IBADAH DOA PENYEMBAHAN,
10 DESEMBER 2019
KITAB KOLOSE
(Seri: 75)
Subtema: KEMAH
AKAN MEKAR KARENA BERKATA JUJUR
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan; oleh karena
rahmat-Nya yang dianugerahkan kepada kita, sehingga kita boleh mengusahakan
Ibadah Doa Penyembahan dan sekaligus nanti tersungkur di kaki Tuhan.
Oleh sebab itu, biarlah kiranya Tuhan membukakan firman-Nya untuk membawa
kehidupan kita rendah di kaki salib Tuhan, membawa kehidupan kita sampai kepada
derajat yang tinggi, hidup dalam penyembahan, yakni penyerahan diri sepenuh
kepada Tuhan.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda
berada.
Mari kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari
surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:9
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena
kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
“Jangan lagi kamu saling mendustai”,
berarti; antara yang satu dengan yang lain jangan lagi saling mendustai, tetapi
marilah kita menampilkan hati kita masing-masing dengan sebenar-benarnya di
hadapan Tuhan maupun sesama, dengan cara berkata jujur, sebab
perkataan-perkataan yang keluar dari mulut berasal dari hati.
Singkatnya: Dengan berkata jujur menunjukkan bahwa seseorang tidak hidup di
dalam kepalsuan.
Mazmur 12:3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada
yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang
bercabang.
Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir yang manis
atau mengucapkan kata-kata yang manis, tetapi hatinya bercabang, dengan lain
kata; hatinya tidak semanis dan tidak seindah perkataan-perkataan yang keluar
dari mulut.
Perlu untuk diketahui: Dosa dusta adalah dosa terakhir, artinya; dusta
dapat digunakan sebagai alat kemas yang indah untuk membungkus segala jenis
dosa kejahatan dan dosa kenajisan.
Dampak negatif mencintai
dusta:
1.
Mendapat bagian di dalam lautan yang menyala-nyala oleh
api dan belerang ... Wahyu 21:8.
2.
Tidak masuk ke dalam kota Yerusalem baru, kecuali yang
namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba ... Wahyu 21:27.
3.
Setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya
tinggal di luar ... Wahyu 22:15.
Pendeknya: Jika dosa dusta ini dipertahankan, tidak berubah dan tidak mau
menyingkir dari dosa dusta, maka ia akan berujung kepada kebinasaan.
Matius 5:34-37
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah
sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
(5:35) maupun demi bumi, karena bumi
adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota
Raja Besar; (5:36) janganlah juga
engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau
menghitamkan sehelai rambut pun. (5:37)
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah
kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si
jahat.
Untuk meyakinkan orang lain (sesama) atau untuk menunjukkan jati diri kita
kepada orang lain, tidak perlu bersumpah demi apa pun. Jika ya, katakan saja: ya. Jika tidak, katakan saja: tidak.
Pendeknya: Ya di atas ya, tidak di atas tidak, lebih dari pada itu berasal
dari si jahat, yaitu Iblis atau Setan.
Kesimpulannya: Mari kita berkata yang sebenarnya, berkata jujur saja di
hadapan Tuhan maupun sesama.
Dampak positif berkata
jujur.
Amsal 11:11
(11:11) Berkat orang jujur memperkembangkan kota,
tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya.
Berkat orang jujur memperkembangkan kota, jelas ini menunjuk kota kudus,
Yerusalem baru, disebut juga kota setia, mempelai Tuhan. Sebaliknya, perkataan
dusta meruntuhkan kota, dengan lain kata; pendusta tidak masuk ke dalam kota
kudus, yakni Yerusalem baru, tidak layak menjadi mempelai Tuhan.
Yang pasti: Berkat orang jujur memperkembangkan kota. Biarlah kita
sekaliannya berkata jujur di hadapan Tuhan maupun sesama, itulah cara untuk
menampilkan hati kita yang sebenar-benarnya di hadapan Tuhan, maupun di hadapan
sesama.
Berkaitan dengan hal itu, kita perhatikan Amsal 14.
Amsal 14:11
(14:11) Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah
orang jujur akan mekar.
Pendusta itu akan binasa, “tetapi kemah orang jujur akan mekar.”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti mekar, antara
lain;
1.
Berkembang atau menjadi terbuka.
2.
Menjadi besar dan gembung atau menjadi banyak.
3.
Bertambah luas.
Yesaya 54:1-3
(54:1) Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah
melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang
tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan
mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami, firman TUHAN. (54:2) Lapangkanlah tempat kemahmu,
dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah
tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! (54:3) Sebab engkau akan mengembang
ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan
akan mendiami kota-kota yang sunyi.
Di sini kita melihat, bahwa; kemah orang jujur betul-betul akan mekar.
Ayat 1-3 berbicara tentang banyaknya jumlah keturunan, sampai pada akhirnya
mengembang ke kanan dan ke kiri (kemah akan mekar), maka supaya seluruhnya
(anggota tubuh yang banyak) menjadi satu, tiga hal penting harus diperhatikan.
1.
Memperluas kemah. Karena sudah
semakin banyak jumlah keturunan, maka otomatis, kemah harus diperluas.
2.
Panjangkanlah
tali-tali kemah.
3.
Dikokohkannya
patok-patok atau pasak-pasaknya.
Inilah yang disebut kemah akan mekar.
Keterangan: MEMPERLUAS KEMAH.
Kemah, sama dengan; rumah Tuhan, sama dengan; tubuh Kristus.
Berarti, memperluas kemah, artinya; masuk di dalam pembentukan tubuh
Kristus atau terwujudnya kesatuan tubuh yang berbeda-beda.
Yohanes 17:21-23
(17:21) supaya mereka semua menjadi satu, sama
seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau,
agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang
telah mengutus Aku. (17:22) Dan Aku
telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya
mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: (17:23) Aku di dalam mereka dan Engkau
di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu,
bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama
seperti Engkau mengasihi Aku.
Kerinduan Yesus, Anak Allah, yang paling mendalam tertuang di dalam doa-Nya
kepada Bapa, yakni; supaya gereja Tuhan menjadi satu, sama seperti Anak dan
Bapa adalah satu.
Kalau gereja Tuhan menjadi satu, maka gereja akan sempurna, tetapi kalau
gereja tidak menjadi satu (anggota tubuh tidak menjadi satu), maka tidak akan
nampak kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
Mari kita meresponi apa yang menjadi kerinduan Tuhan. Jangan turuti sesuatu
yang tidak suci yang sifatnya memisahkan anggota tubuh yang berbeda-beda, itu
tidak baik. Kepentingan diri merupakan kesenangan sesaat yang tidak ada
artinya. Mari kita responi, kita sambut kerinduan Tuhan yang paling mendalam
atas gereja Tuhan.
Yohanes 17:4
(17:4) Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan
jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk
melakukannya.
Yesus, Anak Allah, menaikkan doa-Nya, setelah Ia menyelesaikan pekerjaan
Allah.
Banyak kali orang Kristen berdoa, tetapi apa yang menjadi tanggung jawabnya
diabaikan. Banyak orang Kristen hanya bisa berbicara, bahkan terlalu banyak
berbicara, tetapi tidak mau merendahkan dirinya untuk menunjukkan tanggung
jawabnya di hadapan Tuhan. Hanya pandai bicara saja, supaya terlihat menarik,
tetapi hatinya bercabang, sama dengan; pendusta.
Namun Yesus tidak demikian; doa-Nya dinaikkan kepada Bapa, setelah Yesus
menyelesaikan pekerjaan Allah.
Pendeknya: Perkataan dan perbuatan itu telah dinyatakan oleh Yesus, Anak
Allah, demi terwujudnya kesatuan tubuh yang sempurna.
Jadi, Tuhan Yesus sangat memperhatikan kehidupan kita, sangat peduli
terhadap kehidupan kita. Mari kita responi apa yang menjadi kerinduan Tuhan.
Mari kita sambut, karena ia telah menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa di atas
kayu salib. Meresponi kerinduan Tuhan, berarti; menjunjung tinggi korban Kristus.
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya
dan menyerahkan nyawa-Nya.
Sesudah meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai”, lalu Yesus menyerahkan nyawa-Nya (Yesus mati).
Selanjutnya, dalam keadaan mati di atas kayu salib untuk menyelesaikan
pekerjaan Allah, kita perhatikan ayat 32-33.
Yohanes 19:32-33
(19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan
kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama
dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika
mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak
mematahkan kaki-Nya,
Karena Yesus telah mati di atas kayu salib, maka prajurit-prajurit itu
tidak mematahkan kaki-Nya.
Pendeknya: Tulang-tulang Yesus tidak ada yang dipatah-patahkan, sama
dengan; terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
Berarti; permohonan-Nya (perkataan-Nya) yang dinaikkan di dalam doa sesuai
dengan perbuatan-Nya, demi terwujudnya kesatuan tubuh.
Sekali lagi: Sambutlah, responilah apa yang menjadi kerinduan Tuhan ini,
berarti sama dengan; menjunjung tinggi korban Kristus.
Lebih jauh kita perhatikan 1 Korintus 12.
1 Korintus 12:12
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya
banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh,
demikian pula Kristus.
Perikop ayat ini adalah “Banyak
Anggota Tetapi Satu Tubuh”.
Anggota tubuh itu tidak hanya satu, anggota tubuh itu banyak; ada kulit
putih, ada kulit hitam, ada kulit kuning, ada kulit merah, dan lain sebagainya.
Walaupun anggota tubuh banyak (walaupun kita banyak), tetapi kita merupakan
satu tubuh. Hal itu harus tersirat di dalam hati dan pemikiran kita
masing-masing, karena kita memang sangat meresponi dan menyambut apa yang
menjadi kerinduan Yesus, Anak Allah (menjunjung tinggi korban Kristus).
Tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, tetapi sekalipun banyak
merupakan satu tubuh.
Mengapa anggota-anggota tubuh harus satu? Jawabnya: Karena Kristus pun
adalah satu. Karena kepala hanya ada satu.
Bayangkan kalau kepala ada dua, berarti; pengertiannya banyak, pemikirannya
dua (banyak). Kalau pemikiran berbeda-beda, pengertian berbeda-beda, maka
sampai kapan pun tidak akan terwujud kesatuan tubuh.
Kepala adalah satu, tidak dua, supaya pemikiran kita satu, pengertian kita
satu, pemahaman kita satu.
Tuhan yang kita sembah itu adalah Allah Yang Maha Esa, tidak dua, tidak
banyak, supaya kita jangan mendua hati; (menyembah Allah yang hidup atau
menyembah berhala)? Menomorsatukan perkara lahiriah atau mengutamakan Tuhan di
tengah ibadah pelayanan?
Ayo, belajar semakin bijaksana, semakin dewasa untuk meresponi dan menyambut
kerinduan dari Yesus, Anak Allah.
1 Korintus 1:10
(1:10) Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara,
demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan
ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat
bersatu dan sehati sepikir.
Di sini kita juga bisa melihat: Betapa Rasul Paulus menyambut dan meresponi
apa yang menjadi kerinduan yang mendalam dari Yesus, Anak Allah, di mana
kerinduan dari Rasul Paulus ini adalah supaya jemaat di Korintus seia sekata,
jangan ada perpecahan antara anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda,
sebaliknya supaya jemaat di Korintus erat bersatu dan sehati sepikir.
Itu dimulai dari diri kita kepada Tuhan, kemudian praktek di bumi nyata
dalam nikah rumah tangga, seia sekata, sehati sepikir, kemudian dalam
perhimpunan yang lebih besar yaitu dalam perhimpunan penggembalaan GPT
“BETANIA” Serang dan Cilegon.
Pendeknya, wujud dari kesatuan tubuh ialah:
1.
Seia sekata.
2.
Sehati sepikir.
Baik dalam nikah rumah tangga harus seia sekata, untuk mengarungi bahtera
nikah rumah tangga harus sehati sepikir. Tidak boleh masing-masing mengambil
jalannya sendiri, supaya kerinduan Tuhan yang mendalam ini terwujud.
1 Korintus 1:12-13
(1:12) Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing
berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari
golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. (1:13) Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan
karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?
Di sini kita melihat ada pengkotak-kotakan atau penggolongan; golongan
Paulus, golongan Apolos, golongan Kefas dan golongan Kristus. Lalu Rasul Paulus
bertanya kepada jemaat di Korintus: “Adakah
Kristus terbagi-bagi?”
Tidak boleh ada perpecahan di dalam tubuh, tidak boleh ada pengkotak-kotakan,
tidak boleh ada blok-blokan, seperti jemaat di Korintus; ada golongan
Paulus, ada golongan Apolos, ada golongan Kefas dan ada golongan Kristus.
Jikalau anggota tubuh terbagi-bagi, sama artinya terpecah-pecah.
Oleh sebab itu, tidak boleh ada
perpecahan di dalam tubuh, mengapa? Sebab:
1.
Kristus tidak terbagi-bagi atau Kristus hanya ada satu,
Kepala hanya ada satu.
2.
Kristus telah menderita karena dosa kita di atas kayu
salib.
3.
Kristus telah mati dan bangkit untuk jemaat-Nya.
Betapa mulianya hati dan pikiran Yesus, Anak Allah. Betapa agungnya korban
Kristus demi terwujudnya kesatuan tubuh. Kristus tidak terbagi-bagi, Kristus
tidak ada dua, sehingga pengertian kita juga tidak dua, pikiran kita juga tidak
dua, dengan kata lain; sehati sepikir, seia sekata.
Dimulai dengan hubungan pribadi lepas pribadi dengan Tuhan, kemudian
praktek di bumi adalah nikah dalam rumah tangga, lebih besar lagi nikah dalam
penggembalaan.
1 Korintus 12:12-13
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan
anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak,
merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. (12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka,
telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari
satu Roh.
Anggota tubuh yang berbeda-beda (Yahudi maupun kafir, budak maupun merdeka)
telah dibaptis menjadi satu tubuh dan selanjutnya diberi minum dari satu Roh.
-
Dibaptis menjadi
satu tubuh, artinya; Yesus telah mati dan bangkit supaya kita satu, sesuai dengan 1 Korintus 1:10-13.
-
Diberi minum dari
satu Roh, artinya; diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus dan diperlengkapi
dengan jabatan-jabatan Roh Kudus, tujuannya; supaya kita satu.
Yesus telah mati dan bangkit supaya kita satu. Kemudian dalam penggembalaan
ini dikaruniakan sembilan karunia Roh Kudus, tujuannya untuk saling
memperlengkapi, supaya tubuh itu satu. Dipercayakan juga sembilan jabatan (yang
dirampingkan menjadi lima jabatan), demi terwujudnya kesatuan tubuh.
Misalnya, satu dari lima jabatan itu adalah jabatan gembala. Saya, hamba
Tuhan, sudah menerima jabatan gembala untuk menggembalakan sidang jemaat. Saya
tidak mungkin bisa berjalan sendiri. Kepala tidak mungkin berjalan sendiri
kalau tidak ada anggota tubuh. Anggota tubuh juga tidak bisa berbuat apa-apa
tanpa kepala.
Berarti, apa yang dikerjakan oleh Yesus, Anak Allah, sungguh mulia.
Pendeknya, betapa agungnya korban Kristus itu, sehingga tidak ada perbedaan,
sampai akhirnya menjadi seia sekata, sehati sepikir. Bukankah mulia dan
agungnya korban Kristus?
Maka tidak boleh di antara kita saling mengambil, membawa jalannya
sendiri-sendiri.
Lebih jauh kita memperhatikan Efesus 4.
Efesus 4:9-12
(4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti,
bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? (4:10) Ia yang telah turun, Ia
juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan
segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah
yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil
maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan
pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus adalah untuk memenuhkan segala
sesuatu. Bukan hanya pengalaman kematian dan kebangkitan, juga Dia memberikan
lima jabatan:
1.
Jabatan rasul.
2.
Jabatan nabi.
3.
Jabatan penginjil.
4.
Jabatan gembala.
5.
Jabatan guru.
Tujuan diberi minum dari Roh yang satu dan yang sama adalah untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
tubuh Kristus supaya terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
Maka, apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus dalam 1 Korintus 1:13 itu benar: “Adakah
Kristus terbagi-bagi?” Apakah Paulus mati dan bangkit bagi dosa manusia?
Tidak.
Jadi, jelas, Yesus telah mati dan bangkit, kemudian Dia memberi minum dari
Roh yang satu dan yang sama, bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna, terwujudnya kesatuan tubuh yang berbeda-beda. Yahudi dan
Yunani (kafir), budak dan merdeka menjadi satu, tidak ada perbedaan yang
mencolok.
Inilah berkat orang yang berkata jujur: Memperkembangkan kota,
dengan lain kata kemahnya akan mekar.
DAHULU KITA TIDAK SALING MENGENAL SATU DENGAN YANG LAIN. KITA DATANG DARI BERBAGAI-BAGAI
TEMPAT PENJURU BUMI INI, TETAPI PADA AKHIRNYA DISATUKAN OLEH TUHAN, SEHINGGA
KITA PADA AKHIRNYA NANTI SEIA SEKATA, SEHATI SEPIKIR, SATU TUJUAN, YAITU SALING
MELENGKAPI SATU DENGAN YANG LAIN BAGI PEKERJAAN PELAYANAN, BAGI PEMBANGUNAN
TUBUH KRISTUS YANG SEMPURNA. TUHAN YESUS BAIK.
Hal-hal yang harus
diperhatikan supaya tidak terjadi perpecahan dalam anggota tubuh.
HAL PERTAMA.
1 Korintus 12:14-16
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota,
tetapi atas banyak anggota. (12:15)
Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak
termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? (12:16) Dan andaikata telinga
berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh",
jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
“Karena tubuh juga tidak terdiri dari
satu anggota”, ada kulit kuning, ada kulit sawo matang, ada kulit merah,
ada kulit hitam, ada juga disebut budak dan merdeka, Yahudi dan Yunani, tidak
terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
Kaki adalah salah satu anggota tubuh yang letak (posisinya) berada di
bagian paling bawah, dia berkata: “Karena
aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”. Salah satu anggota tubuh di
bagian badan sudah berbicara, tetapi ia asal ngomong. Tidak mengerti apa yang diucapkannya. Kemudian, bagian
anggota tubuh yang di kepala juga berbicara, tetapi ia tidak tahu apa yang
dibicarakannya.
Demikian juga dengan kita, seringkali seperti itu; pandai bicara, banyak
bicara, tetapi tidak tahu apa yang diucapkannya.
Di sini dikatakan:
-
Andaikata kaki
berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh"
-
Andaikata telinga
berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh"
Salah satu anggota tubuh bagian badan yang letaknya paling rendah, letaknya
paling bawah adalah kaki. Karena dia merasa paling rendah, dia berkata:
“Karena aku bukan tangan, aku tidak
termasuk tubuh.” Kemudian, ada lagi suara dari anggota tubuh yang ada pada
bagian kepala, yaitu telinga: “Karena
aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”
Artinya: tidak boleh minder, tidak boleh rendah diri, sebaliknya harus
percaya diri, yakin bahwa kasih Allah berlaku untuk semua orang, tidak
membeda-bedakan satu dengan yang lain.
Memang posisi mata agak lebih tinggi dari telinga, posisi kaki
lebih rendah dari tangan, tetapi kita sebagai anggota tubuh tidak boleh
minder, tidak boleh rendah diri. Harus yakin, percaya, bahwa kasih Allah tidak
membeda-bedakan antara anggota tubuh yang satu dengan anggota tubuh yang lain,
tidak melihat warna kulit, tidak melihat apakah dia budak atau merdeka.
Orang minder berkata; “karena dia
kaya, saya tidak usah melayani”, “karena
dia pendidikannya tinggi, saya tidak usah melayani”. Harus yakin, harus
percaya bahwa kasih Allah tidak membeda-bedakan antara yang satu dengan yang
lain. Tidak boleh minder, tidak boleh rendah diri, tetapi merendahkan diri, itu
yang benar dihadapan Tuhan.
Biasanya, seseorang menjadi minder itu karena dia tidak punya, maka sekali
waktu ketika dia “punya”, dia pasti menjadi sombong. Beda tipis antara minder
dengan rendah hati. Sebetulnya, minder itu tidak benar. Mengapa dia minder?
Karena dia tidak punya, berarti sebaliknya, kalau dia “punya” pasti sombong.
Jadi, yang Tuhan mau adalah rendah hati. Harus yakin, harus percaya, bahwa
Allah tidak membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain, supaya sehati
sepikir, seia sekata.
Hal-hal yang harus
diperhatikan supaya tidak terjadi perpecahan dalam anggota tubuh.
HAL KEDUA.
1 Korintus 12:17
(12:17) Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di
manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di
manakah penciuman?
Tidak boleh dikuasai oleh roh egosentris atau kepentingan diri seperti yang
terkandung pada ayat ini.
Kalau kita melayani Tuhan, layanilah Tuhan dengan segala kerendahan hati,
melayani di atas dasar korban Kristus, tidak yang lain-lain.
1 Korintus 12:20-22
(12:20) Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu
tubuh. (12:21) Jadi mata
tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan
engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki:
"Aku tidak membutuhkan engkau." (12:22) Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling
lemah, yang paling dibutuhkan.
Di sini dikatakan:
-
Mata tidak dapat
berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau."
-
Kepala tidak
dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
Jadi, hal yang diperhatikan berikutnya adalah tidak boleh dikuasai oleh
dosa kesombongan, keangkuhan, ketinggian hati, sekalipun mata lebih tinggi
dari tangan, sekalipun kepala lebih tinggi dari kaki, tidak boleh sombong.
Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling hina, paling lemah,
itulah yang paling dibutuhkan.
Tuhan sudah menyusun anggota tubuh itu sedemikian rupa, Tuhan lebih tahu.
Demikian juga, posisi pasti terkait dengan apa yang kita kerjakan, maka
pekerjaan ini pun terkait dengan upah yang kita terima. Jadi, apa pun upah yang
kita terima, jangan bersungut-sungut, karena Tuhan lebih tahu.
Belajarlah semakin mengerti rencananya Tuhan supaya tidak ada lagi
persungutan.
Yohanes 13:4-8
(13:4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya.
Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, (13:5) kemudian Ia menuangkan air ke
dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya
dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (13:6) Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus
kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" (13:7) Jawab Yesus kepadanya: "Apa
yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya
kelak." (13:8) Kata Petrus
kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai
selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau,
engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."
Yesus menanggalkan jubah-Nya dan mengikat kain lenan pada pinggang-Nya, kemudian
mengisi air dalam sebuah basi (bokor), lalu Ia mencuci kaki murid-murid-Nya.
Artinya, Yesus sangat memperhatikan anggota tubuh yang paling lemah,
anggota tubuh yang paling hina, yakni kehidupan yang penuh penyangkalan
terhadap diri.
Kehidupan yang rela menjadi hina, rela menjadi bodoh karena salib Kristus,
itulah kehidupan yang berada di tempat yang paling rendah, seperti kaki, tetapi
justru itulah yang paling diperhatikan oleh Tuhan. Tuhan sangat memperhatikan
kehidupan yang berada di dalam penyangkalan diri.
Tujuan mencuci kaki ialah supaya terwujudnya kesatuan tubuh, seperti apa
yang dikatakan oleh Yesus kepada Petrus: “Jikalau
Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.”
Kalau Yesus tidak membasuh kaki Petrus, maka Petrus tidak mendapat bagian
dalam kesatuan tubuh Kristus. Maka di sini kita perhatikan bahwa Yesus sangat
memperhatikan kehidupan yang paling hina, yang paling rendah, yang mau
menempatkan diri di tempat yang paling rendah, itulah penyangkalan diri.
Jangan sampai kita mempunyai pikiran dan berlaku, kalau orang lain maju,
baru kita tampil maju, kemudian orang merosot dibiarkan merosot, dan kita
pura-pura tidak mau tahu, itu namanya tidak tulus di dalam hal kesatuan tubuh,
tidak tulus di dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Belajar dan bertobat cepat-cepat. Jangan hanya pandai berbicara seperti
lemah lembut tetapi tidak mau berubah.
Saya tambahkan sedikit: Ketika Yesus membasuh kaki murid-murid, nampaknya
hina, tetapi itu harus Dia lakukan, Dia harus turun dan merendahkan diri supaya
terwujudnya kesatuan tubuh.
Memang di dalam hal mengikut Tuhan, kita harus menyangkal diri dan memikul
salib, hina, rendah, tetapi itulah yang Tuhan mau. Yang nampaknya hina itulah
yang paling Tuhan butuhkan. Tuhan tidak butuh orang yang merasa diri hebat,
Tuhan tidak butuh orang yang pintar, sok ngatur.
Tuhan memperhatikan pribadi-pribadi yang mau berada dalam penyangkalan diri;
hina, kecil, menempatkan diri di tempat yang paling rendah supaya terwujudnya
kesatuan tubuh.
Kiranya hal itu menjadi memotivator kehidupan kita, supaya betul-betul kita
sambut, kita responi kerinduan Tuhan yang paling mendalam itu, demi terwujudnya
kesatuan tubuh, sama seperti Anak dengan Bapa adalah satu. Tetapi jangan hanya
pandai bicara, lihatlah Yesus sudah menyelesaikan pekerjaan-Nya, barulah Dia
menaikkan doa kepada Bapa.
Banyak di antara kita, saat membutuhkan Yesus, ia berdoa, tetapi tidak mau
menyelesaikan pekerjaan Tuhan. Itu tidak benar, tidak adil di hadapan Tuhan.
Belajarlah untuk semakin dewasa, mengerti isi hati Tuhan yang paling dalam.
Ayo, sehati sepikir, seia sekata, pendeknya kita harus bersatu.
Keterangan: PANJANGKANLAH TALI-TALI KEMAHMU.
Kolose 3: 13-14
(3:13) Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah
seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain,
sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah
kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Kenakanlah kasih sebagai tali pengikat yang mempersatukan anggota-anggota
tubuh yang berbeda-beda dan akhirnya sempurna.
Biarlah kiranya kita panjangkan tali-tali kemah itu. Biarlah kasih Allah
memenuhi kehidupan kita dan mengalir sampai kepada anggota-anggota tubuh yang
lain. Panjangkanlah tali-tali kemah itu sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan.
Prakteknya kasih adalah: Mengampuni kesalahan orang lain.
Kasih itu berfungsi menutupi banyak dosa, mengampuni banyak sekali dosa...1
Petrus 4:8.
Keterangan: DIKOKOHKANNYA PATOK-PATOK ATAU PASAK-PASAKNYA.
Biarlah kiranya kita melayani Tuhan dengan rendah hati, selain menerima
kekurangan orang lain dan mengampuni kekurangan orang lain, tetapi yang
terpenting di dalam beribadah melayani Tuhan adalah salib harus ditegakkan di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Dua tangan Tuhan terpaku, dilantakkan, dipatokkan di atas kayu salib. Juga
dua kaki Yesus telah dilantakkan, dipakukan di atas kayu salib.
Biarlah kita melayani Tuhan dengan menegakkan salib di tengah-tengah ibadah
pelayanan, sama dengan; mendirikan rumah di atas korban Kristus, sehingga
sekalipun menghadapi tiga ujian, yaitu hujan turun, datanglah banjir, angin
melanda, tetapi rumah itu kuat karena dibangun di atas dasar korban Kristus.
Kita datang beribadah melayani Tuhan bukan untuk mencari firman yang
ditambahkan, bukan untuk mencari firman yang dikurangkan, bukan hanya mencari
berkat-berkat secara lahiriah semata, tetapi kita melayani Tuhan dengan salib
ditegakkan di dalamnya, supaya di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan. Dan
malam ini, Tuhan mau jadikan kehidupan kita menjadi rumah doa. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gemabla
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
tidak boleh ada perpecahan di dalam tubuh
harus sehati sepikir, seia sekata
Mengapa? Karena Kristus adalah Satu.
1. Kristus tidak terbagi-bagi.
2. Kristus telah menderita karena dosa kita di atas kayu salib.
3. Kristus telah mati dan bangkit untuk jemaat-Nya.
Kepala hanya Satu. Tubuh harus Satu.
pemikiran kita satu, pengertian kita satu, pemahaman kita satu
No comments:
Post a Comment