IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 24 NOVEMBER 2020
(Seri: 123)
Selamat malam. Biarlah kiranya damai sejahtera Kristus memerintah di tengah Ibadah Doa Penyembahan kita pada saat malam ini, juga memerintah di hidup sidang jemaat yang ada di Malaysia, di Jakarta dan di Bandung, bahkan anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang tekun mengikuti Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan; biarlah kiranya TUHAN memberkati kita sekaliannya.
Selanjutnya, biarlah kiranya pembukaan firman dalam urapan Roh Kudus meneguhkan hati kita di malam ini, selanjutnya membawa hidup kita rendah di bawah kaki salib TUHAN, tersungkur di hadapan takhta TUHAN, sujud menyembah Allah yang hidup, dengan kata lain; tongkat kerajaan, tongkat kebenaran memimpin ibadah kita sampai kepada kekekalan.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Oleh sebab itu, nasihat yang suci ini harus diterima dengan hati yang terbuka lebar-lebar, disertai dengan kerendahan hati, sekalipun seorang suami adalah kepala, adalah pemimpin di dalam hubungan nikah dan rumah tangga.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.
1.
Ayat 25, Hai
suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya. Hal ini telah
disampaikan untuk beberapa seri pada waktu-waktu yang lampau.
2.
Ayat 28, Suami harus mengasihi isterinya sama seperti
tubuhnya sendiri.
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Sebab, di sini dikatakan: “Laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya”, hal ini jelas berbicara tentang; salib di Golgota. Sebagaimana dengan Yesus, Anak Allah, Ia telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya, antara lain;
- Ia telah meninggalkan Bapa-Nya di sorga.
- Kemudian, Ia telah meninggalkan rumah-Nya di sorga.
- Lalu, Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya.
Hal itu ditulis dengan jelas di dalam suratan Filipi 2:5-8. Dengan satu tujuan; supaya Kristus, yang adalah Kepala, menyatu dengan gereja TUHAN yang adalah tubuh-Nya.
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Ibu à Gembala Sidang atau pemimpin sidang jemaat. Adapun tugas dari gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) adalah:
- Gembala Agung yang senantiasa memelihara hidup kita sebagai domba-domba-Nya.
- Imam Besar Agung yang senantiasa melayani dan berdoa, serta memperdamaikan dosa kita.
Kisah Para Rasul 7:21
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
Oleh sebab itu, kita patut berterima kasih setinggi-tingginya dan mengucap syukur sedalam-dalamnya kepada TUHAN Yesus Kristus, sebab besar kasih sayang dan kasih setia-Nya atas kita.
Kisah Para Rasul 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Kita harus berbahagia karena TUHAN adalah Gembala Agung yang bertanggung jawab dalam setiap kehidupan kita. Itu sebabnya, lewat ibadah pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA” ini, kita diasuh langsung oleh TUHAN.
(11:31) Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. (11:32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
Hukuman dari TUHAN à teguran dan hajaran yang terjadi atas seizin TUHAN = sengsara salib.
Maka, diperlukan (dibutuhkan) ketulusan dan kemurnian dari seorang pemimpin sidang jemaat (gembala sidang) di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, supaya dengan demikian, ibadah ini terhubung langsung dengan salib. Kalau seorang hamba TUHAN tidak memiliki kemurnian di hati, kalau seorang pemimpin sidang jemaat tidak memiliki ketulusan di hati, maka ibadah itu akan dihubungkan langsung dengan metode-metode, dengan cara-cara manusia duniawi. Dan menurut saya, itu adalah ibadah akal-akalan, semu, kamuflase, tidak nyata, bayang-bayang, ibadah Taurat.
1 Yohanes 4:1
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
Oleh sebab itu, ibadah dan pelayanan yang diselenggarakan oleh seorang hamba TUHAN perlu untuk diuji; apakah ibadah dan pelayanan itu berasal dari sorga atau berasal dari bumi, dengan menggunakan metode-metode atau cara-cara duniawi. Jadi, perlu diuji.
1 Yohanes 4:2-5
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia. (4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. (4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
-
Jikalau ibadah dan
pelayanan dihubungkan langsung dengan salib, itu adalah Roh
kebenaran, sebab sidang jemaat mendapat didikan langsung dari TUHAN
-
Sebaliknya, jikalau ibadah
pelayanan itu sibuk berbicara tentang hal-hal duniawi, itu
adalah roh antikristus; maka, dapat dipastikan, sidang jemaat
tidak mendapat didikan yang baik dari TUHAN. Itu adalah metode-metode, itu adalah cara-cara duniawi, tidak mendapatkan
didikan dari TUHAN.
Itu sebabnya, di atas tadi saya sampaikan: Sidang jemaat pertahankan hati nurani ini, pertahankan kemurnian di hati. Jangan mudah terkecoh. Kita belajar dari apa yang sudah TUHAN nyatakan. Jangan abaikan apa yang sudah TUHAN nyatakan malam ini.
-
“Setiap roh yang
mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia.” =
Ibadah yang
dihubungkan langsung dengan salib. Inilah ibadah yang berasal dari Allah, dari
sorga, yang harus kita kerjakan di atas muka bumi ini.
-
“Setiap roh, yang
tidak mengaku Yesus.” = Ibadah
yang tidak dihubungkan dengan salib. Inilah ibadah yang
berasal dari dunia, yang dikuasai oleh roh antikris.
(4:6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.
- Barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami.
-
Kalau
ibadah pelayanan -- kegiatan Roh -- dijalankan dengan menggunakan akal manusia,
dengan menggunakan cara-cara manusiawi, dengan menggunakan metode-metode
manusia duniawi, memang betul, banyak sekali manusia duniawi yang menyukai
metode-metode semacam itu.
-
Tetapi
kalau ibadah itu dihubungkan langsung dengan salib, sangat sedikit orang
yang mau masuk dan yang mau menerima ibadah semacam ini.
Ibrani 10:22-24
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
1. Kata “IMAN”, pada ayat 22.
2. Kata “PENGHARAPAN”, pada ayat 23.
3. Kata “KASIH”, pada ayat 24.
1.
Kata “iman”,
terkena pada; Meja Roti Sajian à Ketekunan dalam
Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci
2.
Kata “pengharapan”,
terkena pada;
Pelita Emas à Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu
disertai kesaksian Roh
3.
Kata “kasih”, terkena pada; Mezbah Dupa à Ketekunan dalam
Ibadah Doa Penyembahan
-
IMAN yang kita miliki, itu merupakan
pengorbanan yang dikerjakan oleh Yesus, Anak Allah,
di atas kayu salib di Bukit Golgota 2.000 (dua ribu)
tahun yang lalu; inilah yang disebut kebenaran iman. Pengorbanan Yesus itu
adalah kebenaran iman, kebenaran Allah untuk membenarkan kita; itulah
pengorbanan yang dikerjakan Yesus, Anak Allah.
-
PENGHARAPAN yang kita miliki, itu merupakan
pekerjaan dari Allah Roh-El Kudus. Jadi, kalau
kita berada di tengah-tengah Ibadah Raya Minggu = Roh Kudus -- Roh Allah, Roh TUHAN yang suci -- sedang mempertajam kehidupan kita, mempertajam karunia-karunia dan jabatan supaya kita menjadi
kaki dian dengan 7 (tujuh) pelita yang menyala di atasnya.
-
KASIH yang kita miliki, itu merupakan
tabiat dari Allah Bapa, itu berasal dari
Allah Bapa, karena Bapa itu kasih adanya.
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
YANG PERTAMA: Saling menasihati. Artinya; saling mengingatkan supaya orang lain tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok juga. Jadi, masih banyak anak-anak TUHAN, masih banyak orang Kristen belum mengerti tentang 3 (tiga) macam ibadah pokok. Banyak orang Kristen hanya mengerti menghadap Allah dalam bentuk Ibadah Raya Minggu, tidak mengerti dua ibadah yang lain. Itu pun kalau memang dia setia dalam Ibadah Raya Minggu, bahkan 3 (tiga) macam ibadah pokok pun diabaikan begitu saja.
Oleh sebab itu, “saling menasihati”, artinya; saling mengingatkan supaya orang lain juga turut tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.
Jangan lupa Roh TUHAN, jangan lupa dengan kasih TUHAN, karena saya tidak selalu bisa terus ingatkan saudara di luar ibadah ini, baik di rumah, di tempat bekerja; oleh sebab itu, saat ini saya ingatkan: “Tetap pertahankan Roh TUHAN. Miliki kasih Allah.”
YANG KEDUA: Semakin giat melakukannya. Mengapa demikian? Karena kedatangan TUHAN sudah dekat, tidak lama lagi TUHAN datang kembali. Kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi, sudah di ambang pintu. Oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah, semakin giatlah melakukannya.
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
Apalagi imam-imam; sudah mengerti soal kebenaran, tetapi tetap mengabaikan soal 3 (tiga) macam ibadah pokok, maka perbuatan baik yang banyak itu, tidak akan ada artinya. Untuk apa kita sudah berjerih lelah melayani TUHAN, tetapi mengabaikan 3 (tiga) macam ibadah pokok? Pengorbanan tidak ada artinya. Apa buktinya? Darah Yesus, korban Kristus tidak berlaku atas dia.
Sekali lagi saya sampaikan: Perlu diuji; apakah ibadah itu berasal dari Allah, dari sorga, atau ibadah dari dunia, dari antikris? Sementara nabi-nabi palsu sedang memenuhi seantero dunia ini. Hati-hati, nabi-nabi palsu sudah bermunculan.
(10:27) Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan: Menolak 3 (tiga) macam ibadah pokok, disebutlah ia pendurhaka atau pemberontak kepada Allah. Selanjutnya, pemberontak akan dilemparkan ke dalam lautan api neraka yang menghanguskan, binasa untuk selama-lamanya.
(10:28) Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. (10:29) Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?
1. Menginjak-injak Anak Allah = Menolak sumber iman, itulah sengsara Yesus di atas kayu salib.
2. Menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya = Menolak Allah, sumber kasih.
3. Menghina Roh kasih karunia = Menolak sumber pengharapan, itulah Roh Kudus.
Oleh sebab itu, jangan berbagi dengan kebodohan. Selagi ada kesempatan, gunakanlah kesempatan ini, karena kesempatan ini merupakan panjang sabarnya TUHAN. Manfaatkan, supaya kita memperoleh keselamatan; jangan berbagi dengan kebodohan, seperti 5 (lima) gadis yang bodoh.
TUHAN sudah menyatakan panjang sabar-Nya sebagai kesempatan untuk mengerjakan ibadah pelayanan di atas muka bumi ini, tetapi justru berfoya-foya pada siang hari, sampai akhirnya pelitanya hampir padam, sementara mereka tidak membawa minyak sebagai persediaan. Lalu akhirnya, 5 (lima) gadis yang bodoh meminta sedikit minyak dari 5 (lima) gadis yang bijaksana = 5 (lima) gadis yang bodoh menjadi peminta-minta.
Tetapi, 5 (lima) gadis yang bijaksana ini tegas terhadap peminta-minta. Hal itu bisa dilihat dari ungkapan mereka: “Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu” = TEGAS, dia tidak mau meninggalkan minyaknya, bagaikan pohon zaitun yang tidak mau menjadi pemimpin atas daging. Pohon zaitun tidak mau mau meninggalkan minyak sekalipun ia diangkat sebagai pemimpin atas daging, karena minyak urapan itu dapat digunakan untuk menghormati TUHAN di tengah ibadah pelayanan dan menghormati sesama di tengah ibadah pelayanan.
Jangan sesekali tinggalkan 3 (tiga) macam ibadah pokok; hargai minyakmu. Jangan berbagi dengan kebodohan, apalagi berbagi dengan perasaan tabiat daging saudara, teman, orang tua, siapapun dia. Kita harus lebih takut kepada TUHAN dari pada Setan dan manusia, yang hanya bisa membinasakan tubuh, tetapi tidak bisa membinasakan nyawa kita.
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
-
Datang
tidak membawa apa-apa = telanjang = polos.
-
Juga kembali ke TUHAN,
keluar dari dunia ini dengan tidak membawa apa-apa = telanjang = polos.
Ketika TUHAN ungkapkan pengertian ini, saya mengucap syukur berterima kasih kepada TUHAN. Maka tentu saudara juga harus bersyukur, karena diasuh oleh TUHAN, dengan lain kata; kita mendapat didikan langsung dari TUHAN. Tidak boleh ada yang sombong.
Tetapi orang sombong, pemberontak, tidak menghargai ibadah dan pembukaan firman, ia tidak akan pernah mendapat didikan dari TUHAN, sekali pun ada di tengah-tengah pengasuhan.
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Yohanes 19:23-24
(19:23) Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian -- dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. (19:24) Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
1.
Pakaian-Nya, lalu dibagi menjadi 4 (empat) bagian. Artinya; 4 (empat)
penjuru bumi atau seantero dunia ini menerima kebenaran salib.
2.
Jubah-Nya
diserahkan lewat undian. Artinya; menikmati
pelayanan Imam Besar adalah kemurahan hati TUHAN.
-
Pakaian-Nya dibagi
empat, artinya; empat penjuru dunia memperoleh kebenaran salib. Pakaian adalah
kebenaran, itulah tabiat.
-
Kemudian,
jubah-Nya diserahkan lewat undian, artinya; kalau
menikmati pelayanan Imam Besar, itu merupakan kemurahan hati TUHAN, sebab jubah
itu diperoleh lewat undian (lotre).
(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
1.
Asal ada makanan,
cukuplah. Makanan
à Firman
Allah
yang dibukakan dalam urapan Roh Kudus.
2.
Asal ada pakaian,
cukuplah. Pakaian
à Kasih Allah yang berkuasa
menutupi dosa kita.
-
Kaya,
tetapi tidak mengerti kebenaran dari sorga, tidak menerima pembukaan firman
dalam urapan Roh Kudus.
-
Kaya,
tetapi tidak memiliki kasih Allah, tidak mengasihi TUHAN di tengah ibadah,
tidak mau mengampuni sesama.
KEKEKALAN; Penyerahan Diri.