IBADAH
RAYA MINGGU, 23 APRIL 2017
“WAHYU PASAL ENAM”
(Seri 19)
Subtema
: LAYAK BERJALAN DENGAN TUHAN.
Shalom selamat malam salam
sejahtera bagi kita semua dari tempat ini kami mengucapkan selamat berbahagia,
selamat menikmati sabda Allah.
Segera kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian dari Wahyu 6:9-11, itu merupakan meterai
yang kelima. Kita akan melihat satu persatu ayat ini, di
mulai dari ayat 9...
Wahyu 6:9
(6:9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di
bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan
oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
Ketika Anak Domba membuka
meterai yang kelima, rasul Yohanes melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa yang telah
dibunuh oleh karena firman dan kesaksian yang mereka miliki. Kematian semacam
ini disebut mati syahid / martir.
Mati syahid / martir à orang-orang yang menyangkal diri dan pikul salib.
Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus
berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Syarat mengikut Tuhan: sangkal diri dan pikul salib. Kalau syarat ikut dunia beda,
menuruti keinginan mata, keinginan
daging dan keangkuhan hidup.
-
Sangkal diri = tidak mengakui
kelebihan – kelebihan dalam diri, termasuk kemampuan-kemampuan dalam diri,
berarti tidak suka bermegah.
-
Pikul salib berarti memikul
tanggungjawab yang Tuhan percayakan.
Tanggungjawab saya
sebagai seorang gembala berarti
harus memperhatikan kawanan domba, memberikan makan dan minum, hubungan saya
dan saudara harus diikat oleh kasih Allah, tidak boleh diikat oleh
aturan-aturan gerejawi. Kalau diikat oleh aturan gereja, pendeta hanya sebatas khotbah,
sidang jemaat hanya sebatas datang beribadah, setelah selesai ibadah, pulang,
tidak ada ikatan apa-apa.
Tanggungjawab saya
sebagai seorang suami; mengasihi
isteri dan anak-anak. Tanggungjawab seorang isteri tunduk kepada suami untuk mendukung suami dalam segala
sesuatu. Tanggungjawab sebagai seorang anak;
hormat kepada orang tua. Tanggungjawab dari pada seorang hamba; dengar-dengaran kepada tuannya. Sebagai seorang pekerja
harus tunduk kepada atasannya, karena atasan itu berasal dari Tuhan sekalipun
ia tidak mengenal Tuhan Yesus. Itu yang disebut memikul tanggungjawab.
Sebab syarat untuk mengikuti
Tuhan; sangkal diri dan pikul salib masing-masing.
Matius 16:25
(16:25) Karena
barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Barangsiapa kehilangan nyawa
karena mau / rela menyangkal diri dan pikul salibnya, ia akan memperoleh
nyawanya kembali.
Lebih jauh kita melihat...
Yohanes 12:25
(12:25) Barangsiapa
mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak
mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
Rela kehilangan nyawa karena
sangkal diri dan pikul salib sebetulnya ia sedang memelihara hidup yang kekal.
Tetapi kalau untuk beribadah saja ia tidak mau bagaimana ia dapat memelihara
nyawanya / memperoleh hidup kekal.
Hai suami perhatikan isterimu
ajak ia ibadah, hai isteri perhatikan suamimu ajak ia beribadah, ajak keluarga
masing-masing untuk ibadah.
Tidak mencintai nyawanya =
menyangkal dirinya dan memikul salibnya, dengan demikian ia memelihara hidup
yang kekal. Kalau kita memelihara hidup sementara, binasa, tetapi kalau kita
memelihara nyawa, berarti sangkal diri dan pikul salib selama hidup di bumi.
Memang kalau ikut Tuhan, saya tidak katakan mudah, walaupun saya seorang hamba
Tuhan, tetapi saya harus berjuang, harus rela kehilangan segala-galanya
termasuk harga diri.
Yohanes 12:26
(12:26) Barangsiapa
melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun
pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
“Di mana Aku berada, di
situpun pelayan-Ku akan berada.”
Melayani
dengan cara sangkal diri dan pikul salib berarti, melayani dengan cara yang
tepat dan benar, sehingga dimana Yesus berada di situ juga kita berada. Jadi
jangan jauh dari Tuhan, jangan jauh dari ibadah dan pelayanan.
Pertanyaan:
Kapan waktu yang tepat memikul salib?
Lukas
9:22-23
(9:22) Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak
penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."
(9:23) Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan
mengikut Aku.
Menyangkal
dirinya dan memikul salibnya, setiap
hari, jadi bukan setiap dua hari sekali. Kalau menyangkal diri dan memikul
salibnya setiap hari berarti salib itu sudah mendarah daging dalam hidupnya. Memikul
salib dan menyangkal dirinya hanya pada waktu / jam-jam tertentu, jam-jam
ibadah, jam-jam doa saja berarti belum mendarah daging.
Jam-jam
tertentu misalnya pertemuan, perkenalan dengan rekan bisnis, kita berbuat baik
dan sopan seperti itu bukan disebut mendarah daging.
Kita
sudah membaca ayat 9, sekarang kita
perhatikan ayat 10...
Wahyu
6:10
(6:10) Dan mereka berseru
dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang
kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami
kepada mereka yang diam di bumi?"
Orang-orang yang mati syahid /
martir berseru dengan suara nyaring kepada Tuhan, sementara dalam ayat 9 mereka sudah mati karena
menyangkal diri dan memikul salib, kemudian pada ayat 10, mereka dapat berseru.
Mari kita lihat..
Kejadian 4:8-10
(4:8) Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke
padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel,
adiknya itu, lalu membunuh dia.
(4:9) Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?"
Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
(4:10) Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu
itu berteriak kepada-Ku dari tanah.
Darah
Habel berteriak kepada Tuhan dari tanah, berarti kita dapat simpulkan di dalam darah manusia terdapat jiwa manusia
dan kematian dari pada anak-anak Tuhan itu sangat berharga bagi Tuhan, jadi terjawablah
kenapa bisa berseru.
Biarlah
kita senantiasa menikmati tubuh dan darah Yesus karena tubuh Yesus benar-benar makanan itulah roti yang
dipecah-pecahkan, firman Allah yang rahasianya dibukakan kemudian darah
Yesus benar-benar minuman untuk
menyucikan dosa kita. Sebab itu jangan makan babi disertai darah supaya jangan
senyawa dengan babi, biarlah kita makan tubuh dan minum darah Yesus supaya kita
senyawa dengan Yesus.
Adapun seruan dari
orang-orang yang mati syahid / martir: “Berapa lamakah lagi, ya
Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan
darah kami kepada mereka yang diam di bumi?
Seruan ini menunjukkan bahwa
mereka merindukan suatu kebangkitan / segera dibangkitkan dari maut. Ini juga
kerinduan saya sebagai gembala dan tentu kita semua supaya kita berada dalam
suasana kebangkitan, yang lama berlalu.
1 Korintus 15:14-17
(15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
(15:15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap
Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan
Kristus--padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang
mati tidak dibangkitkan.
(15:16) Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus
juga tidak dibangkitkan.
(15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
Andaikata Yesus tidak
dibangkitkan maka terjadilah kesia-siaan yaitu;
1.
Sia-sialah
orang menjalankan ibadah dan pelayanannya itulah orang yang menyampaikan firman
Tuhan.
2.
Sia-sialah
orang-orang yang percaya kepada Tuhan.
Termasuk orang-orang yang mati
syahid / martir, sia-sialah kematian mereka andaikata Yesus Kristus tidak
dibangkitkan. Tetapi dari seruan ini, jelas mereka tahu ada kuasa kebangkitan
dan mereka merindukan suasana kebangkitan itu. Boleh punya uang, harta, yang banyak
tetapi yang utama adalah: kerinduan untuk dibangkitkan.
1 Korintus 15:18
(15:18) Demikianlah
binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
Binasalah
orang-orang yang mati dalam Kristus, binasalah orang-orang yang mati syahid /
martir, sia-sialah semua pengorbanan di tengah ibadah dan pelayanan, andaikata
Kristus tidak dibangkitkan.
1 Korintus 15:12
(15:12) Jadi, bilamana
kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana
mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang
mati?
Orang-orang yang mati syahid /
martir sangat percaya bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati,
dilihat dari seruan mereka. Maka mereka tidak segan-segan berkorban untuk
Tuhan, tidak segan-segan rela kehilangan nyawa karena sangkal diri dan pikul
salib. Andaikata tidak ada kebangkitan sia-sia ibadah dan pelayanan kita,
sia-sia pembukaan rahasia firman, tetapi yang benar Yesus telah dibangkitkan.
Bukti orang-orang yang mati
syahid / martir percaya adanya kebangkitan.
Wahyu 6:10
(6:10) Dan mereka berseru
dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang
kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami
kepada mereka yang diam di bumi?"
Mari kita kutip bagian dari
perkataan orang-orang yang mati syahid / martir yaitu; “Engkau tidak menghakimi
dan tidak membalaskan darah kami
kepada mereka yang diam di bumi?"
Kesimpulannya; ada kata menghakimi (hukuman) dan kata pembalasan.
Saudaraku, anak-anak Tuhan
kalau berbicara bukan suatu kebetulan, dia tahu apa yang dia ucapkannya, beda
dengan orang-orang yang di luar Tuhan asal bicara saja, tahu-tahu sudah
menyakiti hati sesama dan hati Tuhan.
Yang melayani Tuhan kalau
bicara harus sesuai dengan kebenaran, jangan asal mengungkapkan kata-kata tetapi
bicaralah apa adanya, maksudnya
kalau bicara sesuai dengan kebenaran yang kita peroleh.
1 Korintus 15:24
(15:24) Kemudian tiba
kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah
Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
Nanti tiba kesudahannya dimana
Yesus Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa akan menyerahkan kerajaan itu kepada
Bapa tetapi setelah Ia mengerjakan pekerjaan Allah yaitu membinasakan segala pemerintahan,
kekuasaan dan kekuatan. Jadi suatu saat nanti kerajaan Allah akan dipulihkan,
harus yakin itu.
Saudaraku, saat ini kita masih
di dalam banyak tekanan, di dalam penderitaan, di dalam sengsara / menderita
karena pukulan / kesalahan itu tanda kerajaan Allah belum dipulihkan, ada
raja-raja lain berkuasa sehingga menimbulkan dosa dan oleh karena dosa itu menimbulkan
banyak penderitaan, itulah yang disebut penderitaan karena pukulan. Tetapi,
suatu saat nanti kerajaan Allah itu akan dipulihkan, dengan syarat terlebih
dahulu Yesus Kristus membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
Inilah penghukuman dan pembalasan yang dimaksud oleh orang-orang yang mati
syahid / martir, jadi mereka itu tidak asal bicara, ini yang ditunggu-tunggu
oleh orang-orang yang mati syahid / martir; pembalasan dari Tuhan, oleh salib
Kristus.
Saudaraku Iblis/Setan itu persis
seperti bangsa-bangsa di bumi. Bangsa-bangsa di dalam suatu kenegaraan itu ada
rakyat, ada pemimpin, ada tanah air dan ada pemerintahan, kekuasaan, kekuatan.
Itulah yang disebut roh yang membuat jahat, roh yang membuat dusta, roh yang
membuat menipu, munafik, menantang Tuhan (pendurhakaan), roh yang menimbulkan
kenajisan di dalam diri seseorang. Itulah kekuatan dan kekuasaan bagian dari pemerintahan dari
penghulu dunia
yang gelap, yaitu roh-roh jahat di
udara.
Sekali lagi, supaya kerajaan
Allah dipulihkan, Anak Tunggal Bapa terlebih dahulu membinasakan segala pemerintahan
termasuk kekuasaan dan kekuatannya.
1 Korintus 15:25
(15:25) Karena Ia harus
memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di
bawah kaki-Nya.
Karena Yesus harus memegang
pemerintahan sebagai Raja maka Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
Ada dua musuh abadi, yaitu:
1.
Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, sebab itu jangan meninabobokkan
daging. Daging itu musuh dalam selimut, daging tinggal bersama-sama dengan
kita, daging jangan dimanjakan, kalau daging dimanjakan sekali waktu ia akan tampil
seperti binatang buas/beringas, menghabisi hidup rohani kita termasuk harta
rohani kita. Lihat orang yang pesta pora dan kemabukan itu, habislah harta
rohaninya.
2.
Iblis/Setan itulah yang
menimbulkan segala kejahatan termasuk kenajisan.
Jadi inilah yang terlebih
dahulu dibinasakan.
1 Korintus 15:26
(15:26) Musuh yang
terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Musuh yang terakhir yang
dibinasakan adalah maut, supaya
nanti terwujud kerinduan dari pada oran-orang yang mati martir tadi, terlebih
dahulu ada penghakiman (hukuman) dan pembalasan, terhadap musuh termasuk musuh yang
terakhir yaitu; maut.
1 Korintus 15:54
(15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini
mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang
tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut
telah ditelan dalam kemenangan.
Oleh karena salib maut telah
ditelan dalam kemenangan. Dia telah melucuti segala pemerintahan termasuk
mengalahkan musuh yang terakhir yaitu: maut.
1 Korintus 15:55-56
(15:55) Hai maut di
manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
(15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum
Taurat.
Oleh karena kematian Yesus, di
atas kayu salib kita berani berkata dan berseru dengan seruan yang nyaring; ”Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah
sengatmu?" seperti orang-orang yang mati syahid/martir tadi
berseru dengan nyaring, yaitu seruan yang mengandung kepastian.
Perlu untuk diketahui:
-
“Sengat maut ialah dosa.”
Jadi sebelum orang mati terlebih dahulu disengat,
sengatnya adalah dosa, yaitu: berdusta, mencuri, menipu, dan lain
sebagainya, selanjutnya upah
dosa adalah maut.
-
“Kuasa dosa ialah hukum Taurat”, artinya:
setiap orang yang berdosa pasti ia berada di bawah hukum Taurat, jauh dari
kasih karunia / belas kasih.
Hukum Taurat: “Mata ganti mata, gigi ganti gigi”, arti
rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak
luput dari penghukuman. Kalau andaikata Yesus Tuhan tidak menyatakan kasih
karunia-Nya kepada kita, maka kita ini adalah orang-orang yang harus dimurkai, karena
hukum Taurat. Tetapi karena kasih karunia sekalipun kita telah berbuat dosa,
saling sikut menyikut satu dengan yang lain kita masih diberi kesempatan untuk
beribadah. Orang yang masih dikuasai dosa, pasti berada di bawah hukum Taurat, saling
menunjuk-nunjuk dosa dan saling membela diri.
Tetapi puji Tuhan oleh karena
pembalasan, penghukuman lewat kuasa salib, maut telah dikalahkan dan kuasa dosa
telah dikalahkan, musuh abadi; daging dan Iblis/Setan telah dikalahkan.
1 Korintus 15:27
(15:27) Sebab segala sesuatu telah
ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa
"segala sesuatu telah ditaklukkan",
maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah
kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya.
Yesus telah meremukkan kepala
ular dengan tumit-Nya 2017 tahun yang lalu di atas kayu salib.
Kesimpulannya; lewat kematian
Yesus Kristus di atas kayu salib, dosa
dan sumber dosa telah dikalahkan termasuk musuh yang terakhir; maut,
setelah itu terjadilah kebangkitan. Kebangkitan tidak akan terjadi kalau maut tidak dikalahkan terlebih dahulu.
Yohanes 12:23-24
(12:23) Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya
Anak Manusia dimuliakan.
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak
jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia
akan menghasilkan banyak buah.
Jadi suasana kebangkitan itu
terjadi lewat pengalaman kematian Yesus Kristus di atas kayu salib dan kitalah
buah-buah kebangkitan itu sehingga kita boleh mendapat kesempatan beribadah dan
melayani kepada Tuhan.
Pendeknya, mari kita lihat akhir episode dari orang-orang yang mati
syahid / martir...
Wahyu 20:4
(20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di
atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat
jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus
dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan
yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup
kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa
seribu tahun.
Inilah akhir episode dari pada
orang-orang yang mati syahid / martir: memerintah
sebagai raja bersama – sama dengan Kristus untuk masa 1000 tahun damai.
Kalau kita sudah mengetahui
akhir episode dari hidup orang-orang yang mati syahid / martir, maka penting
kita mengetahui...
Matius 16:25-26
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya.
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan
nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Tidak ada artinya menjadi orang
kaya tetapi binasa, ubah cara pikir yang lama. Apalagi orang yang hanya
memikirkan, uang, uang dan uang, kerajaan semacam ini harus dibinasakan
terlebih dahulu, dan Tuhan Yesus sudah binasakan supaya uang jangan menjadi
raja, Tuhan Yesus yang harus menjadi Raja.
Setelah kita berkaca kepada
firman barulah kita mengenal hidup rohani kita seperti apa, dulu kita berkaca
pada kebenaran diri sendiri, akhirnya orang lain yang salah. Tetapi kalau kita
berkaca kepada firman kita tahu diri siapa kita ini di hadapan Tuhan.
Itulah akhir episode dari
orang-orang yang mati syahid / martir; memperoleh hidup kembali
(dibangkitkan kembali).
Firman Tuhan itu ya dan amin, tidak perlu diragukan.
Tadi sudah berada di dalam
suasana kebangkitan; menjadi raja dan memerintah sebagai raja.
Memerintah sebagai raja à orang-orang yang melayani Tuhan.
Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau
layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah
dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan
menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di
bumi."
Dosa manusia ditebus oleh darah
salib Kristus selanjutnya dijadikan sebagai suatu kerajaan / imam-imam bagi
Allah à orang-orang yang melayani Tuhan. Kalau melayani
berarti memerintah sebagai raja di bumi, bukan diperintah oleh dosa lagi. Karena dosa kita telah ditebus oleh darah Yesus, maka ibadah kita
harus meningkat sampai kepada
pelayanan, artinya harus memerintah sebagai raja di bumi.
Ciri-ciri berada dalam suasana kebangkitan.
Wahyu 6:11
(6:11) Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih,
dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi
hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan
dibunuh sama seperti mereka.
“Kepada mereka
masing-masing diberikan sehelai jubah putih.”
Jubah itu menjadi putih karena
telah dibasuh di dalam darah Anak Domba, tadi kita sudah lihat itu; setelah
ditebus dengan darah Anak Domba, selanjutnya dijadikan imam-imam,
sebagai yang berhak memakai jubah putih.
Wahyu 7:9, 14
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak
dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang
daun-daun palem di tangan mereka.
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya."
Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari
kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya
putih di dalam darah Anak Domba.
Kesusahan yang besar (sengsara
salib) adalah suatu kesempatan bagi anak-anak Tuhan untuk mencuci jubah sampai
putih bersih dan berkilau-kilauan. Seberapa banyak saudara memiliki uang, tidak
akan membuat saudara menjadi putih bersih, tetapi darah
Yesus Kristus dapat membasuh
dosa sampai dibuat putih bersih berkilau-kilauan.
Jadi, saya tandaskan malam ini
suatu kesempatan kalau kita boleh mengalami sengsara salib supaya di dalam
sengsara salib di situ kita boleh mencuci jubah sampai nanti putih bersih
berkilau-kilauan.
Rasul Yohanes terheran-heran melihat
kumpulan orang banyak, sehingga namun
sebelum dia bertanya satu dari 24 tua-tua itu bertanya kepada Yohanes; “siapa mereka itu?”, Yohanes menjawab; “tuanku, tuan mengetahuinya”, lalu
tua-tua itu memberitahukan,
bahwa mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar dan
mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak
Domba. Jangan menderita karena pukulan tetapi menderita karena sangkal diri dan
pikul salib. Sebab itu jangan bersungut-sungut saat menyangkal diri dan pikul
salib, jangan suka menggerutu lagi, karena kesusahan adalah suatu kesempatan besar bagi kita untuk mencuci
jubah sampai putih bersih berkilau-kilauan.
Mereka yang keluar dari
kesusahan besar adalah himpunan besar / kumpulan orang banyak yang tidak
terhitung banyaknya, dari tiap-tiap suku, kaum, bahasa dan bangsa, berarti
datang dari empat penjuru bumi; Timur, Barat, Utara, Selatan, mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan
Anak Domba.
Saat mereka berdiri di hadapan
takhta dan di hadapan Anak Domba:
1.
Mereka
memegang daun-daun palem.
2.
Memakai
jubah putih.
Artinya rohaninya bagi kita
sekarang; orang yang layak untuk memegang jabatan imam / layak melayani Tuhan
adalah orang yang mengenakan pakaian
putih / jubah putih. Kita tidak akan layak berdiri di hadapan takhta Anak
Domba bila tidak mengenakan pakaian putih, sebab itu tadi saya sampaikan; suatu
kesempatan besar bagi kita untuk mencuci jubah sampai putih bersih lewat aniaya karena
firman / sengsara karena salib, jangan bersungut-sungut lagi, karena kerinduan
kita bukan hanya duduk, diam dengar firman, tetapi meningkat menjadi pilihan,
melayani Tuhan menjadi suatu kerajaan. Banyak orang Kristen tidak paham hal
seperti ini, dia berpikir cukup datang ke gereja itu sudah luar biasa, memang
luar biasa bagi si pemalas di luaran sana.
Saat ini kita sedang berdiri di
hadapan takhta Allah dan takhta Anak Domba, memegang daun-daun palem, melayani
Tuhan. Jadi yang melayani Tuhan bukan gembala saja pada saat menyampaikan
firman tetapi setiap yang mengambil bagian di dalam pelayanan, di mulai dari
pemimpin pujian, pembaca firman, singer, pemain musik, kolektan, multimedia,
bendahara, in focus dan lain sebagainya, itulah yang disebut orang-orang yang
sedang berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba.
Itulah ciri kebangkitan; melayani
Tuhan dalam kesucian dan mengerti pekerjaan Tuhan tanpa
diperintah (tidak perlu
disuruh-suruh).
Keluaran 28:4
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod,
gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka
harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya
ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
Pakaian dari imam besar terdiri
dari tiga bagian:
1.
Baju efod à kematian Yesus.
2.
Gamis (biru laut) à kebangkitan Yesus Kristus.
3.
Kemeja yang ada raginya (pakaian putih berjala-jala dalam bentuk mata), itu
berbicara tentang kemuliaan Yesus Kristus.
Jadi setelah Dia mati di atas
kayu salib, tiga hari kemudian Dia bangkit, setelah Dia bangkit, Dia naik itu
yang disebut dengan kemuliaan, sehingga kalau kita perhatikan dalam Imamat 16, setiap kali imam besar
mengadakan pendamaian dosa setahun sekali dia membawa darah anak domba dan
lembu jantan muda sampai ke ruangan maha suci. Dia tidak boleh sembarangan
masuk sebab itu dia harus menanggalkan baju efod dan gamis warna biru
tadi dan Yesus sekarang telah naik dan dipermuliakan, Dia telah melepaskan
kematian (baju efod) dan gamis (kebangkitan) dan sekarang Dia berada di dalam
kerajaan sorga dengan menggunakan pakaian putih berkilau-kilauan, itu sasaran
Tuhan sehingga bagi kita adalah kesusahan besar adalah suatu kesempatan untuk
mencuci jubah sampai putih bersih. Sebelum dipermuliakan
terlebih dahulu melewati pengalaman kematian
dan kebangkitan, bagaikan imam besar
berada di dalam ruangan
suci menanggalkan pakaian baju efod, gamis dan sekarang memakai lenan halus,
putih bersih berkilau-kilauan, ini sasaran akhir dari rencana Allah yang besar
dalam kehidupan kita. Semoga kita memahami ini.
Wahyu 3:4
(3:4) Tetapi di Sardis
ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan
dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.
Supaya layak berjalan bersama
dengan Dia biarlah kita senantiasa memakai pakaian putih bersih
berkilau-kilauan.
Jadi memakai pakaian putih
menandakan bahwa kita layak mengiringi Tuhan, mendampingi Dia, berjalan bersama
– sama dengan Dia.
Jadi pakaian putih inilah yang
membuat kita layak berjalan bersama-sama dengan Tuhan, bukan ijazah, uang, dan
lain sebagainya.
Dulu saya tidak tahu apa-apa di
gereja lama, seseorang diangkat menjadi sintua (tua-tua sidang) di sektor A, B, C karena uangnya banyak, juga
karena kedudukan dan jabatannya, sekarang
semua diubah, oleh karena pemahaman yang baru. Kita juga harus mau diubahkan
supaya kita layak mengiringi Dia. Jangan keras hati, sombong, angkuh, harus mau
diubahkan, supaya kita layak untuk mengiringi Dia. Kalau saja kita melayani
petinggi-petinggi di bumi; camat, lurah, bupati suatu kebanggaan apalagi raja
di bumi, tetapi yang kita iringi di sini adalah raja di atas segala raja, King
Of King.
Wahyu 3:18
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku
emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga
pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu
yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat
melihat.
Dengan mengenakan pakaian putih
bersih berkilau-kilauan ini tidak terlihat lagi ketelanjangan, itu sebabnya
kita layak untuk mengiringi, mendampingi Raja di atas segala raja. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang : Pdt. Daniel
U. Sitohang