IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 12 April 2017
(Seri
112)
"KITAB KOLOSE"
"KITAB KOLOSE"
Subtema: SEDEKAT KASIH MEMPELAI.
Shalom saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum
kita tersungkur di bawah kaki Tuhan terlebih dahulu kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim
oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose
1: 21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Terlebih
dahulu kita perhatikan kalimat: “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari
Allah.”
Ini
menunjuk kepada:
- Bangsa
kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
- Orang
fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka, dan
itu terlihat dari setiap perbuatan-perbuatan jahat yang mereka perbuat.
Pendeknya;
orang yang masih berbuat kejahatan, kenajisan menunjukkan bahwa ia masih hidup
jauh dari Allah sekalipun berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Efesus
2:1
(2:1)
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan
dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Efesus
2: 2-3
(2:2)
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu
mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara
orang-orang durhaka.
(2:3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Penyebab-penyebab
terjadinya dosa/pelanggaran.
1. “Mengikuti
jalan dunia ini.”
Menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai arus yang sangat kuat
untuk mempengaruhi atau menghanyutkan dan menenggelamkan kerohanian dari pada anak-anak
Tuhan sampai dibawa pada kematian rohani. Kalau anak Tuhan mengalami kematian
rohani, ia tidak dapat berbuat apa-apa.
2. “Mentaati
penguasa kerajaan angkasa.”
Pertanyaannya; siapakah mereka yang mentaati penguasa kerajaan
angkasa? Jawabnya: yaitu mereka yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Mendurhaka = memberontak atau melawan kepada Allah.
3. “Hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Perlu untuk diketahui;
-
Hidup menurut keinginan
daging memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti tidak memikirkan hal-hal
yang dari Roh, yaitu perkara di atas atau perkara rohani, itulah ibadah dan
pelayanan.
-
Hidup menurut keinginan
daging menunjukkan bahwa ia berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; mata ganti mata, gigi ganti gigi, arti
rohaninya; kejahatan dibalas kejahatan.
Pendeknya; orang yang hidup menurut hukum Taurat tidak mengenal
belas kasih atau jauh dari kasih karunia. Itu sebabnya mereka yang berada di
bawah hukum Taurat berujung pada kebinasaan. Hukum Taurat itu tidak
menyelamatkan tetapi membinasakan karena hukum Taurat itu merangsang dosa di
dalam anggota-anggota tubuh.
Kemudian, ibadah Taurat = ibadah lahiriah, berarti; mulut
memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh
jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batinnya tidak dipersembahkan kepada
Tuhan.
Orang yang semacam ini adalah orang yang tidak memiliki hikmat
dari Tuhan.
Lebih
rinci tentang YANG DAHULU HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus
2: 11-12
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah, berarti; “Tanpa Kristus, tidak termasuk
kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang
dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.”
Pendeknya;
BINASA, berujung pada kematian yang kekal.
Efesus
2:13
(2:13)
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh",
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
“Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus.”
Sekarang kita boleh mendekat kepada Tuhan
lewat ibadah dan pelayanan yang sekarang kita jalankan, dahulu ketika kita jauh
dari Tuhan banyak melakukan pelanggaran dan dosa, baik itu kejahatan/kenajisan,
namun setelah ditebus oleh darah Yesus, sekarang kita menjadi dekat lewat
ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini. Jadi bukan karena kepintaran,
kekuatan, kemampuan kita boleh dekat dengan Tuhan tetapi oleh darah salib
Kristus.
Lebih jauh kita melihat: Puncak dekat dengan Tuhan.
Ibrani 10:19
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh
keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
Oleh darah Yesus kita
sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus. Jadi untuk
beribadah di tempat kudus dibutuhkan keberanian, keberanian yang kita peroleh
saat ini berasal dari darah salib Kristus.
Berani berarti; tidak
takut mengambil keputusan untuk berada di tempat kudus, beribadah dan melayani
kepada Tuhan, tidak takut dengan segala resiko-resiko yang dihadapi = mau sangkal diri dan
pikul salibnya.
Saudaraku, tempat kudus
dalam Pengajaran Tabernakel à Ruangan
Maha Suci.
Di dalam Ruangan Maha
Suci terdapat satu alat yang paling utama dari
semua alat-alat yang ada di dalam Tabernakel, yaitu; tabut perjanjian.
Arti rohani tabut
perjanjian yaitu:
1.
Takhta
Allah/hadirat Allah.
Biarlah kita
senantiasa membawa hadirat Tuhan dimanapun kita berada.
2.
Hubungan
nikah antara Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga dengan sidang jemaat sebagai Mempelai wanita-Nya berdasarkan kasih = hubungan
intim.
Itulah pengertian dari
pada tabut perjanjian.
Tabut perjanjian terdiri
dari dua bagian:
1.
Peti dari tabut perjanjian à sidang mempelai wanita Tuhan.
Peti
perjanjian terbuat dari kayu penaga namun telah disalut dengan emas baik luar
dan dalamnya. Ini gambaran dari gereja yang sudah mencapai kesempurnaan dan kemuliaan-Nya,
berarti sederajat dengan Mempelai Pria baik lahir (luar) maupun batin (dalam).
Kayu penaga à tabiat-tabiat daging.
Kalau terlihat
baik hanya bagian luar tetapi batinnya tidak, berarti belum sederajat dengan
Mempelai Laki-Laki Sorga. Jadi lahir
dan batin harus sederajat dengan Mempelai Laki-Laki Sorga. Tuhan berkenan kepada kebenaran dalam batin manusia, sehingga dengan diam-diam dia akan
memberikan hikmat. Tuhan tidak melihat apa yang dilihat oleh mata manusia,
manusia hanya melihat apa yang di depan mata manusia, tetapi Tuhan melihat
hati. Itu harus dipahami dengan baik.
2.
Tutup pendamaian dengan kedua kerub di atasnya à Allah
Trinitas di dalam nama Tuhan, Yesus, Kristus, sebagai Mempelai Pria Sorga.
Tutup
pendamaian seluruhnya terbuat dari emas murni. Murni berarti; tidak dapat
dipengaruhi hal-hal yang tidak suci.
Ibrani 10:20
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru
dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
Kalau kita
berada di tempat kudus karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang telah
hidup bagi kita yaitu; dirinya sendiri. Pendeknya, Ia telah melintasi kemah
yang lebih besar dan yang lebih sempurna yang bukan dibuat oleh tangan manusia,
kemudian saat Ia berada di tempat kudus, Ia membawa darah-Nya sendiri, bukan darah lembu jantan muda atau darah domba jantan.
Ukuran dekat dikaitkan dengan pribadi Yohanes
pembaptis.
Yohanes 3:28-29
(3:28) Kamu
sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias,
tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
(3:29) Yang
empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai
laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita
mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang
sukacitaku itu penuh.
Yohanes pembaptis berdiri
dekat Mempelai Laki-Laki, berarti ukuran dekat itu adalah sedekat kasih Mempelai.
Ciri-ciri sedekat kasih
Mempelai: Mendengar suara Mempelai
Laki-Laki.
Ketika lima gadis yang bijaksana
dan lima gadis yang bodoh mendengar suara mempelai di tengah malam
mereka terbangun/dibangunkan.
Mendengar suara Mempelai
Laki-Laki artinya; mendengar suara Firman Pengajaran Mempelai dalam Terang-nya Tabernakel.
Saudaraku, kita patut
bersyukur kepada Tuhan karena sejauh ini telah mendengarkan Firman Pengajaran
Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel
bahkan Firman Pengajaran Mempelai telah menggembalakan hidup kita
masing-masing, itu patut kita syukuri kepada Tuhan.
Kidung Agung 4:1
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh
cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan
kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead.
Suara mempelai
Laki-Laki sorga yang didengar oleh mempelai perempuan bersifat puji-pujian, berarti bukan bersifat mendakwa atau
menghakimi, sehingga oleh karena puji-pujian ini mempelai perempuan bersukacita
mendengarkan suara Mempelai Laki-Laki.
Kalau perkataan mengandung penuduhan/penghakiman
itu sangat menyakitkan tetapi kalau perkataan itu mengandung puji-pujian itu
menyukakan hati. Bukankah Firman Pengajaran Mempelai yang telah kita dengar
sampai malam ini membangun, menghibur, menasihati kita dan itu menyukakan hati?
Pujian Mempelai Laki-Laki terhadap mempelai perempuan,
antara lain:
1.
“Cantik
engkau manisku, sungguh cantik engkau.”
Kalimat ini betul-betul merupakan pujian-pujian dari Mempelai
Laki-Laki kepada mempelai perempuan. Tetapi sebelum kita masuk dalam pembahasan
ini, saya mau tandaskan kepada kita semua, janganlah kiranya kaum muda/mudi
menggunakan ayat ini kepada lawan jenisnya. Firman Tuhan itu suci, tidak boleh
dikait-kaitkan dalam hal yang najis.
Kita lihat dulu, ukuran cantik.
Kidung agung 4:7
(4:7) Engkau cantik sekali, manisku, tak ada
cacat cela padamu.
Cantik berarti tidak ada cacat cela, tidak terdapat
kekurangan, kelemahan.
Efesus 5:26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia
menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan
jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang
serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Kudus tidak bercela karena telah disucikan oleh air dan firman, berarti
dibutuhkan air yang banyak/pembukaan rahasia yang limpah sehingga dengan
demikian kita semua menjadi kudus dan tidak bercela, dan inilah yang menjadi
kerinduan Mempelai Laki-Laki Sorga: cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang
serupa itu. Tuhan tidak ingin kelemahan-kelemahan. Kalaupun saat ini masih
terlihat kelemahan-kelemahan di sana–sini, asal kita masih menikmati pembukaan
rahasia firman yang limpah, nanti kita akan disucikan sampai tanpa cacat cela
atau kerut atau yang serupa itu, tidak lagi terlihat kekurangan di sana-sini.
Itulah yang disebut cantik, kalau ada cacat atau cela berarti tidak cantik.
2.
“Bagaikan merpati matamu dibalik telekungmu.”
Artinya; memiliki pandangan yang tulus.
Matius 10:16
(10:16)
"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab
itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Pengutusan seorang hamba Tuhan seperti domba di tengah-tengah
serigala. Jadi pandangan yang tulus ada kaitannya dengan pekerjaan Tuhan.
Kalau seorang hamba Tuhan rela berkorban di tengah ibadah dan pelayanan
à ia adalah seorang yang tulus hati, bukan karena ia bodoh.
Kalau seseorang belum rela berkorban di tengah
ibadah dan pelayanan menunjukkan bahwa dia belum memiliki pandangan yang tulus
maka kalau kita memilki pandangan yang tulus puji-pujian datang dari Mempelai
Laki-Laki.
Meninggalkan semua apa yang menjadi kebanggaan diri demi pelayanan kepada Tuhan, rela berkorban
bukan karena kebodohan tetapi karena ketulusan. Kalau saudara berkorban di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu karena saudara memiliki pandangan yang
tulus supaya saudara nanti mendapat puji-pujian dari Mempelai Laki-Laki.
Imamat 5:7
(5:7)
Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk menyediakan kambing atau domba, maka
sebagai tebusan salah karena dosa yang telah diperbuatnya itu, haruslah ia
mempersembahkan kepada TUHAN dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak
burung merpati, yang seekor menjadi korban penghapus dosa dan yang seekor
lagi menjadi korban bakaran.
Sebagai korban penghapus dosa selain kambing
ataupun domba maka harus mempersembahkan dua
ekor anak burung merpati.
1.
Untuk korban penghapus dosa.
2.
Untuk korban bakaran.
Hanya orang yang tulus hati yang mau mengerjakan pekerjaan ini dengan
segala pengorbanan bahkan Dia mau dijadikan korban penghapus dosa dan korban
bakaran.
Mari kita lihat korban bakaran.
Imamat 6:9
(6:9) "Perintahkanlah kepada Harun dan
anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban bakaran. Korban bakaran itu haruslah
tinggal di atas perapian di atas mezbah semalam-malaman
sampai pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara menyala di atasnya.
Potongan-potongan daging dari korban bakaran itu harus tinggal di atas
perapian di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, berarti; sampai daging dengan
segala tabiat-tabiatnya itu hangus, tidak terlihat lagi. Itulah korban bakaran
kepada Tuhan. Sampai habislah raga kita, hati kita juga habis dan lenyap.
Dasar dari pandangan yang tulus.
Kidung agung 4:1
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh
cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu
bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead.
“Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu.”
Dibalik telekungmu artinya; memiliki pandangan
yang tulus dasarnya adalah kesucian
à orang yang hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Telukung itu adalah cadar ataupun penutup aurat, itu sebabnya saya
sampaikan dibalik telekungmu artinya; dasar memiliki pandangan yang tulus
adalah kesucian, berarti tidak lagi terlihat kekurangan. Kalau tidak terlihat
lagi kekurangan à orang yang hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Matius 3:16
(3:16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari
air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti
burung merpati turun ke atas-Nya,
Sesudah dibaptis langit terbuka kemudian Roh Allah seperti merpati
turun ke atas-Nya.
Jadi dasar memiliki pandangan yang tulus adalah kesucian à orang yang hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Kesucian adalah dasar untuk memiliki pandangan yang tulus. Seperti Yesus Kristus, sesudah dibaptis, selanjutnya pada Injil Matius 4 Yesus menghadapi pencobaan di padang gurun untuk memulai
pelayanannya kepada Tuhan, berarti menjadi korban penghapus dosa dan korban
bakaran.
3.
“Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang
bergelombang turun dari pegunungan Gilead.” à Rambut
panjang.
Rambut panjang
berbicara tentang ketundukkan seorang
perempuan kepada suaminya.
1 Petrus 3:3-4
(3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah,
yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan
mengenakan pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah
yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh
yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Perhiasan manusia batiniah dari seorang perempuan adalah ketundukkannya kepada
suaminya. Inilah perhiasan manusia batiniah yang tersembunyi. Jadi perhiasan dari
seorang perempuan bukanlah rambut yang dikepang-kepang atau emas, dan pakaian
indah-indah melainkan ketundukkannya.
Jadi perhiasan dari gereja Tuhan (mempelai perempuan) adalah manusia batiniah yaitu: tunduk kepada Kristus sebagai Kepala. Sumbernya adalah dari roh yang lemah lembut dan
tenteram.
Kita lihat ketundukkan ini dalam…
1 Petrus 3:6
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan
menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan
tidak takut akan ancaman.
Ketundukkan seorang perempuan kepada suaminya sama seperti
Sara taat kepada Abraham dan menamai suaminya (Abraham) tuannya.
Jadi di dalam ketundukkan itu terlihat dua hal:
- Taat. Berarti patuh pada ajaran yang benar / penurut.
- Mengambil
rupa sebagai seorang hamba.
Kalau
Sara menamai Abraham tuannya berarti ia mengambil
rupa sebagai hamba. Sebaliknya kalau seorang
isteri tidak tunduk kepada suaminya, dia
tidak taat (tidak patuh pada ajaran yang benar) melainkan banyak bicara, mengatur, maka di dalam
pertemuan ibadah sebaiknya seorang perempuan
berdiam diri. Itu sebabnya dalam kandang penggembalaan ini saya tidak biarkan
seorang perempuan menjadi pemimpin pujian dalam tiga macam ibadah pokok.
Mengambil rupa sebagai seorang
hamba, berarti mau mengosongkan
diri kemudian merendahkan diri
serendah-rendahnya. Itulah tandanya bahwa seseorang mengambil rupa seorang
hamba. Kosong berarti; tidak ada isi, arti rohaninya: tidak merasa diri bisa, tidak merasa diri mampu. Selain mengosongkan diri juga
merendahkan diri serendah-rendahnya. Itulah yang disebut mengambil rupa sebagai
seorang hamba. Itulah bukti ketundukkan seorang isteri kepada suaminya, maka seorang
isteri yang seperti ini akan mendapat puji-pujian dari suaminya, bukan dakwaan,
penghakiman, amarah.
Kemudian, ketundukkan seorang perempuan
menunjukkan bahwa ia menaruh pengharapannya
kepada Allah. Kalau seorang isteri menaruh pengharapan kepada Allah berarti
ia tidak menaruh pengharapan kepada yang lain.
Suami sangat beruntung sekali apabila memiliki
isteri yang menaruh pengharapan kepada Allah. Kalau seorang isteri menaruh
pengharapannya kepada uang, kepada perkara-perkara lahiriah, perkara yang di
bawah nanti banyak tuntutan kepada suaminya.
Demikian juga gereja Tuhan kalau kita hanya menaruh pengharapan kepada Allah
kita tidak akan menuntut, tidak bersungut-sungut kepada Tuhan, tidak
menggerutu. Kenapa seseorang suka bersungut-sungut kepada Tuhan? Karena ia tidak
menaruh pengharapannya kepada Tuhan, dia hanya menaruh harap kepada perkara lahiriah. Hidup kita ini tidak
tergantung pada gaji, dan hal-hal yang lahiriah walaupun
gaji minim kalau diberkati itu akan limpah ruah, seperti lima roti dan dua
ikan, setelah diberkati sisa dua belas bakul, sisanya dapat digunakan untuk persekutuan dengan Tuhan, bukan
hanya kita gunakan di dalam kandang penggembalaan.
1 Korintus 11:2-6
(11:2) Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala
sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang
kuteruskan kepadamu.
(11:3) Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal
ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan
ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
(11:4) Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau
bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.
(11:5) Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa
atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia
sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
(11:6) Sebab jika perempuan tidak mau menudungi
kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi
perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka
haruslah ia menudungi kepalanya.
Perempuan yang tidak bertudung sama dengan perempuan yang tidak tunduk
kepada suaminya = menghina suaminya.
Seorang perempuan ketika dia berdoa atau
bernubuat, sebaiknya dengan kepala yang bertudung (rambut panjang) ->
ketundukan seorang perempuan kepada suaminya. Jangan sampai dia menaikkan doa
dan bersaksi tetapi tidak tunduk kepada suami. Ini bukan kesaksian yang benar,
justru menghina suaminya.
Pelajaran ini tidak untuk dilupakan. Kita semua adalah mempelai
perempuan, tetapi secara lahiriah perempuan-perempuan harus memperhatikan
firman ini.
1 Korintus 11:10
(11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda
wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Oleh sebab itu seorang perempuan harus memakai tanda wibawa di
kepalanya oleh karena para malaikat.
Jadi, wibawa dari seorang perempuan adalah ketundukkannya, bukan
karena kepintarannya.
Tapi banyak perempuan-perempuan di hari-hari terakhir ini
(perempuan-perempuan dunia) berusaha untuk menjadi wanita karier, supaya
terlihat wibawa. Tidak salah seorang perempuan bekerja/berkarier, tapi jangan
sampai itu menjadi suatu wibawa.
Wibawa yang sesungguhnya/sejatinya dari seorang perempuan adalah;
ketundukkannya, bukan kariernya.
1 Petrus 3:1-2
(3:1) Demikian juga kamu, hai isteri-isteri,
tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat
kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
(3:2) jika mereka melihat, bagaimana murni dan
salehnya hidup isteri mereka itu.
Dampak positif jika seorang perempuan tunduk kepada suaminya: menjadi
kesaksian atau dapat memenangkan jiwa-jiwa yang tidak taat kepada firman tanpa perkataan.
Perlu untuk diketahui: kemurnian dan kesalehan adalah
tanda ketundukkan seorang isteri.
Itulah tiga puji-pujian dari Mempelai Laki-Laki kepada mempelai
perempuan.
Tujuan mendengarkan suara mempelai.
Yohanes 3:29
(3:29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah
mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia
dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki
itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
Tujuan mendengarkan suara mempelai; supaya kita boleh mengalami
sukacita sampai sukacita itu penuh dalam hidup kita masing-masing.
Kidung Agung 4:6-8
(4:6) Sebelum angin senja berembus dan
bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit kemenyan.
(4:7) Engkau cantik sekali, manisku, tak ada
cacat cela padamu.
(4:8) Turunlah kepadaku dari gunung Libanon,
pengantinku, datanglah kepadaku dari gunung Libanon, turunlah dari puncak
Amana, dari puncak Senir dan Hermon, dari liang-liang singa, dari pegunungan
tempat macan tutul!
Di sini kita melihat bahwa, mempelai Laki-Laki itu sangat mendambakan mempelai
perempuan untuk mendekat kepada-Nya = sukacita kita penuh.
Sukacita yang dari dunia sifatnya semu/kamuflase (tidak kekal) bersifat sementara, tetapi sukacita yang datang dari sorga, tidak bersifat
sementara, melainkan penuh = kekal.
Kita bersyukur kepada Tuhan, kita seringkali berusaha mencari sukacita
di sana-sini karena rasa jenuh, rasa bosan, rasa jengkel. Mungkin saja sukacita
itu ada, tetapi tidak kekal, hanya sementara.
Saat hiburan itu ada rasa sukacita timbul, tapi hiburan itu selesai,
sukacita itu selesai, tetapi sukacita yang dari Tuhan sifatnya kekal, itulah sukacita
Mempelai.
Ibrani 2:15-17
(2:15) dan supaya dengan jalan demikian Ia
membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena
takutnya kepada maut.
(2:16) Sebab sesungguhnya, bukan
malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
(2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal
Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar
yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa
seluruh bangsa.
Sesungguhnya Dia (Mempelai Laki-Laki Sorga) mendambakan kita, bukan para malaikat-Nya.
Praktek dekat dengan kasih Mempelai.
Yohanes 3:30
(3:30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus
makin kecil.
Yohanes pembaptis berkata; “Ia
harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”, itu menunjukkan bahwa Yohanes
pembaptis adalah orang yang mau merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Orang yang mau merendahkan diri di hadapan Tuhan berarti; ia harus
semakin kecil, supaya Tuhan semakin besar di dalam hidupnya. Kita semakin
berkurang-kurang, Tuhan semakin bertambah-tambah dalam hidup kita
masing-masing. Itu orang yang mau merendahkan diri.
Matius 11:8-11
(11:8) Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat
orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di
istana raja.
(11:9) Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat
nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi.
(11:10) Karena tentang dia ada tertulis:
Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan
jalan-Mu di hadapan-Mu.
(11:11) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di
antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang
lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan
Sorga lebih besar dari padanya.
Jadi, orang yang mau menjadi kecil dan merendahkan diri akan
ditinggikan oleh Tuhan setinggi-tingginya. Itu sebabnya Tuhan berkata; “Sesungguhnya di antara mereka yang
dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari
pada Yohanes Pembaptis.”
Mau menjadi kecil, berarti mau merendahkan diri, mau
berkurang-kurang, sebab Tuhan bertambah-tambah, tetapi kita besar di dalam kerajaan sorga.
Roma 8:35-36
(8:35)
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau
kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya,
atau pedang?
(8:36 (Seperti ada
tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari,
kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
Sekalipun harus mengahadapi Penindasan
atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau
ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang, kita tidak dapat dipisahkan
dengan kasih Mempelai. Biarlah kita dekat kepada Dia dengan ukuran sedekat
kasih Mempelai, sehingga sekalipun harus menghadapi tujuh perkara ini, kita
tidak dapat dipisahkan dari kasih Mempelai. Amin.
Tuhan Yesus Kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati
Pemberita
firman oleh;
Gembala sidang
: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment