IBADAH
RAYA MINGGU, 04 DESEMBER 2016
“WAHYU
PASALENAM”
(Seri
06)
Subtema: MAHKOTA SEBAGAI TANDA KEMENANGAN.
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena
kasih-Nya kita dapat melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan
kesaksian.
Segera kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 6.
Wahyu 6:1
(6:1). Maka aku
melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu, dan aku
mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan
bunyi guruh: "Mari!"
Kembali saya mengingatkan
kita semua tentang meterai yang pertama, yang telah dibuka oleh Anak Domba
tersebut.
Pada saat pembukaan meterai yang pertama
dibuka, maka Rasul Yohanes melihat ada seekor kuda putih, bukan yang lain-lain,
misalnya, tempat-tempat hiburan seperti di dalam dunia ini yang sifatnya
menyukakan daging, misalnya; mall, pantai, dan lain sebagainya. Rasul
Yohanes hanya melihat kuda putih.
Kuda putih -> salah satu oknum dari
Allah Trinitas, yaitu; Allah Roh Kudus dan kegiatannya
.
Galatia 5:25
(5:25) Jikalau kita hidup oleh Roh,
baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
Saat
ini kita berada dalam kegiatan rohani (hidup di dalam roh). Kalau kita hidup di
dalam roh, baiklah memberi diri dipimpin oleh roh itu sendiri. Jangan sampai
kita hidup di dalam roh (berada di dalam kegiatan rohani) tetapi tidak memberi
diri dipimpin oleh roh, ini kesalahan besar.
Roma
8:2
(8:2)Roh,
yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum
dosa dan hukum maut.
Roh yang memberi hidup telah memerdekakan
kita dalam Kristus.
Dimerdekakan artinya; bebas dari hukum dosa
dan hukum maut. Upah dosa adalah maut.
Saya bahagia dan saya bersyukur kepada Tuhan, kita berada di dalam
kegiatan roh, buktinya, kita tekun dalam mengikuti tiga macam ibadah
pokok, tetapi baiklah kita juga memberi diri dipimpin oleh roh.
Roma
7:5
(7:5)
Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang
dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita,
agar kita berbuah bagi maut.
Ketika kita masih berada di dalam kegiatan
kuda asing, yaitu: hidup di dalam hawa
nafsu daging, maka dosa yang dirangsang oleh hukum Taurat berkuasa dalam
anggota-anggota tubuh kita, dari ujung kepala sampai ujung kaki, semua dikuasai
oleh dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Roma
7:6
(7:6)Tetapi
sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi
dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru
menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.
Hidup dalam roh baiklah memberi diri dipimpin
oleh roh, bebas dari hukum Taurat, yaitu; ibadah yang dijalankan secara
lahiriah.
Bebas dari hukum Taurat, sama dengan bebas
dari hukum dosa dan hukum maut.
Galatia 5:18
(5:18)
Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak
hidup di bawah hukum Taurat.
Jikalau kita memberi diri dipimpin
oleh roh, maka kita tidak akan hidup di
bawah hukum Taurat. Bebas dan dimerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut.
Hukum Taurat berarti; mata ganti mata dan gigi ganti gigi, arti rohaninya; kejahatan
dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari
penghukuman. Berarti, tidak mengenal kasih karunia, tidak mengenal belas kasih
dan jauh dari dari kemurahan hati Tuhan. Sedangkan kemurahan = kasih karunia,
anugerah Allah dan yang tidak layak menjadi layak.
Jadi bersyukurlah karena kemurahan Tuhan
kita, melihat kegitaan roh dan kita ada di dalamnya. Sebab tidak ada istilah
kebetulan di dalam Tuhan.
Juga anak saya Bunga, bukan suatu kebetulan,
tetapi Tuhan yang membawa dia ke tempat ini, supaya bebas dari hukum Taurat,
termasuk; kutuk nenek moyang.
Tuhan mau menyatakan kasih karunia-Nya,
sebab Tuhan mau mengasihi dia. Mungkin dia tidak mendapat kasih dari orang
lain, tetapi Tuhan mau menyatakan kemurahan-Nya.
Saya kebalikan dari si Bunga, saya tidak
mendapat kasih sayang dari seorang Ayah, tetapi saya
bersyukur sekarang ini karena saya limpah kasih karunia.
Jangan berkecil hati, yang tidak memiliki
Ayah dan juga yang tidak meiliki Ibu, sebab kita semua sedang berada di dalam
kegiatan roh, tetapi tentunya berilah diri dipimpin, dan jangan lagi berada di dalam kegiatan
kuda asing, yaitu, daging, dimana dosa yang dirangsang hukum Taurat berkuasa.
Dan jika
seseorang berada dalam hukum Taurat, maka ibadahnya juga Taurat, yaitu; ibadah
lahiriah, mulut memuji Tuhan, tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan
tubuh jasmaninya, tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan.
Dan ini adalah ibadah yang tidak mengandung janji, sebab darah dan daging tidak
mewarisi kerajaan sorga.
Pendeknya, kita ada di dalam kegiatan
rohani untuk berkemenangan terhadap dosa dan hukum maut.
Akan
tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di
bawah hukum Taurat...Galatia 5:18.
Tanda
kemenangan di dalam diri seseorang...
Wahyu 6:2
(6:2)
Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang
menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota.
Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
Si penunggang
kuda putih memegang sebuah anak panah, dan ini adalah tanda kemenangan. Panah
ini menjadi senjata bagi Si penunggang
kuda putih. Panah, berarti ada busurnya dan anak-anak panahnya.
Habakuk 3:8-9
(3:8
)Terhadap sungai-sungaikah, ya TUHAN, terhadap sungai-sungaikah murka-Mu
bangkit? Atau terhadap lautkah amarah-Mu sehingga Engkau mengendarai kuda dan
kereta kemenangan-Mu?
(3:9)
Busur-Mu telah Kaubuka, telah Kauisi dengan anak panah. Sela Engkau membelah
bumi menjadi sungai-sungai;
Tuhan sendiri yang mengendarai kuda,
sekaligus kereta kemenangan-Nya.
Selanjutnya kita perhatikan, ada busur dan
diisi dengan anak panah.
Busur berbicara tentang firman Allah yang
tertulis pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yaitu di mulai dari kitab
Kejadian dan diakhiri dengan kitab Wahyu, seluruhnya berjumlah 66 kitab.
Lebih jauh kita melihat anak-anak panahnya.
Habakuk 3:11
(3:11)
Matahari, bulan berhenti di tempat kediamannya, karena cahaya anak-anak
panah-Mu yang melayang laju, karena kilauan tombak-Mu yang berkilat.
Kalimat: “Matahari, bulan berhenti di tempat kediamannya, karena cahaya anak-anak
panah-Mu yang melayang laju,” maka matahari, bulan
berhenti di tempat kediamannya.
Berarti, kalau ayat-ayat firman
ini disampaikan maka hati kita diterangi dan seluruh kehidupan kita tentunya
akan bercahaya, tidak ada lagi kegelapan.
Kalau matahari dan bulan, sirkulasinya
adalah siang dan malam, ada terang dan ada malam = tanpa kepastian.
Yang pasti, kalau ayat firman diterangkan,
Dia akan menerangi hati kita, tentu hidup kita bercahaya di tengah-tengah dunia
yang gelap ini.
2 Timotius 4:2
(4:2)
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah
apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan
pengajaran.
Baik, atau tidak baik waktunya, anak panah
ini harus dilepaskan dari busurnya, melaju untuk menembusi seluruh sendi-sendi
kehidupan kita semua, sehingga kesalahan itu dinyatakan.
Jadi,
firman itu dinyatakan untuk menembusi dosa, dan saat dosa itu ditembusi
sakit bagi daging, tetapi perlu untuk
diketahui, Dia yang melukai, Dia juga yang menyembuhkannya.
Ini persis seperti Urim dan Tumim, supaya
nanti pada akhirnya kita betul-betul seperti kuda dan kereta kemenangan-Nya.
Kereta itu harta-Nya Tuhan, berarti;
jantung hati-Nya Tuhan, seperti tutup dada seorang Imam Besar, di situ terdapat
Urim dan Tumim. Imam Besar tugasnya untuk memperdamaikan dosa manusia menjadi pengantara, Allah dengan
manusia.
Yesus adalah seorang Imam Besar Agung, Dia
telah memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib, Dia telah mempertaruhkan
hidup-Nya bagi kita, supaya pada akhirnya kita menjadi jantung, hati Tuhan.
Zakharia
9:14
(9:14)
TUHAN akan menampakkan diri kepada mereka, dan anak panah-Nya akan melayang
keluar seperti kilat. Dan Tuhan ALLAH akan meniup sangkakala dan akan berjalan
maju dalam angin badai dari selatan..
“Dan
anak panah-Nya akan melayang keluar seperti kilat,” terang-Nya firman ini berkuasa untuk menerangi
setiap hati, supaya kehidupan kita bercahaya dan kebenaran dari terang-Nya
firman tidak bisa dibantahkan, seperti lajunya anak panah yang digambarkan
seperti kilat.
Kalau kita sungguh-sungguh menerima firman Allah,
dengan segala kerendahan hati, maka firman itu berkuasa menerangi hati kita,
seperti anak panah yang melayang seperti kilat.
Sekarang
kita akan memperhatikan mahkota.
Wahyu
6:2
(6:2 )
Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang
menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota.
Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
Di dalam Perjanjian Lama, ada banyak
sebutan mahkota, namun di dalam Perjanjian Baru juga ada mahkota.
Secara khusus dalam Perjanjian Baru ada
lima mahkota, yaitu:
1. Mahkota kebenaran.
2. Mahkota kehidupan.
3. Mahkota kemuliaan.
4. Mahkota kebanggan.
5. Mahkota abadi.
Sekarang kita akan memperhatikan mahkota
ini satu persatu...
Keterangan: Mahkota kebenaran.
2
Timotius 4:8
(4:8)
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan
kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya
kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
Sangat jelas di sini kita melihat pengakuan
dari Rasul Paulus, bagi dia telah tersedia mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan kepadanya oleh Tuhan.
Ketika Rasul Paulus menerima mahkota, itu
merupakan keadilan dari Tuhan kepada Rasul Paulus.
Buktinya:
2
Timotius 4:6-7
(4:6) Mengenai diriku, darahku sudah mulai
dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
(4:7)
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan
aku telah memelihara iman.
Sebab Rasul Paulus telah menyelesaikan
pekerjaan itu sampai garis akhir.
Arti rohani garis akhir, yaitu:
1. Sampai Tuhan datang
untuk kali yang kedua.
2. Sampai akhir hayat
terlepas dari kandung badan (sampai mati).
Akhirilah pelayanan itu sampai garis akhir,
dan itu sebabnya Tuhan mengaruniakan mahkota kebenaran, dan itu keadilan Tuhan.
Bukan hanya kepada Rasul Paulus, tetapi juga kepada kita semua yang mau
mengakhiri pertandingan/mengakhiri pelayanan sampai garis akhir.
Mengakhiri pertandingan sampai garis akhir,
itu butuh pengorbanan, darahnya sudah dicurahkan. Bahkan di tengah ibadah dan
pelayanan, dia disebut sebagai domba sembelihan, sebab ia tidak mau melepaskan
dirinya dari kasih Allah, sekalipun menghadapi 7 perkara hebat...Roma 7:45.
Jadi, Tuhan adil, Tuhan memperhatikan
sengsara kita di tengah ibadah dan pelayanan, nanti Tuhan karuniakan mahkota kebenaran
itu.
Keterangan: Mahkota kehidupan.
Yakobus
1:12
(1:12)
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan
uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia.
Dikaruniakan mahkota kehidupan, dijanjikan kepada orang yang betul-betul
mengasihi Dia.
Buktinya adalah, bertahan dalam pencobaan. Jangan tinggalkan ibadah dan pelayananmu
karena pencobaan.
Sekalipun harus menghadapi ujian/cobaan
silih berganti, tetaplah bertahan, sampai pada akhirnya kita menerima mahkota
kehidupan itu, yaitu; orang yang mengasihi-Nya, dengan bukti tetap
bertahan di dalam Tuhan saat menghadapi ujan dan cobaan.
Wahyu
2:8-10
(2:8
)"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari
Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali:
(2:9
)Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah
mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
(2:10)
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan
melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai
dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai
mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Tetaplah setia sampai mati, dan sampai
akhirnya kita menerima mahkota kehidupan.
Jemaat di Smirna adalah jemaat yang banyak
penderitaan, dia miskin, tetapi perhatian Tuhan tidak luput di jemaat Smirna. Mereka kaya dalam kemurahan, juga kaya
dalam kebajikan, sekalipun mereka difitnah oleh jemaah Iblis.
Setia
sampai mati, berarti, tetap bertahan sampai nanti Tuhan mengaruniakan mahkota
kehiudupan.
Jangan berkecil hati karena kemiskinan dan kesusahan,
karena Tuhan akan mengaruniakan mahkota kehidupan, Tuhan membela kita, sama
seperti jemaat di Smirna.
Keterangan: Mahkota kemuliaan.
1
Petrus 5:2
(5:2) Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada
padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak
Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
Banyak cara seorang hamba Tuhan yang telah
menerima jabatan gembala memaksa domba-dombanya, dengan air sebesar sungai,
dengan firman yang ditambahkan dan dikurangkan dan banyak cara-cara lain, itu
adalah bentuk pemaksaan.
Tetapi kalau salib disampaikan, bukan
pemaksaan. Terima, puji Tuhan, tidak terima ya terserah, tanggung sendiri.
Seringkali kita salah mengerti tentang
pemaksaan ini, sebab salib bukan pemaksaan, walaupun sakit bagi daging.
Pemanis, rayuan, dan lain sebagainya, itulah bentuk pemaksaan.
1
Petrus 5:3-4
(5:3)
Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang
dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba
itu.
(5:4)
Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota
kemuliaan yang tidak dapat layu.
Tuhan akan mengaruniakan mahkota kemuliaan,
mahkota yang tidak layu.
Saudaraku, ini terkhusus bagi
gembala-gembala, hamba-hamba Tuhan imam-imam yang sudah melayani Tuhan, yang
betul-betul bertanggungjawab atas tugas yang dipercayakan oleh Tuhan kepada
dia, yang mau memikul salibnya, sehingga menjadi teladan, kepadanya akan dikaruniakan
mahkota kemuliaan yang tidak akan dapat layu.
Kemuliaan, itulah mahkota yang tidak pernah
layu, persis seperti pohon kehidupan yang tumbuh di sungai air kehidupan, daun-daunnya
tidak pernah layu, tetap hijau dan bahkan bisa menjadi obat bagi
bangsa-bangsa.
Keterangan: Mahkota kemegahannya.
1 Tesalonika 2:19
(2:19 ) Sebab siapakah pengharapan kami
atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan
kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?
Rasul Paulus berkata: “Siapakah
pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota
kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya,
kalau bukan kamu?”
Jadi
mahkota kemegahan di sini adalah kebanggaan
dari seorang hamba Tuhan terhadap yang dilayani, kalau pada akhirnya mendapatkan
keselamatan dari pada Tuhan.
Seorang
hamba Tuhan hanya bisa merasakan mahkota kemegahan itu, apabila pelayanannya
itu berhasil.
Tetapi
ukuran keberhasilan bukan dilihat dari banyak uang, melainkan bertanggungjawab
terhadap seluruh sidang jemaat yang dilayani, sampai akhirnya memperoleh
keselamatan.
Kalau
seandainya, seorang gembala betul-betul mempertanggungjawabkan sidang
jemaatnya, sampai memperoleh keselamatan dan untuk itu ia mempertaruhkan
hidupnya di hadapan Tuhan, maka sidang jemaat jangan tersinggung. Sebab hanya
itu mahkota kemegahan dari seorang gembala.
Hanya
satu kebanggaan yang dapat dimegahkan setiap gembala, yaitu; pada saat ia
mempertanggungjawabkan sidang jemaat itu di hadapan Tuhan
sampai berhasil, baik jasmani maupun rohani.
1
Tesalonika 2:20
(2:20)
Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.
Kebangaan seorang hamba Tuhan atau seorang
gembala, yaitu, kalau sidang jemaat itu tergembala dengan baik, berarti
dengar-dengaran dan terus ikuti suara firman penggembalaan, itulah kebanggaan
dari seorang gembala. Dan itu dengan tegas dinyatakan kepada jemaat di
Tesalonika.
Tetapi kalau sidang jemaat tidak
sungguh-sungguh di dalam Tuhan, tidak dengar-dengaran, tidak tergembala dengan
baik, tidak mengikuti geraknya Pengajaran Mempelai, itu merusak,
menyakiti, dan memilukan hati seorang gembala, itu bukan
kebanggaan, dan gembala tidak dapat bermegah.
Hal yang senada dilontarkan oleh Rasul
Paulus kepada jemaat di Filipi...Filipi
4:1.
Filipi 4:1
(4:1) Karena itu, saudara-saudara yang
kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan
teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!
Di sini lebih ditandaskan, bahwa
betul-betul sidang jemaat yang dilayani oleh seorang gembala sidang adalah
mahkota kemegahannya dan sukacitanya, tidak ada yang
lain.
Berarti, kalau sidang jemaat memberontak,
di mana lagi kemegahan seorang hamba Tuhan (gembala sidang)?
Maka saya pun harus mengikuti apa yang
dinyatakan Rasul Paulus, hal yang senada harus disampaikan. Oleh sebab itu
berdirilah juga di dalam Tuhan, jangan mudah
digoyahkan oleh pengaruh-pengaruh yang tidak suci dan jangan mau digoyahkan oleh pengaruh-pengaruh yang sifatnya
lahiriah.
Keterangan: Mahkota abadi.
1
Korintus 9:25-27
(9:25 )Tiap-tiap
orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam
segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana,
tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
(9:26)
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan
saja memukul.
(9:27)
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah
memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Rasul Paulus akhirnya juga menerima/memperoleh
mahkota yang abadi.
Sebagai syaratnya.
1
Korintus 9:26-27
(9:26)
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan
saja memukul.
(9:27)
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah
memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Kita perhatikan kalimat:
1.
“Aku tidak berlari
tanpa tujuan.”
2. “Aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.”
Jadi, ibadah dan pelayanan Rasul Paulus ini
tepat pada sasarannya. Melayani Tuhan
tidak boleh sembarangan. Kalau yang lahiriah saja menerima mahkota yang fana,
maka untuk hal yang rohani akan menerima mahkota yang abadi.
Tetapi dua hal yang yang harus kita
perhatikan, yaitu:
Tidak
berlari tanpa tujuan.
Kalau berlari tanpa tujuan tidak ada
habis-habisnya, dan tujuan dia berlari tidak jelas. Tetapi kalau ia berlari ke
depan ada tujuan, karena dia berlari ke depan untuk memperoleh mahkota yang
abadi.
Bukan
petinju sembarangan:
Dan dia juga bukan petinju sembarangan
memukul, berarti kalau memukul tepat pada sasarannya.
Kalau firman Tuhan itu disampaikan tepat
pada sasarannya, maka dosa-dosa itu akan hancur.
Maka otomatis hamba Tuhan pun tidak boleh
sembarangan, betul-betul dalam tahbisan yang benar, Tuhan memakai dia dalam
pimpinan roh, dalam kebenaran dan kasih. Kalau pukulan itu telak, musuh pun
roboh.
Pelayanan seperti inilah yang kita nantikan
dari seorang hamba Tuhan, supaya dosa hancur dan sumber dosa pun hancur.
Kalau seorang petinju tidak mempunyai bobot
pukulan maka tidak ada artinya, dan musuh tidak kalah.
Jika seorang hamba Tuhan berada dalam dua
hal tersebut, berarti dia berada dalam penguasaan diri, ada dalam tahbisan yang
benar, berdiri di atas korban Kristus, tidak berdiri di atas daging, tidak
berdiri di atas dasar yang lain.
Tandanya: melatih tubuh dan menguasai diri.
Dalam ayat lain,
ada istilah melatih tubuh walaupun kegunaannya terbatas. Dalam ibadah juga, harus
melatih diri dalam ibadah.
Latihlah dirimu! Tubuhmu juga dilatih, hal
yang rohani dalam ibadah juga dilatih.
1
Timotius 4:8
(4:8 )Latihan badani terbatas gunanya,
tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk
hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Juga latih diri dalam ibadah, karena kalau kita terus melatih diri dalam ibadah,
ibadah itu akan mengandung janji baik untuk masa sekarang ini, yaitu
berkat-berkat pemeliharaan Tuhan terlihat (jasmani dan rohani), baik untuk
hidup yang akan datang dan bahagia bersama Dia di
kehidupan
yang kekal. Itulah hasil kalau seseorang melatih diri dalam ibadah, mengandung
janji.
Ibadah yang kita jalankan ini adalah ibadah
yang mengandung janji, baik untuk:
-
Masa
sekarang; dipelihara, dibela,
diberkati.
-
Masa
yang akan datang; bahagia bersama
dengan Dia dalam kehidupan yang kekal. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment