IBADAH RAYA MINGGU, 03 NOVEMBER 2019
WAHYU PASAL 11
(Seri: 11)
Subtema: BERNUBUAT SAMBIL BERKABUNG
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan; oleh karena perkenanan Tuhan, kita
dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu.
Saya juga
tidak lupa menyapa umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti
pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming Youtube, Facebook di manapun anda berada, kita berdoa kepada
Tuhan, kita memohon kepada Dia dengan segala kerendahan hati, supaya kiranya
Tuhan membukakan rahasia firman-Nya pada sore hari ini, sehingga hidup, ibadah,
pelayanan, nikah dan rumah tangga dipulihkan oleh Tuhan, diteguhkan oleh Tuhan,
sehingga dalam pengikutan kita kepada Dia, kita menjadi pribadi yang kuat,
teguh, tidak mudah goyah lahir dan batin.
Segera kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari WAHYU PASAL 11.
Wahyu 11:3
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua
saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus
enam puluh hari lamanya.
Allah
memberi tugas kepada dua saksi. Pada ayat ini, tidak disebutkan nama kedua
saksi tersebut, tetapi kalau nanti kita telusuri ayat berikutnya, kita akan
mengerti siapa kedua saksi Allah tersebut.
Adapun tugas
kedua saksi Allah tersebut ialah “bernubuat
sambil berkabung” selama 1.260 (seribu
dua ratus enam puluh) hari, sama dengan; 42 (empat puluh dua) bulan, sama
dengan; 3.5 (tiga setengah) tahun.
Bernubuat,
artinya; memberitahukan hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari. Perlu untuk
diketahui: Nubuat yang terbesar ialah pembukaan rahasia firman Allah, artinya;
ayat firman Allah dijelaskan oleh ayat firman Allah yang lain, tentunya oleh
kuasa Roh-El Kudus, sehingga ayat menerangkan ayat, bukan lagi pengetahuan dan
bukan lagi pengertian manusia itu sendiri.
Sekalipun
hamba-hamba Tuhan di tengah ibadah pelayanannya sedang bernubuat kepada sidang
jemaat yang dilayani, itu tidak disalahkan, sah-sah saja. Tetapi perlu untuk
diketahui: Nubuat yang terbesar adalah pembukaan rahasia firman Allah. Itu
sudah harga mati, tidak boleh berubah dari situ lagi.
Wahyu 19:10
(19:10) Maka tersungkurlah aku di depan kakinya
untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat
demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang
memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus
adalah roh nubuat."
Kita patut
menyembah Allah yang hidup -- Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub (Allah
Israel) --, mengapa? Karena “kesaksian Yesus adalah roh nubuat”, artinya;
pasti tergenapi, pasti terjadi.
Adapun
kesaksian Yesus ditulis dengan lengkap di dalam Injil (Matius, Markus,
Lukas, Yohanes);
-
Dimulai dari Yesus lahir, lalu dibaringkan dalam
sebuah palungan, yang adalah tempat makanan dan minuman bagi domba dan kambing.
Hal ini memberi suatu pengertian bagi kita, bahwa Yesus telah menyediakan
diri-Nya sebagai makanan dan minuman bagi kita. Tubuh dan darah Yesus (perjamuan
suci) -- itulah Firman Allah dan Roh
Kudus -- adalah benar-benar makanan dan benar-benar minuman bagi kita,
sesuai dengan injil Yohanes 6: 53-56.
- Selama hidup
di bumi atau perjalanan rohani di bumi, Yesus mengerjakan pelayanan
pendamaian, keselamatan, dan menyempurnakan sidang jemaat, dengan jalan
menyerahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu
salib. Dan pada hari ketiga, Ia bangkit, maut telah dikalahkan oleh kemenangan
yang besar, yang tidak bisa ditahan oleh apapun.
- Lalu Ia
naik dan terangkat ke sorga, dipermuliakan, Ia duduk di sebelah kanan Yang
Mahabesar di tempat yang tinggi sebagai Pembela bagi kita sekaliannya. Namun
pada saat Ia naik, Roh Kudus turun, sebab Dia tidak akan meninggalkan kita
sebagai yatim piatu, itulah perhatian Tuhan bagi kita sekaliannya.
-
Akhirnya, Ia akan kembali ke bumi ini di dalam
kesempurnaan-Nya dan kemuliaan-Nya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga untuk
menjemput mempelai perempuan-Nya.
Perihal
tentang pribadi Yesus Kristus ditulis secara lengkap dan rinci di dalam Injil;
Matius, Markus, Lukas, Yohanes.
Mari kita
melihat: Apakah kesaksian Yesus itu betul-betul tergenapi?
Wahyu 19:9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku:
"Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar,
perkataan-perkataan dari Allah."
Yesus lahir,
kemudian melakukan perjalanan rohani di bumi, selanjutnya Dia naik, dan Roh
Kudus turun, tetapi Dia akan kembali untuk yang kedua kalinya di dalam
kesempurnaan dan kemuliaan-Nya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, maka Yesus
berkata kepada Rasul Yohanes: “Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.”
Berulang
kali saya menyampaikan: Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan
mempercayakan kepada kita Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel yang
membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna menjadi tubuh
mempelai, itulah yang menjadi sasaran akhir dari perjalanan rohani kita. Itu sebabnya
di sini dituliskan: “Berbahagialah mereka
yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.”
Tidak
berhenti sampai di situ, selanjutnya di sini dituliskan: “Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.”
Dengan
demikian, kesaksian Yesus betul-betul Roh nubuat, perkataan ini adalah benar,
perkataan-perkataan dari Allah, kita tidak perlu ragu dalam hal ini. Berarti,
hal ini pasti terjadi atau tergenapi, sebab kesaksian Yesus adalah roh nubuat.
Tentang
LAHIRNYA YESUS, yang menjadi saksi adalah ORANG-ORANG MAJUS.
Matius 2:10
(2:10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah
mereka.
Selayaknyalah
kita bersukacita karena kita sudah melihat orang yang bijaksana menjadi contoh
teladan untuk memimpin di dalam rumah Tuhan lewat Pengajaran Mempelai dan
Pengajaran Tabernakel yang terus menuntun kehidupan rohani kita masing-masing
sampai tiba di tempat tujuan. Selayaknyalah kita bersukacita dan mengucap
syukur.
Bintang-bintang
-> orang-orang yang bijaksana yang menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Matius
2:11
(2:11)
Maka masuklah mereka
ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud
menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Orang-orang
Majus sujud menyembah dan mempersembahkan tiga perkara:
1. Emas, menunjuk;
kemurnian Ilahi.
2. Kemenyan, menunjuk;
doa penyembahan, sama dengan; kasih dari Allah Bapa.
3. Mur, menunjuk;
Allah Roh-El Kudus.
Inilah
yang menjadi saksi tentang lahirnya Yesus Kristus, yakni; kemurnian dan
kesucian, kasih serta Roh El-Kudus.
Tentang
PELAYANAN PENDAMAIAN yang dikerjakan oleh Yesus Kristus, yang menjadi saksi
adalah ALLAH BAPA dan ALLAH ROH-EL KUDUS, bagaikan tutupan pendamaian dengan
dua kerub di atasnya, menunjuk Allah trinitas, yakni; Tuhan Yesus Kristus.
- Tutup
pendamaian, menunjuk; Yesus, Anak Allah.
- Kerub
(pertama), menunjuk; Allah Bapa.
- Kerub
(kedua), menunjuk; Allah Roh-El Kudus.
Maka
tergenapilah hal naungan, sehingga tidak terlihat lagi Taurat dan dosa sebagai
cacat cela dari pada gereja Tuhan. Sedangkan peti dari tabut perjanjian,
menunjuk; gereja yang sempurna.
Kemudian,
tiga saksi di bumi juga menyatu dengan pelayanan pendamaian yang dikerjakan
oleh Yesus, Anak Allah.
1. Lukas 23:26
(23:26) Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan
seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu
diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti
Yesus.
Simon dari
Kirene dipaksa untuk memikul salib. ini adalah saksi yang pertama di bumi yang
menyatu dengan pelayanan pendamaian.
Ketika kita
datang di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, disertai dengan sangkal diri
dan pikul salib, itu memang harus dipaksa dan harus mau dipaksa. Jangan pernah
merasa bahwa Tuhan itu kejam. Memang sekali waktu harus dipaksa, kalau tidak
dipaksa, kita tidak akan mengerti tentang pekerjaan pelayanan pendamaian yang
dikerjakan oleh Yesus, Anak Allah. Harus dipaksa.
Dengan
demikian, pelayanan pendamaian yang dikerjakan oleh Yesus telah menyatu dengan
kehidupan kita. Pendeknya, kita memang harus pikul salib, dengan segala kerelaan hati.
2. Lukas
23:40-43
(23:40) Tetapi yang seorang menegor dia, katanya:
"Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima
hukuman yang sama? (23:41) Kita
memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan
perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." (23:42) Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah
akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (23:43) Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus."
Salah
seorang penjahat yang disalibkan bersama dengan Yesus menyatu dengan pelayanan
pendamaian yang dikerjakan oleh Yesus di kayu salib.
Dua hal
terlihat dari penjahat yang disalibkan di sebelah kanan Yesus:
1) Menyadari diri sebagai seorang penjahat yang
notabene banyak kesalahan, banyak kekurangan, banyak pelanggaran yang telah
diperbuat. Kalau kita menyadari bahwa kita ini banyak dosa, maka tentu kita
tidak akan bersungut-sungut di dalam hal konsekuensi dari kesalahan yang kita
alami. Tetapi banyak orang Kristen, ketika menderita, bersungut-sungut, tidak
menyadari diri bahwa manusia banyak dosa, namun penjahat di sebelah kanan ini
betul-betul menyatu dengan pelayanan pendamaian yang dikerjakan oleh Yesus
Kristus di atas muka bumi ini.
2) Memohon belas kasihan dan kemurahan Tuhan,
supaya di mana Yesus ada, di situ juga nanti dia ada. Betul-betul dia mengerti
tentang rencana Allah yang besar, itulah pesta nikah Anak Domba.
3. Lukas 23:46
(23:46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring:
"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah
berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
Biarlah kita semua
betul-betul mengikuti dan mengiringi Tuhan di dalam hal melayani pekerjaan
Tuhan ditandai dengan penyerahan diri sepenuh. Penyerahan, berarti; kehendak
Allah yang jadi, bukan kehendak kita yang jadi.
Lukas 23: 47
(23:47) Ketika kepala pasukan melihat apa
yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang
benar!"
Ketika
kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah dengan berkata: “Sungguh, orang ini adalah orang benar!”
Saksi yang
ketiga dari pelayanan pendamaian yang dikerjakan oleh Yesus di atas muka bumi
ini adalah kepala pasukan atau kepala prajurit yang menyalibkan Yesus Kristus.
Tanda bahwa
kita telah menyatu dengan pelayanan pendamaian adalah mengakui bahwa Yesus
adalah orang benar. Berarti, Yesus saja yang benar dan salib-Nya saja yang
benar.
Itulah
tiga saksi di bumi yang telah menyatu dengan pelayanan pendamaian. Inilah
perjalanan Yesus di atas muka bumi ini dengan pelayanan pendamaian yang Dia
kerjakan di atas muka bumi ini.
Tentang
KEDATANGAN YESUS KEMBALI sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, yang menjadi saksi
adalah DUA SAKSI.
Kisah
Para Rasul 1:10-11
(1:10) Ketika mereka sedang menatap ke langit
waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian
putih dekat mereka, (1:11) dan
berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri
melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan
datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke
sorga."
Demikian
halnya nanti, kedatangan Yesus kembali di dalam kesempurnaan dan kemuliaan-Nya
sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga disaksikan oleh dua pribadi, yang tidak
lain tidak bukan, mereka itu adalah Musa dan Elia.
Berarti,
kita dapat mengambil kesimpulan; dua saksi yang terdapat dalam Wahyu 11:3 adalah Musa dan Elia.
1 Yohanes
5:8
(5:8) Dan ada tiga yang memberi kesaksian
di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
Ada tiga
saksi di bumi:
1. Roh.
2. Air.
3. Darah.
Dan
ketiganya adalah satu, yang menjadi saksi untuk segala peristiwa yang telah
terjadi, yang telah dialami oleh Yesus, Anak Allah.
Tentang:
ROH.
Saat
Yesus terangkat naik ke sorga, Roh Tuhan turun. Apa buktinya Roh Tuhan turun?
12 (dua belas) murid dipenuhkan dengan Roh Kudus dalam bentuk lidah-lidah api --
di loteng Yerusalem -- , sesudah itu Tuhan memakai 12 (dua belas) murid --
yang adalah 12 (dua belas) rasul -- dengan luar biasa. Petrus juga dipakai
Tuhan dengan luar biasa menjadi saksi untuk berita yang hebat dan luar biasa;
satu kali kotbah, Petrus memenangkan 3000 (tiga ribu) jiwa. Demikian juga
dengan rasul-rasul yang lain dipakai Tuhan dengan luar biasa, itu sudah menjadi
saksi.
Tentang:
AIR.
Sama
dengan; baptisan air, yang berbicara tentang pengalaman Yesus di dalam tanda
kematian dan kebangkitan-Nya.
- Kuasa
kematian Yesus: Mengubur hidup lama.
- Kuasa kebangkitan
Yesus: Hidup dalam hidup yang baru, yang lama berlalu.
Dan
itu merupakan pengalaman Yesus Kristus ketika Dia mengerjakan pelayanan
pendamaian; taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib, dan pada
hari ketiga, Ia bangkit.
Tentang:
DARAH.
Tepatnya
ketika Yesus disalibkan untuk menguduskan, membenarkan kehidupan dari gereja
Tuhan. Sungguh heranlah darah Yesus yang menguduskan dan membenarkan umat-Nya.
Itu
merupakan tiga saksi di bumi ketika Yesus mengalami semua apa yang terjadi.
1
Yohanes 5:9
(5:9) Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian
Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang
Anak-Nya.
Kita
sudah menerima kesaksian manusia, yakni:
1. Simon
Kirene.
2. Penjahat
yang disalibkan di sebelah kanan Yesus.
3. Kepala
pasukan.
Tetapi
kesaksian Allah lebih kuat, itulah:
1. Roh.
2. Air.
3. Darah.
Kesaksian
Allah lebih kuat dari kesaksian manusia.
Kalau
pengalaman Yesus betul-betul menjadi pengalaman kita, itulah yang menjadi saksi
terhadap kita di hadapan Tuhan selama kita hidup di bumi ini. Kalau tiga hal
ini (Roh, Air, dan Darah) nyata di dalam kehidupan kita, itu merupakan kesaksian kita di hadapan
Tuhan.
Ingat:
Memikul salib itu harus dan jangan terpaksa.
1
Petrus 1:9
(1:9)
karena kamu telah
mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Tujuan iman
kita tidak lain tidak bukan adalah keselamatan jiwa.
Kita tidak
beriman kepada harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, uang, pendidikan yang
tinggi, ataupun segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, sebab tujuan iman
kita adalah keselamatan jiwa.
Tetapi yang
pasti, saudara harus ingat Matius 6:33,
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Cari dahulu
Kerajaan Sorga, di mana kebenaran ada di dalamnya, nanti semua akan ditambahkan,
yang saya sebut tadi pun akan ditambahkan. Harta, kekayaan, kedudukan, jabatan,
uang, pendidikan yang tinggi, dan lain sebagainya, akan ditambahkan, namun
tentu untuk memuliakan Tuhan, sebab tujuan iman kita adalah keselamatan jiwa.
Pemikiran kita jangan berubah dari situ.
Kalaupun
kita diberkati karena kita mencari Kerajaan Sorga di tengah ibadah dan
pelayanan sehingga semuanya ditambahkan, puji Tuhan. Kita bersyukur, dan
selanjutnya apa yang kita peroleh kita pergunakan untuk kemuliaan Tuhan. Kita
terima berkat dari Tuhan, kita kasih juga berkat itu untuk pekerjaan Tuhan,
terima kasih, terima kasih, terus sampai kita menjadi saluran berkat, sampai
menjadi saluran berkat dalam perkara yang besar, dan turut menikmati perkara
yang besar juga. Sebaliknya, kalau kita terima berkat, lalu berhenti (tidak
disalurkan), maka berhenti juga berkat yang dari Tuhan.
Jangan kita
pakai hitung-hitungan. Orang Batak pandai di dalam hal menjumlah, dan berkali-kali,
itu sebabnya orang Batak banyak yang menjadi rentenir; berapa jumlah bunganya,
mereka sangat pintar dalam menghitungnya. Tetapi dalam hal berbagi, mengurang,
sedikit orang yang dapat melakukannya.
Di tengah
ibadah, ayo, mari kita berbagi, mari kita mengurang. Hal yang penting jika
kita;
- Berbagi kepada
sesama, itulah kasih kepada sesama.
- Juga mengurangi, berarti;
rendah-rendah-rendah, itulah kasih kepada Tuhan.
Biar
Tuhan bertambah-tambah, kita berkurang-kurang-kurang-kurang, sampai kepada
titik nol. Pendeknya, di dalam Tuhan harus nyata dua hal, yakni; berbagi dan kurang. Jangan kita sibuk hanya dengan penjumlahan
dan perkalian/hanya memikirkan keuntungan diri.
Jadi, kalau
hamba Tuhan sibuk berbicara soal perkara lahiriah, sibuk dengan penjumlahan dan
perkalian, sebetulnya itu adalah suatu kesalahan yang sangat fatal, dia salah
kaprah dalam melayani pekerjaan Tuhan.
1 Petrus
1:10
(1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki
dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih
karunia yang diuntukkan bagimu.
Keselamatan
yang harus diteliti, diselidiki oleh nabi-nabi, pemberita firman.
Jangan lupa.
Jangan
sampai karna hamba Tuhan itu pandai dalam mengolah kata-kata, lalu kita lupa,
terkecoh dengan hal lahiriah.
Ingat:
Tujuan iman adalah keselamatan jiwa. Maka, keselamatan itulah yang diselidiki
dan diteliti oleh nabi-nabi. Jangan terkecoh dengan bahasa yang tinggi-tinggi.
Jangan terkecoh dengan perkara lahiriah. Kekayaan adalah tipu daya, dan
kekuatiran menghimpit benih firman.
Intinya:
Nabi-nabi bernubuat tentang kasih karunia untuk umat Tuhan, sebab oleh karena
kasih karunialah, kita diselamatkan. Bukan karena kita melakukan hukum Taurat,
tetapi karena darah salib, itulah kasih karunia, kita dibenarkan oleh iman.
1 Petrus
1:11
(1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan
yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu
Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan
menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Meneliti
hukum-hukum bukan menurut pengertian daging. Banyak hamba Tuhan sekarang ini
mencari ayat yang bagus-bagus, yang enak-enak lalu disampaikan kepada sidang
jemaat. Manakala dia menyampaikan ayat yang enak ini, maka sidang jemaat
terpukau, lalu pada saat itulah sidang jemaat terkecoh.
Tetapi
yang benar adalah meneliti saat yang mana dan bagaimana yang dimaksudkan oleh
Roh Tuhan. Jadi, menyelidiki, meneliti firman bukan menurut dorongan keinginan
daging, tetapi dengan dorongan Roh Kudus, nabi-nabi bernubuat tetang kasih
karunia.
Dengan
dorongan Roh Kudus, nabi-nabi meneliti hukum-hukum, dan Roh itu juga yang
memberi kesaksian tentang segala penderitaan Kristus -- itulah salib Kristus --
dan tentang kemuliaan yang menyusul sesudah itu, sehingga kesaksian Yesus
betul-betul roh nubuat.
Kalau
nabi-nabi bernubuat bukan dengan dorongan Roh Kudus, maka kesaksian Yesus
bukanlah roh nubuat, artinya; tidak akan pernah tergenapi. Sebab itu, Tuhan
mendambakan dengan sangat; ketulusan hati dari seorang hamba Tuhan, ketulusan
hati dari seorang pelayan Tuhan di dalam hal melayani pekerjaan Tuhan, supaya
kesaksian Yesus betul-betul roh nubuat. Jangan kita melayani Tuhan dengan
kepalsuan, membuat hati Tuhan bersedih.
Bukankah
kesaksian Yesus adalah roh nubuat? Maka seorang hamba Tuhan dan seorang pelayan
Tuhan, seorang imam, harus melayani Tuhan dengan ketulusan hati, supaya
kesaksian Yesus benar-benar roh nubuat, tergenapi, terjadi.
Adakah
kita sore ini mau menerima dengan sungguh-sungguh? Adakah kita terbuka dengan
segala apa yang direncanakan Tuhan di dalam hal penyelamatan terhadap umat-Nya?
Mari kita perhatikan dengan sungguh-sungguh. Jadilah pribadi-pribadi yang
bijaksana lahir dan batin di dalam hal menyikapi rencana Allah yang besar ini.
2
Petrus 1:18
(1:18) Suara itu kami dengar datang dari sorga,
ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.
Nubuat
tentang kemuliaan Kristus telah digenapi: “Suara
itu kami dengar datang dari sorga”, hal ini dinyatakan oleh Petrus dan
Petrus sendiri melihat hal itu di dalam Matius 17, ketika Yesus dipermuliakan
di atas gunung.
Yesus
membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka,
Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata
mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih
bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang
berbicara dengan Dia.
Oleh
karena keharuan melihat hal itu, Petrus berkata kepada Yesus: “Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini
tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
Sesungguhnya,
kita tidak pantas untuk membangun rumah (kemah) bagi Tuhan, sebab Tuhan adalah
arsitek dan yang membangun rumah-Nya.
2
Petrus 1:19
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh
firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu
memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di
tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar
di dalam hatimu.
Nabi-nabi
meneliti hukum-hukum sesuai dengan dorongan Roh Kudus, dengan demikian hati
kita semakin diteguhkan oleh nubuat para nabi, sebab itu marilah kita
memperhatikan nubuat dari para nabi dengan sungguh-sungguh.
Kesaksian
Yesus adalah roh nubuat, mari kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.
Memperhatikan
firman nubuat atau nubuatan firman, sama dengan; memperhatikan pelita yang
bercahaya di tempat yang gelap, berarti; menerangi kegelapan dosa yang
tersembunyi.
Apa
yang terjadi apabila kita memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang
gelap? Kuasanya:
1. Sampai fajar menyingsing, sama
dengan; sampai kita berada dalam terangnya yang ajaib. Setelah berada dalam
kegelapan, maka fajar menyingsing, berada dalam terang yang ajaib, tidak lagi
berada dalam kegelapan dosa, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan.
2. Bintang timur terbit bersinar di dalam hati, berarti;
Yesus menjadi Raja dan berkuasa dan bertakhta di dalam hati kita. Yesus adalah
bintang timur. Begitu orang Majus melihat bintang timur, mereka segera
mengetahui tempat dimana Yesus dilahirkan, karena bintang timur itu menuntun
mereka sampai tiba di tempat Yesus lahir.
Apa tandanya? Tidak ada lagi roh egosentris
atau kepentingan diri, tidak ada lagi keakuan diri, tidak lagi mempertahankan
kebenaran diri sendiri, karena Yesus menjadi Raja dan bertakhta di dalam hati.
2
Petrus 1:20-21
(1:20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah
bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak
sendiri, (1:21) sebab tidak
pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh
Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Perlu
untuk diketahui: Nubuat-nubuat dalam kitab suci tidak boleh ditafsir menurut
kehendak manusia daging, melainkan oleh dorongan Roh-El Kudus.
Alkitab
terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, diawali dari kitab Kejadian
dan diakhiri dengan kitab Wahyu, semuanya terdiri dari 66 (enam puluh
enam) kitab dan ratusan pasal dan ratusan ribu ayat-ayat firman Tuhan.
Yang
disebut oleh dorongan Roh Kudus: Ayat firman yang disampaikan itu harus
dijelaskan oleh ayat yang lain, tentu oleh dorongan Roh Kudus, bukan pengertian
manusia daging. Pendeknya: Ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain atau ayat
menerangkan ayat oleh Ilham Roh Kudus.
Jadi,
seorang nabi tidak boleh serta merta menerangkan firman Tuhan dengan pengertian
manusia daging. Itu sebabnya, dari awal kita menerima firman yang kita dengar
sore ini, semuanya harus dijelaskan ayat menjelaskan ayat, tidak boleh ditafsir
menurut pengertian manusia. Sama halnya dalam 2 Petrus 1:18, Simon Petrus bersaksi dari apa yang dia lihat, dan
peristiwa itu ada di dalam injil Matius
17, itulah ayat menjelaskan ayat oleh Ilham Roh Kudus, bukan keinginan
daging.
Itu
akan lebih berkuasa, karena berita firman yang disampaikan itu betul-betul
turun dari sorga, dari Allah untuk kita lewat Ilham Roh Kudus. Kalau itu turun
dari Allah, dari sorga, maka semua kena, semua diberkati, semua dipulihkan,
tidak hanya satu kelompok, tidak hanya satu orang, tidak hanya satu golongan
yang diberkati, tetapi semua diberkati.
Jadi,
jelas sekali bahwa; Tuhan sangat mendambakan, sungguh mendambakan seorang hamba
Tuhan yang tulus, seorang imam atau pelayan Tuhan yang tulus.
Maka,
jujur, saya seringkali susah hati, bukan karena tidak ada uang, bukan karena
tidak ada makanan, tetapi susah hati apabila melihat seorang pelayan Tuhan
bermain-main dalam dosa kejahatan dan dosa kenajisan, apalagi pandai dalam hal
mengadakan nyanyian berbalas-balasan, saya susah hati. Ini harus saya utarakan,
semoga saudara mengerti.
Kalau
mengerti, maka berlakulah bijaksana, tidak seperti kanak-kanak lagi; sebentar
menangis mengaku dosa, tetapi besok, bahkan bukan besok, melainkan sebentar
lagi melakukannya lagi.
Semoga
saudara mengerti dan paham dengan apa yang saya maksud; Tuhan menghendaki hamba
Tuhan yang tulus hati, karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat. Berarti harus
terjadi, harus tergenapi, maka dibutuhkan kerja sama dari seorang hamba Tuhan
dan pelayan Tuhan yang tulus hati.
Kita
kembali membaca ...
Wahyu
11: 3
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua
saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua
ratus enam puluh hari lamanya.
Selanjutnya
yang harus kita perhatikan disini adalah dua saksi tersebut yang sudah menerima
tugas dari Allah mereka BERNUBUAT SAMBIL BERKABUNG.
Dalam
ejaan lama, kemudian termasuk bahasa daerah disebut dengan bernubuat sambil memakai kain goni, itu yang tepat. Bayangkan hamba
Tuhan, seorang nabi, bernubuat sambil memakai kain goni, tanda dia berkabung.
Menunjukkan kepada kita bahwa mereka itu bernubuat
sambil merendahkan dirinya.
Jangan
kita melayani Tuhan dengan arogansi, jangan kita datang kepada Tuhan dengan
kesombongan, dengan keangkuhan, tetapi biar kita semua datang beribadah kepada
Tuhan, teramat lebih imam-imam, pelayan Tuhan, melayani pekerjaan Tuhan dengan
segala kerendahan hati. Tanda kerendahan hati terhadap dua saksi adalah memakai
kain goni, berkabung.
Dan
memang orang yang melayani Tuhan dengan rendah hati sering kali berkabung,
susah hati, berduka, memang itu harus terjadi. Jadi Tuhan tau siapa-siapa yang
dipakai Tuhan untuk melayani pekerjaan Tuhan.
Jadi
tanda kerendahan hati; seringkali berkabung, susah hati, berduka bukan karena
tidak ada uang, bukan karena tidak ada beras.
1
Petrus 1:12
(1:12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa
mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu
dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan
perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan
berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh
malaikat-malaikat.
Nabi-nabi
meneliti hukum sesuai dengan Roh Kudus, lalu menyampaikan (bernubuat) sesuai
dengan Roh Kudus, dengan lain kata; mereka bernubuat bukan melayani diri
sendiri, mereka bukan melayani untuk kepentingan diri sendiri, tetapi mereka
melayani sidang jemaat dengan segala kerendahan hati.
Kalau
kita melayani dengan segala kerendahan hati banyak kali susah hati, mencucurkan
air mata dan itu tidak akan pernah berhenti, hati hancur itu pasti, tidak bisa
tidak.
Mari
kita lihat pelayanan yang disertai kerendahan hati.
Kisah
Para Rasul 20:19-21
(20:19) dengan segala rendah hati aku melayani
Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami
pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. (20:20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang
berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik
di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; (20:21) aku senantiasa bersaksi kepada
orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah
dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
Rasul
Paulus melayani Tuhan dengan segala kerendahan hatinya, tanda kerendahan hati:
1. Banyak
mencucurkan air mata.
Air mengalir
selalu mencari dataran rendah, tidak pernah mencari dataran tinggi, kalau
saudara melihat sungai berliku-liku itu tandanya bahwa air sedang mencari
dataran yang rendah.
2. Banyak
menanggung penderitaan.
Mencucurkan
air mata
dan banyak menanggung penderitaan, kesimpulannya adalah susah hati,
berkabung.
Jadi
bernubuat disertai dengan kerendahan hati, tandanya memakai kain goni,
berkabung, susah hati.
Namun
demikian sekalipun bernubuat disertai dengan berkabung, Rasul Paulus tidak
lalai dalam tiga hal:
1. Memberitakan hal firman Tuhan, bukan
memberitakan soal uang.
2. Mengajarkan hal firman Tuhan, bukan soal
yang lahiriah.
3. Bersaksi dari hal firman Tuhan.
Jangan hamba
Tuhan di tengah pemberitaan firman bersaksi soal harta, kekayaan, uang, emas
yang dikumpulkannya.
Banyak kali
saya mendengar kesaksian hamba Tuhan yang semacam ini, pura-puranya
menceritakan bahwa ia pernah pergi ke Israel, tiba-tiba di Israel ia mencari
batu akik. Saya heran, tapi untungnya hamba Tuhan itu sudah meninggal dunia.
Kalau kesaksian semacam ini terus, bahaya gereja Tuhan, tidak sampai kepada
tujuan iman, keselamatan jiwa.
Bersaksi
dari hal firman Tuhan bukan hal yang lain, kadang bersaksi diberkati dan lain
sebagainya, saya sudah sampaikan di muka tadi kalau kita cari kerajaan sorga
dan kebenaran di dalamnya semuanya ditambahkan, tidak usah lagi kita sibuk
bersaksi dari hal yang lahiriah, tetapi Rasul Paulus bersaksi dari hal firman
Tuhan.
Seperti
beberapa waktu lalu lewat internet seorang anak Tuhan yaitu seorang ibu di
Bandung dimenangkan oleh Pengajaran Mempelai, berpuluh-puluh tahun dia
menyimpan suatu dusta yang luar biasa, tetapi setelah dorongan firman dalam
Ilham Roh Kudus dia harus membuka aibnya sendiri, dan dia siap menceritakan
kekurangannya sendiri kepada suaminya. Tetapi pada saat ia menceritakan
kekurannya, Tuhan sudah mempersiapkan suaminya untuk mengampuninya.
Rasul
Paulus tidak lalai dalam tiga hal; memberitakan hal firman, mengajarkan
hal firman, bersaksi dari hal firman Allah.
Kisah
Para Rasul 20:22-23
(20:22) Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh
aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di
situ (20:23) selain dari pada yang
dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara
menunggu aku.
Sebagai
tawanan Roh, Rasul Paulus tidak tau apa yang akan terjadi di depan, sebetulnya
penjara sudah menantikan dia, tetapi dia tidak lalai di dalam tiga hal tadi;
memberitakan hal firman, mengajarkan hal firman, bersaksi dari hal firman
Allah.
Tujuannya
adalah supaya baik orang Yunani maupun orang Israel sendiri bertobat dan percaya kepada Tuhan kita Yesus Kristus.
Kita
patut bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan, bahwa nabi-nabi meneliti
hukum sesuai dengan Roh Kudus sehingga apa yang disampaikannya itu betul-betul
sesuai dengan dorongan Roh Kudus. Kalau nabi-nabi bernubuat sesuai dengan Roh
Kudus maka semua yang mendengar diberkati, semua dilawat oleh Tuhan, berkat
Tuhan dari sorga dari Allah turun atas kita semua, menjadi bagian kita
sekaliannya.
Kehidupan
yang kecil dan rendah hati diperhatikan Tuhan, sebab kesaksian Yesus adalah roh
nubuat pasti tergenapi dan terjadi.
Matius
5:17
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan
untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Yesus
datang ke dunia ini untuk yang pertama kali bukan untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi, melainkan untuk menggenapi,
sebab kesaksian Yesus adalah roh nubuat harus terjadi, harus tergenapi.
Matius
5:18
(5:18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak
akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Jadi
satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum
Taurat atau kitab para nabi, sebelum semuanya ini terjadi.
Berarti
kesaksian Yesus adalah roh nubuat, itu merupakan perhatian Tuhan kepada satu iota dan satu titik.
Iota itu huruf
terkecil dari abjad Yunani, a sampai i berarti sembilan huruf,
arti rohaninya: mau merendahkan diri.
Satu
titik, itu huruf yang terkecil dari
semua huruf bahkan tanda baca, artinya: mau
jadi kecil dan dikecilkan.
Jadi
kehidupan yang semacam ini, kehidupan yang rendah hati dan yang mau menjadi
kecil ini mendapat perhatian dari Tuhan karena kesaksian Yesus adalah roh
nubuat.
Bukankah
kita ini menjadi suatu kehidupan satu iota, yang rendah hati di tengah ibadah
dan pelayanan harus memikul salib, harus rendah hati? Bukankah setelah rendah
hati harus lanjut sampai berada di titik nol (satu titik), mau dikecilkan, menghampakan diri,
tidak lagi bermegah, tidak bermegah dengan segala yang kita punya dan kelebihan
yang ada?
Tuhan
sangat memperhatikan kehidupan kita, Tuhan sangat memperhatikan satu iota dan
satu titik, sebab kesaksian Yesus adalah roh nubuat. Jangan kecil hati mana kali
kita dalam keadaan susah, dalam penderitaan sampai kita direndahkan karena
sangkal diri pikul salib, jangan putus asa, jangan susah hati, Tuhan akan
segera memberikan pertolongan yang ajaib karena kesaksian Yesus adalah roh
nubuat dan itu merupakan perhatian khusus untuk kehidupan yang rendah hati dan
mau menjadi kecil dan dikecilkan.
Tidak
usah putus asa, tidak usah kita pesimis, Tuhan mau memperhatikan kita, jauh
lebih baik apabila Tuhan memperhatikan kita dari pada perhatian manusia. Tidak
ada artinya perhatian manusia tetapi kita jauh dari Tuhan.
Biar
dunia ini mengecilkan kita asal kita bersama dengan Tuhan, apa artinya kita
memiliki seluruh dunia tetapi kita dikecilkan Tuhan. Kesaksian Yesus adalah roh
nubuat untuk memperhatikan orang yang rendah hati, orang yang kecil.
Ingat
Rasul Paulus melayani di dalam kerendahan hati, bernubuat sambil berkabung,
memakai kain goni. Tuhan Yesus Memberkati. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment