IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 8 FEBRUARI 2024
KITAB MALEAKHI PASAL 2
Maleakhi 2:6 (Seri:3)
Subtema: PENGAJARAN YANG BENAR ADA PADA MULUT YESUS
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita dihimpunkan di rumah TUHAN, di atas gunung Sion, gunung TUHAN yang kudus, di tanah Israel, supaya kita jangan terpisah dari TUHAN.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming; Youtube, Facebook dimanapun anda berada.
Selanjutnya, dalam roh kita berdoa, kita mohon supaya Firman yang dibukakan itu berkuasa untuk meneguhkan setiap kehidupan kita, sehingga kita tidak mudah goyah, oleh pengaruh-pengaruh dunia dengan arusnya, daging dengan keinginannya, roh-roh setan, roh antikris yang coba memberontak dan mendurhaka.
Oleh sebab itu, secepatnya kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Kita masih berada pada MALEAKHI 2:6 untuk seri 3.
Maleakhi 2:6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Terlebih dahulu saya sampaikan tentang: perjanjian TUHAN dengan Lewi, itulah yang harus dipegang oleh seorang imam dan hamba TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya dihadapan TUHAN, dengan lain kata; menjadi patokan bagi seorang imam, seorang hamba TUHAN di dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.
Lagi pula, selain berpegang teguh pada perjanjian TUHAN dengan Lewi;
Pengajaran yang benar ada di dalam mulutnya.
Kecurangan tidak ada pada bibir suku Lewi sebagai imam.
Hal ini akan kita lihat dengan jelas dalam satu peristiwa di dalam..
Markus 1:21-22 dengan perikop: "Yesus dalam rumah ibadat di Kapernaum"
(1:21) Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. (1:22) Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.
Perikop di sini adalah “Yesus dalam sinagoge atau rumah TUHAN di Kapernaum.”
Sinagoge adalah rumah peribadatan orang Yahudi. Sinagoge sebenarnya adalah bahasa Yunani yang berasal dari dua suku kata; Sin dan Goge.
Sin artinya bersama.
Goge artinya belajar.
Sinagoge adalah tempat untuk belajar bersama-sama. Jadi tempat belajar itu adalah rumah TUHAN.
Jangan sampai salah mengerti tentang sinagoge. Sinagoge adalah rumah TUHAN, tempat peribadatan, tempat kita belajar bersama-sama Tetapi justru orientasi pelayanan sibuk soal berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, kemudian hanya sebatas kegerakan-kegerakan rohani, itu bukan sinagoge.
Sinagoge adalah rumah TUHAN, tempat kita belajar bersama-sama. Kalau rumah TUHAN tempat kita belajar, berarti ada yang mengajar.
Intisari dari ayat 21-22; dalam rumah TUHAN atau sinagoge di Kapernaum, di situ Yesus mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.
Ahli Taurat berarti; memiliki dan tau tentang hukum Taurat, tetapi mereka tidak menjadi pelaku dan kalau mereka mengajar, tidak akan pernah berkuasa. Tetapi lihatlah ketika Yesus ada di sinagoge yang di Kapernaum; Ia mengajar sebagai orang yang berkuasa bukan seperti ahli Taurat.
Sejenak kita bandingkan saat ahli Taurat mengajar, ada kuasa atau tidak?
Matius 23:1-3 dengan perikop: “Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.”
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: (23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
Ahli Taurat menduduki kursi Musa, berarti tampil sebagai pemimpin. Kemudian, di dalam rumah TUHAN, sebagai pemimpin, mereka mengajar tetapi tidak menjadi pelaku Firman. Mereka memiliki dan mengerti Firman (hukum Taurat) tetapi tidak menjadi pelaku Firman TUHAN.
Matius 23:4
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Sidang jemaat diajar oleh ahli Taurat atau orang Farisi untuk memikul beban di atas pundak. Artinya:
Jemaat diajar untuk berkorban.
Jemaat diajar untuk memikul tanggungjawab.
Tetapi, sayangnya ahli-ahli Taurat itu sendiri tidak mau melakukannya.
Hal ini menunjukkan bahwa; pengajaran yang benar memang terdapat di mulut ahli-ahli Taurat, tetapi kecurangan terdapat pada bibirnya.
Matius 23:5-7
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; (23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; (23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Ahli-ahli Taurat melayani, secara khusus mengajar.
Tujuannya: supaya dilihat orang, dipuji dan diakui oleh orang lain.
Pelayanan semacam ini tidak akan pernah mendapat pujian dari TUHAN dan tidak akan pernah diakui oleh TUHAN. Pelayanan semacam ini selain sia-sia dalam pengorbanan, sia-sia juga dalam waktu (buang-buang waktu).
Sekian tahun melayani TUHAN tetapi hanya untuk dipuji, dilihat dan diakui orang lain, sebetulnya sia-sia. Sia-sia waktunya, sia-sia tenaganya, sia-sia pikirannya, dan juga uang yang sudah dikorbankan, karena pelayanan semacam ini tidak akan pernah diakui oleh TUHAN. Kalau itu merupakan kesia-siaan, jangan diulang-ulang, tidak ada artinya.
Tujuan kita ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan hanya satu, yakni; memuliakan nama TUHAN, menyenangkan hati TUHAN, sebab TUHAN suka sekali dipuja, disembah, sebab hanya kepada TUHAN saja kita berbakti.
Pendeknya, ahli-ahli Taurat melayani dengan maksud supaya dilihat oleh orang lain, dipuji oleh orang lain dan diakui oleh orang lain = pelayanan karena ada kepentingan.
Praktek melayani karena ada kepentingan:
BAGIAN PERTAMA, ada 3 (tiga):
Memakai atribut secara berlebihan, itulah tali sembahyang lebar dan jumbai yang sangat panjang.
Perlu untuk diketahui; segala sesuatu yang berlebihan / overload / overacting di tengah ibadah dan pelayanan, akan berakhir dengan tidak baik.
Sebentar lagi kita akan melayani di Tapanuli tengah, biarlah kita melayani dengan tulus, jangan berlebihan, jangan overload, jangan overacting. Biasanya pelayanan semacam ini akhir-akhirnya tidak baik; tidak baik dengan TUHAN dan tidak baik dengan sesama. Berarti pelayanan semacam ini tidak pernah memuaskan hati TUHAN.
Suka mendudukkan diri di tempat terhormat (terdepan), baik dalam perjamuan makan minum, maupun di rumah TUHAN / rumah peribadatan.
Suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Kalau suka menerima penghormatan di pasar, berarti ahli-ahli Taurat suka mengunjungi pasar, karena di situ ia mendapat penghormatan. Padahal pasar adalah sarang penyamun tempat orang berjual dan membeli, itu roh antikris (roh jual beli)
Jadi ternyata, kalau ia suka menerima penghormatan di pasar, itu karena ahli-ahli Taurat dan orang Farisi (pemimpin di rumah TUHAN) ini, rupa-rupanya ada roh lain yang menguasai dirinya, itulah roh antikristus. Seandainya roh antikristus tidak menguasai dirinya, hidupnya, tentu saja dia tidak akan pernah berkunjung ke pasar dengan secara sengaja untuk mencari penghormatan.
Matius 23:8-10
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. (23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
Singkat kata, ahli-ahli Taurat; melayani tetapi ternyata, dikuasai roh kesombongan / keangkuhan hidup / ketinggian di hati. Pelayanan semacam ini, tentu saja tidak diakui TUHAN, karena jauh dari kata berkenan.
Pelayanan yang benar adalah (Matius 20:26-27):
Yang terbesar hendaklah menjadi seorang yang muda.
Biar segudang pelayanan tetap merasa muda / tidak merasa senior (merasa minim pengalaman).
Kemudian pemimpin sebagai pelayan.
Praktek melayani karena ada kepentingan:
BAGIAN KEDUA.
Matius 23:16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. (23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?
Ahli-ahli Taurat melayani tetapi hati mereka terikat dengan yang lahiriah, yakni:
Terikat dengan emas yang ada di dalam Bait Suci.
Di dalam empat lapis tudung terdapat Bait Suci Allah; dari Ruangan Suci sampai Ruangan Maha Suci, semuanya itu dilapisi dengan emas.
Ahli Taurat berkata; bersumpah demi Bait Suci tidak sah tetapi bersumpah demi emas yang ada di Bait Suci, sumpah itu mengikat. Singkat kata mereka terikat dengan emas yang ada di Bait Suci.
Sebenarnya, kalau kita terikat dengan Bait Suci dengan tiga macam perabotan di dalamnya, maka kita akan dikuduskan oleh Bait Suci.
3 (tiga) perabotan di dalam Ruangan Suci adalah:
Meja Roti sajian 🡪 ketekunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, di tengah-tengah ibadah ini kita dikuduskan oleh Firman Allah.
Pelita Emas 🡪 ketekunan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, di tengah-tengah ibadah ini kita dikuduskan oleh Roh Allah.
Mezbah Dupa 🡪 ketekunan Ibadah Doa Penyembahan, di situlah kita akan disucikan oleh tabiat dari Allah Bapa itulah; kasih.
Terikat dengan persembahan yang ada di atas mezbah.
Sebenarnya, kalau terikat dengan mezbah maka kita akan dikuduskan oleh mezbah itu sendiri.
Di sini tidak ditampilkan / tidak ditunjukan mezbah secara rinci. Tetapi yang pasti di dalam Tabernakel ada 2 (dua) mezbah yaitu;
Mezbah Korban Bakaran terdapat pada halaman. Di atas Mezbah Korban Bakaran akan dipersembahkan korban-korban binatang, baik itu korban sembelihan maupun korban bakaran, korban keselamatan dan korban-korban yang lain. Kalau kita terikat dengan korban Kristus, maka tentu kita juga akan dikuduskan oleh mezbah dan persembahan yang ada di atasnya.
Kemudian mezbah yang berikutnya ada di dalam Ruangan Suci itulah Mezbah Dupa, tetapi di atasnya ada cawan pembakaran emas sebagai dupa harum. Ini adalah gambaran dan bayangan dimana ibadah itu sudah berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, sudah berada pada puncak ibadah, itulah doa penyembahan. Tetapi kalau terikat hanya dengan persembahan yang ada di atas mezbah, tidak mungkin ia dikuduskan.
Kita harus terikat dengan mezbah-mezbahnya TUHAN, supaya, manakala kita datang kepada TUHAN, maka kita akan diberi kesempatan untuk membawa segala korban-korban, lalu kita persembahkan di atas mezbah TUHAN. Itu yang menguduskan saya dan saudara.
Kalau ada kesempatan belajar di rumah, tidak salah belajar. Saya juga banyak belajar di rumah untuk memahami, menguasai dan mengerti apa yang menjadi rencana TUHAN, dan kita semua merasakan kemurahan TUHAN. Imam-imam juga, kalau ada kesempatan; banyak belajar, supaya kita semua sama-sama merasakan kemurahan dari TUHAN. Jadi, waktu yang ada kita pergunakan hanya untuk TUHAN saja.
Dimanapun kita berada; yang kuliah bisa tetap kuliah, tetapi hati jangan lepas dari TUHAN. Yang bekerja, bisa bekerja, tetapi hati kita jangan lepas dari TUHAN / tetap terikat dengan TUHAN, dengan Bait Suci Allah (tekun dalam tiga macam ibadah pokok) dan terikat dengan mezbah, itu sarana yang digunakan bagi kita untuk mempersembahkan segala korban kepada TUHAN.
Kalau hamba TUHAN ada di tengah ibadah dan pelayanan hanya untuk menantikan persembahan yang ada di atas mezbah, itu namanya terikat dengan yang lahiriah, tetapi hatinya tidak terikat dengan TUHAN.
Kalau hati saya terikat dengan persembahan (kolekte) maka tentu hati saya tidak akan fokus untuk menantikan pembukaan rahasia Firman di ujung kaki salib TUHAN. Tetapi saya sadar betul, supaya hidup, ibadah dan pelayanan serta nikah rumah tangga saya dan saudara berkenan dihadapan TUHAN, maka seyogyanya haruslah terikat dengan Bait Suci dan mezbah TUHAN.
Matius 23:20
(23:20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.
Kalau bersumpah atau terikat dengan mezbah, terikat dengan pelayanan, tentu saja akan terikat dengan persembahan yang ada di atas mezbah. Kemudian, kalau kita terikat dengan Bait Suci, maka kita akan dikuduskan oleh Bait Suci, dan juga terikat dengan Dia yang ada di dalam Bait Suci.
Inilah pelayanan dari ahli Taurat, ternyata melayani karena ada kepentingan.
Singkat kata, dimulut ahli-ahli Taurat ada pengajaran, tetapi kecurangan terdapat pada bibir mereka. Pendeknya, bisa kotbah tetapi tidak melakukannya = curang dihadapan TUHAN.
Kalau saya hanya bisa khotbah, bisa mengajar (dari mulut ini ada pengajaran), kemudian jemaat disuruh berkorban tenaga, waktu, pikiran bahkan harta kekayaan, tetapi saya sendiri tidak mau menyentuhnya, tidak mau melakukannya, ini adalah kecurangan. Dan kecurangan semacam ini letaknya pada bibir = LIFE SERVICE.
Jadi, intinya; ahli-ahli Taurat mengajar, tetapi TUHAN tidak memberi kuasa atas mereka. Andaikata mereka kotbah lalu melakukan apa yang dikotbahkan = mengajar sekaligus TUHAN beri kuasa atas mereka.
Kalau kita melihat seorang hamba TUHAN betul-betul menjaga kekudusannya, tahbisannya, dan betul-betul hidup di dalam TUHAN, tidak mungkin jemaat tidak menghormatinya. Karena sesungguhnya, TUHAN pasti beri kuasa atas hamba TUHAN semacam ini.
Kalau ada jemaat yang tidak menghormati hamba TUHAN itu, jemaat ini perlu dipertanyakan, baik hati dan pikirannya, serta hidupnya, ada apa sebenarnya dalam dirinya? Apakah ada kepentingan, iri hati dan lain sebagainya?
Jadi sudah sangat terbukti bahwasanya pengajaran yang benar ada pada mulut Yesus dan pengajaran itu Dia lakukan, Dia berkuasa, tidak seperti ahli Taurat.
Kembali kita membaca….
Markus 1:21-22 dengan perikip: “Yesus dalam rumah ibadat di Kapernaum”
(1:21) Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. (1:22) Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.
Yesus mengajar di rumah peribadatan sebagai orang yang berkuasa, sebab pada mulut-Nya terdapat pengajaran yang benar dan kecurangan tidak terdapat pada bibir-Nya. Jadi, Yesus melakukan apa yang Ia sampaikan, Ia kotbahkan.
Mari kita mengikuti pembuktian: Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa karena memang di dalam mulut-Nya terdapat pengajaran yang benar dan kecurangan tidak terdapat pada bibir-Nya.
Markus 1:23
(1:23) Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:
Pada waktu Yesus mengajar di Bait Allah, di rumah peribadatan di Kapernaum, ternyata, tanpa disadari, ada seorang yang kerasukan setan, istilah sekarang; orang itu begitu jahat, degil dan keras hatinya karena orang itu dikuasai roh jahat. Kemudian, tiba-tiba orang itu berteriak.
Artinya; kalau pengajaran Firman Allah itu disampaikan dengan benar oleh mulut seorang hamba TUHAN, maka roh jahat itu tidak bisa menyembunyikan dirinya, pasti berteriak.
Setiap kali pengajaran Firman Allah yang benar disampaikan, banyak diantara kita secara otomatis berteriak; ada teriakan emosional, ada teriakan api asing karena tidak terima Firman itu menunjuk telak dosanya.
Jadi, benar saja, kalau Firman TUHAN itu keluar dari mulut seorang hamba TUHAN yang benar maka; roh jahat itu tidak bisa bersembunyi dari dirinya, secepatnya ia akan berteriak.
Kalau kita berlaku jujur, sebenarnya sudah banyak tabiat-tabiat jahat di dalam diri kita ini didobrak oleh pengajaran Firman Allah yang kita terima sejauh ini. Hanya saja, banyak dari antara anak-anak TUHAN yang tidak mau berseru dan tidak mau mengakuinya kepada TUHAN. Kalau saja kita mau diisi penuh oleh pengajaran Firman Allah yang benar, maka segala roh-roh jahat, perkara-perkara yang tersembunyi di hati kita, tidak akan pernah lagi mempengaruhi kehidupan kita.
Pendeknya, pengajaran Firman yang benar mampu:
Merubah sifat tabiat yang jahat.
Menguasai pikiran dan perasaan hati kita seutuhnya.
Dari sini kita bisa memetik satu pengertian bahwa kita sudah seharusnya bersyukur dan berterimakasih kepada TUHAN, bilamana Firman TUHAN yang benar itu masuk dalam rumah TUHAN.
Jadi, jangan senang bila Firman itu dicampur dengan guyon dan yang lahiriah. Tetapi sudah seharunya kita bahagia oleh karena Firman pengajaran yang benar itu ada masuk di dalam rumah TUHAN, masuk dalam hidup kita. Karena, pengajaran Firman Allah yang benar berkuasa untuk mengusir segala jenis kejahatan apapun itu.
Jangan cari tempat peribadatan yang hanya memuaskan hati, pikiran dan perasaan manusia daging mu. Tidak baik. Mulailah dewasa dari sejak sekarang.
Saya tidak menunduh gereja lain atau organisasi lain salah. Pesan saya; cari Firman yang benar, TUHAN yang benar di dalam rumah ibadah untuk mengajar kita semua supaya segala sesuatu yang tersembunyi termasuk perkara yang jahat itu; tidak tahan, dia akan secepatnya berteriak.
Jadi, jangan saudara yang meninggalkan TUHAN, tetapi biarkan roh jahat itu yang meninggalkan rumah TUHAN (hidup kita). Saya berharap Firman ini menyadarkan kita semua.
Ada dua pengakuan setan terhadap pengajaran Firman Allah yang benar.
Markus 1:24
(1:24) "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
Setan berkata; apa urusanMu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami?
Setan sadar kalau Yesus datang ke dunia ini untuk membinasakan ia dan perbuatannya.
Kedatangan Yesus yang pertama ke dunia ini untuk melakukan kehendak Allah Bapa, yaitu; Ia menderita sengsara, bahkan sampai mati di atas kayu salib untuk menanggung dan menebus dosa manusia sekaligus memperdamaikan dosa manusia kepada Allah. Tetapi, tidak berhenti sampai di situ, Yesus datang untuk menghancurkan setan dan perbuatannya. Sebab kepala ular telah diremukkan oleh tumit Yesus di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu (1 Korintus 15:27).
Aku tau siapa Engkau; Yang Kudus dari Allah.
Jadi, setan ternyata tau siapa TUHAN, ia tau TUHAN adalah pribadi yang kudus.
Tetapi sisi lain, setan berusaha menguasai manusia, karena setan mau supaya manusia hidup dengan segala perbuatan-perbuatan jahat, dengan lain kata; supaya manusia kelak binasa bersama-sama dengan setan. Sebab upah dosa adalah kebinasaan / maut (Roma 6:23).
Markus 1:25
(1:25) Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"
Setelah mendengar pengakuan-pengakuan dari setan, yang mengakui Yesus berasal dari Sorga, pribadi yang kudus; TUHAN Yesus tidak bereuforia atau tidak berbangga diri, tidak termakan pujian.
TUHAN Yesus itu suci, itu sebabnya Yesus tidak masuk dalam perangkap dari iblis setan, TUHAN Yesus tidak akan tertipu daya oleh perangkap iblis setan.
Berbeda dengan manusia, mudah sekali jumawa, berbangga diri dan termakan pujian. TUHAN kita tidak seperti itu.
Jadi, kesucian TUHAN bila menyatu dengan kita, sulit ditembusi oleh roh-roh lain/ hal-hal yang tak suci.
Satu kali ada orang menangis-menangis kepada saya, sepintas memang baik seperti membela pelayanan, tetapi saya katakan kepada orang yang nangis ini; “kamu juga salah, kalau hatimu suci dan lurus melayani TUHAN, pasti yang lain juga tidak salah, pasti orang lain terbantu”. Dan sejak saat itu dia diam saja. Tetapi, dia diam dan mencari teman untuk melawan penggembalaan. Yang tadinya musuh, sekarang dia jadikan temannya. Itu perbuatan jahat.
Sebab itu di atas tadi saya sudah sampaikan, kalau pengajaran yang benar itu mendobrak segala jenis kejahatan yang tersembunyi, harusnya diakui; ini tidak, malah bergerilya, sehingga yang tadinya musuh menjadi teman. Lalu yang dijadikan teman ini tidak berakal budi sehingga bodoh juga akhirnya.
Setan memang seperti itu, mencari sekutu untuk melawan TUHAN, itulah yang disebut dengan perang Harmagedon (Wahyu 16:16) Sebab itu, mulai dari sekarang, perhatikanlah apa yang menjadi kehendak TUHAN, jangan dilupakan dan diabaikan begitu saja.
Sebaliknya, setelah mendengar dua pengakuan dari setan itu, justru TUHAN menghardik setan dan berkata: DIAM!
Di atas tadi kan sudah saya sampaikan; ada orang nangis-nangis seperti membela pelayanan, tetapi saya tidak termakan oleh tangisan itu. Saya katakan dengan kasih bukan dengan kebencian; “kamu juga salah, andai hatimu benar dan suci, pasti orang lain benar dan suci hatinya sehingga tertolong.” Memang pada saat itu saya tidak berkata; “diam!” tetapi sinonim dari diam itu jangan ulangi lagi kesalahan. Kalau orang yang nangis itu menyadarinya, pasti ia mengakui, tetapi dia justru cari teman untuk melawan. Sejak itu dia menjadi tidak jelas.
Saya menyampaikan Firman ini dengan sejujur-jujurnya, memang contohnya terlalu benar, maka hal itu saya sampaikan.
Kita ini harus seperti Yonatan; Yonatan tau rencana TUHAN, ia tau bahwa Daudlah yang diakui sebagai raja walaupun sesungguhnya bapanya (raja Saul) duduk di singgasana. Tetapi Yonatan berpihak kepada Daud, jiwanya menyatu dengan yang benar, dia tidak mau menyatu dengan yang salah (1 Samuel 18:1). Akhirnya, bukan saja Daud yang hendak dibunuh oleh Saul dengan tombak, tetapi Yonatan juga hendak di bunuh oleh Saul dengan tombak, hanya saja ia lari (1 Samuel 20:33).
Jadi belajarlah untuk semakin mengerti kehendak TUHAN, jangan bertahan dengan perasaan manusia daging. Kalau itu salah, ya salah, jangan terus dibela-bela. Apa yang dapat kita petik dari sebuah kesalahan? Hanya tangisan saja.
Lihatlah cara TUHAN Yesus; tegas dengan berkata; “diam!” Maukan saudara tegas? Apa artinya seisi rumah binasa karena kita tidak tegas. Seharunya setan yang keluar dari rumah TUHAN, bukan justru kita yang meninggalkan rumah TUHAN, apalagi meninggalkan pengajaran yang benar, pengajaran Tabernakel.
Setelah TUHAN Yesus berkata; “diam!”, keluarlah roh jahat dari orang itu.
Jadi, harus ada sikap yang tegas. Kalau Firman Allah itu tegas menyucikan kita, maka seharusnya kita juga tegas supaya segala jenis kejahatan itu keluar dari dalam diri kita dan orang sekitar kita; baik isteri, anak laki-laki maupun anak perempuan, baik kedua orang tua, kerabat dan saudara yang terdekat dalam satu rumah.
Tetapi, kalau pribadimu tidak tegas, yang disekitarmu tidak akan tegas, roh jahat itu akan terus menguasai dirinya.
Kita juga harus tegas, mau suku Batak, Cina, Jawa atau apapun. Mungkin ada dosa turunan tetapi kalau sudah di dalam TUHAN, harus memiliki sikap yang tegas jangan letoi-letoi.
Kata "DIAM" di sini artinya: Jangan membuat keributan dan kekacauan.
Jadi roh jahat itu memang cenderung gerilya, bikin kacau dan keributan.
Sekarang ini jangan mau dibodoh-bodohi, miliki sifat yang tegas. Katakan pada TUHAN: “aku milikmu TUHAN, aku hanya berpihak kepada mu TUHAN, aku mau belajar dengan pengajaran yang keluar dari mulut mu TUHAN.” Jangan belajar dari anak kecil, manusia yang tidak tau pengalaman. Belajar dari pengajaran yang benar yang keluar dari mulut Allah, pasti berkuasa menyingkirkan segala jenis kejahatan.
Diam saja; jangan membuat keributan dan kekacauan lagi, jangan dikuasai oleh roh gerilya; main belakang. Ini ketegasan yang TUHAN mau.
Selanjutnya TUHAN berkata: "Keluarlah dari padanya" menunjukkan bahwa kita ini adalah Bait Allah.
Kalau kita Bait Allah, maka segala yang jahat itu tidak boleh bersemayam dan bersembunyi dalam hidup kita.
Bait Allah berarti;
Tempat untuk Firman Allah, dan Firman Allah itulah yang menguduskan kita pribadi lepas pribadi
Tempat Roh Allah dan segala kegiatan / aktivitas dari Roh Allah itu sendiri.
Seperti malam ini kita ada dalam Bait Allah, kita ada di dalam rumah TUHAN karena kita ada di dalam kegiatan Roh Allah; Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita ini Bait Allah, maka segala roh jahat harus keluar.
Markus 1:26
(1:26) Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.
Kalau pengajaran Firman Allah yang benar menguduskan, berarti; iblis setan diusir.
Kalau iblis setan diusir; ia akan menggoncang-goncang hidup manusia.
Tetapi ingat, saat terjadi suatu goncangan, itu suatu tanda dan alamat yang baik bahwa; TUHAN sedang bekerja dan TUHAN sedang membuat sebuah rencana yang indah di dalam diri kita masing-masing.
Kita sudah melihat tahun 2020; permulaan dari gempa bumi menggoncang seantero dunia; Timur, Barat, Utara Selatan. Itu adalah tanda bahwa TUHAN sedang bekerja dan membuat suatu rencana yang indah dalam hidup anak-anak TUHAN. Jadi, jangan kita menuntut dan mempersalahkan TUHAN.
Wahyu 6:12-13
(6:12) Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. (6:13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
Ada 3 (tiga) kali 7 (tujuh) penghukuman dari Allah Tri Tunggal:
7 (tujuh) meterai yang dibukakan; penghukuman kepada orang-orang yang tidak menghargai kegiatan Roh / ibadah pelayanan.
7 (tujuh) sangkakala yang ditiup 7 (tujuh) malaikat; penghukuman kepada orang-orang yang tidak menghargai suara Firman Allah.
7 (tujuh) cawan murka Allah yang ditumpahkan 7 (tujuh) malaikat; penghukuman bagi orang-orang yang tidak menghargai kasih Allah.
Kemudian, oleh karena goncangan ini, terjadi 3 (tiga) hal:
Matahari menjadi hitam bagai karung rambut, artinya; masalah bertambah-tambah, semakin runyam dan tidak dapat diselesaikan bagaikan karung rambut.
Bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
Artinya; kalau hari ini kita tidak menghargai korban Kristus, korban penebusan, korban pendamaian yang dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib, maka kitalah yang menjadi korbannya bagaikan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
Bintang-bintang di langit berjatuhan bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
Nanti, banyak iman yang berguguran; belum waktunya dituai (belum dewasa) tetapi hidupnya dan imannya gugur, seperti pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah.
Ini semua terjadi saat gempa bumi menggoncang seantero dunia, yaitu saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas dunia.
Wahyu 6:12 adalah penghukuman kepada mereka yang tidak menghargai kegiatan Roh. Binatang yang keluar dari dalam laut itulah antikris; bertanduk sepuluh dan diatas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota, tetapi jangan salah; ia berkepala tujuh dan diseluruh kepalanya tertulis nama-nama hujat (Wahyu 13:1).
Wahyu 13:6
(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Mereka menghujat kegiatan Roh itulah ibadah dan pelayanan.
Bagi dunia, gempa bumi yang menggoncang ini adalah suatu alamat penghukuman dan kebinasaan, tetapi bagi anak-anak TUHAN itu alamat atau tanda kelepasan dari dunia ini.
Bandingkan dengan Paulus ketika di Filipi, saat ia dipenjara…
Kisah Para Rasul 16:26
(16:26) Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.
Seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.
Gempa bumi memang harus terjadi. Antikris satu kali akan menjadi raja dan berkuasa atas dunia, menggoncang dunia. Bagi dunia itu tanda kebinasaan, tetapi bagi anak-anak TUHAN itu tanda kelepasan.
Kalau tidak sungguh-sungguh, tidak tau rencana TUHAN pasti binasa. Sebab itu, pengajaran yang benar harus ada di dalam bibir seorang imam dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya, maka anak TUHAN akan tertolong dan merasakan kemurahan dan rahmat TUHAN. Jangan sampai habis waktu ibadah, tetapi tidak tau arah juntrungannya, endingnya tidak tau, serasa masuk Sorga, padahal belum tentu.
Markus 1:26
(1:26) Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.
Akhirnya, roh jahat keluar dari rumah TUHAN, dari orang itu.
Jangan justru kita yang meninggalkan pengajaran yang benar, itu salah.
Tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan mendengarkan pengajaran yang benar dan murni untuk mengusir segala roh jahat yang tersembunyi, adalah kesempatan, jangan mundur dari situ.
Kita bersyukur, apabila seorang imam pada mulutnya terdapat pengajaran yang benar, pada bibirnya tidak terdapat kecurangan. Hamba TUHAN semacam ini sangat dipakai TUHAN untuk menolong gereja TUHAN.
Markus 1:27
(1:27) Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."
Mereka yang mendengar pengajaran ini; takjub, terheran-heran dan akhirnya taat kepada Yesus.
Jadi, kalau kejahatan sudah disingkirkan dari rumah TUHAN maka yang tampil dalam diri seseorang adalah ketaatannya kepada TUHAN. Kalu belum disingkirkan maka tidak akan taat, roh jahat itu akan terus bergerilya, bikin kacau dan tidak bisa diam.
Bandingkan dengan…
Lukas 4:35
(4:35) Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.
Asalkan kita memiliki pengajaran yang benar, dan pengajaran yang benar itu terus berkuasa atas kita; setan tidak bisa berbuat apa-apa, setan tidak akan bisa menyakiti kita.
Pengajaran yang benar pada mulut seorang imam tidak akan pernah menyakiti, itu semua karena belum menyatu dengan pengajaran yang benar, sehingga daging itu terasa tersakiti. Tetapi, daging memang harus tersakiti, kalau kita sadar dan tau rencana TUHAN. Rela tersakiti, itulah yang disebut aniaya karena Firman atau sengsara karena salib. Jangan ibadah tetapi tanpa Firman, ibadah tetapi tanpa salib.
Lukas 4:36
(4:36) Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar."
Roh jahat itu tidak hanya satu tetapi banyak; ada iri, dengki, benci, tidak suka melihat orang lain bahagia, mengkhianat, gerilya, sombong, angkuh, tidak tau menghormati orang tua, tidak tau menghargai ibadah (agama), pura-pura tidak tau padahal sudah tau, semua itu keluar dari rumah TUHAN.
Lukas 4:37
(4:37) Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.
Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.
Inilah tugas kita, kenapa kita berpegang teguh kepada pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel atau pengajaran yang benar ada pada mulut seorang hamba TUHAN. pada bibirnya tidak terdapat kecurangan, supaya nanti dimana-mana kita ada, orang juga menerima Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Tanggal 28-29 Februari 2024, hari Rabu & Kamis, kita doakan supaya TUHAN bukakan Firman-Nya dalam rangka Kebaktian Persekutan Pengajaran Pembangunan Tabernakel di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara
Pesan saya; miliki jiwa dari pada Yonatan yang berpihak kepada kesucian TUHAN yang berkuasa. Jangan lagi hidup seperti dimasa yang lalu. Jujur kepada Firman. Sudah salah dibela-bela lalu mempersalahkan yang benar, jangan seperti itu lagi.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment