IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 25 NOVEMBER 2016
Kitab Maleakhi.
Subtema: PELAYANAN
YANG BERKENAN DI HADAPAN TUHAN.
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekalian. Oleh karena kemurahan
hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab
disertai perjamuan suci.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman
Alkitab dari kitab Maleakhi 4.
Maleakhi 4: 1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti
perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi
seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN
semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang”.
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus ke bumi untuk yang kedua
kalinya, dimana Ia akan tampil sebagai Raja untuk menghakimi semua bangsa =
hari penghakiman.
Gambaran dari hari penghakiman: “menyala
seperti perapian,” maka yang akan terbakar di sini adalah jerami.
Jerami adalah batang padi atau batang gandum yang kering sesudah dituai
-> kerohanian yang kering-kering atau tidak berbuah atau tidak dapat berbuat
apa-apa, itulah orang yang hatinya jauh dari Tuhan atau hidup tanpa persekutuan
dengan Tuhan.
Pertanyaannya; siapakah mereka yang disebut jerami?
Yaitu; “Semua orang gegabah dan
setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami.”
Keterangan: ORANG FASIK.
Maleakhi 3: 15B
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia
orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu,
tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga."
Inilah paham yang dianut oleh orang-orang fasik; suka mencobai Tuhan.
Tetapi saya tambahkan juga malam ini; mengandalkan manusia dan kekuatannya
sendiri, itu juga mencobai Tuhan. Kemudian, bersungut-sungut dalam kesesakan,
itu juga mencobai Tuhan.
Mazmur 10:4
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke
atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh
pikirannya.
Kata orang fasik dengan batang hidungnya ke atas: “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!”, itulah seluruh
pemikiran orang fasik, sehingga dengan demikian, mereka bebas untuk mencobai
Tuhan.
Orang fasik dikaitkan dengan pribadi Saul.
1 Samuel 24: 12
(24:12) Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca
jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca
jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa
tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak
berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk
mencabut nyawaku.
Bagian dari perkataan Daud kepada Saul: “Walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.”
Pendeknya, Saul berusaha untuk membunuh Daud.
1 Samuel 24: 14
(24:14) seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari
orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.
Kemudian Daud berkata kepada Saul: “Dari
orang fasik timbul kefasikan” menunjukkan bahwa Saul adalah orang fasik.
Kefasikan tidak timbul dari Salib, tetapi kebenaran datang dari salib, dan
dusta tidak datang dari salib. Dusta datang dari orang fasik.
Sepandai-pandainya orang fasik menutup-nutupi dosanya, sekali waktu dosa
itu akan muncul ke permukaan, bila orang fasik tidak segera bertobat dari
kefasikannya.
Bukti kefasikan Saul (seri kefasikan Saul
yang keempat) Bagian C.
1 Samuel 18: 6-8
(18:6) Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud
kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan
dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari
dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;
(18:7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi
berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi
Daud berlaksa-laksa."
(18:8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan
perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud
diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya
beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."
Saul benci kepada Daud setelah mendengar nyanyian berbalas-balasan dari
perempuan yang menari-nari.
Adapun bunyi nyanyian itu: “Saul
mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa (berjuta-juta).”
1 Samuel 18: 9
(18:9) Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
“Sejak hari itu” maksudnya sejak
Saul mendengarkan nyanyian itu maka Saul
selalu mendengki Daud.
Dengki, berarti menaruh perasaan marah dan benci karena iri hati dengan
keberhasilan orang lain.
Dengki itu bagian dari kebencian seseorang terhadap orang lain.
1 Yohanes 3: 15
(3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah
seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang
tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia.
Pendeknya; dosa kebencian setara dengan dosa membunuh.
Kita seringkali jengkel melihat seorang pembunuh, apalagi korbannya
dipotong-potong atau dimutilasi tetapi seharusnya kita juga jengkel dengan rasa
benci kita kepada orang lain, karena dosa membenci setara dengan dosa membunuh.
1 Samuel 18: 10-11
(18:10) Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah
itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang
Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.
(18:11) Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya:
"Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya
sampai dua kali.
Sejak Saul benci kepada Daud, maka sejak itulah ia berusaha membunuh Daud.
Di sini kita melihat, tombak yang ada di tangan Saul dilemparkan ke arah
Daud, supaya ia tertancap ke dinding, tetapi Daud mengelakkannya sampai dua
kali. Hal ini terjadi setelah Saul dirasuki oleh roh jahat (Iblis).
Yohanes 8: 43-44
(8:43) Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku?
Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku.
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin
melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula
dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran.
Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah
pendusta dan bapa segala dusta.
Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula (sejak di taman Eden).
Berarti, kalau seseorang membenci sesamanya, dia adalah anak yang
dilahirkan dari benih si jahat.
Sama seperti Saul, setelah dia dirasuki oleh roh jahat, dia berusaha untuk
membunuh Daud dengan melempar tombaknya dua kali.
Sebagai bukti:
Yohanes 8: 37
(8:37) "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan
Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh
tempat di dalam kamu.
Orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus Kristus, berarti mereka
adalah keturunan Abraham yang tidak berasal dari Allah.
Alasan untuk membunuh Yesus Kristus:
1. “Karena firman Allah
tidak beroleh tempat di dalam hidup mereka
(Yohanes 8: 37B).”
Artinya;
a. Tidak memiliki hati nurani yang murni, hati mereka tidak murni mengasihi
Tuhan.
b. Hati mereka tidak tulus melayani Tuhan, misalnya; melayani karena ada
kepentingan, karena ada sesuatu.
Itulah kerugian kalau firman Allah tidak beroleh tempat di dalam hidup
mereka.
2. “Tidak dapat menangkap firman Allah
(Yohanes 8: 43).”
Artinya; tidak memiliki pengertian yang benar = pikiran tumpul -> orang
yang bebal, sebab dalam kitab Pengkotbah dikatakan; kalau pisau tumpul, maka
seseorang akan memperbesar tenaga.
3. “Tidak mau mendengarkan firman Allah
(Yohanes 8: 47).”
Berarti tidak memiliki pendengaran yang baik = tidak dengar-dengaran.
Kalau seseorang tidak dengar-dengaran; suka mendahului kehendak Tuhan,
persis seperti Saul.
Kalau saja mereka membiarkan firman itu ada dalam hidup mereka, tidak
mungkin orang-orang Yahudi ada keinginan untuk membunuh Yesus.
Yohanes 8: 38, 41
(8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan,
dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu."
(8:41) Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri."
Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu
Allah."
Apa yang dilihat dan didengar oleh orang-orang Yahudi, itulah yang mereka
kerjakan, yaitu mengerjakan pekerjaan dari Iblis/Setan yang adalah pembunuh
manusia sejak semula, sejak di taman Eden.
Sedangkan Yesus Kristus melakukan
kehendak Allah Bapa, sesuai dengan apa yang didengar, dan apa yang Dia lihat
dari Allah Bapa.
Yohanes 8: 44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin
melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula
dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran.
Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah
pendusta dan bapa segala dusta.
Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, sejak di taman Eden, dengan dua
alasan.
Alasan pertama: “Iblis tidak hidup dalam kebenaran.”
Kalau mereka mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Iblis, itu karena apa
yang mereka lihat, apa yang mereka dengar dari Iblis, menunjukkan
bahwa Iblislah yang menjadi bapa mereka.
Pendeknya; mata digunakan untuk melihat
ketidakbenaran, yaitu firman yang
dikurangkan.
Firman yang dikurangkan artinya; pemberitaan firman tentang salib diganti
dengan dua hal, yaitu;
1. Teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya.
2. Pemberitaan firman tentang salib diganti dengan tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat, yang sakit menjadi
sembuh dan lain sebagainya, namun salib tidak ditegakkan di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan.
Inilah yang dilihat orang-orang Yahudi dari Iblis, bapa pembunuh itu.
Seandainya orang Yahudi tidak melihat ketidakbenaran ini, saya yakin, orang
Yahudi tidak memiliki keinginan untuk membunuh Yesus.
Alasan kedua: “Iblis adalah pendusta dan bapa segala
pendusta.”
Kata-kata dusta inilah yang didengar oleh orang-orang Yahudi, sehingga
timbul keinginan untuk membunuh Yesus Kristus.
Pendeknya; telinga digunakan
untuk mendengarkan perkataan dusta
-> firman yang ditambahkan,
artinya; menyampaikan satu dua ayat firman disertai atau ditambahkan dengan
cerita-cerita isapan jempol, ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua,
ditambahkan dengan takhayul-takhayul, ditambahkan dengan filsafat-filsafat
kosong manusia.
Jadi, banyak hamba Tuhan yang menambahkan cerita si kancil, si buaya, untuk
memperjelas satu dua ayat.
Inilah perkataan dusta yang didengar oleh orang-orang Yahudi. Andai saja
mereka tidak mendengar perkataan dusta ini, mereka tidak ada keinginan untuk
membunuh Yesus.
Seandainya, sidang jemaat mendengar dan melihat/memperhatikan berita salib,
tidak mungkin ada keinginan untuk membenci dan menyakiti hati Tuhan dan sesama.
Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula (sejak di taman Eden), diawali
dengan memutar balik fakta kebenaran, firman Allah dipelintir terlebih dahulu (Kejadian
3:1). Setelah firman dipelintir, Hawa terperdaya, sehingga
dia menambahkan dan mengurangkan firman Tuhan, dan inilah pelanggaran terhadap
hukum Allah. Sedangkan pelanggaran terhadap hukum Allah adalah dosa (1 Yohanes 3: 14), dan upah dosa adalah
maut.
Jadi betul, Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, langkah awal; dia
harus pelintir firman Allah, firman Allah harus diputar balik terlebih dahulu.
Perkataan dusta inilah yang didengar oleh orang-orang Yahudi, sehingga ada
keinginan untuk membunuh Yesus.
Itu sebabnya Yesus berkata: “Iblislah
yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu”.
Andai saja mereka mendengar firman yang baik, firman tentang salib Kristus,
bukan firman yang ditambahkan dan dikurangkan, tidak mungkin ada keinginan
untuk membunuh, tidak dikuasai roh kebencian.
Kita harus membuktikan hal itu, sehingga Yesus Kristus tidak berulang-ulang
disalibkan.
Bukti-bukti firman yang ditambahkan...
2 Petrus 2: 1-3
(2:1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di
tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru
palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan,
bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan
jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
(2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang
dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
(2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan
berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol
mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan
kebinasaan tidak akan tertunda.
Nabi-nabi palsu atau guru-guru palsu berusaha mencari untung di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan mereka lewat cerita-cerita isapan jempol mereka.
Jadi, guru-guru palsu (nabi-nabi palsu) menyampaikan satu dua ayat,
disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua dan
sebagainya.
Mereka disebut guru-guru palsu, nabi-nabi palsu karena perkataan mereka
dusta. Mereka tidak berbicara benar tentang Tuhan.
2 Timotius 4: 2
(4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak
baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah
dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Menegur itu dengan kesabaran juga harus dengan pengajaran, harus ada
ajaran-ajaran, teguran-teguran.
Hamba Tuhan harus sabar, kalau tidak sabar, tidak terwujud pembangunan
tubuh Kristus. Kalau lemah melihat kesalahan orang lain, lalu karena itu
mengundurkan diri, maka tidak akan terwujud pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna.
Tadi siang saudari Maria mengucapkan selamat hari guru lewat telepon.
Soalnya tadi murid-murid menyampaikan selamat hari guru, sehingga ia pun
mengucapkan selamat hari guru, alasannya dari SD om guru saya, SMP om guru
saya, SMA om guru saya. Lalu saya menjawab: ooh, kalau begitu sampai Tuhan
datang dong om ini jadi gurumu. Lalu saudari Maria lanjut berkata: yang sabar
ya om sama saya, saya banyak kekurangan. Saya senang mendengarnya. Perkataan
itu terjadi karena seiring adanya keubahan hidup. Orang kalau mengakui dosa,
pasti hancur hatinya.
Memang harus sabar. Saya sudah sampaikan itu dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Karena ketika firman secara to the point mengoreksi dosa, di
situ pasti ada pemberontakan, ada perlawanan, maka saya harus sabar
menghadapinya. Walaupun mulutnya tidak mengucap, tetapi rohnya melawan,
memberontak, maka saya sebagai seorang gembala harus sabar. Pendeknya, gembala
sidang dan jemaat harus sama-sama pikul salib.
2 Timotius 4: 3-4
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi
menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut
kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
(4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran
dan membukanya bagi dongeng.
Akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, itulah
ajaran tentang salib dan mereka memalingkan telinganya dari kebenaran, dan
membukanya bagi dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, cerita-cerita
isapan jempol, filsafat-filsafat kosong manusia.
Namun pada ayat 2, sudah
terlebih dahulu ditegaskan bahwa firman Tuhan harus diberitakan, siap sedialah,
baik atau tidak baik, nyatakanlah apa yang salah, mengingat suatu kali nanti
akan ada waktunya, orang akan memalingkan telinganya dari ajaran yang sehat,
dan berpaling kepada ajaran yang tidak sehat, perkataan palsu.
Pendeknya, harus ada ketegasan, lewat pemberitaan firman tentang salib
Kristus.
Saya tambahkan sedikit lagi ...
1 Timotius 1: 3-4
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke
wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus
dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran
lain
(1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang
tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan
tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
Firman yang ditambahkan itu menghasilkan persoalan belaka dan bukan tertib
hidup keselamatan.
Menambahkan persoalan, sampai pada akhirnya ada keinginan untuk membunuh
Yesus Kristus atau dikuasai roh kebencian.
Sekarang kita akan melihat..
Ciri-ciri seorang pembunuh manusia/membenci
sesama di tengah ibadah pelayanan.
1 Samuel 18: 8
(18:8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan
perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud
diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya
beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."
Perhatikan kalimat/perkataan Saul: “Akhir-akhirnya
jabatan raja itu pun jatuh kepadanya.”
Berarti; Saul menginginkan dan mempertahankan jabatan raja.
Inilah ciri-ciri seorang pembunuh manusia atau membenci sesamanya di tengah
ibadah dan pelayanan, yaitu; mempertahankan jabatan raja di dalam
ketidakbenaran = mempertahankan harga diri.
Bagian dari harga diri adalah egosentris, kepentingan diri sendiri,
kemudian, merasa diri benar, orang lain yang salah, itu takhta, yang dibangun
di dalam diri sendiri.
Kalau seseorang menginginkan jabatan pelayanan tetapi masih mempertahankan
kefasikan, akan terlihat egosentris, kebenaran diri sendiri, orang lain yang
salah, tidak peduli dengan ibadah pelayanan, tidak peduli dengan
kegiatan-kegiatan yang di dalamnya, tidak peduli dengan sesama dan lain
sebagainya. Itulah yang akan terjadi kalau mempertahankan pelayanan tetapi di
dalam kefasikan.
1 Samuel 13: 12-14
(13:12) maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan
menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN;
sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran."
(13:13) Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu
bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya
kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk
selama-lamanya.
(13:14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap.
TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk
dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang
diperintahkan TUHAN kepadamu."
Sebetulnya Tuhan tidak lagi mengokohkan kerajaan Saul atas Israel. Kerajaan
Saul tidak akan tetap untuk selama-lamanya karena Saul tidak mengikuti apa yang
Tuhan perintahkan kepadanya, Saul tidak taat, tidak patuh pada ajaran yang
benar, sehingga kerajaan Saul tidak akan tetap untuk selama-lamanya atas
Israel.
Sebetulnya dia sudah ditolak. Tetapi tadi kita lihat, dia masih tetap
mempertahankan jabatan raja itu.
Saudaraku, hati-hati jangan sampai kita melayani tetapi sebetulnya sudah
ditolak oleh Tuhan.
Kefasikan Saul yang keempat adalah membenci,
setara dengan dosa membunuh. Kalau orang melayani Tuhan di dalam kebencian,
sebetulnya orang seperti ini sudah ditolak oleh Tuhan.
Malam ini saya tandaskan, kalau masih ada kebencian, engkau boleh mundur
dulu. Beribadah saja dulu. Tekun dulu tiga macam ibadah pokok menurut firman
Allah.
1 Samuel 15: 23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa
bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim.
Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai
raja."
Karena Saul menolak firman Tuhan, yaitu membiarkan Agag raja Amalek hidup
dan mengambil jarahan yang tambun, maka Tuhan pun menolak dia sebagai raja.
Sebetulnya Saul sudah ditolak sebagai raja atas Israel sebanyak dua kali,
tetapi dia masih tetap menginginkan jabatan raja itu.
1 Samuel 15:27-28
(15:27) Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul
memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.
(15:28) Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: "TUHAN
telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah
memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu.
Tuhan telah mengoyakkan jabatan, raja dari Saul atas Israel seperti Saul
mengoyakkan punca jubah dari pada Samuel.
Punca jubah = ujung jubah.
Keluaran 28: 31-34
(28:31) Haruslah kaubuat gamis baju efod dari kain ungu
tua seluruhnya.
(28:32) Lehernya haruslah di tengah-tengahnya; lehernya
itu harus mempunyai pinggir sekelilingnya, buatan tukang tenun, seperti leher
baju zirah haruslah lehernya itu, supaya jangan koyak.
(28:33) Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima
dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung
gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas,
(28:34) sehingga satu giring-giring emas dan satu buah
delima selalu berselang-seling, pada ujung gamis itu.
Pada punca jubah seorang imam besar, tergantung dua hal, yaitu giring-giring emas dan buah delima berselang-seling.
-
Giring-Giring Emas -> kepenuhan Roh
Kudus.
Tandanya; ada suara Roh Kudus.
Jadi, setiap kali imam besar ada di dalam ruangan suci, maka bunyi dari
giring-giring emas ini akan keluar.
Kita lihat; SUARA ROH KUDUS.
1 Korintus 14: 2
(14:2) Siapa yang
berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi
kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan
hal-hal yang rahasia.
Bahasa Roh disebut juga bahasa lidah, berarti dia berkata-kata kepada
Tuhan, bukan berkata-kata kepada manusia, dan dia mengungkapkan isi hatinya
yang paling dalam, dan roh itu akan menyampaikannya kepada Tuhan, itu fungsi
bahasa lidah.
Pendeknya, ada hubungan intim dengan Tuhan = hubungan suami isteri.
-
Buah delima -> gereja Tuhan.
Jadi, gereja Tuhan itu dilahirkan atau bergantung kepada kebangkitan Yesus
Kristus.
Gamis baju efod itu berwarna biru -> kebangkitan Yesus Kristus.
Gereja Tuhan terdiri dari banyak anggota. Itu bisa kita lihat bagian dalam
dari buah delima itu banyak biji-biji, itulah yang disebut sel-sel atau
anggota-anggota tubuh, lalu kemudian disekat-sekat ada kamar-kamarnya dengan
selaput putih. Tetapi sekalipun banyak anggota, satu dalam Tuhan.
Kalau mempertahankan jabatan raja tetapi tidak diakui oleh Tuhan, maka yang
dikoyakkan adalah dua hal ini, yaitu persekutuan
dengan Roh Kudus dan persekutuan
dengan anggota-anggota tubuh Kristus.
Berarti, mempertahankan jabatan raja namun dalam suasana kefasikan, ini
beresiko tinggi dan banyak ruginya.
Sepandai-pandainya tupai melompat, akan jatuh juga, akan ketahuan aslinya.
Menceritakan kekurangan sesamanya = menceritakan kebodohan diri sendiri.
Menunjukkan, kebencian kita kepada sesama =
menunjukkan kebodohan diri sendiri.
Jalan keluarnya.
1 Samuel 13: 14-15
(13:14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap.
TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk
dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang
diperintahkan TUHAN kepadamu."
(13:15) Kemudian berangkatlah Samuel dan pergi dari
Gilgal ke Gibea Benyamin. Tetapi Saul memeriksa barisan rakyat yang ada
bersama-sama dengan dia itu: kira-kira enam ratus orang banyaknya.
Tuhan telah memilih Daud menjadi Raja atas Israel karena dia berkenan di
hati Tuhan.
Mazmur 78: 70-72
(78:70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari
antara kandang-kandang kambing domba;
(78:71) dari tempat domba-domba yang menyusui
didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel,
milik-Nya sendiri.
(78:72) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan
hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.
Tuhan memilih Daud untuk menggembalakan Israel umat-Nya, karena Daud adalah
seorang yang tulus hati.
Berbeda dengan Saul; mempertahankan jabatan raja tetapi masih tetap dalam
dosa kefasikan, itu tidak tulus, ujung-ujungnya punca jubah Imam besar
terkoyak, berarti merusak persekutuan
dengan Tuhan dan persekutuan dengan
sesama.
Tulus menunjukkan bahwa Daud bergaul erat dengan Roh Tuhan. Cerdik seperti
ular, tetapi tuluslah seperti merpati.
Matius 3: 16-17
(3:16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan
pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung
merpati turun ke atas-Nya,
(3:17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang
mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Tulus hati tanda diurapi Roh Kudus, dan orang yang diurapi Roh Kudus
berkenan kepada Dia.
Jadi, urapan Roh Kudus itu berlaku bagi yang berkenan kepada Tuhan.
Syarat-syarat menjadi orang yang tulus
hati.
Mazmur 78: 70-71
(78:70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari
antara kandang-kandang kambing domba;
(78:71) dari tempat domba-domba yang menyusui
didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel,
milik-Nya sendiri.
Langkah yang pertama: berada di antara kandang-kandang kambing domba.
Artinya; tergembala dengan baik. Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel,
terkena pada Ruangan Suci, dimana di dalamnya terdapat tiga macam alat:
1. Meja roti sajian -> ketekunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
2. Pelita emas -> ketekunan dalam Ibadah raya Minggu disertai kesaksian.
3. Mezbah dupa -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan
hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati
kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah
dibasuh dengan air yang murni.
Kita tulus hati menghadap takhta kasih karunia lewat tiga macam ibadah
pokok karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat, sehingga
apapun yang kita kerjakan dengan ketulusan, tanpa pamrih dan tidak
hitung-hitungan.
Itulah Daud, Tuhan berkenan kepada dia karena dia tulus.
Yohanes 10: 3-4
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba
mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut
namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia
berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka
mengenal suaranya.
Praktek ketulusan hati:
1. “Domba-domba mendengar suara gembala”
= dengar-dengaran.
Keuntungan dengar-dengaran:
-
Tidak akan pernah mendahului
kehendak Tuhan.
-
Tidak mendengar suara asing, antara
lain daging dengan segala keinginannya, Iblis/Setan (roh jahat dan roh najis).
2. “Mengikuti gembala.”
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam
terangnya Tabernakel. Ikuti saja
geraknya firman pengajaran mempelai, kemana saja kita dibawa. Tetapi yang pasti
firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel ini membawa kita masuk
dalam pesta nikah Anak Domba, sebagai sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan
di atas muka bumi ini.
Jadi tidak usah ragu dalam mengikuti geraknya firman Pengajaran Mempelai
yang sudah menggembalakan kita sejauh ini. Nanti bulan Desember, Tuhan
mempercayakan kita untuk membawa Pengajaran Mempelai ini di kota Makassar
(Ujung pandang). Ikuti saja geraknya. Tubuh mungkin tidak ada di sana, tetapi
doa dan persembahan mengiringi langkah-langkah gembala dalam pemberitaan
firman.
Yohanes 10: 9
(10:9) Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia
akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Keadaan kalau domba-domba tergembala: ”Ia
akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumputnya.”
Artinya; tetap menikmati rumput, itulah firman penggembalaan sebagai
kebenaran yang memberi keselamatan.
Yohanes 10: 16
(10:16) Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan
dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan
mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Sampai akhirnya kalau kita tergembala dengan baik, dengan sungguh-sungguh
dalam satu kandang penggembalaan dengan satu gembala, suatu kali kelak akan
dibawa kepada penggembalaan yang lebih besar lagi, itulah penggembalaan yang
bersifat internasional, kafir dan Israel dipersekutukan. Ini adalah sasaran
dari Pengajaran Mempelai yang telah menggembalakan kita, untuk menjadi satu
dengan Israel; kafir dengan Israel bersatu.
Langkah kedua: “Dari tempat domba-domba yang menyusui
didatangkannya dia.”
Menyusui, artinya; rindu akan air susu yang murni dan yang sehat.
Berarti, tidak suka dengan firman yang ditambahkan dan yang dikurangkan.
Kalau kita menikmati air susu yang murni, itulah firman yang sehat, maka
otomatis pertumbuhan rohani kita sehat. Tetapi kalau seseorang merindukan
firman yang tidak sehat, maka pertumbuhannya abnormal, tidak normal, tetap
kerdil untuk selamanya.
Tanda pertumbuhan rohani yang sehat...
Matius 21: 16-17
(21:16) lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau
dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka:
"Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan
anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"
(21:17) Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar
kota ke Betania dan bermalam di situ.
Tanda pertumbuhan rohani yang sehat; Tuhan
menyediakan puji-pujian, mulut senantiasa memuliakan Tuhan.
Kalau pertumbuhan rohaninya abnormal, tidak sehat, dari mulut tidak pernah
keluar puji-pujian, tidak dapat memuliakan Tuhan.
Sama seperti bayi-bayi, anak-anak yang menyusui, Tuhan sediakan puji-pujian
dari mulut mereka, senantiasa memuliakan Tuhan, sebab dari mulut mereka tidak
ada kata-kata yang menyakiti/memilukan/mengutuki Tuhan dan sesama, tidak ada
mulut yang sifatnya perbantahan.
Dari domba-domba yang menyusui, Daud diambil, dengan demikian dia layak
menjadi raja atas Israel.
Berbeda dengan Saul; dia menjadi raja atas permintaan bangsa Israel, bukan
pilihan Tuhan, melayani karena mempertahankan jabatan atau keinginan sendiri,
bukan karena pilihan Tuhan.
Sedangkan Daud, melayani karena pilihan Tuhan, rindu akan air susu yang
murni, dan yang sehat.
Mazmur 78: 72
(78:72) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan
hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.
Daud menggembalakan Israel dengan ketulusan hatinya dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.
Tuhan membutuhkan tangan-tangan yang cakap untuk mengerjakan pekerjaan
Tuhan.
Gunakanlah dua tangan yang Tuhan berikan, manfaatkan sebaik mungkin untuk
mengerjakan pekerjaan Tuhan. Dua tangan diberikan untuk melayani Tuhan.
Layanilah Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang
diperoleh dari Tuhan. Jangan gunakan dua tangan ini untuk menjamah yang najis.
Kerjakanlah pekerjaan itu dengan tangan yang cakap, dengan baik, pasti
menyukakan hati Tuhan.
Jangan gunakan dua tangan untuk mengambil apa yang menjadi miliknya Tuhan
dan tidak boleh kikir. Kalau kikir, berarti dua tangan tidak bisa digunakan
untuk melayani Tuhan. Tangan yang kikir tidak ada artinya.
Tangan yang cakap berarti tangan terbuka untuk melayani Tuhan, hati terbuka
untuk melayani Tuhan.
Hasilnya.
Mazmur 78: 67-69
(78:67) Ia menolak kemah Yusuf, dan suku Efraim tidak
dipilih-Nya,
(78:68) tetapi Ia memilih suku Yehuda, gunung Sion yang
dikasihi-Nya;
(78:69) Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit,
laksana bumi yang didasarkan-Nya untuk selama-lamanya;
Tuhan memilih suku Yehuda, itulah Daud berasal dari suku Yehuda, Tuhan
memilih gunung Sion, karena Tuhan mengasihi gunung Sion.
Kita lihat; GUNUNG SION.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung
tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang
tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata:
"Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar
kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari
Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Dari Sion keluar firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.
Jadi, suatu kali kelak nanti, segala bangsa akan berduyun-duyun untuk
mencari firman Pengajaran Mempelai, dan banyak suku bangsa merindukan firman
Pengajaran Mempelai, sampai akhirnya nanti Pengajaran Mempelai ini mengajar
suku-suku bangsa tentang jalan-jalan-Nya, dan akhirnya mereka berjalan
menempuhnya.
Saat ini kita sedang berada di atas gunung Sion, buktinya; kita menerima
firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel, kita sudah berjalan dan
sudah menempuhnya, jangan keluar dari situ.
Posisi dari bukit Sion: “Berdiri tegak di hulu gunung-gunung,” berarti mengatasi gunung-gunung
yang lain, termasuk ajaran-ajaran yang lain.
Jadi, tidak ada yang lebih tinggi dari Pengajaran Mempelai. Biarlah kita
berjalan dan menempuhnya. Jangan keluar dari situ.
Tuhan menolak Yusuf, padahal kita sudah lihat rencana Tuhan begitu besar
atas Yusuf, tetapi Tuhan lebih mengasihi Yehuda dan gunung Sion, sebab dari
situ keluar pengajaran mempelai.
Kuasa dari Pengajaran Mempelai: “Menjulang tinggi di atas
bukit-bukit” = mampu mengatasi segala persoalan-persoalan di atas muka bumi
ini.
Firman yang ditambahkan dan dikurangkan, tidak mampu mengatasi segala
persoalan, justru menambah dosa.
Firman salib mampu mengatasi bukit-bukit persoalan.
Yesus adalah tunas Daud, Dialah Singa dari suku Yehuda. Dia dipilih karena
Allah berkenan kepada Dia. Ketulusan itu tanda bahwa Dia hidup dalam
pengurapan, tandanya burung merpati hinggap kepada Dia. Tuhan berkenan karena
Dia tulus.
Jangan sampai melayani karena kehendak sendiri, mempertahankan jabatan
dalam kefasikan. Tetapi biarlah kita melayani karena dipilih oleh Tuhan. Dan
langkah-langkahnya kita sudah melihatnya tadi.
Asal kita setia, firman akan digenapi, tinggal tunggu waktu Tuhan. Akan
banyak orang berduyun-duyun. Firman akan tergenapi seperti Yesus Kristus
menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment