IBADAH
RAYA MINGGU DAN KEBANGKITAN YESUS KRISTUS, 16 April 2017
"WAHYU PASAL ENAM"
(Seri 18)
Subtema: MENDAMBAKAN SUASANA KEBANGKITAN.
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian dan
ibadah kebangkitan Yesus Kristus.
Segera kita perhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah
Raya Minggu sekaligus untuk ibadah
kebangkitan dari kitab Wahyu pasal 6.
Wahyu 6:9
(6:9) Dan
ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah
jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena
kesaksian yang mereka miliki.
Kita masih berada pada meterai yang kelima: ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima
rasul Yohanes melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian
yang mereka miliki.
Dengan kata lain, terbunuh
oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki, kematian
semacam ini disebut mati syahid/martir à orang-orang yang sangkal diri dan pikul salib.
Barangsiapa kehilangan
nyawa karena Dia, ia akan memperolehnya kembali, tetapi barangsiapa
mempertahankan nyawanya maka ia akan kehilangan nyawanya. Tidak menyangkal dirinya
dan memikul salibnya (tidak mau kehilangan nyawa), ia akan kehilangan nyawanya.
Kesimpulannya: ayat 9 ini berbicara tentang kematian.
Ada 2 kali kematian semacam ini terjadi di dalam
kitab Wahyu.
YANG PERTAMA.
Wahyu 11:3
(11:3) Dan Aku
akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil
berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Dua saksi Allah yaitu; Musa dan Elia, mereka diberi tugas supaya mereka bernubuat sambil berkabung
selama 1260 hari = 3,5 tahun di atas muka bumi.
Sebelum Yesus datang kembali
untuk yang kedua kali ke bumi maka terlebih dahulu Musa dan Elia membuka jalan
bagi Dia, seperti Yohanes pembaptis disebut juga Elia, sebab Yohanes pembaptis
ini mempersiapkan jalan bagi Dia, untuk kedatangan-Nya yang pertama.
Wahyu 11:4
(11:4) Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua
kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
“Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki
dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.”
Arti rohaninya; menjadi
kesaksian dan terang karena hidup di dalam kuasa Roh Kudus.
-
Pohon
zaitun à urapan Roh Kudus.
-
Kaki
dian = pelita à orang-orang yang menjadi kesaksian / terang.
Menjadi kesaksian karena
kuasa Roh Kudus, mereka berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
Malam ini kita berdiri di
hadapan takhta kasih karunia, lewat ibadah raya minggu disertai kesaksian sekaligus
ibadah kebangkitan Yesus Kristus.
Wahyu 11:5-6
(11:5) Dan
jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka
menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti
mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
(11:6) Mereka
mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka
bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi
darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali
mereka menghendakinya.
Tugas dari dua saksi Allah (Musa dan Elia),
dibagi menjadi dua bagian:
Yang pertama:
a)
“Jikalau ada orang yang hendak menyakiti
mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua
musuh mereka.”
Elia, pernah menurunkan api dari langit di hadapan 450 nabi-nabi dan
bangsa Israel, sehingga menghanguskan korban bakaran yang ada di atas mezbah, zaman
raja Ahab (suami Isebel). Jadi kebenaran dari seorang nabi yang murni
perbandingannya adalah 450 nabi-nabi palsu. Yohanes membaptis dengan air
sebagai tanda baptisan pertobatan, sedangkan Yesus Kristus membaptis dengan Roh
Kudus dan api.
Fungsi dari
pada api adalah untuk menghanguskan tabiat-tabiat daging.
Tetapi di sini
kita melihat api yang menghanguskan itu adalah membinasakan musuh yang
menyakiti mereka.
b) “Jikalau
ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.”
Ini sesuai dengan pernyataan dari raja
Daud; jangan mengusik orang yang diurapi Tuhan.
Sedikit
bersaksi: ada beberapa (dua tiga orang) menyakiti saya, sesungguhnya saya
berdoa supaya mereka mendapat kemurahan, tetapi saya lihat yang menyakiti saya,
tersakiti secara itu juga.
Seperti kedua
perwira dengan kelima puluh anak buah mereka masing-masing, yang diutus oleh
raja Samaria (Ahazia) dimakan habis oleh api yang turun dari langit...2 Raja-raja 1:9-12,14.
Yang kedua:
a) “Mereka
mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka
bernubuat.”
Kalau mereka
menutup langit supaya jangan turun hujan selama
bernubuat, maka bumi menjadi tandus, gersang, kering-kering, tidak
menghasilkan apa-apa dan mencelakakan...1
Raja-raja 17:1/1 Raja-raja 18:18.
Tetapi kalau
kita mau kembali kepada gembala yang memelihara jiwa maka masih ada kesempatan
untuk menghasilkan buah.
Kalau kita
berkaca kepada firman tentu tahu kerohanian kita kering-kering atau berbuah,
kalau memang belum berbuah karena kerohanian kering-kering, hari ini adalah
kesempatan yang baik untuk bertobat.
b) “Mereka
mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah.”
Ini adalah
kesaksian dari Musa, dengan tongkatnya dia memukul sungai Nil, maka segala air
dan sumber mata air berubah menjadi darah. Kalau air dan sumber mata air
berubah menjadi darah, maka ini sangat mengandung resiko tinggi, manusia tidak
dapat menikmati air hidup, tidak mendapat lagi kepuasan, selain mencari
kepuasan di sana-sini, seperti perempuan Samaria hidup dengan lima laki-laki,
tetapi setelah dia menikmati air
kehidupan, maka rasa dahaga itu dipuaskan dengan bukti; dia mengakui segala
kesalahan, kelemahan, kenajisannya di hadapan Tuhan. Tetapi pada saat itu (bernubuat
selama 1260 hari) tidak ada lagi kesempatan seperti kesempatan yang dialami
oleh perempuan Samaria.
Tugas yang
dikerjakan oleh dua saksi ini akan membinasakan mereka yang hidup di atas muka
bumi.
c) “Memukul
bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.”
Kalau
malapetaka terjadi dengan berbagai-bagai jenis, maka, yang dialami oleh manusia
adalah jiwa mereka terguncang, menimbulkan rasa resah, gelisah, kekuatiran dan
ketakutan yang dahsyat seperti yang dialami oleh Firaun dan orang-orang Mesir
karena sepuluh tulah. Itulah tugas dari dua saksi Allah; Musa dan Elia.
Wahyu 11:7
(11:7) Dan apabila mereka telah menyelesaikan
kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi
mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.
“Apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian
mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan
mengalahkan serta membunuh mereka,” ini pengalaman yang sama seperti di dalam Wahyu 6:9.
Jadi setelah mereka
menyelesaikan kesaksian itu, tampillah binatang dari jurang maut berperang
melawan mereka sampai mengalahkan bahkan membunuh dua saksi Allah; Musa dan
Elia mati.
Wahyu 11:8-9
(11:8) Dan
mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani
disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan.
(11:9) Dan
orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat
mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan
mayat mereka dikuburkan.
Dua saksi Allah ini mati
selama 3,5 hari dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar,
karena tidak boleh dikubur, seisi dunia akan menyaksikan peristiwa itu. Jalan
raya kota besar -> Sodom dan Mesir, yaitu kota dari orang-orang yang
menyangkal salib Kristus.
Wahyu 11:10
(11:10) Dan mereka yang diam di atas bumi
bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim
hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang
diam di atas bumi.
Mereka yang diam di atas
bumi bergembira, bersukacita, berpesta dan saling mengirim hadiah karena kematian
dari dua saksi Allah, yaitu; Musa dan Elia yang merupakan siksaan bagi semua
orang yang diam di atas bumi ketika mereka bernubuat dan berkabung selama 1260
hari / 3,5 tahun.
Kejadian 4:5
(4:5) tetapi
Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi
sangat panas, dan mukanya muram.
Karena Tuhan tidak
mengindahkan Kain dan korban persembahannya lalu hati Kain menjadi sangat panas
dan mukanya muram. Kalau hati panas pasti muka muram, kalau hati penuh sukacita
pasti wajahnya juga penuh sukacita.
Kejadian 4:8
(4:8) Kata Kain kepada Habel, adiknya:
"Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang,
tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
Kain memukul Habel adiknya
itu lalu membunuh Habel. Pendeknya Habel menjadi sasaran dari amarah Kain
sehingga ia membunuh tanpa alasan yang benar.
Sebetulnya Habel tidak
berbuat salah kepada Kain, abangnya tetapi karena amarah / panas hati, maka Habel
menjadi korban; ini yang disebut membunuh tanpa alasan, persis seperti di dalam
Wahyu 11 tadi, mereka senang membunuh
dua saksi Allah tanpa alasan yang pasti. Mereka (dua saksi) bernubuat dan
bersaksi karena mereka mendapat komando dari Tuhan, bukan sengaja untuk
menunjukkan kejahatannya kepada penduduk bumi, seperti itulah yang dialami oleh
Habel.
Jadi ketika mereka
membunuh dua saksi Allah, seolah-olah itu pengabdian mereka kepada Tuhan,
padahal Tuhan sendiri yang memerintahkan dan menurunkan dua saksi-Nya; (Musa
dan Elia), ke bumi, tetapi pada akhirnya kedua saksi Allah menjadi sasaran dari
penduduk bumi.
Sekarang kita melihat:
BINATANG YANG KELUAR DARI JURANG MAUT.
Wahyu 17:8
(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah
ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada
kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di
dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka
melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
Binatang yang keluar dari
jurang maut; telah ada sebetulnya,
namun tidak ada (tiba-tiba tidak ada),
kemudian akan muncul kembali dari
jurang maut, tetapi akhirnya menuju kebinasaan. Telah ada, namun tidak ada, tiba-tiba muncul dari jurang maut, persis
seperti Anak Domba; Ia yang ada, sudah ada dan yang akan datang. Bukan Setan namanya kalau dia tidak mengadakan
tandingan.
Dengan suasana seperti ini
maka orang Kristen yang tidak tertulis namanya di dalam kitab kehidupan Anak
Domba akan terheran-heran. Ikut Tuhan jangan karena tanda-tanda heran atau mujizat
secara lahiriah, tetapi biarlah kita heran melihat keajaiban salib karena yang
berkuasa mengubahkan kehidupan kita, mujizat atau tanda-tanda heran adalah
karunia dari Tuhan, sedangkan keubahan hidup itu hasil dari kuasa salib. Orang
tidak bisa berubah kalau dia malas mengerjakan keselamatannya.
Mujizat seperti ini
tandingan dari pada yang telah dialami oleh Anak Domba sesuai dengan Wahyu pasal 1 dan 2; Dia yang ada, sudah ada, dan akan datang.
Seharusnya keajaiban yang
dikerjakan oleh Anak Domba ini yang harus kita kagumi bukan mujizat secara
lahiriah seperti yang diperbuat oleh binatang yang keluar dari jurang maut.
Mari kita lihat …
Wahyu 1:4, 7-8
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di
Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang
ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di
hadapan takhta-Nya,
(1:7)
Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga
mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya,
amin.
(1:8)
"Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada
dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
“Yang ada
dan yang sudah ada dan yang akan datang” à pribadi Anak Domba, Dialah Allah yang Mahakuasa,
Dialah Alfa dan Omega.
Sebutan Alfa dan Omega, memberi
arti, yang awal dan yang akhir = Yang Ada dan Yang Akan
Datang, berarti, yang menjadi jembatan
dari yang ada untuk sampai kepada yang
akan datang, ialah yang sudah ada.
Sekarang kita akan melihat
pekerjaan dari yang sudah ada.
Wahyu 1:17-18
(1:17) Ketika
aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang
mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata:
"Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
(1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati,
namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala
kunci maut dan kerajaan maut.
Kalau Anak Manusia adalah yang awal (Alfa) dan yang akhir (Omega), kemudian
disebut juga Dia yang hidup, telah mati, namun Ia hidup, sampai selama-lamanya,
berarti; dari Alfa untuk sampai ke Omega, yang menjadi jembatannya adalah:
kematian Yesus Kristus di atas kayu salib. Yang
ada (turun ke bumi), dan yang sudah
ada rela mati di atas kayu salib, tiga hari kemudian Dia bangkit dan hidup kembali, ini keajaiban yang harus kita
kagumi, bukan mujizat dari binatang yang muncul dari jurang maut.
Yesus tidak akan pernah
ajaib kalau salib tidak ada, Yesus ajaib karena salib ada. Tetapi itulah Setan,
akal-akalannya banyak, tetapi bagi Dia tidak ada yang tersembunyi, malam ini
Dia bukakan rahasia firman-Nya karena Tuhan dengar doa dan penyerahan hati kita
tentunya.
Jadi binatang yang muncul
dari jurang maut itu tandingan dari apa yang telah dikerjakan oleh Yesus
Kristus, Anak Allah. Mana yang harus kita kagumi; mujizat semacam kesembuhan
atau kuasa salib? Sidang jemaat jangan terhipnotis dengan khotbah yang selalu (melulu)
mengarah kepada perkara lahiriah. Yesus tidak akan pernah ajaib sampai kapan pun,
kalau tidak ada salib.
Kita kembali membaca…
Wahyu 9:1
(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup
sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas
bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.
Binatang yang muncul dari
jurang maut sebetulnya dia adalah bintang yang jatuh (ke bumi) dari langit oleh
Malaikat Allah, dia dijatuhkan dan berada di jurang maut. Inilah binatang yang
melawan dua saksi Allah tadi.
Kemudian, kepadanya
diberikan anak kunci lobang jurang maut.
Siapa bintang yang
dijatuhkan ini?
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan
bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada
kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Bintang – bintang à pemimpin – pemimpin di dalam rumah ibadat,
mereka adalah orang-orang bijaksana yang telah menuntun banyak orang kepada
kebenaran.
Kalau seorang hamba Tuhan
tidak sungguh-sungguh di dalam penyerahan dirinya, tidak di dalam tahbisan yang
benar, maka hamba Tuhan sekalipun dia sudah ada di tempat yang tinggi yang
digambarkan seperti bintang di langit menjadi sasaran dari pada ekor naga merah
padam tua.
Dalam kitab Mazmur kepala
adalah tua-tua dari dunia ini, ekornya itulah nabi-nabi palsu setelah sepertiga
bintang dilangit di serat, dijatuhkan ke bumi dan itulah yang disebut binatang
yang ada di jurang maut; yang ada, tiba-tiba
tidak ada (hilang) kemudian muncul lagi.
Kita lihat sedikit lagi
tentang binatang ini…
Wahyu 9:2
(9:2) Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut
itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari
dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu.
Binatang itu membuka pintu
lobang jurang maut, lalu naiklah asap dari lobang jurang maut itu bagaikan asap
tanur besar, corong besar.
Asap ini à penyembahan tetapi dalam bentuk berhala. Jadi
bintang yang jatuh dari langit menjadi binatang yang ada di jurang maut, dialah
yang nanti akan menimbulkan banyak berhala-berhala di muka bumi ini.
Hati-hati saudaraku, dulu pernah
saya saksikan seorang hamba Tuhan di jawa tengah, hari-harinya khotbah tentang
uang sehingga orang-orang kaya, kepincut kepadanya, sekarang hamba Tuhan ini
sudah mati, dan jemaatnya menjadi bodoh. Bodohnya apa? Pendetanya sudah mati namun
jemaat berusaha untuk mendoakan supaya hidup, loh kita ini siapa? Pendeta
tersebut selama masih hidup menimbulkan banyak berhala, ajaran itu diwariskan
kepada jemaat, sehingga ketika ia mati, jemaat memberhalakan pendetanya sendiri.
Sekarang ini timbul banyak
berhala-berhala, membangun gereja, namun gedung gereja yang tinggi itu
digunakan untuk konser para artis-artis yang datang dari belahan dunia, dengan
alasan kita harus memberkati dunia, sesungguhnya itu sudah menjadi kesalahan
besar. Semoga saudara paham dengan apa yang saya maksud ini. Dialah yang akan
menimbulkan banyak berhala nanti di muka bumi ini, sebab awalnya dia sudah tahu
sorga, oleh sebab itu dengan mudah ia memutar balik fakta, dan menimbulkan
berhala. Kalau hamba Tuhan terlalu mengerti firman tetapi tidak hidup di
dalamnya, maka akan mengacaubalaukan kerohanian dari anak-anak Tuhan.
Oleh karena asap itu matahari dan angkasa menjadi gelap.
-
Mahatari
à pribadi Allah, tabiat-Nya adalah kasih...Mazmur 84:12.
-
Angkasa
/ langit / cakrawala itulah takhta Allah = tempat kita beribadah dan melayani
Tuhan.
Ini semua menjadi gelap,
kalau gelap berarti orang tidak bisa lagi melihat kasih Allah, tidak bisa
melihat takhta Allah tempat kita beribadah dan melayani Tuhan.
Banyak orang berada di
dalam rumah Tuhan beribadah dan melayani tetapi sesungguhnya dia tidak melihat kasih Allah, dan tidak melihat takhta Allah, maksudnya orang
tidak bisa lagi melayani Tuhan dari hati yang tulus karena sudah gelap.
Ada lagi yang lebih parah…
Wahyu 9:3
(9:3) Dan dari
asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka
diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajeng di bumi.
Kemudian dari asap itu
keluarlah belalang-belalang. Kita mengetahui banyak belalang, mulai dari
belalang pelahap, pindahan, pengerik, pelompat, dan ini akan menghabisi hidup
rohani anak-anak Tuhan.
Lebih jauh…
Wahyu 9:7
(9:7) Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti
kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu
yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia,
Belalang-belang ini sama
seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan dan kita sudah melihat peperangan
yang terjadi saat binatang yang keluar dari jurang maut itu memerangi Musa dan
Elia, dan kuda-kuda inilah yang juga turut berperang, rupa mereka seperti rupa
manusia, jadi yang diperdayakan adalah manusia daging yang masih hidup dalam
hawa nafsu dan keinginan daging.
Yang luar biasanya lagi
ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas dikepala mereka, itu kan seolah-olah
ada kemenangan dalam setiap mereka bertindak, tetapi sebetulnya binatang itu
muncul akan menuju kepada kebinasaan.
Wahyu 9:8
(9:8) dan rambut mereka sama seperti rambut
perempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa,
Rambut mereka sama seperti
rambut perempuan. Kalau seorang laki-laki berambut panjang = menghina Kristus
atau menghina kepalanya. Jadi, seolah-olah mereka tunduk kepada Kristus sebagai
kepala tetapi sebetulnya gigi mereka sama seperti gigi singa.
Apa fungsi gigi singa?
Meremukkan, menghancurkan tulang-tulang musuh. Seolah-olah prajurit Tuhan
padahal membinasakan anak-anak Tuhan.
Mereka membunuh
seolah-oleh pengabdian kepada Tuhan seperti Kain tadi membunuh Habel adiknya
tanpa alasan.
Itulah sedikit mengenai
bintang yang dilemparkan ke jurang maut / binatang yang muncul dari jurang
maut; sudah ada, tidak ada, lalu tiba-tiba munci lagi. Waktu tidak ada
sebetulnya mereka ada di jurang maut, pada saat mereka keluar dari jurang maut,
orang Kristen kagum terhadap mujizat-mujizat tetapi terhadap salib Kristus
mereka tidak kagum, mereka itu adalah orang-orang yang tidak tertulis dalam
kitab kehidupan Anak Domba.
Kalau hari ini, besok,
lusa dan seterusnya (sampai Tuhan datang pada kali yang kedua), kita tetap di
ajar untuk memandang salib / memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan, dengan
maksud supaya tidak ada berhala yang menggelapkan kasih Allah dan takhta Allah.
Kalau saya sebagai hamba Tuhan hanya bicara tentang uang dan uang dalam gereja,
itu menggelapkan kasih Allah dan takhta Allah. Saya tidak mau mewariskan
kebodohan ini kepada sidang jemaat. Kalau saya mati jangan didoakan untuk
hidup, jangan juga dihiasi dengan keramik-keramik, tubuh dari tanah, tidak ada
artinya lagi.
Wahyu 6:13
(6:13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan
ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila
ia digoncang angin yang kencang.
Bintang – bintang di
langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya
yang mentah, artinya; gugur sebelum menghasilkan buah yang manis. Mereka sudah
gugur karena diseret oleh ekor naga.
Saya rindu ketika Tuhan
datang sidang jemaat dipersembahkan sebagai pohon zaitun dan buah anggur yang
manis.
Kita saling mendoakan
supaya saya juga jangan terseret oleh ekor naga. Jangan rusakkan minyak dan anggur, perkataan Tuhan secara khusus kepada hamba-hamba Tuhan.
Ada 2 kali kematian semacam ini terjadi di dalam
kitab Wahyu.
YANG KEDUA.
Wahyu 13:4-6
(13:4) Dan
mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu.
Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama
seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
(13:5) Dan
kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk
melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
(13:6) Lalu ia
membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya
dan semua mereka yang diam di sorga.
Oleh karena mujizat yang
diadakan oleh binatang (yang keluar dari dalam laut itu), banyak orang yang
terheran-heran dan mengikuti bahkan menyembah binatang itu (binatang yang
keluar dari dalam laut) juga menyembah naga yang memberi kuasa kepada binatang itu.
Penduduk bumi terheran-heran, hampir sama dengan peristiwa yang pertama tadi.
Kita kagum kepada mujizat,
perkara lahiriah atau kagum terhadap salib? Tetapi di sini kita melihat oleh
karena mujizat yang dikerjakan oleh binatang (yang keluar dari dalam laut),
mereka (orang-orang kristen) terkagum-kagum dan bermulut sombong serta berkata;
“Siapa yang sama seperti binatang ini dan siapakah yang
dapat berperang melawan dia?”
Antikris itu bukan dari
luar, tetapi dari dalam, sementara kuasa dari antikris itu berasal dari ular
naga bukan dari Tuhan, jadi Setan juga bisa mengadakan mujizat; yang sakit
sembuh. Hanya satu yang tidak bisa
dikerjakan oleh Setan, yaitu; salib. Mujizat kesembuhan itu karunia Tuhan, sementara
salib harus kita pikul sampai betul-betul mengalami keubahan dalam hidup. Ini
yang harus kita kagumi.
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari
kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang
membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang
itu.
“Maka tampaklah kepadaku satu dari
kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang
membahayakan hidupnya itu sembuh.” Karena mujizat kesembuhan terjadi seluruh dunia heran lalu mengikuti binatang itu.
Kalau seorang hamba Tuhan menyampaikan
firman penyucian, maka salib yang ditegakkan. Saya lebih baik jujur kepada hati
nurani, jujur kepada Tuhan oleh karena firman dan salib-Nya dari pada membuat
sesuatu gebrakan yang luar biasa tetapi bersifat lahiriah, sepertinya terobosan
tetapi itu dari keinginan daging dan Setan (naga).
Saya butuh mujizat dalam
setiap ibadah tetapi yang terutama salib ditegakkan dalam hidup, tidak ada
aritnya mujizat kalau salib tidak ditegakkan dalam hidup, itu hanya karunia
Ilahi saja, tetapi salib itu harus dipikul. Berarti keubahan itu karena memang
kita senantiasa memikul salib, ada tanda darah, keubahan karena darah, itu yang
lebih berharga.
Wahyu 13:7
(13:7) Dan ia
diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan
mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan
bangsa.
Binatang yang keluar dari
dalam laut, juga para pengikut-pengikutnya memerangi
orang-orang kudus, mengalahkan mereka sampai membunuh mereka, inilah
kematian yang mirip dan sama dengan Wahyu
6:9.
Antikris ini nanti akan
berkuasa selama 1260 hari, sedangkan pekerjaan dari binatang yang muncul dari
jurang maut itu terjadi sebelum aniaya antikris / antikris belum berkuasa di
muka bumi ini.
Jadi sebelum anianya
antikris terjadilah seperti apa yang sudah kita baca tadi dan itu berlangsung
selama lima bulan lamanya, sedangkan pekerjaan yang kedua ini; binatang yang
keluar dari dalam laut ini à
antikris, itu terjadi selama 1260 hari / 42 bulan / 3,5 tahun = 1 masa + 2 masa
+½ masa.
Mereka yang akan teraniaya
pada masa antikris, yaitu:
-
Mereka
yang tidak menerima cap antikris 666 di dahi / tangan kanan tetapi tidak
menyembah patung bintang itu. Mereka teraniaya tetapi selamat, karena tidak
menyembah patung dan binatang itu.
-
Di
dalam Wahyu 11:2 : Mereka yang tidak
masuk dalam ukuran Tuhan lalu diserahkan kepada bangsa-bangsa lain itulah
antikris, mereka diinjak-injak sampai dibinasakan.
Inilah dua hal kejadian
yang sama seperti Wahyu 6:9, yaitu:
1.
Wahyu
11:7.
2.
Wahyu
13:7.
Kesimpulannya, Wahyu 6:9 itu berbicara tentang
kematian.
Lanjut…
Wahyu 6:10
(6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring,
katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau
tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di
bumi?"
Mereka yang mati syahid /
mati martir berseru dengan suara nyaring kepada Tuhan.
Supaya kita mengerti suara
nyaring ini, mari kita lihat kembali…
Kejadian 4:10
(4:10)
Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak
kepada-Ku dari tanah.
Darah Habel itu berteriak kepada Tuhan dari
tanah, berarti di dalam setiap darah terdapat jiwa, itulah yang berseru kepada
Tuhan.
Tadi mereka telah mati syahid, namun mereka dapat
berseru dengan suara nyaring? Yang berseru dengan suara nyaring itulah darah,
seperti darah Habel berteriak kepada Tuhan.
Darah / kematian yang dikasihi oleh Tuhan itu
sangat berharga, buktinya; darah itu bisa berteriak / berseru dengan suara
nyaring, itu cukup membuktikan bahwa di dalam darah terdapat jiwa manusia.
Jalan
keluarnya, supaya terjadi kebangkitan.
Wahyu 6:10
(6:10) Dan
mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa
yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah
kami kepada mereka yang diam di bumi?"
Seruan dari mereka yang mati syahid: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang
kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami
kepada mereka yang diam di bumi?"
Seruan ini menunjukkan bahwa mereka rindu untuk dibangkitkan kembali.
Kemudian, bagian dari seruan dari orang-orang
yang mati syahid/martir:
“Engkau tidak
menghakimi, dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka kepada yang diam di
bumi?”
Pendeknya, mereka menginginkan pembalasan
terhadap orang-orang yang menganiaya dan membunuh mereka.
1 Korintus 15:24-25
(15:24)
Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada
Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
Kebangkitan itu terjadi sesudah Ia membinasakan
segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
1 Korintus 15:25-26
(15:25) Karena
Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua
musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
(15:26) Musuh
yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Karena Yesus harus menanggung pemerintahan
sebagai raja, maka semua musuh harus dikalahkan.
Yesus telah mengalahkan musuh abadi 2017 tahun
yang lalu di atas kayu salib, Dia telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya.
Jadi, terlebih dahulu segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan dari Iblis/Setan
dikalahkan, kemudian musuh yang terakhir dibinasakan ialah; maut. Pendeknya, terjadi pembalasan
seperti apa yang diinginkan oleh orang-orang yang mati syahid/martir.
Musuh abadi ada dua yaitu;
daging dan Iblis atau Setan. Ini
sudah dikalahkan di atas kayu salib sebab Ia telah meremukkan kepala ular yang
menimbulkan keresahan di atas muka bumi. Juga musuh yang terakhir yang
dibinasakan yaitu; maut.
1 Korintus 15:54-55
(15:54) Dan
sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat
mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan
yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
(15:55) Hai
maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
Setelah musuh yang terakhir dikalahkan di atas
kayu salib, genaplah firman Tuhan yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan.” Sehingga oleh karena
kemenangan itu, kita berani berkata: “Hai
maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
1 Korintus 15:56
(15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa
ialah hukum Taurat.
Sengat maut ialah dosa,
dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Maut itu punya sengat,
yaitu: dosa, sedangkan upah dosa adalah maut, kemudian kuasa dosa ialah hukum
Taurat, maka setiap orang yang hidup di dalam dosa, berada di bawah hukum
Taurat, sebab di dalam hukum Taurat; “Mata
ganti mata, gig ganti gigi” arti rohaninya; kejahatan di balas dengan
kejahatan.
Kenapa orang menjalankan
ibadahnya secara Taurat / lahiriah? Karena dia hidup di dalam dosa, juga ini
sudah dikalahkan tadi.
Kesimpulannya: Wahyu 6:10 adalah suasana kebangkitan.
Matius 27:50
(27:50) Yesus
berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Yesus telah menyerahkan
nyawa-Nya di atas kayu salib / mati di atas kayu salib, berarti dosa tidak
berkuasa lagi.
Biarlah kita satu di dalam
kematian Yesus Kristus, supaya dosa tidak berkuasa lagi. Jadi salib adalah
sarana untuk membawa kita satu dalam kematian Yesus. Coba lihat orang mati, tidak
dapat dipengaruhi oleh yang tidak suci.
Dia telah meremukkan
kepala ular di atas kayu salib, dosa dan sumber dosa telah diremukkan oleh
kematian Yesus di atas kayu salib. Berarti; kekuasaan, kekuatan dan
pemerintahan dari pada Setan sudah dibinasakan.
Matius 27:51
(27:51) Dan
lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah
gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Sebagai tanda: Tabir Bait
suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.
Dan terjadilah gempa bumi,
dan bukit-bukit batu terbelah. Itulah tabir bait suci yang terbelah dua dari
atas sampai ke bawah.
Kalau ibadah tanpa
penyaliban / perobekkan daging tidak akan pernah bisa menembusi tirai / berada
di tempat kudus, ini tanda ketika seseorang mengalami kematian dan berkemenangan
terhadap dosa.
Kita juga bisa mengerjakan
ini semua (melayani Tuhan) karena telah mengalami penyaliban terhadap daging.
Tidak mungkin pekerjaan yang besar ini kita dapat kerjakan kalau tidak
mengalami penyaliban terlebih dahulu terhadap daging.
Barulah…
Matius 27: 52-53
(27:52) dan
kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.
(27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun
keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak
orang.
Setelah perobekkan daging
terjadi, kuburan pun terbuka dan banyak
orang kudus akan bangkit dan akhirnya berada
di tempat kudus, Yerusalem yang baru.
1 Korintus 15:12-13
(15:12) Jadi,
bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati,
bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada
kebangkitan orang mati?
(15:13) Kalau
tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
Kalau tidak ada kebangkitan orang mati maka
Kristus tidak akan dibangkitkan.
Tetapi yang benar..
1 Korintus 15:14
(15:14) Tetapi
andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan
sia-sialah juga kepercayaan kamu.
Andaikata Kristus tidak dibangkitkan maka
sia-sialah pemberitaan firman Allah dan sia-sialah kepercayaan dari pada
anak-anak Tuhan, sia-sialah hamba Tuhan yang melayani dan sidang jemaat yang
percaya kepada Tuhan, sia-sia juga kematian dari orang yang mati syahid/martir.
Tetapi tadi kita sudah melihat bahwa dalam Wahyu
6:10, darah mereka berteriak kepada Tuhan supaya mereka segera mengalami
suasana kebangkitan.
Kesimpulannya: ayat 10 berbicara tentang kebangkitan.
1 Korintus 15:20
(15:20) Tetapi
yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati,
sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati. Berarti, setelah kebangkitan Yesus
Kristus, selanjutnya orang-orang yang mati di dalam Tuhan (mati syahid/martir)
akan dibangkitkan.
1 Korintus 15:21
(15:21) Sebab
sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan
orang mati datang karena satu orang manusia.
Kebangkitan orang mati datang karena satu orang
manusia, demikian semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan
Kristus (Adam yang kedua). Asal kita ada di dalam persekutuan dengan Yesus
Kristus sama seperti orang-orang yang mati syahid tadi, mereka akan
dibangkitkan suatu kali kelak karena ada di dalam persekutuan yang indah dengan
Tuhan.
Dalam Roma
6:3-10, kalau satu di dalam kematian-Nya maka tentu kita juga satu di dalam
kebangkitan-Nya, sejauh persekutuan kita, asal kita hidup di dalam persekutuan
yang indah dengan Tuhan.
Jadi yang benar; Yesus Kristus dibangkitkan, maka
seruan itu bukan seruan yang aneh, tetapi itu seruan betul-betul seruan karena
mereka menyadari bahwa kematian mereka berarti di hadapan Tuhan, mereka
betul-betul mati syahid.
Yang pertama bangkit Yesus Kristus, selanjutnya
mereka yang menjadi milik Kristus.
1 Korintus 15:23
(15:23)
Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah
itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya yaitu
mereka yang sudah dimeteraikan menjadi milik-Nya.
Meterai dari pada milik-Nya adalah; Roh Kudus dan
salib-Nya, ada materai di dahi huruf T dan Roh Kudus sebagai milik Kristus.
Ciri-ciri di dalam kuasa kebangkitan:
Wahyu 6:10
(6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring,
katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau
tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di
bumi?"
(6:11) Dan kepada mereka masing-masing diberikan
sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus
beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan
saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.
Ciri-cirinya: “Kepada mereka masing-masing diberikan
sehelai jubah putih.”
Jubah putih adalah pakaian
imam-imam. Imam-imam berarti orang yang melayani Tuhan ini tanda/suasana
kebangkitan, memberikan dirinya untuk melayani
Tuhan dalam kesucian dan mengerti
pekerjaan Tuhan.
Inilah tanda / suasana
dalam kebangkitan; melayani Tuhan dalam
kesucian dan mengerti pekerjaan
Tuhan, itulah arti sehelai jubah putih.
Milikilah jubah putih! Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA
SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman oleh;
Gembala
sidang : Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment