IBADAH RAYA MINGGU, 20 NOVEMBER 2016
“WAHYU PASAL ENAM”
(Seri 4 )
Subtema : URIM DAN TUMIM (KEPUTUSAN UNTUK MENJATUHKAN
HUKUMAN TERHADAP DOSA).
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena
kasih-Nya kita dapat melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai den
gan
kesaksian.
Puji Tuhan, kesaksian dari ibu Girsang tadi telah kita dengar bersama-sama,
mengakui bahwa Tuhan baik, setelah menerima firman Pengajaran Mempelai dan
menyatakan diri untuk digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai bersama-sama
dengan kita dalam satu kandang penggembalaan ini dan akhirnya mengenal siapa
Tuhan yang sebenarnya dan menyadari diri, siapa diri ini yang sebenarnya di
hadapan Tuhan. Tindakan selanjutnya, apa yang harus dilakukan? Dan semua itu
terjawab oleh kuasa firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.
Sehingga intinya saya melihat, ibu Girsang menemukan jati diri.
Orang yang tidak menemukan jati diri mudah bimbang, tidak percaya diri dan
tidak tahu apa yang harus dia kerjakan -> seseorang telah kehilangan jati
diri, tidak percaya diri, tidak yakin dengan segala sesuatu apapun yang
dikerjakannya. Tetapi kalau kita sungguh-sungguh di dalam Tuhan, Tuhan yakinkan
hidup kita, dan apa yang Tuhan nyatakan kita kerjakan tanpa keraguan, itulah
orang yang percaya diri, menemukan jati diri semua tentu karena kemurahan
Tuhan.
Segera kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 6.
Wahyu 6: 1-2
(6:1)
Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu,
dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara
bagaikan bunyi guruh: "Mari!"
(6:2
) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang
menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota.
Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
Pada saat Anak Domba itu membuka meterai yang pertama, Rasul Yohanes
melihat ada seekor Kuda putih.
Saudaraku, di dalam Alkitab ada dua pengertian tentang kuda, yaitu:
1. Kuda yang berarti Roh Kudus.
2. Kuda yang berarti daging.
Terlebih dahulu kita melihat kuda
yang berarti daging.
Yesaya
31:1
(31:1) Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir
minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya
yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya,
tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari
TUHAN.
Kalimat: “Yang mengandalkan kuda-kuda,”
berarti mengandalkan kemampuan manusia daging, dan orang seperti ini hanya
percaya kepada kekayaan (itulah kereta-keretanya) dan juga mencari kepandaian (pasukan kuda yang begitu besar
jumlahnya), tetapi tidak mau mencari Tuhan, hatinya jauh dari Tuhan, tidak
memandang kepada Tuhan.
Yesaya 30:15-16
(30:15) Sebab beginilah firman
Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal
diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak
kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
(30:16) kamu
berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan
lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas,"
maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
Ayat firman
Tuhan ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Yang pertama : “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan
diselamatkan” ... ayat 5a.
Berarti,
keselamatan itu di mulai dari pertobatan
dan selanjutnya tinggal diam di dalam
kemah. Seperti pada malam hari ini, kita semua berada di dalam kemah Tuhan,
itu karena kemurahan Tuhan.
Di dalam kemah atau ruangan suci teRdapat tiga macam alat, yaitu:
1. Meja roti sajian -> kebenaran dari Allah Anak.
2. Pelita emas -> pengurapan dari Allah Roh Kudus.
3. Mezbah dupa -> kasih dari Allah Bapa.
Yang kedua: “Dalam tinggal tenang dan percaya
terletak kekuatanmu.”
Berarti, kekuatan itu sumbernya adalah dalam
tinggal tenang dan percaya.
Dalam tinggal tenang -> doa penyembahan, berlututlah di bawah kaki Tuhan. Jadi lutut inilah kekuatan
kita, dan gunakanlah lutut ini sebagai kekuatan/gunakanlah doa penyembahan
sebagai kekuatan.
“...Tetapi kamu enggan.” Artinya; mereka menolak firman Allah.
Firman Allah ditolak dan berkata:
-
“Bukan, kami mau naik kuda dan
lari cepat," tetapi sesungguhnya Tuhan
berkata; “Kamu akan lari dan lenyap”
itulah orang yang mengandalkan kemampuan manusia daging, cepat untuk binasa.
-
"Kami mau mengendarai kuda tangkas, tetapi
sesungguhnya Tuhan berkata; “Para
pengejarmu akan lebih tangkas lagi.”
Rumusnya daging adalah: di atas daging masih ada lagi daging yang lebih
mampu. Jadi kalau kita merasa mampu, masih ada lagi yang lebih mampu, dan
apabila ada orang yang merasa kaya, masih ada lagi yang lebih kaya dari dia.
Artinya, kekuatan/kemampuan yang berasal dari daging terbatas adanya. Kalau
kita mengandalkan kekuatan daging, itu semuanya terbatas.
Mazmur 33:17
(33:17) Kuda adalah
harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya
tidak dapat memberi keluputan.
Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai
kemenangan. Sekalipun besar ketangkasan kuda, tetapi tidak dapat memberi
keluputan/ tidak dapat menolong seseorang. Pendeknya, daging tidak dapat
diandalkan, atau tidak dapat bergantung kepada daging.
Jika daging dipakai untuk mengalahkan musuh, itu
adalah harapan sia-sia belaka, karena tidak mampu untuk memberi kemenangan .
Yeremia 5:7-8
(5:7) Bagaimana, kalau begitu, dapatkah Aku
mengampuni engkau? Anak-anakmu telah meninggalkan Aku, dan bersumpah demi yang
bukan allah. Setelah Aku mengenyangkan mereka, mereka berzinah dan bertemu ke
rumah persundalan.
(5:8) Mereka adalah kuda-kuda
jantan yang gemuk dan gasang, masing-masing meringkik menginginkan
isteri sesamanya.
“Kuda-kuda jantan
yang gemuk dan gasang, masing-masing meringkik menginginkan isteri sesamanya,” sampai pada akhirnya nikah
dirusak, dipermain-mainkan oleh kuda, yaitu; hawa nafsu daging.
Kejatuhannya sampai begitu rupa, kalau membiarkan
daging bersuara.
Hati-hati saudaraku, sama seperti dalam kitab Wahyu pasal 17, seekor binatang ditunggangi
oleh perempuan kekejian, itulah roh
najis.
Jangan sampai terjadi bagi kita, seorang perempuan
atau seorang isteri jangan menginginkan suami orang lain dan sebaliknya suami
jangan menginginkan isteri orang lain.
Sebab itu jangan membiarkan hidup menurut hawa nafsu daging (jangan dibiarkan
daging bersuara), supaya jangan seperti kuda yang meringkik.
Tadi kita sudah mendengar kesaksian ibu Girsang,
dengan mempermainkan nikah dan rusaklah semuanya. Ini tidak boleh kita anggap
enteng.
Kuda meringkik, sama seperti bangsa Israel.
Keluaran 32:23-24
(32:23) Mereka berkata kepadaku: Buatlah untuk kami
allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah
memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi
dengan dia.
(32:24) Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang
empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku
melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."
Bangsa Israel tidak percaya kepada Musa sebagai
pemimpin, berarti tidak percaya kepada Tuhan dan penggembalaan, lebih percaya
kepada berhala, yaitu; anak lembu emas tuangan.
Keluaran 32:25
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu
seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai
menjadi buah cemooh bagi lawan mereka –
Sampai akhirnya, Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda
terlepas dari kandang = kuda
liar yang suka meringkik.
Kuda liar tidak mau digembalakan, tidak mau dipimpin dan tidak tertarik
digembalakan oleh Tuhan.
Hati-hati bagi kita, jangan suka meringkik. Sudah melayani Tuhan tapi masih
mau meringkik, itu adalah sesuatu yang menakutkan sekali. Kalau seseorang tidak
mengenal Tuhan dan tidak mengenal kegiatan rohani, dia meringkik dimana-mana,
itu adalah hal yang lumrah.
Keluaran 32:26
(32:26) maka berdirilah Musa di pintu gerbang
perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN
datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.
Oleh karena peristiwa itu Musa menghimbau bangsa Israel supaya berpihak
kepada Tuhan. Tetapi ternyata, hanya satu dari dua belas suku Israel yang
berpihak kepada Tuhan, itulah bani Lewi.
Saya sarankan, mari kita semua berpihak kepada kandang penggembalaan/berpihak
kepada Tuhan, jangan berpihak kepada daging dengan keinginannya, jangan suka
meringkik.
Kalau kita berdiri di pintu gerbang, kita akan menyuarakan nama Tuhan/menjadi
kesaksian, menjadi pendamaian. Tetapi kalau kita berdiri di tempat yang salah
kita akan dipengaruhi oleh situasi dimana kita berdiri dan berada.
Kalau ada kerinduan untuk melayani berpihaklah kepada Tuhan, jangan
berpihak kepada suara daging, sekalipun itu saudara kita. Berpihak kepada
Tuhan, berarti meleapskan diri dari penyembahan berhala.
Keluaran 32:2
(32:2 ) Berkatalah ia
kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu
masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke
mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah
masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."
Selanjutnya, bani Lewi mengikatkan pedangnya pada pinggangnya (menyandang pedang) lalu membunuh
saudaranya dan temannya dan tetangganya, artinya; membunuh tabiat daging dari
saudaranya sekandung dan tetangganya, dimana pun ia berada.
Adakalanya kita ini kompromi terhadap tabiat daging
karna dia adalah saudara (darah daging) kita, kompromi dengan tabiat dagingnya karena
dia teman/sahabat kita, itu salah.
Sekarang kita melihat Kuda putih yang berarti Roh Kudus.
Wahyu 6:2
(6:2) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda
putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya
dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut
kemenangan.
Pada saat meterai yang pertama dibuka, Rasul Yohanes melihat: “Ada seekor kuda putih” yang berarti,
Roh Kudus, dan aktivitasnya.
Kidung agung 1:9
(1:9) --
Dengan kuda betina dari pada kereta-kereta Firaun kuumpamakan engkau, manisku.
Mempelai Laki-laki memuji mempelai perempuan, karena berada di dalam suatu kegiatan
rohani yaitu; melayani Tuhan, sebagai aktivitas dari Roh Kudus. Bukan berarti
Firaun yang rohani, tetapi kegiatan rohani itu diumpamakan kuda betina dari
pada kereta-kereta Firaun.
Zakharia
14:19
(14:19)
Itulah hukuman dosa Mesir dan hukuman dosa segala bangsa yang tidak datang
untuk merayakan hari raya Pondok Daun.
Tidak merayakan hari raya Pondok Daun = tidak mengerjakan pekerjaan Tuhan, tidak ada
dalam kegiatan Roh Kudus .
Zakharia
14:20
(14:20)
Pada waktu itu akan tertulis pada kerencingan-kerencingan kuda: "Kudus
bagi TUHAN!" dan kuali-kuali di rumah TUHAN akan seperti bokor-bokor
penyiraman di depan mezbah.
Merayakan hari raya Pondok Daun -> hari perhentian kekal bagi Tuhan.
Dan di dalam hari perhentian banyak kegiatan-kegiatan/pekerjaan-pekerjaan
yang harus kita kerjakan di hadapan Tuhan. Berada pada hari perhentian, berarti
terlepas dari kegiatan daging.
Pada waktu itu akan tertulis pada kerencingan-kerencingan kuda: "Kudus
bagi TUHAN!." -> hal yang rohani.
Itulah sekilas mengenai kuda putih, semoga kita dapat mengerti.
Sekarang kita melihat si penunggang
kuda putih...
Wahyu 19:11
(19:11)
Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia
yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia
menghakimi dan berperang dengan adil.
Kalimat: “...dan Ia yang
menungganginya...” Ia di sini menunjuk kepada Tuhan.
Kesimpulannya yang menunggangi kuda putih itu adalah pribadi Tuhan sendiri.
Sekarang kita akan memperhatikan, yang menunggangi kuda putih...
Wahyu 6:2
(6:2) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor
kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya
dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut
kemenangan.
“Dan orang yang menungganginya memegang
sebuah panah..” berarti senjata perang yang dipergunakan adalah panah.
Panah berarti lengkap dengan busur dan anak-anak panahnya.
Habakuk 3:8-13
(3:8) Terhadap sungai-sungaikah, ya TUHAN, terhadap
sungai-sungaikah murka-Mu bangkit? Atau terhadap lautkah amarah-Mu sehingga
Engkau mengendarai kuda dan kereta kemenangan-Mu?
(3:9 ) Busur-Mu telah Kaubuka, telah Kauisi dengan
anak panah. Sela Engkau membelah bumi menjadi sungai-sungai;
(3:10)melihat Engkau,
gunung-gunung gemetar, air bah menderu lalu, samudera raya memperdengarkan
suaranya dan mengangkat tangannya.
(3:11) Matahari,
bulan berhenti di tempat kediamannya, karena cahaya anak-anak panah-Mu yang
melayang laju, karena kilauan tombak-Mu yang berkilat.
(3:12) Dalam
kegeraman Engkau melangkah melintasi bumi, dalam murka Engkau menggasak bangsa-bangsa.
(3:13) Engkau
berjalan maju untuk menyelamatkan umat-Mu, untuk menyelamatkan orang yang
Kauurapi. Engkau meremukkan bagian atas rumah orang-orang fasik dan
Kaubuka dasarnya sampai batu yang penghabisan.
Tuhan tidak memerangi sungai dan laut, tetapi dosa bangsa-bangsa dan kefasikan orang fasik, sebab itu Ia
mengendarai kuda dan kereta kemenangan. Puji Tuhan.
Biarlah kiranya kita semua berada dalam kegiatan
Roh Kudus, berarti dipimpin oleh Roh Kudus dan ditunggangi dan dipakai oleh
Tuhan menjadi kuda dan kereta kemenangan-Nya.
Bertolak belakang dengan kuda berarti daging tadi,
hanya mengandalkan kemampuan daging, sampai nanti meringkik, merusak nikah berarti ditunggangi oleh kenajisan.
Pada ayat 9; “Busur-Mu telah Kaubuka, telah
Kauisi dengan anak panah. Sela.”
Busur -> firman Allah, perjanjian lama dan
perjanjian baru (dari kitab Kejadian sampai Wahyu), seluruhnya 66 kitab.
Pada ayat 11; “Karena
cahaya anak-anak panah-Mu yang melayang laju.”
Anak-anak panah -> ayat-ayat firman Allah yang
diterangkan, sehingga hidup kita bercahaya seperti ayat-ayat firman Allah.
Jadi, dalam kegiatan rohani, kita bagaikan berada
dalam peperangan, setiap hari kita harus berjuang terhadap dosa dan yang
menimbulkan dosa, sehingga hidup rohani kita selalu dalam kemenangan. Menjadi
kuda dan kereta kemenangan. Diikutsertakan dengan kata kereta, karena kitalah harta kesayangan-Nya,
berarti jantung hatinya Tuhan...Ulangan
5:18.
Kereta -> kekayaan (harta).
Keluaran 28:28-30
(28:28) Kemudian
haruslah tutup dada itu dengan gelangnya diikatkan kepada gelang baju efod
dengan memakai tali ungu tua, sehingga tetap di atas sabuk baju efod, dan tutup
dada itu tidak dapat bergeser dari baju efod.
(28:29 ) Demikianlah
di atas jantungnya harus dibawa Harun nama para anak Israel pada tutup dada
pernyataan keputusan itu, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus, supaya
menjadi tanda peringatan yang tetap di hadapan TUHAN.
(28:30 ) Dan di dalam
tutup dada pernyataan keputusan itu haruslah kautaruh Urim dan Tumim; haruslah
itu di atas jantung Harun, apabila ia masuk menghadap TUHAN, dan Harun harus
tetap membawa keputusan bagi orang Israel di atas jantungnya, di hadapan TUHAN.
Perjuangan kita di tengah ibadah dan pelayanan (dalam
kegiatan Roh Kudus) seperti dalam peperangan, berjuang sepenuhnya untuk
memperoleh kemenangan. Kita dalam kumpulan Tuhan, berarti menjadi jantung hati
Tuhan Yesus, persis seperti tutup dada pada baju efod.
Pada tutup dada itu ada 12 permata dan di situ terukir
nama 12 suku Israel, lalu seorang imam besar masuk ke Ruangan Maha Suci, untuk
mendapatkan pernyataan dan keputusan dari Tuhan. Pada tutup dada itulah
terdapat Urim dan Tumim.
Jadi, Urim dan Tumim, itulah pernyataan keputusan Tuhan
terhadap bangsa Israel.
-
Urim ->
pernyataan/jawaban Tuhan yang jelas dan terang kepada bangsa Israel, baik lewat
firman dan mimpi.
-
Tumim -> keputusan
untuk menjatuhkan hukuman terhadap dosa, dan akan dinyatakan kepada 12 suku
Israel dan juga kita.
Firman Allah menjawab, menyatakan segala sesuatu dengan
jelas dan terang sebagai pernyataan Tuhan. Dan kalau ada kesalahan maka Tuhan
menjatuhkan hukuman, itulah keputusan Tuhan menghakimi dosa, sebab kita adalah
jantung hati Tuhan.
Biarlah dalam persekutuan kita terhadap Tuhan/hari
perhentian, kita boleh merasakan pelayanan dari seorang Imam besar. Berarti ada
pernyataan yang jelas dari firman Tuhan yang kita dengar, ada keputusan untuk menjatuhkan
hukuman terhadap dosa, sebab Tuhan tidak biarkan dosa itu ada.
Barangkali pernyataan Tuhan jelas dan menusuk hati dan
sakit bagi daging, terimalah, karena itu Urim dan Tumim, keputusan untuk
menjatuhkan hukuman terhadap dosa...Mazmur
1:1-2.
Lebih jauh kita melihat Urim dan Tumim...
Ibrani 4:12
(4:12) Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih
tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai
memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita.
Ayat ini jelas menunjukkan tentang keberadaan dari
Urim dan Tumim Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya,
sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya
kita harus memberikan pertanggungan jawab...Ibrani 4:13.
Terimalah Urim dan Tumim, sebab segala sesuatu kita harus
pertanggungjawabkan, perbuatan sekecil apapun kita harus pertanggungjawabkan di
hadapan Tuhan.
Jauh lebih baik kita menerima
pernyataan dari Urim dan Tumim, dari pada
kelak kita dihukum bersama-sama
dengan dunia.
Jangan bersungut-sungut, Tuhan mau
memakai kita untuk menghukum dosa bangsa-bangsa, termasuk segala
kefasikan-kefasikan orang-orang fasik. Kitalah kuda
dan kereta kemenangan-Nya, kalau memang kita ada di dalam kegiatan Roh Kudus
jangan sampai seperti kuda yang berarti daging, tabiatnya dibiarkan sampai
tidak menghargai nikah, dimana-mana meringkik.
Saya kira firman yang sangat singkat
ini memberi pengertian bagaikan cahaya anak-anak panah
begitu laju untuk menerangi hati kita masing-masing, ayat demi ayat diterangkan untuk
menerangi hati. Busur itu ada di tangan Tuhan itulah firman Tuhan dari kitab
Kejadian-Wahyu (66 kitab).
Penghukuman terhadap dosa pada jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum dapat membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita, itulah pernyataan dan keputusan untuk menjatuhkan hukuman terhadap dosa, tidak ada yang
tersembunyi.
Mazmur
1:1-2
(1:1)
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak
berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2
) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu
siang dan malam.
Kesukaannya, ialah Taurat TUHAN (busur Tuhan), dan yang merenungkannya siang dan malam.
Persis seperti lembu sapi; siang hari makan rumput, malam
hari dikunyah kembali, sampai memperoleh sari-sarinya berarti, firman Allah sampai
mendarah daging.
Dan pada saat dosa itu dihukum, kita melihat pengalaman
dari Mazmur Daud;
1.
Tidak berjalan menurut
nasihat orang fasik.
2.
Tidak berdiri di jalan
orang berdosa.
3. Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.
Inilah busur dan anak panah dari si penunggang kuda
putih, berarti penghukuman terhadap dosa sedang berlangsung. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA
SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment