IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 15 APRIL 2017
STUDY YUSUF
(Kejadian
41)
(Seri 112)
(Seri 112)
Subtema: MENGHADAPI UJIAN/GUA SINGA.
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam salam sejahtera bagi kita semua.
Oleh
karena kemurahan hati Tuhan kita dapat kembali beribadah dalam ibadah kaum muda
remaja.
Segera
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari study Yusuf.
Kejadian
41: 15
(41:15) Berkatalah
Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang
dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan
mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya."
Perhatikan
kalimat: “Aku telah bermimpi, dan seorang
pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau:
hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya.”
Kesimpulannya;
Firaun membutuhkan seorang nabi. Firaun tidak melihat Yusuf sebagai seorang
tahanan, karena dia membutuhkan seorang nabi untuk mengartikan mimpinya.
Lewat
pembukaan rahasia firman Tuhan, segala yang terselubung akan tersingkap,
masalah diselesaikan.
Kalau
Firaun saja yang tidak mengenal seorang nabi datang kepada Yusuf atau sangat
membutuhkan seorang nabi, lebih lagi kita yang sudah terlebih dahulu menikmati
firman para nabi, kita lebih lagi membutuhkan seorang nabi.
Kejadian
41: 8
(41:8) Pada waktu
pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan semua
orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi
seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya.
Firaun
menceritakan mimpinya kepada semua ahli dan semua orang berilmu tetapi seorang
pun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya, berarti masalah tidak dapat
diselesaikan oleh keahlian dan ilmu.
Firaun
datang kepada Yusuf untuk mengartikan mimpinya sebab semua ahli dan semua orang
berilmu di Mesir tidak dapat mengartikannya kepadanya, pendeknya; Firaun sangat
membutuhkan seorang nabi.
Firaun
tidak melihat Yusuf sebagai seorang tahanan.
Yeremia
23: 28
(23:28) Nabi yang
beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh
firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut
jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.
Nabi
yang beroleh mimpi biarlah menceritakan mimpinya itu dan nabi yang beroleh
firman Tuhan biarlah menceritakan firman Tuhan itu dengan benar, berarti tidak
boleh ditambahkan dan tidak boleh dikurangkan.
Kesimpulannya;
syarat untuk menjadi seorang nabi:
(1) Jujur.
(2) Tidak boleh takut
menyatakan kebenaran.
1
Korintus 14: 1
(14:1) Kejarlah
kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama
karunia untuk bernubuat.
Ada
dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu;
(1)
Kejarlah kasih itu.
(2)
Usahakanlah untuk memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk
bernubuat.
1
Korintus 14: 2-5
(14:2) Siapa yang
berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi
kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia
mengucapkan hal-hal yang rahasia.
(14:3) Tetapi siapa
yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan
menghibur.
(14:4) Siapa yang
berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang
bernubuat, ia membangun Jemaat.
(14:5) Aku suka,
supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu,
supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada
orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga
menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.
Perbedaan
antara bahasa Roh dengan nubuat, yaitu:
- Bahasa Roh = berkata-kata kepada Allah dengan
menggunakan bahasa Roh = membangun dirinya sendiri, sebab tidak ada yang dapat
mengartikan bahasanya.
- Bernubuat = berkata-kata kepada manusia, berarti
membangun, menghibur, menasihati = membangun jemaat.
Kesimpulannya;
bernubuat lebih berharga dari pada bahasa roh.
Itu
sebabnya Rasul Paulus berkata: “Aku suka,
supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada
itu, supaya kamu bernubuat.”
1
Korintus 14: 6
(14:6) Jadi,
saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh,
apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah
atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
Firman
para nabi atau penyataan Allah bersifat:
1.
Bersifat pengetahuan.
2.
Bersifat nubuat.
3.
Bersifat pengajaran.
Bersifat
pengetahuan telah saya sampaikan beberapa minggu yang lalu, namun sekarang kita
masih tetap melihat BERSIFAT PENGETAHUAN.
Daniel
12: 4
(12:4) Tetapi
engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu
sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan
bertambah."
Jika
firman para nabi diselidiki, maka pengetahuan akan bertambah, dengan kata lain memperoleh
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah itu berbicara tentang kedewasaan
penuh.
Kedewasaan
penuh berarti dewasa rohani. Kalau dewasa rohani; tidak mudah
diombang-ambingkan oleh angin-angin pengajaran palsu...Efesus 4:12-14.
Hal
yang sama diungkapkan dalam ...
Daniel
12: 9-10
(12:9) Tetapi ia
menjawab: "Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan
termeterai sampai akhir zaman.
(12:10) Banyak orang
akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku
fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi
orang-orang bijaksana akan memahaminya.
Kemudian
ketika firman para nabi itu diselidiki, selain pengetahuan bertambah, maka
berkuasa juga dalam tiga hal;
1. Banyak orang akan disucikan untuk hidup dalam kesucian.
2. Banyak orang akan dimurnikan untuk hidup dalam kemurnian.
3. Banyak orang akan diuji supaya menjadi tahan uji.
Beberapa
minggu lalu telah saya sampaikan mengenai kehidupan yang disucikan dan dimurnikan,
sekarang kita akan melihat tentang DIUJI tujuannya supaya tahan uji, dikaitkan dengan pribadi Daniel.
Daniel
6: 1-3
(6:1) Darius, orang
Media, menerima pemerintahan ketika ia berumur enam puluh dua tahun.
(6:2) Lalu
berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas
kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan;
(6:3) membawahi
mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari
ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan
jawab, supaya raja jangan dirugikan.
Disini
kita melihat, Darius raja Media dan Persia mengangkat 120 orang wakil-wakil
raja atas seluruh kerajaannya.
Membawahi
120 wakil-wakil raja itu, maka Darius mengangkat tiga pejabat tinggi, Daniel
salah satu dari ketiga pejabat itu. Kepada pejabat tinggi inilah wakil-wakil
raja memberikan pertanggungan jawab, supaya raja Darius tidak dirugikan.
Daniel
6: 4
(6:4) Maka Daniel
ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh
yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh
kerajaannya.
Kemudian
Daniel melebihi para pejabat tinggi dan para wakil-wakil raja karena ia
mempunyai roh yang luar biasa,
sehingga raja bermaksud untuk menempatkan Daniel atas seluruh kerajaannya.
Biarlah
kiranya kehidupan muda remaja memiliki roh yang luar biasa seperti Daniel.
Maka, jadilah Daniel-Daniel di akhir zaman.
Daniel
6: 5
(6:5) Kemudian para
pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam
hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu
kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian
atau sesuatu kesalahan padanya.
Bukti
bahwa Daniel mempunyai roh yang luar biasa, yaitu;
1. Ia setia.
2. Tidak ada sesuatu
kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.
Inilah
bukti bahwa Daniel memiliki roh yang luar biasa.
Tentang
SETIA.
Mazmur
37: 3
(37:3) Percayalah
kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia,
Secara
khusus kita perhatikan dari ayat ini adalah bagian B: “Diamlah di negeri dan berlakulah setia.”
Berarti,
orang yang berlaku setia di hadapan Tuhan adalah orang yang berdiam di negeri.
Ibadah
dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini adalah negeri yang Tuhan janjikan kepada
kita, seperti Tuhan membawa bangsa Israel ke tanah perjanjian, yaitu tanah
Kanaan, dengan satu tujuan, supaya mereka dapat beribadah kepada Allah yang
hidup.
Mazmur
37: 7
(37:7) Berdiam
dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang
berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.
Berdiam
diri, artinya; jangan marah dan jangan panas hati saat menanti-nantikan jawaban
dari Tuhan.
Kemudian
percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah saja yang baik. Jangan panas hati karena
melihat kecurangan orang lain. Itu yang dimaksud dengan berdiam diri di negeri.
Mazmur
37: 9
(37:9) Sebab
orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang
menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri.
Orang-orang
yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.
Orang-orang
yang menanti-nantikan Tuhan -> orang yang berdiam di negeri.
Jadi
saya ulangi kembali; diamlah di negeri dan berlakulah setia, karena orang yang
berlaku setia, berdiam diri di negeri.
Mari
kita lihat; Dua
contoh hamba yang berlaku setia.
YANG PERTAMA.
Matius
24: 45-47
(24:45)
"Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas
orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
(24:46)
Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika
tuannya itu datang.
(24:47) Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala
miliknya.
Hamba
yang setia dan bijaksana tidak berlaku curang dan tidak berlaku jahat, sebab dia bertanggung jawab atas pekerjaannya,
sedangkan hamba yang tidak setia, dia berlaku jahat, sesuai dengan ayat
berikutnya, ayat 48-49.
Matius
24: 48-49
(24:48) Akan tetapi
apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
(24:49) Tuanku tidak
datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum
bersama-sama pemabuk-pemabuk,
Tanda-tanda
bila seorang hamba tidak setia:
1. Memukul hamba-hamba lain, berarti menyakiti
hamba-hamba lain, bisa dengan perkataan, bisa dengan fitnah, dengki, amarah dan
sebagainya.
Namun biarlah kehidupan muda remaja saling menghargai
terhadap pelayan-pelayan yang lain. Kita yang sudah melayani saling menghargai,
tidak saling menyikut dan tidak saling menyakiti baik dengan perkataan,
perbuatan, dan sebagainya.
2. Makan minum bersama pemabuk-pemabuk = hidup dalam pesta pora dan kemabukan.
Inilah
hamba yang tidak setia.
Berbanding
terbalik dengan hamba yang setia dan bijaksana, ia tidak berlaku curang, ia
tidak berlaku jahat, sebab dia bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Pekerjaannya
di sini adalah: diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan
mereka makanan pada waktunya.
Berbeda
dengan hamba yang tidak setia, dia berlaku curang dan jahat dengan tanda
memukul hamba lain dan hidup dalam pesta pora dan kemabukan.
Pesta
pora dan kemabukan = berfoya-foya pada siang hari = memboroskan hartanya pada
siang hari, yaitu: karunia-karunia Roh Kudus.
Matius
24: 47
(24:47) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
Karena,
hamba yang setia dan bijaksana, bertanggung jawab, maka dia akan diangkat
menjadi pengawas atas segala milik tuannya.
Mari
kita lihat; Dua
contoh hamba yang berlaku setia.
YANG KEDUA.
Matius
25: 21, 23
(25:21) Maka kata
tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam
kebahagiaan tuanmu.
(25:23) Maka kata
tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku
akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Kepada
hamba yang pertama dan hamba yang kedua, disebut hamba yang baik dan setia karena hamba
yang pertama dan kedua ini setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil.
Dampak
positif bila setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil: tuannya itu
akan mempercayakan tanggung jawab yang lebih besar lagi.
Upah
yang diperoleh oleh hamba yang baik dan setia: masuk dan turut di dalam
kebahagiaan tuan mereka.
Perlu
untuk diketahui; kebahagiaan yang kekal -> kerajaan Sorga.
Biarlah
kita selama di bumi disebut hamba yang baik dan setia, karena kita setia memikul
tanggung jawab dalam perkara yang kecil.
Kalau
setia dalam memikul perkara yang kecil, maka nanti Tuhan mempercayakan tanggung
jawab dalam perkara yang besar, selanjutnya upah yang diperoleh adalah masuk
dan turut dalam kebahagiaan tuannya.
Jadi
tetaplah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil. Jangan
mengecilkan perkara yang kecil. Belajarlah menghargai perkara kecil.
Tuan
dari setiap hamba-hamba Tuhan adalah Tuhan Yesus Kristus. Biarlah kita setia
memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, di hadapan-Nya.
Mazmur
18: 25-27
(18:25) Karena itu
TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian
tanganku di depan mata-Nya.
(18:26) Terhadap
orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau
berlaku tidak bercela,
(18:27) terhadap
orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau
berlaku belat-belit.
Terhadap
orang yang setia, Tuhan berlaku setia. Tuhan membalaskan kepada hamba-hamba
yang setia sesuai dengan kebenaran mereka, sesuai dengan kesucian tangan mereka
di hadapan Tuhan. Berlakulah setia.
Yesus
Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa, Ia setia, bahkan Dia rela mati di atas kayu
salib.
Filipi
2: 8
(2:8) Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus
telah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib, menunjukkan bahwa Dia
setia.
Taat
sampai mati bahkan mati di atas kayu salib = setia.
Jadi,
sebagai Anak, Dia setia menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, apa saja yang Tuhan
percayakan, biarlah kita kerjakan sampai selesai. Jangan mengecilkan perkara
yang kecil. Sekecil apapun tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan, biarlah
kita pertanggungjawabkan dan kita hargai dengan sungguh-sungguh.
Biasanya
orang hanya berlaku setia dalam hal yang besar, tetapi dalam hal yang kecil,
banyak orang kurang setia. Padahal penilaian Tuhan kepada hamba yang baik dan setia
itu dimulai dari setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, inilah
yang dilupakan oleh kebanyakan hamba-hamba Tuhan, maka kita tidak boleh
mengecilkan perkara yang kecil.
Saya
belajar untuk menghargai perkara kecil sekalipun melayani satu jiwa, dua jiwa, karena
melayani satu jiwa = melayani Tuhan.
Melayani
satu jiwa sama dengan melayani seribu jiwa. Melayani seribu jiwa juga sama
dengan melayani satu jiwa di hadapan Tuhan. Jadi ini tidak boleh dilupakan dan
tidak boleh dilewatkan.
Jangan
sama seperti hamba-hamba yang jahat hanya setia dalam perkara yang besar, tetapi
kepada perkara kecil dia menganggap kecil. Itu yang salah.
Padahal
penilaian Tuhan Yesus sebagai tuan dari hamba-hamba Tuhan dimulai dari perkara
kecil, maka tuan itu mempercayakan tanggung jawab dalam perkara besar kepada hamba yang baik dan setia, juga hamba
yang setia dan bijaksana tidak berlaku jahat dan tidak berlaku curang.
Kesimpulannya;
hamba yang bijaksana dan setia tidak berlaku jahat dan curang. Kemudian, hamba
yang baik dan setia; menghargai perkara kecil.
Tetapi
sama-sama mendapat upah.
Amsal
20: 6
(20:6) Banyak orang
menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Banyak
orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Orang
baik banyak, tetapi orang yang berlaku setia di hadapan Tuhan terlalu sedikit.
Jadi itu sebabnya Daniel memiliki Roh yang luar biasa, karena ia setia.
Pendeknya, oleh karena kesetiaan seorang hamba, ia memiliki roh yang luar
biasa.
Berbuat
baik dalam perkataan, tutur sapa, berbuat baik dalam pemberian, banyak orang
bisa, tetapi dalam hal setia jumlahnya sangat sedikit.
Perlu
untuk diketahui; orang baik belum tentu setia, tetapi orang yang setia sudah
tentu baik dalam segala perkara.
Kemudian
tentang TIDAK DIDAPATI KELALAIAN DAN KESALAHAN.
Perlu
untuk diketahui; orang yang berbuat salah adalah orang yang lalai, karena orang
yang lalai adalah orang yang mengabaikan segala sesuatu yang dipercayakan Tuhan
kepadanya.
Pendeknya;
Daniel ini adalah orang yang bertanggungjawab, sebab ia setia dan tidak
didapati di dalam dirinya kelalaian dan kesalahan, sehingga dia memiliki roh
yang luar biasa.
Kita
bersyukur memiliki roh yang luar biasa, karena setia, tidak ada kelalaian dan
kesalahan, tetapi resiko itu ada, itu tidak di pungkiri.
Resiko
memiliki roh yang luar biasa.
Daniel
6: 5
(6:5) Kemudian para
pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam
hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu
kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu
kesalahan padanya.
Daniel
ini seorang yang bertanggung jawab, sebab dia setia, tidak ada kesalahan, tidak
ada kelalaian.
Di
sini kita melihat, bahwa para pejabat tinggi ini, dan 120 wakil raja berusaha
mencari alasan untuk mendakwa Daniel, untuk mempersalahkan Daniel, berusaha
untuk menjatuhkan Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak dapat
menjatuhkan Daniel karena Daniel memiliki roh yang luar biasa sebab ia setia
dan tidak ada sesuatu kelalaian dan tidak ada sesuatu kesalahan padanya.
Daniel
6: 6-9
(6:6) Maka
berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan
terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"
(6:7) Kemudian
bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta
berkata kepadanya: "Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku!
(6:8) Semua pejabat
tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati
telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan
suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan
permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja,
maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.
(6:9) Oleh sebab
itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang
tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak
dapat dicabut kembali."
Resiko
bila mempunyai roh yang luar biasa: siap menghadapi ujian/karena sirik, fitnah,
benci dan dengki dari pejabat tinggi, semua penguasa, 120 wakil raja, para
menteri, bupati, karena mereka berusaha untuk menjatuhkan Daniel.
Bentuk
sirik atau kebencian di sini adalah; mereka bermufakat dan mengeluarkan suatu ketetapan,
yaitu barangsiapa dalam 30 hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa
atau manusia, kecuali kepada raja Darius. Mereka sadar, bahwa mereka tidak
dapat mendakwah, atau menjatuhkan Daniel dalam hal pemerintahan kecuali dalam
hal ibadahnya kepada Allah-Nya.
Saat
menghadapi situasi seperti ini, apakah kehidupan muda remaja tetap setia dan
tidak lalai kepada Tuhan, atau panas hati dan marah kepada orang yang berlaku
curang?
Adapun ujian yang akan dihadapi oleh
Daniel, ialah; GUA SINGA.
Sekarang
kita akan melihat; sikap Daniel
menghadapi ujian...
Daniel
6: 10-12
(6:10) Sebab itu
raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu.
(6:11) Demi didengar
Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam
kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali
sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa
dilakukannya.
(6:12) Lalu
orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan
bermohon kepada Allahnya.
Reaksi
Daniel terhadap ketetapan yang dikeluarkan:
tiga kali sehari Daniel berlutut, berdoa, serta memuji Allahnya, seperti yang
biasa dilakukannya. Daniel tidak takut, tidak gentar terhadap ketetapan yang
dikeluarkan raja.
Ada
kalanya anak-anak Tuhan malah tidak mempunyai keberanian saat menghadapi ujian.
Seperti Petrus; awalnya dia menggebu-gebu, tetapi saat menghadapi ujian, justru
dia telah menyangkal Yesus sebanyak tiga kali sebelum ayam berkokok.
Namun
tidak dengan Daniel: tiga kali sehari Daniel berlutut, berdoa, serta memuji
Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. Biasa dilakukannya artinya:
ibadahnya kepada Tuhan sudah mendarah daging.
Dia
melakukan itu di kamar atasnya, ada tingkap-tingkap terbuka ke arah Yerusalem.
Yerusalem
adalah pusat kerajaan Daniel = kota raja besar, tempat kita beribadah dan
melayani Tuhan.
Kebiasaan
kita dalam beribadah dan melayani Tuhan, tetap kita kerjakan, apapun resikonya,
tetap kita kerjakan, sebab dalam hal berlutut, berdoa dan memuji Allah ini
sudah mendarah daging. Jadi apapun resikonya, apapun ujiannya, tetap diterima,
dihadapi.
Kesimpulannya,
dalam hal ini Daniel siap menghadapi ujian, yaitu gua singa.
Dua
minggu yang lalu kita sudah melihat mengenai kemurnian dan kesucian, sekarang kita melihat Daniel menghadapi ujian.
Daniel
6: 14-17
(6:14) Lalu kata
mereka kepada raja: "Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak
mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan,
tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya."
(6:15) Setelah raja
mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk
melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk
menolongnya.
(6:16) Lalu bergegas-gegaslah
orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ketahuilah, ya
raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan
atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!"
(6:17) Sesudah itu
raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua
singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan
tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!"
Akhirnya
Daniel dilemparkan ke dalam gua singa. Inilah ujian yag dihadapi oleh Daniel.
Pesan
terakhir sebelum Yesus naik ke sorga; jangan
tinggalkan Yerusalem, artinya: tetaplah beribadah dan melayani Tuhan
sekalipun harus menghadapi ujian.
Daniel
juga seperti itu, tiga kali sehari berlutut berdoa serta memuji Allah. Sekali
lagi saya tandaskan, jangan tinggalkan Yerusalem sekalipun harus menghadapi
ujian.
1
Petrus 5: 8
(5:8) Sadarlah dan
berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang
mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Perlu
untuk diketahui: musuh abadi itulah Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Yang
penting disini adalah : “Sadar” dan “Berjaga-jaga.”
Daniel
tidak takut terhadap ujian itulah gua singa, sebab dia sadar dan berjaga-jaga,
karena Iblis (sama seperti singa yang mengaum-aum) hanya mencari orang yang
dapat ditelannya saja, yaitu orang-orang yang tidak sadar dan tidak
berjaga-jaga.
1
Petrus 5: 9
(5:9) Lawanlah dia
dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia
menanggung penderitaan yang sama.
Hal
yang harus diperhatikan “Lawanlah dia
dengan iman yang teguh.”
Iman
yang teguh berarti pendirian yang teguh = berdiri di atas korban Kristus. Sehingga
tidak mudah diombang-ambingkan angin-angin pengajaran palsu. Serta tidak mudah
dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci.
Iman
itu dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu
yang tidak kita lihat.
Daniel
6: 20-23
(6:20) Pagi-pagi sekali
ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua
singa;
(6:21) dan ketika ia
sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu.
Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang
kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa
itu?"
(6:22) Lalu kata
Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu!
(6:23) Allahku telah
mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak
mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi
juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."
Karena
Daniel tetap menyembah Allah dengan tekun, maka Allah mengutus malaikat-Nya
untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, artinya: terlepas dari Iblis atau
Setan, yaitu: roh jahat dan roh najis.
Malaikat
sidang jemaat -> gembala sidang.
Gembala-gembala
diutus untuk menggembalakan kawanan domba, sehingga kawanan domba tetap
terpelihara, dilindungi, dibela, dengan kata lain dilepaskan dari mulut singa
dan beruang, sama seperti Daud; dia gembala yang baik dan setia, dia menjaga
kawanan domba itu dan melepaskan kawanan domba dari mulut singa dan beruang.
Kita
bersyukur kepada Tuhan, kita berada dalam kandang penggembalaan “GPT BETANIA” Serang &
Cilegon sehingga dengan demikian kehidupan muda remaja terlepas dari mulut
singa yaitu: Iblis/Setan -> roh jahat dan roh najis.
Jangan
kecilkan penggembalaan, hargailah penggembalaan, justru pada saat kita
tergembala dengan baik, kita dipelihara oleh Gembala Agung, dilepaskan dari
mulut singa dan beruang.
Yeremia
33: 12
(33:12) Beginilah
firman TUHAN semesta alam: Di daerah ini, yang sudah menjadi reruntuhan, tanpa
manusia dan tanpa hewan, dan di segala kotanya akan ada lagi padang rumput
bagi gembala-gembala yang membaringkan kambing domba di situ.
Tuhan
mengutus gembala-gembala itulah malaikat sidang jemaat, kemudian dipercayakan
untuk menyediakan makanan untuk kawanan domba-domba, itulah rumput
penggembalaan -> firman penggembalaan.
Yeremia
33: 13
(33:13) Di kota-kota
Pegunungan, di kota-kota Daerah Bukit, di kota-kota Tanah Negeb, di daerah
Benyamin, di sekitar Yerusalem dan di kota-kota Yehuda, kambing domba akan
lewat lagi dari bawah tangan orang yang menghitungnya, demikianlah firman
TUHAN."
“Kambing domba akan
lewat lagi dari bawah tangan orang yang menghitungnya,” artinya
domba-domba tergembala dengan baik, dengan benar dalam satu kandang, dengan
satu gembala.
Perhatikan
kalimat; “Di bawah tangan orang yang
menghitungnya.” Artinya: jika tergembala dengan baik namanya dikenal, berarti terdaftar di
sorga = namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba dan diakui di
hadapan Allah Bapa dan di hadapan para malaikat-Nya.
- Diakui di hadapan
Allah Bapa = tinggal di dalam kasih Allah.
- Diakui di hadapan
para malaikat-Nya, berarti mendapatkan pertolongan dan pembelaan dari bala
tentara sorgawi yang dipimpin langsung oleh malaikat Michael.
Inilah
ujian yang dihadapi oleh Daniel, gua singa. Tetapi Daniel tidak menjadi takut,
karena dia adalah orang yang sadar dan berjaga-jaga, sebab tiga kali sehari dia
berlutut berdoa dan memuji Allahnya di atas rumahnya ada tingkap-tingkap yang
terbuka yang mengarah ke Yerusalem.
Jangan
tinggalkan Yerusalem.
Sekarang
kita bandingkan dengan orang yang sirik, fitnah, benci.
Daniel
6: 24-25
(6:24) Lalu sangat
sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua
itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa
padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.
(6:25) Raja memberi
perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka
dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri
mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah
menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.
Sedangkan
orang yang menuduh Daniel, orang yang sirik, fitnah, benci, itulah pejabat
tinggi, para penguasa, para menteri, pada wakil raja, para bupati, dilemparkan
ke dalam gua singa, baik anak-anak dan isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah
menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.
Saudaraku,
kita mengetahui bahwa ketika Yesus mati di atas kayu salib, tidak ada satupun tulang-tulangnya
yang patah, berarti anggota-anggota tubuh yang satu dengan yang lain tetap
dalam satu kesatuan, tidak terpisah, tidak tercerai berai, sesuai dengan
pernyataan Adam sesudah Allah membangun perempuan dari tulang rusuknya, ia
berkata: “Inilah tulang dari tulangku,
daging dari dagingku.”
Berarti,
bila tulang-tulangnya diremukkan, artinya: bukan anggota tubuh Kristus.
Daniel
6: 26-29
(6:26) Kemudian raja
Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan
bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: "Bertambah-tambahlah kiranya
kesejahteraanmu!
(6:27) Bersama ini
kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut
dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal
untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya
tidak akan berakhir.
(6:28) Dia
melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di
bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa."
(6:29)
Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan
pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.
Daniel
menjadi kesaksian untuk seantero dunia, untuk seluruh bangsa-bangsa di bumi.
Kesimpulannya;
sejauh mana ujian yang kita hadapi, sebesar itulah kesaksian hidup kita untuk
memenangkan jiwa-jiwa.
Ujian
sedikit, kesaksian sedikit. Ujian besar, maka kesaksian kita besar. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; PDt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment