IBADAH RAYA MINGGU, 04 NOVEMBER 2018
KITAB WAHYU
(Seri:76)
Subtema: IA BERSERU DENGAN SUARA NYARING, SAMA SEPERTI SINGA YANG MENGAUM.
Shalom saudaraku.
Selamat sore, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya
Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita diijinkan untuk
menjalankan Ibadah Raya Minggu. Kita bersyukur kita mohonkan kemurahan Tuhan di
tengah-tengah ibadah ini supaya Tuhan menyatakan kemurahan-Nya bagi kita untuk
memulihkan segala sesuatu, baik itu ibadah, baik itu pelayanan, baik nikah,
maupun rumah tangga, segala sesuatu dipulihkan, berkat berkelimpahan menjadi
bagian kita tentunya.
Saya juga tidak lupa juga menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube,
Facebook, didalam maupun diluar negeri, dimanapun anda berada kiranya Tuhan
memberkati kita, dengan segala kerendahan hati kita sambut firman Tuhan.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu
10:1-3.
Wahyu 10:1-3
(10:1) Dan aku melihat seorang
malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi
ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya
bagaikan tiang api. (10:2) Dalam
tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia
menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi, (10:3) dan ia berseru dengan suara
nyaring sama seperti singa yang mengaum. Dan sesudah ia berseru, ketujuh
guruh itu memperdengarkan suaranya.
Ada tujuh perkara hasil dari tujuh kali percikan darah
yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus sebagai Imam Besar;
1. Beselubungkan awan.
2. Pelangi ada di atas
kepalanya.
3. Mukanya sama seperti
matahari.
4. Kakinya bagaikan tiang api.
5. Ia
memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka.
6. Ia menginjakkan kaki
kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi.
7. Ia
berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum.
Sekarang kita akan memperhatikan perkara yang ketujuh
yaitu; IA
BERSERU DENGAN SUARA NYARING SAMA SEPERTI SINGA YANG MENGAUM.
Kita awali dari ...
Yoel 3:16
(3:16) TUHAN mengaum dari
Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan langit dan bumi bergoncang.
Tetapi TUHAN adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya, dan benteng bagi orang
Israel.
TUHAN mengaum dari Sion, dan dari Yerusalem Ia
memperdengarkan suara-Nya, sehingga langit dan bumi bergoncang.
Bergoncang -> suatu keadaan yang tidak tetap, dengan kata lain ada suatu perubahan itulah yang disebut HIDUP YANG DIUBAHKAN.
Segera kita memperhatikan ...
Amos 3:8
(3:8) Singa telah mengaum,
siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak
bernubuat?"
Perhatikan baik-baik; “Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah
berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?”
Siapakah yang tidak takut dan siapakah yang tidak
bernubuat menunjukkan suatu keadaan yang tidak tetap, karena takut dan
bernubuat adalah hasil dari ketika singa mengaum dari gunung Sion.
Itu sebabnya saya katakan siapakah yang tidak takut dan
siapakah yang tidak bernubuat menunjukkan suatu keadaan yang tidak tetap,
berarti ini berbicara tentang suatu kehidupan yang sudah mengalami keubahan,
asal saja kita memperhatikan firman Tuhan dalam setiap pertemuan-pertemuan
ibadah maka disitu
akan terjadi suatu keubahan. Kalau ada orang Kristen mendengar firman Tuhan tetapi ia mengeraskan hati maka ia tidak mengalami keubahan
disebut kehidupan yang bebal.
Tadi dikatakan; “Singa
telah mengaum, siapakah yang tidak takut?” Perlu untuk diketahui; takut akan Tuhan benci terhadap dosa.
Amsal 8:13
(8:13) Takut akan
TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan,
tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Takut akan Tuhan ialah benci kejahatan, benci terhadap
yang tidak baik, teramat lebih benci terhadap empat perkara;
1. Benci kepada kesombongan.
2. Benci kepada kecongkakan.
3. Benci kepada tingkah laku
yang jahat.
4. Benci kepada mulut penuh
tipu muslihat, dusta.
Ada juga dosa lain yang harus kita benci ...
Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan
suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar
itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi
semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang
dibenci,
Dosa kenajisan
adalah dosa yang sangat dibenci oleh
Tuhan.
Jadi apa yang dibenci oleh Tuhan itu juga yang harus
kita benci. Kalau Tuhan membenci dosa kenajisan maka kita juga harus benci
kepada dosa kenajisan, kalau kita menyukai dosa kenajisan maka kita turut
dibenci oleh Tuhan.
Namun biarlah kita saat
mendengar firman Tuhan keadaan kita betul-betul bergoncang, itulah
kehidupan yang takut akan Tuhan benci dosa kejahatan plus benci dosa kenajisan.
Lebih jauh kita perhatikan ...
Hosea 11:10-11
(11:10)
Mereka
akan mengikuti TUHAN, Ia akan mengaum seperti singa. Sungguh, Ia akan mengaum,
maka anak-anak akan datang dengan gemetar dari barat, (11:11) seperti burung dengan gemetar datang dari Mesir, dan
seperti merpati dari tanah Asyur, lalu Aku akan menempatkan mereka lagi di
rumah-rumah mereka, demikianlah firman TUHAN.
Kita perhatikan dulu kalimat pada ayat 10 bagian a; “Mereka
akan mengikuti TUHAN, Ia akan mengaum seperti singa.” Ini suatu pernyataan
yang pasti sekalipun belum terjadi, tetapi kalau singa mengaum akan terjadi
suatu kegoncangan, akan terjadi suatu keubahan, asal saja singa mengaum dari
Sion, asal saja Dia berfirman dari Yerusalem dalam kehidupan yang sudah
diubahkan mereka itu akan mengikuti Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Kalimat berikutnya; “Sungguh,
Ia akan mengaum, maka anak-anak akan datang dengan gemetar dari barat.”
Gemetar -> orang yang takut akan Tuhan yaitu hidup
yang telah diubahkan. Kehidupan yang diubahkan ini digambarkan seperti dua hal;
a. Seperti burung dengan
gemetar datang dari Mesir.
b. Seperti merpati dengan
gemetar datang dari Asyur.
Berarti dahulu hidup dalam dosa waktu masih di Mesir,
dahulu hidup dalam dosa waktu di tanah Asyur, tetapi ketika Allah berfirman
terjadi suatu perubahan dalam hidup sehingga ketika kembali kepada Allah dalam
keadaan gemetar, dalam keadaan takut dan gentar.
Sekarang kita lihat dahulu sejenak tentang Mesir supaya
kita betul-betul mengetahui keabsahan atau kebenaran dari apa yang tertulis
dalam Alkitab ini, betul-betul ketika mereka di Mesir berada dalam perbudakan
dosa tidak.
Kita akan periksa tentang; MESIR.
Keluaran 1:11
(1:11) Sebab itu
pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan
kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni
Pitom dan Raamses.
Ketika Israel ada di Mesir mereka diperbudak oleh orang
Mesir dengan kerja paksa, pengertian
rohaninya untuk sekarang adalah menjadi
hamba dosa, diperhamba dosa.
Keluaran 1:13-14
(1:13) Lalu
dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, (1:14) dan
memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan
tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan
yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
Dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel untuk
bekerja dan memahitkan hidup mereka. Berarti jikalau seseorang hidup dalam
perhambaan dosa tanpa hari perhentian, jauh dari ibadah dan pelayanan, akan
memahitkan kehidupan seseorang.
Jadi yang memahitkan kehidupan seseorang itu adalah
dosa bukan salib yang dipikul oleh seorang pelayan yang melayani pekerjaan
Tuhan, bukan, bukan anak Tuhan yang sedang berkorban dengan segala pengorbanannya di tengah ibadah pelayanan itu, bukan itu
yang memahitkan hidup, intinya bukan salib.
Kalau kita merendahkan diri di hadapan Tuhan bukan itu
yang memahitkan, bukan salib yang memahitkan kehidupan seseorang, tetapi ketika ia diperhamba dosa, tanpa hari perhentian itu
yang memahitkan hidup seseorang.
Hidup di
dalam dosa tetapi tidak dapat menyelesaikannya itu yang memahitkan kehidupan
seseorang.
Oleh sebab itu Tuhan menyediakan hari perhentian
menyediakan ibadah pelayanan bagi kita. Seperti yang tertulis dalam sepuluh
hukum Allah sebanyak dua kali:
Yang pertama.
Keluaran 20:9-10
(20:9)
enam
hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (20:10) tetapi hari ketujuh adalah
hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau
atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau
hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Hari Sabat adalah hari ketujuh disebut juga hari
perhentian, berarti berhenti dari segala aktifitas, berhenti dari segala
pekerjaan.
Saat ini kita mengusahakan ibadah dan pelayanan itu
tanda bahwa kita sedang berhenti dari segala aktifitas di atas muka bumi ini.
Oleh sebab itu ...
Keluaran 20:11
(20:11) Sebab
enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan
Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan
menguduskannya.
Enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, dan
laut, dan segala isinya, tetapi pada hati ketujuh Ia berhenti dari segala
kegiatan-Nya berarti menguduskan hari Sabat.
Pendeknya; menguduskan hari Sabat artinya mengikuti contoh teladan Allah.
Kita akan melihat salah satu contoh teladan Allah yang
ditinggalkan-Nya bagi kita ...
1 Petrus 2:19-21
(2:19) Sebab adalah kasih
karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan
yang tidak harus ia tanggung. (2:20)
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat
dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka
itu adalah kasih karunia pada Allah. (2:21)
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk
kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Kita dipanggil supaya mengikuti contoh teladan yang
ditinggalkan oleh Tuhan, untuk itu kita dipanggil, untuk itu kita berada pada
hari perhentian ini supaya kita bisa mengikuti contoh teladan Tuhan.
Kalau kita jauh dari hari perhentian tidak mungkin kita
bisa mengikuti contoh teladan Allah, yang kita liat adalah teladan teman kerja,
teladan dari orang disekitar, tapi sebaik-baiknya manusia yang ada disekitar
kita itu tidak sebanding dengan contoh teladan yang ditinggalkan oleh Tuhan
Allah bagi kita.
Jadi kita dipanggil, kita berada pada hari perhentian
ini (menguduskan
hari sabat) untuk
mengikuti contoh teladan dari Tuhan Allah.
1 Petrus 2:22-24
(2:22) Ia tidak berbuat dosa,
dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23)
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia
menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang
menghakimi dengan adil. (2:24)
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya
kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya
kamu telah sembuh.
Adapun teladan yang ditinggalkan oleh Tuhan antara
lain;
1. ia tidak berbuat dosa,
berarti penuh dengan firman Allah.
2. tipu tidak ada di dalam
mulut-nya atau
tidak ada dusta, berarti penuh dengan Roh
El Kudus.
Kalau kehidupan seseorang betul-betul di
dalam kuasa Roh El Kudus maka Roh itu sendiri yang akan memimpin kehidupannya,
bahkan perkataannya tidak ada dusta karena Roh Tuhan yang sudah memimpin kehidupannya
dalam segala perkara.
3. tidak membalas kejahatan
dengan kejahatan, berarti penuh dengan kasih Allah, penuh dengan pengampunan.
Kasih itu mengampuni, kasih itu menutupi
banyak sekali dosa, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Misalnya ketika Ia dicaci maki, Ia tidak
membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam; ketika
Ia difitnah Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan segala persoalan itu
kepada Tuhan. Ia tidak menghakimi, Ia tidak membalas, Ia tidak tampil sebagai
hakim, tidak, Dia serahkan segala kepada
Allah Bapa.
Dan pada ayat 24 jelas Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya
supaya kita yang mati terhadap dosa hidup di dalam kebenaran. Jadi setiap orang
yang menanggung penderitaan, aniaya karena firman, sengsara karena salib pasti
hidup dalam kebenaran.
Oleh sebab itu biarlah kiranya kita
mengikuti teladan yang ditinggalkan oleh Tuhan, jejak-jejak, tapak-tapak yang
ditinggalkan oleh Tuhan, kita ikuti dengan tepat dan benar, jangan keluar dari
sana supaya kita tidak sesat di tengah jalan.
Yang kedua.
Ulangan 5:12
(5:12) Tetaplah ingat dan
kuduskanlah hari Sabat, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
(5:13) Enam hari lamanya engkau akan
bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (5:14)
tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan
sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau
hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau
hewanmu yang mana pun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya
hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga.
Enam hari bekerja tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat
artinya berhenti dari segala kegiatan.
Jadi ingat dan kuduskan itu jangan lupa, kadang kala
oleh karena hirup pikuk dunia ini maka perhatian tersita kesitu, lupa untuk
menguduskan hari sabat.
Ulangan 5:15
(5:15) Sebab
haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau
dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan
yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau
merayakan hari Sabat.
Itu sebabnya kita diperintahkan untuk merayakan hari
Sabat.
Tujuan menguduskan hari Sabat (hari ketujuh), hari perhentian adalah
supaya kita terlepas dari perhambaan
dosa, tidak lagi menjadi hamba dosa. Itu tujuan Tuhan sehingga mengulang
kembali pernyataan dari hukum yang keempat.
Kita
harus banyak belajar dari apa yang dialami oleh bangsa Israel di Mesir,
pengalaman hidup adalah guru yang terbaik. Kalau seseorang punya pengalaman
tetapi tidak dapat memetik suatu pelajaran yang indah itu orang bodoh, yang
senantiasa ingin mengulangi kebodohannya.
Tetapi ada yang luar biasa dari ayat ini untuk kita
perhatikan; bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan kerja paksa oleh karena kekuatan dua tangan yang kuat, oleh karena dua tangan Tuhan yang teracung, jangan lupa itu.
Banyak orang Kristen lupa dengan kebaikan (kemurahan) Tuhan, lupa dengan uluran dua tangan
Tuhan sebagai tanda kemurahan-Nya, seolah-olah kita bisa bertahan hidup karena
kekuatan kita, sebaliknya
seolah-olah nafas hidup ini berasal dari kita, seolah-olah kita bisa
mengerjakan segala sesuatu karena kita bisa, itu karena dua tangan Tuhan yang
kuat yang teracung, jangan lupa.
Lebih rinci TANGAN TUHAN YANG KUAT ...
Ulangan 32:11-12
(32:11) Laksana
rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas
anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di
atas kepaknya, (32:12) demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak
ada allah asing menyertai dia.
Seperti dua kepak sayap burung rajawali mendukung
anak-anaknya di atas dua kepak sayap, seperti itulah dua tangan Tuhan yang kuat
menopang, mendukung bangsa Israel sampai berada di tanah Kanaan, tidak ada
allah asing.
Beribadah
dan melayani Tuhan, melayani pekerjaan Tuhan terkhusus dalam pemberitaan firman
Tuhan itu karena dua tangan Tuhan yang kuat dan yang teracung. Jadi jangan ada diantara kita
berkata aku bisa, karena aku pintar, karena aku punya pendidikan yang tinggi,
karena aku punya kedudukan yang tinggi, karena aku punya jabatan yang
tinggi, karena aku punya harta yang
banyak.
Kita harus mengerti itu supaya kita jangan sombong,
jadi Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dosa itu karena dua tangan
Tuhan yang kuat dan teracung. Jadi oleh dua tangan Tuhan yang kuat kita dapat mendekat
kepada Tuhan.
Mari kita lihat ...
Yesaya 58:13-14
(58:13) Apabila
engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari
kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan",
dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau
menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak
mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, (58:14) maka engkau akan
bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi
puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi
makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang
mengatakannya.
Hari sabat atau hari ketujuh (hari perhentian) disebut juga dengan tiga
hal;
1. Hari kenikmatan.
2. Hari kudus Tuhan.
3. Hari yang mulia.
Kalau hari Sabat disebut dengan tiga hal di atas tadi, maka ada tiga
tandanya;
1. Bersenang-senang karena
Tuhan, disebut juga dengan kesenangan dari Tuhan
oleh KASIH-NYA.
Jadi tidak ada lagi kesenangan daging,
tidak ada lagi kesenangan dari dunia, tidak ada lagi kesenangan yang datang
dari roh jahat roh najis, itu akan dialami oleh setiap orang yang mau
menguduskan hari Sabat, tidak menginjak-injak hari Sabat.
2. Melintasi puncak bukit di
bumi dengan kendaraan kemenangan, artinya; dapat melewati
pergumulan-pergumulan karena ROH TUHAN memberi kekuatan.
3. Makan dari milik pusaka
Yakub, artinya; kehidupan yang menghargai hari
Sabat dipelihara oleh FIRMAN TUHAN sebagaimana anak rohani lewat ibadah
pelayanan yang Tuhan percayakan.
Saudaraku ibadah pelayanan ini adalah milik
pusaka Yakub (Israel), inilah milik pusaka dari anak-anak Tuhan. Kita ini
adalah Israel rohani, ibadah dan pelayanan ini adalah milik pusaka kita. Jadi
ketika kita mengusahakan milik pusaka disitulah kita dipelihara oleh Tuhan
lewat firman Allah. Tubuh,
jiwa dan roh
kita dipelihara oleh firman Tuhan saat kita menghargai hari Sabat, dimana?
Kesimpulannya; dengan menghargai hari Sabat bebas dari
perhambaan dosa, jadi betul sekali bahwa hari Sabat adalah hari kenikmatan,
hari kudus Tuhan, hari yang mulia.
Kita akan lihat peneguhannya di dalam perjanjian baru, Injil Matius disini diteguhkan kembali
bahwa hari Sabat adalah
kenikmatan di hari kudus Tuhan, dan hari yang mulia.
Matius 11:28
(11:28) Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu.
Tuhan Yesus Kristus adalah hari perhentian bagi semua
yang letih lesu dan berbeban berat.
Apa tandanya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah hari
perhentian? Dia memberi kelegaan, Dia memberi jalan keluar dari semua
pergumulan yang sedang kita alami.
Setiap orang tidak lepas dari pergumulan, setiap orang
pasti mengalami kesulitan tetapi Tuhan Yesus Kristus adalah hari perhentian
bagi yang percaya kepada Dia.
Lebih jauh ...
Matius 12:8
(12:8) Karena
Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Kenapa ada sebutan Anak Manusia? Menunjukkan bahwa
Yesus yang disalibkan adalah Tuhan atas hari Sabat. Jadi masalah selesai bukan karena memiliki banyak
uang, bukan!
Tetapi
yang benar Tuhan
Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat.
Banyak orang keliru, pengertiannya keliru kalau sudah
punya kedudukan tinggi, jabatannya tinggi, uangnya banyak, kaya, dia pikir itu adalah hari perhentian, justru
terkadang semua perkara itu mebuat kita jauh dari Tuhan, mengecilkan Sabat.
Jadi yang benar adalah Anak Manusia yaitu Tuhan Yesus yang disalibkan adalah
Tuhan atas hari Sabat.
2 Timotius 3:12-13
(3:12) Memang
setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita
aniaya, (3:13) sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat,
mereka menyesatkan dan disesatkan.
Orang yang mau hidup beribadah banyak menanggung
penderitaan, sengsara karena salib, aniaya karena firman. Tetapi yang tidak
menghargai hari perhentian adalah orang jahat dan penipu akan bertambah jahat,
mereka akan menyesatkan dan disesatkan.
Menyesatkan dan disesatkan -> kehidupan yang tidak menghargai hari
perhentian.
Sehingga terlihatlah praktek menyesatkan dan
disesatkan; menipu, berbuat jahat. Kalau tidak ada hari perhentian kehidupan
orang jahat semacam ini akan memahitkan hidupnya. Lihatlah kehidupan yang tanpa
hari perhentian menyesatkan dan disesatkan.
Tidak mungkin kalau seseorang berada dalam hari perhentian
menyesatkan dan disesatkan.
Kita kembali membaca ...
Keluaran 1:14
(1:14) dan
memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah
liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala
pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
Saudaraku orang Mesir memaksa orang Israrel mengerjakan
pekerjaan yang berat antara lain;
1. Mengerjakan tanah liat.
2. Mengerjakan batu bata.
3. Berbagai-bagai pekerjaan
di padang.
Ketiga perkara inilah yang memahitkan hidup bangsa
Israel ketika mereka masih diperbudak di Mesir.
Sekarang mari kita melihat pengertian-pengertian dari
ketiga hal di atas ...
Tentang: MENGERJAKAN
TANAH LIAT
Tanah
liat -> hidup di dalam dosa kenajisan sehingga menyebabkan seseorang menjadi
hina seperti tanah liat.
Sekarang kita lihat kehidupan yang hina, digambarkan
seperti yang tertulis dalam Yohanes 8; seperti permpuan yang
kedapatan berzinah di pagi hari. Perbuatan itulah yang membuat perempuan itu
menjadi hina, itu tidak dipungkiri.
Yohanes 8:1-4
(8:1) tetapi Yesus
pergi ke bukit Zaitun. (8:2) Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan
seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. (8:3) Maka
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan
yang kedapatan berbuat zinah. (8:4) Mereka menempatkan perempuan itu di
tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap
basah ketika ia sedang berbuat zinah.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada
Yesus seorang perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari.
Yohanes 8:5
(8:5) Musa dalam
hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang
demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
Ahli Taurat dan orang Fairis berkata kepada Yesus; “Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita
untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa perempuan yang
kedapatan berzinah di pagi hari begitu hinanya di mata mereka. Tetapi
sebetulnya pada ayat 6 sampai pada ayat 11 Tuhan telah menyatakan
kasih-Nya kepada perempuan yang kedapatan berzinah ini, Dia telah mati dan
bangkit, Dia telah membungkuk dan bangkit. Pada saat Dia mati dan bangkit, pada
saat itulah Yesus menyatakan kasih-Nya sebanyak dua kali Dia menulis dengan
ujung jari-Nya di tanah; kasih kepada Tuhan mewakili loh batu yang pertama
kemudian Dia menunduk bangkit lagi dan pada kesempatan itu Ia menulis untuk yang kedua kali dengan
ujung jari-Nya di tanah dengan tulisan kasih kepada sesama.
Lalu sesudah itu Dia berkata; "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang
pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Tetapi semua merasa
diri pernah berbuat dosa akhirnya mereka mengundurkan diri satu per satu,
mengundurkan diri dengan teratur, tinggallah Yesus dengan perempuan itu. Yesus
terakhir kali berkata; "Aku pun
tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang." Di dalam kehinaan itu Tuhan menyatakan kasih-Nya.
Tetapi ada lagi orang
yang merasa intelek padahal hina, mari kita lihat orang semacam ini ...
Matius 23:1-5
(23:1) Maka
berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi
Musa. (23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka
ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka,
karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. (23:4) Mereka mengikat
beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri
tidak mau menyentuhnya. (23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya
dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan
jumbai yang panjang;
Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa untuk
melayani pekerjaan Tuhan, dengan demikian mereka terlihat mulia dan intelek.
Praktek pelayanan mereka;
1. Mengajarkan firman Allah
kepada orang lain tetapi mereka sendiri tidak melakukannya,
berarti hina walaupun terlihat intelek. Kalau hanya bisa mengajar tetapi tidak
melakukan sama dengan hina, walaupun terlihat intelek.
2. Mengajari orang lain untuk
berkorban tetapi mereka sendiri tidak terbeban dengan korban itu.
Kalau kita bandingkan dengan kehidupan yang
hina menurut ukuran orang dalam Mazmur
51:19; korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang
patah dan remuk tetapi tidak dipandang hina oleh Allah, berarti mulia.
3. Semua pekerjaan yang mereka
lakukan hanya
dimaksud supaya
dilihat orang.
Jadi terlihat mulia,
terlihat intelek tetapi sebetulnya hina, setelah kita melihat pekerjaan mereka,
setelah kita melihat cara mereka melayani Tuhan, hina, murahan. Bayangkan
mengajarkan orang tetapi tidak melakukan apa yang diajarkan, mengajar orang
berkorban tetapi dia tidak terbeban dengan korban Kristus, dan yang ketiga
mereka semua melakukan itu (melayani
pekerjaan Tuhan)
hanya dimaksud supaya dilihat orang lain, bukankah itu hina tapi terlihat
intelek?
Sekarang kita akan melihat
bukti mereka melayani pekerjaan Tuhan hanya untuk dilihat orang lain ...
Matius 23:5-7
(23:5) Semua
pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka
memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; (23:6) mereka
suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah
ibadat; (23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka
dipanggil Rabi.
Jadi sebagai bukti melayani pekerjaan Tuhan dengan
maksud supaya dilihat orang lain;
a.
Mereka
memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang.
Melebarkan tali sembahyang tujuannya supaya
orang melihat (mengetahui) bahwa mereka hidup di
dalam kasih Allah...Ulangan 6:3-8.
Kemudian memanjangkan jumbai tujuannya
supaya orang melihat bahwa mereka tidak lupa kepada firman, begitu munafiknya
mereka, begitu hinanya tetapi terlihat intelek.
b.
Pada saat diadakan perjamuan makan
minum mereka duduk di tempat terhormat,
kemudian pada saat di rumah ibadat duduk
di tempat terdepan,
artinya: ada penonjolan diri.
c.
Mereka
suka dihormati di pasar-pasar, kemudian mereka suka disebut Rabi (guru). Artinya: menyombongkan diri.
Kemudian
sesungguhnya ada tiga hal yang tidak boleh disebut
...
Matius 23:8-10
(23:8) Tetapi
kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua
adalah saudara. (23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di
bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (23:10) Janganlah
pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
Sesungguhnya ada tiga hal yang tidak boleh disebut, ini
dilatar belakangi oleh karena kesombongan dan penonjolan diri dari ahli Taurat
dan orang Farisi;
1.
Rabi,
sebab hanya satu Rabi/guru.
Pada
Injil Yohanes 13 Yesus berkata murid-murid: Akulah guru dan Tuhan tetapi Ia
juga membasuh kaki murid-murid.
2.
Bapa,
karena hanya satu Bapa yaitu Dia yang di sorga.
Jangan sampai karena kita punya jabatan
sedikit saja, harus diakui
sebagai bapa.
3.
Pemimpin,
karena hanya satu pemimpin yaitu Mesias, berarti; Kristus artinya yang
diurapi.
Matius 23:11-12
(23:11) Barangsiapa
terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (23:12) Dan
barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan.
Perhatikan; barangsiapa meninggikan diri, menonjolkan
diri (menyombongkan
diri)
seperti ahli Taurat dan orang Farisi, ia akan direndahkan di tempat yang paling
rendah (hina).
Terlihat
mulia dan intelek tetapi sebetulnya hina itulah ahli Taurat dan orang Fairisi. Menganggap hina perempuan
yang kedapatan berzinah ternyata mereka lebih hina dari orang yang
hina, karena orang yang hina tadi sudah ditebus, sudah ditolong oleh kasih
lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Melayani
Tuhan seperti ahli Taurat dan orang Fairisi ia tetap hina.
Tentang: MENGERJAKAN
BATU BATA.
Batu bata
-> dosa karena daging dengan segala keinginannya.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan
daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (5:20) penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah, (5:21) kedengkian, kemabukan, pesta
pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti
yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang
demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada lima belas perbuatan daging antara lain; (1) percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4)
penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7)
perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan,
(12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora
dan sebagainya.
Hidup menurut daging
tidak masuk sorga. Sebab ayat nas lain berkata darah
daging tidak masuk dalam kerajaan sorga.
Pertanyaanya; MENGAPA ORANG YANG HIDUP MENURUT
KEINGINAN DAGING TIDAK MASUK SORGA??
Roma 8:5
(8:5) Sebab
mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka
yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Mereka yang hidup
menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging, tidak memikirkan
hal-hal yang dari Roh, tidak memikirkan perkara di atas, perkara rohani, dia
tidak akan memikrikan kegiaran-kegiatan di tengah ibadah dan pelayanan,
sedikitpun tidak terbesit di dalam hati dan pikirannya untuk memikirkan
pekerjaan roh, itulah
orang yang hidup menurut daging.
Kejadian 25:27-28
(25:27) Lalu
bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu,
seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang,
yang suka tinggal di kemah. (25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka
makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
Perhatikan; Esau menjadi
seorang
yang pandai berburu daging,
sama artinya hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging. Tandanya: Esau seorang yang suka
tinggal di padang, ia tidak tinggal di dalam rumah Tuhan.
Jadi sekalipun seseorang berkata: aku percaya kepada Tuhan tetapi ia tidak di dalam rumah
Tuhan, tidak ada
artinya.
Pendeknya; orang yang hidup menurut daging memikirkan
hal-hal yang dari daging, ia tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh yaitu
ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalam rumah
Tuhan.
Kejadian 25:29
(25:29) Pada
suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari
padang.
“Datanglah Esau
dengan lelah dari padang.”
Lelah menunjukkan bahwa Esau, berada dalam perhambaan
dosa tanpa hari perhentian.
Kalau seseorang diperbudak
dosa tanpa hari perhentian
seseorang yang lelah sampai memahitkan kehidupannya.
Kenapa orang cepat putus asa? Sehingga dia tidak
segan-segan mengambil jalan pintas,tanda bahwa ia lelah. Itulah Esau senantiasa
berburu daging sementara kesempatan yang ada tinggal sedikit, kalau kesempatan
yang tinggal sedikit ini tidak digunakan berbahaya.
Kejadian 25:30-33
(25:30) Kata Esau
kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang
merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan
Edom. (25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak
kesulunganmu." (25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati;
apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" (25:33) Kata Yakub:
"Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan
dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.
Esau menjual hak kesulungan itu kepada Yakub adiknya
demi sepiring sop kacang merah. Itulah kehidupan yang menuruti hawa nafsu
daging tanpa hari perhentian, seseorang
menjadi lelah.
Kejadian 25:34
(25:34) Lalu Yakub
memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum,
lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
“ Demikianlah
Esau
memandang ringan hak kesulungan itu.”
Hak kesulungan itulah ibadah dan pelayanan. Menjual hak kesulungan demi
semangkuk kacang merah, menunjukkan bahwa Esau mempunyai nafsu
rendah (keinginannnya
rendah sekali).
Sekarang kita perhatikan ...
Ibrani 12:16
(12:16) Janganlah
ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti
Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
Perhatikan ayat
16; “Janganlah ada orang yang menjadi
cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau.” Karena roh najis dengan hawa nafsu
yang rendah Esau tidak segan-segan menjual hak kesulungannya.
Sebab itu dalam ayat lain jubah yang maha indah yang
dibuat oleh Yakub ayah mereka itu disimpan dalam lemari itulah roh pengasihan,
karunia-karunia, dan jabatan-jabatan disimpan dalam lemari. Seorang hamba
Tuhan, seorang imam yang sudah menerima karunia-karunia dan jabatan-jabatan
layani pekerjaan Tuhan jangan disimpan dalam lemari.
Dia jual hak kesulungan, dia menganggap ringan hak
kesulurngan karena memang Esau seorang yang cabul (dia dikuasai oleh roh
kenajisan) dan mempunyai nafsu yang rendah.
Ibarani 12:17
(12:17) Sebab
kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak,
sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun
ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
Ketika Esau hendak menerima berkat dari hak kesulungan
itu dia ditolak sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki
kesalahannya. Kesempatan yang tersisa tinggal sedikit, gunakan sebaik mungkin, jangan
menyesal dikemudian hari.
Ibadah
pelayanan adalah hak kesulungan, ayo jangan dijual hanya demi sepiring nasi,
supaya jangan menyesal dikemudian hari.
Perhatikan kesalahan Esau ini ada kaitannya dengan
gembala ...
Kejadian 25:27-28
(25:27) Lalu
bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu,
seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang,
yang suka tinggal di kemah. (25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka
makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
“Ishak
bapanya sayang kepada Esau” Karena
ia suka makan daging buruan dari Esau. Jadi kalau Esau hidup menuruti keinginan
daging itu tidak terlepas dari Ishak.
Kalau andaikata ketegasan dari Ishak, maka
Esau tidak mungkin sibuk berburu daging. Sebab itu kalau sampai hari
ini kita mempunyai Bapa yang baik di sorga, yang senantiasa memperhatikan kita,
sehingga kita tidak
hidup menuruti keinginan daging lewat
teguran salib, (ada
proteksi) itu
kemurahan.
Yakub bukanlah penipu yang mengatakan bahwa Yakub
penipu adalah Esau bukan Tuhan
Yesus.
Kenapa saya harus katakan ini? Karena beberapa kali
saya dengar dari mulut anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan berkata bahwa Yakub
penipu, sesungguhnya
Yakub bukan penipu.
Kita lihat nubuatannya di dalam ...
Roma 9:12-13
(9:12) dikatakan
kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
(9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
Tadi Ribka kasih kepada Yakub nubuatan itu tergenapi di
dalam Roma 9:13, Tuhan berkata; "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci
Esau."
Itulah sedikit tentang batu
bata.
Tentang: BERBAGAI-BAGAI
PEKERJAAN DI PADANG.
Padang -> dunia dengan segala sesuatu yang ada di
dalamnya.
1 Yohanes 2:15
(2:15) Janganlah
kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi
dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Jangan kita mengasihi dunia dengan apa yanga ada di
dalamnya.
Alasannya; jikalau orang mengasihi dunia maka kasih
Bapa tidak ada dalam orang itu.
Perhatikan ...
1 Yohanes 2:16
(2:16) Sebab
semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta
keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Semua yang ada di dalam dunia;
1.
Keinginan
daging.
2.
Keinginan
mata.
3.
Keangkuhan
hidup.
Ketiga hal tersebut bukan berasal dari Bapa melainkan
berasal dari dunia ini.
Yesaya 31:1
(31:1) Celakalah
orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan
kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak,
dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak
memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.
Orang-orang yang tidak mencari Tuhan;
-
Pergi
ke Mesir minta pertolongan.
Mesir -> dunia dengan segala sesuatu
yang ada di dalamnya.
-
Yang
mengandalkan kuda-kuda
-> Daging.
-
Yang
percaya kepada keretanya yang banyak -> Harta dan kekayaan.
-
Kepada
pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya -> Tentara.
Mesir itu gambaran dari dunia ini, Palestina gambaran
dari iblis atau setan, Israel gambaran dari gereja Tuhan anak Tuhan.
Yesaya 31:3
(31:3) Sebab
orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk
yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya,
tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya
habis binasa bersama-sama.
Perhatikan; orang Mesir adalah manusia, bukan allah,
kemudian kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa.
Yesaya 30:2
(30:2) yang
berangkat ke Mesir dengan tidak meminta keputusan-Ku, untuk berlindung pada
Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir.
Perhatikan mereka yang tidak mencari Tuhan; berangkat
ke Mesir dengan tidak meminta keputusan dari Tuhan.
Mesir adalah gambaran dari dunia dengan segala yang ada
di dalamnya.
Lihatlah ini yang Tuhan mau kepada kita ...
Yesaya 30:15
(30:15) Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan
bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan
percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
Yang Tuhan mau adalah bertobat dan percaya,
itu saja. Kedua hal ini kalau dikaitkan dengan poia Tabernakel; bertobat terkena depada MEZBAH KORBAN
BAKARAN, kemudian percaya kalau
dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada PINTU GERBANG.
Keadaan orang yang bertobat; dia hanya tinggal diam akhirnya diselamatkan.
Keadaan orang yang percaya; tinggal tenang memiliki kekuatan. Tidak usah ragu, percaya saja
kepada Tuhan Yesus Kristus, jangan percaya kepada dengan apa yang ada di dunia
ini, jangan percaya kepada segala sesuatu yang ada di luar Tabernakel ini,
jangan percaya kepada Mesir, jangan percaya kepada kuda-kudanya.
Orang Mesir itu manusia biasa, kuda-kudanya itu roh
yang lemah bukan Roh kudus yang memberi kekuatan.
Tapi lihat orang yang tidak mencari Tuhan kesukaannya
dunia saja, dan ia berada di dunia ini tanpa meminta keputusan Tuhan, ia
mencari yang di dunia ini tanpa minta keputusan dari Tuhan, tidak
dengar-dengaran.
Itulah berbagai-bagai pekerjaan di padang.
Kesimpulannya; bertobat dan percaya berada di dalam
pelataran bait Allah.
Seringkali kita bernyata “datanglah, lihatlah,
pelataran-Nya” tapi tidak tau pelataran bait Allah, sekarang kita sudah
mengerti, kesimpulannya kita berada dalam pelataran bait Allah saja, ada apa?
Bertobat setiap hari, hamba Tuhan juga bertobat setiap hari, imam-imam bertobat
setiap hari, umat Tuhan bertobat setiap hari. Apa lagi? Percaya terus, jangan
percayakan hidupmu dalam dunia karena orang Mesir adalah manusia, kuda-kudanya
adalah roh yang lemah bukan Roh Kudus yang memberi kekuatan.
Yesaya 30:16
(30:16) kamu
berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan
lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas,"
maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
Tetapi yang menolak untuk berada di pelataran Allah
mereka berkata; "Bukan, kami mau
naik kuda dan lari cepat," ingin mau cepat-cepat, kuliahnya ingin
cepat-cepat, pekerjaannya juga ingin cepat-cepat, kekayaannya juga ingin
cepat-cepat, tetapi Tuhan berkata; “kalau
kamu tidak berada dalam pelataran bait Allah kamu akan lari dan lenyap.” Cepat-cepat
binasa, kalau di luar Tabernakel, kalau diluar pelataran bait Allah.
Kemudian mereka juga berkata; "Kami mau mengendarai kuda tangkas," banyak hal yang
tangkas di dunia ini, lihat kemajuan teknologi itu hasil dari ketangkasan tapi
Tuhan berkata; “para pengejarmu akan
lebih tangkas lagi.”
Ingat rumus daging di
atas daging masih ada daging yang lebih kuat, di atas orang kaya masih ada
orang lain yang lebih kaya. Inilah berbagai-bagai pekerjaan di padang tadi.
Saudaraku itulah yang ada di Mesir, tadi sudah kita
koreksi, kenapa kita koreksi? Karena
ketika mereka ada di Mesir maka diperbudak dosa, tetapi setelah ketika singa mengaum
di Sion dia berfirman dari Yerusalem anak-anak datang dengan gemetar, ada suatu
keubahan hidup.
Barangkali saja keberadaan kita persis seperti keadaan
bangsa Israel diperbudak oleh dosa, diperhamba oleh dosa dengan tiga perkara
ini, sekarang saya mau katakan dengan baik, saya tandaskan dengan jelas singa
telah mengaum, Ia telah berfirman dari Yerusalem, siapa yang tidak bergoncang?
Siapa yang tidak takut?
Kembalilah singa telah mengaum, Ia telah berfirman
siapa yang tidak bergoncang? Siapa yang tidak takut?
Hosea 11:11
(11:11) seperti
burung dengan gemetar datang dari Mesir, dan seperti merpati dari tanah
Asyur, lalu Aku akan menempatkan mereka lagi di rumah-rumah mereka, demikianlah
firman TUHAN.
Kenapa harus diumpamakan seperti burung dengan gemetar
datang dari Mesir??
Mari kita lihat jawabnya ...
Matius 6:33
(6:33) Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.
Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya akan ditambahkan. Apa yang kita makan, pakai, minum semuanya
ditambahkan, soal masa depan, jodoh, ini itu semuanya ditambahkan, dengan
syarat cari dahulu kerajaan sorga.
Mari kita lihat perumpamaan yang mendahulukan kerajaan
sorga ...
Matius 6:25-27
(6:25) "Karena
itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak
kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang
hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh
itu lebih penting dari pada pakaian? (6:26) Pandanglah burung-burung di
langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam
lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh
melebihi burung-burung itu? (6:27) Siapakah di antara kamu yang karena
kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Harusnya kehidupan seperti burung ini terbang tinggi di
udara, terlepas dari daya tarik bumi, tidak khawatir dengan perkara di bawah,
harusnya seperti itu.
Perhatikan burung di udara; tidak menabur, tidak
menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung namun diberi makan oleh Bapa
di sorga. Itu kehidupan burung harus terlepas dari daya tarik bumi, tidak boleh
khawatir kehidupan burung, tetapi tadi kehidupan burung khawatir sehingga
mereka sempat pergi ke Mesir.
Ayo jadilah kehidupan burung terlepas dari daya tarik
bumi, tidak tertarik dengan perkara yang di bawah, melainkan pandangan kita
selalu terarah kepada yang di atas.
Pesawat terbang semakin tinggi akan semakin terlihat
kecil, itu sudut pandang dari yang pandangannya ke bawah, sebaliknya pesawat
yang tinggi di atas melihat ke bawah kecil. Kalau kehidupan kita sudah seperti
burung melihat yang dibawah sudah kecil semua, itulah kehidupan burung.
Matius 6:27
(6:27) Siapakah
di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada
jalan hidupnya?
Sekarang pertanyaan yang harus kita jawab; siapakah
diantara kita karena kekhawatirannya dapat menambah sehasta jalan hidupnya?
Tidak ada, justru memperpendek jalan hidup.
Kesusahan sehari cukup hari ini, hari esok punya
kesusahan tersendiri, kehidupan burung.Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI.
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U Sitohang