IBADAH RAYA MINGGU, 21 MARET 2021
KITAB WAHYU
(Seri: 17)
Subtema: TERTULIS DALAM KITAB
KEHIDUPAN
Biarlah segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang
duduk di atas takhta-Nya, Pribadi di dalam kekekalan yang kita puja dan kita
sembah dari sekarang sampai selama-lamanya, sehingga kita terlepas dari
penyembahan-penyembahan berhala di atas muka bumi ini.
Sebetulnya, tanpa sadar, ketika kehidupan orang
Kristen (umat TUHAN) hidup di dalam penyembahan berhala, di situ kehidupan dosa
yang besar itu terjadi di dalam dirinya, menjadi kehidupan seperti kuda lepas
kandang, menjadi liar tidak tergembala, tidak dengar-dengaran.
Oleh sebab itu, kita patut bersyukur, TUHAN sudah
memberi sarana yang luar biasa bagi kita, itulah ibadah dan pelayanan yang
TUHAN percayakan ini, untuk membawa hidup rohani kita sampai kepada puncak
ibadah, doa penyembahan, berada pada suatu kedudukan yang sangat tinggi, sulit
dijangkau oleh Setan Tri Tunggalnya. Kita bersyukur, oleh dua tangan TUHAN yang
kuat menghimpun kehidupan kita berada di tengah-tengah Ibadah Raya Minggu.
Tidak lupa juga saya menyapa anak-anak TUHAN, umat
TUHAN, sidang jemaat yang ada di Malaysia, sidang jemaat yang ada di Bandung,
yang terus mengikuti Firman Penggembalaan lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada, baik juga umat TUHAN di
mana pun anda berada, baik di dalam maupun di luar negeri, TUHAN Yesus
memberkati kita sekaliannya. Damai sejahtera, bahagia Kristus memerintah di
hidup, di ibadah, di hati kita masing-masing, dari malam petang ini sampai
selama-lamanya, sampai TUHAN datang pada kali yang kedua.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan TUHAN lewat pembukaan
firman, berkuasa meneguhkan setiap kehidupan kita malam ini.
Segera saja kita sambut Firman Penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu (Kebaktian Umum) dari Kitab Wahyu. Sekarang, kita sedang
memperhatikan Wahyu 13, dan kita akan memasuki ayat yang baru, berkat yang
baru.
Wahyu 13:8
(13:8) Dan semua
orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang
namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak
Domba, yang telah disembelih.
Singkatnya: “Dan semua
orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya.”
Jadi, semua orang yang diam di atas bumi akan menyembah antikris, binatang yang
pertama, binatang yang keluar dari dalam laut.
Petang malam ini saya menghimbau: Supaya kita
belajar untuk menghargai kemurahan hati TUHAN. Oleh korban-Nya, kita dibawa
untuk berada di atas gunung TUHAN, gunung Sion, sehingga lewat ibadah-ibadah
yang TUHAN percayakan ini, kehidupan rohani kita dituntun, dan
dipimpin oleh tongkat kerajaan, tongkat kebenaran, untuk sampai kepada puncak
ibadah itu sendiri, itulah doa penyembahan. Kita manfaatkan itu; jangan kita
anggap enteng ibadah, supaya kelak kehidupan kita tidak
dientengkan oleh TUHAN Yesus Kristus.
Sekarang, kita akan memperhatikan Wahyu 13:11 untuk mendapatkan jawabannya. Wahyu 13:1-10 memiliki
perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut”, itulah antikris.
Sedangkan Wahyu 13:11-18, itulah pekerjaan “Binatang yang keluar dari dalam
bumi”.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat
seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama
seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Di sini kita melihat: Seekor binatang lain atau binatang
yang kedua, keluar dari dalam bumi. Adapun wujud dari binatang ini ialah bertanduk
dua sama seperti anak domba. Jadi, tampilan ini sungguh mirip dengan
tampilan dari Anak Domba Allah. Tetapi, yang membuat kita heran adalah apabila
ia berbicara, sama seperti seekor naga.
Kesimpulannya: Binatang yang keluar dari dalam bumi à Nabi-nabi palsu. Hamba TUHAN tetapi
mulutnya serong, itu adalah nabi-nabi palsu. Hamba TUHAN tetapi mulutnya tidak
sesuai dengan pengajaran salib, itu yang disebut guru-guru palsu.
Singkatnya:
-
Tidak menyampaikan pengajaran salib,
-
sibuk hanya bicara soal berkat,
-
mulutnya serong,
disebutlah itu nabi-nabi palsu.
Wahyu 13:12
(13:12) Dan seluruh kuasa
binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia
menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama,
yang luka parahnya telah sembuh.
Dan seluruh kuasa binatang yang pertama
itu dijalankannya di depan matanya. Seluruh kuasa binatang yang
pertama itu dijalankannya di depan mata binatang yang pertama, di depan mata
antikris itu sendiri. Berarti, dari sini kita dapat mengambil kesimpulan;
ternyata antikris sama dengan nabi-nabi palsu.
Adapun tujuan mereka bekerja sama ialah supaya seluruh
bumi dan semua penghuninya akan
menyembah binatang yang pertama, menyembah antikris yang pernah melakukan
mujizat kesembuhan, di mana peristiwa itu ditulis di dalam wahyu 13:3.
Ternyata, nabi palsu bekerja sama dengan antikris, supaya
pada akhirnya nanti semua orang yang diam di bumi, penduduk bumi menyembah
binatang pertama, menyembah antikris, tidak lagi menyembah TUHAN yang hidup,
Allah Abraham Ishak Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa.
Ini merupakan penyembahan yang salah kaprah,
penyembahan yang keliru. Janganlah hal ini terjadi di dalam kehidupan kita
masing-masing.
Wahyu 13:12
(13:13) Dan ia mengadakan
tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di
depan mata semua orang. (13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi
dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan
mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka
mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang
tetap hidup itu.
Tindakan berikutnya dari nabi-nabi palsu:
-
Mereka itu mengadakan tanda-tanda yang
dahsyat, tanda-tanda yang luar biasa dahsyatnya, atau disebut juga mujizat-mujizat
palsu, hal itu juga ditulis di dalam
Injil Matius 24:24.
-
Kemudian, nabi-nabi palsu menurunkan api
dari langit ke bumi.
Kalau hanya mujizat kecil-kecilan yang terjadi di
depan mata kita, sebetulnya kita tidak perlu heran. Yang membuat kita heran
adalah karya Allah di Golgota. Karya salib di Golgota. Sedangkan mujizat,
termasuk kesembuhan yang terjadi di tengah-tengah ibadah, itu adalah karunia
Ilahi, dan itu adalah hal yang biasa. Bahkan mujizat yang lebih dahsyat pun
bisa terjadi, bisa dikerjakan, bisa dilakukan oleh nabi-nabi palsu yang
mulutnya serong, tidak fokus memberitakan salib, hanya fokus memberitakan soal berkat-berkat; bisa mengadakan tanda-tanda heran,
bisa mengadakan mujizat. Jadi, tidak usah heran dengan mujizat, tetapi heranlah
dengan salib di Golgota; itulah karya Allah yang terbesar di atas muka bumi ini
sepanjang sejarah.
Kemudian, di sini kita perhatikan: Nabi-nabi palsu
melakukan itu semua di depan mata semua orang. Maksudnya ialah tanda-tanda itu ditampilkan
dan dilihat oleh seluruh penduduk bumi, dengan maksud untuk menyesatkan mereka
yang diam di bumi, supaya penduduk bumi itu sesat.
Jadi, kalau pemberitaan Firman TUHAN tentang
Pengajaran Salib berhenti di tengah jalan hanya karena mujizat, hanya karena
hamba TUHAN itu sibuk bicara soal berkat dan keberkatan, berhasil dan
keberhasilan, maka sesatlah di tengah jalan, tidak sampai tujuan akhir hidup. Kemudian
dalam keadaan sesat, selanjutnya nabi-nabi palsu dengan mudah sekali menggiring
(menuntun) semua orang yang diam di bumi untuk mendirikan patung, untuk mendirikan
penyembahan berhala, secara khusus menyembah antikris.
Selama pengajaran firman Allah yang benar dan murni,
itulah firman yang telah diperciki oleh darah salib, disampaikan di
tengah-tengah umat TUHAN, maka tidak mungkin umat TUHAN sesat.
Tetapi hamba-hamba TUHAN yang mulutnya serong, mereka
berhenti di tengah jalan hanya karena sibuk bicara
soal berkat, dan perkara-perkara lahiriah, disertai dengan
mujizat-mujizat, akhirnya
umat TUHAN pun sesat. Mengapa mereka harus menyesatkan? Supaya dengan mudah menggiring
orang-orang yang diam di bumi ini untuk mendirikan patung berhala, mendirikan
penyembahan berhala.
Kembali saya sampaikan dengan tandas: Kalau Pengajaran
Salib, pengajaran Firman Allah yang benar yang sudah diperciki oleh darah salib
disampaikan (diberitakan), maka tidak mungkin umat TUHAN sesat. Tetapi umat
TUHAN sesat karena nabi-nabi palsu mulutnya serong; namun mereka harus
melakukan hal itu, dengan satu tujuan supaya mudah menuntun mereka untuk
mendirikan patung atau penyembahan berhala.
Pendeknya: Antikris bekerja sama dengan nabi-nabi
palsu, supaya semua orang yang diam di bumi menyembah antikris.
Jadi, antikris dan nabi-nabi palsu itu bekerja sama; selain
dengan mulut serong, mereka juga mengadakan mujizat palsu. Setelah keadaan mereka
menjadi sesat, akhirnya mereka mudah digiring, mudah dituntun untuk mendirikan
patung berhala.
Pertanyaannya: SIAPAKAH ORANG YANG DIAM DI BUMI YANG
AKAN MENYEMBAH ANTIKRIS ITU?
Apakah saya? Apakah saudara? Atau, apakah para
pemirsa, umat TUHAN, anak-anak TUHAN yang senantiasa tekun memberikan dirinya
untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook
baik di dalam maupun di luar negeri oleh penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon?
Untuk mendapatkan JAWABAN YANG PASTI, tentu
saja kita akan membaca kembali Wahyu
13:8.
Wahyu 13:8
(13:8) Dan semua orang
yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya
tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak
Domba, yang telah disembelih.
Mereka yang diam di bumi yang menyembah antikris
adalah setiap orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan dari Anak
Domba yang disembelih. Itulah yang pada akhirnya jatuh di dalam penyembahan
berhala, menyembah antikris, yaitu yang namanya tidak terdaftar di sorga.
Mari kita lihat PERISTIWA yang pernah terjadi, di mana
namanya
sudah tertulis, namun dihapuskan kembali dari kitab kehidupan Anak Domba.
Keluaran 32:30-31
(32:30) Keesokan harinya
berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa besar,
tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat
mengadakan pendamaian karena dosamu itu." (32:31) Lalu kembalilah
Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa
besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
Berkatalah Musa kepada bangsa Israel: “Kamu ini
telah berbuat dosa besar ...” Apa dosa besar itu?
... Tetapi sekarang aku akan naik
menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu. Ini
adalah tugas dari gembala sidang, yaitu untuk mengadakan pendamaian. Jadi,
bukan untuk mencari uang, tetapi tugas gembala adalah sebagai pendamaian dosa.
Sekali lagi saya tandaskan: Tugas gembala bukan untuk mencari uang.
Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan
berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah
membuat allah emas bagi mereka."
Singkatnya: Bangsa Israel jatuh ke dalam dosa
penyembahan berhala. Bangsa itu akhirnya menyembah patung anak lembu emas
tuangan. Penyembahan berhala semacam ini adalah dosa besar.
Jangan saudara berpikir bahwa jatuh ke dalam
penyembahan berhala adalah dosa biasa, tidak; itu adalah dosa besar.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang ada di bumi ini,
tetapi itu lebih besar dari TUHAN, sehingga oleh karena perkara-perkara itu,
lantas tinggalkan TUHAN, tinggalkan ibadah, tinggalkan pelayanan; itu berhala. Jadi,
segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN, itu adalah
berhala.
-
Kalau pekerjaan nomor satu, lalu kita
tinggalkan TUHAN, tinggalkan ibadah pelayanan, itu adalah berhala.
-
Kalau kesibukan nomor satu, dan oleh
karena kesibukan lantas kita tinggalkan ibadah dan pelayanan, kita tinggalkan
TUHAN, itu adalah berhala.
-
Oleh karena perkara-perkara yang lain,
baik itu bisnis dan yang lain sebagainya, lalu oleh karena perkara itu kita
tinggalkan TUHAN, tinggalkan ibadah dan pelayanan, itu juga berhala.
-
Oleh karena menuntut
ilmu setinggi bintang di langit, karena ilmu yang dituntut di bumi ini, lalu
kita tinggalkan ibadah, tinggalkan pelayanan, tinggalkan TUHAN, itu juga
berhala.
Dan penyembahan berhala semacam ini bukanlah dosa
kecil, itu adalah dosa besar.
Jangan izinkan orang-orang yang terdekat dengan dirimu
meninggalkan TUHAN, meninggalkan ibadah dan pelayanan, hanya karena sesuatu
yang tidak menjanjikan keselamatan
Sekalipun bangsa Israel jatuh dalam penyembahan
berhala, yaitu menyembah patung anak lembu emas tuangan, namun
sebagai seorang hamba TUHAN yang telah menggembalakan bangsa Israel, Musa
berusaha untuk mengadakan pendamaian terhadap dosa besar itu. Itulah tugas
seorang hamba TUHAN, gembala sidang; imam-imam, tugas dari pelayan-pelayan TUHAN,
yaitu menjadi grafirat, menjadi pendamaian terhadap dosa di mana pun kita ada.
Itulah yang sedang diusahakan oleh Musa di hadapan
TUHAN, di maan oleh karena dosa besar itu, dia berusaha untuk mengadakan
pendamaian kepada TUHAN.
Terlebih dahulu kita melihat ayat 24-26.
Keluaran 32:25-26
(32:24) Lalu aku berkata
kepada mereka: Siapa yang empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka
memberikannya kepadaku dan aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak
lembu ini." (32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu
seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya,
sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka -- (32:26) maka
berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang
memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya
seluruh bani Lewi.
Jadi, sudah sangat terbukti; penyembahan berhala itu bukan
dosa kecil, itu adalah dosa besar.
Kalau seseorang jatuh ke dalam penyembahan berhala, apapun
jenis penyembahan berhala itu, maka kehidupan semacam ini sama seperti kuda
lepas kandang; liar, tidak terkendali, sesuka hati hidupnya di luaran sana,
tidak taat, tidak setia, tidak dengar-dengaran kepada suara Firman
Penggembalaan yang menuntun dan menggembalakan. Dengan demikian, kehidupan kekristenan
seperti ini menjadi buah cemooh dan berkata: “Katanya
Kristen. Katanya TUHANnya adalah Yesus, tetapi hidupnya liar”.
Oleh peristiwa itu, Musa sangat marah sekali kepada
Harun, abangnya, dan kepada bangsa itu, sehingga dengan ketegasan, Musa berkata:
"Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Dari 12 (dua
belas) suku yang mendengarkan perkataan Musa, hanyalah suku Lewi yang datang berpihak
kepada TUHAN. Akhirnya, kepada suku Lewi itulah dipercayakan untuk memikul
Tabut Perjanjian, dipercayakan untuk melayani pekerjaan TUHAN.
Jadi, sebaiknya, biarlah kita semua menjadi Lewi yang
selalu berpihak kepada penggembalaan, jangan menjadi Lewiatan (naga laut), supaya jangan berpihak kepada
berhala.
Banyak orang Kristen yang tidak memahami kebenaran,
sehingga seringkali orang Kristen berpihak kepada berhala, bukan berpihak
kepada TUHAN. Contohnya; banyak suami orang batak yang berkata kepada istrinya: “Kalau saya tidak bekerja,
kamu makan apa? Kalau saya tidak kerja, dari mana beras untuk dimasak di dapur?
Kalau saya tidak bekerja, bagaimana bayar kontrakan, SPP, bayar ini, bayar itu?” Ini
menunjukkan bahwa dia berpihak kepada berhala, bukan berpihak kepada TUHAN.
Itulah hebatnya berhala yang dapat memutar-balik
kebenaran itu; seolah-olah TUHAN tidak tahu kebutuhan kita. TUHAN tahu segala
sesuatu; jumlah rambut saja terhitung dengan jelas di mata TUHAN, tidak ada
yang terluput, TUHAN tahu kebutuhan kita. Oleh sebab itu, cari dahulu Kerajaan
Sorga, dengan kata lain; ibadah memuncak
sampai doa penyembahan, maka semuanya ditambahkan;
-
kesehatan ditambahkan,
-
bisnis yang kita kelola diberkati,
ditambahkan berkatnya,
-
ketika kita menuntut ilmu sampai ke
perguruan tinggi pun ditambahkan kecerdasan, dicukupkan biaya pendidikan,
-
dimudahkan segala sesuatu sebagai tambahan
dari sorga, dan lain sebagainya.
Jangan kita berpihak kepada berhala. Hati-hati dengan
mendirikan patung berhala. Hati-hati, jangan kita mendirikan patung berhala,
sebab itu adalah dosa besar, bukan dosa kecil.
Apa buktinya bahwa
mendirikan patung berhala adalah dosa besar?
Keluaran 32:32
(32:32) Tetapi sekarang,
kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah
kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."
Sebagai gembala yang bertanggung jawab, Musa rela
supaya namanya dihapuskan dari kitab kehidupan Anak Domba.
Bayangkan, sampai seperti itu Musa pertaruhkan
hidupnya, dia pertaruhkan nyawanya, dia pertaruhkan segala sesuatunya, berbeda
dengan bangsa yang bodoh dan tolol yang lebih berpihak kepada berhala.
Hanya satu dari dua belas suku yang berpihak kepada
TUHAN, itulah Lewi. Imam-imam yang melayani harus berpihak kepada TUHAN, tidak
berpihak kepada berhala.
Saat Musa mengadakan pendamaian terhadap dosa, dia
berkata: “Kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak,
hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis” Semua
dipertaruhkan. Seorang gembala memang harus mempertaruhkan segala sesuatunya;
harga dirinya dipertaruhkan, bahkan nyawanya pun dipertaruhkan, itulah tanggung
jawab dari seorang gembala.
Saya sedikit terlambat, agaknya terlambat; ini adalah
bagian dari tanggung jawab saya supaya kita semua bisa menikmati kemurahan dari
sorga yakni: Pembukaan Firman.
Setelah mendengarkan permohonan pendamaian yang telah
dilakukan oleh Musa, lalu APA TANGGAPAN TUHAN?
Keluaran 32:33
(32:33) Tetapi TUHAN
berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah
yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.
Ternyata, dengan tegas TUHAN berkata: “Siapa yang
berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku
(kitab kehidupan)”. Berarti, sekalipun Musa memohon demikian -- pada ayat 32 --, nama Musa tetap terdaftar
di sorga, tidak dihapuskan dari kitab kehidupan. Tetapi siapa yang jatuh dalam
dosa yang besar, yaitu penyembahan berhala, maka nama yang sudah tertulis itu
dihapus dari kitab kehidupan Anak Domba.
Sedikit tambahan: Peristiwa ini terjadi tepatnya pada
saat TUHAN memerintahkan Musa dan bangsa Israel untuk membangun Tabernakel. Berarti,
peristiwa ini terjadi tepatnya ketika bangsa Israel berada di kaki
gunung Sinai.
Sementara Musa menghadap TUHAN selama 40 (empat puluh)
hari 40 (empat puluh) malam, namun bangsa Israel seperti kuda lepas kandang,
liar, sebab mereka mendirikan patung berhala (allah emas), dan itu merupakan
dosa besar, bukan dosa kecil.
Lewat pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel,
kita sedang dibawa masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus (Tabernakel). Di
tengah-tengah pembangunan tubuh Kristus, di tengah-tengah pembentukan tubuh
Kristus, kiranya jangan kita jatuh dalam
penyembahan berhala.
Kembali saya sampaikan: Siapa yang berdosa, maka nama
itulah yang dihapuskan dari kitab kehidupan Anak Domba. Jadi, kalau suami hidup
dalam penyembahan berhala, sekalipun dia adalah kepala, maka nama isteri tetap
tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Atau sebaliknya, kalau isteri yang
hidup dalam penyembahan berhala, suami tidak, maka nama isteri terhapus dari kitab
kehidupan Anak Domba, sekalipun isteri adalah tubuh dari Kepala.
Jadi, kalau suami tidak sungguh-sungguh menyembah
Allah yang hidup, maka isteri dan anak harus sungguh-sungguh menyembah Allah
yang hidup. Atau, kalau suami melihat isteri tidak sungguh-sungguh menyembah
Allah yang hidup, maka suami harus membawa anak untuk sungguh-sungguh menyembah
Allah yang hidup.
Sebab, siapa yang berdosa oleh karena penyembahan
berhala, maka nama orang itulah yang dihapuskan dari kitab
kehidupan. Biar kita mohon-mohon: “TUHAN, dia isteri saya”, tetap tidak
bisa. Atau sebaliknya, “TUHAN, dia adalah kepala, suami saya”, tetap
tidak bisa. Masing-masing kita harus mempertanggung-jawabkan ibadah kita di
bumi ini di hadapan TUHAN.
Keluaran 32:34-35
(32:34) Tetapi pergilah
sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan
berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan
membalaskan dosa mereka kepada mereka." (32:35) Demikianlah TUHAN
menulahi bangsa itu, karena mereka telah menyuruh membuat anak lembu buatan
Harun itu.
Selanjutnya, TUHAN berkata kepada Musa: “Tetapi
pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan
kepadamu ...” Bukankah nama sudah dihapuskan dari kitab kehidupan? Namun
Musa masih tetap diperintahkan untuk menuntun orang-orang yang namanya terhapus
dari kitab kehidupan.
Bukankah ini adalah suatu kejanggalan yang besar dan
menimbulkan pertanyaan besar bagi kita, sebab nama bangsa itu sudah dihapuskan dari kitab kehidupan, namanya sudah
tidak diakui lagi di hadapan Allah Bapa dan di hadapan para malaikat, kok
TUHAN masih memerintahkan Musa untuk menuntun bangsa Israel yang notabene
namanya sudah tidak terdaftar di sorga, yang sudah ditentukan untuk binasa?
Bangsa Israel memang harus binasa, sebab nama mereka
sudah dihapuskan dari kitab kehidupan; Anak Domba tidak lagi mengakui namanya
di hadapan Allah Bapa dan di hadapan para malaikat, sebab nama mereka sudah
tidak terdaftar di sorga, singkatnya; mereka sudah harus binasa karena TUHAN
membalas segala perbuatan mereka.
Tetapi, yang menjadi pertanyaannya di sini ialah kalau
memang nama bangsa Israel sudah tidak diakui lagi, sudah dihapus dari kitab
kehidupan Anak Domba, namanya sudah tidak terdaftar lagi di sorga, lalu mengapa
mereka harus tetap dituntun di jalan yang ditunjuk oleh TUHAN? Jawabnya ialah TUHAN mau mewariskan kerajaan Sorga kepada
bangsa Israel.
TUHAN tetap menyuruh Musa untuk menuntun bangsa Israel
dalam perjalanan di padang gurun, sekalipun nama mereka telah dihapuskan dari
dalam kitab kehidupan, sebab tidak ada satu pun di antara mereka yang dianggap
layak untuk dibawa masuk ke tanah Kanaan, tanah perjanjian yang telah
diwariskan oleh TUHAN kepada nenek moyang mereka, itulah Abraham Ishak dan
Yakub, untuk menjadi milik pusaka mereka, kecuali Kaleb bin Yefuna dan Yosua
bin Nun. Sedangkan nanti, umat Israel, yaitu; generasi
pertama yang keluar dari Mesir akan ditulahi dibinasakan, sehingga ada ayat
berkata mayat-mayat mereka akan bergelimpangan di padang gurun.
Lalu, mengapa Tuhan tetap
suruh (perintahkan) Musa untuk menuntun bangsa itu?
JAWABNYA: upaya bangsa itu melahirkan generasi yang
baru di padang gurun, dan inilah orang-orang yang akan mewarisi tanah Kanaan,
tanah perjanjian.
Jadilah ahli waris Kerajaan Sorga. Kita semua adalah ahli
waris Kerajaan Sorga. TUHAN adalah milik pusaka kita. Ibadah pelayanan ini
adalah milik pusaka yang diwariskan oleh TUHAN; jangan sia-siakan pusakamu.
Ibadah ini adalah pusaka kita masing-masing;
pelayanan adalah pusaka kita, sebab TUHAN sudah wariskan kepada kita, itu
tandanya bahwa kita adalah ahli waris Kerajaan Sorga. Hanya orang bodoh yang
tidak menghargai milik pusakanya yang telah
diwariskan.
Oleh sebab itu, di dalam hukum Taurat dikatakan: siapa
yang mengambil batas-batas milik pusaka, ia akan dibunuh. Itu sebabnya,
setiap orang dari bangsa Israel harus mempertahankan milik pusaka
yang diwariskan oleh nenek moyangnya, tidak boleh dijual.
Sebagaimana halnya Nabot yang mempertahankan milik
pusaka; apapun harganya, dia tetap pertahankan. Dalam satu kesempatan, Ahab
meminta supaya tanah itu dijual, sebab dia mau jadikan kebun anggur Nabot
sebagai kebun sayur, karena dekat dengan istana raja. Namun Nabot
tetap menolak, dia tetap bertahan, dia tidak mau menjual milik pusaka yang
diwariskan kepadanya.
Jangan jual ibadah pelayanan ini hanya karena
sayur-sayuran di luaran sana. Jangan jual ibadah pelayanan ini hanya karena bisnis,
itu bagaikan kebun sayur. Jangan tinggalkan ibadah ini hanya karena bisnis di
luar sana, itu bagaikan kebun sayur yang direncanakan oleh raja Ahab.
Kemudian, karena Nabot tetap mempertahankan kebun
anggurnya, Ahab tidak berhenti untuk menggoda Nabot; selanjutnya Ahab tawarkan uang
yang banyak serta tanah yang lebih luas dan lebih hebat
lagi. Namun Nabot tetap mempertahankan milik pusaka yang diwariskan kepada dia.
Jangan karena penyembahan berhala, lantas kita
tinggalkan, kita geser tanah milik pusaka yang diwariskan kepada kita, itu
bagaikan kebun sayur dari pada Ahab. Kebun anggur dijadikan kebun sayur, maka
menjadi murahan. Kalau tinggalkan ibadah dan pelayanan, milik pusaka yang
diwariskan, hanya karena bisnis, maka kehidupan semacam
ini menjadi
murahan, menjadi kuda liar yang lepas kandang, menjadi cemooh bagi semua
bangsa.
Jadi, rencana TUHAN harus terlaksana. Kalaupun nama
mereka sudah dihapuskan dari kitab kehidupan, namun TUHAN tetap perintahkan
Musa untuk menuntun bangsa Israel di padang gurun, supaya generasi pertama yang
lahir di Mesir melahirkan generasi yang kedua, sebagai generasi yang akan
mewarisi tanah Kanaan bersama dengan Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun, yang
merupakan gambaran rohani dari firman dan Roh yang tidak bisa terpisah. Firman
dan Roh itu tidak bisa terpisah; selalu bekerja
sama.
Galatia 4:1
(4:1) Yang dimaksud
ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak
berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala
sesuatu;
Selama seorang ahli waris belum akil balig -- sama
dengan; belum dewasa rohani --, masih mempertahankan sifat kanak-kanak, maka ia
sama dengan seorang hamba, ia sama dengan budak dosa, sekalipun dia adalah tuan
dari segala sesuatu yang diwariskan.
Galatia 4:2
(4:2) tetapi ia berada di
bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah
ditentukan oleh bapanya.
Hamba atau budak dosa tetap berada di bawah
pengawasan, belum bisa dipercayakan tugas-tugas yang mulia, karena dia belum
akil balig, belum dewasa, masih mempertahankan sifat kanak-kanaknya = hamba
dosa. Ia masih berada di bawah pengawasan, belum bisa dipercayakan tugas yang
mulia, apalagi Kerajaan Sorga, oleh sebab itu, hamba-hamba
Tuhan/pelayanan-pelayanan Tuhan;
ingatlah itu.
Itu sebabnya, saya harus memantau semua
pelayan-pelayan TUHAN dengan baik. Tidak boleh sembarangan di dalam hal menjalankan
hidup ini di luaran sana.
Terkait dengan milik pusaka yang diwariskan, kita baca
ayat referensinya di dalam Ibrani 11,
dengan perikop: “Saksi-saksi iman”. Kita akan melihat apa yang menjadi kesaksian mereka (tokoh-tokoh iman).
Ibrani 11:12-14
(11:12) Itulah sebabnya,
maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar
keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di
tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. (11:13) Dalam iman
mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang
dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai
kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang
di bumi ini. (11:14) Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan,
bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
Itulah sebabnya, maka dari satu orang, itulah
Abraham, malahan orang yang telah mati pucuk ... Abraham sesungguhnya
sudah mati pucuk (lemah sawat), tidak mungkin lagi memberi keturunan, karena janji
itu diberikan tepatnya pada usia 100 (seratus) tahun. Tetapi dari orang yang
lemah sawat (mati pucuk) ini menurunkan generas-generasi yang mewarisi Kerajaan
Sorga, yang digambarkan seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi
laut, yang tidak terhitung banyaknya
Dalam iman mereka semua ini telah mati
sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang
hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui,
bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Orang yang hidup di dalam iman Abraham menyadari diri
sebagai orang asing, menyadari diri sebagai seorang pendatang di bumi ini; mereka menyadari bahwa dunia ini bukan milik pusaka yang
diwariskan bagi mereka.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; yang ada ini
bukanlah milik pusaka yang diwariskan, segala sesuatu yang ada di dalam dunia
bukan milik pusaka yang diwariskan. Dan kita juga harus sadar; selama kita di
bumi ini, kita ini adalah orang asing; selama kita ada di bumi ini, kita ini
adalah pendatang.
Sebab mereka yang berkata demikian
menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Orang yang
hidup di dalam iman Abraham, rindu mencari tanah air sorgawi.
Kita ini adalah pendatang di bumi; kita ini adalah
orang asing; kita rindu tanah air sorgawi diwariskan kepada kita sebagai milik
pusaka kita untuk selamanya. Inilah keturunan Abraham yang hidup dari iman
Abraham, sebab ada keturunan Abraham yang bukan dari Allah, mereka itulah yang
memberontak, tidak taat kepada firman.
Ibrani 11:15
(11:15) Dan kalau
sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka
tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka
ingat akan tanah asal ... Abraham itu berasal dari Ur-Kasdim,
yang sekarang disebut Irak.
Kalau mereka ingat Ur-Kasdim yang mereka tinggalkan, maka
mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. Sebetulnya,
keturunan Abraham yang hidup dari iman Abraham ada kesempatan untuk kembali ke
dunia dan melakukan apa yang mereka kehendaki; ada kesempatan, tetapi mereka
tidak mau kembali.
Sekalipun dunia ini membuka akses yang besar bagi kita
untuk bertahan di dunia ini, jangan mau dan turuti. Sekalipun dunia ini memberi suatu kesempatan
besar, peluang besar dalam banyak perkara, misalnya; diberi suatu kedudukan
yang tinggi, diberi jabatan yang hebat di dunia ini, menjadi cendekiawan,
bangsawan karena gelar tinggi dan lain sebagainya, itu merupakan pintu yang
terbuka lebar, tetapi harus meninggalkan TUHAN; jangan. Sekalipun ada
kesempatan untuk membuka bisnis besar-besaran, tetapi kalau tinggalkan TUHAN;
tidak. Sekali tergembala, selamanya tergembala.
Ada kesempatan terbuka lebar-lebar untuk bisnis, untuk
kedudukan jabatan tinggi, menjadi bangsawan, itu semua terbuka lebar, tetapi
mereka yang hidup dari iman Abraham tidak mau kembali ke situ. Jangan kita
terlena dengan apapun yang disuguhkan oleh dunia ini. Jangan terikat dengan
dunia ini. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang
kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Jangan terlena dengan
apapun yang disuguhkan oleh dunia ini. Jangan terlena sekalipun ada akses besar
menjadi pejabat tinggi.
Ingatlah pesan saya sebagai hamba TUHAN yang sudah
menerima jabatan gembala, meterainya adalah kawanan domba yang dipercayakan
oleh TUHAN, dan saya harus menunjukkan suatu tanggung jawab penuh dengan di
hadapan TUHAN, bukan kepada saudara, karena saya tidak belajar untuk mencari
muka terhadap saudara, melainkan terhadap TUHAN.
Ibrani 11:16
(11:16) Tetapi sekarang
mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air
sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia
telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
Mereka merindukan tanah air yang lebih
baik,
itulah tanah air sorgawi sebagai milik pusaka yang diwariskan oleh TUHAN bagi
mereka yang hidup dari iman Abraham; oleh sebab itulah Allah tidak malu
disebut Allah mereka.
Yesus Kristus Anak Domba Allah tidak akan menghapuskan
nama mereka dari dalam kitab kehidupan Anak Domba, melainkan mereka itu diakui
di hadapan Allah Bapa dan diakui di hadapan para malaikat; tidak malu untuk
mengakui orang-orang yang terdaftar di sorga. Kemudian, Allah juga mempersiapkan
sebuah kota bagi mereka, satu kota tanpa malam, itulah Yerusalem Baru;
tidak ada malam di sana, tidak ada kesempatan untuk menyembunyikan dosa di
sana.
Mari kita melihat mereka yang hidup dari iman Abraham; seperti apa iman dari Abraham itu,
sehingga TUHAN perhitungkan begitu luar biasa.
Ibrani 11:17
(11:17) Karena iman maka
Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah
menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
Kalau kita selidiki dari apa yang sudah kita baca,
ternyata iman Abraham itu tatkala ia dicobai, ia tetap mempersembahkan Ishak,
anaknya yang tunggal. Ia yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan
anaknya yang tunggal; satu-satunya anak yang dia punya, itulah Ishak, anak
Abraham, diminta untuk dipersembahkan sebagai korban kepada TUHAN, dan anak
satu-satunya itu dipersembahkan kepada TUHAN. Abraham tidak menggunakan
otaknya, dia tidak menggunakan pikirannya, perasaan hatinya sebagai manusia.
Andai saja Abraham menggunakan pikiran dan perasaan
manusia, lalu berkata: “Kalau saya persembahkan anak satu-satunya ini kepada
Allah, lalu apa, di mana dan bagaimana janji Allah untuk menjadikan saya
sebagai bapa orang beriman? Bagaimana mungkin janji itu bisa tergenapi?”
Namun Abraham tidak menggunakan pikiran dan perasaannya sebagai manusia, sebab
dia hidup sesuai dengan kehendak TUHAN. Sekalipun harus menghadapi ujian dan
cobaan yang begitu berat, namun Abraham tetap mempersembahkan sesuai dengan apa
yang dituntut oleh TUHAN kepada Abraham. Inilah iman Abraham yang diwariskan kepada
kita masing-masing. Jangan sampai nama kita terhapus dari kitab kehidupan.
Kejadian 22:1
(22:1) Setelah semuanya
itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham,"
lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
Allah mencoba Abraham ... TUHAN
ingin melihat kita sejauh mana hati kita di dalam hal mengasihi TUHAN dan
sesama; itu sebabnya, perlu dicoba. Jadi, tidak perlu kita bersungut-sungut
manakala kita harus menghadapi ujian. Sekali lagi saya sampaikan; tidak perlu
bersungut-sungut, sebab TUHAN juga perlu tahu hati kita masing-masing. Tidak
cukup hanya berbuat baik dan lembut-lembut, tidak; TUHAN ingin melihat hati
kita.
Jadi, jangan saudara berpikir: “Kalau berbuat baik,
berarti hatinya sudah tulus”, tidak. TUHAN perlu melihat hati kita. Oleh
sebab itu, manakala menghadapi ujian (cobaan), tidak usah bersungut-sungut.
Ia berfirman kepadanya:
"Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." Ketika
Allah berfirman, Abraham menjawab: “Ya, TUHAN”. Manakala kita harus dicobai, biarlah kita
harus tetap berkata: “Ya, TUHAN”.
Bukan untuk memberitahukan aib saya, tetapi anak saya
Isai ini setiap kali saya perintahkan, setiap kali “Ya”, atau “Olo” dalam
bahasa Batak, atau “Yes” dalam bahasa Inggis, atau “Nggih” dalam bahasa Jawa, tetapi
tidak dilakukan. Berbeda dengan Abraham, terhadap tuntutan TUHAN, dia menjawab:
“Ya, TUHAN”. Mari kita lihat buktinya.
Kejadian 22:2
(22:2) Firman-Nya:
"Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak,
pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban
bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Tuntutan TUHAN sebagai cobaan yang luar biasa yang harus
dialami oleh Abraham adalah untuk mempersembahkan anak tunggalnya sebagai
korban bakaran kepada Allah di atas gunung Moria, gunung yang ditunjukkan oleh
TUHAN kepada Abraham.
Tetapi untuk tuntutan ini, Abraham berkata: "Ya,
TUHAN" Berarti, dia dengar-dengaran. Dengar-dengaran ini adalah modal
penting bagi seorang hamba. Jadi, seorang hamba jangan
selalu membantah.
Sabtu pagi, seorang sidang jemaat bertanya: “Om,
kok kritis sekali kalau kami main bulu tangkis, padahal semua sidang jemaat kan
punya android (HP smartphone) yang membutuhkan kuota, minimal Rp 50.000, ada
yang Rp 100.000, ada yang Rp 150.000, bahkan ada yang Rp 200.000, tetapi kok
kalau kami pakai uang untuk olahraga di Sport Hall, lalu spontan kami berikan
sumbangan, kok Om kritis?”
Lalu saya menjawab: Semua orang yang menggunakan android
(HP smartphone) harus mengisi kuotanya, ada yang Rp 50.000, ada yang Rp 100.000,
ada yang Rp 200.000, tergantung kepentingannya, tetapi kalau tidak diisi, maka
engkau tidak bisa pakai android (HP smartphone) seperti biasa yang engkau
lakukan tiap malam untuk memuaskan kedagingan dengan menonton di android (HP
smartphone) milikmu itu. Tetapi, untuk bermain di Sport Hall, engkau
habis-habisan dan dengan spontan engkau bereskan persembahanmu di situ, nanun
untuk pekerjaan TUHAN kok tidak? Itu persoalannya.
Untuk yang daging, dengan
spontanitas semuanya beres, tetapi kok untuk yang rohani tidak bisa beres, bahkan berbulan-bulan? Mengapa
untuk TUHAN tidak segera kita katakan: “Ya,
TUHAN”, tetapi untuk latihan badani yang terbatas itu
justru kita katakan “Ya” kepada Setan?
Saya berharap, kita harus
lebih dewasa. Secepatnya kita katakan “Ya,
TUHAN” untuk korban bakaran. Jangan untuk latihan badani
kita korbankan semua. Saya mengatakan ini, maka saya harus lakukan dulu,
barulah saya bisa bicara.
Kejadian 22:4-5
(22:4) Ketika pada hari
ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari
jauh. (22:5) Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah
kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana;
kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
Ketika pada hari ketiga Abraham
melayangkan pandangnya ... Coba bayangkan, untuk menuju gunung
Moria, mereka harus berjalan 3 (tiga) hari 3 (tiga) malam; dan pada hari
ketiga, dia melayangkan pandangannya, dan barulah ia melihat tempat yang dituju
oleh TUHAN.
Namun, untuk berada di gunung Moria dalam rangka
mempersembahkan Ishak, anak tunggalnya, sebagai korban bakaran kepada TUHAN sebagai
tuntutan TUHAN, Abraham harus meninggalkan kedua bujangnya.
Kedua bujang à Hamba, yang tidak
mengerti kebenaran; itu sebabnya, mereka harus ditinggalkan.
Kalau nanti Abraham mempersembahkan Ishak sebagai
korban bakaran kepada TUHAN, maka hamba bisa teriak setengah mati melihat peristiwa
itu. Itu sebabnya, hamba harus ditinggalkan, sebab hamba tidak tahu apa-apa.
Kejadian 22:9
(22:9) Sampailah mereka
ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah
di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya
di mezbah itu, di atas kayu api.
Setelah sampai di gunung Moria, tempat yang
ditunjukkan oleh TUHAN kepada Abraham, maka selanjutnya ...
-
Secepatnya Abraham mendirikan mezbah di situ,
-
Disusunnya kayu api,
-
Ishak
diikat, lalu diletakkan di atas mezbah di atas kayu api.
Saudara bisa berpikir dengan sadar; andaikata kedua
bujangnya melihat peristiwa ini, apa kira-kira gerangan yang terucap dari mulut
mereka? Jelas, mereka akan berkata;
-
Yang pertama: engkau bodoh Bapa Abraham.
-
Yang kedua: engkau sudah gila Bapa Abraham.
-
Yang ketiga: engkau tidak sadar Bapa Abraham.
Tetapi Abraham tahu apa yang dia kerjakan. Oleh sebab
itu, hamba harus ditinggalkan, sebab dalam satu nats Alkitab berkata bahwa hamba
tidak tahu apa-apa.
Kejadian 22:10-11
(22:10) Sesudah itu
Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih
anaknya. (22:11) Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit
kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
Sesudah semua dipersiapkan, mezbah disusun di hadapan
TUHAN, maka selanjutnya Abraham tinggal mengeksekusi (menyembelih) anaknya yang
tunggal sebagai korban bakaran kepada TUHAN. Kalau orang lain melihat hal ini,
kalau kedua bujangnya melihat hal ini, apa tidak teriak, apa mereka tidak
menjerit histeris? Tetapi Abraham tahu apa yang harus dia
kerjakan.
Sesudah melihat bahwa Abraham betul-betul akan mempersembahkan
anaknya yang tunggal, sebagai korban bakaran kepada TUHAN, maka secepatnya malaikat
TUHAN berseru dari langit: “Abraham, Abraham.” Lalu sahut Abrahan: “Ya,
TUHAN”.
Kejadian 22:12
(22:12) Lalu Ia
berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia,
sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan
engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
Malaikat TUHAN itu berkata: “Jangan bunuh anak itu
dan jangan kauapa-apakan dia ...” Mengapa demikian? Padahal tadi TUHAN
tuntut korban bakaran, namun setelah Abraham dengan rela hati mempersembahkan
Ishak, anak tunggalnya, sebagai korban bakaran, TUHAN justru berkata: “jangan
kauapa-apakan dia”. Kok seolah-olah TUHAN ini mempermainkan Abraham?
Tetapi, perhatikan, apa yang dikatakan oleh malaikat
TUHAN itu: “ ... sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan
Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal
kepada-Ku.” Ternyata, TUHAN tidak sedang mempermainkan Abraham, tetapi
TUHAN sedang melihat sejauh mana iman Abraham, sejauh mana ketulusan hati dari
Abraham di hadapan TUHAN.
Kalau kita merasa seperti dipermainkan TUHAN, seperti
ditinggalkan TUHAN, ingat, ada maksud TUHAN di situ. Kok
nikah rumah tanggaku seperti ini, TUHAN? Ada maksud TUHAN di situ. TUHAN mau
melihat hatimu, TUHAN mau melihat hatiku, TUHAN mau melihat hati kita semua.
Jangan lantas kita mempersalahkan TUHAN, tetapi biarlah kita berkata selalu: “Ya,
TUHAN”.
Saat diperintahkan, kita katakan: “Ya, TUHAN”.
Kemudian ketika mempersembahkan
korban bakaran kepada Tuhan, katakan: “Ya, TUHAN” saja. Tidak perlu
harus bersungut-sungut; mengapa harus begini nikah dan rumah tanggaku.
Mengapa suamiku tidak mau mengerti aku? Mengapa isteriku tidak tunduk kepada
ku? Mengapa anakku seperti ini, TUHAN? Mengapa ekonomiku begini, TUHAN? Mengapa
keluargaku ... Mengapa pekerjaanku ... Mengapa keuanganku ... Mengapa, mengapa
dan mengapa ...?
Ingat!!! TUHAN punya maksud. TUHAN mau melihat hati
kita masing-masing; apakah kita tulus atau tidak. Tidak usah cepat-cepat
ngomel, tetapi nantikanlah maksudnya TUHAN. Sabar saja, hai ahli waris Kerajaan
Sorga. Yang hidup dari iman Abraham, sabar saja; jangan cepat-cepat
bersungut-sungut. TUHAN mau melihat hati kita masing-masing. Tetapi saya tidak
katakan bahwa itu mudah; oleh sebab itu, marilah kita saling mendoakan satu
dengan yang lain.
Singkatnya: TUHAN menuntut
Abraham untuk mempersembahkan Ishak sebagai anaknya yang tunggal, sebagai korban
bakaran, dan Abraham juga melakukannya dengan segenap
hati disertai dengan ketulusan.
Kejadian 22:13
(22:13) Lalu Abraham
menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya
tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya
sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
Abraham menoleh dan melihat seekor domba
jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam
belukar, itulah Pribadi Yesus Kristus Anak tunggal Bapa, Dia adalah Anak
Domba Allah yang tersalib di belakang kita 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu,
sebagai ganti korban bakaran yang akan dipersembahkan kepada TUHAN, itulah
Ishak, anak tunggalnya, sehingga ia pun mengorbankan anak domba yang tanduknya
tersangkut dalam belukar, tersangkut (terlibat) dengan dosa kita di atas kayu
salib.
Kejadian 22:14
(22:14) Dan Abraham
menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang
dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
Di atas gunung TUHAN, di atas gunung Sion, di rumah
Allah Yakub, semuanya tersedia bagi mereka yang hidup dari iman Abraham, yang
rindu tanah air sorgawi sebagai milik pusakanya.
Bagaimana dengan kita malam ini? Apakah kita memiliki
iman seperti ini? Apakah kita mau hidup dari iman Abraham, yang dengan tulus
mengasihi TUHAN? Tetapi bagi mereka yang rindu Kerajaan Sorga sebagai milik
pusaka yang akan diwariskan, tentu saja kita harus berjuang. Mari kita
bersama-sama berjuang.
Ingat: Di atas gunung TUHAN, di rumah Allah Yakub ini,
TUHAN sudah sediakan, sebab Dia adalah Yehova Jireh. Ingat itu.
Dahulukan ibadah dan pelayanan dari segala sesuatunya,
sebab Anak Domba Allah telah tersembelih, Dia menyediakan segala sesuatunya,
Dia sudah terlibat dengan kita karena dosa kita, tanduknya sudah tersangkut dengan
semak belukar.
Sekarang, kita lihat KORBAN BAKARAN yang dituntut oleh
TUHAN kepada Abraham, juga yang dituntut kepada kita. Sekalipun itu merupakan
ujian cobaan, tetapi tetap kita berkata: “Ya, TUHAN”, berarti; tidak
bersungut-sungut, tidak ngomel, tidak menggerutu.
Imamat 8:8-9
(6:8) TUHAN berfirman
kepada Musa: (6:9) "Perintahkanlah kepada Harun dan anak-anaknya:
Inilah hukum tentang korban bakaran. Korban bakaran itu haruslah tinggal
di atas perapian di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, dan api
mezbah haruslah dipelihara menyala di atasnya.
Inilah hukum tentang korban bakaran: Potongan-potongan
daging yang dijadikan sebagai korban bakaran dipersembahkan di atas Mezbah
Korban Bakaran, dan dibiarkan semalam-malaman sampai pagi, dan api mezbah
haruslah dipelihara menyala di atasnya. Berarti, potongan daging yang dijadikan
sebagai korban bakaran itu harus sampai hangus; itulah korban bakaran.
Jadi, apapun yang kita kerjakan, apapun korban
persembahan yang harus kita persembahkan di atas mezbah harus hangus, karena
kita rindu tanah air sorgawi. Itulah korban bakaran, di mana potongan daging
itu dibiarkan di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, apinya tidak boleh
padam, berarti sampai hangus; dari kepala sampai ekor korban itu semuanya
hangus. Jangan kepalanya hangus, tetapi ekornya tidak, tetapi semua harus
hangus, buntut dosa tidak boleh dibiarkan.
Sekarang, kita BANDINGKAN dengan orang-orang yang tidak menghargai
korban Kristus, termasuk korban bakaran, di dalam Mazmur 69, dengan
perikop: “Doa dalam kesesakan”.
Mazmur 69:22-27
(69:22) Bahkan, mereka
memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum
anggur asam. (69:23) Biarlah jamuan yang di depan mereka menjadi jerat,
dan selamatan mereka menjadi perangkap. (69:24) Biarlah mata mereka
menjadi gelap, sehingga mereka tidak melihat; buatlah pinggang mereka goyah
senantiasa! (69:25) Tumpahkanlah amarah-Mu ke atas mereka, dan biarlah
murka-Mu yang menyala-nyala menimpa mereka. (69:26) Biarlah perkemahan
mereka menjadi sunyi, dan biarlah kemah-kemah mereka tidak ada penghuninya. (69:27)
Sebab mereka mengejar orang yang Kaupukul, mereka menambah kesakitan
orang-orang yang Kautikam.
Mazmur 69:22-27 ini jelas berbicara tentang sengsara salib.
Mazmur 69:28-29
(69:28) Tambahkanlah
salah kepada salah mereka, dan janganlah sampai Engkau membenarkan mereka!
(69:29) Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah
mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar!
Inilah akibat dari orang-orang yang tidak menghargai
korban Kristus, yaitu namanya dihapuskan dari kitab kehidupan Anak Domba,
namanya tidak tercatat di dalam kitab Kehidupan Anak Domba bersama dengan
orang-orang kudus yang namanya masih tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Jadi, kehidupan dari anak-anak TUHAN, umat TUHAN,
mutlak dan harus meninggikan
korban Kristus.
Kalau antikris, nabi palsu yang mengadakan ibadah laut
(bicara soal kelimpahan), ibadah bumi (bicara soal mujizat), itu tidak memberi
jaminan. Yang TUHAN mau adalah kita menjalankan ibadah sorgawi di bumi, berarti;
menyangkal diri, memikul salib, mengikut TUHAN; pendeknya meninggikan
korban Kristus dari segala-galanya.
Saya kira sangat jelas sekali dalam pengikutan ini
kepada TUHAN; oleh sebab itu, tidak boleh kita disesatkan oleh mulut serong
dari nabi-nabi palsu, yang seperti anak domba bertanduk dua, tetapi berbicara
seperti seekor naga, karena hanya bicara soal berkat, keberhasilan, dan lain
sebagainya.
Kalau hanya ibadah bumi (nabi palsu) dan ibadah laut
(antikris), itu semua tidak menjamin. Yang TUHAN tuntut adalah kita mengerjakan
ibadah sorgawi di bumi, berarti sangkal diri dan pikul salib.
Sekarang kita akan perhatikan Matius 10:28-30, dengan perikop: “Penganiayaan yang akan datang
dan pengakuan akan Yesus”. Suatu keadaan yang sangat menakutkan, pada saat
aniaya antikris berlangsung, dan itu merupakan puncak dari gelap malam. Lalu
kemudian, kita harus perhatikan pengakuan akan Yesus ini; kita harus
betul-betul pertahankan nama TUHAN apapun yang terjadi. Jangan kita menyangkali
nama TUHAN sekalipun ada aniaya besar terjadi. Nama Yesus adalah nama yang
besar harus kita akui; jangan disangkali di hadapan antikris, jangan ikuti
tabiat anti dari Kristus itu.
Matius 10:28-30
(10:28) Dan janganlah
kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak
berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang
berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. (10:29)
Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya
tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. (10:30) Dan kamu, rambut
kepalamu pun terhitung semuanya.
Dan janganlah kamu takut kepada mereka
yang dapat membunuh tubuh, itulah antikris, tetapi yang tidak
berkuasa membunuh jiwa. Jangan takut, mereka hanya berkuasa membunuh tubuh,
tetapi jiwa kita tidak bisa dirampas, karena kita adalah milik kepunyaan TUHAN,
anak-anak Abraham yang hidup dari iman Abraham yang selalu meninggikan korban
Kristus.
Takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa
membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Biarlah kita
takut akan TUHAN, benci kejahatan. Tidak usah takut kepada orang yang membunuh
tubuh, tetapi takutlah kepada TUHAN.
Burung pipit dijual dua ekor seduit, namun
seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Burung
pipit di udara pun TUHAN pelihara.
Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung
semuanya.
Jadi, sekecil apapun, serumit apapun persoalan yang kita hadapi, semuanya jelas
di hadapan TUHAN; tidak usah kita bersungut-sungut, tidak usah kita tuntut
TUHAN, sebab ada yang mau TUHAN perbaiki dari kehidupan kita. Jangan lantas
salahkan suami, salahkan isteri, salahkan sekitar,
salahkan ini, salahkan itu; sebab TUHAN
punya maksud, TUHAN mau mendewasakan kita semua, supaya di dalam mengikuti
TUHAN, kita berkata: “Ya, TUHAN” dan terhadap
tuntutan TUHAN di dalam hal mempersembahkan korban bakaran juga kita katakana; “Ya Tuhan.” Jadi,
tidak usah bersungut-sungut.
Bahkan seluruh rambut di kepala ini terhitung; siapa
yang dapat menghitung jumlah helai rambut? Tidak ada. Tetapi di mata TUHAN,
semuanya jelas. Tidak ada perkara yang tidak TUHAN ketahui dari kehidupan kita
masing-masing. Tidak usah lantas kita gelisah, bersungut-sungut, ngomel, dan
lain sebagainya, apalagi putus asa, kecewa dan patah semangat.
Matius 10:31-33
(10:31) Sebab itu janganlah
kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung
pipit. (10:32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga
akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. (10:33) Tetapi
barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di
depan Bapa-Ku yang di sorga."
Sebab itu janganlah kamu takut, karena
kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Tidak usah takut
kepada antikris yang dapat membunuh tubuh, tetapi tidak dapat membunuh jiwa
kita, karena jiwa kita lebih berharga dari pada burung pipit di udara
Setiap orang yang mengakui Aku di depan
manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Orang yang
namanya tertulis dalam kitab kehidupan, ia diakui di hadapan Allah Bapa, diakui
di hadapan para malaikat. Ayo, mari hidup dengan iman Abraham. Belajarlah
mempersembahkan korban bakaran, segala tabiat-tabiat daging
hangus,
sebab itulah yang TUHAN tuntut. Dan saat ada cobaan, katakan saja: “Ya, TUHAN”,
jangan ada kata yang lain.
Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan
manusia,
tidak lagi hidup seperti iman Abraham, tetapi hidup mendirikan patung berhala
-- seperti bangsa Israel hidup dalam penyembahan berhala, dosa besar itu
--, maka Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga,
dengan lain kata; nama mereka dihapuskan dari kitab kehidupan Anak Domba, tidak
diakui di hadapan Allah Bapa dan tidak diakui di hadapan para malaikat.
Tetapi kalau nama ditulis dalam kitab kehidupan,
berarti; diakui di hadapan Allah Bapa dan diakui di hadapan para malaikat. Dan
pada akhirnya nanti, TUHAN akan membuka kitab kehidupan Anak Domba, lalu membaca
semua nama-nama yang tertulis dalam kitab kehidupan itu pada hari penghakiman,
sesuai dengan Wahyu 20:12, di mana pada
hari penghakiman, TUHAN duduk menghakimi semua orang (besar kecil, tua muda),
menghidupkan orang yang sudah mati, lalu setiap orang akan dihakimi; dan TUHAN
tahu nama-nama yang tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Dan aku melihat orang-orang mati, besar
dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka
juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi
menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam
kitab-kitab itu. Jadi, nama kita tertulis di dalam kitab
kehidupan berdasarkan korban bakaran yang kita kerjakan di hadapan TUHAN.
Jika kita jatuh dalam penyembahan berhala, maka
secepatnya TUHAN menghapus nama kita dari kita kehidupan. Jadi, pilih mana; tercacat
dalam kitab kehidupan, atau dihapus? Praktekkanlah dari sekarang sampai
seterusnya. Haleluya.. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA,
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment