IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 30 JANUARI 2024
SURAT YUDAS
(Seri: 05 )
Subtema: MENGOSONGKAN DIRI
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasihNya TUHAN kita TUHAN Yesus Kristus yang telah membawa kita di atas gunung TUHAN, beribadah dan melayani di dalam rumah TUHAN lewat ibadah doa penyembahan, berarti sebentar kita akan tersungkur di bawah kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada Dia, sebab hanya kepada Dia saja ki
ta berbakti.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT BETANIA lewat live streaming atau online, YouTube, Facebook, atau media sosial apapun, dimanapun berada. Kiranya TUHAN hadir disana sebagai Imam Besar Agung melayani, berdoa, dan memperdamaikan dosa kita, seperti TUHAN juga hadir di tengah-tengah ruangan ini.
Selanjutnya kita berdoa dalam Roh Kepada TUHAN, kita mohon kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Secepatnya kita sambut firman penggembalaan untuk ibadah Doa Penyembahan dari surat Yudas, salah satu surat yang terpendek.
Yudas 1:1 Perikop: Salam
(1:1) Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus. (1:2) Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.
Sebenarnya Yudas adalah saudara Yesus Kristus dan saudara Yakobus. Akan tetapi, di hadapan Yesus Kristus, Yudas menempatkan dirinya sebagai hamba.
Keluarga Allah sidang jemaat GPT BETANIA adalah saudara bersaudara, walaupun berbeda suku, berbeda marga dan lain sebagainya. Tetapi di hadapan Yesus Kristus kita semua harus menempatkan diri sebagai hamba, itu yang benar.
Sikap yang ditunjukan Yudas ini adalah sebagai perwujudan dari pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus telah menyatu dalam diri Yudas.
Jadi setiap orang yang menempatkan dirinya sebagai hamba di hadapan Tuhan Yesus Kristus menunjukan bahwa pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus telah menyatu di dalam dirinya.
Filipi 2:5-7
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Kehidupan yang benar-benar menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus tidak segan-segan melepaskan segala reputasinya seperti halnya Yesus Kristus:
- Ia telah melepaskan segala kemuliaanNya,
- Ia telah meninggalkan rumah atau kekayaan-Nya di Sorga,
- Ia telah meninggalkan Bapa-Nya di Sorga.
Ia tidak mempertahankan apapun yang disebut milikNya, berarti Ia telah melepaskan reputasinya. Ini adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh untuk mengosongkan diri, tidak ada cara lain.
Jadi untuk mengosongkan diri harus rela melepaskan reputasinya.
Kata dasar "Mengosongkan" adalah kosong. Kosong = nol = tidak berisi = tidak ada nilainya = tidak merasa bisa.
Mari kita lihat keadaan yang kosong tidak ada nilainya.
Yohanes 12:23
(12:23) Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Sedangkan kemuliaan yang sejati hanya ada di dalam kerajaan Sorga, sebab kerajaan Sorga adalah takhta kemuliaan Allah.
Pada saat Yesus berkata; telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan, Ia masih ada di bumi, maka untuk sampai kepada takhta kemuliaan Allah, Yesus sudah melewati sebuah proses yang begitu dramatis.
Yohanes 12:24-25
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. (12:25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
Rela kehilangan nyawa atau tidak mencintai nyawanya di dunia ini = kosong = berada di titik nol = berada di titik nadir, dengan lain kata; tidak bernilai, tidak berisi, tidak bermegah, merasa bisa.
Beda dengan orang yang merasa diri bernilai tinggi suka bermegah, tidak berada pada di titik nol, titik terendah, dia merasa berisi, itu namanya tidak mengosongkan diri.
Tetapi lihatlah mereka yang rela kehilangan nyawa atau tidak mencintai nyawanya selama hidup di bumi ini berada di titik nol = kosong = tidak bernilai. Tidak jadi soal, sebab untuk mencapai kemuliaan harus melalui sebuah proses.
Jadi kalau kita dianggap tidak bernilai (nol, kosong) bagi dunia, tidak papa, karena itu adalah sebuah proses untuk mencapai kemuliaan.
Praktek mengosongkan (nol) diri: "Jatuh ke dalam tanah dan mati."
Arti rohani jatuh ke dalam tanah ialah; merendahkan dirinya dihadapan Tuhan.
Perlu untuk diperhatikan, didalam hal merendahkan diri tidak bisa dengan terpaksa dan pura-pura. Tetapi di dalam merendahkan diri harus dengan segala kerelaan.
Lanjut kita lihat TENTANG KERENDAHAN HATI:
Matius 23:12
(23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. (23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (23:12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Yang disebut sebagai pemimpin atau yang terbesar di bumi ini ialah; hendaklah ia menjadi pelayan, itu berarti ia harus merendahkan dirinya dihadapan Tuhan, supaya kelak ia dipermuliakan oleh Tuhan di dalam kerajaan Sorga, sebab barangsiapa meninggikan diri di atas bumi ini ia akan direndahkan, tidak akan pernah ditinggikan di tempat yang maha tinggi.
Lukas 22:24 Perikop: “Percakapan waktu perjamuan malam”
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka..
Di sini kita melihat, terjadi pertengkaran diantara murid-murid Yesus. Sebenarnya, ini adalah contoh yang keliru (salah), karena; seorang hamba Tuhan dilarang untuk bertengkar sesuai dengan 2 Timotius 2:24.
2 Timotius 2:24
(2:24) sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar (2:25) dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
Imam berarti pelayan Tuhan = menjadi hamba Tuhan di tengah-tengah ibadah dan pelayan. Kalau merasa imam; dilarang keras bertengkar. Seorang hamba TUHAN tidak boleh bertengkar – tidak boleh iri-irian--, karena seorang hamba TUHAN harus ramah terhadap semua orang.
Kemudian tugas dari seorang hamba TUHAN:
- cakap mengajar, sabar,
- dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan.
Jadi waktu murid-murid Yesus bertengkar antara satu dengan yang lain, itu contoh yang keliru, contoh yang salah, karena seorang hamba TUHAN tidak boleh bertengkar.
Penyebab terjadinya pertengkaran...
Lukas 22:24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
Penyebab terjadi pertengkaran: Antara yang satu dengan yang lain berlomba-lomba untuk saling membesarkan dirinya (meninggikan diri), tidak berlomba-lomba untuk merendahkan diri. Seandainya seorang hamba TUHAN berlomba-lomba untuk merendah diri, maka kejatuhan tidak tersedia bagi dia. Tetapi kalau dia berada di tempat yang tinggi; berlomba-lomba untuk membesarkan diri, tempat untuk jatuh kemungkinan besar ada untuk dia.
Inilah penyebab terjadinya pertengkaran, akhirnya ibadah dan pelayan menjadi kacau.
Melihat situasi itu, akhirnya Yesus berkata:
Lukas 22:25-27
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. (22:26)Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. (22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Satu kali antikris menjadi raja, kemudian mereka berkuasa atas seantero dunia ini, pada saat itulah antikris meninggikan diri di hadapan Tuhan.
Antikris nampaknya melayani Tuhan, nampaknya merendahkan diri, tetapi sesungguhnya ia sedang meninggikan dirinya di hadapan TUHAN (2 Tesalonika 2:3-4). Hal ini diceritakan kepada murid-murid, karena kelak murid-murid akan menjadi pemimpin-pemimpin rumah TUHAN -- tepatnya saat mereka menerima kuasa dari TUHAN di loteng Yerusalem – (Kisah Para Rasul 1:8)
Jadi kalau berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar itu cara setan Tritunggal, itu cara dari antikris, manakala mereka menjadi raja berkuasa atas seantero dunia, kemudian berdiri di tempat kudus, meninggikan diri di hadapan TUHAN. Nampaknya melayani, tetapi sesungguhnya sedang membesarkan dirinya di hadapan TUHAN, sedang meninggikan dirinya di hadapan TUHAN; inilah contoh yang salah, lalu diperlihatkan Yesus kepada 12 murid.
TUHAN tidak mau pemimpin-pemimpin rohani yang seperti ini suka bertengkar, sebab itu TUHAN perlihatkan pemimpin yang tidak berkenan itulah antikris.
Jadi, sikap yang benar yang harus ditunjukan oleh seorang hamba Tuhan ialah:
Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda.
Muda berarti junior = merasa diri tidak punya banyak pengalaman, sekalipun sudah memiliki banyak pengalaman di tengah ibadah dan pelayanan.
Pemimpin harus menjadi pelayan; tanpa kepentingan diri.
Kalau diberi kesempatan untuk melayani, kerjakan apa yang dipercayakan oleh TUHAN, jangan suka memerintah, supaya kita disebut sebagai pemimpin yang berkenan di hadapan TUHAN. Beda dengan pemimpin dunia. Pemimpin dunia ngatur-ngatur, membesarkan drinya, tetapi pemimpin di dalam TUHAN benar-benar harus jadi pelayan.
Pendeknya, sudah seharusnya seorang hamba Tuhan merendahkan dirinya dihadapan Tuhan, sebagaimana dengan Yesus Kristus, Dia ada di tengah-tengah muridNya sebagai pelayan, ini contoh yang benar.
Contoh yang diberikan 12 murid pada ayat 24 adalah contoh yang keliru, tetapi contoh yang benar adalah sebagaimana Yesus Kristus ada di tengah-tengah muridNya sebagai pelayan.
Siapa sesungguhnya yang terbesar menurut ukuran dunia, pelayan atau yang duduk makan? Kalau menurut ukuran dunia yang terbesar adalah orang yang duduk makan. Maka orang yang duduk makan ini harus dilayani oleh seorang pelayan, demikianlah TUHAN ada di tengah-tengah 12 murid, melayani murid-murid.
Jadi singkat kata; Yesus adalah pemimpin sejati sepanjang zaman, sebab Ia telah merendahkan driNya dihadapan Allah Bapa. Merendahkan diri bukan untuk supaya dilihat oleh mata manusia, tetapi merendahkan diriNya di hadapan Allah Bapa, inilah kerendahan hati yang murni.
Arti rohani mati:
Yohanes 12:24
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Arti rohani mati adalah daging tidak bersuara lagi = tidak mendengar dan tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging.
Daging ini mempunyai keinginan yang banyak, itulah yang disebut suara daging. Tetapi kalau seseorang sudah menyatu dengan pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus maka dia tidak hidup dengan keinginan daging lagi.
Ingat rumus yang benar: Kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya juga benar, tapi kalau kematiannya palsu, pasti kebangkitannya juga palsu.
Sebab itu kiranya kita semua betul-betul menyatu dengan pengalaman Yesus dalam tanda kematianNya, berarti tidak lagi hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, suara daging tidak didengar lagi, itu namanya mati. Beda dengan orang yang hidup masih bisa mendengar suara daging.
Orang mati biarpun teriak di telinganya, ia tidak akan mendengar, tidak lagi mendengar suara daging, sebab sudah mati terhadap daging dan keinginan-keinginan yang jahat, itu pengalaman kematian supaya bangkit di hari yang ketiga.
Tidak mungkin ada pengalaman kebangkitan tanpa ada pengalaman kematian.
Mari kita lihat PENGALAMAN KEMATIAN:
Matius 20:28
(20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Anak Manusia datang ke dunia ini bukan untuk dilayani, melainkan untuk dua hal:
Melayani saya dan saudara.
Karena TUHAN telah melayani kita, maka sebaiknya kita juga saling melayani antara satu dengan yang lain juga saling melayani. Seorang imam harus mengerti melayani, jangan malas. Seorang pemalas cirinya; tidur sebentar, mengantuk sebentar, melipat tangan sebentar, untuk tinggal berbaring (Amsal 6:10)
Untuk menyerahkan nyawanya atau rela mati di kayu salib, kemudian darah-Nya yang tercurah dijadikan sebagai tebusan untuk dosa manusia. Dengan demikian, nampaklah dengan jelas bagi kita bahwa Yesus tidak mendengar suara dagingNya = tidak hidup menuruti keinginan daging. Menyerahkan nyawa itu pengalaman kematian. Yesus berada dalam pengalaman kematian, berarti tidak hidup menurut keinginan daging, tidak mendengar suara daging.
Saya berharap kita semua betul-betul menyatu dengan pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, supaya tidak lagi menuruti hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
Seberapa besar teriakan dari suara daging bagi orang yang sudah menyatu dengan pengalaman kematian, itu tidak berarti, walaupun kaitannya dengan kemewahan, walaupun kaitannya dengan kemuliaan dunia.
Matius 23:33-34, 37 Perikop: “Yesus mengecam ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi.
(23:33) Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? (23:34) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota,
(23:37) "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Yesus Kristus, Dia adalah seorang Nabi Besar, Nabi Agung, kemudian seorang yang bijaksana (bintang di langit, bintang fajar), sebab Dialah Firman Allah yang menjadi manusia.
Tugas nabi adalah bernubuat. Kalau nabi bernubuat, maka Gereja Tuhan:
- Tau apa yang terjadi di depan.
Kita bersyukur, dalam setiap nubuatan, TUHAN menerangkan dan menjelaskan dengan detail tentang apa yang akan terjadi di depan.
- Tau tentang masa yang akan datang, sehingga tidak ada kesalahan-kesalahan, kekeliruan-kekeliruan di depan.
Jadi kalau TUHAN sudah memperlihatkan masa depan, maka kita tidak akan mengalami kesalahan, tidak akan mengalami kekeliruan di depan.
Kita bersyukur kepada TUHAN karena kita dapat lotre (kemurahan yang besar).
Sejatinya Yesus adalah nabi yang besar, Dia memperlihatkan segala sesuatu tentang apa yang terjadi di depan, kita bersyukur.
Kita dulu datang dengan keadaan pengertian yang kosong tentang kebenaran firman Allah. Demikian juga dengan saya dahulu datang kepada TUHAN dalam keadaan kosong, tidak ada pengertian tentang kebenaran firman Allah. Tetapi puji TUHAN, Yesus Nabi Agung, Nabi besar mempelihatkan kepada kita tentang masa depan, memperlihatkan segala sesuatu yang akan terjadi di depan, supaya kelak kita tidak salah kaprah, tidak keliru dalam hal bertindak, dalam melakukan apa saja.
Kemudian adapaun tugas orang bijaksana atau yang diurapi ialah; menuntun banyak orang kepada kebenaran, seperti bintang-bintang yang bercahaya di langit (Daniel 12:3)
Tetapi sayangnya, sekalipun Yesus seorang Nabi Besar dan Bintang Timur; Yesus mati dibunuh di atas kayu salib. Pendeknya, Yesus mengalami pengalaman kematian = daging tidak bersuara.
Kalau kita sudah menyatu dengan kematian Yesus di atas kayu salib, maka tentu saja kita tidak lagi hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat itu.
Kemudian kuasa dari pengalaman kematian (tidak menuruti hawa nafsu daging) ada dua:
YANG PERTAMA: Dikumpulkan menjadi satu. Persis seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah kepak sayapnya.
Yehezkiel 11:17 Perikop: Janji tentang pembaruhan Israel
(11:17) oleh sebab itu katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan menghimpunkan kamu dari bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari negeri-negeri di mana kamu berserak, dan Aku akan memberikan kamu tanah Israel. (11:18) Maka sesudah mereka datang di sana, mereka akan menjauhkan segala dewa-dewanya yang menjijikkan dan segala perbuatan-perbuatan yang keji dari tanah itu.
Yang berserak di antara bangsa-bangsa akan dihimpunkan dan dikumpulkan Tuhan menjadi satu di tanah Israel.
Dahulu Israel berserak, sampai hari ini juga masih berserak. 12 suku Israel berserak di antara bangsa-bangsa, tetapi akan dihimpunkan dan dikumpulkan TUHAN menjadi satu di tanah Israel, sebagaimana kita dihimpunkan oleh TUHAN di tanah Israel; di tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan GPT BETANIA, itu semua karena kemurahan TUHAN, dengan lain kata kita sekarang dikumpulkan di bawah kepak sayap TUHAN, supaya kita jangan terpisah dari TUHAN, jangan jauh dari kasih Allah, itu kemurahan TUHAN.
TANDA DIKUMPULKAN DI BAWAH KEPAK SAYAP TUHAN:
Jauh dari dewa-dewa yang menjijikkan = terlepas dari segala jenis penyembahan berhala.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Meninggalkan ibadah demi; bisnis, kuliah, kerjaan, demi kesibukan-kesibukan di dunia ini, itu yang disebut dengan berhala. Berhala-berhala apapun walaupun nampaknya indah di pemandangan manusia duniawai, tetapi tidak di pemandangan TUHAN. Berhala apapun di dunia ini seyogyanya sangat menjijikan di mata TUHAN.
Kalau itu menjijikan di mata TUHAN, sebaiknya miliki mata TUHAN, supaya kita menganggap jijik terhadap semua jenis-jenis dewa, semua jenis berhala-berhala di dunia. Miliki mata TUHAN, supaya jijik dengan segala berhala-berhala di dunia ini. Segala yang melebihi dari TUHAN itu dewa yang menjijikan. Bayangkan kita hidup dari sesuatu yang menjijikan, bagaimanalah hati kita di mata TUHAN. Sebab itu jangan jauh dari ketekunan tiga macam ibadah pokok.
Jauh dari perbuatan keji.
Daniel 11:31
(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.
Daniel 8:12
(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya. (8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
Yang disebut perbuatan keji; ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi korban sehari-hari disingkirkan, kemudian diganti dengan ibadah fasik. Orientasi ibadah fasik adalah; berkat-keberkatan dan berhasil-keberhasilan, ditambah dengan kegerakan rohani.
Kenapa ada perbuatan keji, karena mereka ada di tanah bangsa-bangsa lain, berserak di antara bangsa-bangsa, tidak berada di tanah Israel. Tetapi setelah dikumpulkan di tanah Israel mereka jauh dari perbuatan keji.
Itu sebabnya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini kita harus menegakan korban sehari-hari, itu sudah harga mati, supaya hidup kita dan ibadah dan pelayanan ini berkenan kepada TUHAN. Jangan melayani di tengah-tengah ibadah dan pelayanan tetapi tidak berkenan kepada TUHAN.
Banyak nanti hamba TUHAN kaget-kagetan karena pada akhirnya. TUHAN berkata; Aku tidak kenal kamu, karena engkau pembuat kejahatan, tidak mengerti firman.
Bagaimana seseorang bisa menyenangkan hati TUHAN, sedangkan dia tidak mengerti firman. Banyak nanti hamba TUHAN kaget-kagetan. Yang propesor, doktor Teologi kaget-kagetan nanti. Ia menganggap dia ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan seumur hidupnya, tapi kok ga masuk sorga, kenapa? Ya, karena tidak mengerti firman; dia hidup dalam kekejian, beribadah tetapi orientasi ibadah tersebut hanya soal berhasil keberhasilan dan juga mungkin ditambah kegerakan rohani soal kesembuhan atas orang sakit.
Tidak salah berkat itu, tapi orientasi kita tidak sampai disitu. Ibadah dan pelayanan ini harus dengan korban sehari-hari, jangan diganti dengan ibadah fasik.
Korban sehari-hari itulah KORBAN SEMBELIHAN dan KORBAN SANTAPAN. \
Korban sembelihan menunjuk ibadah dan pelayan yang terhubung dengan penyembelihan; salib di Golgota.
Korban santapan menunjuk kepada firman Allah yang benar dan murni yang harus kita santap dan nikmati.
Jangan menikmati firman yang ditambahkan dan dikurangkan, tidak memberi pertumbuhan yang sehat, tidak membawa kepada Kristus sebagai kepala.
KUASA DARI PENGALAMAN KEMATIAN (tidak menuruti hawa nafsu daging) YANG KEDUA:
Matius 23:33-34
(23:33) Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? (23:34) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota,
Kuasa dari pengalaman kematian (tidak menuruti hawa nafsu daging) yang kedua: Yesus Kristus telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya di atas kayu salib.
Pendeknya, Tuhan sudah membalaskan perbuatan setan dengan segala kelicikannya. Hal itu juga disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus
1 Korintus 15:24-27
(15:24) Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. (15:25) Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. (15:26) Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. (15:27) Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. (15:28) Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Yesus telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya 2000 tahun yang lalu, karena Yesus harus menjadi Raja untuk selama-lamanya, setelah Ia mengadakan pembalasan terhadap setan tritunggal dengan segala kelicikannya.
Inilah kuasa dari kematian Yesus; semua ular-ular, kepalanya telah diremukkan oleh Yesus, termasuk kepala ular naga.
Kenapa ada orang kerasukan setan? Karena ia tidak masuk dalam pengalaman kematian. Orang Kristen, tapi bisa kerasukan setan, kenapa? karena jauh dari pengalaman kematian. Seandainya dia ada dalam pengalaman kematian, maka kepala ular itu sudah diremukan dan diinjak-injak oleh tumit Yesus.
Sekarang jangan lagi kita menyia-nyiakan korban Kristus, tetapi secepatnya lah kita menyatu dengan pengalaman Yesus dalam tanda kematianNya, supaya dua kuasa ini nyata dalam diri kita masing-masing:
Dihimpunkan dan dikumpulkan di tanah Israel, tidak berserak lagi.
Apa tanda dikumpulkan; tidak ada penyembahan berhala, tidak ada lagi perbuatan keji.
Kepala ular sudah diremukan dengan tumit Yesus 2000 tahun yang lalu.
CIRI-CIRI MENGOSONGKAN DIRI:
Filipi 2:5-7
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (2:6 ) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Ciri-ciri mengosongkan diri: Mengambil rupa seorang hamba.
Demikianlah Yudas saudara Yesus, ia menempatkan dirinya sebagai hamba di hadapan Yesus, walaupun Yesus adalah saudara kandungnya, lahir dari Rahim yang sama.
Bilamana seseorang tidak mengosongkan diri, berada di titik nol, di titik nadir, dengan lain kata; masih menganggap diri layak, merasa berisi, sampai kapanpun tidak akan pernah bisa mengambil rupa seorang hamba, tetapi manakala seseorang sudah mengosongkan diri = nol = tidak bernilai = rela kehilangan nyawa, dia pasti mengambil rupa sebagai seorang hamba.
Bayangkan kalau seorang hamba mengambil rupa sebagai tuan, tidak pantas, atau sebaliknya seorang tuan mengambil rupa hamba, tidak pantas. Tapi yang benar, biar kita semua mengambil rupa seorang hamba.
Selama kita hidup di bumi ini kita hambanya TUHAN, bahkan disebut budak belian seperti Yusuf.
Jadi kalaupun seperti budak belian, itu sudah benar.
Jadi kalau ada orang berkata; ah, sudah jadi budak di GPT BETANIA, seharusnya saudara luruskan, katakana tidak, saya ini hamba TUHAN. Tetapi kalau saudara biarkan kalimat itu dilontarkan, tanpa diluruskan, berarti saudara tidak mau mengosongkan diri.
Yesaya 27:12-13
(27:12) Maka pada waktu itu TUHAN akan mengirik mulai dari sungai Efrat sampai sungai Mesir, dan kamu ini akan dikumpulkan satu demi satu, hai orang Israel! (27:13) Pada waktu itu sangkakala besar akan ditiup, dan akan datang mereka yang hilang di tanah Asyur serta mereka yang terbuang ke tanah Mesir untuk sujud menyembah kepada TUHAN di gunung yang kudus, di Yerusalem.
Jadi TUHAN sedang menghimpunkan dan mengumpulkan kita di tanah Israel, seperti induk ayam menghimpunkan anak-anaknya di bawah kepak sayapnya, demikian juga dengan kita dikumpulkan di bawah kepak sayapNya, supaya di tengah-tengahnya kita hidup dalam doa penyembahan. Dan malam ini kita akan menyembah TUHAN.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment