IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 31 OKTOBER 2019
KITAB RUT
(Seri:69)
Subtema: MAKAN
SAMPAI KENYANG, BAHKAN ADA SISA
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan. Oleh karena kemurahan hati-Nya, kita
boleh mendapat kesempatan untuk bersekutu dengan Tuhan lewat Ibadah Pendalaman
Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga
tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, bahkan hamba Tuhan yang sedang
mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming, video internet Youtube,
Facebook di manapun anda berada.
Selanjutnya,
mari kita memohon kepada Tuhan dengan rendah hati supaya kiranya Tuhan
membukakan firman-Nya bagi kita. Kita boleh merasakan uluran dua tangan Tuhan
sebagai tanda belas kasih-Nya Tuhan kepada kita sekaliannya.
Segera saja
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Sebelum kita
memasuki berkat yang baru dari ayat yang baru, saya akan menyampaikan inti dari
Rut 2 ialah:
-
Ayat 1-13, Rut
berada di ladang Boas, sama dengan; aktivitas Rut atau tahbisan.
-
Ayat 14-23, Rut
membawa gandum yang berlimpah-limpah, sama dengan; hasil dari tahbisan,
berarti; Rut menuai sesuai dengan apa yang dia tabur.
Namun awali
untuk melihat Rut 2: 14.
Rut 2:14
(2:14) Ketika sudah waktu makan, berkatalah Boas
kepadanya: "Datanglah ke mari, makanlah roti ini dan celupkanlah
suapmu ke dalam cuka ini." Lalu duduklah ia di sisi penyabit-penyabit itu,
dan Boas mengunjukkan bertih gandum kepadanya; makanlah Rut sampai kenyang, bahkan ada sisanya.
Ketika sudah
waktu makan (Rut makan roti yang diberikan oleh Boas), lalu makanlah Rut
sampai kenyang, bahkan ada sisanya. Boas rohani itu adalah gambaran dari
pribadi Tuhan Yesus Kristus.
Di dalam
Perjanjian Baru, Yesus juga pernah memberi roti kepada orang banyak, lalu
mereka makan sampai kenyang, bahkan ada sisanya. Yesus melakukan itu sebanyak
dua kali.
-
Yang pertama: Yesus memberi makan 5000 (lima ribu)
orang laki-laki dengan 5 (lima) roti dan 2 (dua) ikan. Kisah ini ditulis dengan
lengkap dalam injil Matius 14.
-
Yang kedua: Yesus memberi makan 4000 (empat ribu)
orang laki-laki dengan 7 (tujuh) roti dan beberapa ikan. Kisah ini ditulis
dengan lengkap dalam injil Matius 15.
Tentang: YESUS MEMBERI MAKAN 5000 (LIMA RIBU) ORANG
LAKI-LAKI.
Matius
14:15-19
(14:15) Menjelang malam, murid-murid-Nya datang
kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.
Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di
desa-desa." (14:16) Tetapi
Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi
mereka makan." (14:17) Jawab
mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." (14:18) Yesus berkata: "Bawalah ke
mari kepada-Ku." (14:19) Lalu
disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti
dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu
memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu
murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
Yesus
memberi makan 5000 (lima ribu) orang laki-laki dengan 5 (lima) roti dan 2 (dua)
ikan.
Matius
14:20-21
(14:20) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul
penuh. (14:21) Yang ikut makan
kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
Tuhan
memberkati 5 (lima) roti dan 2 (dua) ikan, sehingga 5000 (lima ribu) orang
laki-laki, tidak termasuk (terhitung) perempuan-perempuan dan anak-anak, mereka
semua makan sampai kenyang, bahkan masih ada sisa potongan-potongan roti itu 12
(dua belas) bakul penuh.
“Potongan-potongan roti yang sisa, dua belas
bakul penuh”,
berarti; satu bakul untuk tiap-tiap murid (satu bakul untuk satu murid).
Tadi kita
telah memperhatikan: Rut makan roti yang diberikan Boas, ia makan sampai
kenyang, kemudian masih ada sisanya. Lalu dalam Perjanjian Baru, Yesus memberi
makan 5000 (lima ribu) orang laki-laki dengan 5 (lima) roti dan 2 (dua) ikan,
kemudian ada sisanya yakni 12 (dua belas) bakul penuh. Pertanyaannya: MENGAPA
HARUS ADA MAKANAN YANG SISA?
Kalau kita
bandingkan dengan pribadi Samuel: Tidak ada satu pun dari firman Tuhan Allah
itu yang dibiarkan gugur
(1 Samuel
3:19), berarti semua firman Allah berkuasa di dalam kehidupannya; dia hidup
oleh firman dan firman itu hidup di dalam dia.
Tetapi di
sini, yang menjadi pertanyaan adalah: Mengapa ada yang tersisa? Mari kita lihat
jawabannya, dan semoga kita diberkati oleh Tuhan.
Matius
16:6-7
(16:6) Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah
dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki." (16:7) Maka mereka berpikir-pikir dan
seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak
membawa roti."
Yesus
berkata kepada murid-murid: “Berjaga-jagalah
dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.” Lalu mendengar hal
itu, murid-murid berpikir bahwa Yesus berkata demikian karena mereka tidak
membawa roti atau bekal makanan dalam perjalanan.
Matius 16:8
(16:8) Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka
perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak
ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya!
Sebenarnya,
Yesus tidak mempersoalkan tentang tidak membawa roti atau bekal makanan, sama
sekali Yesus tidak mempersoalkan itu. Yang dipersoalkan oleh Yesus adalah
tentang pengajaran firman Allah yang benar dan murni, sebab itu Yesus berkata:
“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap
ragi orang Farisi dan Saduki.”
Tadi kita
sudah melihat: 5 (lima) roti dan 2 (dua) ikan diberkati sehingga mereka makan
sampai kenyang, bahkan ada sisa 12 (dua belas) bakul. Jadi, Yesus tidak
mempersoalkan tentang tidak membawa roti (bekal makanan) dalam perjalanan,
tetapi betul-betul Yesus memperingatkan murid-murid supaya berjaga-jaga dan
waspada terhadap pengajaran orang Farisi dan orang Saduki. Dia tidak
mempersoalkan roti makanan, yang terpenting:
1. Carilah
dahulu Kerajaan Sorga dan kebenarannya, pasti semuanya ditambahkan (Matius
6:33). Di manapun seorang hamba Tuhan diutus, pasti diberkati soal makan
minum secara ajaib. Demikian juga anak-anak Tuhan kalau sungguh-sungguh mencari
Kerajaan Sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya, semuanya ditambahkan,
diberkati dengan limpah, sebab Kerajaan Sorga itu bukan soal makan, minum, dan
pakaian.
2. Manusia
hidup bukan karena roti ataupun makanan melainkan dari setiap perkataan yang
keluar dari mulut Allah, sesuai dengan injil Matius 4:4.
Jadi, sama
sekali Yesus tidak mempersoalkan tentang tidak ada roti atau bekal makanan
dalam perjalanan.
Perlu untuk
diketahui: Kalau gereja Tuhan hanya mempersoalkan tentang hal tidak ada roti
(bekal makanan) adalah gambaran dari orang-orang yang kurang percaya.
Ikut Tuhan
tetapi pusing soal makanan dan minuman, sama dengan; kurang percaya. Ikut
Tuhan, tetapi pusing soal belum mendapat pekerjaan, pusing soal belum
terpenuhkan hal-hal lain, itu sama dengan; kehidupan dari orang yang kurang percaya.
Matius 16:9
(16:9) Belum juga kamu mengerti? Tidak kamu
ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti
kamu kumpulkan kemudian?
Yesus
benar-benar memperingatkan murid-murid, juga memperingatkan saya dan saudara
malam ini, soal ragi Farisi dan ragi Saduki. Inilah yang harus kita waspadai,
jangan sampai bercampur aduk dengan pengajaran firman yang benar dan murni yang
kita terima sampai sejauh ini.
Soal
makanan, minuman, dan pakaian, bahkan perkara lahiriah lainnya, itu adalah
persoalan kecil bagi Tuhan, sebab itu Yesus mengingatkan murid-murid soal 5000
(lima ribu) orang yang diberkati oleh 5 (lima) roti dan 2 (dua) ikan. Jangan
kita pusing soal makan, minuman, bekal makanan, atau soal hal lahiriah di dalam
hal mengikut Tuhan. Kalau ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh, anak Tuhan itu
pasti diberkati secara ajaib.
Tetapi di
sini, Tuhan benar-benar memperingatkan kita supaya berjaga-jaga dan
waspadalah terhadap pengajaran yang dicampur dengan ragi Farisi dan ragi Saduki.
1 Timotius
4:1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa
di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti
roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (4:2)
oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
Dengan tegas
Tuhan berkata dan memberitahukan kepada kita, bahwa di hari-hari terakhir ini
ada orang yang akan murtad, lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran
setan-setan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap
mereka.
Melayani
dengan “memakai cap mereka”, itu bagaikan daging yang diselar oleh besi
panas, susah dihapus, susah untuk diluruskan, sekalipun salah tetap saja merasa
benar, sebab itu banyak orang menjadi murtad karena mereka. Inilah yang harus
kita waspadai.
1 Timotius
4:16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah
ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian
engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Seorang
hamba Tuhan harus mengawasi dirinya dan mengawasi ajarannya, maksudnya; tetap
di dalam pengajaran firman Allah yang benar dan murni, sebab itulah yang
menentukan keselamatan hamba Tuhan tersebut dan menentukan keselamatan
jiwa-jiwa yang dia layani.
Maka seorang
hamba Tuhan, dia harus tetap berpegang kepada pengajaran firman yang benar,
pengajaran firman yang murni, jangan dicampur dengan ragi Farisi dan ragi
Saduki. Itulah yang menyelamatkan hamba Tuhan itu dan itu juga yang
menyelamatkan sidang jemaat atau jiwa-jiwa yang dilayaninya. Maka saudara di
dalam hal mengikuti Tuhan; lihat pengajarannya, lihat orangnya, karena hamba
Tuhan itu harus mengawasi dirinya dengan segala kewaspadaan, juga mengawasi
pengajaran yang dia miliki dengan segala kewaspadaan, sebab itu yang menentukan
keselamatan jiwanya dan keselamatan jiwa-jiwa (sidang jemaat) yang dia layani.
Jadi, Tuhan
Yesus tidak berbicara soal tidak ada roti atau bekal makanan dalam perjalanan
mereka, bukan itu yang dipersoalkan, akan tetapi berjaga-jagalah dan waspadalah
terhadap ragi, khususnya Farisi dan Saduki.
Matius
16:11-12
(16:11) Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti
bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: Waspadalah terhadap
ragi orang Farisi dan Saduki." (16:12)
Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada
terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.
“Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa
bukan roti yang Kumaksudkan.”
Bukan soal
roti atau bekal makanan, sebab itu terlalu kecil bagi Tuhan. Jadi, jangan
pusing kita soal apa yang akan kita makan, apa yang kita minum, apa yang kita
pakai, sebab itu terlalu kecil bagi Tuhan, bukan itu yang harus kita waspadai.
Kalau ikut
Tuhan, pasti diberkati, percayalah. Sekalipun saya tidak kotbah tentang: “Diberkati!”, tetapi kalau sidang jemaat
sungguh-sungguh ikut Tuhan, pasti diberkati.
“Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan
Saduki”, inilah yang terpenting. Kalau mengenai soal makanan dan minuman,
itu terlalu kecil bagi Tuhan.
Saya mengatakan
itu, karena itu adalah pengalaman saya, sampai hari ini: “Tak kan kekurangan.” Kalau sungguh-sungguh berada dalam tahbisan
yang benar dan tahbisan yang suci; dipelihara, diberkati oleh Tuhan.
Yang kita
waspadai bukanlah ragi roti, tetapi ajaran atau pengajaran dari pada orang
Farisi dan orang Saduki. Marilah kita selidiki ragi pengajaran Farisi dan ragi
pengajaran Saduki.
Pertama-tama
kita lihat: RAGI PENGAJARAN FARISI.
Markus 7:1-5
(7:1) Pada suatu kali serombongan orang Farisi
dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. (7:2) Mereka melihat, bahwa beberapa
orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak
dibasuh. (7:3) Sebab orang-orang
Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan
pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek
moyang mereka; (7:4) dan kalau
pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan
dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci
cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. (7:5) Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu
bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat
istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
Orang-orang
Farisi berpegang teguh terhadap hukum Taurat, tetapi dicampur atau ditambahkan
dengan ajaran adat istiadat orang Yahudi (nenek moyang orang Yahudi).
Dicampur
atau ditambah dengan ragi, maka firman Allah menjadi khamir, sama seperti roti
yang kena ragi; dia akan mengembang, bagian luar tampak besar, tetapi ketika
ditekan, ia akan mengecil, kempes, karena bagian dalamnya tidak berisi,
kosong/berongga.
Itulah ragi
orang Farisi: hukum Taurat ditambah atau dicampur dengan adat istiadat nenek
moyang. Orang-orang Farisi betul-betul berpegang teguh kepada adat istiadat
nenek moyang, sampai hal-hal kecil diperhatikan sekali, misalnya; hal-hal
mencuci kendi atau perabotan tembaga pun diperhatikan sekali. Tidak sedikit
orang Kristen untuk hal-hal lahiriah dia begitu selidiki (dalam KBBI: jelimet). Seperti itulah ajaran orang
Farisi, berpegang teguh terhadap adat istiadat nenek moyang = roti yang sudah
khamir dengan ragi.
Markus 7:6
(7:6) Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah
nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa
ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh
dari pada-Ku.
Tuhan pun
berkata kepada orang-orang Farisi: “Bangsa
ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku”
Bibir atau mulut
memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan, sama dengan; mempersembahkan
tubuh jasmaninya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi manusia
batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan, ini menunjuk kepada ibadah orang
munafik.
Munafik; di
luar tampak berkembang besar, tetapi di dalamnya kosong, Tuhan Yesus tidak ada
di dalam hatinya. Ruang-ruang hatinya kosong tidak padat atau tidak berisi
dengan firman Allah.
Markus 7:7
(7:7) Percuma mereka beribadah kepada-Ku,
sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Ibadah yang
dijalankan secara lahiriah merupakan ibadah yang sia-sia.
Ibadah
Taurat, apalagi ditambah (dicampur) dengan ragi pengajaran Farisi adalah ibadah
yang sia-sia, tidak mengandung janji baik untuk masa sekarang, maupun masa yang
akan datang, tidak berkuasa.
Markus 7:9
(7:9) Yesus berkata pula kepada mereka:
"Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat
memelihara adat istiadatmu sendiri.
Orang Farisi
pandai mengesampingkan pengajaran salib supaya bebas menjalankan ibadah Taurat
(ibadah lahiriah), supaya mereka bebas menjalankan adat istiadat mereka
sendiri.
Adat yang
tidak baik (dari orang tua), kalau itu merupakan kutuk nenek moyang, jangan
diteruskan, itu adalah ragi. Dan orang tua, jangan mewariskan kutuk nenek
moyang kepada anak-anak, ada yang tidak baik jangan diwariskan, sebab itu
adalah ragi, nanti seluruh adonan menjadi khamir; mengembang bagian luar,
tetapi dalamnya kosong.
Sekarang
kita perhatikan: RAGI PENGAJARAN SADUKI.
Pengajaran
orang Saduki ialah pengajaran yang tidak percaya adanya kebangkitan.
Matius 22:23
(22:23) Pada hari itu datanglah kepada Yesus
beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka
bertanya kepada-Nya:
Orang-orang
Saduki berpendapat bahwa tidak ada kebangkitan, tidak percaya dengan adanya
kebangkitan.
Dalam 1 Korintus 15:32 Rasul Paulus berkata:
“Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka
"marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.” Kalau kita
hanya hidup satu kali, tanpa adanya kebangkitan, mari kita makan dan minum,
mari kita mencemarkan diri, mari kita melakukan segala hal-hal yang menyukakan
daging, walaupun itu menyakiti hati Tuhan.
Jadi, resiko
dari ragi orang Saduki sangat fatal sekali, karena mereka tidak percaya dengan
adanya kebangkitan orang mati. Kalau kita tahu bahwa besok harus mati, kita
tahu bahwa kita tidak selamat, silahkah saja lakukan dosa sebebas-bebasnya,
sepuas-puas dagingnya. Tetapi tidak demikian, di dalam Tuhan ada
pengharapan.
Sejenak kita
melihat 1 Petrus.
1 Petrus 1:3
(1:3) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus
Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan
Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
Karena
rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus
Kristus dari antara orang mati kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. Apa
hidup yang penuh pengharapan?
1 Petrus 1:4
(1:4) untuk menerima suatu bagian yang tidak
dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan
di sorga bagi kamu.
Menerima suatu
bagian yang;
1.
Tidak dapat
binasa,
sama dengan; hidup kekal.
2. Tidak dapat cemar, sama dengan; hidup
suci selama-lamanya.
3.
Tidak dapat
layu,
sama dengan; tidak mengalami kesusahan, penderitaan, dan penyakit.
Inilah hidup
yang penuh pengharapan, karena kita dilahirkan kembali oleh kuasa kebangkitan
Yesus.
Beda dengan
ajaran orang Saduki (yang merupakan ragi orang Saduki); tidak percaya adanya
suatu kebangkitan. Resikonya fatal, resikonya besar sekali; menjadi suatu
kehidupan yang sembrono, seenaknya sendiri dalam hidupnya, tidak takut Tuhan,
tidak hormat Tuhan.
Lebih jauh
kita perhatikan Matius.
Matius
22:24-28
(22:24) "Guru, Musa mengatakan, bahwa jika
seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan
isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. (22:25) Tetapi di antara kami ada tujuh
orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak
mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya. (22:26) Demikian juga yang kedua dan
yang ketiga sampai dengan yang ketujuh. (22:27)
Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati. (22:28) Siapakah di antara ketujuh
orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka
semua telah beristerikan dia."
Kerugian
yang terjadi apabila tidak percaya adanya kebangkitan: Jatuh di dalam dosa kawin
dan mengawinkan, sama dengan; dosa kenajisan, sama dengan; dosa seks
bebas. Hidupnya sembrono, hidupnya seenaknya sendiri dalam hal mencemarkan
dirinya, teramat lebih dalam dosa kenajisannya. Mengapa dia melakukan hal kawin
dan mengawinkan? Karena dia tidak percaya dengan adanya kebangkitan.
Bukankah
kita ada di tengah ibadah ini karena kuasa kematian dan kebangkitan Yesus? Dan
oleh kematian dan kebangkitan-Nya, memberikan kita ibadah, pelayanan, dan
karunia-karunia, serta jabatan-jabatan kepada mereka yang melayani di tengah-tengah
ibadah itu sendiri. Tetapi ragi atau ajaran Saduki tidak percaya dengan adanya
kebangkitan, sehingga mereka menjadi sembrono, seenaknya sendiri dalam hal
mencemarkan dirinya, tidak takut Tuhan, tidak hormat Tuhan.
Jangan
sampai kita tidak percaya dengan adanya kuasa kebangkitan, sama halnya dengan
tidak percaya dengan kuasa dari ibadah pelayanan ini, sehingga hidup menjadi
sembrono, tidak takut Tuhan, tidak hormat Tuhan, seenaknya sendiri dalam
mencemarkan dirinya, teramat lebih dalam hal kenajisan tidak takut Tuhan.
Jangan keras
hati. Apa ciri keras hati? Dengan cepat dan gembira mendengar firman, tetapi
ketika ada ujian datang, hatinya tergeser lagi ke situ, mudah dipengaruhi oleh
hal yang tak suci.
Dampak
negatif ragi Saduki:
Matius 22:29
(22:29) Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat,
sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!
Orang yang
tidak percaya adanya kebangkitan Yesus Kristus, disebut dengan orang-orang sesat,
sebab tidak mengerti kitab suci
maupun kuasa Allah = tidak berpegang pada pengajaran salib, pengajaran yang
benar dan murni.
Kalau
dicampur dengan ajaran atau ragi Saduki, seseorang menjadi sesat, dengan kata
lain: menjadi sembrono, maksudnya sesuka hati di dalam hal mencemarkan
dirinya, tidak lagi takut kepada Tuhan.
Ciri-ciri
orang sesat:
1.
Tidak mengerti kitab suci.
2.
Tidak mengerti kuasa Allah.
Intinya:
Tidak menghargai pengajaran salib. Kitab suci maupun kuasa Allah adalah
pengajaran salib.
Firman itu
harus terus berkembang dan besar sampai menjadi sayap burung nasar yang besar.
Kalau hanya mengerti firman tetapi tidak praktek, berarti firman itu
dikecilkan, tidak langsung ditindaklanjuti, sama dengan; tidak percaya dengan
adanya kuasa kebangkitan Yesus.
Kalau
seseorang sesat, berarti; tidak mengerti kitab suci dan kuasa Allah, sama
artinya; mengecilkan pengajaran salib.
Matius 7:12
(7:12) "Segala sesuatu yang kamu kehendaki
supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah
isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Sesungguhnya,
kesimpulan dari hukum Taurat ialah kasih, itulah kasih kepada Tuhan dan kasih
kepada sesama.
Matius
7:13-14
(7:13) Masuklah melalui pintu yang sesak itu,
karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan
banyak orang yang masuk melaluinya; (7:14)
karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan
sedikit orang yang mendapatinya."
“Masuklah melalui pintu yang sesak itu”,
menunjuk kepada; pengajaran salib yang harus kita terima. “karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan”,
itulah pengajaran salib yang harus kita lalui.
Tetapi
kenyataannya, “Lebarlah pintu dan
luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk
melaluinya.”
Pengajaran
salib itu sama seperti pintu yang sesak, sama seperti jalan yang sempit,
berarti; tidak leluasa bagi daging, tetapi itu merupakan jalan keselamatan
menuju hidup kekal. Tetapi lebarlah jalan untuk daging, leluasa untuk hidup
menurut daging, itu adalah jalan sesat, sama seperti orang Saduki tidak percaya
adanya kebangkitan, menjadi sesat. Jalan yang benar adalah menerima pengajaran
salib; jalan yang sempit dan pintu yang sesak, inilah jalan menuju hidup yang
kekal, kita tidak akan pernah disesatkan. Sedangkan, hidup menurut daging, sama
seperti jalan yang lebar, akhirnya orang menjadi sesat, tidak akan sampai
kepada hidup yang kekal.
Itulah
keadaan dari pada orang Saduki dan itulah orang-orang yang percaya kepada
pengajaran Saduki. Dan hari-hari ini setan memutar balik fakta; seringkali
hamba Tuhan berkata: “Karena Yesus sudah
menanggung penderitaan di atas kayu salib, maka kita tidak perlu lagi memikul
salib”, itu adalah sebuah pengajaran yang salah, itu adalah pemahaman dari
orang-orang yang sesat, seperti orang Saduki.
Yang benar
ialah kalau Yesus pikul salib, maka pengikut-Nya juga harus pikul salib. Tidak
usah dibumbu-bumbui dengan yang lain-lain. Orang yang mau hidup beribadah
banyak menanggung penderitaan (2 Timotius 3:12), itulah jalan menuju
kehidupan.
Inilah
pengajaran firman yang murni, bagaikan roti yang tidak khamir dengan ragi,
berarti roti itu padat dan keras, sebab tidak berongga, tidak kosong bagian
dalamnya.
Keluaran
29:2
(29:2) roti yang tidak beragi dan roti
bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti
tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung
gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.
Pengajaran
firman Allah yang benar dan murni, bagaikan tiga ketul roti yang terdiri dari:
1.
Roti yang
tidak beragi.
2. Roti bundar yang tidak beragi, yang diolah
dengan minyak.
3.
Roti tipis
yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak.
Pendeknya:
Tiga ketul roti tersebut semuanya tidak khamir dengan ragi, kemudian diolah
dengan minyak, selanjutnya diolesi dengan minyak. Inilah gambaran dari pengajaran firman Allah
yang benar dan murni.
Kegunaan
minyak: Membuat unsur-unsur yang ada pada roti tersebut menjadi satu atau padat
berisi.
Firman Allah
terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, seluruhnya ada 66 (enam puluh
enam) kitab dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu, dengan
ratusan pasal dan ratusan ribu ayat-ayat firman Allah yang terkandung pada 66
(enam puluh enam) kitab tersebut. Namun semuanya itu bisa disatukan oleh
pekerjaan dari kuasa Roh-El Kudus menjadi padat dan berisi. Inilah firman
Kristus, firman yang diurapi, saling menguatkan antara ayat yang satu dengan
ayat yang lain, disatukan oleh kuasa Roh-El Kudus.
Manusia
tidak bisa mempersatukan ayat-ayat firman dengan pengertiannya sendiri.
Kemudian, pemahaman, pengertian manusia itu terbatas, tetapi kuasa Roh Kudus
tidak terbatas untuk mempersatukan kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu,
sehingga bagaikan tiga ketul roti yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak
dan roti tipis diolesi dengan minyak.
Kita terus
berdoa, supaya Tuhan bekerja oleh kuasa Roh Kudus, untuk terus membukakan
rahasia firman-Nya dari Kejadian sampai dengan kitab Wahyu, dari
pasal yang satu kepada pasal yang lain, dan ayat yang satu kepada ayat yang
lain, saling menguatkan sampai tersingkap rahasia firman. Kalau rahasia firman
Tuhan tersingkap, tentu berkuasa untuk menyingkapkan segala rahasia yang
terkandung dalam hati, sama artinya; dosa dibongkar dengan tuntas.
Tuhan Yesus
baik. Tuhan memberi kita makan sampai kenyang, sampai puas, bahkan ada sisa.
Berkaitan
dengan hal itu, kita akan memperhatikan 2 Petrus 1.
2 Petrus
1:19
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh
firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu
memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat
yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam
hatimu.
Diteguhkan
oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi, menunjuk kepada; firman
nubuatan, firman yang rahasianya dibukakan.
Kalau kita
memperhatikan pembukaan rahasia firman Tuhan, sama seperti memperhatikan
pelita yang bercahaya di tempat yang gelap, berarti; menerangi semua dosa yang
disembunyikan dalam gelap, tandanya:
1.
Sampai fajar menyingsing, berarti;
sampai betul-betul berada dalam terangnya yang ajaib.
2.
Sampai bintang timur terbit bersinar di
dalam hati,
artinya; Yesus menjadi Raja dan berkuasa dan bertakhta di dalam hati kita
masing-masing. Apa tanda kalau Yesus bertakhta? Tidak ada lagi kepentingan
diri, tidak ada keakuan, tidak egosentris lagi.
Ayo, kita
perhatikan firman nabi, firman yang dibukakan rahasianya, sama seperti
memperhatikan pelita yang bercahaya dalam kegelapan, berarti dosa dibongkar
dengan tuntas, tidak ada lagi dosa yang tersembunyi.
2 Petrus
1:20-21
(1:20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah
bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut
kehendak sendiri, (1:21) sebab
tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan
Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Nubuat dalam
kitab suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak manusia itu sendiri, tetapi
seorang hamba Tuhan merangkai firman Tuhan tersebut oleh dorongan dari kuasa
Roh El-Kudus, sehingga 66 (enam puluh enam) kitab dengan ratusan ribu ayat dapat
menjadi satu, itulah roti yang tidak beragi, diolah dengan minyak, dan diolesi
dengan minyak.
Tentu, kalau
kita menikmati firman Allah sebagai makanan rohani yang seperti ini, pasti ada
kepuasan, kita dikenyangkan dengan luar biasa sampai ada sisanya. Itu pasti.
Dampaknya:
Kita semua makan dengan kenyang, bahkan sisa 12 (dua belas) bakul.
Pertanyaannya:
Mengapa harus sisa 12 (dua belas) bakul?
Jawabnya:
Supaya murid-murid ingat firman Tuhan dan kita juga ingat firman Tuhan yang
telah disampaikan.
Sama seperti
ketika Yesus berkata: “Waspadalah
terhadap ragi orang Farisi dan Saduki”, murid-murid berpikir bahwa Tuhan
mengatakan itu karena mereka tidak membawa roti atau bekal makanan. Tetapi
karena Yesus mengetahui pemikiran mereka yang demikian, maka Tuhan ingatkan
murid-murid soal 5 (lima) roti dan 2 (dua) ikan.
Berarti,
menikmati 5 (lima) roti dan 2 (dua) ikan yang diberkati sampai kenyang, bahkan
sisa 12 (dua belas) bakul, itulah firman untuk terus memperingatkan kita. Jadi,
Tuhan ijinkan sisa, supaya apa? Itulah yang menjadi ingat-ingatan kita, tidak
boleh lupa firman Tuhan yang kita terima.
Saudara
jangan salah mengerti mengapa “sisa”, tujuannya adalah supaya kita ingat bahwa
firman Tuhan yang kita terima dari kitab Kejadian sampai dengan Wahyu dengan
ratusan ribu ayat firman yang sudah kita terima dan dengar dari setiap
pertemuan ibadah, jangan segera dilupakan, sebab itu dalam Ibrani 12:5
juga Tuhan berkata: “Janganlah
anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya.”
Kita sudah
makan dengan kenyang, bahkan ada sisa, maksudnya; jangan lupa dengan apa yang
sudah kita terima dari Tuhan. Seringkali kita dengar firman untuk melupakan,
itu adalah sikap orang bebal, tidak mau berubah; sebentar minta ampun dengan
tangisan, tetapi tidak lama kemudian, kembali melakukan dosa, bahkan dengan
sesadar-sadarnya juga mencemarkan diri.
Dalam perenungan
membaca kisah Rut ini, saya berbahagia sekali. Awalnya saya berpikir: “Apa ini ayat 14, Tuhan?”, sunguh
saya tidak mengerti. Tetapi Tuhan dengan kemurahan Ilham-Nya terus menjelaskan
dalam pikiran saya, lalu saya sambut dengan rendah hati untuk saya sampaikan di
tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci malam ini, dan tentu
kita berbahagia. Apa yang sudah kita terima; kita dengar dan kita terima untuk
dilakukan, bukan untuk dilupakan.
Yakobus
1:24-25
(1:24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah
pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. (1:25) Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum
yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya
mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan
berbahagia oleh perbuatannya.
“Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah
pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya”, demikianlah orang yang
mendengar firman tetapi melupakannya, bukan untuk dilakukan. Kalau dia dengar
dan selanjutnya dilakukan, pasti wajah itu memancarkan kemuliaan Allah. firman
itu berkuasa membentuk kita sampai segambar serupa dengan Allah, sama mulia
(mencerminkan kemuliaan Allah).
Kalau kita
mendengar firman dan melakukannya, maka ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
Mengapa? Karena firman Tuhan itu memberi kemerdekaan, membebaskan kita dari
dosa, baik dosa kejahatan maupun dosa kenajisan.
Syarat untuk makan roti sampai kenyang.
Matius 14:19
(14:19) Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di
rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke
langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya
kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang
banyak.
5000 (lima
ribu) orang, tidak termasuk isteri dan anak-anak, mereka semua duduk di atas
rumput.
Rumput
hijau, menunjuk; ladang penggembalaan, dengan lain kata; hidup dan berada di
dalam penggembalaan. Pendeknya: Hidup tergembala, tidak liar. Jadilah suatu
kehidupan yang tergembala.
Markus
6:39-40
(6:38) Tetapi Ia berkata kepada mereka:
"Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah
memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan." (6:39) Lalu Ia menyuruh orang-orang
itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. (6:40) Maka duduklah mereka
berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.
Mereka semua
duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
-
Ada kelompok 100 (seratus) orang.
-
Ada kelompok 50 (lima puluh) orang.
Sebetulnya,
hal ini sudah dinyatakan lebih dahulu oleh Allah kepada Musa.
Keluaran
27:9-15
(27:9) "Haruslah engkau membuat pelataran
Kemah Suci; untuk pelataran itu pada sebelah selatan harus dibuat layar dari
lenan halus yang dipintal benangnya, seratus hasta panjangnya pada sisi yang
satu itu. (27:10) Tiang-tiangnya
harus ada dua puluh, dan alas-alas tiang itu harus dua puluh, dari tembaga,
tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya harus dari perak. (27:11) Demikian juga pada sebelah
utara, pada panjangnya, harus ada layar yang seratus hasta panjangnya,
tiang-tiangnya harus ada dua puluh dan alas-alas tiang itu harus dua puluh,
dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya harus
dari perak. (27:12) Dan pada lebar
pelataran itu pada sebelah barat harus ada layar yang lima puluh hasta, dengan
sepuluh tiangnya dan sepuluh alas tiang itu. (27:13) Lebar pelataran itu, yaitu bagian muka pada sebelah timur
harus lima puluh hasta, (27:14)
yakni lima belas hasta layar untuk sisi yang satu di samping pintu gerbang itu,
dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu; (27:15) dan juga untuk sisi yang kedua di samping pintu gerbang itu
lima belas hasta layar, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu;
Pelataran
Tabernakel seluruhnya dibatasi oleh layar atau kain gantung dari lenan halus
yang dipintal benangnya. Panjang kelilingnya adalah 300 (tiga ratus) hasta dan
tingginya 5 (lima) hasta, dengan perincian:
-
100 (seratus) hasta panjangnya bagian Utara.
- 100
(seratus) hasta panjangnya bagian Selatan.
- 50 (lima
puluh) hasta lebarnya bagian Barat.
-
50 (lima puluh) hasta lebarnya bagian Timur.
Jadi, 300
(tiga ratus) dikali 5 (lima), sama dengan; 1.500
(seribu lima ratus) hasta persegi.
Kemudian,
luas dari halaman Tabernakel adalah 100 (seratus) hasta panjangnya dikali 50
(lima puluh) hasta lebarnya, sama dengan; 5000
(lima ribu) hasta.
Angka 5000
(lima ribu), menunjuk; 5000 (lima ribu) tahun Allah berurusan dengan manusia
dan umat-Nya (Israel dan kafir), itu dimulai dari Abraham sampai dengan akhir
1000 (seribu) tahun kerajaan damai.
Tuhan
berurusan dengan bangsa Israel dan kafir hanya 5000 (lima ribu) tahun, dimulai
dari panggilan Abraham sampai pada akhirnya nanti kerajaan 1000 (seribu) tahun
damai.
Sedangkan,
Angka 1500 (seribu lima ratus), itu berbicara tentang: HALAMAN, berbicara;
Taurat menyatakan hukum-Nya atas dosa, semuanya bersifat daging saja. Zaman
Abraham sampai kepada Yesus itu sebetulnya 2000 (dua ribu) tahun, tetapi hukum
Taurat diterima oleh bangsa Israel 1500 (seribu lima ratus) tahun sebelum Yesus
lahir, itulah pelataran (halaman), itulah hukum Taurat.
Jadi, dengan
kita menikmati Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, berarti kita ini
adalah kelompok 100 (seratus) dan kelompok 50 (lima puluh), inilah kelompok
yang dibentuk oleh Tuhan.
Jadi 1500
(seribu lima ratus) tahun hukum Taurat menghukum dosa, sedangkan angka 5000
(lima ribu) tahun Allah berurusan dengan manusia, sampai kepada akhir kerajaan
1000 (seribu) tahun damai.
Kerajaan
1000 (seribu) tahun damai, itulah kota segiempat, ada di jantung hati Tuhan,
tetapi sesudah itu akan turun dari sorga, dari Allah, berhias bagaikan
pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Kelompok 100
(seratus) dan kelompok 50 (lima puluh) adalah kelompok yang dibentuk oleh
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel (yang membentuk kehidupan kita)
untuk selanjutnya berada di dalam rencana Allah yang besar, yaitu masuk dalam
perjamuan malam kawin Anak Domba, sebagai sasaran akhir dari perjalanan rohani
kita di atas muka bumi ini.
Jadi, kita
bersyukur, kita makan sampai kenyang, bahkan masih ada sisa,
untuk membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna menjadi
tubuh mempelai, sebagai sasaran akhir dari ibadah pelayanan kita di atas muka
bumi ini. Bersyukurlah kepada Tuhan, karena kasih setia-Nya abadi. Tuhan Yesus
Memberkati. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment