IBADAH NATAL SEKOLAH MINGGU DAN PAK, 13
DESEMBER 2019
SILSILAH LAHIRNYA YESUS KRISTUS
(Matius
1:1-5)
Subtema: BANGSA KAFIR HARUS INGAT ASAL USUL
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan karena Tuhan Yesus baik. Tuhan
memberi kesehatan, Tuhan memberi kesempatan, Tuhan beri kemauan menurut
pekerjaan dan kerelaan-Nya, sehingga ibadah Natal Sekolah Minggu dan PAK ini
boleh terlaksana dengan baik. Anak-anak Sekolah Minggu, kita datang untuk
melihat kemuliaan Tuhan.
Salam
sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita masing-masing.
Tidak lupa
saya menyapa para orang tua dari tiga pos Sekolah Minggu, dan juga kedua orang
tua murid Pendidikan Agama Kristen; selamat sore, petang, malam hari ini,
selamat berbahagia memenuhi kehidupan kita sore petang malam ini.
Setelah kita
menyaksikan puji-pujian yang dipersembahkan dari anak-anak tiga pos Sekolah
Minggu, mereka sudah membawa korban dan persembahannya kepada Tuhan, sebagai
korban persembahan yang berbau harum menyukakan hati Tuhan, tetapi kiranya
bukan saja saat beribadah kepada Tuhan, tetapi di luar ibadah-ibadah juga,
anak-anakku Sekolah Minggu Pos PCI, Sekolah Minggu Pos Merak, Sekolah Minggu
Pos Serang, anak-anak Pendidikan Agama Kristen, tetap memuji memuliakan Tuhan.
Baik dalam perkataan memuji Tuhan, baik dalam solah tingkah, gerak gerik,
tingkah laku memuji Tuhan, menyenangkan hati Tuhan, sehingga diberkati oleh
Tuhan. Di sekolah berprestasi, Tuhan berikan sekolah yang favorit bagi yang
akan melanjutkan jenjang pendidikannya; dari SD naik ke SMP, Tuhan berikan
sekolah yang favorit. Dari SMP naik ke SMA, Tuhan berikan sekolah yang favorit.
Dari SMA ke perkuliahan, Tuhan berikan universitas yang terbaik. Lebih dari
pada itu, Tuhan sediakan dana, biaya, pendidikan anak-anakku sekalian, karena
Tuhan sudah ditinggikan di bumi ini.
Di mana ada
hadirat Tuhan, di situ ada berkat, seperti rumah Obed-Edom diberkati oleh Tuhan
karena di situ ada tabut perjanjian. Sebab itu saya selalu ingatkan guru-guru
Sekolah Minggu: Sampaikan kepada orang
tua, yang rumahnya menjadi tempat ibadah Sekolah Minggu dan Sekolah Pendidikan
Agama Kristen (PAK), di situ ada tabut. Di mana ada tabut, di mana ada hadirat
Tuhan, di mana ada ibadah, di mana ada persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus,
Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, di situ ada berkat.
Mari kita
baca 2 Samuel, sebelum kita memperhatikan tema yang ada. Saya tidak tahu,
mengapa saya tertarik menyampaikan hal ini.
Pembaca
firman kita adalah bang Yosua, dahulu juga dia dari sekolah Minggu, kurus
kering, dia terus beribadah dari SMP, lalu SMA, kemudian kuliah, dan bekerja,
sekarang dia menjadi gemuk dan menjadi ganteng. Kalau melayani Tuhan, dari jelek
menjadi ganteng. Siapa yang mau menjadi cantik dan mau menjadi ganteng, ayo,
layani Tuhan dengan sungguh-sunguh.
Dalam
kesempatan ini, juga saya sampaikan; tiga pos Sekolah Minggu setiap rumah,
Tuhan memberkati rumah saudara. Di mana ada hadirat Tuhan, di situ ada berkat.
2 Samuel 6:2
(6:2) Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan
dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut
dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta
alam yang bertakhta di atas kerubim.
Tabut Tuhan
disebut juga hadirat Tuhan. Di mana ada tabut, di situ Allah berhadirat. Lalu,
kalau Tuhan berhadirat di situ, apa keuntungannya?
2 Samuel
6:12
(6:12) Diberitahukanlah kepada raja Daud,
demikian: "TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang
ada padanya oleh karena tabut Allah itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut
Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.
Tuhan
memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala apa yang ada padanya oleh karena
tabut Allah itu. Di mana ada hadirat Tuhan, di situ ada berkat.
Jadi, tuan
rumah tiga pos Sekolah Minggu, baik yang di PCI, baik yang di Merak, baik yang
di Serang, rumah saudara diberkati Tuhan. Sebab itu, jangan bosan melihat pos
Sekolah Minggu di rumah saudara. Bila perlu kalau ada orangtua yang menyatakan
diri supaya rumahnya menjadi pos Sekolah Minggu yang baru, ayo, supaya Tuhan
berkati, sebab di mana ada hadirat Tuhan, maka diberkati.
Ini bukan
kata saya, melainkan kata firman. Biarlah kita percaya kepada firman. Sekalipun
kita mengerti hal ini, namun terkadang kita lebih sering memakai pikiran,
perasaan manusia daging, itu yang salah. Kalau pikul salib, pikul salib. Kalau
ikut dunia, ikut dunia saja.
Bila kita
mau diberkati, biarlah kita senantiasa memikul Tabut Perjanjian. Oleh sebab
itu, anak-anakku sekalian harus tahu apa itu Tabut Perjanjian.
Tabut
perjanjian ada di dalam Ruangan Maha Suci. Dan Tabut Perjanjian ini terdiri
dari dua bagian, yaitu:
1.
Tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya.
2.
Peti dari Tabut Perjanjian.
Kemudian,
pada rusuk kiri dan rusuk kanan ada dua pengusung. Jadi, tabut itu harus
dipikul. Jangan saudara bosan dengan ibadah di rumah masing-masing, harus
dipikul supaya diberkati.
Kembali kita
memperhatikan dua bagian dari Tabut Perjanjian:
1.
Tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya.
- Kerub yang
pertama, menunjuk; Allah Bapa.
- Kerub yang
kedua, menunjuk; Allah Roh Kudus.
- Tutup
pendamaian, menunjuk; pribadi Yesus, Anak Allah.
Jadi,
tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya adalah:
gambaran
dari Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja
2.
Peti dari tabut perjanjian, yang adalah gambaran dari
gereja Tuhan, supaya pada akhirnya nanti gereja Tuhan akan bersatu dengan
Kristus. Gereja Tuhan adalah mempelai Tuhan (mempelai perempuan), sedangkan
Kristus adalah suami. Perempuan dan laki-laki kelak akan menikah, sebab sasaran
akhir dari ibadah pelayanan kita di muka bumi ini adalah pesta nikah Anak
Domba, tidak berhenti hanya diberkati.
Mengapa
tiba-tiba saya harus menyampaikan tentang Tabut Perjanjian, ini bukan maunya
saya. Saya yakin, mungkin ada maksud Tuhan di sini.
Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan
besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat,
katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja. (19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan
Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Sasaran
akhir dari perjalanan rohani kita di muka bumi ini tidak saja hanya diberkati,
tetapi sampai kepada pesta nikah Anak Domba.
Demikianlah tambahan sedikit saja mengenai Tabut Perjanjian.
Kita segera
memperhatikan tema yang ada: SILSILAH LAHIRNYA YESUS KRISTUS.
Orang Batak
punya silsilah. Saya ini marga Sitohang, bagian dari Sipitu Ama; (Situmorang,
Siringo-ringo, Sitohang). Ada silsilahnya; Situmorang itu bagaimana, Sitohang
itu bagaimana, ada silsilahnya. Jadi, silsilah ini tidak bisa berhenti, akan
ketahuan. Dia pergi ke mana, dia merantau ke mana, pasti ketahuan, tidak bisa
tidak, karena ada silsilahnya.
Kita
bersyukur dengan ada silsilah ini, sehingga kita bisa mengadakan perayaan
Natal, lahirnya Yesus Kristus. Untung ada silsilah ini.
Orang Batak
jangan malu jadi orang Batak. Perhatikan silsilah itu. Itu sebabnya malam ini
kita bisa merayakan ulang tahun lahirnya Yesus 2019 tahun yang lalu.
Mari kita
awali SILSILAH LAHIRNYA YESUS KRISTUS dari Matius 1.
Matius 1:1-6
(1:1) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud,
anak Abraham. (1:2) Abraham
memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan
saudara-saudaranya, (1:3) Yehuda
memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron,
Hezron memperanakkan Ram, (1:4) Ram
memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan
Salmon, (1:5) Salmon memperanakkan
Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed
memperanakkan Isai,(1:6) Isai
memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
Silsilah
Yesus Kristus, Anak Daud, Anak Abraham, dari Abraham sampai keturunan Daud ada
14 (empat belas) keturunan.
Matius 1:17
(1:17) Jadi seluruhnya ada: empat belas
keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan
dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas
keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
-
Dari Abraham sampai ke Daud ada 14 (empat belas)
keturunan.
- Setelah itu
ada 14 (empat belas) keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel.
-
Lalu 14 (empat belas) keturunan dari pembuangan ke
Babel sampai Yesus lahir.
Bangsa
Israel dibuang ke Babel karena dosanya. Begitu mereka dilepaskan dari tanah
Mesir, dari perbudakan dosa, dibawa ke tanah Kanaan untuk satu tujuan, yaitu
beribadah kepada Tuhan. Tetapi setelah berada di tanah Kanaan, lupa Tuhan.
Setelah diberkati, lupa Tuhan, lupa dengan tujuan semula, seharusnya berbakti
kepada Tuhan. Tetapi kenyataannya, mereka justru bergaul dengan orang-orang
yang ada di tanah Kanaan. Seharusnya itu dihabisi semua, tetapi mereka pakai
perasaan.
Terhadap
musuh, terhadap dosa, itu harus dihabisi, tidak boleh pakai perasaan. Maka
untuk menghentikan rokok juga tidak boleh pakai perasaan, tidak boleh
dicicil-cicil dengan menguranginya satu per satu batang, bunuh langsung,
patahkan saja. Begitu juga dengan minum tuak, tidak boleh dicicil-cicil dengan
menguranginya satu per satu gelas, tidak boleh seperti itu, habisi langsung.
Perasaan ini
harus dibunuh, tetapi bangsa Israel pakai perasaan yang kuat, akhirnya
bergaullah mereka dengan tujuh bangsa yang kuat, mereka terpengaruh. Pergaulan
yang buruk merusak kebiasaan yang baik sampai puncaknya dosa perzinahan, baru
akhirnya dibuanglah ke Babel.
Tetapi
untung Yesus lahir. Bayangkan, dalam keadaan di pembuangan ke Babel, tetapi
Yesus tidak lahir, siapa Penebus, siapa Juruselamat? Habis kita. Silsilah orang
Batak, silsilah Sitohang, habis. Selain Sitohang, di sini ada Saragi, ada
Siagian, ada Sidabutar, tetapi di dalam Tuhan, semua Sitohang rohani, karena
pada kesempatan ini, saya yang berbicara di depan.
Kembali saya
sampaikan:
-
Dari Abraham sampai ke Daud ada 14 (empat belas)
keturunan.
- Kemudian 14
(empat belas) keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel.
-
Dan 14 (empat belas) keturunan dari pembuangan ke Babel
sampai Yesus lahir.
Dari
pembacaan ini, kita patut bersyukur, karena kalau Yesus tidak lahir, bangsa
Israel tetap dalam perbudakan di Babel.
Setelah 430
(empat ratus tiga puluh) tahun di Mesir dibawa keluar untuk sampai ke tanah
Kanaan dengan satu tujuan untuk beribadah. Tetapi untuk beribadah, harus
membunuh 7 (tujuh) bangsa yang kuat, tetapi banyak orang batak pakai perasaan;
harusnya ke gereja, tetapi lebih banyak ke arisan pars... dan parm..., tidak
berani membunuh, karena terlalu kuat memakai perasaan. Akhirnya, jatuh dalam
dosa, dan karena dosa itu sudah memuncak, dibuang ke Babel. Tetapi puji Tuhan,
Yesus lahir.
Matius 1:3-6
(1:3) Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar,
Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, (1:4) Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason,
Nahason memperanakkan Salmon, (1:5)
Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut,
Obed memperanakkan Isai,(1:6) Isai
memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
Silsilah
Yesus Kristus terkait dengan empat perempuan dari bangsa kafir. Mengapa saya
katakan dari bangsa kafir? Karena mereka itu bukan Israel asli, melainkan
betul-betul tujuh bangsa yang kuat di tanah Kanaan, antara lain;
1.
Tamar.
2. Rahab.
3. Rut.
4.
Betsyeba, isteri Uria, orang Het.
Namun empat
belas keturunan yang pertama, yakni Abraham sampai ke Daud, hanya ada tiga
perempuan bangsa kafir yang tercatat, yakni: Tamar, Rahab, dan Rut.
Sekarang,
secara khusus, pada natal kebaktian Sekolah Minggu dan PAK pada tahun ini, kita
akan melihat pribadi Rut.
Pertanyaannya:
Siapakah Rut ini?
Rut adalah:
1.
Satu dari empat perempuan bangsa kafir yang terkait
dengan silsilah lahirnya Yesus.
2. Rut
mempunyai kitab yaitu kitab Rut, dengan empat pasal dan delapan puluh lima
ayat.
3. Rut adalah
menantu Naomi atau suami dari Mahlon.
4. Rut adalah
seorang janda.
5.
Rut adalah bangsa Moab.
Bangsa Moab
adalah bangsa kafir, sebab di luar Israel disebutlah bangsa kafir. Kalau hari
ini, kita yang adalah bangsa kafir berada di dalam rumah Tuhan, semua karena
Yesus lahir. Untung silsilah Yesus tidak putus ... puji Tuhan.
Awalnya,
Naomi dan Elimelekh, suaminya, bersama kedua anaknya, Mahlon dan Kilyon,
meninggalkan Betlehem, karena pada waktu itu Betlehem mengalami resesi
besar-besaran, terjadi krisis moneter,
kekeringan yang luar biasa, akhirnya pikiran mereka jalan, tidak lagi
mengandalkan salib Tuhan, sehingga keluarga ini hijrah ke Moab. Tetapi
sesampainya di Moab, Elimelekh, sang suami, kepala rumah tangga, mati. Setelah
menikah, sepuluh tahun kemudian, Mahlon dan Kilyon juga mati. Mahlon mempunyai
isterinya, itulah Rut. Tetapi setelah Naomi sadar dengan situasi itu, bahwa apa
yang terjadi adalah pukulan, didikan dari Tuhan, dia sadar, lalu kembali ke
Betlehem-Efrata. Dua menantu Naomi, yaitu Orpa dan Rut, ikut Naomi kembali ke
Betlehem-Efrata, tetapi di tengah jalan, Orpa mundur, kembali ke bangsanya dan
allahnya, tetapi Rut ikut Naomi sampai ke Betlehem.
Kalau ikut
Tuhan, ikut Tuhan sungguh-sungguh. Jangan berhenti di tengah jalan.
Rut adalah
bangsa Moab, dibuktikan dengan ayat-ayat sebagai berikut:
1.
Rut 1:22, “... Rut, perempuan Moab ...”
2. Rut 2:2, “... Rut, perempuan Moab ...”
3. Rut 2:6, “Dia adalah seorang perempuan Moab ...”
4. Rut 2:21, “... Rut, perempuan Moab ...”
5. Rut 4:5, “... Rut juga, perempuan Moab ...”
6.
Rut 4:10, “... Rut, perempuan Moab ...”
Ada enam
kali perkataan “Rut, perempuan Moab”,
artinya; kalau pun Rut sudah menjadi bagian dari bangsa Israel, sama seperti
kita sore ini, kalau pun kita sudah di rumah Tuhan, itu harus diingat “Rut, perempuan Moab”, artinya jangan
lupa bahwa kita ini banyak dosa. Kalau kita ada di rumah Tuhan adalah karena
kemurahan Tuhan, maka diingatkan terus, jangan lupa.
Kalau
diberkati, jangan lupa Tuhan, tetap ingat; “Rut,
perempuan Moab”, “Rut, perempuan Moab”,
“Rut, perempuan Moab”, terus sampai
enam kali, artinya jangan lupa asal usul. Jangan lupa kalau kita sudah
diberkati Tuhan, ingat Tuhan Yesus.
Saya
tambahkan cerita sedikit mengenai asal usul, karena terkadang banyak orang
Kristen lupa diri, setelah diberkati malah lupa: Pada mulanya, Adam dan Hawa
ditempatkan di taman Eden, mereka menikmati berkat-berkat luar biasa. Buah
pohon yang menarik dan baik untuk dimakan buahnya, juga menikmati buah pohon
kehidupan dengan bebas, diberkati Tuhan. Tetapi sangat disayangkan, setelah
diberkati, dipercaya oleh Tuhan, justru jatuh dalam dosa. Setelah jatuh dalam
dosa, dibuang keluar dari taman Eden, dilempar bagaikan kita berada di bumi
ini. Sebetulnya tempat kita ada di taman Eden, tetapi mereka diusir dari taman
Eden, bagaikan dilempar, itulah keadaan kita sekarang.
Kemudian,
dalam keadaan dosa kita di bumi ini, kita terlena, kita lupa dengan Sang
Khalik, Sang Pencipta. Kita terlena di bumi ini dari mana asalnya kita.
Bukankah asalnya kita adalah dari dua tangan Tuhan, Dia penjunan yang membuat kita
dari seonggok tanah liat, dibentuk dari atas sampai ke bawah, dari kepala
sampai ke kaki. Sesudah dibentuk Tuhan Yesus Kristus, lalu dihembuskan nafas
hidup, lalu hiduplah dia. Sesudah hidup, diberkatilah di taman Eden dengan luar
biasa, menikmati kasih dari sorga. Mereka suami isteri dengan hubungan yang
begitu harmonis, tidak ada kata-kata binatang, tidak ada kata-kata yang
menyakitkan hati perasaan suami isteri dan lain sebagainya.
Tetapi
setelah mereka jatuh dalam dosa, mereka diusir dari taman Eden, bagaikan
dilemparkan di bumi. Setelah di bumi, kita terlena; sibuk bekerja, sibuk dengan
kesibukan lahiriah, sibuk dengan bisnis, sibuk dengan urusan, sibukan dengan
arisan, sibuk dengan pars..., sibuk dengan parm..., terlena, lupa dengan asal
usul kita.
Orang tua
dukung kami untuk membawa anak-anak ini semua menjadi anak Tuhan Yesus. Kalau
sudah waktunya Sekolah Minggu, ayo dukung mereka, harus ada kerja sama yang
baik diantara kita.
Sekali lagi
saya tandaskan: Enam kali disebut “Rut,
perempuan Moab”, artinya; sesudah sampai di Betlehem, menjadi bagian
Israel, anak Tuhan tidak boleh lupa diri, harus ingat asal usul.
Ibrani
11:12-15
(11:12) Itulah sebabnya, maka dari satu orang,
malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang
di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. (11:13) Dalam iman mereka semua ini
telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu,
tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang
mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. (11:14) Sebab mereka yang berkata
demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. (11:15) Dan kalau sekiranya dalam hal
itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan,
maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
Tuhan beri
kesempatan kali ini bagi kita untuk kembali ke sorga. Jangan terlena di bumi.
Tidak salah bekerja, tidak salah berbisnis, tidak salah lakukan apapun, tetapi
jangan lupa sorga, jangan lupa ibadah, jangan lupa pelayanan. Jangan lupa Tabut
Perjanjian Tuhan. Jangan terlena.
Ibrani 11:16
(11:16) Tetapi sekarang mereka merindukan tanah
air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak
malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi
mereka.
Kembali ke
Sang Khalik, Sang Pencipta, sebab kita ini hanya pendatang di bumi. Jangan
terlena di bumi.
Tidak salah
kuliah, tetapi ingat; dari mana asalmu, anak-anakku. Nanti setelah kuliah,
bekerja. Boleh bekerja, tetapi ingat; dari mana asalmu, anak-anakku. Selalu
ingat Tuhan, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga. “Rut, perempuan Moab”, jangan lupa silsilah.
Pertama-tama
saya mau bertanya kepada anak-anak dari tiga pos Sekolah Minggu: Siapa yang
merindu untuk kembali ke tanah air sorgawi, siapa yang merindu kembali kepada
Tuhan Yesus?
Rut adalah
perempuan Moab, di luar Israel disebutlah bangsa kafir, tetapi sekarang kita
berada di rumah Tuhan, itu adalah kemurahan dari Tuhan. Kalau sudah besar, lalu
diberkati, jangan lupa Tuhan, jangan lupa asal usul, jangan terlena di bumi.
Itulah
silsilah lahirnya Yesus Kristus yang terkait dengan empat perempuan kafir, dan
salah satunya adalah Rut. Kita adalah bangsa kafir, tetapi menjadi bangsanya
anak Tuhan, itu adalah kasih karunia, kemurahan Tuhan.
Ciri dari
bangsa kafir, khususnya bangsa Moab adalah hidup di dalam penyembahan berhala.
Bukti bangsa Moab hidup dalam penyembahan
berhala.
Rut 1:14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras,
lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
Setelah
didesak sebanyak tiga kali, Orpa, menantu Naomi, mencium mertuanya itu minta diri,
tetapi Rut tetap berpaut pada Naomi. Itulah perbedaan Orpa dan Rut.
Sekali ikut
Tuhan, tetap ikut Tuhan. Jangan mundur selangkah pun. Sekali Tuhan Yesus tetap
Tuhan Yesus. Jangan jual Tuhan Yesus karena bisnis. Jangan jual Tuhan Yesus
karena harta, uang, kedudukan, jabatan, nanti bayar harga, hati-hati.
Berpautlah kepada Tuhan Yesus.
Rut 1:15
(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang
iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti
iparmu itu."
“... Para allahnya ...”, berarti bangsa
Moab hidup dalam penyembahan berhala.
Bangsa kafir
itu sebelum kenal Tuhan Yesus, hidup dalam penyembahan berhala, termasuk orang
Batak. Sebelum Nomensen masuk ke tanah Batak, penginjil yang dari Jerman Barat
dipotong-potong lalu dimakan, itulah hidup dalam penyembahan berhala.
Berhala,
artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Kalau
pekerjaan nomor satu melebihi dari ibadah, itu berhala. Kalau anak nomor satu
melebihi pelayanan, itu berhala. Kalau bisnis nomor satu melebihi dari ibadah,
melebihi dari Tuhan, itu berhala. Kalau kuliah nomor satu, lebih dari ibadah,
lebih dari Tuhan, itu berhala. Siapa yang sering meninggalkan ibadah? Itu
adalah penyembahan berhala, segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Sekalipun
tidak mendirikan patung, arca, atau ta pe kong, tetapi kalau pekerjaan, kuliah,
pendidikan, bisnis menjadi nomor satu sampai meninggalkan ibadah oleh karena
itu semua, itu adalah berhala.
1 Korintus
12:1
(12:1) Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku
mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.
Tuhan ingin
supaya kita juga tahu tentang sembilan karunia Roh Kudus; ada menyembuhkan, ada
bahasa lidah, dan lain sebagainya. Kemudian, Tuhan ingin supaya kita juga tahu
tentang sembilan jabatan dari Roh Kudus. Tuhan mau supaya kita tahu semua itu,
tetapi banyak orang yang belum mengetahui tentang sembilan karunia dan sembilan
jabatan dari Roh Kudus, sebab itu, mari kita perhatikan ayat 2.
1 Korintus
12:2
(12:2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum
mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala
yang bisu.
“... Pada waktu kamu masih belum mengenal Allah
...”, belum mengenal Tuhan, seperti Rut belum mengenal Tuhan, berarti bangsa
kafir.
“... Tanpa berpikir ditarik kepada
berhala-berhala yang bisu ...”, itulah bangsa kafir; tidak mengenal Tuhan
Yesus. Tanpa berpikir panjang dengan mudahnya ditarik kepada penyembahan
berhala, memberikan dua tangan kepada berhala. Pekerjaan nomor satu dari
ibadah, bisnis nomor satu dari ibadah, arisan nomor satu dari ibadah, digiring
dua tangan ini ke situ. Itulah bangsa kafir, mudah sekali ditarik kepada
penyembahan berhala.
Tetapi kita
ini adalah anak Tuhan, berarti menyembah Allah yang hidup, bukan berhala.
Ayo, jangan
tinggalkan Sekolah Minggu, karena ulang tahun teman, karena berenang, karena
apapun. Jangan tinggalkan Tuhan. bermain nomor satu, itu adalah berhala. Saya
berharap, orang tua juga mendukung firman Tuhan. Jangan dukung keinginan daging
anak. Kadang-kadang kita mau mendidik anak, tetapi salah; menurut kita bagus,
tetapi belum tentu menurut Tuhan. Jangan ikuti pikiran dan perasaan, ikutilah
caranya Tuhan. Itulah maksud saya tadi “dukung
kami”.
Jangan
gampangkan ibadah Sekolah Minggu, sebab itu berarti kita menggampangkan Tuhan
Yesus. Padahal Yesus sudah membuat kita berharga, apa buktinya? Buktinya adalah
Yesus telah disalib. Jangan kita yang murahan ini membuat salib menjadi
murahan.
Baik juga
Pendidikan Agama Kristen, jangan gampangkan sekolah Pendidikan Agama Kristen.
Dahulu saya
mengajar juga; sebelum saya ditetapkan Tuhan sebagai gembala sidang GPT
“BETANIA”, saya berjalan kaki mengelilingi Serang, jalan kaki ke Keramat, jalan
kaki ke Cilegon. Di Cilegon, dari rumah ke rumah saya datangi, tetapi tidak ada
yang menerima saya. Setiap hari saya jalan kaki, tetapi tidak ada yang menerima
saya. Tidak ada yang memberikan saya minum, tidak ada yang memberikan saya
makan. Yang saya pusingnya adalah saat sore, mengapa? Di manalah saya tidur, Tuhan? Saya selalu bawa satu helai kain di
tas saya.
Tetapi,
setiap saya mampir ke rumah Bapak Stefanus, beliau selalu menawarkan saya
makan. Tetapi saya tidak mau sering-sering datang, karena kalau saya
sering-sering datang, bosan juga dia kepada saya. Jadi, saya aturlah sedemikian
rupa, bagaimanalah supaya pelayanan ini jangan ditolak.
Saya
berpikir, bagaimanalah saya, Tuhan, di provinsi Banten ini? Saya tidak tahu
kalau sebetulnya Serang, Cilegon dan sekitarnya, susah mendirikan gereja.
Akhirnya, Tuhan berikan saya hikmat: “Hai,
hamba-Ku, masuklah ke sekolah-sekolah”, lalu saya bilang: “Ijazah saya tidak seberapa, Tuhan?”,
lalu lagi kata-Nya: “Sudah, masuk saja.”
Saya masuki
SMA 1 Cilegon, SMA sekian, SMA sekian, SMP 1, SMP 2, saya masuki, SD 1, SD 2,
tidak ada yang terima, terakhir masuklah SMP 5, puji Tuhan diterima, tetapi
bukan honor dan bukan di sekolah ini. Lalu saya mengajar Pendidikan Agama
Kristen di sebuah kantor milik seorang marga Saragi di PCI.
Lalu saya
tanya seorang anak: “Mau Ibadah Raya Minggu?”, lalu dia
bertanya: “Di mana gerejanya?”, saya
jawab: “Di sini.” Dia kembali
berkata: “Ini tidak ada apa-apanya, tidak
ada mimbar, tidak ada yang lain”, lalu saya jawab: “Ya sudah, datang saja beribadah.” Saya tunggu dia pada harinya,
ternyata dia datang, itulah jemaat pertama. Saya main gitar sendiri. Sesudah
nyanyi, kami nangis berdua, tetapi saya tidak tahu dia menangis karena apa,
apakah karena kepanasan atau karena teguran firman, saya tidak mengerti. Yang
penting saya melihat dia menangis, saya senang, kemudian saya tumpang tangan.
Sesudah itu, saya taruh gitar, saya ambil kolekte, hanya satu orang. Kolekte
(persembahan) yang saya terima saat itu, saya hemat. Kembali lagi saya jalan
kaki. Saya alami hal itu bukan hanya satu dua tahun, tetapi bertahun-tahun.
Di Serang
juga ada Pak Barita Panggabean, dengan isteri dan dua anaknya yang masih kecil.
Kadang kalau isterinya kerja dan dua anaknya sekolah, kami hanya berdua saja
beribadah. Saya yang khotbah, saya yang menjadi petugas kolekte. Yang saya
syukuri ketika di Serang, saya diberi makan satu piring. Tetapi ada masalahnya
juga, saya diberikan sambal, padahal sudah tiga hari tidak makan, akhirnya sakit
perut.
Akhirnya
tahun 2011, barulah terbentuk penggembalaan di sini. Walaupun masih sedikit
jumlah jiwa, belum sampai ratusan jiwa, tetapi puji Tuhan, Tuhan ijinkan ibadah
ini berjalan sampai kepada fellowship
hamba-hamba Tuhan.
Saudara juga
bisa terus ikuti live streaming tiga
macam ibadah pokok; Ibadah Raya Minggu, Ibadah Doa Penyembahan, dan Ibadah
Pendalaman Alkitab, di akun facebook Daniel U. Sitohang dan Gpt Betania.
Nanti
tanggal 27-28 Desember 2019 akan dilaksanakan tiga sesi ibadah persekutuan hamba
Tuhan dari berbagai denominasi gereja. Jadi, saya juga sekaligus mengundang
saudara, orang tua, untuk hadir tanggal 27-28 Desember 2019, untuk kita lebih
dalam lagi mengerti tentang SILSILAH
LAHIRNYA YESUS KRISTUS. Saya tidak mungkin menguraikan ini lebih dalam lagi
panjang lebar untuk anak Sekolah Minggu, tetapi kita bisa mengerti lebih dalam
lagi pada Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT),
27-28 Desember 2019. Persekutuan ini bukan hanya untuk hamba Tuhan, tetapi juga
untuk umat Tuhan, sidang jemaat.
Kita
bersyukur dengan silsilah Yesus, empat belas keturunan yang ketiga, akhirnya
bangsa Israel keluar dari pembuangan. Untung Yesus lahir, akhirnya pembebasan
kembali terjadi. Tetapi ingat, setelah diberkati, jangan lupa dari mana asal
kita. Kita berasal dari Tuhan, harus kembali ke tanah air sorgawi.
Kita di bumi
ini karena Adam dan Hawa berdosa, diusir dari taman Eden bagaikan dilemparkan
ke bumi. Kita harus kembali ke tanah air sorgawi. Boleh bekerja, boleh sekolah
mencapai pendidikan, tetapi jangan terlena. Dari mana kita berasal, kita harus
kembali ke sana. Harus kembali ke sorga. Kita ini hanya penumpang di bumi,
hanya sementara. Jangan terlena.
Orang tua
juga boleh menyekolahkan anak, tetapi jangan sibuk di situ. Jangan lupa Tuhan.
Saya
berbahagia, karena Tuhan memberkati kita petang sore hari ini. Saya yakin kita
semua diberkati Tuhan Yesus; diberi umur panjang, kesempatan dan kesehatan,
inilah modal utama untuk kita pelihara untuk kita persembahkan kepada Tuhan lewat
ibadah, lewat pelayanan, lewat kesempatan-kesempatan untuk memuji Tuhan, baik
dalam perkataan, baik dalam perbuatan, di manapun kita berada. Tidak salah arisan, tetapi setelah ibadah dan
melayani Tuhan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment