IBADAH NATAL PERSEKUTUAN DI PARUNG - BOGOR, 14 DESEMBER 2019
Subtema: NATAL PERTAMA DAN NATAL KEDUA
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan
oleh karena kasih dan kemurahan-Nya, kita dimungkinkan untuk melangsungkan
Ibadah Kebaktian Natal Persekutuan pada saat pagi hari ini. Puji Tuhan mari
kita manfaatkan kesempatan ini untuk menikmati berkat natal.
Saya bersyukur kepada Tuhan oleh karena kemurahan Tuhan
dipercayakan melayani Tuhan pada siang ini, bukan karena gagah hebat, bukan
karena saya lebih dari rekan-rekan hamba Tuhan yang hadir dan juga di hadapan
Tuhan saya berbicara bukan karena lebih, tetapi Tuhan percayakan suatu imamat
bagi kami, maka kami harus kerjakan.
Terimakasih untuk bapa gembala di tempat ini, bapak
Pdt. Mulyadi bersama sis Ria, juga tua-tua sidang di tempat ini, hamba-hamba
Tuhan, Tuhan memberkati, juga para sidang jemaat yang hadir, Tuhan memberkati,
Tuhan balaskan berlipat kali ganda untuk atensi, untuk perhatian saudara kepada
Tuhan lewat firman yang akan kita terima pada saat siang ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak Tuhan, umat Tuhan,
hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube,
Facebook, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati. Mari kita berdoa,
memohon kepada Tuhan supaya Tuhan membukakan firman bagi kita.
Puji Tuhan segera saja langsung pada tema yang ada
yaitu dari Yohanes 1:14, judul
utamanya: FIRMAN JADI MANUSIA.
Tetapi kita melihat dulu kalimat yang sempurna ...
Yohanes 1:14
(1:14)
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita
telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Kalimat yang lengkapnya adalah firman itu telah menjadi manusia, sama dengan REMA.
Rema berarti natal
kedua sedang berlangsung.
Lalu pertanyaannya, KAPAN NATAL YANG PERTAMA TERJADI??
Yohanes 1:1
(1:1)
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman
itu adalah Allah.
Ketika Firman itu menjadi daging, itu sama dengan rema,
berarti natal sedang berlangsung itulah natal kedua. Lalu pertanyaannya; Natal
pertama kapan? Pada mulanya adalah Firman,
dan Firman itu adalah Allah.
Singkatnya ayat ini adalah logos,
inilah suasana natal yang pertama.
Tetapi suasana natal yang pertama ini sangat
menyedihkan sebetulnya, sekaligus banyak mengalami penderitaan, banyak
mengalami kerugian, sampai pada akhirnya banyak orang Kristen menjadi putus asa
dan kecewa, bahkan tersandung dan menjadi batu sandungan di tengah ibadah dan
pelayanan.
Pendeknya, suasana natal yang pertama sangat mencekam
dan sangat mengerikan sekali.
Mari kita lihat, sebagai pembuktiannya.
2 Korintus 3:6-7
(3:6)
Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian
baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum
yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. (3:7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan
huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu
ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang,
sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu
datang dengan kemuliaan yang demikian
Huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu dan juga
yang pernah ditulis dalam setiap lembaran-lembaran gulungan kitab, yang ditulis
pada bagian dalam dan ditulis pada bagian luar, disebut dengan pelayanan tubuh, pelayanan yang memimpin
sampai kepada kematian.
Tidak sedikit orang Kristen menangis setelah mendengar
firman yang disampaikan oleh hamba-hamba Tuhan, hal itu memang tidak salah dan
wajar saja, tetapi kalau firman itu tidak dilanjutkan (dilakukan), air mata
tidak ada artinya, karena keberadaan kita hanya sebatas pada pelayanan tubuh,
sama seperti huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu, sama seperti
huruf-huruf yang tertulis pada lembaran-lembaran gulungan kitab yang ditulis
pada bagian dalam dan ditulis juga pada bagian luarnya.
Kalau firman Tuhan hanya menyentuh perasaan bisa saja
menangis, tetapi yang Tuhan mau firman
itu harus mendarah daging, dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh
daging, ditukik di dalam hati.
Tetapi di sini kita melihat natal yang pertama, mengerti
firman yang didengar, tetapi tidak ditindak lanjuti (dilakukan), itulah suasana
pada natal yang pertama, tidak ada perubahan dalam hidup.
Tidak salah setelah dengar firman menangis, wajar saja,
tetapi kalau firman yang didengar tidak ditindak lanjuti berarti itu baru
logos, natal yang pertama.
SUASANA PADA NATAL YANG PERTAMA (LOGOS).
1 Korintus 10:1-2
(10:1) Aku
mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua
berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. (10:2) Untuk menjadi pengikut Musa
mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
Untuk
menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
Kemudian mari kita perhatikan ayat selanjutnya ...
1 Korintus 10:3-4
(10:3) Mereka
semua makan makanan rohani yang sama
(10:4) dan mereka semua minum
minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang
mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
Dua perkara selanjutnya untuk menjadi pengikut Musa:
1. Mereka semua makan makanan rohani yang sama, jelas itu
firman Allah.
Siang hari ini kita sedang makan makanan
rohani.
2. Mereka minum minuman rohani yang sama, itu
menunjuk kepada Roh Kudus dengan sembilan karunianya dan sembilan
jabatan-jabatan Roh Kudus.
Tetapi coba kita lihat selanjutnya, betul-betul ini
logos, natal yang pertama.
1 Korintus 10:5-10
(10:5)
Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar
dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. (10:6) Semuanya ini telah terjadi
sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita
menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi
penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti
ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian
bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8)
Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa
orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu
orang. (10:9) Dan janganlah kita
mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka,
sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10)
Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari
mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Tetap perhatikan, sungguhpun
demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena
mereka ditewaskan di padang gurun, mayat mereka bergelimpangan di padang
gurun.
Mengapa demikian? Karena ternyata mereka berada dalam
suasana natal yang pertama, beribadah, dengar firman tetapi tidak dilakukan,
tidak mau berubah.
Firman hanya logos, firman belum menjadi daging, belum
terjadi natal yang kedua, belum menjadi rema, sehingga terus menerus mengulangi
kesalahan yang sama. Ini natal yang pertama.
Kita lihat perbuatan yang salah, yang terus
berulang-ulang, antara lain:
Yang pertama: BERIBADAH
DAN MELAYANI TETAPI MASIH MENGINGINI HAL-HAL YANG JAHAT, seperti
ayat 6, itulah yang mereka perbuat. Inilah suasana natal yang pertama.
Bilangan 11:4
(11:4)
Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang
Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan
memberi kita makan daging?
Bangsa Israel sementara perjalanan di padang gurun,
sebetulnya dalam tuntunan Tuhan tetapi masih memikirkan dan mengingini daging
di Mesir.
Singkatnya, beribadah dan melayani Tuhan tetapi masih
hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging. Dalam ibadah yang
dituntun oleh Tuhan, tapi masih tetap ingat-ingat daging di Mesir.
Beribadah tetapi hidup dalam hawa nafsu daging,
melayani tetapi hidup dalam hawa nafsu daging, inilah susana natal yang
pertama. Setelah dengar firman hanya menangis tetapi tidak ditindak lanjuti,
hanya dalam bentuk logos, natal pertama.
Kita tidak bisa berubah menjadi manusia suci, kalau
bukan Tuhan lewat firman-Nya yang menyucikan kehidupan kita pribadi lepas
pribadi.
Roma 8:5
(8:5)
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;
mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Mereka yang
hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging, ia tidak
akan memikirkan hal-hal yang dari Roh, ia tidak akan memikirkan perkara-perkara
di atas, ia tidak akan pernah memikirkan perkara rohani itulah ibadah dan
pelayanan dengan segala kegiatan roh yang ada di dalamnya, itu hidup menurut
daging.
Roma 8:6-7
(8:6)
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup
dan damai sejahtera. (8:7) Sebab
keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak
takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Keinginan
daging adalah maut, mengapa? Sebab keinginan
daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena orang yang hidup
menurut hawa nafsu dan keinginan daging tidak takluk kepada Allah, tidak takluk
kepada firman Tuhan Yesus Kristus.
Inilah kondisi bangsa Israel dalam natal yang pertama,
firman itu masih dalam bentuk logos.
Tadi mereka berkata; siapakah yang akan memberikan kita
makanan daging? Beribadah tapi masih memikirkan daging, melayani tetapi masih
hidup dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
Kemudian ...
Bilangan 11:5
(11:5)
Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar
apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang
putih.
Kemudian mereka teringat kepada ikan yang mereka makan
di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, sama dengan; makan ikan tetapi tidak mau
bayar harga, artinya: berada di dalam
kegiatan Roh tetapi tidak mau pikul salib.
Mau makan ikan dengan gratis, tidak mau bayar harga,
mau dipenuhkan Roh Kudus tetapi tidak mau pikul salib, ini natal yang pertama,
firman masih logos belum mendarah daging.
Pilih mana, natal pertama atau natal yang kedua? Kalau
natal yang kedua, saudara harus setuju dengan pemberitaan firman Tuhan siang
ini.
Saya ini bukan sedang dongeng, saya tidak sedang
berbicara si kancil dan si kura-kura, saya sedang berbicara firman. Saudara
harus dewasa dan bijaksana cari firman, jangan cari dongeng. Saya tau tadi saya
dibatasi 45 menit, saya mau dorongan Roh Kudus, yang mau bertahan, bertahan
saja.
Saya tau ini bukan penggembalaan saya, tetapi saya tau
pergumulan saya semalam-malaman.
Jadi, teringat dengan ikan yang mereka makan di Mesir
dengan tidak bayar apa-apa, artinya: berada di dalam kegiatan Roh, tetapi tidak
mau pikul salib, ini sudah tidak benar. Ikan itu adalah Roh.
Orang yang mau hidup beribadah harus pikul salib, salib
itu pengantara, seperti Yesus tampil menjadi korban pendamaian. Posisi saya
sebagai seorang imam berada diantara Allah dengan manusia berdosa untuk
memperdamaikan dosa manusia, tidak mungkin saya memperdamaikan dosa manusia
dengan cerita si kancil dan si kura-kura.
Mari kita lihat, contohnya ...
Matius 23:1-2
(23:1)
Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
Pada ayat 2,
ahli Taurat dan orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Singkatnya, mau
menjadi pemimpin.
Matius 23:3
(23:3) Sebab
itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu,
tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka
mengajarkannya tetapi tidak melakukannya
Ahli Taurat dan orang Farisi mengajar tetapi mereka
sendiri tidak mau melakukan apa yang mereka ajarkan.
Matius 23:4
(23:4)
Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu
orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Mengajarkan tentang salib, tetapi mereka sendiri tidak
mau pikul salib, sama dengan makan ikan dengan gratis. Sama dengan melayani
tetapi tidak mau bayar harga, sama dengan berada di dalam kegiatan Roh, tetapi
tidak mau bayar harga.
Adakah saudara sedang terguncang? Atau menerima
pemberitaan Firman dengan rendah hati? Karena saya juga demikian di
penggembalaan saya, belajar mendewasakan sidang jemaat, bukan sedang
membodoh-bodohi jemaat.
Kalau soal berkat, Tuhan sudah memberkati, saya tidak
takut.
Matius 23:5
(23:5) Semua
pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar
dan jumbai yang panjang;
Jadi ternyata ahli Taurat dan orang Fairisi melayani
atau berada di tengah-tengah kegiatan Roh adalah supaya untuk dilihat orang lain, untuk menerima pujian dan hormat
dari manusia bukan dari Tuhan.
Inilah orang yang mau makan ikan tetapi gratis.
Mari kita kembali membaca ...
Bilangan 11:5-6
(11:5) Kita
teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa,
kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan
bawang putih. (11:6) Tetapi
sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja
yang kita lihat."
Demikian juga dengan mentimun, semangka, bawang prei,
bawang merah, bawang putih, mereka makan dengan tidak bayar apa-apa, maunya
yang gratisan saja.
Saya mengangkat seorang imam harus saya lihat terlebih
dahulu penyerahan dirinya, saya mengangkat seorang imam bukan karena dia orang
kaya, bukan karena dia punya pendidikan tinggi, tidak. Saya lihat dulu
penyerahan dirinya, kalau sungguh-sungguh di dalam penyerahan diri kepada
Tuhan, baru saya angkat menjadi seorang
pelayan Tuhan (imam).
Jadi jangan gratisan di tengah kegiatan Roh (makan
ikan), nanti juga dengan yang lain, seperti; mentimun, semangka, bawang prei,
bawang merah, bawa putih, jadi gratis semua, untuk masuk sorga tidak boleh
gratis.
Jangan dibuat gampang pelayanan, tidak boleh, salib itu
mahal. Ibadah ini seharga dengan setetes darah Yesus.
Itu yang pertama, ibadah dengan natal yang pertama
dengan sikap tabiat yang pertama.
Yang kedua.
1 Korintus 10:7
(10:7)
dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti
beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa
itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria."
Yang kedua: BANGSA
ISRAEL JATUH DALAM PENYEMBAHAN BERHALA.
Mari kita lihat peristiwa itu.
Keluaran 32:6
(32:6)
Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran
dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan
minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.
Bangsa Israel menyembah patung anak lembu emas tuangan,
kemudian mereka juga mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.
Korban bakaran berarti mempersembahkan
potongan-potongan daging itu di atas mezbah korban bakaran itu semalam-malaman
(sampai pagi), berarti sampai hangus. Tetapi yang lucunya disini, bangsa Israel
mempersembahkan korban bakaran kepada patung anak lembu emas tuangan (kepada
berhala).
Tidak sedikit orang Kristen seperti ini, untuk berhala
rela menderita, setengah mati, tetapi untuk melayani Tuhan dan melayani
pekerjaan Tuhan hitung-hitungan, kan jadi bodoh.
Inilah natal yang pertama, untuk berhala mau sampai
hangus tetapi untuk Tuhan hitung-hitungan, sangat disayangkan tentunya.
Jadi tidak sedikit orang Kristen menghanguskan dirinya
untuk berhala.
Berhala artinya:
segala sesuatu yang melebihi Tuhan, misalnya; meninggalkan ibadah dan pelayanan
hanya karena pekerjaan, kesibukan-kesibukan, bisnis, kuliah, dan lain
sebagainya. Kalau itu nomor satu itulah yang disebut dengan berhala, untuk
perkara itu tidak sedikit orang Kristen rela sampai hangus, tetapi untuk Tuhan
hitung-hitungan (berpikir 2 kali).
Itu yang membuat saya tidak habis pikir, mengapa kita
terbalik untuk berkorban? Untuk berhala kita sampai hangus, untuk Tuhan tidak.
Bukti lainnya apa? Membalas kejahatan dengan kejahatan, tidak tinggal dalam
kasih Allah.
Keluaran 32:2-4
(32:2)
Lalu berkatalah Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas
yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan
bawalah semuanya kepadaku." (32:3)
Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga
mereka dan membawanya kepada Harun. (32:4)
Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah
dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai
Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah
Mesir!"
Di sini kita melihat adapun patung anak lembu emas
tuangan berasal dari anting-anting emas,
dari telinga para isteri, dari telinga anak laki-laki dan anak perempuan.
Sebetulnya salah satu perhiasan rohani yang paling
berharga adalah dengar-dengaran.
Kalau pehiasan rohani ini dilepas maka akan berubah
menjadi berhala, dengan lain kata, kalau kita tidak lagi dengar-dengaran
dihadapan Tuhan, maka kita akan jatuh dalam penyembahan berhala.
Soal dengar-dengaran ini penting, beberapa waktu lalu
bapak Pdt. Mulyadi dan saya bertemu di Bogor dan beliau bicara “brur melayani
ya?” Sebetulnya saya repot sekali, saya justru tunjuk seorang hamba Tuhan yang
juga kenal, tetapi dia bilang: “saya rindu brur saja tahun ini,” tidak tau
tahun depan juga.
Sebetulnya saya capek, baru saja tadi malam saya
melayani Ibadah Natal Sekolah Minggu dan PAK, itu tidak boleh dianggap enteng
Sekolah Minggu, itu penting, sekaligus juga kami membina Pendidikan Agama
Kristen (PAK). Lalu pulang dari ibadah pelayanan saya harus cari firman
semalam-malaman, sebab saya mau mempertahankan roh dengar-dengaran untuk
melayani di tempat ini.
Saya bawa diri saya berada dalam penyembahan hampir dua
jam, kemudian sesudah itu sudah jam 3 saya cari firman, karena bagi saya
melayani Tuhan itu tidak boleh main-main, saya cari sampai jam 6 pagi baru saya
berangkat. Jadi sampai hari ini saya belum tidur.
Melayani Tuhan tidak boleh setengah hati dan kalau
bicara tidak boleh dusta. Jangan terlihat rohani, tetapi tidak rohani, tetapi
apa yang saya ceritakan ini Tuhan saksinya, isteri dan anak saya saksinya.
Belajar untuk dengar-dengaran, untuk membuktikan diri
dengar-dengaran bukan pada saat situasi kondisi mendukung, justru saat sedang
diperhadapkan dengan suasana yang bertolak belakang dengan daging.
Mengapa saya katakan begitu? Pada saat Samuel tidur,
Tuhan memanggil Samuel; Samuel, Samuel, lalu jawab Samuel; ya Bapa, lalu dia
datang kepada imam Eli. Ternyata Eli tidak memanggil, lalu menyuruh Samuel
untuk kembali tidur. Lalu pada saat dia tidur, dia kembali mendengar panggilan
yang sama (kedua): Samuel, Samuel, dia pun datang kepada imam Eli. Ternyata
imam Eli juga tidak memanggil dia dan menyuruh Samuel untuk kembali tidur.
Kalau Samuel adalah manusia daging, maka ia akan
menggerutu dan ngomel, karena terlalu berat bagi daging.
Jadi untuk membuktikan diri untuk menjadi seorang
kehidupan yang dengar-dengaran, itu saat diperhadapkan dengan situasi yang
bertolak belakang dengan keinginan daging, barulah disebut kehidupan yang
dengar-dengaran.
Tetapi disini kita melihat bangsa Israel sudah
melepaskan salah satu perhiasan yang indah itu, anting-anting emas dari isteri,
dari anak laki-laki, dari anak perempuan, akhirnya berubah menjadi anak lembu
emas tuangan. Jadi kalau tidak dengar-dengaran berubah menjadi berhala.
Sebetulnya salah satu perhiasan rohani yang paling
berharga ialah dengar-dengaran itulah anting-anting emas di telinga, berarti
kalau tidak dengar-dengaran akan hidup di dalam penyembahan berhala.
Kita kembali membaca ...
1 Korintus 10:7
(10:7)
dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti
beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa
itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria."
Sampai akhirnya mereka duduk makan dan minum,
bangunlah mereka bersukaria.
Kalimat ini dibagi menjadi dua bagian:
a. Duduk makan dan minum, menunjuk
kepada; dosa merokok, narkoba, minum-minuman keras.
b. Bangunlah mereka bersukaria, menunjuk
kepada; dosa kenajisan, puncaknya dosa.
Jadi arah penyembahan berhala itu duduk makan minum
kemudian bangunlah mereka bersukaria, itu dosa kenajisan, pesta sex.
Lalu kita melihat ...
Yang ketiga.
1 Korintus 10:8
(10:8) Janganlah
kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang
dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
Kemudian yang ketiga: BANGSA ISRAEL BERZINAH DENGAN PEREMPUAN-PEREMPUAN MOAB pada
saat mereka berkemah di Sitim. Pendeknya, bangsa Israel dikuasai oleh roh
najis.
Yang keempat.
1 Korintus 10:9
(10:9)
Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa
orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.
Yang keempat: BANGSA
ISRAEL MENCOBAI TUHAN.
Hal ini kita perhatikan dulu ...
Bilangan 21:5-7
(21:5)
Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu
memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di
sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah
muak." (21:6) Lalu TUHAN
menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga
banyak dari orang Israel yang mati. (21:7)
Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah
berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada
TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa
berdoa untuk bangsa itu.
Dari apa yang sudah dibaca, singkatnya bangsa Israel
mencobai Tuhan sebab bangsa Israel telah berkata-kata melawan Tuhan dan
Musa.
Sebagai hamba Tuhan saya mau pesankan kepada saudara,
jangan mencobai Tuhan, jangan berkata-kata melawan Tuhan dan hamba Tuhan.
Jadilah sidang jemaat yang baik, taat, setia, dengar-dengaran.
Bilangan 21:6
(21:6)
Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang
memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
Resiko kalau mencobai Tuhan (berkata-kata melawan Tuhan
dan hamba Tuhan) adalah Tuhan menyuruh ular tedung/ular kobra memagut bangsa
Israel.
Tidak sedikit sidang jemaat mencobai Tuhan,
berkata-kata melawan Tuhan dan hamba Tuhan hanya karena tidak sesuai dengan
keinginan di hatinya, sehingga atas seijin Tuhan setan berkuasa atas mereka,
bahkan perkataan dan tingkah lakunya sama dengan setan.
Bilangan 21:8-9
(21:8)
Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu
pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan
tetap hidup." (21:9) Lalu
Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika
seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah
ia hidup.
Singkatnya, lawan dari mencobai Tuhan adalah memandang kepada salib Tuhan saja.
Kalau tidak mau mencobai Tuhan pandang saja salib-Nya,
pasti jauh dari ular tedung.
Saya berharap kepada Tuhan, di tengah pemberitaan
firman ini saya agak kurang leluasa dalam menyampaikan firman Tuhan, tetapi
rupanya Tuhan memakai saya hanya sebatas begini saja. Tetapi saya berdoa dari
apa yang sudah saya sampaikan, kiranya itu berkuasa atas kehidupan kita supaya
nyata natal yang kedua, itu ketulusan hati saya.
Saya tidak mengerti mengapa saya terbatas berkata-kata,
tidak leluasa, mungkin karena kurang waktu atau kurang asupan oksigen, saya
kurang mengerti.
Saudara bisa saksikan di live streaming kami, untuk membuktikannya, supaya saudara jangan
anggap saya pendusta. Tetapi seberapa jauhpun saya menyampaikan firman, kiranya
itu berkat bagi kita, saya pun tidak sia-sia datang dari tempat yang jauh dan
saudara pun tidak sia-sia datang dengan kepanasan di tempat ini.
Terimalah pemberitaan Firman Tuhan dengan menggunakan
bahasa yang sederhana.
Yang kelima.
1 Korintus 10:10
(10:10)
Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa
orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Yang kelima, ini masih natal yang pertama, firman itu
masih dalam bentuk logos: BANGSA
ISRAEL BERSUNGUT-SUNGUT.
Sungut-sungut mereka itu terjadi oleh karena kematian
dari Korah dan kroni-kroninya. Dalam hal ini saya tidak habis pikir terhadap
bangsa Israel pada waktu itu, sebab mereka bersungut-sungut karena kematian
dari Korah dan kroni-kroninya yakni Datan, Abiran, dan On, serta 250 orang yang
membawa perbaraan itu, mereka mati karena kesalahan Korah.
Tapi ketika Korah mati karena pemberontakannya, bangsa
Israel masih juga bersungut-sungut, saya tidak habis mengerti.
Tidak sedikit orang Kristen bersungut-sungut, setiap
hari bersungut-sungut, manakala menghadapi himpitan yang besar
bersungut-sungut. Padahal himpitan itu bisa saja terjadi untuk mendidik
kehidupan kita masing-masing.
Itu sebabnya tadi saya katakan, saya tidak habis pikir
mengapa mereka bersungut-sungut, bukankah Korah, Datan, Abiran dan On, termasuk 250 orang yang
membawa perbaraan, mereka binasa karena kesalahannya, tetapi bangsa Israel
tidak tau diri, mereka tetap bersungut-sungut dengan mempersalahkan Tuhan.
1 Korintus 10:11
(10:11)
Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk
menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir
telah tiba.
Jadi semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh
dan ditulis untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana
zaman akhir telah tiba.
Ini peringatan bagi kita, inilah contoh dari natal yang
pertama, firman itu masih logos.
Jadi contoh ibadah namun masih berada dalam suasana
natal yang pertama, berakhir kepada kebinasaan.
1 Korintus 10:12
(10:12)
Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya
ia jangan jatuh!
Siapa yang
menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
Perhatikanlah firman Tuhan ini.
Natal pertama berakhir dengan kebinasaan, sekarang
supaya kita tertolong, kita lihat JALAN KELUARNYA.
Kita kembali membaca ...
Yohanes 1:14
(1:14)
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita
telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Firman itu menjadi manusia, sama dengan; REMA, inilah suasana natal yang kedua.
Ini kebalikan dari natal yang pertama.
2 Korintus 3:2-3, 6-8
(3:2)
Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal
dan yang dapat dibaca oleh semua orang. (3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus,
yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi
dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan
pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. (3:6) Ialah membuat kami juga sanggup
menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari
hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan,
tetapi Roh menghidupkan. (3:7) Pelayanan
yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun
demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar
juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak
tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian (3:8) betapa lebih besarnya lagi
kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!
Menjadi surat pujian dan menjadi surat Kristus yang
dapat dibaca dan dikenal setiap orang, sebab firman itu telah dimeteraikan oleh
Roh Kudus dalam loh daging, ditukik dalam hati kita masing-masing, inilah yang
disebut dengan pelayanan Roh.
Sekalipun menangis setelah dengar firman, kalau tidak
mau berubah, tidak mau menindaklanjuti firman yang di dengar sampai firman itu
mendarah daging, itu pelayanan tubuh, sama seperti huruf yang ditulis pada dua
loh batu, mematikan dan persis seperti bangsa Israel menjalankan Ibadah Natal
yang pertama, binasa tidak selamat.
Tetapi disini kita melihat, pada saat natal yang kedua
terjadi, firman menjadi daging, sehingga menjadi surat pujian, menjadi surat
Kristus karena firman itu sudah dimeteraikan di dalam loh daging, bukan lagi
ditulis dengan tinta, ditulis dalam loh batu, ditulis dalam lembaran-lembaran
gulungan kitab pada bagian dalam dan bagian luar. Tetapi firman itu sudah
ditulis dalam loh daging, inilah yang disebut pelayanan Roh.
Pelayanan tubuh mematikan, natal pertama mematikan,
oleh sebab itu kita harus menikmati pelayanan Roh, natal yang kedua. Firman
menjadi daging, berarti; natal yang kedua sedang berlangsung.
Firman sudah mendarah daging tentu kita menjadi surat
pujian, firman menjadi daging, berarti menjadi surat Kristus, perkataan dapat
dibaca, dapat dikenal, solah tingkah, perbuatan, perilaku dapat dibaca, dan
dapat dikenal oleh sesama dimanapun kita berada.
Inilah natal yang kedua. Puji Tuhan.. Haleluya..
2 Korintus 3:9
(3:9)
Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa
lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.
Betapa lebih mulianya lagi pelayana Roh, pelayanan yang
memimpin kepada kebenaran.
Saya tidak bisa memanjangkan firman Tuhan, tetapi yang
pasti kita dapat melihat dengan singkat saja tentang natal yang pertama dan
natal yang kedua.
Natal yang pertama mematikan (binasa), karena sama
dengan pelayanan tubuh. Tetapi natal yang kedua firman menjadi daging,
dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam loh daging, ditukik di hati kita, sehingga
menjadi surat pujian, dan menjadi surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal
setiap orang, dimanapun kita berada, baik perkataan, baik solah tingkah, baik
perilaku dapat dibaca setiap orang.
Biarlah kiranya kita menjadi surat Kristus, benar-benar
surat Kristus, yang dimeteraikan, ditulis oleh Roh Kudus, bukan lagi surat pujian
yang dibuat-buat. Nanti ketemu orang kaya pura-pura baik, itu bukan surat
pujian, tidak murni dari Tuhan Yesus.
Kalau pikul salib, pikul saja salibnya, kalau tidak
pikul, jangan pikul, buktikan di hadapan Tuhan, jangan kepada manusia, manusia
tidak dapat memberi apa-apa.
Yohanes 1:14
(1:14)
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita
telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Firman itu telah menjadi manusia, sama dengan; Allah
bertabernakel.
Firman itu
telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, ini natal yang
kedua.
Wahyu 21:3-4
(21:3)
Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah,
kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan
mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. (21:4) Dan Ia akan menghapus segala
air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak
akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab
segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Berarti Wahyu
21:3 sama dengan Yohanes 1:14.
Kalau firman hanya logos, tidak mendarah daging, ratap
tangis, dukacita, kengerian, penderitaan, perkabungan, terus menghimpit. Tetapi
natal kedua Allah bertabernakel, diam di antara manusia;
1. Tuhan menghapus air mata, berarti
masalah selesai.
2. Maut tidak akan ada lagi, hidup
kekal.
3. Tidak akan ada lagi perkabungan, termasuk
dukacita.
Walaupun banyak yang memfitnah, banyak yang
menyakiti, banyak yang mencoba menggagalkan bisnis, tetapi tidak ada dukacita.
Natal kedua itu doa saya untuk kita semua.
Yang lama sudah berlalu, dulu jahat, najis, dulu
pendusta, narkoba, sekarang sudah jadi baru, natal kedua.
Kan enak dari pada saya cerita si kancil dan si
kura-kura, si buaya, tidak bisa membawa kita masuk dalam Kerajaan Sorga.
Hati-hati saudara, setan di akhir-akhir ini pandai,
cerita Israel, Amerika Serikat dan sebagainya, tidak membawa kita masuk dalam
Kerajaan Sorga.
Maka dalam hal mengasihi tidak memandang bulu, saya
mengasihi bapak Pdt. Mulyadi, saya mengasihi bapa ini, saya mengasihi bapa itu,
saya mengasihi kita semua, saya tidak dapat membeda-bedakan. Saya tidak mencari
muka, saya sedang melayani Tuhan Yesus.
Semoga saudara diberkati tentang natal pertama dan
natal yang kedua, singkat hanya 55 menit tetapi kita punya pengertian, dari
pada cerita yang lucu-lucu, tetapi tidak punya pengertian.
Jangan mau ditipu dengan si setan lagi, begitu ada
cerita si kancil, tutup telinga rapat-rapat, itu bukan firman dari sorga, dari
Allah, dari Tuhan Yesus, itu firman dibuat-buat / Pengajaran palsu.
Hari-hari ini harus tegas, Tuhan mau datang saudara,
menghadapi aniaya antikris, coba istri saudara di depan mata digorok oleh
pedang antikris, coba suami saudara di depan mata saudara digorok oleh pedang
antikris, anak saudara di depan mata saudara digorok oleh pedang antikris.
Pilih mana si kancil atau firman yang benar dan murni (Pengajaran Salib)? Ayo
makin dewasalah kita ini, maksudnya, jangan keluar masuk / jalan-jalan
saat-saat Firman Allah disampaikan.
Kalau sungguh-sungguh dengar firman, digembalakan oleh
Firman Pengajaran Mempelai pasti diberkati, tidak usah cari berkat. Terlalu
konyol kita cari uang, Tuhanku lebih besar .
Jadi saudara itulah perbedaan antara logos dan rema,
natal pertama dan natal kedua, natal petama binasa dan natal kedua selamat,
Tuhan hapus air mata sebab perkabungan, dukacita tidak ada lagi. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment