IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 31 MARET 2017
KITAB MALEAKHI
Subtema: INJIL YANG KEKAL ADALAH KEKUATAN.
Shalom saudaraku.
Salam sejahtera bagi kita semua, salam
di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kemurahan-Nya, kita boleh
melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Segera kita memperhatikan firman
penggembalaan dari Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Maleakhi.
Maleakahi 4: 1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti
perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi
seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN
semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Terlebih dahulu kita akan melihat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang”, ini
berbicara tentang hari penghakiman.
Pada saat dimana Yesus datang kembali
sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, atau pada saat kedatangan-Nya kembali
untuk yang kedua kalinya.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman:
“Menyala seperti perapian,” maka yang
akan terbakar di sini adalah jerami.
Jerami adalah batang
padi atau batang gandum yang kering sesudah dituai, ini menunjuk kepada
kerohanian yang kering-kering, berarti tidak berbuah, atau tidak dapat berbuat
apa-apa.
Kalau kita tidak dapat berbuat apa-apa,
sebetulnya itu sesuatu yang sangat menyakitkan bagi mereka yang terbiasa
berkorban, bagi mereka yang terbiasa melayani Tuhan, itu pukulan yang sangat
menyakitkan sekali.
Kita lihat dulu kerohanian yang
kering-kering dalam ...
Yohanes 15: 4-6
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama
seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak
tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak
tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab
di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke
luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan
dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Ranting yang tidak melekat pada pokok
anggur menjadi kering dan tidak berbuah, artinya; di luar Tuhan kita tidak
dapat berbuat apa-apa = tanpa persekutuan dengan Tuhan, kerohanian kita menjadi
kering-kering.
Yesus adalah pokok anggur yang benar,
kitalah ranting-rantingnya.
Resiko bila kerohanian menjadi kering: “Dicampakkan ke dalam api lalu dibakar,” untuk selama-lamanya
berada dalam api neraka.
Pertanyaannya: SIAPAKAH YANG
DIGAMBARKAN DENGAN JERAMI?
Maleakhi 4: 1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti
perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi
seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN
semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Semua orang gegabah dan setiap orang
yang berbuat fasik sama seperti jerami yang akan dibakar di dalam lautan api
neraka.
Lebih rinci tentang orang gegabah dan orang fasik.
Maleakhi 3: 13-14
(3:13) Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN.
Tetapi kamu berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang
Engkau?"
(3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada
Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya
dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
Orang-orang gegabah dan orang-orang
fasik berbicara kurang ajar tentang Tuhan.
Adapun perkataan kurang ajar itu,
antara lain;
1. Adalah sia-sia
beribadah kepada Allah.
Perkataan ini
bertolak belakang dengan Roh Allah
dan tabiat-Nya.
2. Apakah untungnya
kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya.
Perkataan ini
bertolak belakang dengan firman Allah
sebagai kebenaran yang harus dilakukan untuk memelihara kebenaran itu.
3. Apakah untungnya
berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam.
Perkataan ketiga
ini bertolak belakang dengan kasih Allah.
Pakaian
berkabung -> pertobatan seseorang, dan pakaian itu berbicara tentang kasih, menutupi
banyak sekali dosa.
Kesimpulannya; perkataan kurang ajar
dari orang fasik dan orang gegabah bertolak belakang dengan Allah Trinitas; firman Allah, Roh Allah dan kasih Allah.
Apabila tiga perkataan dari pada orang
gegabah dan orang fasik ini tersirat di dalam hati, sekalipun itu tidak terucap
dari dalam mulut, menunjukkan bahwa ia adalah orang gegabah dan orang fasik.
Merasa rugi beribadah, apabila itu tersirat
di dalam hati, menunjukkan bahwa dia adalah orang fasik dan gegabah. Merasa
rugi atau tidak perlu bertobat, sekalipun tidak terucap dalam mulut, tetapi
tersirat dalam hati, menunjukkan bahwa dia adalah orang fasik dan orang gegabah.
Dan tidak mau memelihara apa yang harus dilakukan di hadapan Tuhan sekalipun
itu tidak terucap dari mulut, namun tersirat dalam hati, menunjukkan bahwa dia
adalah orang gegabah dan orang orang fasik.
Jadi jangan pernah menganggap beribadah
itu adalah suatu kesia-siaan, dan jangan pernah menganggap sesuatu yang
dipelihara untuk dilakukan di hadapan Tuhan itu sia-sia, dan jangan pernah menganggap
pertobatan itu sia-sia, walaupun hanya tersirat di dalam hati.
Seringkali tiga hal ini tersirat dalam
hati orang kristen, walaupun tidak terucap dari mulut apalagi pada saat jengkel
di hadapan Tuhan.
Maleakhi 3: 15
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia
orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu,
tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga."
Kita akan melihat paham dari:
- Paham orang gegabah.
“Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia
orang-orang yang gegabah.”
Gegabah itu
berarti ceroboh atau teledor, tidak memperhatikan pekerjaannya itu menunjuk
kepada orang yang bekerja asal-asalan.
- Paham orang fasik.
“Bukan saja mujur orang-orang yang berbuat
fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga.”
Pendeknya, orang
fasik itu suka mencobai Allah.
Maleakhi 4: 1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti
perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi
seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN
semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Orang-orang gegabah dan orang-orang
fasik nasibnya akan sama seperti jerami, dicampakkan ke dalam api untuk
dibakar.
Jadi nasib orang gegabah dan orang
fasik akan sama seperti jerami; akan terbakar pada hari penghakiman itu sampai
tidak ada yang tersisa dari mereka, baik akar
maupun cabang mereka.
Akar -> iman,
dasar dari kasih Allah.
Jadi, akar (dasar) itu menunjuk kepada
iman. Iman itu dasar dari kasih Allah. Kalau hukum Taurat dasarnya kekuatan
untuk melakukan hukum itu, siapa yang sanggup melakukan itu yang benar, tetapi pada
saat ini saya tandaskan dengan tegas, sesungguhnya tidak ada yang sanggup
melakukan hukum Taurat, jangankan sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh
batu, satu saja, misalnya; hormatilah orangtuamu, tidak ada satu pun manusia
sanggup menghormati orangtuanya dengan sempurna. Itu lebih sederhana.
Kita dibenarkan oleh darah salib,
itulah kebenaran karena iman.
Iman itu dasar dari kasih Allah, dasar
dari segala sesuatu yang kita harapkan dan dasar dari segala sesuatu yang tidak
kita lihat, itu iman.
Kemudian cabang = ranting-ranting -> hidup manusia. Itu tidak tersisa.
Roma 11: 17-18
(11:17) Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan
dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat
bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah,
(11:18) janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu!
Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu,
melainkan akar itu yang menopang kamu.
Tidak ada yang tersisa baik akar maupun
cabangnya, berarti tidak mendapatkan kesempatan, untuk memperoleh kasih
karunia, tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat kalau sudah dicampakkan ke
dalam api neraka. Kesempatan kita untuk bertobat adalah hari ini.
Selagi yang namanya ada kesempatan
gunakan sebaik-baiknya, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Tanda-tanda
zaman sudah terlihat; hujan es di Bogor, kemudian hujan es di Jakarta beberapa
hari yang lalu.
Hati-hati, kalau sampai juga akar dan
cabang dilemparkan, berarti tidak ada lagi kesempatan.
Setelah saya teliti ayat ini, saya berjanji
di hadapan Tuhan akan saya sampaikan kepada sidang jemaat Tuhan supaya jemaat
Tuhan memperoleh pengertian, itu doa saya. Tanggung jawab saya sebagai seorang
hamba Tuhan, sebagai seorang nabi harus menceritakan mimpinya. Seorang nabi
yang beroleh firman, harus disampaikan dengan baik, dengan benar, tidak boleh
ditambahkan, tidak boleh dikurangkan (Yeremia
23:28). Seorang nabi Tuhan, dia harus jujur dan tidak boleh takut
menyampaikan firman yang benar, supaya ada tanda darah dalam setiap ibadah yang
kita jalankan.
Supaya kita bisa melihat bukti-bukti
itu, akar adalah iman, kita boleh baca beberapa ayat sebagai referensi.
Efesus 3: 17
(3:17) sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam
hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.
Akar -> iman, dasar dari kasih.
Berarti, dasar kita untuk hidup di dalam kasih.
Kolose 2: 7
(2:7) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan
dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang
telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Akar itu betul-betul berbicara tentang
iman yang adalah dasar dari kasih Allah.
Jadi tidak usah ragu, bukan asal-asal
memberi arti rohani.
Sedangkan, dasar dari hukum Taurat
adalah kekuatan. Dasar dari kasih Allah adalah iman. Kita dibenarkan bukan
karena seseorang melakukan hukum Taurat, melainkan karena iman.
Segera kita perhatikan ...
Wahyu 20: 11
(20:11) Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan
Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan
tidak ditemukan lagi tempatnya.
Pada hari penghakiman nanti akan
terlihat takhta putih yang besar dan Dia yang duduk di atas-Nya. Kemudian di
hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit, tidak ditemukan lagi tempatnya.
Wahyu 20: 12
(20:12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil,
berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah
kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut
perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
“Lalu
dibuka semua kitab”, yaitu: kitab-kitab, di situlah nanti tertulis semua
peristiwa atau perbuatan setiap orang pribadi lepas pribadi, baik saya maupun
kita semua dan segala sesuatu yang kita perbuat, di situ tertulis dengan jelas.
Selain kitab-kitab, ada juga kitab kehidupan.
Jadi nanti penghakiman itu sesuai
dengan apa yang tertulis dalam kitab-kitab itu. Hati-hati jangan sampai
timbangannya lebih berat, maksudnya perbuatan jahat itu lebih banyak tertulis
di dalam kitab-kitab, dari pada perbuatan baik (perbuatan benar), jangan sampai
timbangan yang jahat itu lebih berat dari pada timbangan yang benar. Jadi
berdasarkan itu.
Di hadapan pengadilan takhta putih dimana
Dia duduk sebagai hakim untuk mengadili/menghakimi semua orang, besar kecil,
tua muda, akan dibacakan sesuai dengan apa yang tertulis di dalam kitab-kitab.
Wahyu 20: 13-15
(20:13) Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di
dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di
dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.
(20:14) Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke
dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
(20:15) Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya
tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Semua orang yang mati akan dihidupkan
kembali, besar kecil, tua muda, laki-laki perempuan, lalu dihakimi sesuai
dengan perbuatan-perbuatan mereka yang tertulis dalam kitab-kitab.
Pendeknya; setiap orang yang tidak ditemukan
namanya tertulis dalam kitab kehidupan itu, dilemparkan ke dalam lautan api
neraka.
Itulah jerami, gambaran dari orang
gegabah dan orang fasik.
Perhatikanlah firman ini
sungguh-sungguh.
Kita sebagai kawanan domba Allah yang
telah digembalakan dalam satu kandang penggembalaan yang disebut GPT “BETANIA” adalah suatu
kemurahan untuk hidup oleh karena kemurahan. Jadi, kandang penggembalaan ini adalah
suatu kesempatan bagi kita untuk mendapatkan kemurahan dari Tuhan.
Jangan jauh dari ibadah selagi yang
namanya ada kesempatan, baik dalam susah, maupun senang, dalam keadaan letih,
lesu dan berbeban berat jangan jauh dari ibadah. Ini yang menyelamatkan kita.
Sebab kalau akar dan cabang dilemparkan
ke dalam api, maka tidak ada yang tersisa, menunjukkan tidak ada lagi
kesempatan untuk memperoleh kasih karunia.
Selagi ada kesempatan; cabang
liar/tunas liar, akan dicangkokkan pada pokok zaitun tadi, tetapi kalau akar dan
cabang dilemparkan ke dalam api, berarti tidak ada lagi kesempatan, jauh dari
belas kasih.
Perlu untuk diketahui; bukan cabang
yang menopang akar, tetapi akar yang menopang cabang hidup kita ini. Iman, adalah
dasar dari kasih. Kalau iman sudah habis lenyap, maka tidak ada lagi yang
menopang hidup rohani kita?
Sungguh-sungguh, jangan berlaku fasik
lagi, jangan gegabah, jangan teledor lagi, kerjakanlah keselamatanmu dengan
takut dan gentar. Jangan mengambil jalannya masing-masing, jangan berlaku fasik seperti Saul, melayani tetapi ditandai dengan
daging, di sana sini ditandai dengan daging. Perhatikan sungguh-sungguh
firman ini. Selagi ada kesempatan, itu kemurahan Tuhan bagi kita.
Jalan keluarnya bagi kita semua.
Jalan keluar yang pertama.
Wahyu 14: 6-7
(14:6) Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di
tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya
kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan
bahasa dan kaum,
(14:7) dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah
akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan
sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata
air."
Jalan keluarnya; memperhatikan Injil yang kekal.
Kita sebagai anak-anak Tuhan harus
memperhatikan injil yang kekal, yang diberitakan oleh malaikat.
Malaikat sidang jemaat -> gembala
sidang. Berarti harus memperhatikan Injil yang kekal yang diberitakan oleh
malaikat sidang jemaat (gembala sidang).
Saudaraku, mungkin ada di antara kita
yang masih membaca buku-buku lain, tidak salah, kalau memang buku itu benar.
Tetapi yang disayangkan, banyak buku yang tidak benar; menceritakan hadirat
Tuhan dalam hidupnya, kemudian di dalam Roh naik ke tingkat yang ketiga, tetapi
besoknya cerai dengan isterinya, apa itu kesaksian yang benar lewat tulisan
dalam buku?
Tulisan yang benar adalah kesaksian
Yesus. Itu sebabnya, saya terlebih suka menyampaikan firman Allah dari pada menyaksikan hidup manusia (termasuk
saya). Kesaksian Yesus adalah; Roh
dan nubuat, berarti tergenapi sampai
masa yang akan datang (nubuat)...Wahyu
19:10.
Perhatikan firman yang disampaikan oleh
malaikat sidang jemaat (gembala sidang), itulah firman penggembalaan yang harus
diperhatikan.
Injil yang kekal yang disampaikan oleh malaikat Tuhan,
semuanya tertulis, kita turut bersama-sama membaca, menyaksikan dan
mendengarnya. Jadi apa yang kita dengar, apa yang kita lihat, itu yang kita
kerjakan, sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Yesus kepada orang-orang
Yahudi...Injil Yohanes 8.
Kita lihat dulu INJIL YANG KEKAL.
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan,
yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan
takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan yang mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, inilah Injil yang
kekal.
Injil yang kekal, dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
YANG PERTAMA: SUNGAI AIR KEHIDUPAN YANG KELUAR DARI TAKHTA ALLAH.
Sungai air kehidupan yang mengalir ke luar
dari takhta Allah -> injil Kerajaan.
Untuk memperoleh pengertian tentang
Injil kerajaan, terlebih dahulu kita perhatikan...
Ibrani 6: 1-2
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama
dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh.
Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang
sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
(6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan
tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
Asas-asas pertama dari ajaran tentang
Kristus adalah percaya, bertobat dan dibaptis air -> Injil keselamatan.
Di tengah-tengah penumpangan tangan,
nanti di situ terjadi banyak mujizat; yang sakit sembuh, yang lumpuh berjalan,
yang buta melihat, dan lain sebagainya.
Tetapi setelah menerima asas-asas
pertama, selanjutnya beralih kepada perkembangannya yang penuh, artinya, setelah
menerima Injil keselamatan, harus beralih pada perkembangan yang penuh yaitu: Injil kerajaan.
Ibrani 5: 11-13
(5:11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan,
tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal
mendengarkan.
(5:12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu,
sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas
pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan
keras.
(5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak
memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Injil keselamatan adalah asas-asas
pokok (pertama) dari pernyataan Allah = susu.
Susu diperlukan oleh anak-anak, tetapi orang-orang
dewasa tidak memerlukan susu (asas-asas pertama, yaitu; percaya, bertobat dan
dibaptis).
Sedangkan makanan keras -> Injil
kerajaan. Yang memerlukannya adalah orang-orang yang dewasa secara rohani,
sedangkan bayi, anak-anak, tidak memerlukan makanan keras, dia masih
membutuhkan susu.
Yang membutuhkan makanan keras adalah
orang-orang yang dewasa secara rohani, berarti siap untuk menerima pemberitaan
firman tentang salib, dosanya siap dikoreksi, mau menerima ketika dikoreksi.
Kalau masih memerlukan susu, ia tidak
akan mau menerima makanan keras, ia tidak akan mau dikoreksi.
Mengapa orang yang dewasa mampu atau
sanggup menerima makanan keras?
Ibrani 5: 14
(5:14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa,
yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari
pada yang jahat.
Orang-orang yang dewasa secara rohani
mempunyai pancaindera yang terlatih, berarti;
- Mata yang
terlatih, berarti; hidup dalam terang.
Kalau hidup di
dalam terang, tidak suka menyembunyikan dosa, tidak suka kejahatan.
- Telinga yang
terlatih = dengar-dengaran.
Kalau
dengar-dengaran, berarti tidak mendengar suara asing, yaitu (1) daging atau segala hawa nafsunya, (2) Iblis atau Setan dan pengaruhnya.
- Hidung yang
terlatih = hidup dalam doa penyembahan =
penyerahan diri secara total kepada Tuhan.
Kalau orang
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, maka dia tidak akan menyerahkan
dirinya kepada yang najis, anggota-anggota tubuhnya tidak diserahkan menjadi
senjata kelaliman.
- Mulut yang
terlatih, berarti; senantiasa memuliakan Tuhan
= terbebas, terlepas dari penyembahan berhala.
Berhala artinya;
segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan. Berarti kalau pekerjaan nomor satu,
ibadah nomor dua, itu disebut berhala. Kuliah nomor satu, ibadah nomor dua, itu
berhala. Kesibukan-kesibukan dunia ini nomor satu, ibadah nomor dua, itu juga
berhala.
Juga orang yang
masih mempertahankan kekerasan hati, itu juga berhala, karena orang yang keras
hati tidak akan mau menerima firman Allah, benih yang ditaburkan tumbuh
sebentar, ketika ada penindasan dia murtad. Mengapa tumbuh sementara? Karena
tanahnya tipis, tanahnya berbatu-batu, menunjuk kepada orang yang keras hati.
- Kulit/pipi yang
terlatih = tinggal dalam kasih Allah.
Kiranya kita
semua tinggal dalam kasih Allah.
Kegunaan kasih:
menutupi banyak sekali dosa...1 Petrus
4:8.
YANG KEDUA: SUNGAI AIR KEHIDUPAN YANG MENGALIR KELUAR DARI TAKHTA ANAK DOMBA.
Sungai air yang mengalir keluar dari
takhta Anak Domba -> cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus = Injil yang
kekal.
2 Korintus 4: 3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga,
maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya
telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus,
itulah firman yang rahasia-Nya dibukakan dalam terangnya Roh-El Kudus, berarti
bukan Injil yang tertutup.
Sampai sejauh ini, oleh karena
kemurahan Tuhan, kita masih menikmati pembukaan rahasia firman Allah. Tuhan
menyatakan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, itu kemurahan Tuhan, sebab
kalau Injil itu masih tertutup juga, (kalau
tidak terjadi pembukaan rahasia firman), maka Ia tertutup untuk mereka, yang
akan binasa.
Orang-orang yang ditentukan untuk
binasa, yaitu;
- Orang-orang yang tidak
percaya.
- Yang pikirannya
dibutakan oleh ilah zaman.
Ilah zaman =
arus atau pengaruh dunia, magnet dunia. Jadi, orang-orang yang telah dibawa
pengaruh atau arus dunia ini, mereka tidak suka menikmati cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus. Tetapi puji Tuhan, sampai sejauh ini kita masih menikmati
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Tuhan masih bukakan rahasia firman-Nya
dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita. Itu suatu kemurahan, pintu
kemurahan terbuka lebar bagi kita, berarti pintu sorga terbuka bagi kita.
Kasihan mereka yang menolak cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus. Maka apabila ada di antara keluarga kita yang masih
menolak cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, doakan mereka. Sampai hari ini
saya tidak berhenti bergumul untuk keluarga-keluarga saya, termasuk adik saya.
Itu pergumulan saya, supaya saudara tahu. Tetapi oleh karena kemurahan Tuhan
saya masih tetap kuat.
Bantu terus, bantu doa, bukan hanya
doa, sikap saudara harus membantu saya juga. Perbuatan dan batin saudara harus
mendukung saya juga. Jangan menjadi lemah. Dukung saya di situ, karena
pergumulan saya masih banyak.
2 Korintus 3: 14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab
sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka
membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang
dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka
membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
Kalau Injil itu tertutup, maka selubung
itu juga belum tersingkap, dosa yang disembunyikan dalam hati belum tersingkap.
Yang sanggup menyingkapkan segala
selubung, dosa yang disembunyikan dalam hati adalah cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus saja. Bukan firman yang ditambahkan dan yang dikurangkan.
Ketika dosa itu disingkapkan persis
seperti penyakit yang sedang dioperasi, memang sakit bagi daging, tetapi Dia
yang melukai, maka Dia yang akan membebat, Dia yang akan membalut luka di hati,
seperti daging yang disayat, seperti itulah pedang Roh menyayat kita semua. Untuk
membereskan yang belum beres.
Ibrani 1: 1
(1:1) Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan
dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan
nabi-nabi,
Pada zaman dahulu, zaman Taurat, Allah
berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang bangsa
Israel dengan perantaraan nabi-nabi, menunjukkan bahwa bangsa Israel
berulang-ulang melakukan kesalahan.
Kalau nabi-nabi berulang-ulang
menyampaikan firman Tuhan, menunjukkan bahwa bangsa Israel juga berulang-ulang
melakukan kesalahan. Kalau seandainya bangsa Israel tidak berulang-ulang
melakukan kesalahan, nabi tentu tidak akan berulang-ulang menyampaikan
firman-Nya. Itu yang terjadi pada saat hukum Taurat.
Bandingkan untuk masa sekarang, zaman akhir ini ...
Ibrani 1: 2-3
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada
kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak
menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud
Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan
setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang
Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus
sanggup mengadakan penyucian dosa supaya kita tidak lagi berulang-ulang berlaku
fasik, supaya kita tidak lagi berulang-ulang melakukan kesalahan yang sama,
tidak berulang-ulang melakukan dosa kejahatan dan kenajisan yang sama, karena
dosa kejahatan sangat memilukan hati Tuhan, apalagi dosa kenajisan.
Maka di atas tadi saya sampaikan; kita
telah menikmati cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, suatu kemurahan yang
besar bagi kita, supaya kita jangan mengulangi kesalahan yang sama, karena
kesalahan yang diulang-ulang itu sangat memilukan hati Tuhan apalagi dosa
kenajisan. Kalau hati gembala saja disakiti dengan kesalahan yang sama, apalagi
gembala Agung, Allah yang hidup.
Apa yang dahulu tidak pernah didengar
oleh telinga, yang tidak pernah dipikirkan, dan yang tidak timbul dalam hati,
itulah yang Tuhan berikan, yaitu firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan,
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus. Dahulu kita datang ke tempat ini tidak
memahami itu semua, tetapi sekarang sejauh ini kita digiring oleh Tuhan, kita
memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah lewat cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus, dosa disucikan, itu suatu kemurahan yang besar, tanpa
diduga.
Tuhan menyatakan cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus untuk mengadakan penyucian terhadap dosa dan menopang segala
sesuatu, menjadikan segala sesuatu, dan akhirnya cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus tampil sebagai pembela dalam kehidupan kita masing-masing.
Kita bersyukur, jangan lagi sibuk
dengan perasaan, harga diri kita masing-masing, sibuklah dengan hati dan perasaan
Tuhan, supaya jangan mengulangi kesalahan yang sama.
2 Korintus 4: 4
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya
telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Kuasa dari cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus, membawa kita kembali kepada wujud semula, yaitu segambar
serupa dengan Allah. Oleh kuasa injil kerajaan dan oleh kuasa cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, yang adalah Injil yang kekal, kita dibawa kembali
kepada wujud semula, yaitu: segambar dan serupa dengan Allah, sama mulia dengan
Dia, berarti terang itu bercahaya, seperti cahaya dari permata yaspis, jernih
seperti kristal. Jangan dirusak lagi.
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan,
yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan
takhta Anak Domba itu.
Segambar serupa dengan Allah, berarti
sama mulia dengan Allah, berarti jernih bagaikan kristal.
Kristal arti rohaninya; transparan,
tampil apa adanya, di luar dan di dalam sama, tidak ada yang ditutup-tutupi, jujur
dan polos. Orang yang jujur dan polos dipimpin oleh ketulusan hatinya. Kemudian,
kejujuran dan kepolosan adalah motor penggerak sehingga seseorang berkobar-kobar
untuk melayani Tuhan.
Pendeknya; segambar serupa dengan Allah
-> pengantin perempuan, Mempelai Anak Domba...Wahyu 21:9-10.
Jalan keluarnya bagi kita semua.
Jalan keluar yang kedua.
Wahyu 14: 6-7
(14:6) Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di
tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk
diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan
suku dan bahasa dan kaum,
(14:7) dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah
akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat
penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan
laut dan semua mata air."
Jalan keluar yang kedua adalah: “Takutlah akan Allah.”
Takut akan Allah membenci kejahatan,
kecongkakan, keangkuhan dan lain sebagainya (Amsal 8: 13).
Tanda orang yang takut akan Tuhan: memuliakan Allah.
Mari kita lihat tentang MEMULIAKAN
ALLAH.
1 Korintus 6: 19
(6:19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait
Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --
dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Perlu untuk diketahui: bahwa tubuh
manusia adalah Bait Allah, maksudnya tempat Roh Allah berdiam.
Sebab jelas di sini dikatakan: “Bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang
diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri”,
ini menunjuk kepada orang yang sudah ditebus oleh darah Yesus.
Kalau merasa belum ditebus oleh darah
Yesus silahkan lakukan dosa sesuai dengan keinginan saudara, silahkan hidup
menurut keinginan daging, silahkan keras hati, silahkan sombong, angkuh, tidak
dengar-dengaran kepada firman, kalau saudara merasa belum ditebus oleh darah
Yesus.
Yang merasa sudah ditebus oleh darah
Yesus sehingga kita berada dalam ibadah dan pelayanan ini, berarti kita tidak
berhak atas diri kita, hidup kita, selain oleh Roh Allah, firman Allah, dan
kasih Allah.
Biarlah tiga oknum Allah dan tabiat-Nya
nyata dalam kehidupan kita masing-masing, tanda bahwa kita telah ditebus, bukan
dengan barang yang fana, perak dan emas, bukan dengan uang, melainkan ditebus
dengan darah yang mahal, yaitu: darah Kristus yang tak bernoda dan tak
bercacat...1 Petrus 1:18-19.
1 Korintus 6: 20
(6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Oleh sebab itu, karena kita sudah
ditebus oleh darah Yesus, muliakanlah
Allah dengan tubuhmu.
Berarti mempersembahkan tubuh sebagai
persembahan yang hidup, kudus dan berkenan.
- Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, berarti; tidak mati rohani.
Kalau mati rohani,
tidak bisa berbuat apa-apa. Pada hari Minggu (ibadah raya minggu) saya sudah
sampaikan, gejala mati rohani; tidak mau datang kepada terang. Terang itu sudah
datang ke dalam dunia, tetapi dia tidak mau datang kepada terang itu karena dia
masih suka dengan kegelapan.
- Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang Kudus, berarti; menjaga diri dalam
kesucian, menjaga diri dalam kekudusan, sebab menyadari diri bahwa Allah itu
kudus adanya (1 Petrus 1: 16).
Menjaga diri
dalam kesucian, itu adalah orang yang sadar bahwa Allah itu Kudus. Kemudian perlu
diketahui, tanpa kekudusan, tidak ada seorangpun yang dapat melihat Allah...Matius 5:8.
- Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang berkenan -> kebenaran di dalam
batin.
Tuhan berkenan
kepada kebenarna di dalam batin, bukan yang dilihat oleh mata manusia yang
dilihat oleh Allah. Mata manusia hanya melihat apa yang dilihat oleh mata,
tetapi Tuhan melihat batin manusia. Jadi jangan pandai bersandiwara,
muliakanlah Tuhan dengan tubuh.
Amsal 3: 8-9
(3:8) itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan
tulang-tulangmu.
(3:9) Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan
hasil pertama dari segala penghasilanmu,
Kemudian yang kedua: muliakanlah Tuhan dengan harta. Jadi selain uang, juga dapat
memuliakan Allah dengan harta benda yang kita punya.
Tuhan memberikan kendaraan roda empat,
gunakan itu untuk memuliakan Tuhan. Tuhan berikan kendaraan roda dua, gunakan
itu untuk memuliakan Tuhan, ada lagi harta yang lain, misalnya bersifat barang
elektronik. Gunakan semua itu untuk memuliakan Tuhan, sebab kita telah ditebus.
Jadi apa yang kita punya, semua dari Tuhan, untuk Tuhan, oleh Tuhan yang telah
mengaruniakan.
Kemudian yang ketiga, muliakanlah Tuhan dengan hasil pertama dari
segala penghasilan.
Jadi, setiap hasil pertama dari semua
penghasilan, itu harus dipersembahkan, itu yang disebut persembahan sulung.
Belajar dari sekarang. Kalau seseorang mempersembahkan hasil pertama dari semua
penghasilan, menandakan bahwa dia adalah anak-anak sulung yang dijadikan
sebagai korban-korban sulung yang telah ditebus dari antara manusia.
Pendeknya; menjadi bilangan dari 144.000
orang yang berdiri di atas bukit Sion bersama Anak Domba.
Apa kelebihan dari bilangan 144.000
orang?
Wahyu 14: 1-3
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di
bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan
di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan
desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu
seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan
takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang
dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu
orang yang telah ditebus dari bumi itu.
144.000 orang menyanyikan suatu
nyanyian baru, dan tidak ada yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari
144.000 orang yang telah ditebus dari bumi, ini menunjuk kepada persekutuan
yang indah dengan Tuhan, hubungan intim antara tubuh dengan kepala, antara
suami dengan isteri, menyatu. Seperti orang-orang berbahasa lidah/berlogat
ganjil tidak ada orang yang dapat mengerti. Inilah kelebihan yang pertama.
Kalau ada orang ingin mengetahui
hubungan orang lain (suami isteri), itu adalah roh najis.
Yang laki-laki tidak perlu mengetahui
isi hati isteri orang lain. Yang perempuan tidak perlu mengetahui isi hati
suami orang lain, itu roh najis, tidak ada yang bisa mempelajari itu. Kalau ada
yang seperti itu, malam hari ini engkau menangis, minta ampun kepada Tuhan,
menyesal betapa bodohnya hidupmu. Menangislah, jangan engkau anggap biasa dosa
itu.
Kelebihan yang kedua ...
Wahyu 14: 4
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan
dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti
perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana
saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban
sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Yang kedua; “Mereka adalah orang-orang yang tidak
mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan”, artinya; tidak hidup
menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Jadi perempuan di sini adalah gambaran
dari daging dengan segala tabiatnya.
Alasan mereka tidak hidup menurut hawa
nafsu dan keinginan daging, itu karena mereka murni sama seperti perawan =
tidak tersentuh dosa menunjuk kepada orang yang suci di atas suci.
Yang ketiga; “Mereka adalah orang-orang yang mengikuti
Anak Domba itu kemana saja Ia pergi.”
Ini menunjuk kepada orang yang
tergembala. Sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman Pengajaran yang
rahasia-Nya dibukakan. Ikuti saja geraknya. Geraknya firman Pengajaran Mempelai
dalam terang-Nya Tabernakel membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba,
sebagai sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini.
Itulah bilangan dari 144.000 orang,
mereka itu adalah korban-korban sulung bagi Allah, sebagai persembahan sulung
dari antara manusia bagi Allah. Biarlah kita semua menjadi bagian dari bilangan
144.000 orang itu.
Secara lahiriah ada bilangan 144.000,
itulah Israel murni dari 12 suku, masing-masing 12.000 dari tiap-tiap suku (Wahyu 7: 1-8), tetapi dari bangsa
kafir, itulah bayangannya sesuai Wahyu
7: 9.
Betapa dalamnya kasih Tuhan kepada
kita. Biar habis raga kita, tetapi kita tidak bisa melupakan kasih Tuhan lewat
pembukaan rahasia firman, muliakanlah Tuhan.
Mazmur 46: 5
(46:5) Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh
aliran-aliran sebuah sungai.
Injil yang kekal itulah Injil kerajaan
dan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus sangat menyukakan hati kita.
Kalau kita ada suatu kerinduan terhadap
Injil yang kekal itu, tidak peduli dengan raga, dengan hati, sampai habis
lenyap, karena Injil yang kekal itu sanggup menyukakan hati kita semua.
Tidak sebanding dengan rasa lelah,
tidak sebangding rasa letih, tidak sebangding dengan kesusahan kita saat
memikul salib, karena jaminan itu betul-betul menyukakan hati kita semua,
menerangi hati kita, memberi pengertian, menyucikan dosa. Biarlah hati kita habis
dan raga kita lenyap karena Injil yang kekal menyukakan hati kita.
Mazmur 46: 6
(46:6) Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang;
Allah akan menolongnya menjelang pagi.
Tuhan tolong kita semua, baik dalam
kegelapan, Tuhan tolong kita semua seperti perkataan Daud: “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman aku tidak takut bahaya”...Wahyu 23:4.
Tidak ada yang dapat menggoncang kehidupan
anak-anak Kerajaan Sorga sebab hatinya telah disukakan oleh Injil yang kekal.
Tidak ada lagi kegelapan, Tuhan tolong
kita semua kalau kita menikmati Injil yang kekal, betul-betul menyukakan hati
kita semua. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment