IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 08 OKTOBER 2016
TEMA: STUDY YUSUF
(Seri 104)
Subtema : TERJADILAH = TERGENAPI.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita
sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kita segera memperhatikan firman
penggembalaan Ibadah Kaum Muda Remaja tentang STUDY YUSUF dari Kejadian 40.
Kejadian 40: 20-22
(40:20) Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun,
maka Firaun mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala
juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya:
(40:21) kepala juru minuman itu dikembalikannya ke dalam jabatannya,
sehingga ia menyampaikan pula piala ke tangan Firaun;
(40:22) tetapi kepala juru roti itu digantungnya, seperti yang
ditakbirkan Yusuf kepada mereka.
Terjadilah pada hari ketiga, yaitu hari kelahiran
Firaun, segala sesuatu yang dinyatakan oleh Yusuf kepada juru minuman dan juru
roti.
Pendeknya; tergenapilah apa yang
dikatakan oleh Yusuf kepada juru minuman dan juru roti; juru minuman
dikembalikan pada pangkat semula, sedangkan juru roti digantung
setinggi-tingginya. Terjadilah =
tergenapi.
Roma 10: 4
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga
kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
Kristus adalah kegenapan hukum Taurat. Hukum Taurat tergenapi oleh karena salib Kristus.
Kata digenapi berarti; hukum Taurat belum sempurna, sama seperti Yusuf menceritakan arti
mimpi juru minuman dan juru roti itu, dan setelah tiga hari semuanya tergenapi, atau terjadi sesuai dengan perkataan Yusuf.
Pertanyaannya, Mengapa hukum Taurat digenapi?
Matius 5: 38
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi
ganti gigi.
Hukum Taurat berarti, “mata ganti mata, gigi ganti gigi,” artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat dosa tidak luput dari hukuman = binasa.
Berarti mereka yang hidup di bawah hukum
Taurat; tidak kenal belas kasih, jauh dari kasih karunia.
Yohanes 1: 17
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia
dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kebenaran dan kasih karunia datang oleh Yesus Kristus.
Hukum Taurat tidak mengenal kebenaran dan kasih karunia.
Sebagai pembuktiannya.
Yohanes 8: 2-5
(8:2) Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat
datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
(8:3) Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya
seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
(8:4) Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata
kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang
berbuat zinah.
(8:5) Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari
perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal
itu?"
Ahli Taurat dan orang Farisi membawa
seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah di hadapan Yesus Kristus,
dan mereka berkata: “Musa dalam hukum
Taurat memerintahkan kita untuk melempari (dengan batu) perempuan-perempuan yang demikian (yang kedapatan berzinah)”.
Dilempari, menunjukkan bahwa
hukum Taurat itu tidak mengenal kebenaran
dan kasih karunia.
Yohanes 8: 6
(8:6) Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya
mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk
lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
Di sini kita perhatikan bahwa, ahli Taurat dan
orang Farisi mengatakan hal itu dengan satu tujuan, yaitu untuk mencobai Yesus
Kristus.
Selain tidak mengenal kebenaran dan kasih karunia, juga orang-orang yang hidup di dalam hukum Taurat, saling mencobai dan saling mempersalahkan satu dengan yang lain.
Roma 2: 15
(2:15) Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada
tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran
mereka saling menuduh atau saling membela.
Kalau hukum Taurat tertulis dalam hati, maka hati dan pikiran mereka turut bersaksi, yaitu: saling menuduh (mempersalahkan) saling membela.
Inilah yang terjadi bila hidup di bawah
hukum Taurat; saling menuduh dan
saling membela diri, inilah
kebenaran dari hukum Taurat.
Roma 10: 5
(10:5) Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat:
"Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya."
Kebenaran menurut hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya" = kebenaran karena hasil usaha seseorang. Itulah mengenai hukum Taurat.
Kalau hukum Taurat digenapi, menunjukkan
bahwa hukum Taurat itu tidak mempunyai kebenaran dan tidak mengenal kasih
karunia, oleh sebab itu hukum Taurat harus digenapi.
Pertanyaannya: APA KERUGIAN BILA HUKUM TAURAT TIDAK DIGENAPI?
Matius 5: 17-18
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
(5:18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap
langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan
dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Satu iota atau satu titik
tidak ditiadakan dari hukum Taurat.
-
Satu iota -> orang yang lemah.
-
Satu titik -> orang yang tertindas.
Pendeknya; yang lemah tetap lemah, yang
tertindas tetap tertindas = tetap dalam dosanya.
Itulah kerugian bila hukum Taurat tidak
tergenapi: tetap dalam keadaan yang lama/hidup yang lama.
Lukas 16: 15-17
(16:15) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri
di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi
manusia, dibenci oleh Allah.
(16:16) Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman
Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang
menggagahinya berebut memasukinya.
(16:17) Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari
hukum Taurat batal.
Orang Farisi
hidup di bawah hukum Taurat, sebagai bukti:
Yang pertama: “membenarkan diri di hadapan orang”, = kebenaran karena hasil usaha.
Kemudian, Yesus
berkata kepada orang-orang Farisi; “... apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh
Allah ...” Yesus mengetahui isi hati mereka, yaitu: kagum
dengan hasil usaha mereka, tidak kagum/tidak bermegah terhadap salib Kristus.
Kagumlah terhadap segala perbuatan-Nya.
Kalau kita kagum terhadap perkara lahiriah, Tuhan membenci, Tuhan tidak suka.
Tidak perlu kita mengagumi/menggandrungi, termasuk artis atau apapun
di atas muka bumi, selain mengagumi Tuhan Yesus.
Yang kedua kalimat: “orang menggagahi-Nya berebut memasukinya”
artinya:
Siapa yang kuat, siapa yang bisa, siapa
yang mampu, itu yang dinyatakan benar menurut hukum Taurat.
Jadi, yang lemah tetap lemah, yang
tertindas tetap tertindas, karena kebenaran hukum Taurat itu kebenaran menurut
hasil usaha, sama seperti orang-orang Farisi; mereka berusaha membenarkan diri
dengan kemampuan, dengan cara menggagahi, memasuki kerajaan sorga dengan
kekuatan mereka, sehingga dengan demikian mereka membenarkan diri di hadapan
banyak orang.
Tetapi di sini dengan jelas Yesus
berkata kepada orang-orang Farisi: “Lebih
mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal”
Itulah kelemahan dari hukum Taurat; yang
lemah tetap lemah, yang tertindas tetap tertindas, sebab kebenaran dari hukum
Taurat itu diukur dari kekuatan seseorang untuk membenarkan diri.
Kebenaran karena hasil usaha = ibadah yang dijalankan secara lahiriah.
Matius 15:8
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya
jauh dari pada-Ku.
Memuliakan Tuhan dengan bibirnya tetapi
hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmani kepada Tuhan, tetapi
tidak mempersembahkan manusia batinnya kepada Tuhan = ibadah lahiriah/ibadah Taurat.
Tadi kita sudah melihat; orang-orang
Farisi menggagahinya berebut memasukinya, berarti kebenaran karena kekuatan, kebenaran karena kemampuan,
kebenaran karena hasil usaha, itu adalah ibadah lahiriah.
Matius 15: 9
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang
mereka ajarkan ialah perintah manusia."
Ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah manusia/karena aturan manusia, bukan karena penyerahan diri, beribadah dan melayani Tuhan = ibadah buatan tangan manusia.
Kalimat; “percuma mereka
beribadah kepadaku”, artinya: ibadah yang dijalankan secara lahiriah adalah ibadah
yang sia-sia, tidak mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Lebih jauh kita
melihat ibadah Taurat/ibadah yang dijalankan secara lahiriah…
Ibrani 9:24-25
(9:24) Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan
manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi
ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
(9:25) Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan
diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat
kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
Pada saat hari raya pendamaian, seorang Imam Besar harus membawa darah domba jantan dan darah lembu jantan muda sampai
kepada Ruangan Maha Suci, di situ dia mengadakan tujuh kali percikan di atas
tutup pendamaian dan tujuh kali percikkan di depan tabut perjanjian untuk
memperdamaikan dosanya dan dosa bangsanya, ini adalah ibadah yang dijalankan secara lahiriah atau ibadah Taurat.
Ibadah Taurat/Ibadah lahiriah adalah
gambaran dan bayangan dari kebenaran itu sendiri, jadi bukan hakekat dari
kebenaran itu sendiri.
Gambaran atau bayangan berarti ibadah yang
seperti ini sifatnya kamuflase, tidak mengandung janji dan kuasa.
Roma 3: 27
(3:27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada!
Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
Kalau kita dibenarkan oleh karena iman, itu adalah kasih karunia, maka setiap orang tidak ada dasar untuk bermegah, tidak ada dasar untuk menyombongkan diri.
Sebaliknya, kebenaran itu karena hasil usaha, kecenderungannya suka bermegah, suka
menyombongkan diri, merasa diri bisa, lebih baik, lebih benar, lebih suci dari
orang lain. Sampai pada
akhirnya mengagumi hasil usahanya/ suka bermegah.
Roma 3:20
(3:20) Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah
oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang
mengenal dosa.
Perlu untuk diketahui; tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat sebaliknya justru oleh karena hukum Taurat orang mengenal dosa.
Kesimpulannya; hidup di bawah hukum
Taurat: binasa, tidak mendapatkan keselamatan yang kekal.
Jalan keluarnya.
Roma 10: 4
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga
kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
Yohanes 1: 16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima
kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia
dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Oleh karena kepenuhan-Nya, kita semua
menerima kasih karunia dan kebenaran.
Keterangan: KASIH KARUNIA.
Kasih karunia = kemurahan Tuhan = yang
tidak layak menjadi layak.
Orang-orang yang
merasakan kasih karunia;
Yang pertama: Perempuan yang terkenal
berbuat dosa, dia dibenarkan oleh karena kasih karunia ... Lukas 7.
Yang kedua: Perempuan yang kedapatan
berzinah di pagi hari juga dibenarkan karena kasih karunia ... Yohanes 8.
Yang ketiga: Perempuan Kanaan juga
dibenarkan oleh karena kasih karunia ... Matius
15: 22-28.
Kemudian, kita
juga ada sebagaimana ada, oleh karena kasih karunia, dapat beribadah dan
dipercayakan pelayanan oleh karena kasih karunia. Oleh sebab itu tidak ada
alasan untuk bermegah.
Efesus 2: 11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang
bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka
yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan
oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan
Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu
"jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Bangsa kafir disebut juga dengan orang
yang tidak bersunat berarti yang dahulu hidup jauh dari Allah, tetapi oleh darah salib Kristus,
yang dahulu hidup jauh dari Allah sudah menjadi dekat = bangsa kafir mendekat kepada Tuhan karena
kasih karunia.
Puji Tuhan, semua karena kasih karunia
Tuhan/oleh darah salib Kristus.
Keterangan: KEBENARAN.
Kebenaran yang sejati terletak pada
salib. Di luar salib, tidak ada lagi kebenaran.
Mari kita lihat peristiwa salib ...
Matius 27: 53-54
(27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur,
lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
(27:54) Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus
menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah
terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."
Kepala pasukan berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah”. Mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Kepala pasukan berkata: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”…Markus
15:39.
Kesimpulannya,
“Anak Allah”, artinya: dibenarkan karena sengsara salib/aniaya karena Firman.
Selanjutnya,
kita akan periksa dari sisi Injil
Lukas…
Lukas 23: 47
(23:47) Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan
Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
Ketika kepala pasukan melihat apa yang
terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: “Sungguh,
orang ini adalah orang benar!”
Berarti, kepala pasukan dibenarkan oleh salib Kristus.
Ketika kepala pasukan dibenarkan oleh
salib Kristus, dia memuliakan
Allah, dan mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Sebab tidak ada seorangpun yang sampai kepada Allah tanpa melalui Anak.
Roma 3: 21-23
(3:21) Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah
dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para
nabi,
(3:22) yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi
semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah,
Kebenaran Allah karena iman itu terdapat
dalam Kristus Yesus bagi semua orang, Yang percaya.
Jadi tanpa hukum Taurat, kebenaran telah
dinyatakan di dalam pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.
Dengan demikian,
tanpa ragu kita mengatakan bahwa Yesus adalah kegenapan dari hukum Taurat.
Roma 3: 24-26
(3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena
penebusan dalam Kristus Yesus.
(3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian
karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan
keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu
pada masa kesabaran-Nya.
(3:26) Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada
masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya
kepada Yesus.
Kita dibenarkan oleh karena kasih karunia,
lewat pribadi Yesus Kristus yang disalibkan, dan itu menunjukkan keadilan Allah
kepada kita sekaliannya.
Dahulu kita
hidup di dalam hukum dosa dan hukum Taurat, tetapi sekarang, kita hidup oleh karena
kasih karunia (kemurahan), menunjukkan keadilan-Nya.
Yesaya 11: 3-4
(11:3) ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan
menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata
orang.
(11:4) Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan,
dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di
negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya
seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.
Di sini kita melihat;
-
Keadilan dinyatakan kepada orang-orang lemah -> iota.
-
Keputusan yang jujur dinyatakan kepada
orang-orang yang tertindas ->
titik.
Dan ini terjadi setelah hukum Taurat
digenapi. Keadilan
terjadi kepada orang yang lemah, dan keputusan yang jujur kepada yang
tertindas.
Praktek penggenapan hukum Taurat dalam kehidupan
sehari-hari.
Roma 13: 10
(13:10) Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih
adalah kegenapan hukum Taurat.
Tadi dikatakan; Kristus adalah kegenapan hukum Taurat. Di sini dikatakan; kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Berarti ketika Yesus menggenapi hukum
Taurat, itu menunjukkan kasih Allah kepada saya dan saudara.
Kasih itu tidak berbuat jahat terhadap
sesama manusia.
“Karena begitu besar kasih
Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal”… Yohanes 3:16.
1 Petrus 4:8
(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan
yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Yang terutama: “kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain.”
Oleh sebab itu, biarlah kita hidup di
dalam kasih.
Alasan mengasihi: kasih itu menutupi
banyak sekali dosa.
Kolose 3: 14
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat
yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Yang kedua, kasih itu berguna: sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Efesus 5:2
(5:2) dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga
telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan
dan korban yang harum bagi Allah.
Kesimpulannya; mengasihi, berarti;
menyerahkan diri sebagai persembahan dan korban yang berbau harum bagi Allah.
Ciri-ciri orang yang mendapat keadilan.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah
TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas
bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari,
kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita
tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari
Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Menikmati firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, itulah ciri-ciri orang yang mendapat keadilan.
Firman pengajaran mempelai ini suatu
kali nanti akan membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, itulah sasaran
akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini.
Itulah upah dan keadilan Tuhan kepada
orang yang lemah dan yang tertindas.
Yesaya 2: 4
(2:4) Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi
wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya
menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa
tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan
lagi belajar perang.
“... bangsa
tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa ...”, artinya; tidak ada
lagi peperangan, tidak ada lagi pertikaian, tidak ada lagi permusuhan antara
satu dengan yang lain.
Sebagai bukti: Dua alat senjata perang
berubah menjadi:
1. Pedang-pedang berubah menjadi mata bajak.
Kegunaan mata bajak: untuk membajak atau
mencangkuli tanah ataupun ladang, sehingga tanah atau ladang menjadi subur.
Tanah yang subur/baik tandanya, apabila benih ditaburkan, ia akan tumbuh,
berakar dan berbuah, 100, 60, 30 X lipat.
2. Tombak-tombak berubah menjadi pisau
pemangkas.
Kegunaan pisau pemangkas: memotong rumput kering atau pun jerami.
Rumput kering itulah kehidupan yang tidak ada persekutuan dengan
Tuhan, tidak menghasilkan buah, tidak dapat berbuat apa-apa di hadapan Tuhan.
Roma 10: 6-7
(10:6) Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: "Jangan
katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk
membawa Yesus turun,
(10:7) atau: "Siapakah akan turun ke jurang maut?", yaitu:
untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati.
Firman pengajaran mempelai dalam
terangnya Tabernakel juga disebut firman iman.
Kebenaran karena
Iman, percaya, terhadap kuasa kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus.
- Turun =
kematian Yesus Kristus.
- Naik =
kebangkitan Yesus Kristus.
Roma 10:8
(10:8) Tetapi apakah katanya? Ini:“Firman itu dekat kepadamu,yakni di dalam
mulutmu dan di dalam hatimu.”Itulah firman iman, yang kami beritakan.
Firman itu dekat
dengan kita tidak jauh tempatnya, tidak di langit dan tidak di seberang laut,
yakni di dalam mulut dan di dalam hati.
Roma 10: 9-10
(10:9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus
adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
(10:10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan
mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Tanda bila Firman ada di dalam mulut dan
di dalam hati:
-
Mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, artinya:
menyembah Allah yang hidup, berarti terlepas dari penyembahan
berhala.
Kekerasan hati juga disebut dengan penyembahan berhala. Berhala artinya:
segala sesuatu yang melebihi Tuhan.
-
Hati percaya bahwa Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati -> suasana kebangkitan, berarti melayani dalam kesucian.
Inilah kebenaran karena iman, dan kita
dibenarkan oleh karena iman, bukan karena hasil usaha masing-masing; firman itu ada di dalam mulut dan firman itu ada di dalam
hati kita masing-masing setelah hukum Taurat digenapi. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment