IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 MARET 2021
(Seri: 228)
Selanjutnya, mari kita mohon kemurahan TUHAN, supaya kiranya firman yang dibukakan itu betul-betul berkuasa atas kehidupan kita, meneguhkan kehidupan kita pribadi lepas pribadi, mengingat hari-hari ini adalah hari terakhir; hari yang jahat, Setan dengan kuasanya begitu ganas untuk merusak pergaulan yang baik dari kehidupan pemuda remaja.
(41:37) Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya. (41:38) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" (41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. (41:40) Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."
Pertanyaannya: Mengapa Firaun mempunyai keyakinan yang begitu besar? Jawabnya ialah karena Yusuf adalah;
- Seorang yang penuh dengan Roh Allah
(41:41) Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
Sebagai tambahan bagi kita: Apabila seorang hamba TUHAN atau pelayan TUHAN datang menghadap Allah dengan tahbisan yang benar dan suci, seyogyanya TUHAN sudah melantik dia sebagai imamat rajani atau hamba TUHAN yang berkuasa untuk memerintah di bumi ini.
(2:6) "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"
Ini merupakan pengakuan Allah yang ditulis oleh raja Daud, tentu itu juga merupakan pengalamannya sendiri.
Mazmur 48:2-3
(48:2) Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita! (48:3) Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar.
1. Gunung Sion menjulang permai.
Kita membaca Yesaya 2, dengan perikop: “Sion sebagai pusat kerajaan damai.” TUHAN sudah melantik raja-Nya di Sion, sampai nanti akhirnya gunung Sion menjadi pusat kerajaan damai sejahtera atas bangsa-bangsa yang diam di bumi ini.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
-
Yang
pertama: Gunung Sion akan berdiri tegak
di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Kalimat
ini, menunjukkan bahwa; gunung Sion
menjulang permai = Mazmur 48:2-3.
-
Yang
kedua: Segala bangsa akan berduyun-duyun
ke gunung Sion dan banyak suku bangsa akan naik ke gunung Sion. Kalimat yang
kedua ini, menunjukkan bahwa; gunung
Sion menjadi suatu kegirangan yang besar bagi seluruh bangsa yang diam di
bumi.
- Bukti yang pertama: Dari Sion keluar pengajaran.
Adapun manfaat dari pengajaran ialah supaya TUHAN mengajar kita tentang jalan-jalan TUHAN. Jadi, tentu saja, kita sangat bersyukur kepada TUHAN kalau kita ada di atas gunung TUHAN, itu kemurahan bagi kita, sebab dari Sion keluar pengajaran.
Amsal 30:18-19
(30:18) Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: (30:19) jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
-
Jalan rajawali di
udara,
berbicara tentang: Kemuliaan Yesus sebagai Raja.
-
Jalan ular di atas
cadas,
berbicara tentang: Sengsara Yesus sebagai manusia.
-
Jalan kapal di
tengah laut,
berbicara tentang: Kebangkitan Yesus sebagai hamba.
-
Jalan seorang
laki-laki dengan seorang gadis, berbicara tentang: Keadilan Yesus
sebagai Anak Allah. Pesta nikah Anak Domba adalah keadilan Yesus sebagai
Anak Allah.
-
Yang
pertama: Yesus adalah Raja dalam kemuliaan-Nya.
-
Yang
kedua: Yesus adalah manusia dalam sengsara-Nya.
-
Yang
ketiga: Yesus adalah hamba dalam kebangkitan-Nya.
-
Yang
keempat: Yesus adalah anak Allah dalam keadilan-Nya. Kiranya kita kelak
berada dalam kemuliaan-Nya, dan itu merupakan keadilan dari Anak Allah.
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. (4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
- Di sebelah muka, menunjukkan; perjalanan ke depan sudah berada dalam terang yang ajaib.
-
Yang
pertama: Sama seperti singa à kemuliaan Yesus sebagai raja.
-
Yang
kedua: Sama seperti anak lembu à kebangkitan Yesus sebagai hamba.
-
Yang
ketiga: Mempunyai muka seperti muka
manusia à sengsara yang
dialami oleh Yesus sebagai manusia.
-
Yang
keempat: Sama seperti burung nasar à keadilan dan kebenaran Yesus
sebagai Anak Allah.
Yang pasti, kita sudah melihat keempat jalan-jalan TUHAN yang sudah dilalui oleh Anak Domba Allah di bumi. Kemudian, jalan-jalan TUHAN itu dilukiskan oleh 4 (empat) makhluk di Sorga.
Dengan mempunyai pengertian semacam ini, kita dapat menyenangkan hati TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita di bumi ini.
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
HAL YANG PERTAMA: Keempat makhluk tersebut ternyata masing-masing bersayap 6 (enam) sekelilingnya, berarti daging dengan segala keinginan-keinginanya tidak nampak lagi, sudah ditutupi (dibungkusi) dengan 6 (enam) sayap.
HAL YANG KEDUA: Sebelah dalamnya penuh dengan mata, artinya: Tidak ada lagi sesuatu yang disembunyikan. Pada Wahyu 4:6 dikatakan; 4 (empat) makhluk itu penuh dengan mata sebelah muka dan di sebelah belakang.
HAL YANG KETIGA: 4 (empat) makhluk tersebut berseru siang dan malam tanpa henti-hentinya. Berarti tidak ada rasa lelah, tidak ada rasa bosan, tidak ada rasa jenuh di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
Adapun seruan dari 4 (empat) makhluk tersebut ialah, YANG PERTAMA: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa”, artinya: 4 (empat) makhluk tersebut menyerukan kekudusan dari Allah Trinitas.
-
Menyerukan
kekudusan
dari Allah Bapa, berarti kita harus penuh dengan kasih Allah Bapa.
Kegunaan kasih adalah menutupi banyak sekali dosa dan kasih itu berkuasa untuk
mengampuni sesama.
-
Menyerukan
kekudusan
dari Allah Anak. Perbuatan dari Allah Anak, Yesus Kristus adalah telah
mengerjakan sebuah pekerjaan yang mulia, yaitu; Dia mati di atas kayu salib
sehingga darah-Nya tercurah atas kita untuk menyucikan setiap kehidupan kita
masing-masing. Dialah roti yang dipecah-pecahkan; Dialah roti hidup yang telah
memecahkan kehidupan-Nya di atas kayu salib.
Biarlah
penyucian firman Allah kita boleh rasakan = penuh dengan firman Allah. Kalau
kita semua penuh dengan Firman Allah = kita semua berada dalam kekudusan dari
Anak Allah, Firman Allah.
-
Menyerukan
kekudusan
dari Roh Allah. Berarti penuh dengan Roh Allah, sehingga memberikan
diri untuk dipimpin oleh Roh Allah sampai betul-betul berada di dalam pengaruh
yang besar dari Roh Allah yang suci itu sendiri.
Jika
ingin penuh dengan Roh Allah, berilah diri dipimpin oleh Roh Allah, sehingga
berada dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah, jangan lagi berada dalam
pengaruh daging.
Adapun seruan dari 4 (empat) makhluk tersebut ialah, YANG KEDUA: “… yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Artinya: 4 (empat) mahkluk tersebut betul-betul mengakui bahwasannya kasih karunia Allah atau kemurahan Allah lebih dari pada hidup.
-
Oleh
karena kemurahan TUHAN kita berada dalam perhimpunan ibadah Kaum Muda Remaja, itu
kemurahan lebih dari pada hidup.
-
Oleh
karena kemurahan TUHAN diberi nafas hidup, itu kemurahan lebih dari pada hidup.
-
Oleh
karena kemurahan TUHAN diberi kesempatan untuk melayani pekerjaan TUHAN, itu
kemurahan lebih dari pada hidup dari manusia daging.
Tetapi, kadang-kadang kita menganggap enteng kemurahan TUHAN;
-
seolah-olah
kita hidup karena kekuatan kita,
-
seolah-seolah
kita hidup karena pekerjaan kita; karena kita mempunyai pekerjaan, karena kita mempunyai
gaji besar, karena kita mempunyai penghasilan yang banyak, mempunyai uang yang
banyak, mempunyai bisnis yang luar biasa,
TUHAN kita itu tidak omdo (omong doang), TUHAN kita itu tidak jarkoni (bisa ngajar ra bisa nglakoni = bisa mengajar, tidak bisa melakukan). TUHAN Allah kita itu betul-betul menggenapkan hukum Taurat di dalam diri-Nya, berarti tidak omdo (omong doang). 10 (sepuluh) Hukum Taurat yang tertulis dalam 2 (dua) loh batu, yang diterima oleh Musa sudah dieksekusi oleh Yesus di atas kayu salib.
Jadi, TUHAN kita itu tidak omdo (omong doang), tidak jarkoni (bisa ngajar ra bisa nglakoni = bisa mengajar, tidak bisa melakukan). Jadi, kemurahan TUHAN lebih dari hidup, lebih dari segalanya, karena TUHAN kita tidak omdo (omong doang), TUHAN kita tidak jarkoni (bisa ngajar ra bisa nglakoni = bisa mengajar, tidak bisa melakukan).
Wahyu 1:7
(1:7) Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.
- lihat, mesias ada di padang gurun,
-
Tentara
romawi juga mendapat kemurahan yang besar.
-
Kepala
pasukan mendapat kemurahan. Kemurahan yang terakhir juga dia melihat kedatangan
Yesus pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Ini merupakan
kemurahan.
·
Kemurahan
yang pertama: Dia yang menikam, tetapi dia juga tertolong.
·
Kemurahan
yang terakhir: Saat kepala pasukan ini melihat kedatangan Yesus untuk yang
kedua kalinya ke dunia ini.
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir. (1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
- Alfa = yang awal.
- Yang ada = hidup.
-
Diawali
dengan: “Yang sudah ada”, itulah berbicara
tentang sengsara Yesus dan kematian Yesus di kayu salib. Itu adalah kemurahan.
-
Baru
dilanjutkan dengan: “Yang ada” =
hidup.
-
Kemudian
dilanjutkan lagi: “Yang akan datang”
= hidup.
Wahyu 1:4
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya -- (1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Selanjutnya, membuat kita menjadi suatu kerajaan; menjadi imam-imam, hamba-hamba TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN, menjadi pilihan bagi Dia. Inilah kemurahan lebih dari pada hidup.
Seharusnya hati kita hancur dan menangis malam ini mengingat kebaikan TUHAN; betul-betul kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup dan itu sudah dilukiskan oleh 4 (empat) makhluk yang ada di sekeliling takhta dan di tengah-tengah takhta itu. Maka, ibadah di bumi harus menjadi bayangan dan gambaran dari ibadah yang di Sorga. Mari serukan kemurahan TUHAN, sedangkan kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup.
Kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup sudah terbukti. Buktinya: Sesudah ditebus selanjutnya dijadikan imam bagi Allah, kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup, bersyukur.
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Jangan hanya karena sibuk dengan perasaan, kepentingan, keinginan yang engkau kerjakan, lalu engkau lebih mengecilkan kedudukan yang tinggi itu, salah kaprah kalau seperti itu. Hormati kedudukan yang sangat tinggi itu; menjadi imamat rajani itu adalah kedudukan yang sangat tinggi.
TUHAN mau jadikan kita memerintah sebagai raja di bumi; jangan kita menjadi hamba dosa, budak dosa. Harus menjadi imamat rajani di bumi; pelayan TUHAN, hamba TUHAN, umat TUHAN yang berkuasa memerintah di bumi.
Kemudian, malam ini akan saya sampaikan kembali: Kalau hamba TUHAN, pelayan TUHAN turun dari pelayanannya dia akan jatuh ke tangan penyamun, tidak bisa tidak. Firman TUHAN lebih benar dari pada pikiran manusiawi. Jangan pertahankan sesuatu yang tidak baik walaupun menurutmu baik.
Inlah kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup yang diakui langsung oleh 4 (empat) makhluk.
Mazmur 24:3-5
(24:3) "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" (24:4) "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. (24:5) Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.
-
Jangan
kita melayani tetapi ada kepentingan.
-
Jangan
kita melayani hanya pamer-pamer.
Kalau melayani karena kepentingan,
biasanya orang semacam ini tetap mempertahankan cara yang lama; perasaannya,
hati dan pikiran manusia dagingnya dipertahankan. Tetapi, yang berhak bertahan
melayani di gunung Sion adalah murni hatinya.
Jangan menipu; di dalam belum diperbaiki
tetapi ingin menjadi pelita di bagian luarnya, itu adalah penipu, walaupun kita
berkata kita tidak menipu, tetapi itu juga penipuan,
Misalnya; kalau hati saya jahat, hati saya
tidak beres, tetapi saya berkoar-koar di atas mimbar, itu penipuan
besar-besaran. Jangan kita berkata “berdusta demi kebaikan” supaya orang lain
baik, supaya orang lain mengerti, itu berdusta demi kebaikan juga itu.
Dosalah yang menyembunyikan wajah TUHAN. Biarlah kita mencari wajah TUHAN, berarti hidup suci. Berbahagialah orang yang suci hatinya karena merekalah yang melihat TUHAN, ini merupakan ucapan bahagia yang kelima.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
-
Yang
pertama: Gunung Sion menjulang permai.
-
Yang
kedua: Gunung Sion menjadi kegirangan
bagi bangsa-bangsa di bumi.
Buktinya:
-
Yang
pertama; dari Sion keluar pengajaran.
Manfaat
pengajaran ialah mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya. Kita sudah melihat 4
(empat) jalan di bumi, yang juga sudah dilukiskan oleh 4 (empat) makhluk di
Sorga.
-
Yang
kedua; firman TUHAN dari Yerusalem.
Manfaat firman TUHAN dari Yerusalem adalah supaya kita berjalan menempuhnya, jelas ini menunjuk: jalan yang ditinggalkan oleh Yesus Kristus, Dia adalah Anak Domba Allah, Dia juga Imam Besar yang sudah mengadakan pendamaian dosa di atas kayu salib. Mari kita menempuh jalan semacam ini juga.
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Kalau menderita karena dosa itu pukulan telak yang menyakitkan, tetapi kalau kita menderita karena salib itu adalah kasih karunia, itu kemurahan,
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Jadi, kita dipanggil untuk mengikuti teladan Yesus; mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah-darah itu. Kalau kita menempuh jalan yang ditinggalkan oleh Yesus itu, maka semua dosa rontok, semua musuh akan kalah seketika itu juga. Itulah tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah yang ditinggalkan dan inilah jalan yang harus kita tempuh. Sebab, Dialah Anak Domba Allah yang telah disembelih, Dia juga Imam Besar Agung yang sudah mengadakan pendamaian dosa di atas kayu salib.
1. Daging dengan keinginannya.
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
1.
Ia tidak berbuat
dosa
= hidup suci = penuh dengan Firman Allah.
2.
Tipu tidak ada
dalam mulut-Nya
= tidak ada dusta = penuh dengan Roh
Allah. Sebab, kalau kita penuh dengan Roh Allah orang lain tidak perlu
mengajari kita, sebab Roh Allah itu akan mengajari kita tentang segala sesuatu.
Dan ajaran Roh Allah itu benar, tidak dusta. Kalau ada dusta, berarti orang
semacam ini belum penuh dengan Roh Allah.
3.
Ketika Ia dicaci
maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak
mengancam.
Singkatnya:
Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan = penuh dengn kasih Allah.
- Kalau kita tidak berbuat dosa = hidup suci = penuh dengan Firman Allah.
Sesudah berada di pintu gerbang, maka alat pertama yang ditemukan di Halaman adalah Mezbah Korban Bakaran, itulah salib Kristus. Sedangkan, binatang yang dikorbankan di atas mezbah itulah gambaran dari pribadi Yesus yang disalibkan. Kemudian, dari darah itu diambil dan diperciki sampai kepada semua perabotan yang ada di dalam Tabernakel, sampai akhirnya berada di Ruangan Maha Suci.
Jadi, jalan untuk menuju Kerajaan Sorga sudah diperciki oleh darah salib. Maka, kita dipanggil betul-betul harus mengikuti jejak yang ditinggalkan-Nya, harus menempuh jalan yang ditingalkan-Nya, untuk sampai kepada Kerajaan Sorga, tidak bisa tidak. Kita harus segera memahaminya.
(1:2) yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.
Jadi, kalau kita mengikuti jejak Kristus, berarti sama dengan: Telah menerima percikan darah, mengalami percikan darah. Percikan darah, berarti sengsara tanpa dosa. Ingat, itu penyucian terakhir yang dialami oleh gereja sampai akhirnya boleh bertemu dengan Allah, sama seperti;
- 7 (tujuh) kali percikan darah di atas Tutupan Grafirat,
Jadi, mau tidak mau kita harus mengikuti jejak Kristus; kita harus menempuh jalan yang ditinggalkan-Nya, itu mutlak, tidak boleh tawar menawar lagi sampai kita berada dalam kesempurnaan.
(14:4) Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.".
(14:5) Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" (14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku
Kisah Para Rasul 14:22
(14:22) Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.
Banyak hamba TUHAN berkata “melayani dengan iman”, tetapi tidak sesuai dengan kehendak TUHAN, tetapi malam ini kita diajar supaya bertekun dalam iman yang benar. Untuk masuk dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara, inilah iman yang benar. Menolak sengsara, berarti menolak masuk Sorga. Bertekunlah dalam iman, berarti untuk masuk Sorga harus mengalami banyak sengsara, percikan darah.
Yerusalem itu adalah imam-imam, pelayan TUHAN, hamba TUHAN. Yesus adalah Imam Besar Agung yang sudah mengadakan pendamaian dosa, darah-Nya memperdamaikan dosa manusia. Darah semacam ini sudah ditinggalkan, inilah jejak yang ditinggalkan, dan kita dipanggil untuk menempuhnya supaya kita sampai ke rumah Bapa di Sorga.
(1:29) Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
-
Jalan
yang pertama: Jalan rajawali di udara,
berbicara tentang: Kemuliaan Yesus sebagai Raja.
-
Jalan
yang kedua: Jalan ular di atas cadas,
berbicara tentang: Sengsara Yesus sebagai manusia. Ini sulit dipahami oleh akal
dan pikiran manusia, termasuk Salomo yang penuh dengan hikmat. Dia datang dari
Sorga sebagai Raja dalam kemuliaan penuh, tetapi turun ke bumi menjadi manusia,
kemudian mengalami sengsara hebat. Ini adalah pengalaman yang tidak bisa
diselamai oleh akal pikiran manusia secara sehat, hanya bisa diselami dengan
iman.
-
Jalan
ketiga: Jalan kapal di tengah laut,
berbicara tentang: Kebangkitan Yesus sebagai hamba.
-
Jalan
keempat: Jalan seorang laki-laki dengan
seorang gadis, berbicara tentang: Keadilan Yesus sebagai Anak Allah.
Karunia ini adalah karunia yang tidak bisa diselami oleh akal dan logika manusia. Tetapi, lihatlah Allah kita hebat; 10 (sepuluh) hukum sudah dieksekusi di dalam diri-Nya, Dia bukan Allah yang omdo (omong doang), Dia bukan Allah yang jarkoni (bisa ngajar ra bisa nglakoni = bisa mengajar, tidak bisa melakukan), supaya kita selamat. Kalau hamba TUHAN jarkoni (bisa ngajar ra bisa nglakoni = bisa mengajar, tidak bisa melakukan) tidak akan selamat, bahkan mulutnya dipakai untuk menimbulkan penyakit kanker sehingga sidang jemaat juga mengalami penyakit kanker yang menjalar dan akhirnya membinasakan.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
- Ada yang pergi untuk melihat usahanya.
(22:15) Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar. (22:16) "Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang." (22:17) Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!
Roh dan mempelai mengundang “marilah!” Barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: “Marilah!” = turut menjadi pengundang.
Kalau melayani, sungguh-sungguh; jangan pasif, jangan banyak ngomel, jangan bersungut-sungut, jangan panas hati. Kalau sudah mendengar undangan, maka yang menerima undangan juga harus turut berkata “marilah” = turut mengundang.
Yang tangannya bersih, hatinya murni, tidak menipu, tidak dusta, tidak pasif tetapi aktif, inilah yang menghormati undangan; sungguh-sungguh melayani TUHAN dalam kesucian, karena kita ini utusan TUHAN, diutus untuk memberi kesaksian dengan Roh yang tak terbatas.
Hormatilah undangan itu, maka kita juga harus mengundang; melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh, tidak boleh pasif dalam melayani TUHAN harus aktif di hari-hari terakhir ini, jangan ngomel kalau melayani, susah senang jangan ngomel, ada korban tenaga, pikiran, waktu, uang, materi jangan ngomel, hargai undangan.
Saya berpikir tadi listrik akan mati karena memang ada pemberitahuan, sehingga genset harus dipersiapkan untuk dihidupkan. Namun, untuk menghidupkan genset dibutuhkan juga bahan bakar, dan untuk membeli bahan bakar serta alat dan bahan yang dibutuhkan, apakah harus ngomel? Jawabnya ialah TIDAK, kalau kita mengerti ayat ini kita harus melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh.
YANG PERTAMA: Anjing-anjing. Ada 3 (tiga) tabiat anjing:
1. Menjilat borok, berarti menyukai kelemahan orang lain.
YANG KEEMPAT: Pembunuh. Membenci sesama setara dengan dosa membunuh, membenci merupakan akar pahit.
YANG KELIMA: Penyembah berhala; takluk kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin.
YANG KEENAM: Pendusta à orang yang tidak penuh dengan Roh Kudus.
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Kemudian, Yesus juga disebut Anak Domba, sebab dia kelak tampil sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga. Jadi, Yesus tidak pernah disebut sebagai anjing.
Jadi, ayat 6 sampai ayat 7 itu adalah suasana pesta nikah Anak Domba.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] (19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba; Yesus tampil sebagai raja dan Mempelai Pria Sorga dan kepada mempelai wanita dikaruniakan lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih, itulah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.
Kalau sudah dengar firman, hargai; TUHAN sudah utus malaikat-Nya itulah hamba TUHAN dengan Roh yang tak terbatas untuk memberi kesaksian lewat Pengajaran Mempelai, hargai. Jangan malah sibuk mengurusi urusannya, jangan malah sibuk pergi ke ladangnya, jangan menyakiti hamba TUHAN yang membawa undagan seperti yang tertulis dalam Matius 22 tentang; pesta nikah Anak Raja, dalam pesta nikah itu hidangan sudah tersedia.
Hargailah undangan ini dan hormati juga yang membawa undangan, jangan dilawan (jangan memberontak). Haleluya.Amin.