IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 08 JULI 2017
“STUDY YUSUF”
(Seri 116)
(Seri 116)
Subtema : SATU BAHASA DAN SATU LOGAT.
Shalom saudaraku...
Selamat malam salam sejahtera bagi kita semua. Oleh
karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pemuda
Remaja sebagaimana biasanya.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah
Pemuda Remaja tentang study Yusuf
dari Kejadian 41.
Kejadian 41: 15
(41:15) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan
seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang
engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya."
Kalau kita perhatikan ayat ini, kita dapat melihat dua
sisi:
Sisi yang pertama, menunjukkan bahwa Yusuf
adalah seorang nabi karena hanya seorang nabi yang dapat mengartikan mimpi.
Kemudian sisi yang kedua, menunjukkan bahwa
Firaun membutuhkan seorang nabi, maka dalam hal ini Firaun tidak melihat Yusuf
sebagai seorang tahanan.
Sebetulnya Firaun tidak mengenal seorang nabi, tetapi
di sini kita melihat, dia sangat membutuhkan seorang nabi. Kalau Firaun saja
membutuhkan seorang nabi, maka kita lebih lagi karena kita sudah lama menerima,
mendengarkan dan memperhatikan firman para nabi.
Perhatikan kalimat: “Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya.”
Kita lihat kalimat ini pada ayat 8.
Kejadian 41: 8
(41:8) Pada waktu pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil
semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya
kepada mereka, tetapi seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya
kepadanya.
Firaun menceritakan mimpinya kepada semua ahli
dan semua orang berilmu di Mesir, tetapi seorang pun tidak ada yang
dapat mengartikan mimpinya, maka Firaun yang gelisah tetap gelisah.
Saudaraku, yang dapat menyelesaikan masalah di atas
muka bumi ini hanyalah firman para nabi, firman Pengajaran yang rahasia-Nya
dibukakan.
Jadi semua keahlian dan orang berilmu, tidak dapat
menyelesaikan masalahnya.
Siapapun dia, sepintar apapun dia, tidak dapat
menyelesaikan masalahnya. Yang dapat menyelesaikan masalah setiap orang di atas
muka bumi ini adalah firman para nabi, firman Pengajaran yang rahasia-Nya
dibukakan.
Pendeknya; kalau masalah tidak selesai, berarti yang jahat tetap jahat, yang najis tetap najis, yang fasik tetap fasik,
yang sombong tetap sombong, pendusta tetap pendusta, yang suam tetap suam dalam
mengikuti Tuhan, sehingga masalah tidak terselesaikan, maka Firaun tetap dalam
kegelisahan, gundah gulana, karena masalah tidak selesai.
Tetapi di atas tadi kita melihat bahwa Firaun datang
kepada Yusuf, menceritakan mimpinya.
Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan
nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar!
Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.
Nabi yang beroleh mimpi biarlah menceritakan mimpinya
itu dan nabi yang beroleh firman Tuhan, biarlah menceritakan firman Tuhan itu
dengan tepat dan benar.
Syarat untuk menjadi seorang nabi adalah :
1. Jujur.
2.
Tidak boleh takut dalam hal menyampaikan firman
Tuhan walaupun firman itu sifatnya mengoreksi dosa, itulah yang disebut firman
salib, menyalib hati, menyalib seluruh kehidupan kita semua.
Harus menceritakan firman itu dengan benar, dengan
tepat, tidak boleh ditambahkan dan tidak boleh dikurangkan.
Firman ditambahkan; menyampaikan satu, dua ayat lalu
ditambahkan/disertai dengan cerita isapan jempol,
misalnya menyampaikan satu dua ayat disertai dengan si kancil, si kura-kura, si
buaya, dan lain sebagainya. Mana mungkin firman isapan jempol dapat menyucikan
hati, itu tidak mungkin. Tetapi fenomena semacam ini sedang marak di
gereja-gereja, sebab kehabisan pembukaan rahasia firman, terpaksa ditambah
cerita si kancil, si buaya, si kura-kura dan sebagainya.
Firman dikurangkan; pemberitaan firman tentang
salib diganti dengan dua hal;
1.
Teori kemakmuran, artinya orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya.
2.
Tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat.
