IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 30 NOVEMBER 2016
“KITAB KOLOSE”
(SERI: 102)
Subtema: FIRMAN
ALLAH ADALAH PELITA.
Shalom saudaraku!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan
hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum kita tersungkur di bawah kaki salib Tuhan, terlebih dahulu kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang
dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari
Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari
perbuatanmu yang jahat,
Kita perhatikan kalimat: “Juga
kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah”, ini menunjuk kepada :
1.
Bangsa kafir = orang-orang
yang tidak bersunat.
2.
Orang fasik dengan segala
perbuatan fasik mereka.
Mereka yang dahulu hidup jauh
dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka dan itu nyata dalam
setiap perbuatan-perbuatan mereka yang jahat.
Pendeknya, setiap melakukan
perbuatan-perbuatan jahat menunjukkan bahwa seseorang masih hidup jauh dari
Allah, sekalipun ia berada di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan.
Lebih jauh kita melihat orang yang dahulu hidup jauh dari Allah...
Efesus
2:1
(2:1)
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah; banyak melakukan pelanggaran juga banyak
melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini,
karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka,
ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak
daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang
yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Penyebab-penyebab terjadinya dosa:
1.
Mengikuti jalan dunia ini.
Menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai arus yang sangat
kuat untuk mempengaruhi dan menghanyutkan kerohanian anak-anak Tuhan, sampai
mengalami kematian rohani sehingga anak-anak Tuhan tidak dapat menyenangkan
hati Tuhan.
2. Mentaati
penguasa kerajaan angkasa.
Pertanyaannya: Siapakah mereka yang mentaati penguasa
kerajaan angkasa?
Jawabnya: mereka adalah orang-orang yang dikuasai roh
pendurhakaan.
Roh pendurhakaan, adalah: pemberontakan kepada Allah.
3. Hidup di
dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Perlu untuk diketahui:
- Hidup menurut keinginan
daging memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti; tidak memikirkan hal-hal
yang dari roh, itulah perkara di atas, perkara rohani, yaitu ibadah dan
pelayanan.
-
Hidup menurut keinginan
daging menunjukkan bahwa seseorang masih berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat; “Mata ganti mata, gigi ganti gigi”, arti rohaninya ialah kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang
berbuat salah tidak luput dari penghukuman.
Orang yang berada di bawah hukum Taurat tidak kenal
belas kasih/jauh dari kasih karunia, kemurahan hati Tuhan.
Kemudian, orang yang masih berada di bawah hukum
Taurat, menjalankan ibadahnya hanya secara lahiriah, yaitu; mulut
memuji Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh
jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada
Tuhan. Inilah ibadah yang sia-sia, ibadah yang tidak mengandung janji, baik
untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Efesus 2:11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu --
sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak
bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat
lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak
termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan
yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah, berarti: “Tanpa Kristus,
tidak termasuk kewargaan Israel, tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam
dunia” = binasa, berujung kepada
kematian yang kekal.
Keterangan: TANPA PENGHARAPAN.
Tanpa pengharapan berarti: putus asa -> orang yang mudah goyah, tidak
memiliki pendirian yang teguh, Dikaitkan
dengan pribadi Ayub, hidup tanpa pengharapan setelah mendengar perkataan-perkataan dari ketiga
sahabat-sahabatnya.
Sebagai bukti dari pihak Tuhan...
Ayub 42:7-8
(42:7) Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman
TUHAN kepada Elifas, orang Téman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan
terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti
hamba-Ku Ayub.
(42:8) Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor
domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya
itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa
untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak
melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku
seperti hamba-Ku Ayub."
Ketiga sahabat-sahabat Ayub tidak
berkata benar tentang Tuhan, dan inilah yang menyebabkan Ayub putus asa.
Adapun perkataan-perkataan ketiga
sahabat-sahabat Ayub, di mulai dari Ayub
4-31.
Sebagai bukti dari pihak Elihu...
Ayub 32-9,13
(32:9) Bukan orang yang lanjut umurnya
yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti
keadilan.
(32:13)Jangan berkata sekarang: Kami
sudah mendapatkan hikmat; hanya Allah yang dapat mengalahkan dia, bukan
manusia.
Sahabat-sahabat Ayub merasa
mempunyai hikmat dan mengerti keadilan karena usia mereka sudah tua, sehingga
leluasa berbicara kepada Ayub.
Lewat Pengajaran Mempelai dalam
terang-Nya Tabernakel kita memiliki pengertian yang begitu dalam dan begitu
luas, tetapi kalau tidak menjadi pelaku, tidak menjadi praktek, maka menjadi batu
sandungan, membuat orang lain putus asa, baik lewat perkataan maupun lewat
perbuatan.
Resiko mendengarkan Pengajaran
Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel apabila tidak menjadi pelaku, menjadi ahli
Taurat. Karena firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel ibarat
obat (pil) yang dosisnya tinggi. Sebab kalau tidak menjadi pelaku nantinya
kebal.
Inilah yang dikuatirkan dari orang
yang menerima firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.
Tetapi sangat diuntungkan kalau
kita mau menerimanya dengan segala kerendahan hati dan hidup di dalamnya.
Ayub 32:12
(32:12) Kepadamulah kupusatkan
perhatianku, tetapi sesungguhnya, tiada seorang pun yang mengecam Ayub, tiada
seorang pun di antara kamu menyanggah perkataannya.
Dalam percakapan itu, sahabat-sahabat
Ayub mengecam Ayub. Mengecam berarti
mengkritik dan mencela, tetapi tidak memberi jalan keluarnya.
Sementara Ayub mengalami
pergumulan yang begitu berat (pasal 1-2),
justru ketiga sahabat-sahabat Ayub mengecam, mengkritik.
Biasanya, bila seseorang memiliki pengertian, bertanggungjawab atas
perkataannya. Tetapi kalau hanya mengkritik saja namun tidak dapat memberi
jalan keluar, ini orang yang tidak disukai oleh Tuhan.
Saya merindu agar kita dapat
pengertian yang benar tentang Ayub ini, kiranya Tuhan senantiasa memberi pengertian
baru tentang Ayub kepada kita.
Ketiga sahabat Ayub berbicara
tidak benar tentang Tuhan, bahkan mengecam Ayub, itu sebabnya Ayub putus asa
dan berkata tanpa pengharapan sebanyak tujuh kali.
Perlu untuk diketahui: kalau
seseorang mempunyai hikmat dan mengerti keadilan ia tidak akan mengecam,
karena:
-
Hikmat kegunaannya untuk membedakan antara yang baik
dan yang jahat.
-
Keadilan kegunaannya membela yang lemah = melepaskan seseorang
dari kelemahan.
Tetapi ketiga sahabat-sahabat Ayub
justru mengecam, sehingga Ayub menjadi putus asa/hidup tanpa pengaharapan.
Perkataan hidup tanpa pengharapan
itu diucapkan sebanyak tujuh kali, antara lain:
1.
Ayub 7:6 “Hari-hariku berlalu lebih cepat
dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan.”
2. Ayub 13:15 “Lihatlah, Ia hendak membunuh
aku, tak ada harapan bagiku, namun aku hendak membela perilakuku di
hadapan-Nya.”
3.
Ayub 14:19 “seperti batu-batu dikikis air, dan bumi dihanyutkan
tanahnya oleh hujan lebat, demikianlah Kauhancurkan harapan manusia.”
4.
Ayub 17:15a ”maka di manakah harapanku?”
5. Ayub 17:5b “Siapakah yang melihat adanya
harapan bagiku?”
6. Ayub 19:10 “Ia
membongkar aku di semua tempat, sehingga aku lenyap, dan seperti pohon
harapanku dicabut-Nya.”
7. Ayub 27:8 “Karena apakah harapan orang
durhaka, kalau Allah menghabisinya, kalau Ia menuntut nyawanya?”
Pengakuan Ayub hidup tanpa
pengharapan sebanyak tujuh kali dikaitkan dengan kaki dian emas (pelita emas).
Dalam kitab Ayub 17:15a, Ayub berkata: maka di manakah
harapanku? Perkataan ini menunjukkan bahwa Ayub berada di
dalam kegelapan, karena pernyataan Ayub yang keempat tepat pada kandilnya
(pokoknya), yang menunjuk pada pribadi Yesus Kristus.
Tiga
cabang pada sisi yang satu dan sisi yang lain -> pribadi anak-anak Tuhan,
gereja Tuhan, sebab kita adalah ranting-ranting-Nya, Yesus Kristus adalah, pokoknya.
Kalau
seseorang putus asa pasti gelap mata. Sedangkan mata adalah pelita, dan kalau
mata tidak baik maka gelaplah seluruh tubuh...Matius 6:22-23.
Ayub 3:4
(3:4) Biarlah hari itu menjadi kegelapan, janganlah kiranya Allah yang
di atas menghiraukannya, dan janganlah cahaya terang menyinarinya.
Sampai
pada akhirnya Ayub berkata; Biarlah hari kelahirannya
menjadi kegelapan, Ayub tidak ingin dilahirkan ke dunia sebagai manusia,
oleh karena sengsara dan penderitaan berat yang dialaminya.
Orang yang
menginginkan kegelapan berarti, tidak menginginkan cahaya terang menyinari hidupnya = tidak butuh perhatian Tuhan.
Ayub 3:5-9
(3:5) Biarlah kegelapan dan kekelaman menuntut hari itu, awan-gemawan
menudunginya, dan gerhana matahari mengejutkannya.
(3:6) Malam itu -- biarlah dia dicekam oleh kegelapan; janganlah ia
bersukaria pada hari-hari dalam setahun; janganlah ia termasuk bilangan
bulan-bulan.
(3:7) Ya, biarlah pada malam itu tidak ada yang melahirkan, dan tidak
terdengar suara kegirangan.
(3:8) Biarlah ia disumpahi oleh para pengutuk hari, oleh mereka yang
pandai membangkitkan marah Lewiatan.
(3:9) Biarlah bintang-bintang senja menjadi gelap; biarlah ia menantikan
terang yang tak kunjung datang, janganlah ia melihat merekahnya fajar,
Ayub lebih
merindukan kegelapan dari pada benda-benda penerang di cakrawala, yaitu; matahari, bulan dan bintang.
Pendeknya, Ayub tidak butuh cahaya terang
(perhatian Tuhan) oleh karena perkataan-perkataan yang tidak bertanggungjawab
dari ketiga sahabat-sahabat Ayub.
Ayub lebih
suka kematian, karena begitu berat penderitaan yang dialaminya. Maka tidak
sedikit orang yang stres, depresi, dan akhirnya
bunuh diri. Jangan sampai hal ini terjadi, karena perkataan-perkataan
dan perbuatan-perbuatan kita maka orang lain putus asa.
Inilah
yang ditimbulkan oleh karena perkataan-perkataan ketiga sahabat-sahabat Ayub,
persis seperti perkataan dari tri tunggalnya Setan, yaitu: naga, antikris, dan nabi-nabi
palsu.
Sekarang
kita melihat tri tunggal Setan...
Yang pertama: ular naga.
Wahyu 12:15
(12:15) Lalu ular itu menyemburkan dari
mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan
sungai itu
Ular itu
menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah
perempuan itu.
Tujuannya: untuk menghanyutkan mempelai
perempuan Tuhan (gereja Tuhan).
Seringkali kita mendengar
kata-kata manis dan kata-kata indah dari seorang hamba Tuhan sampai akhirnya sidang
jemaat dibuai, terlena, terhanyut dalam setiap pemberitaan firman Tuhan, tetapi
di dalamnya tidak ditegakkan salib Kristus.
Hati-hati perkataan manis dan
indah di dengar telinga tetapi salib tidak ditegakkan = tong kosong nyaring
bunyinya, artinya; menghanyutkan.
Hanyut, berarti terbawa arus,
sampai pada akhirnya, lenyap, binasa.
Tandingan air sebesar sungai dari
mulut naga, adalah; sungai air kehidupan...Wahyu
22:1.
Perbandingan dengan sungai air
kehidupan.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang
jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan
takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan jernih
bagaikan kristal. Kristal = transparan, berarti tampil apa adanya, luar dan
dalam sama saja, tidak ada yang
tersembunyi, tidak ada yang ditutup-tutupi dan tidak munafik. Itulah kuasa dari
pada sungai air kehidupan, yang mengalir dari takhta Anak Domba dan dari takhta
Allah.
Sungai air kehidupan -> cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, dan Injil kerajaan.
Cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus adalah firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan...2 Korintus 4:34.
Firman Pengajaran yang rahasia-Nya
dibukakan, dalam terang-Nya Roh Kudus, berkuasa untuk menyingkapkan rahasia
yang terkandung di dalam hati atau berkuasa menyingkapkan segala yang
terselubung...2 Korintus 3:14-15.
Yang kedua; Antikris (binatang yang keluar dari dalam laut).
Wahyu 13:1,5
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari
dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya
terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang
penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya
empat puluh dua bulan lamanya.
Binatang yang keluar dari dalam laut -> pada antikris, kepada binatang
itu diberi
mulut yang penuh kesombongan dan hujat.
Wahyu 13:6
(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat
nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Binatang yang keluar dari dalam laut itu membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah
kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga dengan
kata-kata sombong.
Wahyu 13:2-4
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan
tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan
naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang
besar.
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena
luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu
sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan
kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata:
"Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat
berperang melawan dia?"
Penyebab
mulut antikris penuh dengan kesombongan dan hujat; karena mujizat-mujizat yang mereka
adakan.
Pada
akhirnya pengikut-pengikutnya juga penuh dengan kata-kata sombong yang berkata:
"Siapakah yang sama seperti binatang
ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Karena mujizat kesembuhan yang diadakan oleh binatang yang keluar dari
dalam laut (antikris) pengikut-pengikutnya juga menjadi sombong dan di mulut
penuh dengan kata-kata hujat.
Kalau seseorang merasa diri bisa dan mampu = orang yang sombong. Karena
tanpa disadari perkataannya nanti penuh dengan kata-kata hujat/kesombongan, seperti
antikris; dikuasai roh jual beli (mamon/uang).
Kalau seseorang terikat dengan uang maka hidupnya akan diatur oleh uang,
sehingga orang yang memiliki banyak uang tanpa disadari mulutnya penuh dengan kata
sombong dan kata hujat.
Jadi, pengikut-pengikut dari antikris menjadi sombong karena uang dan mujizat-mujizat
yang diadakan oleh antikris.
Kalau kita menyadari, bahwa segala yang ada pada kita; termasuk harta,
kekayaan, uang, jabatan, itu semua berasal dari Tuhan, maka tidak ada alasan
untuk bermegah. Hanya orang yang tidak menyadari diri bahwa hidup karena
kemurahan Tuhan, menjadi sombong.
Yang ketiga: nabi-nabi palsu
(binatang yang keluar dari dalam bumi).
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain
keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia
berbicara seperti seekor naga.
Binatang yang keluar dari dalam
bumi menunjuk nabi-nabi palsu, sebab kalau
ia berbicara sama seperti seekor naga. Berarti penuh dengan kepalsuan, kata-kata dari mulutnya penuh dengan dusta.
Praktek kepalsuan dari nabi-nabi palsu:
1. Menambahkan firman yang disampaikan.
Artinya, menyampaikan satu, dua ayat firman lalu disertai/ditambahkan
dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul,
filsafat-filsafat kosong. Berarti firman Allah dijelaskan dengan sebuah
cerita-cerita, untuk memberi suatu pengertian.
Dongeng dan cerita-cerita digunakan untuk menjelaskan firman
Allah, itulah yang dilakukan oleh nabi-nabi palsu = dusta.
2.
Dikurangkan.
Artinya, pemberitaan firman tentang salib diganti dengan
dua hal, yaitu:
-
Teori kemakmuran,
artinya orang kristen tidak boleh miskin melainkan harus kaya.
-
Pemberitaan tentang
salib diganti dengan tanda-tanda heran/mujizat-mujizat, tetapi mengecilkan
salib Yesus Kristus.
Kalau salib ditegakkan, maka akan nyata seluruh
perbuatan-perbuatan kita dan segala kejahatan-kejahatan kita. Sebaliknya, kalau
hanya mengadakan mujizat saja, hal itu tidak akan pernah menunjukkan
kesalahan-kesalahan.
Kesimpulannya, tri tunggal Setan (ular naga,
antikris, dan nabi-nabi palsu) pada dasarnya tidak berkata-kata benar tentang
Tuhan, walaupun mereka berada di tengah-tengah pelayanan.
Persis seperti tiga sahabat Ayub, mereka mengaku memiliki hikmat dan
mengerti keadilan tetapi justru mulut mereka mengecam.
Sahabat-sahabat Ayub berbicara tentang Tuhan, tetapi tidak benar, seperti
tri tunggalnya Setan.
Wahyu 12, 13 sampai 16 -> dunia dalam kegelapan, karena benda-benda
penerang, cakrawala (terang Allah) sudah menjadi milik mempelai perempuan-Nya.
Maka mereka yang ada di dalam dunia berada dalam kegelapan, berarti binasa.
Dan Wahyu 18 -> penghukuman
atas Babel berlangsung (tempatnya roh jahat dan roh najis).
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit:
Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan
sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Tiga benda penerang yang ada di cakrawala sudah menjadi miliknya Mempelai
perempuan. Dan dunia dalam kegelapan oleh karena tri tunggalnya Setan .. Wahyu 12, 13-16.
Jalan keluarnya.
Jangan putus asa, kita harus mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Abraham,
dia bapa bagi banyak bangsa/ bapak orang beriman. Sekalipun tidak ada dasar
untuk berharap, namun dia tetap berharap dan percaya terhadap janji Tuhan.
Apapun yang terjadi jangan putus asa, dengar-dengaran saja, pasti berhasil.
Saya juga harus dengar-dengaran sebab kalau saya tidak dengar-dengaran maka
saya tidak dapat menyampaikan firman dengan benar. Kalau domba berada dalam
penggembalaan maka mendengar suara gembala dan mengikuti geraknya firman
Pengajaran Mempelai, kemana saja kita dibawa.
Yang pasti, Pengajaran Mempelai membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, sebagai sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di
atas muka bumi.
Belajar dengar-dengaran kepada yang baik, sebab di situ letak keberhasilan
dan tidak akan binasa.
Kalau seseorang kehilangan nyawa karena salib dia akan memperolehnya
kembali, tetapi kalau dia binasa tanpa salib dengan apa dia menggantikan
nyawanya?
Hati-hati dengan mulut ini. Seperti mulut dari tiga sahabat Ayub, beresiko
tinggi, kaitannya sama dengan tri tunggal Setan, bahaya sekali, sampai
menghanyutkan Ayub yang begitu saleh. Kalau Ayub bisa dihanyutkan, lalu kita
ini siapa? Kalau tidak berpegang teguh kepada firman Pengajaran Mempelai dalam
terang-Nya Tabernakel.
Keluaran
25:31-34
(25:31) "Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas
tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya --
dengan tombolnya dan kembangnya -- haruslah seiras dengan
kandil itu.
(25:32) Enam cabang harus timbul dari sisinya: tiga cabang kandil itu
dari sisi yang satu dan tiga cabang dari sisi yang lain.
(25:33) Tiga kelopak yang berupa bunga badam pada cabang yang
satu -- dengan tombol dan kembangnya -- dan tiga kelopak yang
serupa pada cabang yang lain -- dengan tombol dan kembangnya --; demikianlah
juga kaubuat keenam cabang yang timbul dari kandil itu.
(25:34) Pada kandil itu sendiri harus ada empat kelopak berupa bunga
badam -- dengan tombolnya dan kembangnya.
Kaki dian emas terdiri dari; batang dan 6 cabang, 3 cabang dari sisi yang
satu, dan cabang dari sisi yang lain. Kemudian, setiap cabang terdiri dari 3
kelopak, tombol, bunga, berarti 3 cabang pada sisi yang satu ada 9 kelopak,
tombol, dan bunga, juga 3 cabang pada sisi yang lain.
Sedangkan pada kandil (batang/pokok yang di tengah) terdapat 4 kelopak, tombol dan
bunga, berarti semuanya berjumlah 12. Berarti, kelopak, tombol dan bunga semuanya berjumlah 27, juga 3 cabang
sisi yang lain ada 27.
Kesimpulannya; kelopak, tombol dan bunga pada batang, dan 6 cabangnya
berjumlah 66 -> jumlah kitab dalam Perjanjian lama-Perjanjian baru.
Angka 27 -> 27 kitab dalam Perjanjian Baru.
Lalu 27 + 12 = 39 -> 39 kitab Perjanjian Lama.
Perjanjian Lama 39 kitab, Perjanjian baru
27 berarti, total keseluruhannya terdapat 66 kitab.
Angka 9 -> 9 buah Roh Kudus dan 9 karunia-karunia Roh Kudus.
Mazmur 119:105
(119:105) Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Jadi benar sekali bahwa, firman Tuhan adalah pelita bagi kaki kita
masing-masing dan terang bagi jalan kita masing-masing, sekalipun jalan
itu jalan yang terjal, berbatu-batu dan
jalan yang berliku-liku, sekalipun itu banyak rintangan dan sandungan, kita dapat
lalui. Tidak ada seorang pun manusia yang sanggup menghadapi persoalannya
dengan kekuatannya sendiri tanpa bersama dengan Tuhan.
Jangan lagi dengar perkataan yang indah tetapi menghanyutkan, jangan lagi
dengar nabi-nabi palsu dan antikris, jangan lagi dengarkan firman yang sifatnya
menambahkan dan mengurangkan, tetapi dengarlah firman salib Kristus walaupun
mengoreksi dosa dan sakit bagi daging, tetapi itu pelita bagi kaki dan
menerangi setiap jalan kita.
Jangan cepat tersinggung. Siapa lagi yang bisa mengangkat kita dari
keterpurukkan karena dosa kejahatan, kenajisan, kalau bukan Tuhan Yesus?
Dimana saudaramu ketika engkau jatuh dalam kegelapan dosa?, dimana familymu
ketika engkau jatuh dalam dosa kejahatan? Hanya Tuhan yang sanggup mengangkat
engkau dan saya.
Keluaran 25:31
(25:31) "Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas
tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya --
dengan tombolnya dan kembangnya -- haruslah seiras dengan kandil itu.
“Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas tempaan” kaki dian emas dan tujuh pelita yang
menyala-nyala terbuat dari emas tempaan. Emas tempaan berarti; emas yang
dipanaskan supaya mudah dipukul dan dibentuk. Demikian juga sidang jemaat harus
mengalami proses sengsara untuk menjadi pelita dan menjadi terang di
tengah-tengah dunia ini. Kita harus ditempa terlebih dahulu supaya tampil
menjadi pelita.
Sepandai-pandainya manusia bila menolak salib/tanpa proses salib,
tidak akan bisa tampil menjadi terang.
Kaki dian
emas itu juga dibuat dari emas murni. Emas murni -> kekayaan sorgawi yang
terdapat pada pribadi Allah Tri Tunggal, terkhusus pada pribadi Allah Roh
Kudus.
1 Petrus 4:12-13
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api
siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar
biasa terjadi atas kamu.
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat
dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita
pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Biarkanlah
dirimu ditempa, jangan lari dari kenyataan hidup, jangan ambil jalan pintas, yaitu
jalan Setan, supaya menjadi pelita emas (terang dunia).
Sehingga
kita juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Tuhan Yesus menyatakan
kemulian-Nya, dimana Ia tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga untuk
kedatangan-Nya yang kedua.
1 Petrus 4:14
(4:14) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab
Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Justru berbahagialah jika seseorang dinista
karena nama Kristus, dan berbahagialah jika dianiaya karena firman, alasannya;
sebab roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padanya. Sebab tidak mungkin roh
kemuliaan (Roh Allah) ada pada diri
seseorang tanpa salib.
Maka untuk mendengar firman tentang salib, butuh kesabaran, supaya nyata
kemuliaan pada diri kita masing-masing. Dan di situlah Roh Tuhan tanpa batas
menguasai seseorang, nyatalah Kemuliaan-Nya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment