IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 19 April 2017
(Seri
113)
"KITAB KOLOSE"
"KITAB KOLOSE"
Subtema: PENGAMPUNAN TANPA BATAS.
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebentar
kita akan merendahkan diri di bawah kaki salib Tuhan, namun kita merasakan duka karena kematian salah satu anak
sekolah Minggu yang ada di Pos PCI yang bernama Clara Simanjuntak, meninggal
karena jatuh dari sepeda motor dan ini harus jadi pelajaran penting bagi kita
semua supaya setiap orang yang naik sepeda motor memakai helm walaupun
jaraknya dekat. Jangan suka mengabaikan hal yang kecil, padahal itu nanti yang
akan menolong kita. Disebut hamba yang baik dan setia karena bertanggungjawab / memperhatikan dalam hal yang kecil, tidak akan dipercaya
tanggungjawab dalam perkara besar kalau kita tidak memperhatikan hal-hal yang
kecil.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah doa
penyembahan, dari surat yang dikirim oleh rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose
1: 21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Terlebih
dahulu kita perhatikan kalimat: “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari
Allah.”
Ini
menunjuk kepada:
- Bangsa
kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
- Orang
fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka, dan
itu terlihat dari setiap perbuatan-perbuatan jahat yang mereka perbuat.
Pendeknya;
orang yang masih berbuat kejahatan, kenajisan menunjukkan bahwa ia masih hidup
jauh dari Allah sekalipun berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Efesus
2:1
(2:1)
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan
dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Efesus
2: 2-3
(2:2)
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu
mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di
antara orang-orang durhaka.
(2:3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Penyebab-penyebab
terjadinya dosa/pelanggaran.
1. “Mengikuti
jalan dunia ini.”
Menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai arus yang sangat kuat
untuk mempengaruhi atau menghanyutkan dan menenggelamkan kerohanian dari pada
anak-anak Tuhan sampai dibawa pada kematian rohani. Kalau anak Tuhan mengalami
kematian rohani, ia tidak dapat berbuat apa-apa dihadapan Tuhan.
2. “Mentaati
penguasa kerajaan angkasa.”
Pertanyaannya; siapakah mereka yang mentaati penguasa kerajaan
angkasa? Jawabnya: yaitu mereka yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Mendurhaka = memberontak atau melawan kepada Allah.
3. “Hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Perlu untuk diketahui;
-
Hidup menurut keinginan
daging memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti tidak memikirkan hal-hal
yang dari Roh, yaitu perkara di atas atau perkara rohani, itulah ibadah dan
pelayanan.
-
Hidup menurut keinginan
daging menunjukkan bahwa ia berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; mata ganti mata, gigi ganti gigi, arti
rohaninya; kejahatan dibalas kejahatan.
Pendeknya; orang yang hidup menurut hukum Taurat tidak mengenal
belas kasih atau jauh dari kasih karunia. Itu sebabnya mereka yang berada di
bawah hukum Taurat berujung pada kebinasaan. Hukum Taurat itu tidak
menyelamatkan tetapi membinasakan karena hukum Taurat itu merangsang dosa di
dalam anggota-anggota tubuh.
Kemudian, ibadah Taurat = ibadah lahiriah, berarti; mulut
memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh
jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batinnya tidak dipersembahkan kepada
Tuhan.
Orang yang semacam ini adalah orang yang tidak memiliki hikmat
dari Tuhan.
Lebih
rinci tentang YANG DAHULU HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus
2: 11-12
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah, berarti; “Tanpa Kristus, tidak termasuk
kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang
dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.”
Pendeknya;
BINASA, berujung pada kematian yang kekal.
Efesus
2:13
(2:13)
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh",
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
“Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus.”
Persis seperti bangsa Israel setelah
penyembelihan Anak Domba Paskah pada waktu senja, besok paginya mereka telah
dilepaskan dari perbudakan Mesir dan Firaun sehingga dengan dua tangan Tuhan yang
kuat mereka dibawa masuk ke tanah Kanaan, tanah perjanjian, dengan maksud
supaya mereka dapat beribadah dan melayani Tuhan.
Jadi dengan dua tangan Tuhan yang kuat ini
bangsa Israel mendekat kepada Allah.
Kalau kita malam ini dapat menjalankan ibadah
doa penyembahan dan selanjutnya kita tersungkur di bawah kaki salib Tuhan,
sujud menyembah kepada Tuhan, semua karena darah salib Kristus, kemurahan hati
Tuhan, bukan karena kekuatan dan kemampuan kita. Kemampuan daging terbatas
untuk membawa diri rendah di kaki salib, siapapun dia, sehebat, sepintar,
seahli apapun dia di muka bumi ini. Ukuran menyembah adalah satu jam, tetapi
perhatikanlah manusia daging, manusia duniawi yang hidup menurut keinginan
daging, jangankan menyembah satu jam di bawah kaki salib, sepuluh menit saja
itu terasa berat sekali.
Jadi, kemampuan daging terbatas untuk membawa
kita rendah di bawah kaki salib, namun oleh karena darah Kristus malam ini kita
datang untuk sujud menyembah kepada Dia.
Efesus 2:14-16
(2:14) Karena
Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang
telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(2:15) sebab
dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala
perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru
di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
(2:16) dan
untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib,
dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
Pendeknya, kedua pihak telah dipersatukan yaitu; baik pihak yang jauh maupun pihak yang dekat.
Sebetulnya ketika kedua pihak itu dipersatukan itu
merupakan sesuatu yang tidak masuk akal secara manusia / logika, mustahil
secara duniawi karena kedua pihak ada dalam kelemahannya masing-masing.
Kalau ada dua orang dengan segala kelemahannya
masing-masing keduanya tidak akan mungkin bisa dipersatukan, tetapi apa yang
mustahil bagi manusia, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil karena yang menjadi
jaminannya adalah darah salib Kristus. Di dalam darah salib segalanya mungkin,
tidak ada yang mustahil bagi Dia, maka mengikuti Tuhan jangan
setengah-setengah, biarlah kita mengikuti Tuhan dengan ditandai darah dari
ujung kepala sampai ujung kaki (penuh dengan pengorbanan). Jadi pengorbanan
tidak pada kaki saja, atau tangan saja, tetapi dari ujung kepala sampai ujung
kaki.
Kelemahan dari kedua pihak.
PIHAK
YANG JAUH à
Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
Arti rohaninya; hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan
daging = belum ada penanggalan kulit khatan.
Gambaran dari bangsa kafir...
2 Petrus 2:21-22
(2:21) Karena
itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan
Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus
yang disampaikan kepada mereka.
(2:22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan
peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi
yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
"Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi
yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Artinya; kembali
mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama (yang dahulu pernah ia lepaskan)
sehingga dengan demikian bangsa kafir menjadi najis di hadapan Tuhan.
Jadi inilah yang menjadi
kenajisan bangsa kafir yaitu; mengulangi kesalahan yang sama yang pernah ia
lepaskan.
PIHAK YANG DEKAT à Bangsa Israel
/ orang-orang Yahudi = orang-orang yang bersunat yaitu sunat lahiriah yang
dikerjakan oleh tangan manusia.
Sunat lahiriah yang
dikerjakan oleh tangan manusia à ibadah,
pelayanan, persembahan bersifat lahiriah.
Matius 15:7-8
(15:7) Hai
orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa
ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
“Bangsa ini
memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku” = menjalankan ibadah secara lahiriah dari
orang-orang munafik.
Kalau seseorang menjalankan ibadah secara
lahiriah menunjukkan bahwa dia orang munafik.
Memuliakan Allah dengan bibirnya tetapi hatinya
jauh dari pada Tuhan berarti mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan
tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan sementara Tuhan
hanya berkenan kepada manusia batiniah, sebab Tuhan melihat hati, kalau manusia
melihat apa yang dapat dilihat oleh mata manusia, sedangkan Tuhan melihat hati.
Apa artinya kita menjalankan ibadah secara lahiriah? Menjalankan ibadah secara
lahiriah itu = menjalankan ibadah buatan tangan manusia, seperti bangsa Israel
disunat, sunat yang dikerjakan oleh tangan manusia, itu tidak ada artinya sebab
Tuhan berkenan kepada manusia batiniah.
Matius 15:9
(15:9) Percuma
mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia."
Menjalankan ibadah lahiriah = menjalankan ibadah yang
sia-sia, sementara untuk menjalankan ibadah dan pelayanan ini ada yang harus
dikorbankan yaitu: tenaga, pikiran, waktu, perasaan, harta, uangnya.
Pengorbanan akan menjadi sia-sia kalau ia menjalankan ibadahnya secara
lahiriah, seperti orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat, tidak
mengandung janji.
Itu adalah suatu kerugian berkorban tetapi tidak ada
hasilnya, jauh lebih baik tidur di rumah, enak bagi daging dari pada
menjalankan ibadah secara lahiriah dengan penuh pengorbanan tetapi dengan
kesia-siaan, tidak ada artinya. Tetapi saya tidak menganjurkan saudara untuk
tidur di rumah, yang saya anjurkan adalah supaya saudara sungguh-sungguh, jadi
jangan ngantuk-ngantuk ketika ibadah,
jangan merasa pernah terpaksa beribadah.
Perhatikan kalimat: “Ajaran yang
mereka ajarkan ialah perintah manusia” = sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan
manusia.
Musa telah menerima petunjuk dari Tuhan untuk
mendirikan kemah / Tabernakel itulah yang disebut kemah buatan tangan manusia,
tetapi yang jauh lebih dari pada itu ada lagi kemah yang sempurna yaitu kemah
yang lebih besar yang bukan dibuat oleh tangan manusia.
Yesus Kristus adalah Tabernakel sejati sebab Ia
telah melintasi kemah yang lebih besar, sempurna, yang bukan buatan tangan
manusia. Tetapi bukan berarti Tabernakel yang dibangun oleh Musa menurut
petunjuk yang Ia terima di atas gunung Sinai harus kita buang, namun yang kita
lihat / perhatikan adalah, arti rohaninya bukan buatan tangan manusianya.
Ini juga yang menajiskan bangsa Israel /
orang-orang Yahudi.
Jadi kenajisan bangsa Kafir karena mengulangi
kesalahan yang sama, sedangkan kenajisan dari bangsa Yahudi juga karena
menjalankan ibadah secara lahiriah. Jadi sama-sama dalam kelemahannya.
Roma 3:1-2
(3:1) Jika
demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat?
(3:2) Banyak
sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah
dipercayakan firman Allah.
Kelebihan orang-orang Yahudi adalah: Sunat dan kepada mereka dipercayakan firman Tuhan.
Roma 2:22-23
(2:22) Engkau
yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah?
Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah
berhala?
(2:23) Engkau
bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan
melanggar hukum Taurat itu?
Orang-orang Yahudi bermegah atas hukum Taurat
(firman Allah) tetapi mereka tidak hidup di dalamnya = menghina firman Allah.
Salah satu bukti-bukti dari hukum Taurat; “jangan berzinah”, tetapi mereka sendiri
berzinah / menduakan hati Tuhan. apa artinya hukum Taurat, kalau tidak hidup di
dalamnya.
Saya bersyukur kepada Tuhan Yesus karena kepada
kita dipercayakan kemurahan Tuhan itulah yang disebut firman kasih karunia
lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel di dalam firman Pengajaran
yang rahasia-Nya dibukakan dalam terang-Nya Roh Kudus, tetapi kalau kita tidak
hidup di dalamnya semua menjadi sia-sia. Memang tidak bisa dipungkiri adalah suatu kebanggaan memiliki firman kasih karunia, tetapi kalau hanya
bermegah namun tidak hidup di dalamnya = menghina Allah yang
hidup.
Itu sebabnya, saudaraku, saya kuatir sekali apabila memahami
banyak rahasia tentang kerajaan sorga tetapi tidak bisa mengimbanginya nanti
sama seperti ahli Taurat mengerti tentang hukum-hukum Allah tetapi tidak hidup
di dalamnya.
Perlu untuk diketahui: firman Pengajaran Mempelai
dan Pengajaran Tabernakel ini ibarat dosis tinggi, kalau kita biasa menikmati
dosis tinggi maka tidak mempan dengan dosis rendah. Kalau terbiasa memiliki
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel tetapi tidak hidup di dalamnya,
resikonya adalah kebal terhadap dosa, susah untuk diubahkan. Ini resiko yang
besar, tetapi kita sudah siap dengan segala resiko, karena kalau kita tidak memiliki
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah kita tidak mungkin mencapai
kedewasaan rohani, mustahil.
Roma 2:24
(2:24) Seperti
ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara
bangsa-bangsa lain."
Bukti bangsa
Israel menghina Allah: bangsa –
bangsa lain menghujat Allah, karena bangsa Israel tidak hidup sesuai dengan
hukum – hukum Allah (firman Allah), yang mereka terima dari Tuhan.
Bangsa Israel adalah umat pilahin sebab itu
mereka disebut harta yang indah, milik kepunyaan Allah, bangsa yang kudus,
imamat rajani à orang-orang yang melayani Tuhan. Melayani Tuhan
tanpa kekudusan, tidak memiliki kebenaran firman = menghina Allah sebab orang
lain akan menghujat Allah karena kita tidak hidup di dalam kebenaran firman
Tuhan. Maka jangan heran kalau tiba-tiba ada orang lain berkata; percuma kamu
melayani Tuhan, tekun dalam tiga macam ibadah pokok tetapi kelakuanmu seperti
itu, ini harus diperhatikan. Nanti sebentar kita akan tersungkur di bawah kaki
Tuhan, kita minta ampun karena menerima firman Allah, menerima pengajaran
Mempelai tetapi tidak hidup di dalamnya, orang lain menghujat Allah. Jangan
sampai nanti kita seperti babi dan anjing tadi, tidak menghargai barang yang
kudus (firman Allah).
Sebetulnya ini adalah nubuatan Yesaya...
Yesaya 52:4
(52:4) Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH: Dahulu umat-Ku berangkat ke Mesir untuk tinggal
di situ sebagai orang asing, lalu Asyur memeras dia tanpa alasan.
Dahulu bangsa Israel;
1.
Tinggal di Mesir sebagai orang asing (pendatang)
dan mereka diperbudak dengan kerja paksa sampai memahitkan hati, dan hidup
mereka.
Kalau seseorang berada dalam perbudakan dosa
tanpa hari perhentian (ibadah dan pelayanan kepada Tuhan), maka akan memahitkan
hati dan hidup seseorang.
Kita bersyukur Tuhan memberikan kita hari
perhentian supaya dosa dieksekusi habis. Senin, selasa kita berbuat dosa, rabu
dosa kita dieksekusi lewat ibadah doa penyembahan. Kamis mungkin melakukan
kesalahan, Jumat lewat ibadah pendalaman Alkitab dosa dieksekusi kembali. Sabtu
tidak sempat berbuat dosa, yang masih muda karena masuk dalam Ibadah Kaum Muda
remaja, yang sudah tua (tidak ikut ibadah kaum muda remaja), Sabtu berbuat
dosa, Minggu di bombardir kembali oleh firman Allah, dosa dieksekusi. Kita
bersyukur Tuhan memberi kita hari perhentian seperti kumpulan orang banyak yang
datang dari empat penjuru bumi; Timur, Barat, Utara selatan, mereka berdiri di
hadapan takhta Allah, takhta Anak Domba, memakai pakaian putih / jubah putih
dan di tangan mereka ada daun-daun palem.
Daun palem berbicara tentang pondok Daun / hari
raya Tabernakel / hari raya perhentian kekal (kerajaan sorga).
2.
Asyur memeras tanpa alasan.
Bangsa Israel diperas oleh Asyur dengan membayar
upeti / membayar pajak dengan paksa.
Inilah keadaan bangsa Israel dahulu, namun Tuhan
membebaskan, melepaskan mereka dari perbudakan Mesir (Firaun), kemudian
membebaskan mereka dari upeti / membayar pajak dengan paksa.
Saudaraku kalau seseorang hidup di dalam hawa
nafsu daging, maka orang seperti ini akan sama seperti bangsa Israel yang
dipaksa membayar upeti / pajak kepada Asyur dengan paksa dan itu membuat orang
susah. Lihat orang yang hidup menurut keinginan daging, ingin ini, ingin itu, seperti
Israel dipaksa bayar pajak. Itulah
yang memahitkan seseorang sampai akhirnya menjadi miskin rohani, Tuhan
tidak mau itu.
Yesaya 52:5
(52:5) Tetapi
sekarang, apakah lagi urusan-Ku di sini? demikianlah firman TUHAN. Umat-Ku
sudah dirampas begitu saja. Mereka yang berkuasa atas dia memegahkan diri,
Bangsa – bangsa lain menghujat Allah karena
bangsa Israel telah menghina nama Tuhan.
Jadi di sini kita melihat Nebukadnezar dan Babel
merampas bangsa Israel setelah mereka ditebus dan dilepaskan dari Mesir dan Asyur.
Babel à tempat roh jahat dan roh najis. Karena mereka
telah dirampas ke Babel, Tuhan berkata;
“Tetapi sekarang, apakah lagi urusan-Ku di sini?” Tuhan telah capek melihat
bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan. Kelebihan mereka adalah sunat
dan hukum Taurat, tetapi tidak hidup di dalamnya sehingga bangsa-bangsa lain
menghujat nama Tuhan, bermegah atas mereka.
Kalau Tuhan saja capek melihat kesalahan apalagi
gembala kecil. Sidang jemaat mengenal saya toh? Sebaliknya sidang jemaat juga
harus saya kenal luar dan dalam, jasmani dan rohani, tampilkan apa adanya.
“Apakah lagi
urusan-Ku di sini?” artinya; Tuhan
membiarkan bangsa Israel dan Yehuda berada di Babel selama tujuh puluh tahun.
Kesimpulannya: pihak yang jauh dan pihak yang
dekat sama-sama di dalam kelemahannya masing-masing. Kenajisan adalah noda
kekafiran sementara bangsa Israel menjadi sombong karena sunat dan hukum
Taurat.
Kita kembali memperhatikan...
Efesus 2:14-16
(2:14) Karena
Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang
telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(2:15) sebab
dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala
perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru
di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
(2:16) dan
untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan
melenyapkan perseteruan pada salib itu.
Yesus Kristus telah merubuhkan tembok pemisah
yaitu; perseteruan. Perseteruan à kelemahan – kelemahan dari yang jauh dan yang dekat.
-
Yang jauh à bangsa kafir.
-
Yang dekat à bangsa Israel.
Perseteruan à kelemahan – kelemahan
dari kedua pihak. Tadi kelemahan dari yang jauh
adalah noda kekafiran seperti anjing dan babi yang kembali mengulangi
kesalahan yang sama. Sedangkan yang dekat
bermegah atas kelebihan tetapi tidak hidup di dalamnya. Kelebihan bangsa Israel
adalah menerima hukum Taurat tetapi tidak hidup di dalamnya. Inilah yang
menjadi perseteruan / tembok pemisah. Kalau ada kelemahan menimbulkan
perseteruan antara yang satu dengan yang lain.
Dahulu saya masih suka terpancing melihat
kelemahan, sekarang saya terus diajar oleh Tuhan sampai hari ini, tidak pernah
berhenti untuk mendapatkan pelajaran – pelajaran yang dari Tuhan, saya
bersyukur, jangan lari dari kenyataan, hadapi saja.
Efesus 2:17
(2:17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang
"jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",
Di sini kita melihat Yesus Kristus diutus untuk
membawa damai sejahtera untuk kedua pihak, membawa damai sejahtera kepada yang
jauh dan membawa damai sejahtera kepada yang dekat.
Kesimpulannya; damai sejahtera tercipta oleh
darah salib Kristus, karena darah salib Kristus berkuasa merobohkan tembok
pemisah yaitu; perseteruan.
Biarlah kita semua masing-masing memikul salib
masing-masing, suami memikul salib karena kelemahan isterinya, biarlah juga
isteri memikul salib karena kelemahan suaminya. Juga kita semua di dalam satu
rumah, satu wadah kandang penggembalaan, satu pekerjaan antara yang satu dengan
yang lain; masing-masing menyangkal dirinya dan memikul salib-Nya. Memikul
salib karena kelemahan sesamanya, karena orang-orang yang di sekitarnya, maka
dengan demikian robohlah, runtuhlah, rontoklah tembok pemisah yaitu;
perseteruan itu.
Tembok pemisah tidak akan pernah runtuh dengan
menggunakan hukum Taurat, kebenaran diri sendiri, dengan mengandalkan kekuatan,
kepintaran dan keahlian manusia. Tuhan datang untuk membawa damai sejahtera
oleh darah salib, di atas kayu salib. Dia telah menanggung dosa manusia baik dari
pihak yang jauh maupun pihak yang dekat. Itulah praktek untuk meruntuhkan dan merontokkan
tembok pemisah.
2 Korintus 5:18
(5:18) Dan
semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita
dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada
kami.
Dosa manusia diperdamaikan kepada Allah hanya
oleh darah salib, tidak dengan cara yang lain dan Tuhan mempercayakan pelayanan
pendamaian itu kepada utusan-utusan-Nya; hamba-hamba Tuhan, imam-imam yang melayani
Tuhan. Itu sebabnya syarat beribadah dan melayani Tuhan adalah; sangkal diri dan pikul salib.
Biarlah kita semua membawa berita damai,
dipercayakan pelayanan pendamaian, berita pendamaian itu. Bawalah kabar
pendamaian dimanapun kita berada, di tempat kita masing-masing.
Berita pendamaian itu tidak harus dengan
perkataan di atas mimbar, tetapi karena kita adalah seorang pelayan Tuhan,
hamba Tuhan di mana firman itu menjadi daging, firman Tuhan dituliskan dalam
loh hati menjadi daging itu juga merupakan berita pendamaian, baik lewat
perkataan, gerak-gerik sekecil apapun. Sebab itu remah-remah yang berjatuhan
dari meja tuannya itu telah dimakan oleh anjing (bangsa kafir).
Biarlah firman Allah itu mendarah daging dalam
hidup kita masing-masing, kita kumpulkan ayat demi ayat, pasal demi pasal ,
kita nikmati semua sampai mendarah daging, kita menjadi berita pendamaian.
Hamba Tuhan yang diutus harus membawa berita pendamaian, jangan ungkit-ungkit
dosa / kesalahan orang lain.
Mengungkit kesalahan orang lain ada dua cara:
1.
Penghakiman.
2.
Menikmati
kelemahan orang lain.
Jangan lagi hakimi dan nikmati kelemahan orang
lain, bawalah berita pendamaian itu, masing-masing menyangkal dirinya dan memikul salibnya.
2 Korintus 5:19
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus
dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita
pendamaian itu kepada kami.
Ketika Yesus menjadi korban di atas kayu salib,
Dia tidak melihat kesalahan itu disengaja atau tidak disengaja, Dia tidak
menuntut balas.
Jadi membawa berita damai tanpa pamrih, tidak
perlu hitung-hitungan, berbuat kebaikan tidak perlu hitung-hitungan, berkorban
dalam tenaga, pikiran, tidak perlu hitung-hitungan, kita semua tidak perlu
hitung-hitungan. Kita melayani Tuhan tanpa pamrih supaya dosa itu diperdamaikan
kepada Allah.
2 Korintus 5:20-21
(5:20) Jadi
kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan
perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu
didamaikan dengan Allah.
(5:21) Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Berita pendamaian itu rela menyerahkan dirinya. “Dia yang tidak mengenal dosa telah
dibuat-Nya (Allah) menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan
oleh Allah.
Bangsa Israel menjadi pendatang di Mesir selama
430 tahun, kemudian mereka dilepaskan oleh darah salib Kristus selanjutnya,
dibawa masuk ke tanah perjanjian dengan satu tujuan supaya mereka dapat
beribadah kepada Allah yang hidup, namun bangsa Israel dirampas dibawa ke
Babel selama 70 tahun. Sehingga Tuhan kecewa dan berkata; “Apakah lagi urusan-Ku di sini?”, Tuhan sudah kecewa karena bangsa
Israel selalu mengulangi kesalahan, tetapi pada akhirnya Tuhan kembali membebaskan
bangsa Israel dari Babel. Berarti; pengampunan Tuhan adalah pengampunan yang
sempurna, pengampunan tanpa batas oleh darah salib, yaitu: tujuh puluh kali tujuh kali.
Yesaya 52:6-7
(52:6) Sebab
itu umat-Ku akan mengenal nama-Ku dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa
Akulah Dia yang berbicara, ya Aku!
(52:7) Betapa
indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang
mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita
selamat dan berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!"
Berita pendamaian itu berkuasa untuk membebaskan
dosa kejahatan (Mesir) dan kenajisan (Babel) dan itu merupakan pengampunan
tanpa batas dari Yesus Kristus yang telah dikorbankan di atas kayu salib, yaitu;
tujuh puluh kali tujuh kali, itulah pengampunan tanpa batas (pengampunan yang
sempurna).
Kita semua yang berada di puncak gunung Tuhan,
itulah gunung Sion, bawalah berita pendamaian itu. Kepada mereka yang jauh maupun yang dekat, bawalah berita pendamaian berarti rela dijadikan dosa.
Matius 18:21-22
(18:21) Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:
"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat
dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
(18:22) Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu:
Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
“Sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” inilah pengampunan tanpa batas yang dialami oleh
bangsa Israel, itu pengampunan yang datang dari darah salib Kristus karena Dia
datang untuk membawa berita pendamaian baik untuk yang jauh maupun untuk yang
dekat.
Hasilnya.
Efesus 2:17-18
(2:17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera
kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang
"dekat",
(2:18) karena oleh Dia kita kedua pihak dalam
satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
Sampai pada akhirnya oleh karena darah salib
kedua pihak (jauh dan dekat) ada di dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada
Bapa.
Ibrani 10:19-20
(10:19). Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus
kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru
dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
Oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam
tempat kudus, sebab Ia telah melintasi kemah yang lebih besar, lebih sempurna,
yang bukan buatan tangan manusia, yaitu; Yesus yang disalibkan di atas kayu
salib, sehingga di dalam satu Roh berada di tempat kudus, baik yang jauh maupun
yang dekat, sama-sama di tempat kudus, sama-sama memperoleh upah yang sama.
Amin
Tuhan yesus kristus
kepala gereja mempelai pria sorga memberkati
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment