IBADAH PEMBUBARAN PANITIA NATAL, 01 MARET 2020
Kita patut bersyukur, oleh karena kemurahan hati TUHAN; malam ini, ibadah pembubaran panitia natal boleh terselenggara, semua karena kasih karunia dan rahmat TUHAN bagi kita. Dan kesempatan ini, kita tidak sia-siakan, tetapi biarlah kiranya lewat ibadah dan firman yang akan kita terima, semakin memacu kehidupan kita di tengah ibadah dan pelayanan, termasuk event-event apapun, bukan hanya untuk Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT), tetapi juga dalam event-event apa saja, kita semakin menyenangkan hati TUHAN dalam setiap ibadah dan pelayanan, setia apapun yang kita kerjakan oleh 2 (dua) tangan, 10 (sepuluh) hari, semuanya menyenangkan hati TUHAN.
Kita berdoa, supaya keadaan dunia ini, termasuk kondisi negara kita, termasuk provinsi Banten, TUHAN pulihkan, supaya ibadah-ibadah atau event-event yang sama boleh terlaksana dengan baik, dan TUHAN senantiasa memberkati dan memakai kita untuk membawa Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel dari Timur sampai ke Barat, berarti terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, lewat Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
1 Korintus 12:1
(12:1) Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.
1 Korintus 12:2
(12:2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
Demikianlah keadaan dari bangsa kafir sebelum mengenal Allah dengan benar, yaitu dengan mudah diseret kepada penyembahan berhala, menyembah berhala yang bisu. Nanti kita akan melihat; mengapa hal itu bisa terjadi, mengapa bangsa kafir (bangsa yang di luar TUHAN) tanpa berpikir panjang (tidak sadar) mudah sekali diseret kepada penyembahan berhala, menyembah berhala yang bisu?
1 Tawarikh 16:26
(16:26) Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi TUHANlah yang menjadikan langit.
Namun demikian, bangsa kafir tidak memahami bahwa sesungguhnya TUHAN-lah yang menjadikan langit, TUHAN-lah yang menjadikan bumi, TUHAN-lah yang menjadikan segala sesuatu yang ada di kolong langit, di atas muka bumi ini.
Bahkan jika manusia bernafas, itu karena TUHAN yang menjadikannya, tetapi bangsa kafir, bangsa yang di luar TUHAN tidak menyadarinya, sehingga bangsa kafir betul-betul hidup di dalam penyembahan berhala, menyembah berhala yang bisu. Mereka tidak sadar, bahwa sesungguhnya, TUHAN-lah yang menjadikan segala sesuatunya.
Mazmur 115:2
(115:2) Mengapa bangsa-bangsa akan berkata: "Di mana Allah mereka?"
(115:4) Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia,
Kalau meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena kegiatan dua tangan, itu merupakan penyembahan berhala. Dan kalau umat TUHAN, orang Kristen sibuk dengan pekerjaan dua tangannya, itulah yang menyebabkan dia jauh dari TUHAN, itu yang menyebabkan dia tidak mengenal TUHAN; sehingga tanpa sadar, dia ada di dalam kelemahan dan diseret untuk menyembah berhala bisu.
Mazmur 115:5-7
(115:5) mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, (115:6) mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, (115:7) mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya.
YANG PERTAMA: Mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata.
Berbeda dengan Allah bangsa Israel; betul-betul setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah tidak kembali dengan sia-sia, melainkan terlaksana dan berhasil, apa saja yang disuruh dan dikehendaki-Nya, berarti; hidup. Allah bangsa Israel adalah Allah yang hidup, supaya kita hidup.
YANG KEDUA: Mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat.
Ini sangat merugikan orang-orang yang menyembah berhala; manakala dia dalam kesesatan di jalan, berhala tidak bisa menuntun dia dalam terang. Sebetulnya, ini adalah kerugian yang besar, yang akan dialami oleh bangsa yang di luar TUHAN, bangsa yang menyembah berhala. Tidak pernah berhala bisa menuntun orang-orang yang sesat di jalan, sebab ia mempunyai mata tetapi tidak bisa melihat, sehingga;
- mereka yang menyembah berhala pasti tersesat,
Ini juga merugikan bangsa-bangsa yang menyembah berhala itu sendiri; manakala di dalam kesesakan, manakala di dalam kesusahan, di dalam kesulitan yang sangat menghimpit, kepada siapa dia harus teriak? Persoalan yang begitu rumit dia mohonkan kepada berhala, namun berhala itu mempunyai telinga tetapi tidak bisa mendengar. Ini adalah kerugian besar kalau hidup di dalam penyembahan berhala.
Kalau kita mempertuhankan uang, uang pun tidak punya telinga untuk secepatnya menjawab segala persoalan kita. Jadi, rugi sebetulnya kalau kita menyembah berhala.
Kita bersyukur kepada TUHAN, karena kita menyembah Allah yang hidup. Segala doa permohonan teriakan kita naik kepada TUHAN, lalu akhirnya Dia mendengar dan menjawab.
YANG KEEMPAT: Mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium.
Ini juga suatu kerugian yang besar; manakala kita ada dalam penyembahan (bagaikan asap dupa naik ke hadirat TUHAN) tetapi semuanya itu sia-sia. Lutut sudah melecut, lutut sudah lecet-lecet, tetapi tidak ada artinya. Bagaikan asap dupa naik ke hadirat TUHAN, tetapi tidak ada artinya. Kaki sudah bengkak-bengkak, menyembah berjam-jam, tetapi tidak ada artinya, karena berhala tidak dapat mencium asap dupa kemenyan.
YANG KELIMA: Mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba.
Bukankah kita butuh uluran dua tangan TUHAN yang berkuasa, uluran dua tangan yang penuh kasih, uluran dua tangan penuh yang penuh pertolongan? Kita butuh. Tetapi berhala, sekalipun mempunyai tangan, tetapi ia tidak bisa meraba, tidak bisa menyentuh kedalaman hati kita masing-masing, tidak mengerti perasaan kita.
YANG KEENAM: Mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan.
Ini juga suatu kerugian yang besar. Allah kita adalah Allah yang besar; Dia Imam Besar Agung, Dia juga adalah Gembala Agung.
Apa buktinya bahwa Dia adalah Gembala Agung? Dia berjalan di depan menuntun kawanan domba-Nya, sehingga domba-domba mengikuti Gembala Agung.
Dia juga adalah Imam Besar yang sudah meninggalkan teladan bagi kita. Untuk itulah kita dipanggil, supaya kita mengikuti jejak-Nya, tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah. Kita ikuti dengan tepat dan benar. Manakala kita mengikuti tapak-tapak kaki Yesus dengan tepat dan benar, pada saat itu juga, dosa rontok, musuh kalah.
Tetapi berhala tidak demikian; sekalipun berhala mempunyai kaki, tetapi ia tidak dapat berjalan. Jadi, rugi sekali kalau kita hidup di luar TUHAN. Bersyukurlah karena malam ini kita ada di dalam TUHAN.
YANG KETUJUH: Tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya.
Jadi, jelas, berhala bangsa kafir (bangsa-bangsa di luar TUHAN) adalah berhala bisu; tidak ada apa-apanya.
Selanjutnya, Elia menantang semua nabi-nabi Baal, termasuk nabi-nabi Asyera, untuk mempersembahkan korban persembahan ke atas kayu api tanpa menaruh api atasnya, lalu berkata: “Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan aku pun akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!”
Kemudian, mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu.
Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian.
-
Pertama-tama: Diawali dengan
berjingkat-jingkat, artinya; menyusahkan dirinya, lari sana lari sini, tidak
tenang.
-
Yang kedua: Menoreh-noreh dirinya dengan
pedang dan tombak, artinya; menyakiti dirinya sendiri. Padahal, berkat TUHAN
yang memberi kaya. Jangan buat diri ini susah.
-
Dan yang terakhir, klimaksnya adalah
sampai akhirnya kerasukan setan.
Allah Israel adalah Allah yang berkuasa. Allah Israel adalah Allah yang hidup; Dia layak untuk disembah, Dia menjawab segala doa, Dia menjawab segala permohonan. Di kala kita dalam kesusahan hati seperti Elia, namun TUHAN jawab kesusahan hati, sampai akhirnya umat itu kembali mempunyai mata, kembali mempunyai dua tangan untuk melayani TUHAN, kembali mempunyai dua kaki untuk mengikuti jejak salib Kristus.
Kita sudah mengerjakan Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) pada hari Senin-Selasa, tanggal 28-29 Desember 2020, semua karena kemurahan TUHAN. Kita gunakan dua tangan, sepuluh jari, kita gunakan dua kaki untuk mengikuti jejak Kristus, semua karena kemurahan TUHAN. Biarlah kita serahkan segenap hati pikiran kita kepada TUHAN, hanya bagi Dia, bukan untuk yang lain.
(115:8) Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.
TUHAN betul-betul mau atau mendambakan, TUHAN betul-betul mengharapkan supaya kita semua mengetahui tentang karunia-karunia Roh, supaya kita jangan lemah, tidak berdaya. Kalau kita menuruti daging, maka kita akan lemah, tidak berdaya, tanpa sadar diseret kepada penyembahan berhala, menyembah berhala bisu.
Jadi, hamba-hamba TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN, tanpa terkecuali sampai kepada umat TUHAN, mau tidak mau harus penuh dengan Roh Kudus, supaya jangan lemah (tidak berdaya), dan tidak mudah diseret kepada penyembahan berhala, kepada berhala-berhala bangsa-bangsa.
1 Korintus 12:3
(12:3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
Pendeknya: Seorang hamba TUHAN yang penuh dengan Roh Kudus, tidak pernah mengutuki Yesus sekalipun harus sangkal diri pikul salib, sekalipun harus banyak berkorban di tengah ibadah dan pelayanan. Tidak akan pernah mengutuki TUHAN, tidak akan pernah mempersalahkan TUHAN, tidak akan pernah menyesal ikut TUHAN, apapun yang terjadi; itulah kalau sudah penuh dengan Roh Kudus, ia tidak akan pernah menyesal sebagai orang Kristen.
Sekali lagi saya sampaikan: Tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: "Yesus adalah TUHAN sesembahan kita", selain oleh Roh Kudus. Jadi, oleh Roh TUHAN itu membawa kita kepada suatu penyembahan yang benar, menyembah Allah yang hidup.
Tetapi kalau kita hidup tanpa Roh, maka di situlah kita akan menyangkali TUHAN, tidak akan pernah mengakui TUHAN dalam hidup kita masing-masing. Oleh sebab itu, dalam 1 Korintus 12:1, TUHAN mau supaya kita semua mengetahui kebenaran tentang karunia-karunia Roh.
- supaya kita jangan mengutuki TUHAN,
Sekali lagi saya sampaikan: Menyesal menjadi anak TUHAN itu setara dengan dosa mengutuki TUHAN. Itu bukanlah perkara yang bisa dianggap enteng, tetapi itu adalah perkara yang luar biasa, dosanya bukanlah dosa biasa.
“Menyesal saya menjadi suamimu”, “menyesal saya menjadi isterimu”, itu setara dengan dosa mengutuki. Kalau hal itu sempat terlontar, tercetus dari mulut, ayo, saya himbau malam ini, biarlah kita bersama-sama mengakui dosa, mengakui kesalahan penyembahan berhala di masa lalu. “Menyesal saya menjadi anakmu”, “menyesal saya menjadi orangtuamu, mertuamu, menantumu”, itu sama dengan mengutuki TUHAN. Jadi, sudah jelas, kehidupan semacam ini tidak penuh dengan Roh Kudus, walaupun engkau berkata bahwa engkau penuh dengan Roh Kudus.
Dari buahnya, kita bisa mengetahui dia penuh Roh Kudus atau tidak. Dan kalau penuh dengan Roh Kudus, seseorang tidak akan pernah menyangkali TUHAN Yesus, selain mengaku Yesus adalah TUHAN dan Juruselamat, Allah sesembahan yang hidup, Allah Abraham Ishak Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat.
Pendeknya: Anak-anak TUHAN, teramat lebih hamba-hamba TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN harus penuh dengan Roh Kudus, supaya berada di dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah yang suci itu sendiri. Kita semua harus berada di dalam pengaruh Roh Allah itu sendiri. Jangan berada di dalam pengaruh dari daging, tetapi harus berada di dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah itu sendiri, sehingga di dalam melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN, seorang hamba TUHAN, seorang pekerja TUHAN tidak mengutuki TUHAN, tidak menyesal, dan tidak menyangkali TUHAN, sebaliknya mengakui bahwa Yesus adalah TUHAN, apapun yang terjadi. Itulah kehidupan yang penuh dengan Roh Kudus.
Ayo, biarlah semua penuh dengan Roh Kudus. Tidak boleh lagi turuti hawa nafsu daging.
Matius 26:69-70
(26:69) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." (26:70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." (26:71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." (26:72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." (26:73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." (26:74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.
Penyangkalan YANG PERTAMA, pada ayat 70. Pada saat itu, Petrus berkata: “Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud”. Berarti, sudah tahu tetapi pura-pura tidak tahu.
Banyak juga umat TUHAN, sidang jemaat, bahkan juga imam-imam, pelayan TUHAN yang sudah tahu, tetapi pura-pura tidak tahu; menghindar dari kesusahan. Kalau seseorang menghindar dari kesusahan, itu adalah penyangkalan yang pertama terhadap salib Kristus. Jangan coba-coba menghindar dari kesusahan, jangan coba-coba menghindar dari pelayanan, supaya penyangkalan itu tidak memuncak, sebab itu merugikan diri sendiri kelak.
Sudah tahu tetapi pura-pura tidak tahu à Orang yang punya mata tetapi tidak melihat, punya telinga tetapi tidak mendengar (tidak dengar-dengaran). Jadi, tidak dengar-dengaran itu merupakan penyangkalan yang pertama terhadap salib. Ayo, biarlah kita belajar dari apa yang sudah kita terima malam ini. Jangan hanya ilmu pengetahuan, tetapi tidak menjadi praktek.
Pada penyangkalan yang kedua ini juga diawali dengan “bersumpah”. Sebetulnya, seseorang tidak perlu bersumpah, “ya” di atas “ya”, “tidak” di atas “tidak”; lebih dari pada itu adalah anak setan, dan dia berada di bawah hukum Taurat, itulah orang yang bersumpah.
Petrus kembali tidak mengakui keberadaan TUHAN, namun diawali dengan dua kata:
- Kata yang pertama: “mengutuk.”
- Kata yang kedua: “bersumpah.”
-
Mengutuk, jelas itu
menunjukkan bahwa; Simon Petrus belum penuh dengan Roh Kudus. Hal ini
sudah saya sampaikan pada 1 Korintus 12 tadi; kalau seseorang penuh
dengan Roh Kudus, maka ia tidak mungkin mengutuki TUHAN.
-
Bersumpah, menunjukkan
bahwasanya; Simon Petrus berada di bawah hukum Taurat. Sesuai dengan
Injil Matius 5:33-37, tidak perlu bersumpah, tetapi peganglah sumpahmu
di hadapan TUHAN; “ya” di atas “ya”, “tidak” di atas “tidak”. Tetapi kalau
bersumpah, berarti masih berada di bawah hukum Taurat.
- Mengutuki, menunjukkan bahwa; Simon Petrus belum penuh dengan Roh Kudus.
Tidak sedikit pelayan TUHAN berbuat demikian; kalau itu adalah tabiat orang tuamu, jangan pertahankan, apalagi jika engkau sudah ikut TUHAN, sudah melayani TUHAN.
Tubuh Kristus itu adalah Tabernakel sejati. Firman Allah sempurna; Perjanjian Lama - Perjanjian Baru, kaki tangan TUHAN itu terkait satu dengan yang lain.
(8:1) Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
(8:2) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. (8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
- Dengan Roh TUHAN, seorang hamba TUHAN dapat menyangkali dirinya.
Berbeda dengan orang yang belum penuh dengan Roh Kudus; ia banyak menyangkali TUHAN, banyak mengutuki TUHAN, menyesal menjadi anak TUHAN, menyesal menjadi hamba TUHAN hanya karena pergumulan.
- ia tidak akan pernah mengutuk, tanda bahwa ia penuh dengan Roh Kudus.
Inilah hebatnya Rasul Paulus dalam hal menguraikan setiap pemberitaan firman yang disampaikan;
- baik kepada 9 (sembilan) sidang jemaat,
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Jadi, tidak usah bersumpah, tidak usah mengutuki, tidak usah menyesal. Misalnya; kalau rambutmu sudah keriting, ya sudah keriting saja, tidak usah menyesal, tidak usah sampai bersumpah.
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Bukankah itu sama seperti “berhala bisu” yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyenangkan hati TUHAN?
Kalau kita penuh dengan Roh Kudus, maka kita akan hidup, tidak diseret kepada “berhala bisu”. Sebaliknya, kalau hidup menurut daging, berarti ia hidup di bawah hukum Taurat; sementara hukum Taurat tidak bisa menyelamatkan, ia lemah terhadap daging.
Mari kita lihat ciri-ciri hamba TUHAN yang tidak penuh dengan Roh Kudus. Jadi, ternyata, tidak semua hamba TUHAN penuh dengan Roh Kudus. Saya berani mengatakan hal ini, karena memang ada ayatnya.
Matius 26:74-75
(26:74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam. (26:75) Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Lalu, apa maksudnya? Mengapa setelah Simon Petrus menyangkali Yesus sebanyak tiga kali selanjutnya diceritakan tentang ayam berkokok? Kalau berkokok ya berkokok saja, mengapa harus diceritakan di sini?
Pada ayat 75 dikatakan: Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya. Jadi, barulah Simon Petrus teringat dengan segala perkataan-perkataan TUHAN kepada dia.
Jadi, jangan anggap enteng didikan TUHAN. Jangan putus asa dan kecewa apabila kita diperingatkannya.
Matius 26:30-32
(26:30) Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun. (26:31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. (26:32) Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."
Matius 26:33
(26:33) Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."
Simon Petrus pasang dada, Simon Petrus mengandalkan manusia dan kekuatannya, Simon Petrus adalah manusia daging, Simon Petrus tidak memperhatikan nasihat firman, Simon Petrus menganggap enteng didikan TUHAN; Simon Petrus belum penuh dengan Roh Kudus.
(26:34) Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (26:35) Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.
Sekalipun untuk yang kedua kalinya, dengan tegas Yesus menyatakan suatu fakta yang akan terjadi, namun anehnya, Simon Petrus kembali berkata kepada Yesus: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Demikian juga 11 (sebelas) murid yang lain pun berkata demikian.
Sudah diberikan nasihat firman untuk yang pertama, namun Simon Petrus tetap berkata: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” Mendengar hal itu, kagetlah TUHAN Yesus, lalu berkata kembali: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”
Namun, peristiwa ini sudah terjadi; Petrus menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok. Itu sebabnya, setelah “ayam berkokok” barulah dia sadar bahwa Firman TUHAN Yesus Kristus yang benar. Kita banyak salah, kalau kita mengandalkan manusia daging, tanpa Roh TUHAN. Tanpa Roh TUHAN, kita banyak kali melakukan kesalahan.
Kita akan fokus pada Lukas 22:31-32, namun kita akan memulai pembacaan dari ayat 28, dengan perikop: “Percakapan waktu perjamuan malam”.
Lukas 22:28
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
(22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, (22:30) bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
Jadi, sama bukan?
Kita tidak akan mungkin bisa melewati sengsara salib dengan 100% (seratus persen) tanpa pertolongan TUHAN, tetapi kita mampu melewatinya karena Imam Besar senantiasa berdoa untuk kita semua. Jadi, bukan lagi dengan kekuatan kita supaya iman kita jangan gugur.
-
Dan engkau, Simon Petrus;
-
Dan engkau, Daniel U Sitohang;
-
Dan engkau, pelayan-pelayan TUHAN,
imam-imam, yang sudah melayani Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran
Pembangunan Tabernakel (PPT);
-
Dan engkau, sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang Cilegon;
-
Dan engkau, sidang jemaat di Malaysia dan
di Bandung;
-
Dan engkau, yang tekun memberikan diri
untuk digembalakan lewat live sreaming di dalam dan di luar negeri;
Matius 3:1-12, itu berbicara soal “baptisan” ...
-
Baptisan yang pertama, itu berbicara soal baptisan
air, yang diproklamirkan oleh Yohanes Pembaptis.
-
Baptisan yang kedua, itulah baptisan
Roh dan api, yang diproklamirkan oleh Yesus, lewat sengsara salib.
Matius 3:11
(3:11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
(3:12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Baptisan air, itu berbicara soal pengalaman kematian Yesus, supaya hidup lama itu dikubur, selanjutnya dalam pelayanan ada dalam hidup yang baru.
Tetapi, setelah berada dalam suasana kebangkitan, tidak boleh hanya berhenti sampai di situ, tetapi harus juga masuk dalam baptisan Roh dan api, supaya terjadi pemisahan antara daging dengan manusia Roh. Apa buktinya kalau kita sudah manusia Roh? Bagaikan gandum yang dikumpulkan dalam lumbung; sudah terpisah dengan debu jerami atau sekam, sudah terbakar hangus (dibakar habis) oleh api Roh Kudus.
Kalau sudah insaf, dimeteraikan dalam Roh Kudus, apa meterainya? Kita sudah menjadi gandum yang dikumpulkan di dalam lumbung, sudah lepas dari kulit sekam, sebab debu jerami sudah dibakar habis oleh api Roh Kudus.
Jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu. Lewat Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT), kuatkanlah saudara-saudaramu.
(12:11) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
(12:12) Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; (12:13) dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh. (12:14) Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. (12:15) Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. (12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
1.
Kuatkanlah tangan yang lemah
dan lutut yang goyah. Yang masih menghindar dari pekerjaan
TUHAN (tangan yang lemah), yang lari dari kenyataan hidup (lutut yang goyah),
kuatkanlah dia.
2.
Luruskan jalan bagi kakimu. Jangan
menyimpang ke kiri dan ke kanan, ikuti jalan Raja, maka orang yang pincang
jangan terpelecok, sebaliknya orang lain sembuh. Dimulai dengan kita penuh
dengan Roh Kudus, maka orang lain sembuh.
3.
Berusahalah hidup
damai dengan semua orang. Berarti, damai sejahtera Kristus
memerintah di hati, pikiran, perasaan, tubuh, jiwa dan roh, di dalam hidup
kita.
4.
Kejarlah kekudusan. Jangan
kejar kenajisan yang di sampingmu. Jangan kejar kenajisan yang ada di dalam
niat-niat hati pikiranmu, sebab TUHAN tahu semuanya, tetapi TUHAN memberi kita
kesempatan, supaya kita bertobat. Sebab tanpa kesucian, tidak ada seorang pun
yang bisa melihat sorga dan TUHAN Yesus di dalamnya.
Walaupun
engkau berkata: “Aku melihat TUHAN Yesus”, tetapi kalau engkau melihat
kenajisan di sampingmu, bagaimana engkau berkata: “Aku melihat TUHAN Yesus”
? Walaupun saya tidak menghukum saudara, tetapi hati saya geli mendengarnya.
Tetapi TUHAN masih memberi kesempatan; oleh sebab itu, gunakanlah dengan baik.
5.
Jagalah supaya jangan ada
seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah. Tetaplah
bertahan dengan kasih karunia dan kemurahan TUHAN. Kalau engkau diberi
kesempatan untuk menikmati pembukaan rahasia firman, itu adalah kasih karunia;
maka, bertahanlah. Apalagi kalau dipercaya melayani, jangan engkau anggap
enteng, sebab segala sesuatu ada waktunya; ingatlah apa yang saya sampaikan
ini.
Kalau
kita jauh dari kasih karunia, pasti tumbuh akar pahit, itulah kebencian, iri,
dengki, yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.
6.
Janganlah ada yang menjadi
cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau. Jangan
melacur dalam kelimpahan di tengah ibadah, tetapi sungguh-sungguh pikul salib.
Itulah tugas kita di dalam mengerjakan Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) tanggal 28-29 Desember 2020, yaitu untuk menguatkan hati orang lain; itu adalah tugas imam, itu adalah tugas hamba TUHAN, bukan untuk pamer-pamer, bukan unjuk gigi, bukan unjuk dada supaya terlihat hebat, tidak. Tetapi ini adalah panggilan TUHAN Yesus untuk menguatkan sesama kita; jangan dilemahkan dengan ketidak-sucian itu.
1 Korintus 12:3
(12:3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. (12:5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. (12:6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. (12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
Karunia Roh Kudus itu banyak, tetapi sekalipun banyak, sumbernya dari Roh yang satu dan sama.
Ada banyak perbuatan ajaib, tetapi itu adalah pekerjaan Allah, bukan pekerjaan manusia. Jadi, janganlah kita sombong.
Intinya: Kepada hamba TUHAN yang penuh dengan Roh Kudus, dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan diri sendiri. Jadi, jangan sampai ada di antara kita yang melayani Kebaktian Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT), atau pun melayani kebaktian-kebaktian lewat ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, sertai Kaum Muda, hanya untuk kepentingannya.
Simon Petrus adalah seorang yang tidak memiliki pendidikan, tetapi dia bisa maju, karena pada akhirnya dia melewati tampian, sehingga dia penuh dengan Roh Kudus, dan dia bisa menguatkan orang lain. Bahkan pada akhirnya, Simon Petrus mati setelah usia tua dengan tidak enak.
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
1. Karunia berkata-kata dengan hikmat.
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Karena, sekalipun karunianya berbeda, tetapi saling melengkapi. Mengapa bisa saling melengkapi? Karena sumbernya dari Roh yang satu. Tetapi kalau sumbernya dua, pasti di situ terjadi sikut-menyikut, di situ pasti saling mempersalahkan dan saling membenarkan diri, akhirnya terjadilah tumpang tindih.
No comments:
Post a Comment