IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 16 MARET 2021
(Seri: 135)
Saya tidak lupa saya menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada, baik di dalam negeri (di tanah air), maupun di luar negeri (mancanegara) di tiap-tiap negara.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan TUHAN, supaya firman TUHAN yang dibukakan rahasianya betul-betul berkuasa dalam kehidupan kita; firman itu dimeteraikan dalam loh daging, ditukik dalam hati kita, tanda bahwa kita senantiasa menikmati pelayanan Roh, pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, bukan pelayanan tubuh atau pelayan-pelayan dari suatu perjanjian yang lama, bagaikan huruf yang ditulis pada loh-loh batu, tetapi itu mematikan, namun biarlah kiranya kita menikmati pelayanan Roh, pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, untuk selanjutnya betul-betul membawa hidup kita rendah di kaki salib TUHAN, tersungkur di hadapan takhta TUHAN, sujud menyembah Allah yang hidup, Allah Abraham Ishak Yakub, Allah Israel yang berdaulat atas kehidupan kita, Dia Pribadi di dalam kekekalan.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana: Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
YANG PERTAMA pada ayat 25-27: Seorang suami mengasihi isterinya, sama seperti Kristus mengasihi jemaat, dan telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat. Ini jelas berbicara tentang pengorbanan.
Tujuannya adalah untuk menguduskan sidang jemaat, sesudah disucikan atau dimandikan dengan air dan firman. Jadi, pengorbanan TUHAN Yesus Kristus, bertujuan untuk menguduskan sidang jemaat, sesudah disucikan atau dimandikan dengan air dan firman yang limpah, sehingga dengan demikian; Kristus menempatkan sidang jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, pendeknya; supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Hal yang pertama ini sudah kita bahas pada waktu yang lampau.
Pendeknya: Siapa yang mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri.
Mulai dari sejak sekarang, sebelum masuk dalam nikah, pemuda-pemudi hendaknya belajar untuk mengasihi dirinya sendiri, sehingga dengan demikian, ketika seorang pemuda atau pemudi masuk dalam nikah, dia dimampukan oleh TUHAN untuk mengasihi isterinya, karena barangsiapa mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri. Hal ini harus diingat; jangan lupa.
Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Sebab, Yesus Kristus, Anak Allah, telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya sendiri, antara lain:
- Ia telah meninggalkan Bapa-Nya.
Hal itu dituliskan dengan jelas di dalam Filipi 2:5-7, dengan satu tujuan yang mulia; supaya Kristus, yang adalah Kepala, secepatnya menyatu dengan sidang jemaat, yang adalah tubuh-Nya sendiri.
Jadi, kesatuan itu hanya dikerjakan oleh darah salib Kristus. Tidak mungkin terjalin kesatuan antara tubuh dengan Kepala, kalau Yesus Kristus tidak mengerjakan Penebusan itu di atas kayu salib.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Ibu à Gembala sidang atau pemimpin rumah TUHAN. Adapun tugas dari seorang gembala sidang adalah:
2. Merawati hidup rohani dari sidang jemaat.
Pendeknya: Selain mengasuh, seorang ibu (gembala sidang) juga harus bertanggung jawab di dalam hal merawati sidang jemaat sebagai anak-anak rohaninya.
Lukas 10:30-34
(10:30) Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. (10:31) Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. (10:32) Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. (10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. (10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
- Ia dirampok habis-habisan.
- Lalu dipukuli dan ditinggalkan dalam keadaan setengah mati.
Tetapi oleh karena kemurahan hati TUHAN, akhirnya orang itu pun ditemukan oleh seorang Samaria yang murah hati, lalu dibawa ke penginapan dan di situ ia dirawat dengan baik.
Jelas, ini berbicara tentang; orang yang meninggalkan ibadah dan pelayanannya hanya karena perkara lahiriah.
Sebenarnya, banyak umat TUHAN, bahkan hamba TUHAN sekalipun, telah meninggalkan Yerusalem atau turun dari ibadah pelayanan hanya karena perkara lahiriah, sekalipun ia masih berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu sendiri. Jadi, sebenarnya kerohaniannya sudah menurun.
Sekalipun umat TUHAN atau hamba TUHAN berada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi kalau lebih mengutamakan perkara lahiriah dari pada ibadah dan pelayanan, mengutamakan perkara lahiriah dari pada TUHAN, itu sama dengan; kerohaniannya sedang turun, sama seperti seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.
Galatia 4:1
(4:1) Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;
Galatia 4:21,26
(4:21) Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat? (4:26) Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.
Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan atau gereja TUHAN yang merdeka, sebab ia tidak hidup dalam perhambaan, ia bukan budak dosa, baik dosa kejahatan maupun dosa kenajisan. Dia bukan hamba dosa, dia adalah perempuan merdeka, itulah Yerusalem. Kemudian, ia tidak hidup di bawah hukum Taurat, tidak menjalankan ibadahnya secara Taurat, secara lahiriah; itulah Yerusalem sorgawi.
Wahyu 21:2,10
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Ibrani 12:22
(12:22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Jadi, mempelai TUHAN itu adalah gunung Sion, gunung yang besar dan tinggi.
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh orang lain à Doa penyembahan yang disertai dengan bahasa lidah -- atau bahasa Roh, disebut juga logat ganjil --.
Jadi, kalau TUHAN menuntun kita dengan tongkat kebenaran (tongkat kerajaan) sampai kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan, tentu saja kita patut bersyukur kepada TUHAN. Karena, kalau kerohanian kita dibawa sampai kepada gunung Sion, hidup di dalam doa penyembahan, berarti kita sudah berada pada suatu kedudukan yang sangat tinggi.
Maka, kalau seseorang menyadari betul bahwa dia berada di atas gunung Sion, hidup di dalam doa penyembahan, berada pada puncak ibadah, suatu kedudukan yang sangat tinggi, lalu pada akhirnya dia harus tinggalkan gunung Sion, dia tinggalkan Yerusalem, dia adalah orang yang paling bodoh. Sebab ketika dia tinggalkan gunung Sion, dia tinggalkan kota Yerusalem Baru, tentu saja dia akan jatuh ke tangan penyamun-penyamun.
Kalau ia menyadari akan hal itu, tentu ucapan syukur akan keluar dari mulut yang didorong dari hati yang tulus akan kita ucapkan kepada TUHAN, “Terima kasih TUHAN, terima kasih TUHAN. Syukur, syukur.” Pasti limpah syukur dari mulut ini, kalau menyadari bahwasanya ia ada di atas gunung Sion.
Tetapi, karena dia menganggap enteng Yerusalem, dia menganggap enteng gunung Sion, dia menganggap enteng doa penyembahan, dia menganggap enteng hubungan intim, dia menganggap enteng nikah yang suci, akhirnya dia turun dari ibadah pelayanan hanya karena segala sesuatu keindahan-keindahan yang ada di Yerikho. Tetapi kita tidaklah sama seperti itu, karena kita mau berlaku bijaksana.
(39:30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi? (39:31) Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.
Rajawali membuat sarangnya di tempat yang tinggi. Jelas, ini berbicara tentang; doa penyembahan.
Singkatnya: Gunung yang besar lagi tinggi, gunung Sion, doa penyembahan adalah tempat yang tinggi, atau puncak bukit batu yang sangat sulit didatangi oleh Setan Tri Tunggalnya, termasuk antikris, yaitu penyamun-penyamun.
Jadi, jangan anggap enteng, kalau saudara sudah dituntun oleh tongkat kerajaan (tongkat kebenaran) untuk dibawa sampai kepada gunung Sion, Yerusalem yang baru, Yerusalem sorgawi, kota kudus, kota Allah yang hidup. Jangan anggap enteng.
Mazmur 124:6
(124:6) Terpujilah TUHAN yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!
(124:7) Jiwa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung; jerat itu telah putus, dan kita pun terluput!
Tetapi orang bijaksana sangat menghargai dan menghormati segala kemurahan dan pertolongan TUHAN. Tentu saja kita menolak untuk jatuh ke tangan penyamun-penyamun, bukan?
(12:22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
Lukas 10:30
(10:30) Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
Oleh sebab itu, tidak boleh bermain-main lagi. Jangan menganggap enteng ibadah ini, supaya hidup kita ke depan tidak dientengkan oleh TUHAN.
Banyak harta yang telah kita terima dari TUHAN;
-
Ada harta dalam
bejana tanah liat, artinya; membawa kematian dalam tubuh ini, sehingga
kita memperoleh kekuatan yang berlimpah-limpah dari Allah. Sekalipun
dihempaskan, namun tidak terjepit; habis akal, namun tidak putus asa. Itu juga
adalah harta rohani.
-
Ada juga harta yang
lain, itulah karunia-karunia dari
Roh Kudus.
-
Lalu, jabatan-jabatan yang TUHAN
percayakan. Itu semua adalah harta rohani.
-
Anting-anting di
telinga à Kehidupan
yang dengar-dengaran. Itu adalah harta rohani.
-
Jubah yang maha
indah.
-
Firman
Allah, Roh Allah, Kasih Allah, itu juga merupakan
harta rohani.
Kalau seorang hamba TUHAN melayani tanpa tahbisan, maka jelas pemakaian TUHAN tidak nyata dalam hidupnya. Kalau seorang hamba TUHAN mendukakan Roh Kudus, sampai akhirnya menghujat Roh Kudus, sudah pasti pemakaian TUHAN tidak nyata terhadap hamba TUHAN semacam ini. Maka, apa artinya melayani tanpa harta rohani?
Tetapi kalau kita menganggap kecil gunung Sion, tidak menghargai kemurahan TUHAN hanya karena perkara lahiriah, maka ia akan kehilangan harta yang paling berharga.
Tetapi kalau meninggalkan TUHAN hanya karena perkara lahiriah, sama seperti seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho, dia akan jatuh ke tangan penyamun dan harta yang berharga akan dirampok habis-habisan; lupa menyembah TUHAN.
- Tidak berdosa kepada pemerintah.
- Juga tidak berdosa kepada TUHAN.
Itulah hebatnya kalau kita ada di atas gunung Sion; nyata pembelaan TUHAN.
Kalau kita mengacu kepada 1 Petrus 2:18-19, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, itu adalah kasih karunia. Tetapi kalau kita menderita karena pukulan, jelas itu karena dosa.
Banyak kali kita menerima teguran, hajaran, pukulan karena kesalahan, pelanggaran, keteledoran, baik yang disengaja atau pun yang tidak disengaja; itu akan terjadi. Saya pernah mengalami, kita juga pernah mengalami, baru-baru ini satu di antara saudara kita juga mengalami, akhirnya kita bersama-sama menanggungnya.
Bagaimana kalau kita menderita, dalam keadaan setengah mati, lalu tidak ada seorang pun yang tidak mau mengerti, ditinggalkan menderita? Misalnya;
- Suami menderita tetapi isteri tidak mau mengerti, anak tidak mengerti.
(46:3) "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim.
Yesaya 46:3-4
(46:4) Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
- TUHAN menanggung kita terus.
- TUHAN memikul kita terus.
- TUHAN mau menyelamatkan kita semua.
Itulah keadaan dari kehidupan yang sudah dibentuk, masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi tubuh Mempelai, itulah Yerusalem sorgawi, gunung Sion, pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, gunung yang besar lagi tinggi, pada akhirnya berada dalam gendongan dua tangan TUHAN sampai masa tua, rambut putih, berarti; TUHAN yang menanggung, memikul dan menyelamatkan kita semua.
Malam ini, TUHAN sudah melakukannya. TUHAN sudah menuntun kita semua dengan tongkat kerajaan (tongkat kebenaran) sampai kepada Kekekalan.
Kekekalan; Penyerahan diri.
No comments:
Post a Comment