Saudaraku, Yesus melayani di
atas muka bumi selama 3,5 tahun, pelayanan-Nya tidak hanya sebatas mengadakan
tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat, tidak hanya melepaskan orang yang
kerasukan Setan dan menyembuhkan yang sakit, tetapi pelayanan Yesus, memuncak hingga
Ia taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Jadi kalau hanya pemberitaan firman yang ditambahkan
dan dikurangkan, itu namanya bukan seorang nabi. Maka syarat seorang nabi ada dua,
yaitu: yang pertama, harus jujur, yang kedua tidak boleh takut.
1 Korintus 14: 1
(14:1) Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh
karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
Perhatikan kalimat berikut: “Usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia
untuk bernubuat.”
Tidak salah seseorang memperoleh karunia-karunia Roh
(ada 9 karunia Roh) untuk memperlengkapi hamba-hamba Tuhan, memperlengkapi
imam-imam yang melayani di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, termasuk
jabatan-jabatan (5 jabatan) dipercayakan kepada orang-orang kudus bagi
pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, tetapi yang terutama adalah
usahakanlah memperoleh karunia untuk bernubuat.
1 Korintus 14: 2-4
(14:2) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata
kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti
bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia
membangun, menasihati dan menghibur.
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya
sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
Perbedaan antara bahasa Roh dan nubuat,
yaitu:
-
Bahasa Roh; membangun dirinya sendiri di hadapan Tuhan sebab
oleh Roh dia berkata-kata kepada Tuhan dan orang lain tidak memahami bahasa Roh
selain dirinya sendiri, maka dia hanya membangun dirinya sendiri kepada Tuhan.
-
Nubuat = membangun sidang jemaat, membangun tubuh Kristus,
membangun gereja Tuhan.
Gereja Tuhan itu banyak, ada
tangan, ada mata, ada telinga, ada mulut, ada hidung, ada kaki, dan sebagainya.
Dibangun, berarti; menjadi satu, anggota-anggota
tubuh yang berbeda menjadi satu disebut dengan tubuh Kristus.
Lebih jauh kita lihat ...
1 Korintus 14: 5
(14:5) Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh,
tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat
lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali
kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.
Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Korintus;
saya suka supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh.”
Saya juga suka ada bahasa lidah (bahasa roh, logat ganjil)
dalam himpunan ibadah ini, tetapi tidak berhenti sampai di situ, karena masih ada
yang lebih utama dari bahasa lidah.
Pendeknya; firman nubuatan, firman para nabi lebih
berharga dari bahasa lidah.
Saya ulangi; tidak salah dalam himpunan ini ada bahasa
Roh, ada bahasa lidah, ada bahasa asing, tetapi yang terutama adalah nubuat. Tugas
seorang nabi adalah bernubuat.
Biarlah seorang nabi yang memperoleh mimpi harus
menceritakan mimpinya dengan benar. Seorang nabi yang memperoleh firman Tuhan
harus menceritakan firman Tuhan dengan benar untuk membangun sidang jemaat.
Banyak hamba Tuhan (nabi) takut menyampaikan firman nubuatan,
karena sifatnya mengoreksi dosa, sehingga ia takut orang kaya mundur dari
gereja, sehingga banyak dalam gereja yang menjadi majikan adalah orang kaya,
bukan lagi Tuhan, ini kesalahan besar.
Lebih jauh kita memperhatikan ayat 6 ...
1 Korintus 14: 6
(14:6) Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata
dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan
kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
Bahasa Roh tanpa nubuat di tengah-tengah himpunan
ibadah; tidak ada gunanya.
Maka kalau Firaun saja datang kepada seorang nabi,
kita lebih lagi. Saya ingatkan sekali lagi; tidak ada artinya karunia bahasa
lidah, bahkan semua karunia di dalam himpunan ibadah, kalau tidak ada firman
nubuatan.
Perhatikan baik-baik. Penyataan Allah atau firman para
nabi itu bersifat tiga hal, yaitu:
a.
Bersifat pengetahuan.
b.
Bersifat nubuat
c.
Bersifat pengajaran.
Jadi sumbernya pengetahuan, sumbernya nubuatan
dan sumbernya pengajaran adalah firman para nabi, bukan dari karunia.
Walaupun beribu-ribu kali mengucapkan kata-kata “sikaraba, sikaraba”, tidak akan
menghasilkan pengetahuan, beribu-ribu kali mengucapkan kalimat yang
tidak dipahami, tidak akan menghasilkan nubuatan, beribu-ribu kali
mengucapkan kata-kata yang tidak dimengerti, tidak menghasilkan pengajaran.
Maka tentu kita harus semakin bangga, dalam setiap
pertemuan ibadah selalu terjadi pembukaan rahasia firman, itu yang menjadi
kebanggaan kita.
1 Korintus 14: 7
(14:7) Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang
berbunyi, seperti seruling dan kecapi -- bagaimanakah orang dapat mengetahui
lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak
mengeluarkan bunyi yang berbeda?
Persamaan bahasa Roh/bahasa lidah tanpa firman nubuatan di tengah
himpunan ibadah adalah seperti alat-alat yang tidak berjiwa (benda
mati), tetapi berbunyi (mengeluarkan suara).
Misalnya; seruling dan kecapi, kalau kedua-duanya
tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda, maka orang lain tidak dapat mengetahui
lagu apa yang dimainkannya.
Misalnya, memainkan seruling atau kecapi hanya dengan
satu nada, yaitu nada; do (nadanya
tidak berbeda-beda), orang tidak tahu lagu apa yang dimainkan oleh seruling dan
kecapi, tetapi dengan nada yang berbeda-beda, itulah do re mi fa sol la si do, maka orang memahami lagu yang
dimainkannya.
Sebuah lagu memiliki not, tinggi rendahnya sebuah nada
itu ada dalam sebuah lagu, kadang nada tinggi, kadang nada rendah, maka tahu
lagu apa yang dimainkan benda mati tadi (seruling dan kecapi).
Kalau hanya mengucapkan; “sikaraba, sikaraba”, siapa yang tahu arti kata sikaraba, sikaraba?
Maka sangat disayangkan, gereja Tuhan di hari-hari
ini, menolak firman para nabi, firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan,
memang sifatnya, mengoreksi dosa dalam hati (menyalib hati) tetapi sayang
sekali, sangat disayangkan kalau mereka menolak itu. Tetapi kenyataannya
gereja-gereja menolak, sangat menyedihkan.
Maka kitalah yang harus menjadi ujung tombak untuk membawa
firman Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel ini. Kita menjadi ujung
tombak di manapun kita diutus, di manapun komunitas kita, di rumah, di sekitar
rumah, di tempat bekerja, di sekolah, di kampus, di mana saja kita diutus,
jadilah ujung tombak, pelopor-pelopor Pengajaran Mempelai dan Pengajaran
Tabernakel ini.
1 Korintus 14: 8
(14:8) Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah
yang menyiapkan diri untuk berperang?
Tidak ada yang menyiapkan diri untuk berperang kalau
nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang.
Orang yang beribadah, orang yang melayani Tuhan
disebut juga laskar Kristus, karena kita beribadah dan melayani Tuhan, berjuang
menghadapi musuh. Ada dua musuh abadi: (1) daging dengan segala hawa nafsu
dan keinginannya, (2) Iblis/Setan, itulah roh jahat dan roh najis. Ini
yang harus kita perangi.
Jadi, orang yang beribadah, teramat lebih orang yang
melayani Tuhan, disebut juga tentara Tuhan, laskar Kristus, karena perjuangan kita
bukan melawan darah daging, melainkan penghulu dunia yang gelap, roh jahat di
udara, yaitu; roh jahat dan roh najis, termasuk daging, salah satu musuh abadi.
Maka siapa yang dapat mempersiapkan diri di tengah
peperangan? Adalah orang yang mendengar firman para nabi yang disampaikan
dengan baik, disampaikan dengan benar, terbuka rahasia-Nya.
Mengapa seseorang kalah terus, kalah dan kalah, kalah
terhadap daging dan keinginannya, kalah terhadap roh jahat dan roh najis? Jawabannya,
karena tidak mau mendengar firman nubuatan, tidak mau mendengar firman Pengajaran
yang rahasia-Nya dibukakan (nafiri yang ditiup mengeluarkan bunyi yang terang).
Dahulu kita masih jauh dari firman para nabi, sehingga
kita kalah terus. Sekarang, setelah mendengar firman para nabi, bagaikan bunyi
nafiri yang ditiup dengan terang, kita disiapkan dalam peperangan rohani untuk
mengalahkan dua musuh abadi; daging
dan Setan.
Minggu lalu, penguraian dari ayat 8 telah saya
sampaikan, sekarang, kita akan memperhatikan secara khusus ayat 9.
1 Korintus 14: 9
(14:9) Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika
kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat
mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara!
Bahasa Roh tanpa nubuatan dalam suatu himpunan ibadah
itu sia-sia, karena orang tidak dapat mengerti bahasa Roh, yang tahu dia
sendiri dengan Tuhan.
1 Korintus 14: 10-11
(14:10) Ada banyak -- entah berapa banyak -- macam bahasa di dunia;
sekalipun demikian tidak ada satu pun di antaranya yang mempunyai bunyi yang
tidak berarti.
(14:11) Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi
orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku.
Semua bahasa di atas muka bumi ini pasti ada artinya,
dan orang yang menggunakannya tahu artinya.
Orang Batak yang menggunakan bahasa batak, pasti tahu
artinya. Orang Barat, khususnya di Inggris sana, tahu bahasa Inggris karena
mereka berbahasa Inggris, dan lain sebagainya.
Ada banyak bahasa di atas muka bumi ini, tetapi jika
tidak mengerti bahasa itu, ia menjadi orang asing bagi orang yang
mempergunakannya. Sebaliknya, orang yang mempergunakan bahasa itu menjadi asing
bagi kita.
Saudaraku, kalau kita tidak mengerti firman para
nabi, maka kita asing bagi Tuhan dan Tuhan juga asing bagi kita. Mengapa
orang luaran sana (orang dunia), Tuhan asing bagi mereka? Karena firman para
nabi masih asing bagi dia. Maka sebaliknya mereka juga asing bagi Tuhan. Inilah
sebetulnya yang harus dipahami oleh anak-anak Tuhan.
Mengapa Tuhan asing bagi kita? Mengapa kita juga menjadi
asing bagi Tuhan? Jawabnya simpel; karena tidak mau memperhatikan firman nubuatan,
firman para nabi, firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.
Jujur, seringkali kita menyakiti hati Tuhan karena
kita tidak paham firman para nabi, hanya tahu karunia bahasa lidah saja.
Anehnya kita sudah menyakiti hati Tuhan namun serasa
tidak berdosa. Bukankah menyedihkan hidup orang seperti itu?
Yohanes 8: 37-38
(8:37) "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu
berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam
kamu.
(8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian
juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu."
Di sini kita melihat, orang Yahudi berusaha untuk
membunuh Yesus karena firman Allah, firman para nabi tidak memperoleh tempat di
hati mereka. Berarti, firman nubuatan masih asing bagi mereka.
Apa yang sudah saya utarakan di atas, akan terlihat
dalam Kejadian 11.
Kejadian 11: 1
(11:1) Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
Adapun seluruh bumi awalnya satu bahasanya dan
satu logatnya. Sama dengan satu
tubuh, kemudian
satu dengan yang lain, saling memahami, saling mengenal = tidak asing.
Kejadian 11: 4
(11:4) Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah
kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita
cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
Mereka mendirikan sebuah kota dan sebuah menara yang
puncaknya sampai ke langit. Tujuannya adalah supaya mereka jangan berserak,
anggota tubuh yang berbeda itu supaya tetap satu, itu tujuan mereka. Sebetulnya
tujuan ini bagus karena berawal dengan satu bahasa, yaitu firman nubuatan, dan satu
logatnya.
Kejadian 11: 6-7
(11:6) dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa
untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun
juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.
(11:7) Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka,
sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."
Namun Tuhan turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa
mereka sehingga mereka tidak lagi mengerti bahasa masing-masing, persis seperti
orang Yahudi; berusaha membunuh Yesus karena firman nubuatan tidak mendapat
tempat di hati mereka.
Kalau bahasa tidak satu, keadaan menjadi kacau, tidak
lagi saling memahami satu dengan yang lain.
Kejadian 11: 8
(11:8) Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi,
dan mereka berhenti mendirikan kota itu.
“Akhirnya mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi.” Artinya; tidak terwujud pembangunan tubuh Kristus.
Kejadian 11: 9
(11:9) Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel,
karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah
mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.
Karena Tuhan telah menyerakkan mereka ke seluruh bumi,
maka disebutlah kota itu Babel.
Babel arti rohaninya; kacau balau dan
perpecahan tubuh.
Lihat kalau terjadi perpecahan tubuh, tidak ada
kesatuan satu dengan yang lain ...
Wahyu 18: 2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah
rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman
roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi
segala burung yang najis dan yang dibenci,
Babel itu tempatnya
roh jahat dan roh najis bersembunyi, dan Tuhan sangat membenci roh najis.
Jadi kalau kacau balau dan terjadi perpecahan tubuh,
maka itu menjadi tempatnya roh jahat dan tempatnya roh najis.
Kalau tubuh terpisah dari kepala, disebutlah tubuh
Babel, menjadi tempatnya roh jahat dan roh najis.
Kesimpulannya, ada
dua jenis pembangunan tubuh;
1.
Pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah
yang disebut mempelai wanita Tuhan.
2.
Pembangunan tubuh Babel, yang sudah dikuasai
roh jahat dan roh najis. Mengapa? Hidupnya kacau balau. Mengapa? Tubuh dengan
kepala terpisah, gereja dengan Kristus terpisah.
Perlu untuk diketahui; Tuhan sangat membenci roh
najis. Apa yang dibenci oleh
Tuhan, itu juga yang harus kita benci. Jangan menyukai apa yang dibenci oleh Tuhan
supaya kita jangan dibenci Tuhan.
Matius 8: 20
(8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan
burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan
kepala-Nya."
Perhatikan kalimat: “Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya”,
artinya; tidak terwujud pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Kalau tubuh tidak mempunyai tubuh (terpisah dari
kepala), menjadi tempatnya roh jahat dan roh najis...Wahyu 18:2.
Penyebabnya; tubuh menjadi tempatnya roh jahat dan roh
najis.
-
Serigala -> roh jahat.
Tubuh menjadi liangnya serigala
-> roh jahat.
-
Burung di udara -> roh najis.
Tubuh menjadi sarangnya
burung -> roh najis.
Praktek tidak memahami bahasa masing-masing (tidak
satu bahasa).
Kejadian 11: 3-4
(11:3) Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita
membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai
mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat.
(11:4) Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah
kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita
cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
Ada 3 hal yang menyebabkan sehingga mereka tidak memahami
bahasa masing-masing, yaitu:
a.
Membuat batu bata dijadikan batu.
b.
Ter gala-gala menjadi tanah
liat.
c.
Mendirikan menara yang
tingginya sampai ke langit.
Penyebab tidak memahami bahasa masing-masing (tidak
satu bahasa).
Keterangan: BATU
BATA DIJADIKAN BATU.
Maksudnya di sini; membuat batu bata sebagai batu atau
batu bata sebagai dasar bangunan. Itu adalah suatu kekeliruan di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
1 Korintus 3: 10-11
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku,
aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang
lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan,
bagaimana ia harus membangun di atasnya.
(3:11) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain
dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain
dari pada dasar yang telah diletakkan yaitu Yesus yang disalibkan. Jadi
dasar kita beribadah dan melayani
Tuhan adalah korban Kristus, tidak ada lagi dasar yang
lain.
Dasar saudara beribadah dan melayani Tuhan apa? Untuk
pengetahuan semata? Ada kepentingan? Cari pekerjaan? Supaya jadi kaya? Itu
dasar yang salah, dasar yang keliru, pelayanan yang salah.
Sesungguhnya, dasar kita datang melayani Tuhan adalah korban
Kristus (Yesus yang disalibkan).
Pendeknya, dasar kita hidup juga adalah korban
Kristus. Tidak boleh ada dasar yang lain.
Batu penjuru itulah pribadi
Yesus yang disalibkan (korban Kristus).
Sedangkan batu bata -> daging dengan segala
tabiat-tabiatnya, karena batu bata terbuat dari tanah liat.
Ada 15 tabiat daging, semuanya tertulis dengan jelas
dalam Galatia 5: 19-21.
Kalau di tengah ibadah itu disampaikan firman
nubuatan, Tuhan di Sorga memberkati ibadah itu. Tetapi kalau Tuhan melihat
gereja itu dibangun di atas dasar yang lain, yaitu: daging dengan segala tabiat
(hawa nafsunya), Tuhan turun akan mengacaubalaukan ibadah itu.
Tidak sedikit saya melihat gereja kacau balau, awalnya
seperti semarak sekali tetapi karena Tuhan melihat pembangunan itu terus
menerus didasari oleh daging, Tuhan turun dan mengacaubalaukan. Pendeknya,
tidak terwujud pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Kita lihat terlebih dahulu dalam ...
1 Petrus 2: 6
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku
meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal,
dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
Siapa yang menghargai
korban Kristus, ia tidak akan dipermalukan.
Kalau ibadah dan pelayanan dibangun di atas dasar batu
penjuru (korban Kristus) ia tidak akan dipermalukan. Ayo, selalu tinggikan
korban Kristus dalam kehidupan kita semua, di tengah ibadah dan pelayanan,
dalam apapun, senantiasa meninggikan korban Kristus. Arahkan pandangan kepada
salib Kristus (korban Kristus), jangan arahkan pandangan pada kemampuanmu, di
situ engkau gagal nanti. Arahkan pandangan kepada Yesus yang disalibkan (korban
Kristus), tidak akan dipermalukan.
Mengapa orang-orang yang membangun menara Babel itu
dipermalukan, dikacaubalaukan? Karena mereka mendirikan menara dengan dasar
yang lain.
1 Petrus 2: 7
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka
yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan,
telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan,
itulah pribadi Yesus yang disalibkan.
Yang membuang adalah tukang-tukang bangunan, yaitu: ahli-ahli Taurat, imam kepala dan tua-tua dari
bangsa Israel.
Maka kita boleh melihat ...
Matius 7: 24
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan
melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di
atas batu.
Ciri-ciri orang bijaksana adalah mendirikan rumah di
atas batu .
Siapa orang yang bijaksana ini? Adalah orang yang
mendengar firman nubuatan dan melakukannya.
Jadi kalau orang merasa bijaksana karena dia pintar di
dalam suatu bidang ekonomi, politik, tetapi tidak dengar firman, itu bukan
bijaksana. Itu orang bodoh.
Keadaan dari orang bijaksana (mendirikan rumah di atas
batu).
Matius 7: 25
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Keadaan orang bijaksana sama seperti rumah yang didirikan
di atas batu, sehingga kuat terhadap tiga jenis ujian.
-
Ujian yang pertama: turunlah hujan -> ujian
yang datang dari penghulu dunia yang gelap, yaitu roh jahat di udara dengan
segala tipu muslihatnya.
-
Ujian yang kedua: datanglah banjir. Banjir
-> dosa kenajisan. Pada zaman Nuh pernah terjadi banjir yang hebat, dunia
dilanda banjir yang hebat, yang selamat hanyalah Nuh.
Dalam Matius 24: 37-38 ...
(24:37) "Sebab sebagaimana
halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
(24:38) Sebab sebagaimana
mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan,
sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,
Air bah menunjuk kepada dua dosa, yaitu;
1.
Dosa makan
minum -> dosa rokok, narkoba, minum-minuman keras.
2.
Dosa kawin
mengawinkan -> roh najis. Kalau kita perhatikan Kejadian 6,
akhirnya anak manusia itu mengambil perempuan yang cantik-cantik sesuai dengan
keinginan hatinya.
-
Ujian yang ketiga: angin melanda rumah itu
-> angin-angin pengajaran palsu.
Firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan adalah angin-angin pengajaran palsu.
Saudaraku tadi sudah saya singgung di atas; firman yang ditambahkan
berarti menyampaikan satu, dua ayat lalu ditambahkan cerita isapan jempol,
dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, si kura-kura, si kancil, si buaya.
Kemudian dikurangkan; pemberitaan firman tentang salib diganti
dengan dua hal; (1) teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh
miskin, harus kaya, (2) diganti tanda-tanda heran atau mujizat, tetapi salib
tidak ditegakkan, itu angin-angin pengajaran palsu.
Tetapi kalau kita berdiri di atas korban Kristus, kita
kuat terhadap tiga jenis ujian ini, baik dari;
-
Penghulu di udara/roh jahat (turunlah hujan).
-
Banjir datang; roh najis.
-
Termasuk angin-angin pengajaran palsu.
Penyebab tidak memahami bahasa masing-masing (tidak
satu bahasa).
Keterangan: TER
GALA-GALA SEBAGAI TANAH LIAT.
Ini juga merupakan suatu kekeliruan bagi mereka dalam
membangun sebuah kota dan sebuah menara. Ter gala-gala dijadikan sebagai tanah
liat (sebagai perekat), penyatu dari bangunan itu.
Kolose 3: 13-14
(3:13) Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang
akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama
seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang
mempersatukan dan menyempurnakan.
Sebetulnya sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan adalah kasih Allah, tidak lain, tidak bukan.
Bukan karena kedudukan dan jabatan, bukan karena ekonomi, bukan karena uang, harta, kekayaan, kalau
karena itu, itulah yang disebut bangunan yang disatukan oleh ter gala-gala
sebagai tanah liat.
Bukankah Tuhan hebat menyatakan firman nubuatan malam
ini kepada kita? Lebih dari apa yang kita pikirkan.
Jangan kita diikat oleh kasih fileo apalagi kasih
eros, itu ter gala-gala menjadi tanah liat, tetapi biarlah kita semua diikat
oleh kasih Allah, kasih Agape, tidak berkesudahan sehingga dengan demikian, dua
hal terlihat di dalam diri kita, yaitu;
1.
Sabar terhadap satu dengan yang lain.
Apa buktinya kita sabar? Tidak
menaruh dendam terhadap orang yang lain.
2.
Mengampuni seorang dengan yang lain.
Apa buktinya kita mengampuni?
Sama seperti Tuhan mengampuni kita, kita juga harus berbuat yang sama.
Itu buktinya kita mengasihi dengan kasih Agape, bukan
fileo kasih daging, bukan eros antara laki-laki dengan perempuan itu roh najis.
Penyebab tidak memahami bahasa masing-masing (tidak
satu bahasa).
Keterangan: MENDIRIKAN MENARA YANG TINGGINYA SAMPAI KE
LANGIT.
Langit atau cakrawala adalah takhta Allah. Bumi adalah
tumpuan kaki Allah.
Jadi membangun menara setinggi langit, mendirikan takhta
bagi diri sendiri, itu juga suatu kekeliruan.
Masa kita membangun takhta sama dengan takhta Allah?
Yesaya 14: 12-13
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur,
putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan
bangsa-bangsa!
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke
langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku
hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
Mendirikan takhtanya setinggi langit itulah pekerjaan
dari Bintang Timur putera Fajar -> kesombongan.
Siapa yang meninggikan diri (sombong), akan direndahkan
dan dijatuhkan oleh Tuhan.
Di mana letak kesombongan dari pada Bintang Timur
Puter Fajar? Dilihat dari pernyataannya: “Aku
hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku”, tujuannya; mengatasi bintang-bintang Allah.
Bintang-bintang Allah -> hamba-hamba Tuhan. kalau
kita perhatikan Wayu 1, di tangan kanan Tuhan ada 7 bintang dan 7
pelita. 7 bintang itulah -> 7 malaikat sidang jemaat, itulah hamba Tuhan
(gembala sidang).
Hamba Tuhan berkeinginan untuk mengatasi hamba Tuhan
lain, itu adalah kesombongan. Sidang jemaat juga ingin menunjukkan
kerohaniannya lebih tinggi dari yang lain, bahkan dari hamba Tuhan (gembala
sidang), itu dosa kesombongan.
Beberapa hari yang lalu saya bermimpi; satu di antara
kita, membuat satu meja. Tetapi meja ini atasnya triplek (jadi-jadian).
Kemudian setiap sudut mejanya bengkok-bengkok, tidak sesuai dengan ukuran yang
saya sampaikan. Kemudian di bagian bawah, empat kaki (tiang penopang) sangat
kasar, belum diserut (belum halus).
Kalau saudara merasa itu, jangan diteruskan. Jadilah
penopang yang baik.
Saya tidak maksud menghakimi tetapi itulah, mimpi
harus diceritakan.
Sama seperti Bintang Timur; membangun menara Babel
setinggi langit, tujuannya; untuk mendirikan takhta-Nya untuk mengatasi
bintang-bintang lain. Tetapi apa yang terjadi? Justru dia berada jauh di sebelah utara -> tempatnya roh jahat dan roh
najis.
Kalau dibandingkan dengan pola Tabernakel, pembangunan
gereja Tuhan
(tubuh Kristus) itu di mulai
dari Timur (pintu gerbang) sampai ke Barat (Ruangan Maha Suci), sampai
terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Pendeknya, dosa kesombongan itu menjadikan dia berada
di sebelah Utara; dikuasai roh najis.
Yesaya 14: 14
(14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai
Yang Mahatinggi!
Mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai yang
Mahatinggi
Tidak sadar dia makhluk yang diciptakan ingin menyamai
pribadi Yang Agung dan Mulia.
Saudaraku, sejauh ini kita telah digembalakan oleh
firman Pengajaran Mempelai, lewat
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok kita diberi makan, diberi minum, diberi
nafas hidup, lalu setelah mengerti Kerajaan Sorga kita menjadi sombong, itu
adalah kesalahan besar.
Yesaya 14:15
(14:15) Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke
tempat yang paling dalam di liang kubur.
Sebaliknya Bintang Timur putera Fajar dilemparkan ke
dunia orang mati, itulah liang kubur. Jadi di kuburan banyak Setan. Oleh sebab
itu jangan mati rohani supaya jangan dikuasai roh jahat lagi.
Oleh karena ketiga hal inilah bahasa mereka
dikacaukan, sehingga mereka tidak lagi satu.
Padahal, awalnya satu bahasa, satu logatnya, kemudian
mereka membangun sebuah kota dan sebuah menara, tujuannya supaya mereka
menyatu.
Kejadian 11: 4
(11:4) Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota
dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari
nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.”
Mereka berusaha supaya anggota tubuh yang banyak itu
jangan terpecah-pecah, jangan terserak ke seluruh bumi, dengan jalan:
mendirikan sebuah kota dan sebuah menara dan mereka berusaha cari nama.
Biarlah kita semua menikmati firman para nabi supaya
terwujud pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Mari kita lihat; TUBUH KRISTUS YANG SEMPURNA.
Efesus 2: 20-21
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus
Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait
Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
Yang membangun adalah para rasul dan para nabi
dengan KRISTUS dasarnya adalah Yesus Kristus, Dialah batu penjuru.
Batu penjuru = dasar bangunan
-> korban Kristus.
Kita menerima firman nabi dan firman Kristus,
yang menjadi dasarnya adalah korban Kristus, tidak ada yang lain.
Kalau dasar bangunan itu adalah batu penjuru (korban
Kristus), di dalam Dia; tumbuh seluruh
bangunan. Apa buktinya? Rapi tersusun. Perkataan rapi tersusun. Saat
dengar firman rapi tersusun, berpikir rapi tersusun, bekerja di tempat
pekerjaan rapi tersusun, melayani rapi tersusun, semuanya rapi tersusun.
Selain rapi tersusun, tanda yang kedua; menjadi
Bait Allah yang kudus di dalam Tuhan = hidup dalam kesucian, kekudusan.
Efesus 2: 22
(2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman
Allah, di dalam Roh.
Sampai akhirnya kita menjadi rumah Tuhan, Roh Tuhan
bekerja dalam kehidupan kita.
Lihat, inilah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Wahyu 19: 6-8
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,
seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap
sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Inilah tubuh Kristus yang sempurna; masuk dalam pesta
nikah Anak Domba.
Kalau bangunan itu tidak sempurna; tidak layak masuk
dalam pesta nikah Anak Domba. Inilah bangunan yang rapi tersusun; sempurna,
sama mulia dengan Dia.
Kalau masih ada cacat cela, tidak layak masuk dalam
pesta nikah Anak Domba.
Kita ini masih ditandai cacat cela, kekurangan sana
sini, tetapi kita harus terus berjuang dari hari ke hari. Kemarin dengan sekarang tidak boleh sama. Hari ini dan besok, rohani
tidak boleh sama, harus terus dibaharui dari sehari ke sehari, sampai sama mulia, itulah bangunan rohani atau tubuh Kristus yang
sempurna. Rapi tersusun dan dalam kesucian, menjadi rumah Tuhan, Roh Tuhan
bekerja dalam kehidupannya, daging tidak bersuara lagi karena Roh Tuhan sudah
berkuasa sampai akhirnya masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Inilah bangunan
yang sempurna, tubuh Kristus yang sempurna, dimulai dengan mendengarkan suara
nabi.
Tubuh Kristus yang sempurna -> anggota-anggota
tubuh yang berbeda-beda telah diikat dan dipersatukan oleh firman
nubuatan = satu bahasa dan satu logatnya.
Jangan ikut-ikutan dengan cara pelayanan dan ibadah
orang yang tidak mengenal firman para nabi, membesar-besarkan perkara lahiriah,
padahal bahasa Roh tidak ada artinya dalam sebuah himpunan ibadah tanpa firman para
nabi. Tugas nabi adalah bernubuat, menyampaikan isi hati Tuhan yang paling
dalam, kuasanya; menyingkapkan seluruh isi hati yang tersembunyi. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment