginkan, supaya seorang Imamat rajani mendengar dan melakukan firman
Tuhan, sehingga tidak kompromi terhadap
dosa.
1 Samuel 15:30
(15:30) Tetapi kata Saul: "Aku telah berdosa; tetapi
tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para tua-tua
bangsaku dan di depan orang Israel. Kembalilah bersama-sama dengan aku, maka
aku akan sujud menyembah kepada TUHAN, Allahmu."
Ciri yang kedua: Saul meminta agar
dirinya dihormati oleh nabi Samuel = gila hormat.
Sidang
jemaat hormat kepada gembala sidang yang memberi pengajaran itu bukanlah gila
hormat melainkan Alkitabiah, tapi kalau sidang jemaat tidak dengar-dengaran karena
merasa diri bisa itu adalah gila hormat, malu untuk dengar-dengaran/ tidak mau
merendahkan diri adalah gila hormat.
Jadi
kesimpulannya, kalau melayani tanpa dengar-dengaran = gila hormat.
Kalau
ada dualisme yaitu Takhta Tuhan dan Takhta diri sendiri (egosentris) maka
pekerjaan Tuhan akan berantakan.
Pendeknya
: Saul gila hormat.
Tujuannya:
supaya tua-tua dan rakyat Israel melihat bahwa Samuel menghormati Saul = tidak
menghargai Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, yaitu Firman para nabi.
Dua
ciri ini melawan Trinitas dari Allah yaitu: TUHAN YESUS KRISTUS (kasih, iman
dan harap).
Kesalahan
Saul ini bukanlah kesalahan biasa, oleh sebab itu biarlah kita memperhatikan
apa yang sudah kita terima pada saat ini, supaya pelayanan kita diakui oleh
Tuhan (tidak ditolak).
1 Samuel 15:31-33
(15:31) Sesudah itu kembalilah Samuel mengikuti Saul. Dan
Saul sujud menyembah kepada TUHAN.
(15:32) Lalu berkatalah Samuel: "Bawa ke mari Agag,
raja Amalek itu." Dengan gembira Agag pergi kepadanya, sebab pikirnya:
"Sesungguhnya, kepahitan maut telah lewat."
(15:33) Tetapi kata Samuel: "Seperti pedangmu membuat
perempuan-perempuan kehilangan anak, demikianlah ibumu akan kehilangan anak di
antara perempuan-perempuan." Sesudah itu Samuel mencincang Agag di hadapan
TUHAN di Gilgal.
Kalimat
: “Kembalilah
Samuel mengikuti Saul…”
Samuel
untuk sementara waktu kembali bersama-sama dengan Saul dengan satu tujuan, untuk
membunuh Agag, raja orang Amalek, karena Agag masih ada di tangan Saul. Samuel
menggenapi Firman Tuhan yaitu, untuk menghapuskan ingatan terhadap dosa Amalek
di bawah kolong langit ini, dan Tuhan menandaskan: jangan lupa.
Biarlah
kita menggenapi Firman Tuhan malam ini, yaitu jangan ada lagi dosa Amalek. Dosa
Amalek ialah menghalangi jalan salib/menghalangi pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna untuk menjadi Mempelai Anak Domba.
Saat
bangsa Israel di padang gurun orang Amalek mendatangi barisan paling belakang itulah
orang yang letih lesu dan yang berbeban berat yaitu: menghabisi anak-anak dari
ibunya.
Waktu
acara GPT pada bulan 5 yang lalu saya
mengikuti loka karya, dikatakan di situ kalau seorang bapak yang mati maka putuslah dua generasi, kalau pemuda yang dihabisi maka putuslah tiga generasi, tetapi
kalau anak-anak yang dihabisi maka putuslah empat generasi.
Yang
Tuhan mau kita semua beranak cucu/berkembang biak dan banyak jiwa-jiwa
diselamatkan, dari generasi ke generasi.
Kalau
Saul lupa terhadap perjanjian dengan Tuhan, tidak demikian dengan Samuel, dia
menggenapi Firman Tuhan. Sekarang bagaimana dengan kita, mari kita perhatikan
Firman Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberitaan
Firman oleh:
Gembala sidang:
Daniel.U.Sitohang
No comments:
Post a Comment