IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 20 FEBRUARI 2024
SURAT YUDAS
(Seri: 08 )
Subtema: YANG DIKASIHI DALAM ALLAH BAPA.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmatNya yang sudah menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus di dalam rumah TUHAN lewat ibadah doa penyembahan, itu artinya sebentar kita akan tersungkur di kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada Dia. Dan sekiranya lewat ibadah Doa Penyembahan ini Roh TUHAN meneguhkan hati kita sampai dibawa berada pada tingkat ibadah yang tertinggi.
Saya juga tidak lupa menyapa anak TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming; YouTube, Facebook atau online dimanapun berada, TUHAN kiranya juga menyatakan kasih dan kemurahanNya dimanapun saudara berada, TUHAN hadir di tengah-tengah peribadatan kita ini.
Selanjutnya kita berdoa dalam roh, kita mohon kepada TUHAN supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi, teramat lebih meneguhkan ibadah ini sampai tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan.
Mari kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah doa penyembahan dari surat Yudas.
Kembali kita baca Yudas 1:1-2.
Yudas 1:1-2 Perikop: Salam
(1:1) Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus. (1:2) Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.
Surat Yudas ditulis oleh Yudas saudara Yesus dan Yakobus. Surat ini secara khusus dituliskan kepada mereka yang terpanggil.
Kiranya kita mau menghargai panggilan TUHAN, dan kita semua berpadanan dengan panggilan TUHAN, jangan lagi kita berpadanan dengan dunia, jangan lagi menjadi sama dengan dunia, baik perkataan maupun perbuatan, solah tingka dan lain sebagainya, termasuk selera dan keinginan di hati. Kita semua harus berpadanan dengan panggilan TUHAN, kita hargai surat Yudas yang dikhususkan kepada mereka yang terpanggil, berarti hati TUHAN juga dikhususkan kepada yang terpanggil, baik bangsa kafir dan bangsa Yahudi.
Perlu untuk diketahui mereka yang terpanggil: a. Dikasihi dalam Allah Bapa, b. Dipelihara untuk Yesus Kristus.
Minggu lalu terkait dikasihi dalam Allah Bapa sudah diterangkan, tetapi malam ini oleh karena karena kemurahan TUHAN kita akan kembali untuk melihat keterangan: Dikasihi dalam Allah Bapa.
Keterangan: DIKASIHI DALAM ALLAH BAPA.
Dikasihi dalam Allah Bapa → doa penyembahan sebagai tingkat ibadah yang tertinggi, atau disebut juga sebagai puncak ibadah.
Jadi, kehidupan yang sudah berada pada tingkat yang tertinggi (ibadah sudah memuncak sampai doa penyembahan) adalah suatu kehidupan yang dikasihi dalam Allah Bapa.
Kita akan melihat lebih jauh tentang kehidupan yang dikasihi dalam Allah Bapa.
1 Korintus 13:13
(13:13) Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Yesus telah naik ke Sorga, tetapi tinggal 3 hal di bumi, yaitu;
1. Iman
2. Pengharapan
3. Kasih
Ketiga perkara ini datang dari Sorga. Dan yang paling besar dari antara ketiganya adalah KASIH.
1 Korintus 14:8
(13:8) Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
Nubuat akan berakhir, Bahasa Roh juga akan berhenti, berarti ada masanya, tetapi kasih tidak akan berkesudahan, berarti sifatnya sepanjang masa = kekal.
Terkait dengan tiga hal yang tinggal di bumi:
1. Iman = nubuat Firman.
Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Meja Roti sajian → ketekunan dalam Ibadah
Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Ibadah Pendalaman Alkitab bersumber dari firman nubuatan itulah iman. Ibadah pendalaman Alkitab bukan buatan tangan manusia, itu datang dari Sorga. Kita harus tekun dalam Ibadah Pendalam Alkitab disertai dengan perjamuan suci setiap hari kamis. Jadi jangan sampai terpisah dari TUHAN, termasuk tidak terpisah dari ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
2. Pengharapan = karunia Roh El- Kudus.
Salah satu karunia Roh Kudus adalah bahasa Roh (bahasa lidah). Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Kaki Dian Emas / Pelita Emas → ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh Kudus. Itu sebabnya dalam pertemuan ibadah Raya minggu kita diberikan kesempatan untuk bersaksi. Dan ibadah Raya minggu adalah kesempatan bagi imam-imam, sampai kepada seluruh sidang jemaat untuk dikuatkan kembali oleh Roh El-Kudus.
Ibadah Raya Minggu ini juga datang dari sorga, bukan buatan tangan manusia. Tetapi perlu untuk diketahui Ibadah umum Raya Minggu bukan puncak ibadah, sekalipun nampaknya kehadiran sidang jemaat lebih banyak jumlahnya pada hari Minggu, tetapi Ibadah Raya Minggu bukanlah puncak ibadah.
3. Kasih.
Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel kasih terkena kepada Mezbah Dupa Emas → ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan. Inilah tingkat ibadah yang tertinggi atau disebut juga puncak ibadah.
Dari sini kita dapat melihat bahwa kasihlah yang terbesar, sbab kasih tidak berkesudahan bagaikan anak-anak Tuhan yang hidup dalam doa penyembahan .
Jadi anak-anak TUHAN yang hidup dalam doa penyembahan itulah kehidupan yang terpanggil yang dikasihi dalam Allah Bapa.
Saudara, kalau ibadah kita tidak memuncak sampai doa penyembahan maka kehidupan semacam ini sangat riskan (rentan) untuk dibinasakan, berarti kehidupan semacam ini memang terpanggil tetapi tidak menghidupi kasih dalam Allah Bapa. Tetapi kehidupan yang terpanggil yang dikasihi dalam Allah Bapa, wujudnya adalah ibadahnya sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Inilah kehidupan yang terpanggil, betul-betul dikasihi dalam Allah Bapa.
Jadi sudah semakin jelas saudara pengikutan kita dengan pola Tabernakel? Jangan ragu dengan Pengajaran Tabernakel? Pengajaran Tabernakel terlalu akurat untuk menjadikan kita sebagai kehidupan yang dikasihi dalam Allah Bapa.
Jadi kasih adalah yang paling besar sebab kasih tidak berkesudahan, bagaikan anak-anak TUHAN yang hidup dalam doa penyembahan. Itu yang melepaskan kita dari maut.
Kita akan melihat “ZAMAN GEREJA HUJAN AWAL DAN ZAMAN GEREJA HUJAN AKHIR” dimana betul-betul TUHAN juga sebenarnya menyatakan kasihNya.
Lukas 17:20- 24 perikop: "Kedatangan kerajaan Allah"
(17:20) Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, (17:21) juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." (17:22) Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. (17:23) Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. (17:24) Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya.
Kedatangan kerajaan Allah = kedatangan Anak manusia pada kali yang kedua. Jadi kedatangan Yesus kembali untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria disebut juga dengan kedatangan kerajaan Allah di bumi.
Kemudian kedatangan Anak manusia sama seperti kilat memancar dari dari ujung langit yang satu (Timur) ke ujung langit yang lain (Barat). Kita lihat persamaannya di dalam injil Matius 24:25-27.
Baru-baru ini ada nubuat di NTT, namun tidak perlu kita ke sana, tetaplah setia tergembala tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Kerajaan Allah ada di antara kamu." Kata “DI ANTARA” artinya “di tengah-tengahnya” itulah “salib” supaya kita satu, itulah kerajaan Allah.
Matius 24:25-27
(24:25) Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. (24:26) Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya. (24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
Kedatangan Anak Manusia sama seperti kilat memancar dari sebelah Timur melontarkan cahayanya sampai ke Barat. Jadi kalau ada orang berkata lihat Anak manusia ada di padang, tidak perlu pergi ke sana, sampai tinggalkan penggembalaan, itu pengertian yang keliru. Pengertian yang benar harus tergembala; tekun tiga macam ibadah pokok supaya sebutan (predikat) Yesus sebagai gembala menjadi tidak sia-sia.
Kemudian kalau ada orang berkata Anak manusia ada di dalam bilik jangan juga kita percaya, sebab kedatangan Anak manusia seperti kilat. Kilat datang dari sebelah Timur, lalu melontakan cahayanya sampai ke ufuk Barat.
Kalau kita berbicara dari Timur sampai ke Barat bila dikaitkan dengan pola Tabernakel itu sama dengan terwujudnya pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.
Mega proyek Allah di akhir zaman ini ialah supaya terwujudnya kesatuan anggota-anggota tubuh yang berbeda menjadi satu.
Kalau kita sudah menjadi satu berarti tanpa cacat, tanpa cela atau kerut = sempurna. Tetapi kalau satu saja dari anggota tubuh terpisah = cacat = cela = tidak sempurna.
Jadi kita tidak perlu harus pergi ke padang, pergi melihat Yesus di dalam bilik, tidak usah, tetaplah setia untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok dengan lain kata tergembalalah dengan sungguh-sungguh di hadapan TUHAN; betul-betul Yesus kepala (pemimpin).
Kemudian dalam injil Lukas 17:25-25.
Lukas 17:25-25
(17:24) Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. (17:25) Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.
Jadi TUHAN tidak akan datang sebelum terwujudnya kesatuan tubuh yang sempurna. Maka kita harus digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel demi terwujudnya pembangunan Tabernakel (terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna), ini merupakan mega proyek Allah di hari-hari terakhir ini.
Sebelum kedatangan TUHAN kembali yang kedua kalinya disini jelas dikatakan Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan di tolak oleh angkatan ini.
Jadi singkat kata; sebelum kedatangan Anak manusia (sebelum kedatangan kerajaan Allah), sebelum terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; Yesus terlebih dahulu menanggung banyak penderitaan, Ia ditolak oleh angkatan ini, Ia ditolak oleh bangsaNya, Ia tolak oleh saudara-saudaraNya (Yudas dan Yakobus) sendiri.
Yudas tidak percaya kepada Yesus dahulu, Itu sebabnya Yudas ini bisa menulis kitabnya dan dikhususkan kepada mereka yang terpanggil karena dia sudah melalui pengalaman bersama dengan Yesus ketika ia menolak Yesus (Markus 6:3)
Sebagai pengetahuan; Yang menulis kitab Yakobus itu Yakobus – saudara Yesus – kenapa? karena Yakobus Rasul yang tua sudah dipenggal kepalanya.
Kemudian yang menulis surat Yudas adalah Yudas – saudara Yesus – sebab Yudas iskariot sudah mati, perutnya sudah terbelah, terbuai terbuang.
Matius 13:57
(13:56) Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" (13:57) Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
Jadi sebelum kedatangan Anak manusia = sebelum kedatangan kerajaan Allah = sebelum terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna – itulah sidang mempelai milik kepunyaan TUHAN – Yesus terlebih dahulu menanggung banyak penderitaan, Ia ditolak angkatan ini maksudnya ditolak oleh bangsaNya sendiri (bangsa Yahudi), ditolak oleh saudara-saudara seisi rumahNya, sesuai dengan nubuatan Daniel. Sebetulnya, jauh sebelumnya hal itu sudah dinubuatkan oleh nabi Daniel, disana dikatakan raja itu menyingkirkan korban sehari-hari, yakni korban sembelihan dan korban santapan ayat referensinya Daniel 8:11-12, Daniel 9:27, Daniel 11:313-32, Daniel 12:11. Kemudian pada zaman Yesus Kristus dalam injil Matius 26:30-31.
Matius 26:30
(26:30) Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun. (26:31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.
Jadi ayat ini menggenapi nubuatan Daniel. Yesus Gembala Agung, Yesus adalah korban santapan, Yesus adalah korban sembelihan, Yesus adalah korban sehari-hari.
Dialah korban santapan; Roti yang dipecahkan di atas kayu salib, Dialah korban sembelihan, Dia sudah mati di atas kayu salib.
Jadi korban sehari-hari itulah korban santapan dan korban sembelihan sudah harus mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi satu kali Gembala akan diambil dan dibunuh, pada saat itu tergoncanglah iman dari pada murid-murid.
Singkat kata, Yesus menanggung banyak penderitaan – Ia ditolak oleh angkatan ini – ; kasih Allah yang ditampilkan oleh Anak Manusia (Yesus) di atas kayu salib.
Jadi sebelum kedatanganNya kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, Yesus (Anak manusia) terlebih dahulu menampilkan kasih Allah di atas kayu salib, karena pada dasarnya kasihlah yang terbesar, sebab kasih itu tidak berkesudahan. Persamaannya ada pada Matius 27:50; Yesus berseru dengan suara nyaring → doa penyembahan.
Jadi doa penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah = bebas dari magnet dunia = bebas dari daya tarik bumi = kasih. Jadi kasih itu yang terbesar, itulah doa penyembahan.
Jadi berada pada tingkat ibadah yang tertinggi; doa penyembahan = hidup dalam kasih Allah, sebagaimana dalam Yudas 1:1.
Menanggung banyak penderitaan menunjuk kepada kasih Allah yang ditampilkan oleh Anak Manusia di atas kayu salib, itu yang terbesar. Doa penyembahan = tinggal di dalam kasih sebagaimana dengan Matius 27:50.
Sekarang kita kembali membaca Lukas 17:26-28.
Lukas 17:26-28
(17:26) Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: (17:27) mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. (12:28) Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya!
Kedatangan Anak Manusia juga digambarkan seperti zaman Nuh. Pada zaman Nuh orang-orang sibuk dengan 2 hal:
1. Sibuk dengan makan dan minum = dosa merokok, narkoba, mabuk
2. Sibuk dengan kawin dan mengawinkan = dosa seks bebas.
Sekarang ini kita berada dalam sebuah pesta; menikmati makanan dan minuman bersama dengan Allah dalam kerajaanNya. Nanti kita akan menyembah sesudah menikmati makan minum. Tetapi di hari-hari terakhir ini persis seperti zaman Nuh seks bebas mereka katakan itu pesta.
Seks bebas sudah terjadi saat ini, diawali dari musim kuliner dimana-mana, lalu sekarang dengan seks bebas dimana-mana.
Soal seks bebas ini tidak tabuh lagi. Ini sudah tanda kedatangan Anak Manusia = tanda kedatangan kerajaan Allah = tanda terwujudnya pembangunan tubuh, seperti zaman Nuh sibuk dengan dua hal. Tetapi kedatangan Anak manusia di ayat 28 juga terjadi seperti pada zaman Lot; mereka makan dan minum, kemudian membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.
Zaman Nuh gambaran dari zaman gereja hujan awal, sedangkan zaman Lot itu gambaran dari gereja hujan akhir.
Kalau pada zaman Nuh dikuasai dosa makan minum dan kawin mengawinkan, tetapi pada zaman Lot – gambaran dari gereja hujan akhir –; di akhir zaman ini juga dikuasai dosa makan minum tetapi dilanjutkan dengan; menjual dan membeli = dikuasai Roh antikris (roh jual beli/ Roh kenajisan percabulan). Kenajisan percabulan = kaya oleh kelimpahan hawa nafsu.
Jadi Roh jual beli, kawin mengawinkan, roh antikris, roh kenajisan percabulan, roh perempuan Babel itulah yang terjadi di akhir zaman ini. Itu sebabnya pada zaman antikris mereka menanam dan membangun.
Zaman gereja hujan awal sibuk makan minum dan kawin mengawinkan, sedangkan gereja hujan akhir juga sibuk dengan makan minum, jual dan membeli = kenajian percabulan = roh antikris = roh perempuan Babel = kaya oleh kelimpahan hawa nafsu (Wahyu 18:3) itulah keadaan daripada gereja hujan akhir atau sama dengan keadan gereja menjelang kedatangan TUHAN pada kali yang kedua.
Lukas 17:29-30
(17:29) Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. (17:30) Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.
Setelah Lot (gambaran dari gereja hujan akhir) pergi (keluar) pada saat itu turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit menimpa Sodom dan Gomora. Ini adalah api ujian sebagai penyucian.
Saya pernah mengalami hal yang demikian. Sebelum saya jatuh sakit bertahun-tahun di tahun 2005 (setelah beberapa tahun merintis pelayanan di bumi provinsi Banten ini), saya terlebih dahulu bermimpi hujan api, saya melangkah sendirian, sementara hujan api menimpah hidup saya, tidak lama kemudian betul betul saya mengalami penyucian oleh hujan api dan bertahun-tahun saya alami, seorang diri saja menanggungnya. Tetapi ini terjadi supaya saya mengalami penyucian yang hebat. Ujian api itu merupakan penyucian. Jadi kalau ada ujian api itu adalah penyucian, tidak usah heran. Tuhan Yesus sendiri sudah dihanguskan oleh sengsara dan derita diatas kayu salib supaya kita mengalami penyucian.
Lukas 17:31
(17:31) Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. (17:32) Ingatlah akan isteri Lot! (17:33) Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh gereja hujan akhir:
1. Kehidupan yang di peranginan di atas rumah, jangan turun kebawah.
Artinya: orang yang melayani Tuhan jangan sibuk lagi dengan perkara di bawah (perkara lahiriyah).
2. Yang sedang di ladang, jangan kembali pada tabiat lama (pakaian lama).
Kenapa kita harus memperhatikan dua hal ini? Supaya jangan binasa seperti isteri Lot yang sudah ditarik dari Sodom dan Gomora, tetapi rupanya hatinya terikat dengan perkara di bawah (kembali pada tabiat lama), sehingga pada saat ia menoleh ke belakang menjadi tiang garam (tidak berarti).
Perlu diperhatikan: rela kehilangan nyawa = sangkal diri & pikul salib. Tetapi orang yang mempertahankan nyawa tidak mau sangkal diri dan pikul salib.
Jadi siapa yang mempertahankan nyawa ia akan kehilangan nyawa, berarti supaya kita jangan kehilangan nyawa harus rela kehilangan nyawa = sangkal diri dan pikul salib = selamat. Itulah gereja hujan akhir. Coba kita bandingkan pada ayat 25.
Lukas 17:25
(17:25) Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.
Jadi, sudah seharusnya gereja hujan akhir rela kehilangan nyawa = sangkal diri dan pikul salib = memperhatikan kasih Allah, itu maksudnya. Yang terbesar itu kasih.
Jadi sebelum kedatangan Anak manusia, sebelum kedatangan kerajaan Allah, sebelum terwujudnya pembangunan tubuh, Yesus terlebih dahulu menampilkan kasih Allah di atas kayu salib, supaya gereja hujan akhir juga mempunyai keyakinan untuk rela kehilangan nyawa = sangkal diri pikul salib = rela untuk menampilkan kasih yang terbesar.
Kalau Yesus menampilkan kasih Allah di atas kayu salib maka gereja Lot (gambaran dari gereja hujan akhir) juga sudah harus menampilkan kasih Allah (Yudas 1:1) Ini yang harus diperhatikan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini. Zaman Lot itu gambaran dari hujan akhir, Zaman Nuh itu gambaran dari gereja hujan awal. Kalau bicara hujan itu bicara pengajaran.
Ayo perhatikan apa yang sudah diajarkan oleh TUHAN. Di hari terakhir ini kita sudah harus menampilkan kasih Allah, sebagaimana Yesus sudah menampilkan kasih Allah di atas kayu salib = rela kehilangan nyawa, ditolak, tidak diakui oleh dunia, tidak apa-apa, asal kita diakui TUHAN. Lebih baik kita ditolak dunia asal jangan ditolak TUHAN, daripada diterima manusia tapi ditolak TUHAN, untuk apa?
Jadi ingat, kasih tidak berkesudahan, kasihlah yang terbesar, itu sebabnya ibadah ini harus berada sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan (itulah kasih) = tinggal di dalam kasih Allah. Kalau ibadah hanya sampai pada Ibadah Raya Minggu belum tinggal dalam kasih Allah, sudah terpanggil tetapi bukan golongan yang terpilih.
Barulah kita perhatikan pelajaran berikutnya:
Lukas 17:34-36
(17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (17:36) [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]
Dari ayat 34-36 kita menemukan tiga kata:
1. Tempat tidur → ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan, terkena kepada Mezbah Dupa Emas.
2. Mengilang → ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, terkena kepada Meja Roti Sajian.
3. Ladang (kegiatan roh) → ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu, terkena kepada Pelita Emas.
Jadi sudah sangat jelas, tiga macam ibadah pokok datang dari Sorga, Tuhan sendiri yang membawa, dan kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Kenapa kita harus tekun tiga macam ibadah pokok? karena dikatakan dua orang di atas tempat tidur, yang seorang dibawa dan yang lain akan di tinggal = ada yang terangkat, ada yang tertinggal.
Kemudian soal mengilang yang seorang akan dibawa dan yang lain tinggal. Kemudian ada dua orang di ladang yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggal; satu diangkat, satu tinggal.
Kita tidak mungkin berada pada tingkat ibadah yang tertinggi (terangkat); doa penyembahan; terangkat kalau tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Kita sampai kepada puncak ibadah yakni; doa penyembahan dengan syarat bila tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Tidak bisa juga kita datang hanya pada saat doa penyembahan, tidak bisa. Harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok supaya kita dibawa sampai kepada doa penyembahan; satu diangkat, satu tinggal.
- Tempat tidur → mezbah dupa, satu diangkat, satu tinggal.
- Mengilang → Meja Roti Sajian; satu diangkat, satu tinggal.
- Ladang (kegiatan roh) → Pelita Emas; satu diangkat, satu tinggal.
Berarti untuk berada pada puncak ibadah, untuk berada pada tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, inilah yang harus diperhatikan gereja Lot, inilah yang harus diperhatikan gereja hujan akhir, supaya betul-betul kehidupan yang terpanggil itu adalah satu kehidupan yang tinggal di dalam kasih Allah Bapa, karena kasihlah yang terbesar, kasih tidak pernah berkesudahan; satu diangkat satu tinggal.
Lukas 17:37
(17:37) Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."
Bangkai (mayat) itu → Pengalaman Yesus dalam tanda kematian, inilah makanan kita di hari-hari terakhir ini. Inilah makanan dari burung nazar, inilah kehidupan dari gereja hujan akhir untuk sampai kepada puncak ibadah, yaitu doa penyembahan karena kaitannya dimana ada bangkai disitu ada burung nazar berkerumun.
Pengalaman kematian (bangkai) itu santapan untuk memperoleh sayap burung nazar.
Aroma bangkai, sekalipun jaraknya jauh tercium oleh burung Rajawali (Burung nazar), dia tau, padahal ukuran bangkai daging hanya setengah kilo saja barangkali. Jadi gereja hujan akhir sudah seharusnya berada pada tingkat ibadah yang tertinggi yang menjadi makanan kesukaannya adalah bangkai satu dengan pengalaman Yesus yakni; dalam tanda kematian.
Ayub 38: 29
(39:29) Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan? (39:30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi? (39:31) Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi. (39:32) Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati; (39:33) anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia."
Terbang tinggi di udara ke arah Selatan, berarti meninggalkan sebelah Utara (takhta setan atau antikris).
Oleh pengertianmu kah kita lepas dari tahta setan (antikris), tidak, tetapi karena pengertian dari sorga, itu kemurahan.
Doa penyembahan adalah puncak ibadah dan kalau kita berada pada tingkat ibadah yang tertinggi itu bukan karena pengertianmu, bukan karena pengetahuanmu, itu karena kemurahan TUHAN.
Tidak semua orang bisa menerima kemurahan TUHAN, tidak semua orang mengerti tiga macam ibadah pokok, tidak semua orang berada pada puncak ibadah doa penyembahan, itu hanya kemurahan TUHAN saja. Inilah kehidupan yang terpanggil yang dikasihi dalam Allah Bapa, betul-betul dipelihara oleh TUHAN.
Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.
Dari atas gunung batu yang tertinggi; Yesus adalah gunung batu bukan?. Puncak ibadah adalah doa penyembahan. Yesus adalah Tabernakel sejati, Dia juga gunung batu, berarti puncak ibadah adalah doa penyembahan; sulit dijangkau mata ular (antikris)
Ibadah kalau sudah memuncak sampai doa penyembahan menunjukan ia memiliki pandangan jauh ke depan.
Kalau tidak berada pada puncak ibadah pandangannya (pemikirannya) sangat pendek, hanya memikirkan yang di bumi saja yang dipikirkan, tidak jauh ke depan. Beda dengan orang yang hidup dalam doa penyembahan pandangannya jauh ke depan terkait dengan keselamatan.
anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia."
Jadi kaitan doa penyembahan adalah bangkai, yaitu kematian Yesus supaya kita layak menerima sayap burung nazar untuk menerbangkan kita jauh dari mata ular. Inilah kehidupan yang terpanggil, yang diam di dalam kasih Allah.
Berkali-kali saya sampaikan; pekalah dengan korban Kristus; jangan sampai imam-imam peka hanya kepada dagingnya, tapi tidak peka dengan pekerjaan TUHAN.
Dimana ada bangkai (pengalaman kematian) disitu burung nazar berkerumun = mengerti pekerjaan TUHAN = bangkai itu kenikmatannya = pekerjaan TUHAN kenikmatannya, dia peka dengan darah.
Jangan hanya peka dengan perasaan daging tetapi untuk salib engkau abaikan. Bukan tidak boleh mengasihi sesama, tapi pandang dan nikmati saja bangkai, untuk menerima kekuatan sayap burung nazar.
Kita sudah menerima uluran tangan TUHAN, kita sudah merasakan jamahan tangan TUHAN. Kalau TUHAN sudah ulurkan tangannya ayo gapai tangaNya, angkat tanganmu, menyerahlah, itulah doa penyembahan. Jangan sampai TUHAN turun tangan tetapi tidak mau angkat tangan, hari sial akan dilihat oleh orang seperti ini pada waktunya nanti.
Tidak perlu menuntut salah satu hari-hari TUHAN yang terkait dengan kedatangan-Nya, yang terpenting bagi kita tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok sampai berada pada puncak ibadah yakni; doa penyembahan. TUHAN turun tangan, kita akan tangan. Kalau TUHAN turun tangan, kita tidak mau angkat tangan, hari sial yang dilihat oleh orang semacam ini satu kali nanti.
Lukas 17:22
(17:22) Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya.
Kalau TUHAN sudah turun tangan, kita angkat tangan. Kalau TUHAN angkat tangan, tetapi kita tidak turun tangan sama seperti orang farisi ingin melihat satu hari dari pada hari-hari Anak manusia, tetapi tidak akan pernah melihatnya, yang dilihatnya adalah hari sial nanti, hari kebinasaan. Tapi kitalah yang terpanggil yang dikasihi dalam Allah Bapa. Amin
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment