IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 15 JUNI 2024
STUDY YUSUF
Subtema: MENYEMBAH TUHAN DALAM ROH DAN KEBENARAN.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasihNya TUHAN kita Yesus Kristus yang sudah menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus beribadah lewat Ibadah Kaum Muda Remaja.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “BETANIA” Serang, Cilegon, Banten, Indonesia lewat online atau live live streaming, Youtube, Facebook, atau media sosial apa saja, TUHAN kiranya hadir di sana sebagai Imam Besar Agung melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa kita masing-masing.
Selanjutnya kita sambut Study Yusuf sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja. Namun jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing.
Kejadian 43:11-13 dengan perikop: "Saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir untuk kedua
kalinya.
(43:11) Lalu Israel, ayah mereka, berkata kepadanya: "Jika demikian, perbuatlah begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan: sedikit balsam dan sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam. (43:12) Dan bawalah uang dua kali lipat banyaknya: uang yang telah dikembalikan ke dalam mulut karung-karungmu itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin itu suatu kekhilafan. (43:13) Bawalah juga adikmu itu, bersiaplah dan kembalilah pula kepada orang itu.
Singkat kata, setelah diyakinkan oleh Yehuda pada ayat 8-10, akhirnya di ayat 11-13 Yakub mengizinkan Yehuda dan anak-anaknya yang lain untuk membawa Benyamin ke Mesir kepada Yusuf sebagai syarat untuk membeli gandum di sana.
Dalam kunjungan kedua itu, mereka membawa dua hal lainnya, antara lain;
YANG PERTAMA, membawa (1) Balsam, (2) madu, (3) damar, (4) damar ladan, (5) kemiri, (6) buah badam. Dalam ejaan lama disebut membawa; (1) Getah harum, (2) madu, (3) rempah-rempah, (4) kemenyan, (5) buah keras, (6) buah badam.
Dari hal yang pertama, ada enam macam hasil tanah di Kanaan yang harus dibawa ke Mesir untuk dipersembahkan kepada Yusuf, namun tiga diantaranya dijadikan sebagai ukupan wangi-wangian bagi TUHAN yakni:
Balsam disebut juga getah harum (mur).
Damar disebut juga rempah-rempah (getah rasamala).
Damar ladan disebut juga kemenyan.
Keluaran 30:34
(30:34) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar, kulit lokan dan getah rasamala, wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen, masing-masing sama banyaknya.
Ukupan wangi-wangian (rempah-rempah) yang berbau harum bagi TUHAN terdiri dari:
Getah damar (mur) disebut juga balsam.
Getah rasamala disebut juga Rempah-rempah (Damar).
Kemenyan disebut juga damar ladan.
Selanjutnya marilah kita melihat arti rohani dari tiga hal tersebut…
YANG PERTAMA: GETAH DAMAR (mur) disebut juga balsam.
Arti harfiah Getah Damar:
Dalam bahasa Gerika; segala sesuatu yang menetes.
Getah damar (mur) memang keluar dari batang pohonnya, bagikan air mata yang menetes.
Sedangkan arti harfiah dalam bahasa Ibrani: Pahit, sebab rasanya memang pahit.
Sifat atau pekerjaan Getah Damar:
Berkuasa untuk menghentikan.
Digunakan sebagai alat perangsang – perangsang dalam arti yang positif, bukan negatif –
Tetapi sekalipun rasanya pahit, namun Getah Damar (mur) ini memiliki bau harum yang kuat atau khas dan sangat berharga.
Singkat kata Getah Damar adalah gambaran dari darah Kristus yang menetes dari luka-lukaNya; suatu penderitaan yang pahit, tetapi berbau harum karena:
Berkuasa menghentikan dosa-dosa.
Melenyapkan derita pahit yang disebabkan oleh dosa itu sendiri.
Selanjutnya marilah kita melihat arti rohani dari tiga hal tersebut YANG KEDUA; GETAH RASAMALA atau rempah-rempah, disebut juga damar.
Getah Rasamala sebenarnya adalah tumbuhan semak belukar, tetapi mengandung damar berwarna putih.
Getah rasamala juga memiliki kuasa menyembuhkan; memiliki rasa pahit namun berbau harum. Demikian halnya dengan doa penyembahan:
Pahit rasanya bagi daging,
tetapi, berbau harum bagi jiwa,
Berkuasa atau sehat bagi roh.
Kemudian arti rohani dari tiga hal tersebut…
YANG KETIGA: KEMENYAN (damar ladan).
Kemenyan (damar ladan) artinya; putih. Kemenyan putih adalah kemenyan yang terbaik.
Kegunaannya:
Dipakai untuk mempersembahkan korban.
Dipakai untuk minyak wangi (parfum).
Inilah tiga dari enam perkara hasil tanah Kanaan yang harus dibawa ke Mesir untuk dipersembahkan kepada Yusuf, ternyata ketiga-tiganya digunakan sebagai ukupan wangi-wangian bagi TUHAN.
Jadi singkat kata ikhtisar dari ukupan wangi-wangian berbicara tentang Kristus di dalam penyerahanNya sepenuh; dihancurkan dan dihabiskan dalam derita-Nya, namun sekaligus bau harum kemenyan yang murni dan mahal.
Dari ikhtisar ini kita dapat melihat bahwa; penyembahan adalah persekutuan dengan Kristus yang sudah menderita karena dosa, sehingga lewat persekutuan (penyembahan) ini:
Kita ditarik (diserap) oleh wujud-Nya.
Mari kita lihat “wujud Yesus ketika mengalami kepahitan oleh derita sengsara di kayu salib”
Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh (Yesaya 53:2-5).
Inilah wujud Kristus ketika menderita sengsara di kayu salib, dan oleh karena penderitaan itu Ia mengalami kepahitan.
Kita tenggelam dan hanyut di dalam kasih-Nya.
Kalau kita tenggelam sepenuhnya di dalam kasihNya, maka tentu saja kita menjadi satu kehidupan Agape; itulah kasih Kristus, yaitu: Kasih yang tidak berkesudahan, penuh dengan pengampunan, menutupi banyak sekali dosa, tidak melihat kesalahan orang lain.
Jadi inilah ukupan wangi-wangian yang harus dibawa ke Mesir bersama dengan Benyamin, dan itu adalah hasil tanah dari Kanaan. Sedangkan Mesir adalah gambaran dari dunia; itu berarti dunia juga harus tahu soal doa penyembahan karena penyembahan adalah tingkat tertinggi (puncak) dari ibadah.
Jadi puncak ibadah adalah doa penyembahan, bukan hanya sekedar perubahan hidup. Orang bisa berubah tapi belum tentu menyerahkan dirinya kepada TUHAN, contohnya dari seorang pencuri menjadi tidak pencuri, tapi belum tentu orang yang berhenti dari dosa mencuri mau menyerahkan dirinya kepada TUHAN. Jadi puncak ibadah bukan perubahan hidup, tetapi doa penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah saja.
Jadi sekali lagi saya sampaikan; ukupan wangi-wangian ini harus dibawa ke Mesir bersama dengan Benyamin, sedangkan Mesir adalah gambaran dari dunia, berarti membawa ukupan wangi-wangian ke Mesir tujuannya supaya dunia juga harus tahu bahwasanya puncak ibadah adalah doa penyembahan.
Ini adalah suatu keuntungan besar kalau kita memahami pelajaran ini. Saudara, kita memahami karena kita memiliki Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel yang membuat kita menjadi anak sulung.
Keluaran 30:34-35
(30:34) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar, kulit lokan dan getah rasamala, wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen, masing-masing sama banyaknya. (30:35) Semuanya ini haruslah kaubuat menjadi ukupan, suatu campuran rempah-rempah, seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah, digarami, murni, kudus.
Ukupan wangi-wangian yang dicampur rempah-rempah ternyata harus digarami, murni, kudus (suci), artinya: penyembahan yang tepat dan benar:
Memberi semangat (gairah) dan menyedapkan hidup rohani.
Ada orang berada di tengah-tengah kegiatan Roh, tapi hidup rohaninya tidak sedap, jelas itu orang yang tidak mengerti pekerjaan TUHAN, tidak peduli dengan ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan rohani yang ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan tersebut.
Menolak pekerjaan dosa, termasuk menyalibkan kepentingan daging.
Menjadikan rohani kita murni; lahir dan batin.
Keluaran 30:7-8 dengan perikop: Mengenai mezbah pembakaran ukupan.
(30:7) Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya. (30:8) Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun.
Perlu untuk diketahui Gereja TUHAN harus membakar ukupan wangi-wangian dihadapan TUHAN tiap pagi dan tiap senja.
Tiap pagi kegunaannya untuk sepanjang hari.
Tiap pagi kegunaannya untuk sepanjang hari, berarti waktu yang ada kita gunakan dengan baik, sehingga dengan demikian kita tidak memboroskan harta rohani, tapi betul-betul harta rohani, termasuk karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh kudus betul-betul berfungsi.
Tiap senja kegunaannya untuk sepanjang malam.
Kita tahu bahwasanya pada waktu gelap malam orang tidak bisa lagi bekerja, maka diperlukan penyembahan sehingga dengan demikian saat menghadapi puncak gelap malam pada saat antikris menjadi raja, kita sudah dalam keadaan berjaga-jaga.
Jadi puncak gelap malam hanya dapat dikalahkan oleh puncak ibadah itulah doa penyembahan, dengan lain kata doa dan penyembahan itu tanpa henti-hentinya dipanjatkan kepada Allah, baik itu doa secara pribadi dari anak-anak TUHAN, maupun doa pada saat berjemaah (beribadah).
1 Timotius 2:1-4
(2:1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2:2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. (2:3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (2:4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
Jadi anak-anak TUHAN harus senantiasa memanjatkan (menaikan) doa-doanya, termasuk penyembahannya kepada TUHAN – Doa itu pagi untuk sepanjang hari, dan senja untuk sepanjang malam, baik secara pribadi maupun pada saat berjemaah (beribadah bersama-sama) – menaikkan doa untuk semua lapisan, antara lain:
Untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram = Damai sejahtera.
Selain itu supaya banyak orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
Jadi supaya orang juga memperoleh pengetahuan akan kebenaran perlu didoakan.
Jadi saya juga harus mendoakan jemaat supaya selamat. Dan saya perlu juga mendoakan jemaat supaya jemaat memiliki pengetahuan (knowledge) tentang kebenaran yang berasal dari firman Allah yang besar dan mulia itu. Tidak mungkin satu ayat firman disampaikan, lalu cerita sana, cerita sini, ditambah lagi dongeng-dongeng, guyon-guyon, ditambah kesaksian, itu tidak cukup. Tetapi jemaat harus didoakan supaya memiliki pengetahuan (knowledge) yaitu pengetahuan tentang kebenaran yang berasal dari firman Allah. Itulah kegunaan doa yang dipanjatkan baik secara individu, baik secara berjemaah.
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan. Sedangkan ayat 5-6 ini berbicara soal doa penyembahan.
Jadi tingkatan doa:
Doa permohonan.
Doa syafaat.
Doa ucapan syukur
Doa penyembahan (Ayat 5-6)
Kembali kita baca…
Keluaran 30:9
(30:9) Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.
Di atas mezbah jangan ada ukupan yang lain (ukupan asing), artinya; kalau berdoa harus tulus dan murni. Jangan seperti orang Farisi; berdoa tetapi untuk didengar oleh orang lain, mereka menaikan doa di pinggir jalan, di tikungan-tikungan, sehingga setiap orang bisa melihat. Jadi doa yang dinaikan kepada TUHAN itu harus bermotif yang murni; hatinya harus murni dan tulus hatinya, jangan ada ukupan lain (ukupan asing)
CONTOH UKUPAN YANG LAIN (ASING) = ukupan dan kemenyan yang datang dari Babel
Wahyu 18:3 Perikop: Jatuhnya Babel
(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Jadi ukupan kemenyan dari Babel adalah semua bangsa menjadi kaya tetapi oleh karena kelimpahan hawa nafsu yang besar dari Babel, bukan karena kemurahan yang datang dari TUHAN, dan ini adalah puncak penyembahan dari antikris (perempuan Babel).
Tidak salah kaya, tidak salah berhasil, tetapi kiranya itu mengalir dari Sorga dengan cara-cara yang benar; karena memang kita sungguh-sungguh datang kepada TUHAN lewat ibadah-ibadah. Tapi kalau kita berhasil, menjadi orang yang kaya oleh karena kelimpahan hawa nafsu, yaitu sengaja tinggalkan ibadah hanya untuk menjadi kaya itu kelimpahan hawa nafsu, ini adalah ukupan asing; ini kemenyan yang datang dari Babel, ini tidak boleh dalam kehidupan Gereja.
Masih ada lagi ukupan yang datang dari Babel…
Yesaya 1:10 dengan perikop: Bertobat lebih baik dari mempersembahkan korban
(1:10) Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!
Kondisi pemimpin Sodom dan rakyat Gomora (Kejadian 13:10): Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. -- Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. --
Kondisi rohani pemimpin Sodom dan rakyat Gomora suka tempat yang basah, yakni; berkat-berkat yang berkelimpahan, tapi tanpa memiliki rasa takut akan TUHAN = menjadi kaya oleh karena kelimpahan hawa nafsu (Wahyu 18:3), misalnya sengaja tinggalkan ibadah dan kegiatan ibadah dan pelayanan hanya karena bisnis, untuk pekerjaan, untuk kuliah, dan lain sebagainya. Jadi Yesaya 1:10 = Wahyu 18:3.
Yesaya 1:11-13
(1:11) "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. (1:12) Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? (1:13) Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.
Singkat kata, ukupan lain (asing) itulah ukupan dan kemenyan yang datang dari Babel adalah kejijikan bagi TUHAN, bahkan TUHAN tidak tahan melihatnya; sakit hati TUHAN.
Jadi orang yang membawa ukupan asing di tengah-tengah ibadah pelayanan, dan itu dilakukan berkali-kali di hadapan TUHAN = menyalibkan TUHAN berkali-kali.
Lanjut kita melihat ukupan yang datang dari Babel untuk semakin memberi pengertian…
Yohanes 4:20-23
(4:20) Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." (4:21) Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. (4:22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
Sebelum perempuan Samaria bertobat, penyembahannya itu disebut ukupan lain atau ukupan asing, tetapi yang benar: Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Ukupan wangi-wangian yang benar yang harus dipersembahkan kepada TUHAN adalah menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, sebab Allah menghendaki ukupan wangi-wangian semacam ini.
Yohanes 4:24
(4:24) Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Karena Allah itu Roh, maka kita juga harus menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran, tanpa ukupan asing itulah kemenyan dari Babel.
Jadi menyembah itu harus dengan motif yang murni, tidak ada kepentingan lain disitu, karena penyembahan itu = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah, itu sebabnya lewat doa penyembahan kita diserap dalam wujudNya. Kalau sudah diserap dalam wujudNya maka kita tidak peduli ketika manusia lahiriah merosot; kita tidak peduli ketika kita menanggung banyak penderitaan, kita tidak peduli ketika kita memikul salib.
Kemudian dalam penyembahan kita juga tenggelam dan hanyut sepenuhnya dalam kasihNya, berarti kita sudah berada pada kasih Agape, sehingga kita tidak melihat kesalahan orang lain lagi, tidak peduli dengan kejahatan orang lain, tetapi menutupi banyak sekali dosa, itu ukupan wangi-wangian, ini penyembahan yang benar kepada TUHAN. Jadi karena Allah itu Roh, maka kita harus menyembah Allah dalam Roh dan dalam kebenaran, bukan dengan ukupan asing.
Singkat kata, dalam doa penyembahan tidak berlaku:
Keinginan daging.
Hal yang tidak benar, misalnya dusta, tipu dan dosa-dosa.
Nafsu atau kepentingan diri.
Kehormatan dan kebanggaan diri.
Siapapun kita, ketika membawa hidup rendah di kaki salib tersungkur di hadapan takhta Allah, sujud menyembah kepada Dia selama 3-4 jam, tidak perlu ada kebanggaan diri, karena penyembahan itu merupakan ukupan wangi-wangian yang dinantikan TUHAN, kalau kita berbangga diri itu adalah ukupan asing.
Api atau semangat dan kemampuan diri.
Tradisi atau kebiasaan.
Api setan.
Jadi karena Allah itu Roh kita semua harus menyembah Dia dalam Roh dan kebenaran.
Kita kembali untuk membaca…
Keluaran 30:9b
(30:9) Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.
Selain ukupan yang lain, di atas mezbah jangan ada:
Korban bakaran
Korban sajian
Korban curahan.
Artinya untuk kita sekarang adalah; Ketentuan-ketentuan dasar dari hukum Taurat tidak berlaku dalam doa penyembahan.
Mempersembahkan binatang sebagai korban bakaran, mempersembahkan roti sebagai korban sajian, mempersembahkan korban curahan – darah korban binatang dicurahkan – itu adalah ketentuan-ketentuan dasar hukum taurat, sementara ketentuan dasar hukum taurat dalam doa penyembahan tidak boleh berlaku.
Ada lagi ketentuan dasar hukum taurat, antara lain; kejahatan dibalas dengan kejahatan, kemudian kebaikan dibalas dengan kebaikan. Pendeknya, dalam doa seseorang harus mengizinkan Roh Kudus berkuasa dan bekerja di dalam diri kita masing-masing.
Kita sudah melihat itu semua, kiranya hasil tanah Kanaan ini dibawa ke Mesir. Mesir adalah gambaran dari dunia, berarti dunia harus mengenal ibadah yang berada pada tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah) itulah doa penyembahan. Dan kita pun selama di bumi ini kiranya hidup di dalam doa penyembahan sebagai puncak ibadah.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment