IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 1 FEBRUARI 2024
KITAB MALEAKHI PASAL 2
Maleakhi 2:6 (Seri:2)
Subtema: PEDANG TIDAK MELINTAS DI NEGERIMU
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih TUHAN Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan dua tangan TUHAN yang telah menghimpunkan dan mengumpulkan kita di bawah kepak sayap-Nya, di tanah Israel, di gunung Sion, kita datang dan dilayakkan untuk beribadah kepada TUHAN, di dalam rumah TUHAN lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, lewat media sosial; Youtube ataupun Facebook, dimanapun saudara berada.
Selanjutnya kita berdoa dalam roh, kita mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu benar-benar memberi kepastian, meneguhkan iman kita masing-masing.
Mari kita sambut STUDY MALEAKHI sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci malam ini…
Maleakhi 2:6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Kelebihan suku Lewi dihadapan TUHAN:
Pengajaran yang benar ada di dalam mulutnya.
Sidang jemaat juga, paling tidak; mulut berkata dengan jujur.
Kecurangan tidak terdapat pada bibirnya.
Berarti; tidak ada dusta, tipu daya tidak ada pada bibirnya.
Biarlah kita berkata “ya” di atas “ya”, “tidak” di atas “tidak”, apapun resikonya.
Kemudian, ibadah pelayanan dari pada suku Lewi; mendatangkan damai sejahtera, sebab suku Lewi sebagai anak sulung; hidup dengan jujur dihadapan TUHAN.
Imamat 26:6
(26:6) Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa pun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu.
Ibadah pelayanan yang mendatangkan damai sejahtera tandanya, antara lain:
TUHAN akan melenyapkan binatang buas.
Pedang tidak akan melintas di negeri mu.
Mengenai; TUHAN akan melenyapkan binatang buas, telah diterangkan pada minggu yang lalu. Lewat pemaparan tersebut kita sudah melihat binatang buas tersebut dengan seksama.
Binatang buas yang pertama keluar dari dalam laut š”Ŗ antikris, dengan segala pekerjaan-pekerjaannya.
Itu sudah diterangkan secara garis besar.
Binatang buas yang kedua keluar dari dalam bumi š”Ŗ nabi-nabi palsu, disebut juga dengan serigala berbulu domba (tampilannya seperti anak domba), tetapi kalau berbicara seperti naga, penuh dengan kepalsuan atau tipu daya. Itu juga sudah diterangkan begitu rupa.
Kiranya hal itu menjadi berkat besar bagi kita semua. Oleh pengertian yang kita peroleh, tentu akan berkuasa untuk menolong kita sekaliannya.
Sekarang, kita akan mengikuti penjelasan tentang…
Hal: PEDANG TIDAK AKAN MELINTAS DI NEGERI MU.
Kita akan kaitkan dengan dua belas murid dalam Lukas 22:24-38 dengan perikop: “Percapakapan waktu perjamuan malam.”
Inti dari Lukas 22:24-38 adalah; Yesus menampilkan pribadi-Nya sebagai Imam Besar Agung dihadapan murid-murid-Nya.
Tugas dari Imam Besar Agung adalah:
Melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN
Berdoa dan memohon dihadapan TUHAN
Memperdamaikan dosa manusia atau menjadi pendamaian atas dosa manusia
Ini tugas yang paling mendasar dari Imam Besar Agung.
Mari kita simak dengan perlahan-lahan…
Lukas 22:24-27
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. (22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. (22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. (22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Inti dari ayat 24-27 adalah bukti bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung, Ia ada di tengah-tengah dua belas murid sebagai PELAYAN.
Kuasa pelayanan Yesus sebagai Imam Besar Agung: murid-murid diajar untuk merendahkan diri.
Misalnya:
Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda.
Muda berarti;
Tidak merasa senior atau tua.
Tidak merasa mampu kendatipun mempunyai segudang pengalaman.
Pemimpin sebagai pelayan.
Yang disebut pemimpin di dalam TUHAN; ia harus menjadi seorang pelayan TUHAN, itu berarti; mengambil rupa seorang hamba = merendahkan diri.
Sebenarnya, Yesus adalah seorang pemimpin, tetapi Ia mengambil rupa sebagai seorang pelayan, menunjukkan bahwa Ia adalah seorang pelayan TUHAN yang rendah hati.
Inilah kuasa dari pelayanan Yesus sebagai Imam Besar Agung melayani dua belas murid; supaya mereka merendahkan diri dihadapan TUHAN, sehinggga kelak kualitas rohani dua belas murid meningkat menjadi dua belas rasul setelah menerima kuasa di loteng Yerusalem. Mereka menjadi rasul-rasul yang akan diutus dari Yerusalem hingga ujung bumi. Maka, di tengah-tengah pelayanan itu, seorang hamba TUHAN apalagi seorang rasul harus penuh dengan kerendahan di hati.
Jadi, hamba TUHAN, imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN yang mengambil bagian di dalam pelayanan; harus rendah hati, harus merendahkan diri. Bukan siapa yang lebih hebat, siapa yang gelarnya lebih tinggi, siapa yang gerejanya lebih mewah, siapa jemaatnya yang lebih banyak, bukan itu ukurannya.
Singkat kata, murid-murid Yesus harus tau / harus mengerti untuk merendahkan dirinya, sebab kelak mereka akan diutus dari Yerusalem sampai ke ujung bumi.
Sekarang ini kita diutus di bumi provinsi Banten, maka selayaknya menjadi hamba TUHAN yang rendah hati, mengerti di dalam merendahkan dirinya. Bukan hanya saat hari sabat (di tengah-tengah ibadah dan pelayanan) merendahkan diri, dalam perjalanan biasapun (di luar ibadah) harus tetap merendahkan dirinya / rendah hati. Dan rendah hati itu juga bukan karena ada kepentingan, bukan karena ada maunya dan bukan dengan terpaksa.
Perlu untuk diketahui:
Satu kali antikris menjadi raja dan memerintah atas seantero dunia ini sebagaimana pada Lukas 22:25.
Mereka memerintah dengan tangan besi.
Menjalankan kuasa dengan kekerasan.
Kemudian, mereka akan berdiri di tempat kudus sebagai Allah yang harus disembah, sebagaimana yang tertulis dalam 2 Tesalonika 2:3-4.
Kalau kita gabungkan antara Lukas 22:25 dengan 2 Tesalonika 2:3-4, dari dua ayat ini kita dapat melihat keadaan antikris yaitu; nampaknya ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi sesungguhnya mereka meninggikan diri dihadapan TUHAN, mereka tidak tau merendahkan diri.
Itu sebabnya, Yesus harus tampil sebagai Imam Besar Agung dengan tugas pertamanya; melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN = melayani dua belas murid.
Kuasa dari pelayanan-Nya; murid-murid diajar untuk menjadi satu kehidupan yang rendah hati.
Tetapi, antikris tidaklah demikian; nampaknya ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi sesungguhnya mereka meninggikan diri, menyombongkan dirinya dihadapan TUHAN.
Lukas 22:26
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Karena antikris meninggikan diri dihadapan TUHAN, selanjutnya TUHAN berkata kepada murid-murid: “Tetapi kamu tidaklah demikian!”
Artinya; orang-orang yang melayani TUHAN atau hamba-hamba TUHAN yang sedang mengambil bagian di dalam pelayanannya dihadapan TUHAN, harus tau untuk merendahkan dirinya dihadapan TUHAN, karena seorang hamba TUHAN adalah utusan TUHAN.
Jangan kita mengambil sikap seperti antikris / jangan memiliki roh antikris, yaitu; sombong, tinggi hati, tidak tau merendahkan diri.
Selanjutnya… Lukas 22:28-34 adalah bukti Yesus adalah Imam Besar Agung, sebab Ia tidak lalai dengan tugas-Nya, yakni; BERDOA untuk murid-murid. Lukas 22:28-34 (22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. (22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, (22:30) bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. (22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu." (22:33) Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" (22:34) Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."
Kuasa doa Yesus sebagai Imam Besar Agung atas murid-murid-Nya, ialah; supaya murid-murid secara khusus Simon Petrus bersama dengan imannya jangan gugur.
Kita juga sudah melihat, bahwasanya Yesus tampil sebagai Imam Besar Agung, selain melayani; Dia telah berdoa untuk saya dan saudara, dengan seruan: “Eli, Eli, lama sabakthani.” Dan saat Imam Besar Agung menghadap Allah Bapa, Dia telah membawa seluruh pergumulan hidup manusia dihadapan Allah Bapa, Dia serukan segala pergumulan hidup kita.
Yesus berdoa bukan untuk diri-Nya, Dia berdoa untuk saya dan saudara, bagaikan tapal dada yang ada di jantung Imam Besar Agung; ukurannya sejengkal panjang dan sejengkal lebarnya, di situ tertulis nama-nama dua belas suku Israel. Segala pergumulan Israel disampaikan kepada Bapa di Sorga (Keluaran 28:15-21).
Itulah tugas Imam Besar Agung; berdoa supaya iman dan hidup kita jangan gugur. Dan tugas saya sebagai pemimpin sidang jemaat (hamba TUHAN yang melayani sidang jemaat) juga berdoa; mendoakan satu persatu, supaya jangan ada satupun diantara kita bersama dengan iman kita menjadi gugur.
Wahyu 6:12-13 (6:12) Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. (6:13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
Ketika Anak Domba membuka meterai yang keenam terjadilah gempa bumi yang dahsyat.
Di awal tahun 2020 gempa bumi telah terjadi itulah Covid-19 (wabah corona) yang menggoncang seantero dunia. Lalu, seisi dunia mencekam karena menanggung penderitaan yang hebat, bahkan jutaan jiwa mati, nyawanya direnggut oleh sampar corona busuk. Singkat kata, oleh karena gempa bumi tersebut, yakni Covid-19:
Ekonomi dunia digoncang
Politik dalam satu pemerintahan digoncang
Nikah-nikah di bumi juga digoncang.
Pada saat pandemi terjadi banyak nikah hancur. Suami isteri dengan sadar sepakat untuk berpisah / bercerai, mereka pergi ke KUA. Mereka bercerai bukan karena pertikaian, tetapi terkait dengan goncangan Covid-19.
Intinya, gempa bumi yang dahsyat terjadi, yakni; antikris berkuasa dan menggoncang seantero dunia ini, pada saat itulah;
Matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut.
Artinya; kasih sudah semakin dingin, maka secara otomatis masalahpun semakin bertambah-tambah, dan masalah demi masalah tidak terelakkan lagi, bahkan masalah itu menjadi konsumsi publik sehari-hari, dan yang anehnya masalah tersebut tidak dapat terselesaikan. Digambarkanlah hal itu bagaikan; karung rambut.
Matahari š”Ŗ kasih, sebagai tabiat dari Allah Bapa.
Bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
Bulan š”Ŗ korban Kristus atau korban penebusan yang telah dikerjakan oleh Yesus Anak Allah 2000 tahun yang lalu di atas kayu salib. Inilah yang menjadi landasan hidup kita, dasar nikah rumah tangga supaya kita kuat. Gunung batu adalah dasar dari semua bangunan rohani (hidup kita).
Kalau memang korban Kristus adalah landasan hidup gereja TUHAN, maka sudah seharusnya kita menghargai korban Kristus, menghormati darah salib, memanfaatkan korban Kristus, supaya kita mengalami penebusan.
Tetapi, kalau hari ini tidak menghargai darah salib, maka bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah = kitalah yang menjadi korban, kitalah yang menjadi tumbal, kitalah yang disembelih, darah kitalah yang tercurah karena dosa kita, dengan kata lain; binasa.
Pendeknya, orang-orang yang tidak menghargai dan tidak memanfaatkan korban penebusan, maka; darahnya ditanggung sendiri, dengan lain kata ia akan binasa = bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
Bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi, bagaikan pohon ara menggugurkan buahnya yang mentah, apabila digoncang angin yang kencang.
Bintang-bintang š”Ŗ orang-orang yang ditinggikan oleh TUHAN di tempat yang tinggi = hamba-hamba TUHAN yang diurapi oleh TUHAN.
Tugas dari bintang-bintang (hamba-hamba TUHAN yang diurapi); menuntun banyak orang kepada kebenaran (Daniel 12:3). Tetapi pada akhirnya, pada saat gempa bumi terjadi menggoncang seantero dunia, saat itu bintang-bintang berguguran = bintang-bintang keluar dari orbitnya / lepas dari peredaran.
Jadi, satu kali bintang-bintang akan berguguran; “bagaikan pohon ara menggugurkan buahnya yang mentah” maksudnya; belum waktunya dituai tetapi sudah gugur, sebab gempa bumi tersebut sangat dahsyat menggoncang dunia.
Kalau, hamba-hamba TUHAN saja bisa berguguran imannya (keluar dari orbitnya), lalu bagaimana dengan sidang jemaat yang ibadahnya hanya sekedar beribadah, hanya tau Ibadah Raya Minggu, tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok, ibadahnya tidak memuncak sampai tingkat ibadah tertinggi itulah doa penyembahan?
Dari sini kita dapat melihat, betapa kita membutuhkan pelayanan dari Imam Besar Agung. Tugas Imam Besar Agung yang kedua; berdoa untuk saya dan saudara, supaya hidup kita dan iman kita jangan menjadi gugur.
Jadi, jangan berpikir bahwa kita mampu menghadapi gempa bumi yang akan terjadi. Baru gempa bumi dalam bentuk simulasi saja di awal tahun 2020, dunia sudah bergoncang, seperti yang saya utarakan di atas tadi. Bagaiman bila benar-benar antikris sudah menjadi raja?
Dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, yakni; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, termasuk ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab malam ini, dengan menggunakan pola Tabernakel, saya yakin; Yesus hadir sebagai Imam Besar. Dia melayani dan berdoa untuk saya dan saudara, supaya kita dan iman kita jangan menjadi gugur.
Itu sebabnya, suara giring-giring emas yang terdapat pada ujung jubah Imam Besar, bunyinya harus kedengaran dalam setiap menyelenggarakan kebaktian-kebaktian, supaya jangan mengalami kematian rohani (Keluaran 28:35).
Dalam penyembahan yang besar ada suatu nyanyian yang baru yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun; itulah bunyi giring-giring di ujung jubah Imam Besa Agung. Itulah tanda Yesus hadir sebagai Imam Besar Agung, selain melayani, Dia berdoa supaya kita dan iman kita jangan menjadi gugur.
Oleh sebab itu, pemberitaan Firman TUHAN tidak boleh ecek-ecek; satu ayat lalu cerita kemana-mana. Kita harus tau mana ibadah yang sesungguhnya, dan mana ibadah yang ecek-ecek. Ibadah yang sesungguhnya; menggunakan pola Tabernakel, membuat kita berharga dan bernilai tinggi dihadapan TUHAN.
Perlu untuk diketahui: Ketika antikris menjadi raja, dengan lain kata gempa bumi terjadi; dunia akan digoncang begitu hebat, sebab saat itu antikris akan merampas korban sehari-hari dari Panglima Balatentara (Daniel 8:11). Lalu, kita bandingkan dengan Matius 26:31-32.
Matius 26:31-32 dengan perikop: “Petrus akan menyangkal Yesus.” (26:31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. (26:32) Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."
Pada saat antikris menjadi raja, dengan lain kata gempa bumi terjadi, maka dunia akan tergoncang, termasuk iman dari murid-murid (manusia). Sebab, saat antikris menjadi raja, korban sehari-hari akan dirampas dari TUHAN Yesus Kristus Allah yang hidup, yakni; gembala akan dirampas dan di bunuh, sehingga saat itu kawanan domba tercerai-berai. Itu suatu bukti bahwa murid-murid dan imannya sedang digoncang.
Yesus adalah korban sehari-hari; korban sembelihan dan korban santapan; Dia Anak Domba Allah yang disembelih, Dia juga Firman yang harus disantap.
Dalam nubuatan Daniel 8:11; Korban sehari-hari dirampas dari Panglima Balatentara. Kemudian, kalau dalam Injil Matius 26:31-33; gembala dibunuh, maka murid-murid dan imannya tergoncang, apa buktinya? Murid-murid tercerai-berai.
Jadi, Daniel 8:11 = Matius 26:31-32.
Hal itu diberitakan / disampaikan dengan jelas, dengan seksama oleh Yesus kepada dua belas murid pada waktu perjamuan malam, supaya mereka tau apa yang akan terjadi ke depan, seperti kita malam ini. Kalau kita sudah tau, ke depan kita tidak salah, tidak keliru. Lewat pemberitaan Firman ada kepastian.
Tetapi lihatlah sikap dari murid-murid… Matius 26:33 (26:33) Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."
"Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."
Pernyataan Simon Petrus ini menunjukkan bahwa ia merasa imannya kuat, tidak tergoncang, sekalipun ada gempa bumi menggoncang iman.
Sejauh ini kita ada di tengah ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan salib Kristus. Kemudian, sejauh ini kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Firman Allah yang diurapi oleh TUHAN (korban sehari-hari). Satu kali, itu akan dirampas bagaikan korban sehari-hari dirampas dari Panglima Balatentara. Pada saat itulah, manusia dan imannya digoncang.
Hari ini iman kita sedang diberi makan supaya kuat, karena Firman yang diurapi itu sedang menggembalakan hidup rohani kita. Tetapi, jangan merasa kuat, kalau hari ini meninggalkan ibadah dan pelayanan, nanti penentuannya; saat gembala itu dirampas / Firman yang diurapi itu dirampas. Jadi, hari ini jangan bermain-main dalam ibadah, nanti engkau akan tau apa yang akan terjadi.
Itulah pentingnya ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, pentingnya kita diajar oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Tetapi lihatlah, Petrus betul-betul konyol, merasa imannya kuat, itu sebabnya ia berkata; "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."
Mungkin mulut tidak berkata seperti perkataan Simon Petrus, tetapi saat tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok, tidak sungguh-sungguh memberi diri digembalakan oleh Firman yang diurapi; itu sama saja seperti yang diucapkan oleh Simon Petrus (itu suara daging).
Matius 26:34-35 (26:34) Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (26:35) Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.
Simon Petrus dan murid-murid merasa iman mereka kuat, bahkan ia berkata: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau."
Kita tidak mau mati konyol, jadi mau tidak mau, kita harus tergembala mulai hari ini dan seterusnya, selama masih ada kesempatan.
Persamaan Matius 26:33-35 terdapat juga pada Lukas 22:33-34. Lukas 22:33-34 (22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu." (22:33) Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" (22:34) Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."
Ketika gempa bumi yang dahsyat terjadi, yakni; antikris menggoncang seantero dunia ini, juga akan menggoncang iman anak-anak TUHAN, seperti menggoncang iman dari dua belas murid. Peristiwa ini disebut dengan; masa penampian.
“Simon, Simon, lihat, Iblis (setan tritunggal naga, antikris, nabi-nabi palsu) telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum” Jadi, pada saat gempa bumi terjadi atau antikris menjadi raja atas seantero dunia akan menggoncang dunia, menggoncang iman dari anak-anak TUHAN, seperti menggoncang iman dua belas murid. Dan pada saat dunia digoncang, itu terjadi atas seizin TUHAN, karena itu cara TUHAN untuk menampi. Kalau sudah tertampi; sekam akan dibakar, lalu tinggallah gandum untuk dikumpulkan di lumbung Sorga nanti. Jadi, semua anak-anak TUHAN di dunia ini, satu kali akan mengahadapi gempa bumi yang akan menggoncang seantero dunia.
Sekali lagi saya sampaikan; ada seorang hamba TUHAN yang membuka kitab Wahyu, tetapi ia berani berkata bahwa; anak TUHAN tidak akan menghadapi antikris, sebab TUHAN Yesus telah turun kembali sebelum datangnya antikris. Ini pengertian yang keliru. Maka, kalau membuka kitab Wahyu, ada baiknya mengerti pola Tabernakel dan mau menerima Firman Pengajaran Mempelai. Kalau hanya sebatas pengetahuan, teologia, sampai doktorpun tidak bisa.
Singkat kata; jangan pernah merasa diri kuat. Orang yang merasa diri tidak kuat pasti menyerah kepada rencana TUHAN; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sampai ibadahnya berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan. Kita tidak sanggup menghadapi antikris (gempa bumi) yang akan meggoncang dunia ini dengan kekuatan yang kita miliki, karena gempa bumi ini sangat dahsyat menggoncang seantero dunia.
Tinggalkan pengajaran mempelai yang menggembalakan hidup = turun kelas. Seharusnya, naik kelas setelah melewati ujian, tetapi ini belum menghadapi ujian, sudah turun kelas, saya kuatirkan kehidupan seperti ini. Itu sebabnya, perhatikan Firman penggembalaan, hargai, jangan merasa kuat dan mampu menyelesaikan masalah di bumi ini, hanya dengan pengertian sendiri. Andaikatapun memiliki pengertian, tetap; harus digembalakan oleh Firman penggembalaan. Belajar dengar-dengaran supaya terbukti benar di mata TUHAN.
Lukas 22:35-38 adalah bukti bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung, sebagai PENDAMAIAN, itu telah Ia kerjakan di atas kayu salib. Lukas 22:37 (22:37) Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi."
"Ia akan terhitung diantara pemberontak-pemberontak" = Yesus menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib bersama dengan dua penjahat di sebelah kanan dan kiri-Nya. Artinya: pekerjaan penebusan dan pendamaian dosa dunia telah dikerjakan Yesus Kristus 2000 tahun yang lalu di atas kayu salib.
Kuasa pendamaian yang telah dikerjakan Yesus sebagai Imam Besar Agung: Pedang tidak akan melintas di negerimu, sebagaimana dengan Imamat 26:6. Imamat 26:6 (26:6) Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa pun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu.
Pelayanan dari suku Lewi itu mendatangkan damai sejahtera. Tanda adanya damai sejahtera:
TUHAN melenyapkan binatang buas.
Pedang tidak akan melintas di negerimu.
Inilah tugas dari Imam Besar Agung yang ketiga; mengadakan pendamaian atas dosa dunia.
Dan kuasa pendamaian; pedang tidak akan melintas di negerimu. Ini selaras dengan pernyataan Yesus kepada murid-murid di dalam Lukas 22:38.
Lukas 22:38 (22:38) Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup."
"Tuhan, ini dua pedang” maksudnya; ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala dan tua-tua, harus dihadapi dengan dua pedang. Tetapi jawab Yesus: "Sudah cukup." Kenapa Yesus berkata demikian? Karena Yesus telah menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib, berarti; Ia telah mengerjakan pekerjaan penebusan dan pendamaian, sehingga; Pedang tidak akan melintas di negerimu = tidak ada keributan, pertikaian, pertengkaran satu dengan yang lain.
Peristiwa di taman Getsemani; ketika Yesus hendak ditangkap, satu dari antara murid-murid; memutuskan telinga dari hamba-hamba imam besar yang akan menangkap Yesus. Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.” (Matius 26:52) Jadi, pekerjaan pendamaian dan penebusan yang dikerjakan oleh Yesus sebagai Imam Besar itu sudah cukup.
Kenapa ada keributan, pertikaian menggunakan pedang (kebenaran diri sendiri), padahal ia seorang imam, pelayan, hamba TUHAN yang melayani pekerjaan TUHAN? Jawabnya; ia melayani karena kepentingan sendiri, karena ada motivasi. Tetapi, malam ini kita berjalan di jalan yang lurus, sebab TUHAN sudah luruskan pengertian yang bengkok.
Lukas 22:35-36 (22:35) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?" (22:36) Jawab mereka: "Suatu pun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
Perlu untuk diketahui: Seorang hamba TUHAN di tengah-tengah pengutusannya harus menjual jubahnya dan membeli pedang.
Jubah š”Ŗ kebesaran diri dan kebanggan diri.
Melayani jangan lagi karena kepentingan dan motivasi diri, jangan membesarkan diri dihadapan TUHAN.
Pedang š”Ŗ Firman Allah yang tajam dan berkuasa untuk mengadakan penyucian yang paling terdalam yang tidak dapat dijangkau oleh mata manusia, sesuai dengan Ibrani 4:12.
Jadi, bukan dengan dua pedang yang dimaksud oleh murid-murid justru itu akan menimbulkan perselisihan dan pertikaian.
Inilah tugas Imam Besar Agung yang ketiga, yaitu; mengadakan pendamaian, kuasanya; pedang tidak melintas di negerimu (di negeri dimanapun kita berada).
Ibrani 2:14 (2:14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
Manusia atau anak-anak TUHAN disebut juga darah daging. Karena manusia terdiri dari darah daging, maka Yesus juga harus menjadi manusia (darah dan daging). Sehingga, dengan jalan demikian, Ia dapat memusnahkan setan dan pekerjaannya. Karena pekerjaan setan adalah berusaha membawa manusia kepada maut. Singkat kata, Yesus harus menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib untuk menghentikan pekerjaan setan.
Kalau ada orang yang tidak mengerti Kitab Suci berkata; kok TUHAN mu menjadi manusia, mati konyol di atas kayu salib, tidak perlu goyah, memang demikianlah sepatutnya terjadi, karena manusia itu terdiri dari darah daging, maka Yesus juga harus menjadi manusia (darah dan daging), supaya dengan demikian Ia menderita sengsara dan mati di atas kayu salib, untuk menghentikan pekerjaan setan yang membawa manusia kepada maut.
Demikian juga Yesus tampil sebagai Imam Besar Agung dihadapan murid-murid-Nya, tugas-Nya:
Melayani.
Berdoa.
Mengadakan pendamaian.
Dan itu harus mendarah daging (Yesus menjadi manusia). Tidak ada cara lain.
Ibrani 2:15-16 (2:15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (2:16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
Kalau Yesus harus menanggung derita sengsara dan rela mati di kayu salib untuk menghentikan kuasa maut, kuasa setan, itu adalah bukti yang kuat bahwa Yesus sebagai Imam Besar, sangat mengasihi manusia lebih dari pada malaikat.
Jadi, hidup kita berharga di mata TUHAN, hidup kita lebih berharga dari malaikat-malaikat. Oleh sebab itu, jangan lagi menghakimi diri sendiri, lalu tidak percaya bahwa TUHAN berkuasa untuk memulihkan kita. Jangan suka menyalahkan diri dan menjadikan hal itu alasan untuk tidak datang beribadah kepada TUHAN. Tanpa kita sadari, kita sudah membuat Yesus Kristus pendusta, padahal Yesus sudah berkata; “kita berharga di mata TUHAN.”
Ibrani 2:17 (2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Ketika Yesus menampilkan diri-Nya sebagai Imam Besar dihadapan murid-murid, Ia harus menjadi manusia, dan sebagai manusia; Ia harus rela menderita sengsara bahkan mati di kayu salib untuk mengadakan pendamaian.
Mengapa Ia melakukan itu semua? Karena Ia mengasihi saya dan saudara.
Bukti Yesus mengasihi: Ia setia kepada Bapa.
Demikian juga kita; tidak cukup mengatakan "aku mengasihi TUHAN", tetapi tidak setia, tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Kita sudah melihat, bagaimana suku Lewi dijadikan anak sulung, pelayanan mereka membawa damai sejahtera. Tanda ada damai sejahtera; pedang tidak melintas. Maka, seorang imam di tengah-tengah pengutusannya harus menjual jubah; buang semua harga diri dan kebanggaan diri, itu tidak perlu. Supaya nanti, hasil penjualan (pengorbanan) kita pakai untuk membeli pedang, itulah Firman Allah yang lebih tajam dari pedang bermata dua manapun. Itu modal kita untuk melayani TUHAN. Itu bekal di tengah pengutusan.
Kiranya oleh rahmat TUHAN Firman ini berkuasa untuk menyucikan hati kita masing-masing. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment