IBADAH NATAL HAMBA-HAMBA TUHAN GARIS DEPAN
BINJAI-LANGKAT SEKITARNYA
28 DESEMBER 2015 DAN 29 DESEMBER 2015 DI BINJAI
SESI YANG KEDUA
Tema : “..Karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan
menggembalakan umat-Ku Israel.”
Shalom...!
Selamat malam, salam
sejahtera bagi kita sekalian, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus oleh karena
kemurahan Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Perayaan Natal
Garis Depan Binjai Langkat dan sekitarnya. Dan kalau kami boleh berdiri
melayani pada malam ini semua karena kemurahan Tuhan, bukan karena gagah hebat
kuat kami atau suatu kebetulan saja, tetapi semua karena anugerah Tuhan.
Sesi pertama pada
siang tadi kita sudah melihat Injil Matius 2:1-6, terkhusus
pada ayat 6 yaitu: ”... Karena dari padamulah
akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.”
Kita akan melihat ini
lebih jauh lagi...
Matius 2:1-6
(2:1) Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan
bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan
itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah
Dia."
(2:3) Ketika raja
Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
(2:4) Maka
dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya
keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
(2:5) Mereka berkata
kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis
dalam kitab nabi:
(2:6) Dan engkau
Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara
mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang
pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Dari Betlehem akan bangkit seorang pemimpin, Dia Raja, Dia akan menggembalakan
bangsa Israel, umat-Nya dengan kekuatan Tuhan.
Penampilan dari sang
Raja telah kita lihat tadi siang pada sesi yang pertama, Dia telah
menggembalakan Israel umat-Nya dengan kekuatan Tuhan, sehingga memperoleh hasil
yaitu: Ada hidup dan berkelimpahan
dalam segala sesuatu, itu yang kita peroleh tadi siang.
Tadi kita sudah
melihat hal itu dari GOLONGAN YANG KEDUA, dan GOLONGAN
KETIGA dan jalan keluarnya dari GOLONGAN PERTAMA.
Kembali kita
melihat....
Matius 2: 1
(2:1) Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
Berkaitan dengan
kelahiran ini, kita dapat melihat tiga golongan, yaitu;
GOLONGAN PERTAMA: YESUS
KRISTUS.
GOLONGAN KEDUA: RAJA
HERODES.
GOLONGAN KETIGA: Orang-ORANG MAJUS DARI TIMUR.
Kita memperhatikan...
GOLONGAN KETIGA: ORANG-RANG MAJUS DARI TIMUR.
Matius 2:1-2
(2:1) Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan bertanya-tanya:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Orang-orang majus
datang dari Timur ke Yerusalem, tujuannya; hanya untuk menyembah Raja di atas
segala raja yang telah dilahirkan, raja orang Yahudi, itulah Yesus
Kristus.
Kesimpulannya: Umat
Tuhan digembalakan oleh Raja untuk sampai kepada penyembahan, itu saja.
Jadi kita beribadah
dan tergembala hanya satu tujuan supaya ibadah itu masuk atau memuncak sampai
kepada doa penyembahan. Jadi, ibadah itu tidak boleh jalan ditempat.
Sebagai bukti ...
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian
diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan
kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah
dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Yang diukur di sini
adalah Bait Suci Allah dan ibadah yang memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Mezbah -> doa
penyembahan.
Lebih jauh..
Ibrani 9:1-4
(9:1) Memang
perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan
untuk tempat kudus buatan tangan manusia.
(9:2) Sebab ada
dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat
kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.
(9:3) Di belakang
tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.
(9:4) Di situ terdapat
mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya
disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas
berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang
bertuliskan perjanjian,
-
Pada kemah yang paling depan (ruangan
suci) terdapat kaki dian emas / pelita emas dan meja
roti sajian.
-
Di belakang tirai kedua (ruangan maha suci)
terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas.
Menunjukkan bahwa
ibadah yang masuk dalam ukuran Tuhan adalah ibadah yang memuncak sampai kepada
doa penyembahan, itu maksudnya, dalam hal ini kita tidak usah bingung.
Saudaraku, sepintas
kita memperhatikan apa yang dilihat oleh Musa ini bertentangan
dengan apa yang
dilihat oleh rasul Paulus.
Kalau kita bandingkan
dengan Tabernakel Musa, meja roti sajian, pelita emas dan
mezbah dupa ketiga alat tersebut ada di ruangan suci, sedangkan apa yang dilihat rasul Paulus ketika dia
diangkat ketingkat yang ketiga dari sorga, lalu dia tuliskan kepada jemaat di Ibrani,
pelita emas dan meja roti sajian ada di ruangan
suci, sementara mezbah dupa
sudah ada di ruangan maha suci,
seolah-olah ada perbedaan pandangan antara Musa dan rasul Paulus. Sesungguhnya,
ini memberi pengertian bahwa ibadah harus memuncak pada doa penyembahan, jadi,
tidak ada perbedaan pandangan antara Musa dan rasul Paulus. Hal ini seringkali
diperdebatkan oleh hamba-hamba Tuhan. Kita bersyukur malam ini Tuhan memberi
pengertian pelan-pelan, asal saudara sabar saja.
Jadi ibadah itu
ukurannya memuncak pada ibadah doa penyembahan, tidak cukup Ibadah Raya Minggu
dan Pendalaman Alkitab.
Kalau ibadah itu
memuncak sampai kepada doa penyembahan maka ibadah di bumi yang kita jalankan
ini = ibadah yang ada di sorga.
Wahyu 4:8-10
(4:8) Dan keempat
makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya
penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan
malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada
dan yang ada dan yang akan datang."
(4:9) Dan setiap kali
makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur
kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
(4:10) maka
tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas
takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan
mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
Empat makhluk di sorga
tidak berhenti berseru siang dan malam, mereka mempersembahkan puji-pujian
kepada Anak Domba yang duduk di atas takhta itu. Dalam kesempatan yang lain 24
tua-tua tersungkur di hadapan takhta Anak Domba.
Berarti; kalau ibadah
yang kita jalankan di bumi ini memuncak sampai kepada doa penyembahan maka
ibadah kita = ibadah di sorga.
Banyak gereja hanya
cukup ibadah raya Minggu pengertian mereka hanya sampai di situ, itu namanya
ibadah jalan di tempat, tidak sampai kepada puncak ibadah; doa penyembahan.
Maka saya sebagai
seorang gembala bertanggung jawab atas hal ini, sebagai kepercayaan yang
dipercayakan Tuhan di Serang dan Cilegon saya tidak akan pernah melepaskan
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, kalau tidak ada tamu, saya bertanggung
jawab di situ.
Jangan hanya terima
sepersepuluh dan buah sulung, kolekte, persembahan ini dan itu dari sidang
jemaat, tetapi tidak bertanggung jawab, itu bahaya.
Kita Perhatikan
kalimat pada ayat 10:” ... Mereka menyembah Dia yang hidup
sampai selama-lamanya...” = menyembah Allah yang hidup = terlepas dari
penyembahan berhala.
24 tua-tua tidak
menyebah allah asing, mereka menyembah Allah yang hidup sampai selama-lamanya.
Pertanyaannya: APA
BUKTI KITA MENYEMBAH ALLAH YANG HIDUP?
Kisah Para Rasul 4:11-12
(4:11) Yesus adalah
batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia
telah menjadi batu penjuru.
(4:12) Dan keselamatan
tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong
langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita
dapat diselamatkan."
Di bawah kolong langit ini tidak ada
nama lain selain Yesus yang harus kita sembah, sebab hanya nama Yesus yang
dapat menyelamatkan saya dan saudara.
Siapakah Yesus ini? Yesus adalah
batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan = pribadi Yesus Kristus yang
disalibkan.
Tukang-tukang bangunan adalah ahli-ahli
Taurat dan imam-imam kepala, dan tua-tua, merekalah yang menyalibkan Yesus
Kristus, Allah yang hidup yang harus kita sembah.
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu
tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi
dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak
atau emas,
(1:19) melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba
yang tak bernoda dan tak bercacat.
Kita telah ditebus dari cara hidup yang
sia–sia itulah dosa warisan, bukan dengan barang fana, emas, perak, harta
kekayaan tetapi oleh darah yang mahal. Allah yang mati itulah uang, emas,
perak, harta kekayaan tidak punya darah untuk menebus dosa manusia. Ini bukti
kita menyembah Allah yang hidup.
Jadi jangan salah menyembah, seringkali
kita menyembah berhala-berhala karena ibadah yang dijalankan tidak masuk dalam
ukuran Tuhan, tidak memuncak kepada penyembahan. Berhala artinya; segala
sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Kalau uang melebihi ibadah itu berhala,
pekerjaan melebihi ibadah itu berhala, isteri, anak suami dan apapun melebihi
dari ibadah, dari Tuhan itu berhala, itu allah yang mati.
Sebetulnya sekarang ini saya ingat anak
dan isteri saya yang baru melahirkan anak kami yang kedua, tidak tega
meninggalkan mereka, semua untuk Tuhan karena saya mau menyembah Allah yang
hidup, bersama dengan hamba-hamba Tuhan di Binjai-Langkat dan sekitarnya.
Empat mahluk tidak henti-hentinya berseru, memuliakan Tuhan dan
dalam kesempatan yang lain, 24 tua-tua
menyembah Allah yang hidup, kita datang memuji Tuhan dan dalam kesempatan lain
kita menyembah Tuhan.
Kita menyembah Allah yang hidup bukan
allah yang mati, kalau kita menyembah allah yang mati rugi, kalau kita
mengikuti Tuhan tetapi tidak mengalami suasana kebangkitan, rugi dua kali
lipat, lebih malang dari orang-orang yang malang.
Filipi 2:8-9
(2:8) Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
(2:9) Itulah sebabnya
Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala
nama,
Tuhan meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama, tidak ada nama lain di bawah kolong langit
ini yang sanggup menyelamatkan jiwa.
Filipi 2:10-11
(2:10) supaya dalam
nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi
dan yang ada di bawah bumi,
(2:11) dan segala lidah
mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Segala lutut bertelut dan segala lidah mengaku -> doa
penyembahan, persis seperti 24 tua-tua dan empat makhluk memuji–muji Allah
dengan tidak henti-hentinya siang dan malam.
Lidah mengaku bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan, Dia Allah yang hidup, Dia rela mati menyerahkan
nyawa-Nya di atas kayu salib supaya kita hidup, allah yang lain tidak ada darahnya
untuk menebus dosa manusia.
Itulah ibadah yang
masuk dalam ukuran Tuhan, memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Bandingkan dengan
penyembahan yang gagal.
Matius 2:3-4
(2:3) Ketika raja
Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
(2:4) Maka
dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya
keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
Berita tentang
kelahiran Yesus Kristus sesungguhnya untuk membawa ibadah masuk dalam ukuran
yaitu doa penyembahan, tetapi kita perhatikan di sini, justru HERODES beserta
Yerusalem (Herodes dan imam-imam kepala, ahli Taurat, tua-tua) terkejut, ini
penyembahan yang gagal.
Ada tiga penyembahan,
dua gagal, sedangkan orang-orang majus ibadahnya sampai kepada penyembahan,
tetapi Herodes, imam-imam kepala dan tua-tua doa penyembahan mereka gagal,
sebab mereka terkejut saat mendengar tentang kelahiran Yesus.
Terkejut itu indikasi
dari 2 hal, yaitu;
-
Masih mempertahankan harga diri -> Raja Herodes.
Bagian dari mempertahankan harga diri adalah sombong, congkak, keras hati.
-
Masih mempertahankan cara hidup yang lama, ketika dikoreksi
orang semacam ini pasti terkejut -> imam-imam kepala, tua-tua, dan ahli-ahli
Taurat.
PENYEMBAHAN YANG GAGAL DARI RAJA HERODES.
Raja Herodes
mengumpulkan berita firman tetapi tujuannya hanya untuk membunuh Yesus Kristus,
ini adalah penyembahan yang gagal.
Seringkali kita datang
beribadah, dengar firman, kita tunggu-tunggu pembukaan rahasia firman =
mengumpulkan firman, tetapi kalau punya niat yang jahat, ibadahnya tidak sampai
memuncak kepada penyembahan, inilah penyembahan yang gagal.
Untuk apa mengumpulkan
firman tetapi niat hati untuk membunuh raja orang Yahudi? Nanti ibadahnya hanya
jalan di tempat. Membenci sesama setara dengan dosa membunuh, sehingga seorang
yang membenci sesama di dalam dirinya tidak ada kasih.
2 Timotius 3:5-8
(3:5) Secara lahiriah
mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri
kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
(3:6) Sebab di antara
mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat
perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh
berbagai-bagai nafsu,
(3:7) yang walaupun
selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal
kebenaran.
(3:8) Sama seperti
Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran.
Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.
Orang yang mengumpulkan
firman:
-
“Secara lahiriah mereka menjalankan
ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya”, ini adalah ibadah jalan di tempat.
Ciri-cirinya: Masuk, menyeludup ke rumah-rumah ibadah tetapi hanya untuk
menjerat perempuan-perempuan yang sarat dengan kelemahan = ibadah yang ditandai
dengan kelemahan (kenajisan).
-
“Selalu ingin diajar, namun tidak pernah
dapat mengenal kebenaran.”
Ingin diajar, rindu dengar pembukaan rahasia firman, kumpul-kumpulkan
rahasia firman, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran itu.
Kebenaran yang sejati hanya terletak pada salib Kristus, di luar itu yang
ada kebenaran hukum Taurat dan kebenaran diri sendiri.
Hukum Taurat: “Mata ganti mata, gigi
ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas kejahatan.
Kalau orang berbuat baik kita baik, kalau orang berbuat jahat kita jahat,
itu hukum Taurat.
Saya berharap
kedatangan kita pada malam ini untuk mengumpulkan firman itulah gandum yang
turun dari langit, tetapi tujuannya untuk mengenal kebenaran.
Gandum yang turun dari
langit itulah benih yang sudah mati, itulah pengalaman kematian Yesus Kristus,
namun tiga hari kemudian Ia bangkit.
Sebagai contoh
mengumpulkan tetapi tidak mengenal kebenaran: Yanes dan Yambres yang menentang Musa. Menentang =
memberontak = dikuasai roh pendurhakaan.
Ketika Musa
melemparkan tongkatnya, berubah menjadi ular, ahli jampi dari Firaun itulah
Yanes dan Yambres melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Musa,
tongkat menjadi ular, ini namanya penentangan.
Kalau hamba Tuhan /
gembala sidang menyampaikan firman lalu sidang jemaat berkata; “aku juga
bisa” itu adalah roh pemberontakan, itu Yanes dan Yambres,
mengumpulkan firman tetapi tidak sampai mengenal kebenaran, suka menentang.
Banyak hamba-hamba Tuhan di media sosial saling menentang, di facebook
menentang, di Twitter menentang, di rumah menentang, maksudnya; kamu bisa saya
juga bisa.
Saya kira di antara
hamba-hamba Tuhan jangan ada saling menentang, itu kurang baik. Kalaupun saya
lebih muda dari bapa Pdt.Sitohang, bapa Pdt. Mangunsong, bapa Pdt.Sihombing,
saya kira satu dengan yang lain saling merendahkan diri, tidak ada yang lebih
hebat di sini, saya melayani hanya karena tugas dari Tuhan, memikul tanggung
jawab di hadapan Tuhan, dan semalam-malaman saya mencari firman, lalu saya
sampaikan, untuk kita kumpulkan, bukan untuk menentang para hamba-hamba Tuhan
garis depan Binjai-Langkat dan sekitarnya.
PENYEMBAHAN YANG GAGAL
DARI IMAM-IMAM KEPALA DAN AHLI TAURAT.
Imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, melayani Tuhan tetapi hanya sebatas lahiriah saja, hanya
menunjukkan bahwa dia dipakai Tuhan, persis seperti kisah mereka dalam Matius
23, mereka menduduki kursi Musa, berarti menjalankan ibadah secara
Taurat / lahiriah saja, lalu menggunakan jubah yang panjang-panjang dan
selendang sembahyang yang lebar-lebar itu adalah ibadah dan pelayanan yang
dijalankan secara lahiriah.
Mari kita perhatikan..
Matius 23:1-4
(23:1) Maka berkatalah
Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu
turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi
janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya
tetapi tidak melakukannya.
(23:4) Mereka mengikat
beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri
tidak mau menyentuhnya.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi tidak terbeban dalam pekerjaan Tuhan.
Saya sangat bersyukur
sekali ketika Tuhan mempercayakan kami pelayanan di sini, di hadapan Tuhan saya
katakan: apa yang bisa saya perbuat saya akan lakukan, saya tidak mau
menjalankan ibadah secara lahiriah, seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat. Saya mau terbeban untuk pekerjaan Tuhan, karena saya ingin belajar
menjalankan ibadah yang benar, lepas dari ibadah lahiriah.
Matius 23:5
(23:5) Semua pekerjaan
yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali
sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
Mereka beribadah dan
melayani hanya untuk dilihat orang, dengan cara memakai tali sembahyang yang
lebar dan jumbai yang panjang.
Ini adalah ibadah yang
tidak masuk dalam ukuran Tuhan, dengan kata lain tidak memuncak sampai kepada
penyembahan = ibadah yang gagal dari ahli Taurat dan imam kepala, berarti
ibadah di bumi tidak sama seperti ibadah di sorga, percuma.
2 Korintus 3:6
(3:6) Ialah membuat
kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang
tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang
tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
Tuhan mempercayakan
rasul Paulus “menjadi pelayan-pelayan
dari suatu perjanjian baru” = pelayanan Roh.
Firman Allah yang
didengar dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging, ditukik dalam
hati, sehingga menjadi surat pujian / surat Kristus yang dapat dibaca dan
dikenal orang, mulai dari sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang,
gerak-geriknya (mendengar firman langsung ditindaklanjuti, difollow up) =
menikmati pelayanan Roh.
Bandingkan dengan
pelayanan tubuh ...
2 Korintus 3:7
(3:7) Pelayanan
yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun
demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar
juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak
tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian
Pelayanan tubuh sama
seperti sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh batu = pelayanan tubuh =
menjalankan ibadah secara lahiriah.
Perlu untuk diketahui,
huruf itu mati, pelayanan yang menuju kepada kematian, tetapi roh yang memberi
hidup/pelayanan roh.
Akibat menjalankan pelayanan tubuh:
2 Korintus 3:14-15
(3:14) Tetapi pikiran
mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu
masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu
tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai
pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang
menutupi hati mereka.
Kalau hanya menikmati
pelayanan tubuh, tanpa penyingkapan firman, maka selubung itu akan tetap
menyelubungi hidup seseorang.
Itulah pelayanan
tubuh, itulah penyembahan yang gagal, dan ibadahnya tidak akan pernah memuncak
sampai kepada penyembahan.
Kalau hati diselubungi
dengan dosa-dosa yang disembunyikan, maka hati sukar untuk diubahkan dan
pikiran menjadi tumpul. Kalau pisau tumpul, maka orang akan memperbesar tenaga.
Kesimpulannya, kalau pikiran tumpul sukar untuk diubahkan.
Huruf itu mati Roh
yang menghidupkan, seharusnya kita menikmati pelayanan Roh, dengar firman
langsung ditindak lanjuti. Kalau terharu ketika mendengar firman lalu menangis,
tetapi tidak dilanjuti dengan perubahan = pelayanan tubuh, tidak ada artinya,
ibadah seperti ini = jalan di tempat tidak akan pernah memuncak kepada
penyembahan.
Kita mau supaya kita
sama seperti orang-orang majus yang akhirnya menyembah Raja di atas segala
raja. Ibadah kita harus sama seperti di sorga, satu sisi kita memuji Tuhan lain
kesempatan kita menyembah Tuhan.
Tadi kita sudah awali
dengan puji-pujian; segala hormat, segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Enak
kalau puji-pujian itu menghantar kita sampai kepada pemberitaan firman, kita
bisa menikmati suasana sorga.
Sangat disayangkan
kalau ibadah jalan di tempat, waktu, tenaga, pikiran, energi, uang, semua
habis, sia-sia saja, sementera perbuatan sia-sia itu diwariskan dari nenek
moyang saja, kalau terus berlanjut berarti tidak menghargai darah Kristus.
Dampak negatif ibadah
yang gagal dari Herodes dan imam-imam kepala serta ahli-ahli Taurat.
YANG PERTAMA.
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi
kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau
mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka
akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Ibadah yang tidak
masuk dalam ukuran / tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan, diberikan
kepada bangsa-bangsa lain, bangsa kafir, yaitu antikris, untuk diinjak-injak
selama 42 bulan = 3,5 tahun = 1 masa + 2 masa + ½ masa = 1260 hari.
Apa kita mau pedang
antikris menggorok leher kita masing-masing? Oleh sebab itu jangan
bermain-main, ibadah jangan hanya berjalan di tempat? Saya memikirkan hidup,
karena hidup lebih penting dari makan dan minum, tubuh lebih penting dari
pakaian, saya peduli kepada hidup sesama saya, kok kita tidak peduli kepada
diri kita sendiri, jujur saya ucapkan ini.
YANG KEDUA.
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah
suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan
bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas
kepalanya.
“Seorang perempuan
berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari
dua belas bintang di atas kepalanya.”
Ini adalah gambaran
dari gereja Tuhan yang sempurna.
Tetapi ada tandingan
lain juga...
Wahyu 12:2-3
(12:2) Ia sedang
mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak
kesakitan.
(12:3) Maka tampaklah
suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas
kepalanya ada tujuh mahkota.
Ayat 1: “....Maka tampaklah suatu tanda besar di langit..”, ayat
3:”...Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit..”
Ada suatu tanda lain
di langit tetapi tidak besar, itulah naga merah padam yang besar,
si ular tua.
Wahyu 12:4
(12:4) Dan ekornya
menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas
bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu,
untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
“Ekornya menyeret
sepertiga dari bintang-bintang di langit.”
Bintang-bintang -> kehidupan
yang dipermuliakan = guru-guru dalam sidang jemaat.
Bintang-bintang juga
menunjuk kepada malaikat sidang jemaat, gembala sidang.
Wahyu 12:5-6
(12:5) Maka ia
melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan
gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke
takhta-Nya.
(12:6) Perempuan itu
lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah,
supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Mempelai perempuan
luput dari mata ular, karena kepadanya diberikan sayap burung nazar yang besar,
dan dipelihara di padang belantara selama 3,5 tahun. Tandanya; dibela dan
dipelihara oleh Tuhan.
Mari kita lihat; keturunan yang lain.
Wahyu 12:14-17
(12:14) Kepada
perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia
terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat
ular itu selama satu
masa dan dua masa dan setengah masa.
(12:15) Lalu ular itu
menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya
ia dihanyutkan sungai itu.
(12:16) Tetapi bumi
datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang
disemburkan naga itu dari mulutnya.
(12:17) Maka marahlah
naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang
menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Memiliki firman
Tuhan dan Roh kudus, tetapi ibadahnya tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan, ini adalah sasaran
dari mata ular.
Jadi di mulai dari
saya gembala sidang, harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, yaitu;
-
Meja roti sajian -> ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab.
-
Pelita emas -> ketekunan
dalam ibadah raya Minggu.
-
Mezbah dupa -> ketekunan
dalam ibadah doa penyembahan.
Doa penyembahan tidak
boleh dikecilkan, saya selalu menangani ibadah doa penyembahan, tidak pernah
saya serahkan kepada siapapun, justru itu puncak dari ibadah.
Seringkali kita
sebagai gembala ibadah raya Minggu hebat, tetapi ketika ibadah doa penyembahan
diserahkan kepada orang lain, penyembahan jadi kecil, padahal itu puncaknya,
mohon maaf saya bicara seperti ini karena saya pernah melihat ini.
Saya juga menyampaikan
firman tidak asal main comot ayat firman, harus sesuai dengan pola Tabernakel,
ayat Firman yang disampaikan harus sesuai dengan pola, itulah yang disebut
firman pengajaran dalam terangnya Tabernakel, supaya pemberitaan firman dalam
ketekunan tiga macam ibadah itu sampai memuncak kepada doa penyembahan dan
pasti tidak meleset.
Jalan keluarnya supaya
ibadah masuk dalam ukuran yang benar yaitu memuncak sampai kepada doa
penyembahan.
Matius 2:1-2
(2:1) Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan
bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan
itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah
Dia."
Kembali saya katakan:
Orang orang majus setelah tiba di Yerusalem bertanya-tanya tentang kelahiran
Yesus Kristus tujuannya; untuk menyembah sang Raja.
Usaha dari pada
orang-orang majus untuk sampai kepada penyembahan:
USAHA PERTAMA: “Bertanya-tanya” = mencari tahu =
mau tahu, kalau tidak bertanya nanti sesat di jalan.
Kita lihat kaitannya
dalam ...
Matius 7:7-8
(7:7) "Mintalah,
maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka
pintu akan dibukakan bagimu.
(7:8) Karena setiap
orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap
orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
-
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.”
-
“Carilah, maka kamu akan mendapat”
-
“Ketoklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu.”
Hal ini setara dengan
bertanya-tanya = mencari tahu = mau tahu.
Prakteknya ...
Matius 7:9-11
(7:9) Adakah seorang
dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
(7:10) atau memberi
ular, jika ia meminta ikan?
(7:11) Jadi jika kamu
yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu
yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta
kepada-Nya."
-
Tuhan tidak memberi batu kepada anak
yang meminta roti.
Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga. Roti yang turun dari
sorga dalam Mazmur Daud disebut juga:
1. Gandum yang turun dari langit = benih yang
sudah mati = daging tidak bersuara lagi = tidak hidup menurut hawa nafsu
daging.
Kalau sudah mati berarti benih itu sudah tidak berkulit lagi, itulah kasih
Allah.
Kegunaan kasih:
-
Menutupi banyak sekali dosa ... 1
Petrus 4:8.
-
Mengikat, mempersatukan dan
menyempurnakan ... Kolose 3:14.
2. Roti yang turun dari sorga disebut juga roti malaikat, itulah firman penggembalaan untuk menggembalakan sidang jemaat.
Kesimpulannya: Roti adalah kebenaran yang sejati. Kebenaran yang sejati terletak pada salib Kristus.
2 Petrus 1:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak
Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena
kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus
menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menikmati roti yang turun dari sorga adalah kasih karunia.
Hukum Taurat diberikan oleh Musa tetapi kasih karunia datang dari Yesus.
Hukum Taurat, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya kejahatan di balas
dengan kejahatan, siapa yang bersalah harus dihukum, kalau tangan bersalah di
potong, dua kali salah, dipotong lagi, sampai habislah raganya.
Itulah orang yang berada di bawah hukum Taurat, tetapi Tuhan tidak
memberikan batu, Tuhan memberikan roti. Ayo cari, ketok dan minta saja.
-
Tuhan tidak memberikan ular jika anaknya
meminta ikan.
Ikan -> kehidupan yang diurapi Roh Kuds.
Kalau kehidupan kita diurapi Roh Kudus maka akan terlihat tujuh tabiat Roh
kudus, sehingga kehidupan yang diurapi itu persis seperti kaki dian dengan
tujuh pelita yang menyala, itulah tujuh mata Allah yang diutus ke seluruh
bumi...Wahyu 5:6, menjadi kesaksian dan terang, itu yang Tuhan berikan,
Tuhan tidak memberikan ular.
Dari sejak dahulu ular (setan) adalah seorang pembunuh, di dalam dirinya
tidak ada kebenaran dan dia adalah bapa pendusta...Yohanes 8:44, itulah
ular, sebab itu lidah ular bercabang; satu kepada dusta dan satu kepada maut.
USAHA KEDUA: “Memberi diri dituntun oleh bintang Timur.”
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang
bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun
banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk
selama-lamanya.
Bintang-bintang
menuntun orang kepada kebenaran.
Bintang-bintang itulah
orang bijaksana itulah guru-guru dalam sidang jemaat, menuntun, memberi
petunjuk dan membawa mereka sampai kepada kebenaran. kalau kita jauh dari
bintang-bintang tidak akan pernah diarahkan kepada kebenaran. Kita mau benar,
tetapi jauh dari ibadah, tidak tergembala, itu sangat mustahil.
Mari kita lihat...
Filipi 2:12-15
(2:12) Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku
masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
(2:13) karena Allahlah
yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya.
(2:14) Lakukanlah
segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
(2:15) supaya kamu
tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di
tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu
bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,
-
Bercahaya seperti bintang – bintang di
dunia di mulai dari taat.
Taat = patuh pada ajaran yang benar. Orang yang patuh pada ajaran yang
benar pasti tunduk seperti Sara.
-
Kemauan yang berasal dari Tuhan.
Banyak kemauan berasal dari diri sendiri, tetapi di sini kemauan yang
berasal dari Tuhan itu untuk mengerjakan segala sesuatu dari Tuhan.
Pendeknya, dari Tuhan, oleh Tuhan, untuk Tuhan. Pendeknya, segala kemuliaan
dan keagungan hanya bagi Tuhan selama-lamanya.
-
Filipi 2:16
(2:16) sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada
hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma
bersusah-susah.
Berpegang kepada firman kehidupan, itulah firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan atau yang disebut cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Ayo berpegang pada firman kehidupan, supaya kita bercahaya seperti bintang-bintang,
menuntun orang banyak kepada kebenaran, sehingga ibadah kita di bumi tidak
berjalan di tempat, melainkan memuncak sampai kepada penyembahan = ibadah di
sorga.
Jadi, tidak ada pandangan yang berbeda antara rasul Paulus dan Musa, tidak
perlu bertanya-tanya kenapa begini dan begitu, Tuhan sudah jawab malam ini,
tinggal kita berjalan terus sampai ke ruangan maha suci, di mulai dari pintu
gerbang.
Ibrani 8:5
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di
sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak
mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau
membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas
gunung itu."
Ibadah di bumi harus sama dengan ibadah yang ada di sorga.
Kalau kita menggunakan pola Tabernakel, maka ibadah di bumi adalah gambaran
dan bayangan dari ibadah yang di sorga. Tidak boleh asal bicara firman, kalau
tidak tertulis di Alkitab tidak usah dibahas. Tuhan Yesus Kristus memberkati.
Amin..
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman oleh:
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment