KEBAKTIAN PASKAH PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) SESI 1, 29 MEI 2024
Tema: ORANG-ORANG YANG BERSUNAT
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita dimungkinkan untuk beribadah di tengah-tengah Kebaktian Paskah Persekutuan Pengajaran Pembangunan Tabernakel, yang diadakan selama dua hari; hari ini dan besok. Hari ini sebagai sesi pertama dan besok sebagai sesi yang kedua (pagi) dan jam 6 sore adalah sesi terakhir (sesi ketiga); sesi pamungkas.
Doa dan harapan kita, kiranya TUHAN tolong dan memberkati Kebaktian Paskah Persekutuan Pengajaran Pembangunan Tabernakel dari sesi pertama sampai sesi yang terakhir, supaya segala sesuatu tidak menjadi sia-sia, tidak menjadi percuma, tetapi segala sesuatu menjadi korban persembahan yang berkenan di hati TUHAN.
Terimakasih buat kehadiran dari rekan-rekan hamba TUHAN lewat pemberitaan Firman persekutuan yang sama yaitu; kebaktian Paskah PPT yang terakhir di Kabanjahe. Sebetulnya kita bukan rekan atau teman lagi, kalau teman hanya sebatas teman seperjalanan, nanti berhenti di tengah jalan, tidak sampai tujuan/sasaran akhir. Kita semua adalah sahabat-sahabat. Terimakasih buat kehadiran semua sahabat-sahabatku bapa ibu hamba TUHAN (pemimpin sidang jemaat).
Saya tidak lupa untuk menyapa anak-anak TUHAN, mungkin juga hamba-hamba TUHAN yang senantiasa setia tekun mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming; Youtube, Facebook atau media sosial apapun.
Biarlah kiranya damai sejahtera TUHAN ada di tengah-tengah kita, baik yang ada di tengah-tengah ruangan yang sederhana ini (secara tatap muka), maupun yang mengikuti secara online dimanapun berada; dalam dan luar negeri. Doa saya, TUHAN memberkati kita sekaliannya.
Kita kembali untuk mengikuti tema yang sama dari tahun yang lalu (tahun 2023) untuk kali pertama di Berastagi. Lanjut di bulan depannya di tempat ini (Serang), kemudian kembali di Paskah PPT di Tanah Karo - Kabanjahe (April 2024) dan malam ini kembali lagi kita memperhatikan tema yang sama. Walaupun tema ini sama, kiranya ada sesuatu yang TUHAN sampaikan kepada kita sekaliannya, pribadi lepas pribadi.
Tetap berdoa dalam Roh, kita mohon kepada TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu memberi kepastian atau disebut juga iman teguh, sehingga kita kuat tidak mudah goyah dan putus asa.
Di sebelah kanan saya terpampang dengan jelas tema yang ada, yaitu terambil dari Filipi 3:3 yaitu: “ORANG-ORANG YANG BERSUNAT”.
Secepatnya kita membaca Filipi 3:1b-2 dengan perikop: "Kebenaran yang sejati"
(3:1) Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu. (3:2) Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,
Firman Allah yang disampaikan secara berulang-ulang memberi kepastian disebut juga dengan iman teguh, itu berarti kita menjadi kehidupan yang kuat dan tidak mudah goyah terhadap:
Ujian dan cobaan yang terjadi atas muka bumi.
Terhadap hal-hal yang tidak suci yang disebabkan oleh siseteru, antara lain:
Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginan-keinginannya yang jahat.
Dunia dengan arusnya yang memang menghanyutkan dan menenggelamkan hidup gereja TUHAN ke dasar keterpurukan.
Iblis setan disebut juga si pendurhaka, dengan segala tipu dayanya.
Bukti iman teguh: hati-hati terhadap anjing-anjing yakni; pelayan-pelayan (pekerja-pekerja) yang jahat, karena ternyata, mereka adalah penyunat-penyunat palsu.
Filipi 3:3
(3:3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Sesungguhnya, yang disebut sebagai orang-orang yang bersunat adalah:
Beribadah oleh Roh Allah, bukan oleh dorongan daging atau kepentingan daging.
Bermegah dalam Yesus Kristus; bermegah dalam kelemahan, sengsara, penderitaan.
Tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Singkat kata, kita telah menemukan serta mengenali orang-orang yang bersunat dan orang-orang yang tidak bersunat.
Orang-orang yang bersunat 🡪 orang yang memiliki kepastian = iman teguh
Orang-orang yang tidak bersunat 🡪 anjing-anjing.
Mohon maaf, kalau saya sebut anjing-anjing. Kita bukan anjing-anjing, kita adalah hamba-hamba TUHAN yang diurapi.
Tetapi pada ayat 2, terdapat tiga kali kata “HATI-HATI”
Hati-hati = waspada, itu berarti; dibutuhkan perjuangan untuk menghadapi anjing-anjing (penyunat-penyunat palsu) dan pekerjaannya.
Hamba-hamba TUHAN / pemimpin sidang jemaat / malaikat-malaikat TUHAN, tidak boleh lengah, harus hati-hati, berarti; waspada.
Dalam kesempatan ini, kita akan melihat perjuangan Daud di dalam menghadapi anjing-anjing atau penyunat-penyunat palsu. Ini adalah suatu contoh (teladan) yang dapat kita ikuti.
1 Samuel 17:36, 43 dengan perikop: “Daud tiba di medan pertempuran”
(17:36) Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup." (17:43) Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud.
Goliat dan orang-orang Filistin disebut anjing dan orang-orang yang tidak bersunat.
Kalau bicara tentang anjing, maka tabiat anjing yang mendasar ada 3 (tiga), yaitu:
Menjilat borok artinya; menyukai kelemahan orang lain (Lukas 16:20-21)
Anjing kembali kemuntahannya artinya; kembali kepada dosa masa lalu, dosa yang pernah ditinggalkan = mengulangi kembali kesalahan yang sama. (2 Petrus 2:22)
Menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba (Yohanes 10:12)
Akibatnya: domba-domba liar tidak tergembala.
Saudara, ketiga tabiat dari anjing sudah diterangkan ketika Kebaktian Paskah PPT di Tanah Karo - Kabanjahe hari Rabu-Kamis, tanggal 17-18 April 2024.
Tetapi, sesaat kita akan melihat mengenai; LIAR TIDAK TERGEMBALA.
Ayub 39:8-11
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang? (39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya. (39:10) Ia menertawakan keramaian kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring; (39:11) ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.
Praktek liar tidak tergembala:
Ia menertawakan keramaian kota, itu berarti; menganggap enteng ibadah dan pelayanan.
Kalau menganggap enteng ibadah dan pelayanan, berarti ada yang dititik beratkan. Tetapi, apapun yang kita titik beratkan karena menganggap enteng ibadah dan pelayanan, itu adalah berhala, bahkan persundalan (kenajisan percabulan).
Tidak mendengarkan teriak si penggiring, artinya; tidak mendengar suara gembala = tidak dengar-dengaran kepada Firman Penggembalaan.
Sejauh ini, sidang jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, sebagai kawanan domba Allah di bumi ini, telah digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Untuk Ibadah Raya Minggu (Pelita Emas), kita digembalakan oleh KITAB WAHYU.
Untuk Ibadah Pendalaman Alkitab (Meja Roti Sajin), kita digembalakan oleh KITAB MALEAKHI.
Untuk Ibadah Doa Penyembahan (Mezbah Dupa), kita digembalakan oleh SURAT YUDAS.
Untuk Ibadah Kaum Muda Remaja, kita digembalakan oleh STUDY YUSUF.
Kalau Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel yang menggembalakan kita, maka kita semua akan dituntun dan dibawa masuk sampai ke Yerusalem baru.
Jadi, kemana saja kita dibawa; ikuti saja. Jangan ikuti suara yang lain supaya jangan sesat di jalan.
Menjelajah gunung-gunung padang rumputnya artinya; beribadah di sembarang tempat peribadatan / semua tempat peribadatan dimasuki. Alasannya; mencari rumput hijau.
Tidak sedikit orang Kristen tinggalkan kandang penggembalaan lalu lari ke tempat-tempat yang lain, dengan alasan mencari rumput hijau (Firman). Memang betul di sana juga ada Firman, tetapi itu namanya liar, sudah meninggalkan tempat pembaringan (kandang penggembalaan).
Jadi, setiap kawanan domba ada tempat pembaringannya, maka, domba-domba harus berbaring di tempat pembaringannya (Kidung Agung 1:7).
Tempat bagi domba yang tidak tergembala:
YANG PERTAMA: Tanah dataran.
Arti rohaninya; mengandalkan manusia dan kekuatannya.
Ulangan 11:10
(11:10) Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.
Tanah Mesir adalah tanah dataran, seakan-akan kebun sayur.
Maksud kebun sayur; setelah ditabur dengan benih, selanjutnya harus diairi dengan jerih payah.
Itu berarti, seseorang harus mengandalkan manusia dan kekuatannya. Inilah tanah dataran, tempat bagi mereka yang tidak tergembala dengan sungguh-sungguh.
Berbeda dengan tanah perjanjian (tanah Kanaan) -- bergunung dan berlembah -- hidup dari kemurahan TUHAN (Ulangan 11:11). Sebab, tidak mungkin kita menanam anggur di atas gunung, lalu kita turun ambil air ke lembah untuk mengairi kebun anggur tersebut, itu tidak mungkin.
Kalau tinggal di kebun anggur Allah yang bersifat bergunung dan berlembah; kita hidup di dalam kemurahan TUHAN, yang mendapat air sebanyak hujan turun dari langit.
Dalam doa saya berharap kepada TUHAN, fellowship kita, kebaktian paskah PPT sesi pertama sampai sesi terakhir, biarlah itu bagaikan kita berada di kebun anggur Allah. Kandang penggembalaan yang kita layani, pos pelayanan dimanapun kita berada, biarlah kiranya itu menjadi kebun anggur Allah, bagaikan bergunung dan berlembah, mendapat kemurahan dari TUHAN, sebanyak hujan yang turun dari langit (tidak lagi mengandalkan kekuatan). Dan ini adalah pengalaman kita semua, dan juga saya sendiri.
Jumlah kami tidak seberapa, sedikit saja. Kami harus sewa gedung ini, kurang lebih Rp 25.000.0000 selama satu tahun, lalu kami pakai tempat ini hanya tiga jam saja. Kemudian, peralatannya harus dibongkar pasang, karena yang menggunakan gedung ini ada empat gereja. Tetapi kami tidak bersungut-sungut, kami berterimakasih kepada TUHAN, saya anggap ini suatu kebun anggur yang sifatnya bergunung dan berlembah; dipelihara oleh TUHAN sesuai dengan Ulangan 11:12.
Lewat kebaktian Ibadah Raya Minggu, kita digembalakan oleh KITAB WAHYU, terkait dengan rahasia Babel. Rahasia Babel arahnya kepada antikris, dan hanya bisa dikalahkan oleh rahasia Kristus.
Ada 2 (dua) rahasia besar di dalam Kristus:
Rahasia nikah.
Rahasia ibadah.
Lewat rahasia ibadah ini, sidang jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon, betul-betul menikmati hujan awal dan hujan akhir.
Kegerakan hujan awal kita percaya, bertobat, dibaptis air dan dipenuhkan Roh Kudus, klimaksnya tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Tetapi tidak berhenti sampai di situ, kita harus menikmati kegerakan hujan akhir.
Yang paling akhir TUHAN menampakkan dirinya kepada rasul Paulus, gambaran dari rasul-rasul hujan akhir. TUHAN mengangkat rasul Paulus ke tingkat yang ketiga lalu dia menerima penglihatan dan penyataan.
Tingkat ketiga kalau dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel terkena kepada Ruangan Maha Suci.
Kita harus tahu dimana tempat domba yang liar tidak tergembala, yang pertama adalah tanah dataran.
Yeremia 17:5
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Orang terkutuk adalah..
Orang yang mengandalkan manusia.
Orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri.
Orang yang hatinya menjauh dari TUHAN.
Orang semacam inilah yang berada di tanah dataran.
Tempat bagi domba yang tidak tergembala:
YANG KEDUA: Padang masin.
Kita lihat arti rohani padang masin….
Yeremia 17:6
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Padang masin yang tidak berpenduduk adalah satu kehidupan yang tidak pernah mengalami datangnya keadaan baik (tidak pernah mendapat pemulihan), persis seperti semak bulus di tanah angus (gersang dan tandus), tidak mendapat apa-apa.
Itulah sedikit mengenai domba yang tidak tergembala (liar).
Sekarang kita melihat: ORANG YANG TIDAK BERSUNAT
Orang yang tidak bersunat = kulit khatan belum dikerat, belum diputus.
Kita awali dari…
Ulangan 10:16
(10:16) Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.
Tidak bersunat disebut dengan orang yang tegar tengkuk.
Yesaya 48:4
(48:4) Oleh karena Aku tahu, bahwa engkau tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu,
Tegar tengkuk berarti; keras kepala dan berkepala batu.
Tanda keras kepala/berkepala batu/keras hati.
Yesaya 6:9-10
(6:9) Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! (6:10) Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh."
Punya telinga, tetapi tidak dengar-dengaran = tidak mengerti.
Punya mata, tetapi tidak melihat hasilnya; tidak tanggap.
Banyak orang Kristen punya mata tetapi tidak melihat. Tetapi dalam doa saya berharap kepada TUHAN, kiranya jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon yang sederhana dan kecil ini, betul-betul mata yang diberkati oleh TUHAN. Kita melihat di depan mata ada pekerjaan TUHAN, jangan pura-pura tidak melihat.
Inilah tanda keras hati/berkepala batu/keras kepala; tegar tengkuk.
Kalau mungkin dulu kita tegar tengkuk, keras hati, keras kepala, berkepala batu, kiranya lewat kebaktian paskah PPT sesi pertama ini, sidang jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon, bahkan kita semua (saya sendiri), tidak lagi menjadi suatu kehidupan yang berkepala batu, sebab itu tanda orang yang tidak bersunat.
Orang yang keras hati tidak pernah tersentuh dengan Firman Allah yang disampaikan.
Tidak tersentuh (tidak mendapatkan lawatan TUHAN) = tidak merasakan uluran tangan TUHAN, sementara uluran tangan TUHAN adalah belas kasih TUHAN, kemurahan TUHAN bagi kita sekaliannya.
Kalau seseorang tidak mendapat kemurahan TUHAN, uluran tangan TUHAN, lawatan TUHAN: tidak pernah sembuh, tidak pernah mengalami pemulihan.
Inilah keadaan orang yang tidak bersunat, itulah Goliat dan orang-orang Filistin; tidak akan pernah sembuh -- tidak mengalami pemulihan. Jadi, riskan sekali bagi satu kehidupan yang tidak bersunat seperti Goliat dan orang Filistin ini.
Siapapun yang sakit diantara kita, entah itu maag, ambeien, gula, vertigo, darah tinggi, darah rendah, asal saja mau menghargai Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, dengan segala kerendahan di hati, pasti sembuh, terjadi penyunatan malam ini. Kita pulang dalam keadaan sembuh, pulang dalam keadaan tersunat dengan baik.
Lebih rinci…
Kisah Para Rasul 7:51
(7:51) Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.
Keras kepala/berkepala batu adalah orang yang tidak bersunat hati dan tidak bersunat telinga.
Tidak bersunat hati = tidak taat.
Tidak bersunat telinga = tidak dengar-dengaran.
Sikap orang yang tidak taat dan tidak dengar-dengaran: selalu menentang Roh Kudus, Roh Allah yang suci.
Itulah orang yang tidak bersunat hati, tidak bersunat telinga, berkepala batu.
Gerakan kita di tengah ibadah pelayanan, termasuk kebaktian paskah PPT malam ini dan selanjutnya besok, kiranya senantiasa mengikuti geraknya Roh Kudus. Kita senantiasa dihanyutkan oleh arus dari Roh Allah yang luar biasa itu. Dan biarlah itu terjadi, karena kita adalah orang-orang yang bersunat.
Menentang Roh kudus adalah dosa warisan (dosa turunan). Kalau saya melihat anak saya menentang, saya berkata: “sayalah ini TUHAN, ampunilah saya ini”. Kalau saya melihat jemaat liar tidak tergembala, menentang gembalanya, saya berkata: “oh TUHAN, sayalah ini nomor satu yang menentang Engkau TUHAN”, sebab itu diizinkan jemaat dan anak bisa menentang, karena mentang Roh Kudus adalah dosa warisan (dosa turunan). Kita saling mendoakan ya saudaraku, supaya kuat dan teguh hati tidak goyah terhadap apapun yang terjadi.
Singkat kata, kehidupan yang tidak bersunat dengan lain kata; keras kepala, kepala batu atau tidak sunat hati dan tidak sunat telinga seperti Goliat, selalu saja menentang Roh Allah yang kudus.
Sebagai bukti, kita kembali memperhatikan…
1 Samuel 17:1-4 dengan perikop: "Goliat menantang tentara Israel"
(17:1) Orang Filistin mengumpulkan tentaranya untuk berperang; mereka berkumpul di Sokho yang di tanah Yehuda dan berkemah antara Sokho dan Azeka di Efes-Damim. (17:2) Saul dan orang-orang Israel juga berkumpul dan berkemah di Lembah Tarbantin; mereka mengatur barisan perangnya berhadapan dengan orang Filistin. (17:3) Orang Filistin berdiri di bukit sebelah sini dan orang Israel berdiri di bukit sebelah sana, dan lembah ada di antara mereka. (17:4) Lalu tampillah keluar seorang pendekar dari tentara orang Filistin. Namanya Goliat, dari Gat. Tingginya enam hasta sejengkal.
Inti dari apa yang sudah kita baca adalah bangsa Israel / tentara Israel (barisan Roh Kudus) berperang melawan Filistin (barisan kulit khatan). Itu berarti Filistin adalah musuh bangsa Israel. Orang yang tidak bersunat harus diperangi oleh barisan tentara Israel (barisan Roh Kudus).
Kemudian, dari tengah-tengah musuh Israel (Filistin) tampillah; Goliat. Tingginya enam hasta sejengkal.
1 hasta kurang lebih 45 cm. Berarti, tinggi Goliat kurang lebih 3 meter.
Saudara bisa bayangkan, menghadapi musuh setinggi 3 meter? Jangan dengan kekuatan full, dengan hembusan nafasnya saja kita sudah tertiup.
Pendeknya, musuh yang terbesar adalah daging dengan segala keinginan-keinginannya yang jahat, itulah Goliat, bukan Filistin yang adalah gambaran setan. Filistin memang adalah musuh, tetapi dari tengah-tengah musuh itu tampillah Goliat yang tingginya kurang lebih 3 meter.
Sekarang, saya akan ajak saudara untuk membuktikan bahwasanya daging adalah musuh terbesar.
1 Samuel 17:5-7
(17:5) Ketopong tembaga ada di kepalanya, dan ia memakai baju zirah yang bersisik; berat baju zirah ini lima ribu syikal tembaga. (17:6) Dia memakai penutup kaki dari tembaga, dan di bahunya ia memanggul lembing tembaga. (17:7) Gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun, dan mata tombaknya itu enam ratus syikal besi beratnya. Dan seorang pembawa perisai berjalan di depannya.
Goliat dilengkapi dengan perlengkapan senjata perang, antara lain:
Ketopong tembaga di kepala.
Ketopong yang kita miliki sekarang lebih dari pada ketopong tembaga, yakni; biarlah kiranya seluruh alam pemikiran kita menaruh harap kepada TUHAN.
Memakai baju zirah bersisik, beratnya lima ribu syikal tembaga.
Memakai pelindung kaki dari tembaga.
Memanggul lembing tembaga di bahu.
Tombak di tangan dengan rincian:
Gagang tombak seperti pesa tukang tenun, berarti besar dan kokoh, tidak dapat dipatahkan oleh siapapun.
Mata tombaknya dari besi 600 syikal beratnya.
Seorang pembawa perisai berjalan di depannya.
Sebenarnya, kalau bicara soal perisai, itu bicara soal iman. Tetapi, berbanding terbalik dengan Goliat, sebab seorang pembawa perisai berjalan di depannya, berarti; iman dengan hidupnya terpisah.
Sementara, iman dan hidup kita sudah harus bersatu, bahkan iman dan perbuatan harus sepasang, iman dan perbuatan tidak mungkin terpisahkan sebagaimana dalam Yakobus 2:18.
Dari sini kita dapat melihat, Goliat nampaknya tinggi besar tetapi sebetulnya, tidak ada apa-apanya, karena iman dan perbuatannya terpisah. Joli (pasangan) dari iman adalah perbuatan. Kalau hanya iman, setan juga beriman, bahkan gemetar tetapi setan tidak bisa pikul salib, tidak ada perbuatan yang berdarah-darah di dalam dirinya (Yakobus 2:19). Kalau hanya daging besar saja ikut TUHAN, tidak ada artinya saudaraku.
Pendeknya, selain tinggi dan besar, Goliat juga dilengkapi dengan perlengkapan senjata perang. Tetapi sebetulnya tidak mempunyai kekuatan dan ketahanan, karena iman dan perbuatan terpisah, dia dengan yang memegang perisai terpisah. Orang yang tidak ada iman bagaimana dapat bertahan menghadapi ujian yang semakin hari semakin mencekam, semakin hari ibadah dan pelayanan semakin terbatasi?
Kembali saya sampaikan: selain tinggi besar, Goliat diperlengkapi dengan perlengkapan senjata perang, itu berarti musuh terbesar adalah daging bukan setan. Kalau tidak ada perasaan dengan setan tidak ada apa-apanya.
Secara manusiawi nampaknya daging mustahil dapat dikalahkan, tetapi lihat…
1 Samuel 17:8-10
(17:8) Ia berdiri dan berseru kepada barisan Israel, katanya kepada mereka: "Mengapa kamu keluar untuk mengatur barisan perangmu? Bukankah aku seorang Filistin dan kamu adalah hamba Saul? Pilihlah bagimu seorang, dan biarlah ia turun mendapatkan daku. (17:9) Jika ia dapat berperang melawan aku dan mengalahkan aku, maka kami akan menjadi hambamu; tetapi jika aku dapat mengungguli dia dan mengalahkannya, maka kamu akan menjadi hamba kami dan takluk kepada kami." (17:10) Pula kata orang Filistin itu: "Aku menantang hari ini barisan Israel; berikanlah kepadaku seorang, supaya kami berperang seorang lawan seorang."
Goliat (orang yang tidak bersunat) menantang seorang dari antara barisan tentara Israel, sehingga peperangan antara orang Israel dengan Filistin bentuknya menjadi satu lawan satu.
Jadi jelas, orang yang keras kepala, berkepala batu (tidak bersunat telinga dan bersunat hati), selalu saja menentang Roh Kudus dan barisannya. Yakub berganti nama menjadi Israel. Yakub artinya; Roh El-Kudus.
Pendeknya, Goliat menentang Roh Kudus, yakni; orang-orang yang diurapi oleh TUHAN.
1 Samuel 17:11
(17:11) Ketika Saul dan segenap orang Israel mendengar perkataan orang Filistin itu, maka cemaslah hati mereka dan sangat ketakutan.
Kehidupan yang diurapi harusnya percaya diri melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN. Tetapi hamba TUHAN disebut juga tentara TUHAN (barisan perang TUHAN), artinya; tidak ada ketakutan, kecemasan dan kekuatiran di dalam hal apapun. Melayani di desa, di kota, di gunung, di lembah, tidak ada rasa takut.
Tetapi, setelah kita membaca, ternyata Saul dan segenap orang Israel merasa ketakutan mendengarkan tantangan dari Goliat ini, jadi tidak masuk akal.
Saudara, tingkat ketakutan bangsa Israel berada pada level: CEMASLAH HATI.
Memang tidak dipungkiri, saya juga sering mengalami kecemasan. Oh TUHAN, bagaimana nanti bentuk pelayanan dari PPT ini TUHAN? Saya harus akui dan minta ampun kepada TUHAN.
TUHAN lihat sidang jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon ini kecil dan sederhana, tetapi TUHAN berikan sarana (kereta api) itulah PPT yang sudah disahkan oleh negara, legal standing dan SKnya jelas, masakan kami tidak kerjakan PPT ini? Saya hanya terus berdoa; “tolong kami TUHAN, kuatkan”. Saya tidak pungkiri, Goliat ini pengaruhnya terlalu besar, ampuni kalau ini sebuah dosa besar.
1 Samuel 17:16, 23 dengan perikop: "Daud tiba di medan pertempuran"
(17:16) Orang Filistin itu maju mendekat pada pagi hari dan pada petang hari. Demikianlah ia tampil ke depan empat puluh hari lamanya. (17:23) Sedang ia berbicara dengan mereka, tampillah maju pendekar itu. Namanya Goliat, orang Filistin dari Gat, dari barisan orang Filistin. Ia mengucapkan kata-kata yang tadi juga, dan Daud mendengarnya.
Setiap pagi dan petang hari, Goliat keluar dari barisannya untuk menantang pasukan Israel (barisan Roh Kudus); satu lawan satu. Hal itu berlangsung sudah empat puluh hari lamanya, sampai dengan tampilnya Daud di medan peperangan. Bayangkan, empat puluh hari umat Israel/tentara Israel/tentara Roh Kudus empot-empotan -- ditakut-takuti-- gara-gara si kulit khatan (daging besar), musuh dalam selimut.
1 Samuel 17:24
(17:24) Ketika semua orang Israel melihat orang itu, larilah mereka dari padanya dengan sangat ketakutan.
Mendengar tantangan Goliat yang berikutnya, maka Saul dan segenap orang Israel sangat ketakutan.
Tingkat ketakutan mereka sudah berada pada level: MELARIKAN DIRI DARI GOLIAT, dengan lain kata; lari dari tantangan daging. Beginilah keadaan kalau belum putus dari kulit khatan.
Pendeknya, puncak dari ketakutan orang Israel adalah kalah sebelum berperang (berjuang) = menyerah kepada keadaan, menyerah kepada pikiran dan kehendak/keinginan daging yang sontoloyo ini, bukan menyerah kepada kehendak TUHAN. Kalau cemas hati, itu level pertama, tetapi, kalau sudah lari dari Goliat, inilah puncak ketakutan.
Rasa takut kita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan sudah sampai di level mana, level cemaslah hati atau sudah kalah sebelum berperang? Tetapi puji TUHAN, sampai hari ini kita masih diberi kesempatan untuk berjuang, khususnya untuk menyelenggarakan paskah PPT selama dua hari.
Kembali saya tandaskan, daging adalah musuh yang terbesar, bukan Filistin (setan). Dan lucunya daging tinggal bersama-sama dengan kita, sehingga daging menjadi musuh dalam selimut.
Jadi, perkara ibadah jangan dininabobokan, harus tekun dalam tiga macam ibadah, terus dalam kegiatan Roh, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, kita harus berdarah-darah. Dan hal ini juga untuk saya sendiri, dan saya berjuang untuk hal itu.
Daging jangan dininabobokan, jangan dielus-elus, harus betul-betul ada dalam tanda pemisahan. TUHAN datang untuk mengadakan pemisahan (Matius 10:35-36).
Isteri harus lebih mengasihi TUHAN dari suami.
Suami harus lebih mengasihi TUHAN dari pada isteri.
Kita lihat dulu, apakah benar rasa takut orang Israel ini bukan saja pada level pertama tetapi sudah berada level puncaknya (menyerah sebelum berperang)?
Keluaran 19:4
(19:4) Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.
Dua tangan TUHAN, dua kepak sayap rajawali menopang kita semua sampai hari ini bukan? Supaya kita bebas dari Mesir dan perbudakannya.
Keluaran 19:5-6
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. (19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Dalam pengakuan TUHAN yang jujur kepada Musa, ternyata Israel adalah:
Bangsa yang terpilih = imamat rajani
Bangsa yang kudus = milik kepunyaan Allah sendiri
Itu berarti, bangsa Israel adalah orang yang diurapi, sehingga TUHAN ada dipihak bangsa Israel, maka Israel tidaklah perlu takut, apalagi berada pada puncak ketakutan yaitu; melarikan diri dari musuh dalam selimut, dengan lain kata; menyerah kepada kehendak daging, itu sudah tidak pas, tidak masuk akal, kalau kita mengacu pada pengakuan TUHAN yang jujur ini.
Lebih terang lagi mengenai keadaan yang diurapi, disampaikan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Roma.
Roma 8:31-32 dengan perikop: "Keyakinan iman"
(8:31) Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (8:32) Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Jika Allah dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Jawabanya: tidak ada.
Alasannya: TUHAN telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal untuk mengaruniakan segala sesuatu termasuk kemenangan.
Jadi, kemenangan itu lewat pengalaman Yesus di dalam tanda menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib, hari ketiga bangkit.
Roma 8:33-34
(8:33) Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? (8:34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Siapakah yang menggugat orang pilihan Allah? Jawabanya: tidak ada.
Alasannya: Allah yang membenarkan orang-orang pilihan Allah.
Singkat kata, yang menjadi pembela bagi orang-orang pilihan Allah adalah Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit pada hari ketiga, lalu sekarang dipermuliakan. Sebagai bukti; sekarang duduk disebelah kanan Allah.
Pendeknya, Yesus adalah pribadi yang berkemenangan, sebab maut telah dikalahkan; Dialah yang menjadi pembela.
Jadi, yang menjadi pembela kepada barisan yang diurapi adalah Pribadi yang telah mengalahkan maut dengan lain kata sudah memiliki pengalaman di dalam hal mengalahkan maut. Musuh yang terakhir adalah maut. Kenapa kita tidak percaya kepada orang yang sudah memiliki pengalaman hebat, pengalaman yang dahsyat?
Pengalaman manusia saja kadang-kadang kita baca, padahal di Alkitab sederhana saja, tetapi kita tidak mau mengakuinya, lebih mengakui tulisan-tulisan yang lain.
Jadi ternyata, sungguh mengerikan keadaan orang yang tidak bersunat ini, bisa mempengaruhi bahkan menakut-nakuti orang yang diurapi. Padahal tadi kita sudah melihat, sebetulnya, Goliat itu tidak ada apa-apanya, dia dengan pembawa perisai berpisah. Dari situ saja kita sudah lihat tidak ada apa-apanya, kalau kita memaknai, mengkaji dengan baik Firman TUHAN.
Ciri-ciri berada pada puncak ketakutan.
1 Samuel 17:25
(17:25) Berkatalah orang-orang Israel itu: "Sudahkah kamu lihat orang yang maju itu? Sesungguhnya ia maju untuk mencemoohkan orang Israel! Orang yang mengalahkan dia akan dianugerahi raja kekayaan yang besar, raja akan memberikan anaknya yang perempuan kepadanya dan kaum keluarganya akan dibebaskannya dari pajak di Israel."
DARI SISI ORANG ISRAEL, dibagi menjadi 2 (dua) bagian:
Bangsa Israel berkata: Sesungguhnya ia maju untuk mencemoohkan orang Israel!
Kalau bisa menyampaikan apa yang menjadi misi dari Goliat, itu berarti orang Israel tahu bahwa Goliat telah merendahkan bangsa yang terpilih (imamat rajani).
Jadi, si kulit khatan, musuh besar itulah Goliat sudah merendahkan tentara Israel (orang-orang yang diurapi) dan hal ini diceritakan bangsa Israel kepada Daud.
Padahal, kalau kita adakan study banding dengan apa yang TUHAN kerjakan dalam Wahyu 1:6, Wahyu 5:10 sesungguhnya, imamat rajani kedudukannya sangat tinggi dan istimewa, sangat dimuliakan oleh TUHAN. Tetapi kenyataannya, Israel justru melarikan diri dari Goliat, tidak masuk akal.
Perlu untuk diketahui:
Meninggalkan tiga macam ibadah pokok,
Meninggalkan imamat rajani atau tanggungjawabnya hanya karena kepentingan daging,
Hal itu sama saja merendahkan ibadah dan pelayanan, merendahkan darah perjanjian = menganggap najis darah perjanjian.
Padahal kita tahu, oleh setetes darah Yesus, bukan saja berkuasa untuk mengampuni, tetapi oleh setetes dari salib, TUHAN percayakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus untuk memperlengkapi orang-orang kudus. TUHANlah yang membawa ibadah dan pelayanan di bumi ini, oleh setetes darah salib.
Ibrani 10:26-27
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. (10:27) Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. (10:28) Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. (10:29) Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?
Ketika berada pada puncak ketakutan, berarti menyerah kepada kehendak daging = menganggap najis darah perjanjian = menghina Roh kasih karunia; ibadah dan pelayanan.
Yang dimaksud “pengetahuan” di sini adalah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Sebab pada..
Ayat 22, di situ ada kata IMAN 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab (Meja Roti Sajian).
Ayat 23, di situ ada kata PENGHARAPAN 🡪 ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu (Pelita Emas).
Ayat 24, di situ ada kata KASIH 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan (Mezbah Dupa).
Jadi, setelah kita memiliki pengetahuan tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok (harus bertanggung jawab atas ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok), tetapi kita lepas hanya karena kepentingan daging = menginjak darah perjanjian = menganggap najis darah perjanjian = menghina Roh kasih karunia.
Sebetulnya, kesalahan ini sudah parah, tetapi faktanya terjadi. Itu sebabnya, setiap kali kalau TUHAN izinkan melayani keluar dalam kunjungan fellowship dimana saja, sedapat mungkin saya segera kembali, sekalipun ada tawaran untuk melayani.
Bangsa Israel berkata kepada Daud: orang yang mengalahkan Goliat akan dianugerahi raja dengan 3 (tiga) hal, yaitu;
Kekayaan besar,
Raja memberikan anak perempuannya,
Dia dan kaum keluarganya dibebaskan dari pajak.
Pendeknya, orang Israel sibuk berbicara hak, tetapi, kewajibannya tidak ditunjukkan.
Saya berharap yang menjadi KSB (Ketua, Sekertaris, Bendahara) baik di daerah maupun di cabang, kabupaten kota; janganlah kita sibuk hanya bicara soal hak, kedudukan, jabatan yang tinggi, tetapi tidak berani menampilkan kewajiban dan tanggungjawab.
Bagaimana jawaban Daud mendengar pernyataan Israel sudah berada pada puncak ketakutan?
1 Samuel 17:26
(17:26) Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?"
Jawaban Daud kepada orang Israel, dibagi menjadi 2 (dua) bagian:
Daud berkata: apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu?
Perkataan ini menunjukkan kepada kita bahwa Goliat tidak dapat berbuat apa-apa, sebab Daud akan mengalahkan Goliat (daging besar). Namun, Daud dapat mengalahkan Goliat, bukan karena tiga hal yang dikatakan oleh orang Israel kepada Daud tadi, ia tidak sibuk berbicara soal hak. Banyak orang bersemangat kalau sudah disodorkan soal hak, tetapi Daud tidak seperti itu.
Daud pasti mengalahkan si kulit khatan, dia pasti mengalahkan musuh terbesar itulah daging (musuh dalam selimut), tetapi bukan karena hak yang harus dia terima.
Untuk mendapatkan jawaban ini, segera kita hubungkan dengan…
Zakharia 4:6
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Daud berkemenangan karena ternyata Daud penuh dengan Roh Kudus (Roh TUHAN berkuasa besar dalam dirinya). Pendeknya, Daud penuh dengan Roh TUHAN.
Ciri menurut Roh TUHAN; merawat dan menghormatinya. Itu sebabnya, beberapa kali Daud berkata termasuk dalam Mazmur 105:5 jangan mengusik orang yang diurapi TUHAN. Yang dibela bukan Saul, tetapi yang Daud rawat adalah Roh TUHAN, yang dihormati Roh TUHAN.
Rawat Roh TUHAN, perhatikan Roh TUHAN, sebab Roh TUHAN memang sensitif sekali, sedikit kita melenceng, Roh TUHAN langsung lepas, tinggalkan kita. kalau Roh TUHAN tinggalkan kita, kita bisa apa? Tidak bisa apa-apa. Betapa pentingnya kita merawat Roh TUHAN sebab Dia lembut, Dia manis.
Jangan main kasar, lembut-lembut saja, sekalipun kita orang Batak, tetapi jangan munafik, jangan pura-pura. Nanti kalau ada maunya; lembut-lembut, tetapi kalau tidak ada maunya, tampil aslinya. Bukan saya bermaksud menggurui, tetapi biasa saja.
Saya juga cukup diberkati dengan persekutuan Korwil 3 dari GPT. Saya adalah satu-satunya yang tidak pernah khotbah di situ. Tetapi, saya selalu catat khotbah yang disampaikan, saya teliti dengan baik sehingga saya diberkati. Saya gunakan catatan dan tidak akan pernah menggunakan handphone, karena saya tidak punya android.
Mulai dari sekarang, sama-samalah kita merawat Roh TUHAN, supaya tetap berkuasa penuh atas kita, dengan lain kata hidup kita betul-betul diaruskan oleh Roh TUHAN.
Zakharia 4:7
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
Kalau hamba TUHAN meninggikan korban Kristus, jemaat berkata; Bagus! Bagus sekali batu itu!"
Itulah tanda bahwa seseorang telah merawat Roh TUHAN dengan baik .
Lihatlah; Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, sehingga sekalipun ada persoalan seperti gunung besar lagi tinggi menjadi rata (tidak ada apa-apanya) dihadapan Zerubabel.
Coba kalau manusia daging, masalah sedikit saja, susah dilewati. Tetapi coba kalau api Roh Kudus berkuasa, – gunung besar rata – tidak ada masalah kecil, tidak ada masalah besar, tidak ada masalah menengah.
Masalah besar dikecilkan, masalah kecil hapuskan, tidak usah dibesar-besarkan, itu tanda pengurapan penuh dalam diri kita masing-masing.
Siapakah orang Filistin yang tidak bersunat itu?
Hal ini menunjukkan bawah Daud adalah orang yang bersunat.
Melebar sedikit, dari sini saja, kalau kita tahu sejarah, pasti kita tahu siapa TUHAN. Yang disebut dengan orang yang bersunat adalah Yahudi Israel, yang lain adalah kafir. Kemudin, kalau dibaca lagi Kejadian sampai Wahyu, kita tahu silsilah. Tetapi sayang, kita tidak diizinkan untuk berdebat, yang TUHAN mau kita menjadi surat Kristus, surat pujian. Sebab hamba TUHAN tidak boleh bertengkar, itu bicara tahbisan.
Filipi 3:3
(3:3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Tanda orang bersunat:
Beribadah oleh Roh Allah, bukan dorongan daging.
Jadi, beribadah jangan karena dorongan daging / kepentingan daging.
Bermegah dalam Kristus Yesus = bermegah dalam kelemahan, penderitaan, kesusahan, tidak bermegah karena mempunyai kelebihan, sebagaimana rasul Paulus bermegah di dalam kelemahan (2 Korintus 12:9).
Tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Kalau ada kelebihan secara lahiriah, puji TUHAN. Kalau memiliki harta, kekayaan yang banyak, puji TUHAN. Punya titel dokter puji TUHAN.
Kelanjutan dari bersunat kita baca…
Filipi 3:4-6
(3:4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (3:5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (3:6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
Kelebihan-kelebihan Rasul Paulus secara lahiriah:
Disunat pada hari kedelapan,
Dari bangsa Israel,
Dari suku Benyamin,
Orang Ibrani asli,
Tentang pendirian terhadap hukum taurat aku orang Farisi,
Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat,
Tentang kebenaran dalam mentaati hukum taurat ia tidak bercacat.
Hal 1-4 = Kelebihan Rasul Paulus dibawa dari lahir = melekat pada dirinya
Hal 5-7 = Kelebihan Rasul Paulus datang dari dirinya sendiri, bukan bawaan lahir atau melekat dalam dirinya.
Tetapi, sekalipun demikian, tujuh perkara yang dia miliki secara lahiriah, lebih dari hamba TUHAN lain.
Jadi kalau ada hamba TUHAN yang bermegah secara lahiriah, Paulus lebih lagi.
Filipi 3:7-8
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Inilah yang disebut sunat Kristus; semuanya sudah ditanggalkan termasuk kulit khatan.
Lahiriah adalah kerugian (sampah)
Kristus adalah keuntungan.
Kolose 2:11
(2:11) Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,
Sunat Kristus adalah penanggalan akan tubuh yang berdosa.
Saya yakin yang lahiriah itu menimbulkan dosa. Itu sebabnya harta, kekayaan, uang yang banyak, pangkat dan jabatan, itu semua otw (on the way) ke neraka. Darah daging tidak memasuki Sorga, tetapi si kulit khatan ini sudah putus, itu yang disebut dengan sunat Kristus.
Inilah makna dari temat kita: ORANG-ORANG YANG BERSUNAT. Kitalah orang-orang yang bersunat.
Dahulu kepala batu, sekarang tidak lagi, dahulu keras hati, sekarang tidak lagi. Mata dan telinga kita sudah diberkati.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment