IBADAH
RAYA MINGGU, 09 April 2017
"WAHYU PASAL ENAM"
(Seri 17)
Subtema: MATI SAHID/MARTIR.
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan
untuk ibadah raya minggu dari kitab Wahyu pasal yang keenam.
Wahyu 6:9
(6:9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai
yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh
oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
Sekarang kita sampai pada
meterai yang kelima: “Ketika
Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah
jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena
kesaksian yang mereka miliki.”
Ini berbicara tentang
kematian dari orang-orang yang mati sahid/martir.
Supaya kita bisa melihat mengenai jiwa-jiwa yang
mati dibunuh di bawah mezbah...
Keluaran 29:1
(29:1) "Inilah yang harus kaulakukan kepada
mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku:
Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,
Pada saat Harun dan anak-anaknya ditahbiskan untuk memegang
jabatan imam bagi Allah, maka Allah menentukan dan menunjuk tiga binatang untuk dikorbankan, yaitu:
-
Seekor lembu jantan muda.
-
Dua ekor domba jantan yang
tidak bercela.
Jikalau ada kesempatan atau jika Tuhan berkemurahan dalam waktu dekat kita
akan mengadakan penataran
imam-imam, supaya pelayanan kita ke depan jauh lebih baik dan berkenan,
bertanggungjawab atas apa yang Tuhan percayakan, tidak teledor, tidak lalai,
tidak bermain-main lagi.
Keluaran 29:16,20
(29:16)
Haruslah kausembelih domba jantan itu dan kauambillah darahnya dan kausiramkan
pada mezbah sekelilingnya.
(29:20)
Haruslah kausembelih domba jantan itu, kauambillah sedikit dari darahnya dan
kaububuh pada cuping telinga kanan Harun dan pada cuping telinga kanan
anak-anaknya, pada ibu jari tangan kanan dan pada ibu jari kaki kanan mereka,
dan darah selebihnya kausiramkanlah pada mezbah sekelilingnya.
Disini kita melihat darah
dari domba jantan yang pertama dan darah
domba jantan yang kedua disiramkan pada mezbah sekelilingnya.
Sekarang kita lihat: Darah lembu jantan muda.
Keluaran 29:12
(29:12) Haruslah kauambil sedikit dari darah
lembu jantan itu dan kaububuh dengan jarimu pada tanduk-tanduk mezbah, dan
segala darah selebihnya haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah.
Sedangkan darah lembu jantan muda dicurahkan pada bagian bawah mezbah.
Korban lembu jantan muda
ini adalah korban pendamaian, inilah
tugas dari seorang imam. Itu pengertian dari korban lembu jantan muda.
Berarti; kalimat di Wahyu 6:9 ; “ di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh” à jiwa-jiwa yang mati sahid / mati martir, karena Firman Allah dan kesaksian
tentang Yesus Kristus di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka kepada Tuhan.
2 Korintus 5:18-19
(5:18) Dan
semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita
dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada
kami.
(5:19) Sebab
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Tugas dari seorang hamba Tuhan
(pelayan Tuhan) adalah: memperdamaikan dosa manusia kepada Allah, sebab Allah
telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada seorang hamba Tuhan yang
diutus.
Seorang hamba Tuhan harus
memperdamaikan dosa, bukan menimbul-nimbulkan dosa, bukan mengungkit-ungkit
dosa/memanfaatkan kelemahan orang lain.
Berita pendamaian itu bukan saja menyampaikan firman di
atas mimbar, tetapi menjadi surat pujian, menjadi surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang dimanapun kita
berada baik dalam perkataan dan
perbuatan. Menjadi surat pujian/menjadi surat Kristus, berarti firman itu telah dimeteraikan oleh Roh Kudus di
dalam loh-loh daging dan ditukik di dalam hati.
2 Korintus 5:20
(5:20) Jadi
kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu
dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah
dirimu didamaikan dengan Allah.
“Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus”, pengakuan/pernyataan
rasul Paulus ini
menunjukkan jati dirinya sebagai hamba Tuhan yang diutus untuk memperdamaikan
dosa manusia dan siap untuk menerima resiko,
yaitu; mati sahid/martir.
Kita lihat pernyataan ini dalam…
2 Timotius 4:6
(4:6) Mengenai diriku, darahku sudah mulai
dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
Mengenai dirinya rasul
Paulus berkata: “Darahku sudah mulai
dicurahkan sebagai persembahan” dan sebagian lagi nanti akan dicurahkan pada
saat kematiannya.
2 Timotius 4:5
(4:5) Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal,
sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas
pelayananmu!
Nasihat rasul Paulus
kepada Timotius mengandung arti bahwa seorang hamba Tuhan/utusan Tuhan harus fokus pada pekerjaannya/tugas pelayanannya untuk
membawa berita pendamaian.
Jadi, saudaraku, seorang
hamba Tuhan harus menguasai dirinya dalam segala hal, sabar dalam penderitaan,
sehingga dengan demikian fokus
di dalam pekerjaan, dalam menunaikan pelayanannya kepada Tuhan.
Filipi 2:17
(2:17) Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada
korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu
sekalian.
Rasul Paulus berkata; “Sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan
ibadah imanmu, aku bersukacita.”
Rasul Paulus rela
berkorban di tengah-tengah ibadah dan tugas pelayanannya
kepada jemaat di Filipi, namun ia tetap bersukacita sekalipun darahnya
dicurahkan.
Lebih jauh kita mengenal orang-orang yang mati sahid.
Wahyu 6:9
(6:9) Dan
ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah
jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena
kesaksian yang mereka miliki.
“Jiwa-jiwa
mereka yang telah dibunuh oleh karena firman
Allah dan oleh karena kesaksian
yang mereka miliki”, berarti; mereka mati sahid, karena ibadah mereka belum memuncak sampai kepada doa
penyembahan.
Jadi kematian mereka bukan kematian yang sia-sia
walaupun memang mereka mati karena ibadah mereka belum memuncak sampai kepada
doa penyembahan.
Wahyu 20:4
(20:4) Lalu
aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka
diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang
telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman
Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga
menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan
memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
Jiwa-jiwa mereka telah dipenggal kepalanya karena
kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah, namun, mereka juga:
1.
Tidak menyembah binatang (binatang yang keluar dari dalam laut à antikris).
2.
Tidak menyembah patungnya à mammon / uang, yang suatu kali kelak akan
berbicara, mengatur roda perekonomian seantero dunia.
3.
Tidak menerima tanda/cap meterai dari antikris pada dahi dan tangan kanan mereka.
Ibadah mereka memang belum memuncak sampai kepada
doa penyembahan, tetapi mereka tidak menyembah berhala. Maka resiko yang harus
dialami adalah; leher digorok oleh
pedang antikris.
Ini adalah situasi yang sulit dan itu akan
terjadi kelak, maka kalau tidak dari sejak sekarang kita mengambil suatu keputusan
untuk terlepas dari penyembahan berhala, terlepas dari ikatan uang, maka orang
seperti ini pada saat aniaya antikris akan sulit sekali menghadapi situasi yang
seperti ini. Pendeknya, tidak terlepas
dari aniaya antikris.
Saudaraku, Roh Kudus adalah tanda atau
meterai, tanda bahwa
kita milik Tuhan. Maka kalau anak-anak Tuhan tidak hidup dalam kuasa Roh Kudus
dihari-hari terakhir ini sangat mengandung resiko. Sedangkan orang yang menjadi milik antikris diberi tanda atau cap 666 di dahi atau di tangan kanan.
Bukan berarti saya ini otoriter kalau saya selalu
menghimbau sidang jemaat untuk selalu sungguh-sungguh beribadah, tekun dalam tiga macam
ibadah pokok, dan sungguh-sungguh melayani Tuhan di tengah-tengah ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan,
itu merupakan tanggungjawab seorang hamba Tuhan yang telah menerima jabatan
gembala. Jangan senang dengan seorang hamba Tuhan yang tidak mau menegor dosa
yang hanya bersaksi, bersaksi, tetapi dosa tidak dikoreksi.
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang
buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut:
"Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang
beribadah di dalamnya.
Kepada dua saksi yaitu; Musa dan Elia diberikan sebatang buluh, seperti tongkat pengukur
rupanya. Yohanes
pembaptis disebut juga Elia, karena
dia mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi Dia, itu kedatangan yang
pertama. Juga untuk yang kedua, Musa dan Elia mendahului kedatangan
Yesus sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Maka saudara jangan heran kenapa Yohanes pembaptis disebut Elia yang akan
datang, karena dia yang mempersiapkan jalan bagi Dia. Baptisan Yohanes adalah
baptisan pertobatan, tetapi Dia yang akan datang akan membaptis dengan Roh dan
Api.
Fungsi api adalah untuk,
membakar dan menghanguskan tabiat daging, tetapi api yang kedua adalah api
neraka, itulah kematian yang kedua.
Jadi yang diukur disini
nanti dengan tongkat pengukur ialah;
1.
Bait suci Allah.
Perhatikan:
Bait suci Allah kalau kita kaitkan dengan Pengajaran
Tabernakel maka itu terkena kepada ruangan suci. Ruangan suci semuanya sudah
dilapisi oleh emas murni, berarti hidup suci
tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci. Emas murni itu tabiat
Ilahi tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci.
2.
Mezbah.
Mezbah dupa à doa penyembahan kita kepada Tuhan. Doa
penyembahan berarti penyerahan diri kepada Tuhan sepenuhnya, tidak lagi ada
kebimbangan, keragu-raguan.
3.
Mereka
yang beribadah (tekun dalam tiga macam
ibadah pokok) dan melayani di
dalamnya.
Itulah yang akan diukur
dengan tongkat pengukur. Diukur dengan tongkat pengukur berarti; dilindungi,
dipelihara, dijaga pada masa aniaya antikris berlangsung selama 3,5 tahun.
Bandingkan dengan mereka
yang tidak hidup dengan 3 hal tersebut.
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang
di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada
bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua
bulan lamanya."
Sedangkan pelataran bait
suci yang di sebelah luar, dikecualikan, berarti tidak diukur
dengan tongkat pengukur, sebab pelataran telah diserahkan kepada bangsa-bangsa
lain/antikris untuk diinjak-injak selama 42 bulan lamanya/3,5 tahun/1260 hari
lamanya/1 masa + 2 masa + ½ masa.
Jadi yang diukur itu; bait suci, kemudian mezbah
berarti; ibadah yang sudah memuncak sampai kepada penyerahan diri secara total,
bagaikan dupa yang berbau harum, yang naik di hadirat Tuhan, kemudian barulah yang beribadah di dalamnya (tekun dalam tiga
macam ibadah pokok). Bisa saja orang tekun dalam tiga macam ibadah pokok,
tetapi rohaninya tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan = ibadah Taurat atau lahiriah.
Pelataran bagian luar selain diinjak-injak, berujung pada kebinasaan, ada perbedaannya dengan mereka yang mati sahid;
sekalipun menanggung aniaya tetapi tidak binasa. Maka kita ini adalah orang
yang paling bersyukur sekali memahami Pengajaran
Tabernakel dan Pengajaran Mempelai. Tuhan memberikan wadah ini bagi kita untuk
menikmati bangkai/tubuh Yesus yang dikorbankan. Jadi banyak orang yang diinjak dan binasa, lain dengan orang yang memiliki
kesaksian dan firman Allah, kalau dia tetap bertahan, tidak menyembah patung,
binatang, tidak menerima cap, tidak binasa, sedangkan pelataran bait luar,
diserahkan untuk binasa.
Seperti pernyataan rasul
Paulus setelah ditanam lalu disiram, selanjutnya Tuhan memberi pertumbuhan rohani kepada kita semua lewat apa
yang sudah kita terima, kita dengar, kita lihat dari Tuhan.
Kita sudah dengar dan
lihat, Tabernakel adalah miniatur Sorgawi,
biarlah apa yang sudah kita lihat, dengar, nyata dalam kehidupan kita semua pribadi lepas pribadi.
Sekarang kita akan
melihat…
Wahyu 6:10
(6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring,
katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau
tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di
bumi?"
Selanjutnya mereka yang
mati sahid berseru dengan suara nyaring katanya; "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau
tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di
bumi?"
Yang beseru disini adalah darah mereka yang mati sahid, sebab
pada ayat 9 mereka telah mati oleh karena firman Allah dan kesaksian tentang
Yesus Kristus yang mereka miliki.
Kejadian 4:10
(4:10) Firman-Nya: "Apakah yang telah
kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.
Darah Habel yang tercurah ke tanah, berteriak kepada Allah dari tanah.
Berarti berseru dengan
nyaring artinya; darah Habel dapat memberitahukan segala sesuatu yang terjadi
dengan jelas, sebab di dalam darah terdapat jiwa manusia. Sebab itu supaya jiwa
manusia tertolong darah Yesus harus tercurah atas kita semua untuk menguduskan,
menghapuskan hutang dosa.
Maka, anak Tuhan
diharapkan untuk terus menikmati tubuh dan darah Yesus, jangan menikmati daging
babi yang dicampur dengan darah, supaya tidak sejiwa tidak senyawa dengan babi.
Perlu untuk diketahui:
Kejadian 4:8
(4:8) Kata Kain kepada Habel, adiknya:
"Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang,
tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
Tibah-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Perkataan
tiba-tiba artinya; membunuh tanpa alasan.
Dalam 1 Yohanes 3:15 dikatakan; membenci setara dengan
dosa membunuh.
Jadi, saudaraku, anak-anak
Tuhan apalagi yang sudah melayani Tuhan (memiliki
firman Allah dan juga kesaksian tentang Yesus Kristus), jangan heran kalau dibenci
tanpa alasan. Maka, kalau seorang anak Tuhan, seorang imam tidak mau menerima
ketika ia dibenci, ditolak, saya kira belum pas untuk melayani Tuhan.
Yohanes 15:18
(15:18) "Jikalau dunia membenci kamu,
ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.
Kalau dunia membenci,
menolak tanpa alasan, ingat, bahwa dunia telah lebih dahulu membenci Yesus Kristus. Jangan sampai memaksakan diri untuk diterima oleh dunia tetapi dengan jalan pintas,
itu namanya tidak berpihak kepada Tuhan. Kalau memang karena firman Allah dan
karena kesaksian yang kita miliki kita dibenci, di tolak, ingat Tuhan Yesus
sudah terlebih dahulu mengalami hal yang sama, supaya kita tidak menjadi ciut,
kecut hati, tawar hati, putus asa, ingat saja itu, jangan ingat yang lain-lain,
jangan ingat kebenaran masing-masing. Yang membuat kita marah-marah dan tidak puas adalah karena kita mengingat kebenaran diri sendiri.
Yohanes 15:19
(15:19) Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia
mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan
Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
Kita ini orang-orang pilihan, dipilih untuk melayani Dia dan oleh karena itulah
dunia membenci tanpa alasan.
Yohanes 15:25
(15:25) Tetapi firman yang ada tertulis dalam
kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan.
Dunia membenci tanpa
alasan. Kita sudah melihat peristiwa ketika Yesus disalibkan, tidak ada
seorangpun yang dapat menyatakan, menunjukkan kesalahan Yesus Kristus,
sekalipun tampil saksi-saksi dusta. Ketika diadili di hadapan mahkama agama, Pilatus, Herodes, kembali
lagi ke Pilatus, tidak ada satupun kesalahan terdapat di dalam diri Yesus
Kristus. Jadi mereka membenci Yesus tanpa alasan, dan juga pengikut-pengikut
Kristus tentu mengalami hal yang sama. Kalau kita mengalami hal yang sama,
jangan heran, ingat, bahwa Dia terlebih dahulu ditolak, dibenci oleh dunia.
Kalau kita berusaha untuk diterima oleh dunia dengan berani melepaskan firman Allah dan pelayanan, itu sudah tidak benar.
Yohanes 16:1
(16:1) "Semuanya ini Kukatakan kepadamu,
supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.
Yesus Kristus mengatakan itu semua kepada kita supaya kita tidak tawar hati, kecut
hati, memang itu yang harus kita alami. Itulah yang disebut aniaya karena
firman/sengasara karena salib.
Yohanes 16:2
(16:2) Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang
saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat
bakti bagi Allah.
Sungguh lebih aneh lagi, mereka yang membunuh, menyangka bahwa ia berbakti kepada Allah. Jadi
kebencian sampai akhirnya membunuh,
mereka anggap itu suatu pengabdian kepada Tuhan, yang salah menjadi benar, yang
benar menjadi salah, itu sesuatu yang tidak logis, tetapi itulah cara Setan.
Bukan Setan namanya kalau ia tidak memutarbalik fakta
terlebih dahulu untuk membunuh dari sejak semula, sejak di taman Eden. Diawali
dari memutarbalik fakta/kebenaran, sehingga manusia terperdaya, tetapi ujung-ujungnya untuk
membunuh manusia.
Kita maju lagi ke ayat 11.
Wahyu 6:11
(6:11) Dan kepada mereka masing-masing diberikan
sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus
beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan
saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.
Kemudian kepada mereka
yang mati sahid itu diberikan sehelai
jubah putih.
Jubah putih disebut dengan
lenan halus; perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus dan jubah itu
menjadi putih karena dicelup di dalam darah
Anak Domba. Jubah menjadi putih itu karena dibasuh di dalam darah Anak Domba/hasil
pengorbanan, itu diberikan kepada mereka yang mati sahid.
Wahyu 7:9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat:
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung
banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan
takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun
palem di tangan mereka.
Orang banyak yang tidak
dapat dihitung banyaknya dari segala bangsa, suku, kaum bahasa, berdiri di hadapan takhta dan Anak Domba memakai jubah
putih, kemudian mereka memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Daun palem à hari perhentian yang kekal (pondok daun-daunan). Hari perhentian yang kekal itulah Tabernakel
sejati/kerajaan sorga.
Wahyu 7:13-14
(7:13) Dan seorang dari antara tua-tua itu
berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari
manakah mereka datang?"
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan
mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah
orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci
jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Jubah putih itu hasil
proses dari pengorbanan Yesus Kristus, maka jangan heran kalau anak Tuhan
mengalami kesusahan yang berat, aniaya karena firman, sengsara karena salib,
justru itu proses supaya jubah menjadi putih bersih. Sebagai anak Tuhan,
sebagai imam, jangan kaget-kagetan saat mengalami aniaya karena firman/sengasara
salib, justru itu jalan supaya jubah menjadi putih bersih, itulah prosesnya.
Nah, jubah itulah
diberikan kepada mereka berarti mereka disimpan untuk sementara waktu/tidak binasa lagi sampai nanti genap
jumlah mereka yang mati terbunuh sama seperti mereka, termasuk rasul Paulus, memang pada akhirnya dia mati sahid
juga, oleh karena firman Allah dan kesaksian tentang Yesus Kristus, namun hidup rohaninya memuncak sampai kepada penyembahan.
Pakaian putih itu diberikan kepada jiwa-jiwa yang mati terbunuh di bawah mezbah, sudah aman, tidak bisa diganggu
gugat lagi oleh Setan, tidak bisa lagi dipengaruhi oleh dosa. Tuhan Yesus luar
biasa, karena salib-Nya, Tuhan Yesus tidak akan pernah menjadi luar biasa dan
ajaib tanpa salib-Nya, jadi kalau hamba Tuhan berkata Yesus ajaib karena perkara lahiriah itu, salah, Yesus ajaib karena salib-Nya, Dia mulia
karena salib-Nya, sampai kepada orang yang mati sahid dikaruniakan jubah putih
juga karena darah salib-Nya.
Kita lihat hal yang senada
kepada jemaat di Laodikia…
Wahyu 3:18
(3:18) maka Aku menasihatkan
engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan
dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau
memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi
minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Saran/nasihat firman
kepada jemaat di Laodikia supaya mereka membeli pakaian putih dari Tuhan,
supaya mereka memakainya agar tidak terlihat ketelanjangan yang memalukan itu.
Jadi sumber pakaian putih
itu adalah dari Tuhan, maka kita harus membeli pakaian putih dan harus memakainya
agar tidak terlihat ketelanjangan.
Membeli pakaian putih
berarti harus membayar harga, seperti kumpulan orang banyak yang tidak dapat
dihitung tadi, dari Timur, Barat,
Utara, Selatan datang di hadapan
takhta Anak Domba, mereka semua memakai pakaian putih.
Satu dari 24 tua-tua berkata kepada Yohanes; “Siapa mereka itu?” lalu Yohanes menjawab; “Tuanku tahu”, satu dari 24 tua-tua itu berkata, mereka itulah orang-orang yang keluar dari
kesusahan yang besar.
Kalau memang harus
membayar harga dengan cara overtime untuk Tuhan, bayar saja, kalau harus
membayar harga dengan tenaga, pikiran, waktu bahkan dengan materi, bayar saja, agar jangan terlihat ketelanjangan yang memalukan itu.
Itulah kumpulan orang
banyak dari empat penjuru bumi yang tidak terhitung jumlahnya mereka berdiri di hadapan takhta Anak Domba, mereka membeli pakaian
putih, mereka mau bayar harganya,
buktinya; rela di dalam kesusahan yang besar. Amin.
Tuhan yesus kristus
kepala gereja mempelai pria sorga memberkati
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang.
No comments:
Post a Comment