IBADAH RAYA MINGGU, 16 OKTOBER 2016
“WAHYU PASAL LIMA”
(Seri 10 )
Subtema : PENGHAKIMAN TAKHTA PUTIH.
Shalom
saudaraku
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan,
kita diberi kesempatan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai
kesaksian.
Segera
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 5.
Wahyu
5: 11-12
(5:11) Maka aku melihat
dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk
dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
(5:12) katanya
dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk
menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan
kemuliaan, dan puji-pujian!"
Rasul
Yohanes melihat dan mendengar suara banyak malaikat
sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua
itu.
Kata
mereka dengan suara nyaring: “Anak Domba
yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan
kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”
Kemudian,
jumlah mereka (para malaikat, makhluk-makhluk, tua-tua), yaitu berlaksa-laksa
dan beribu-ribu laksa.
Jadi,
jumlah para malaikat yang ada di sekeliling takhta, termasuk tua-tua dan makhluk-makhluk,
serta suara nyaring yang terdengar menunjukkan status dan keberadaan atau
posisi dari Anak Domba yang disembelih itu.
Saya
dan saudara dalam kehidupan sehari-hari, dalam ibadah pelayanan di hadapan
Tuhan, dapat menunjukkan status dari Anak Domba Allah yang disembelih.
Daniel
7: 9-10
(7:9) Sementara aku
terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya;
pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya
dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
(7:10) suatu sungai
api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia,
dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis
Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.
Kita
melihat di sini: “... kursi-Nya dari
nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar ...”
Perhatikan
kalimat berikutnya: “... lalu duduklah
Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih
seperti bulu domba ...”
Kesimpulan
dari kalimat ini: disebutlah itu dengan penghakiman dari TAKHTA PUTIH.
Dengan
demikian, status, keberadaan dan posisi Anak Domba Allah yang disembelih pada
akhirnya duduk di atas takhta putih.
Yesus
Kristus, Dialah Anak Domba yang disembelih, suatu kali nanti Dia akan tampil
sebagai Raja dan hakim untuk mengadili semua bangsa.
Itulah
status yang sudah ditunjukkan oleh para
malaikat, makhluk-makhluk dan tua-tua, dan terbukti dari suara
nyaring yang keluar dari mulut mereka nanti, segala puji, segala hormat
kekayaan akan dibawa kepada Dia.
Wahyu
20: 11
(20:11) Lalu aku
melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya.
Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
Suatu
takhta putih yang besar dan Dia yang duduk di atasnya, yaitu Anak Domba yang
disembelih.
Lalu,
pada saat munculnya takhta putih itu, lenyaplah bumi dan langit di hadapan-Nya,
tidak ditemukan lagi tempatnya.
Jadi,
takhta putih itu adalah penghakiman terakhir, hari penghakiman.
Saat
saya mempersiapkan firman ini, hati saya bergetar dan saya berkata: “Tuhan, apakah Engkau memberi kemampuan
kepada saya untuk menyampaikan firman ini atau tidak, Tuhan? Tetapi kalau
boleh, dengan kerendahan hati mampukan hamba untuk menyampaikan firman ini,
supaya kami semua boleh menikmati kemurahan Tuhan. Bila nanti takhta putih itu muncul,
kami tidak lenyap bersama dengan bumi dan langit”, itu doa saya.
Dan
mari kita sama-sama berdoa, supaya Tuhan bukakan rahasia firman malam ini,
supaya kita tahu apa yang kita perbuat dan kita kerjakan sekarang dan
seterusnya.
Wahyu
20: 12-13
(20:12) Dan aku
melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka
semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan
orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada
tertulis di dalam kitab-kitab itu.
(20:13) Maka laut
menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut
menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi
masing-masing menurut perbuatannya.
Laut
dan maut dan juga kerajaan maut akan menyerahkan orang-orang mati yang ada di
dalamnya. Mereka dihidupkan kembali. Inilah yang disebut kebangkitan yang
kedua.
Lalu,
mereka yang dihidupkan itu, berdiri di hadapan takhta putih (sebagai Majelis
Pengadilan) untuk menghakimi mereka, laki-laki perempuan, tua muda, besar dan
kecil akan diadili menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang tertulis pada
kitab-kitab itu.
Jadi,
pada penghakiman takhta putih, semua orang mati dibangkitkan/dihidupkan, itu
adalah kebangkitan kedua, sedangkan kebangkitan pertama berlaku bagi mereka
yang teraniaya pada masa aniaya antikris, dimana kepala mereka dipenggal karena
kesaksian terhadap Anak Domba dan mereka tidak menerima cap meterai di dahi atau
di tangan kanan, dan tidak menyembah binatang dan patung itu. Kemudian, setelah
selesai masa aniaya antikris, terjadilah
kebangkitan yang pertama. Lalu mereka yang dibangkitkan tampil menjadi raja
bersama-sama dengan Kristus di dalam kerajaan seribu tahun damai. Setelah masa
seribu tahun damai ini selesai, Iblis/Setan dibiarkan, dilepaskan untuk
sementara waktu, tetapi tidak berkuasa lagi bagi orang-orang kudus.
Lalu
setelah selesai masa itu, muncullah takhta putih. Kemudian orang mati
dihidupkan kembali, itulah kebangkitan yang kedua.
Jadi,
ada kematian yang pertama, ada kematian yang kedua, ada kebangkitan yang
pertama, ada kebangkitan yang kedua.
Wahyu
20: 14
(20:14) Lalu maut
dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian
yang kedua: lautan api.
Setelah
selesai masa penghakiman, orang-orang sudah diadili sesuai perbuatan mereka
yang tertulis dalam kitab-kitab itu, maka maut dan kerajaan maut dilemparkan ke
dalam lautan api, itulah kematian yang
kedua.
Lautan
api neraka adalah kematian yang kedua.
Mereka
diadili sesuai perbuatan mereka, sesuai dengan apa yang tertulis dalam
kitab-kitab, barulah maut dan kerajaan maut dilemparkan ke dalam api, itulah
kematian yang kedua.
Ada
dua jenis kitab: kitab-kitab dan kitab kehidupan.
Sekecil
apapun kesalahan yang kita perbuat, itu ditulis dalam kitab-kitab, sesuai
dengan hari, tanggal, jam, tahun, semua tertulis jelas, tidak ada yang
tersembunyi di hadapan Tuhan. Kalau boleh saya buat persamaannya, kitab-kitab
itu bagaikan kitab harian.
Wahyu
20: 15
(20:15) Dan setiap
orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan
itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Kemudian,
yang namanya tidak tertulis (tidak terdaftar) dalam kitab kehidupan,
dilemparkan ke dalam lautan api bersama dengan maut dan kerajaan maut.
Jadi,
semua tindak tanduk, tingkah langkah kita, tertulis dalam kitab-kitab. Saudara
jangan berpikir, berbuat sesuatu seenaknya, berbuat sesuatu seenak hati, tidak
peduli dengan orang lain, tidak merasa bahwa Tuhan melihat. Hati-hati, semua
itu tertulis dalam kitab-kitab, dan semua orang akan diadili sesuai dengan
perbuatannya yang tertulis dalam kitab-kitab. Kita tidak bisa membela diri.
Mungkin kita bisa membela diri di bumi, tetapi tidak di hadapan Tuhan.
Barangkali
di waktu-waktu yang lalu banyak kesalahan, kejahatan, kenajisan, kemunafikan,
kepura-puraan, sekarang waktunya untuk mengajar ketertinggalan, sampai akhirnya
nama tertulis dalam kitab kehidupan.
Itu
sebabnya, sekali lagi saya sampaikan: setiap perbuatan itu ditulis dalam
kitab-kitab. Kalau kejahatan itu terlalu banyak, nama kita tidak tertulis dalam
kitab kehidupan. Semuanya akan ditimbang di hadapan Majelis pengadilan, yaitu
Penghakiman takhta putih.
Kalau
kebenarannya lebih berat, atau banyak berbuat kasih namanya tertulis dalam
kitab kehidupan, barangkali begitu. Tetapi kalau terlalu banyak kejahatan di
dalamnya, maka akan dilemparkan ke dalam lautan api bersama dengan maut dan
kerajaan maut.
Jalan
keluarnya supaya selamat pada hari penghakiman takhta putih.
Wahyu
20: 12, 15
(20:12) Dan aku
melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu
dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan.
Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang
ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
(20:15) Dan setiap
orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia
dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Jalan
keluarnya: mau tidak mau nama harus tertulis dalam kitab kehidupan atau
terdaftar di sorga.
Pertanyaannya:
SIAPAKAH MEREKA YANG NAMANYA TERTULIS DALAM KITAB KEHIDUPAN?
Wahyu
5: 11
(5:11) Maka aku
melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk
dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
Mereka
itu bagaikan malaikat-malaikat, makhluk-makhluk dan tua-tua yang berada di
tengah-tengah takhta dan melayani Anak Domba itu.
Saya
sampaikan malam ini, kita semua berdiri di hadapan takhta Anak Domba, menghadap
takhta kasih karunia dan melayani Tuhan. Jangan hanya datang, duduk, diam dan
pulang, itu tidak cukup. Biarlah kiranya dengan segala kerinduan, kita
mengambil bagian di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan. Harus
ada kerinduan seperti itu, supaya nama tertulis dalam kitab kehidupan.
Gereja
yang pasif atau tidak ada kegiatan, itu adalah gereja yang sangat disayangkan =
bunuh diri sebelum Tuhan datang pada kali yang kedua. Belajar untuk mengambil
bagian dalam pelayanan, seperti hamba-hamba yang dipercaya oleh tuannya ada
yang lima talenta, ada yang dua, ada juga yang sepuluh. Melayani sesuai dengan
karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan kepada
tiap-tiap orang.
Dulu,
saya tidak melihat ada karunia dari pemimpin pujian tadi, Sdr. Kevin. Tetapi
seiring waktu berjalan, mulai Tuhan gali potensi yang ada dalam dirinya, dan
seiring waktu berjalan semakin dia mau membuka hati dan mau menyerahkan diri untuk
dipakai oleh Tuhan. Dia tidak menutup diri, dia membuka, dia tahu segala
keterbatasan dalam dirinya, dan dia mau belajar, dan Tuhan mau pakai orang yang
seperti ini.
Berbeda
dengan orang yang punya potensi/kemampuan secara manusia daging, tetapi tidak
mau menyerah, tidak mau menaklukkan diri kepada Tuhan, Tuhan tidak pakai yang
seperti ini.
Tetapi
sebaliknya, sekalipun kita mempunyai keterbatasan, katakan sekalipun kita ini
orang bodoh, tetapi kalau mau menyerahkan diri kepada Tuhan, orang seperti ini
dipakai.
Ayo
berdiri di hadapan takhta kasih karunia, melayani Anak Domba Allah yang
disembelih, statusnya sudah menjadi raja dan menjadi hakim, itulah majelis
pengadilan yang disebut takhta putih.
Wahyu
5: 12
(5:12) katanya
dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima
kuasa, dan
kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"
kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"
Dari mulut mereka terdengar suara nyaring, katanya: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”
Sebagai gambaran dari
suara nyaring mereka ...
Wahyu
4: 5
(4:5) Dan dari
takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor
menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
“... dari takhta itu keluar kilat dan bunyi
guruh yang menderu ...”, ini adalah daya dan kekuatan yang dikerjakan oleh Roh
Kudus.
Daya
dan kekuatan Roh Kudus ini akan dialami oleh orang-orang yang dipenuhkan Roh
Kudus, yaitu saksi-saksi Tuhan, itulah tujuh obor yang menyala-nyala ->
orang-orang yang diurapi.
Lebih
jauh melihat tujuh obor yang menyala-nyala ...
Wahyu
5: 6
(5:6) Maka aku
melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah
tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh
dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Tujuh
obor atau ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi menjadi kesaksian. Kita
diutus di atas bumi provinsi Banten untuk menjadi kesaksian.
Kita
diutus di bumi provinsi Banten bukanlah suatu kebetulan, Tuhan punya rencana
yang begitu indah dan mulia, suatu kali kelak kita akan melihat kemuliaan-Nya
dinyatakan. Bukan suatu kebetulan Pengajaran Mempelai satu-satunya di provinsi
Banten, Tuhan punya maksud, Tuhan punya rencana yang mulia, suatu kali kelak kita
akan melihatnya asal saja saya dan saudara, para imam, menjadi tujuh obor,
menjadi tujuh Roh Allah betul-betul menjadi kesaksian.
Menjadi
kesaksian itu karena diurapi, bukan karena kemampuan daging, bukan karena
kepintaran, dan mereka itu akan memiliki daya dan kekuatan yang luar biasa di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka, itulah bunyi guruh yang menderu dan
tujuh obor (kehidupan yang diurapi).
Keluaran
19: 15-16
(19:15) Maka kata
Musa kepada bangsa itu: "Bersiaplah menjelang hari yang ketiga, dan janganlah
kamu bersetubuh dengan perempuan."
(19:16) Dan
terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan
awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah
seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
Sebelum
Allah turun di atas gunung Sinai, terlebih dahulu terdengar suara bunyi guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung
Sinai, dan bunyi sangkakala yang sangat keras, dan peristiwa itu semua
disaksikan oleh bangsa Israel sampai mereka gemetar menyaksikan peristiwa itu.
Inilah
daya dan kekuatan yang dikerjakan oleh Roh Kudus bagi saksi-saksi Tuhan.
Juga
bagi kehidupan anak-anak Tuhan, terkhusus bagi mereka yang sudah melayani,
menjadi kesaksian, memiliki daya kekuatan yang luar biasa di hadapan banyak
orang.
Dan
kalau kesaksian seperti ini benar-benar terjadi dalam kehidupan orang-orang
yang diurapi, orang yang melihat pasti gemetar, takut, tidak punya kekuatan
untuk melarikan diri. Orang yang gemetar mudah sekali ditarik untuk dibawa datang
kepada Tuhan.
Syaratnya:
jangan bersetubuh dengan perempuan,
artinya: jangan hidup menurut daging, betul-betul pengurapan itu penuh, supaya
terlihat daya dan kekuatan yang luar biasa sebelum Tuhan datang, dan bangsa bangsa,
tiap-tiap suku, kaum dan bahasa gemetar.
Orang
yang melayani dengan pengurapan yang penuh memiliki daya dan kekuatan yang luar
biasa, dan itu adalah kesaksian yang hebat, membuat orang gemetar.
Kita
lihat kesaksian itu lebih jauh, lebih rinci ...
Yehezkiel
1: 13
(1:13) Di tengah
makhluk-makhluk hidup itu kelihatan seperti bara api yang menyala, seperti
suluh, yang bergerak kian ke mari di antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api
itu bersinar sedang dari api itu kilat sabung-menyabung.
Kehidupan yang diurapi, menjadi kesaksian, dan mereka memiliki daya dan kekuatan yang luar biasa, di manapun berada, seperti suluh (tujuh obor) yang bergerak kian kemarin.
Kehidupan
yang diurapi pasti menjadi saksi, oleh sebab itu hati-hati jangan hidup menuruti
keinginan daging, sebab kesaksian dari orang-orang yang diurapi itu luar biasa,
seperti empat makhluk.
Bukti
daya dan kekuatan yang dikerjakan Roh Kudus.
Zakharia
4: 1-3
(4:1) Datanglah
kembali malaikat yang berbicara dengan aku itu, lalu dibangunkannyalah aku
seperti seorang yang dibangunkan dari tidurnya.
(4:2) Maka
berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku
melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di
bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada
masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu.
(4:3) Dan pohon
zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di
sebelah kirinya."
Kandil
emas dengan tujuh pelita yang menyala-nyala di atasnya. Kemudian, pohon zaitun
ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di
sebelah kirinya, artinya: menjadi terang/kesaksian karena urapan Roh Kudus.
Dua
pohon zaitun, itulah dua saksi Allah, yang diurapi, yaitu: Musa dan Elia.
Kejadian
8: 5-9
(8:5) Sampai bulan
yang kesepuluh makin berkuranglah air itu; dalam bulan yang kesepuluh, pada
tanggal satu bulan itu, tampaklah puncak-puncak gunung.
(8:6) Sesudah lewat
empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu.
(8:7) Lalu ia
melepaskan seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air
itu menjadi kering dari atas bumi.
(8:8) Kemudian
dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah
berkurang dari muka bumi.
(8:9) Tetapi burung
merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali
mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air;
lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke
dalam bahtera.
Burung
gagak dilepaskan untuk mengetahui apakah air bah itu sudah surut, tetapi
ternyata burung gagak itu terbang pulang pergi, kehidupan yang tidak memiliki
Roh Kudus, tidak dapat memberi petunjuk yang jelas/tidak dapat menjadi
kesaksian.
Burung
gagak -> orang yang tidak mengenal Tuhan.
Kemudian,
Nuh melepaskan burung merpati tetapi, karena seluruh bumi masih ada air maka
pulanglah burung itu kepada Nuh di dalam bahtera.
Kejadian
8: 10-11
(8:10) Ia menunggu
tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera;
(8:11) menjelang
waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya
dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air
itu telah berkurang dari atas bumi.
Setelah
tujuh hari burung merpati tersebut dilepaskan kembali. Pada waktu senja
pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh dan membawa sehelai daun zaitun yang
segar di paruhnya.
Bumi
dilanda oleh air bah selama kurang lebih lima bulan lamanya, sehingga merusak
segala yang ada kecuali pohon zaitun. Berarti kehidupan yang diurapi memiliki
daya dan kekuatan yang luar biasa. Gunung-gunung, pohon-pohonan, dirusak, dan
segala yang bernafas binasa oleh air bah, tetapi pohon zaitun tetap kokoh,
tidak rusak.
Artinya,
kehidupan yang diurapi terlepas dari dosa kenajisan, berarti kehidupan yang
diurapi memiliki daya dan kekuatan, sehingga terlepas dari dosa kenajisan,
sehingga menjadi kesaksian, dan orang yang menyaksikan akan gemetar.
Ketika
burung merpati membawa daun pohon zaitun pada paruhnya, dari situlah Nuh
mengetahui bahwa air bah itu mulai surut.
Kesaksian
seperti ini membuat orang gemetar dan bergetar dan Nuh mengetahui segala
sesuatu.
Jadi,
akhirnya kita mengetahui, suara nyaring itu gambaran dari daya dan kekuatan.
Saya
merindu, supaya nama kita semua tertulis dalam kitab kehidupan. Jangan sampai
nama kita tertulis dalam kitab-kitab itu karena kejahatan, kenajisan,
kefasikan, kepura-puraan, dan lain sebagainya.
Saya
sangat bersyukur menyampaikan ini, dan kita dapat mengerti apa yang Tuhan
inginkan. Jangan kita menjalankan ibadah secara lahiriah, tetapi biarlah kita menikmati
pelayanan Roh, yaitu, menikmati Pembukaan rahasia firman sampai mendarah
daging.
Saya
tidak bermaksud untuk mengecilkan seseorang, tetapi kalau kita jauh dari Tuhan,
kita tidak dapat memahami isi hati Tuhan, namun kita patut bersyukur, Anak
Domba yang disembelih membukakan rahasia
firman, supaya kita mengerti isi hati, dan rencana-Nya yang besar dalam
kehidupan kita masing-masing.
Hiduplah
dalam Roh, supaya menjadi kesaksian yang luar biasa, sampai membuat orang lain
gemetar.
Jangan
sampai kehidupan kita justru menimbulkan huru-hara, maka orang lain tidak gemetar
dan bergetar.
Kemudian,
perlu untuk diketahui ...
Kejadian
8: 6-9
(8:6) Sesudah lewat
empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu.
(8:7) Lalu ia
melepaskan seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air
itu menjadi kering dari atas bumi.
(8:8) Kemudian
dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah
berkurang dari muka bumi.
(8:9) Tetapi burung
merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali
mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air;
lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke
dalam bahtera.
Untuk
mengetahui air bah itu sudah surut atau belum, maka Nuh pertama-tama melepaskan
burung gagak, tetapi burung gagak itu terbang pulang pergi.
Burung
gagak adalah gambaran dari orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus. Roh Kudus
tidak tinggal dalam kehidupan orang-orang yang ada di luar Tuhan = hidup dengan
kefasikan.
Kemudian,
Nuh melepaskan burung merpati untuk melihat apakah air itu berkurang dari muka
bumi, tetapi setelah dilepaskan, burung merpati itu kembali karena belum ada
tumpuan bagi kakinya.
Artinya;
kehidupan yang diurapi Roh Kudus, dia akan kembali ke tempat dimana dia
berasal. Kita ini berasal dari Tuhan, harus kembali kepada Tuhan, harus berada
di rumah Tuhan, tidak boleh berkeliaran seperti burung gagak, melainkan berada
di dalam kandang penggembalaan.
Dunia
ini sedang dilanda oleh air bah, yaitu, dosa kenajisan, jadi kita harus kembali
kepada Tuhan, jangan bertahan di situ hanya karena uang dan pekerjaan. Seperti burung
merpati, dia kembali, karena tidak ada tumpuan bagi kakinya.
Kembali
kepada Tuhan, tergembala sungguh-sungguh, berarti sungguh-sungguh beribadah
kepada Tuhan, sungguh-sungguh melayani Tuhan. Dunia tidak terima kita, tidak
apa-apa, tetaplah berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani, tidak jadi
soal, yang penting hati Tuhan senang.
Dampak
positif kesaksian dengan daya dan kekuatan yang luar biasa.
Wahyu
5: 12-13
(5:12) katanya
dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima
kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan
puji-pujian!"
(5:13) Dan aku
mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi
dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang
duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan
kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
Semua
makhluk di sorga, di bumi, di bawah bumi dan juga yang di laut, diselamatkan
oleh karena suara nyaring, makhluk-makhluk dan tua-tua dengan jumlah yang
berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa. Dengan bukti mereka turut berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan
bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya!"
Kita
ini sama seperti puntung yang ditarik dari api, tinggal sedikit lagi terbakar
(binasa), seperti itulah orang-orang yang ada di bawah bumi, berada di dunia orang
mati, di dalam lautan itulah gambaran dunia ini, juga sama seperti puntung yang
ditarik dari api.
Tetapi
oleh karena kesaksian yang luar biasa dari orang-orang yang diurapi memiliki
daya kekuatan, sampai akhirnya mereka pun turut memuji dan memuliakan Tuhan. Ini
dampak positifnya.
Bagaimana dengan kesaksian hidup kita? Sanggupkah membuat orang lain bergetar, gemetar, untuk kita bawa datang mendekat kepada Tuhan, atau justru kita yang terseret oleh karena kelemahan-kelemahan?
Bagaimana dengan kesaksian hidup kita? Sanggupkah membuat orang lain bergetar, gemetar, untuk kita bawa datang mendekat kepada Tuhan, atau justru kita yang terseret oleh karena kelemahan-kelemahan?
Oleh
sebab itu, layani Tuhan sungguh-sungguh.
Biarlah
kita mengambil bagian dalam pelayanan, sebab hanya imam-imam dan raja-raja yang
masuk di dalam kerajaan yang kekal. Orang awam tidak boleh masuk dalam
kerajaan, maka kalau saudara mendapat kesempatan untuk melayani, jangan
sia-siakan kesempatan yang ada, sebagai panjang sabar-Nya.
Zakharia
4: 4-6
(4:4) Lalu
berbicaralah aku, kataku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu:
"Apakah arti semuanya ini, tuanku?"
(4:5) Maka
berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku:
"Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak,
tuanku!"
(4:6) Maka
berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya:
Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku,
firman TUHAN semesta alam.
Sama
halnya dengan Zerubabel, dia mendirikan Bait Suci di hadapan Tuhan, dimulai
dari pondasi sampai selesai, bukan dengan keperkasaan dan bukan karena
kekuatan, namun oleh Roh Tuhan.
Zerubabel
membangun Bait Allah yang di Yerusalem. Setelah pulang dari
pembuangan, mereka membangun Bait Allah yang sudah hancur, mulai dari pondasi
sampai selesai, bukan karena kekuatan, bukan karena keperkasaan, bukan karena
kemampuan daging, namun oleh karena Roh Kudus yang memberi kemampuan untuk
mengerjakan pekerjaan Tuhan dari awal sampai akhir, kita melayani dengan dahsyat
dan dengan kekuatan yang luar biasa.
Zakharia
4: 7
(4:7) Siapakah
engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia
akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu
itu!"
Gunung
yang besar menjadi rata, persoalan besar dapat selesai, inilah daya dan kekuatan
yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Kemudian,
Zerubabel mengangkat batu utama (batu
pilihan), itulah batu penjuru yang dipilih oleh Allah yang diletakkan di
atas gunung Sion, dasar kita melayani Tuhan, dasar kita untuk mengerjakan
pekerjaan Tuhan.
Batu
utama = Batu penjuru = korban Kristus.
Zakharia
4: 9-10
(4:9) "Tangan
Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan
menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang
mengutus aku kepadamu.
(4:10) Sebab siapa
yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria
melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN,
yang menjelajah seluruh bumi."
Asal
saja kita memandang ringan dan memandang kecil segala peristiwa-peristiwa yang
ada di muka bumi ini. Jangan sampai peristiwa-peristiwa di bumi, termasuk
pekerjaan, dan peristiwa lainnya, lebih besar dari peristiwa salib Kristus (korban
Kristus).
Korban
Kristus adalah dasar dari tiap-tiap bangunan...1 Korintus 3:10-11.
Pendeknya,
korban Kristus adalah dasar kita untuk melayani Tuhan
Oleh
sebab itu, sebelum Allah turun dari atas gunung Sinai, imam-imam dilarang untuk
bersetubuh, melayani tidak boleh dikuasai oleh hawa nafsu daging, melainkan
dalam pengurapan yang penuh, supaya segala pujian, hormat, kemuliaan, dan
kuasa, hanya bagi Dia.
Filipi
4: 2-3
(4:2) Euodia
kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
(4:3) Bahkan,
kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena
mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan
Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum
dalam kitab kehidupan.
Tidak
cukup hanya berbuat baik, tidak cukup hanya beribadah, tetapi layani Tuhan,
menjadi terang, menjadi kesaksian yang memiliki daya kekuatan yang luar biasa,
membuat orang bergetar dan gemetar, nama mereka tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Kalau
ada kekeliruan di waktu yang lalu, akui supaya Roh Kudus tinggal permanen. Sehati
sepikirlah dengan Tuhan Yesus, jangan sehati sepikir dengan Setan, roh jahat,
roh najis.
Malam
ini Tuhan menyatakan isi hatinya yang paling dalam, supaya nama kita tertulis
dalam kitab kehidupan. Bila nanti kita berhadapan dengan takhta putih, nama
kita tertulis dalam kitab kehidupan, tidak dilemparkan ke dalam lautan api
bersama-sama dengan maut dan kerajaan maut.
Sungguh
saya sangat merindu, sangat memperhatikan kehidupan sidang jemaat, teramat
lebih imam-imam, supaya tetap fokus dalam pelayanan. Saya berjuang, dan berdoa
kepada Tuhan. Sebetulnya keselamatan itu yang menikmati adalah pribadi lepas
pribadi tetapi saya mau belajar bertanggungjawab kepada jiwa-jiwa yang
dipercayakan oleh Tuhan.
Wahyu
5: 13-14
(5:13) Dan aku
mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi
dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang
duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan
kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
(5:14) Dan keempat
makhluk itu berkata: "Amin". Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan
menyembah.
Syarat
untuk mempertahankan diri sebagai imam/sebagai pelayan yang diurapi dengan kesaksian yang luar biasa, atau daya
dan kekuatan yang luar biasa: 4 makhluk itu berkata Amin dan 24 tua-tua tersungkur dan menyembah.
- Amin dalam
bahasa Ibrani, artinya: pasti, benar, sungguh. Pastikan hidupmu di dalam Tuhan.
Kemudian,
dengan mengatakan “Amin”, menunjukkan bahwa 4 makhluk memuliakan Tuhan... 2 Korintus 1:20.
- Penyembahan, senantiasa
berada rendah di bawah kaki Tuhan disitulah letak kekuatan kita.
Bila kedua
perkara tersebut ada, maka Roh Kudus tetap tinggal permanen dan memberi
kesaksian yang luar
biasa/daya
dengan kekuatan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel.U. Sitohang
No comments:
Post a Comment