IBADAH RAYA MINGGU 9 JUNI 2024
KITAB WAHYU PASAL 17
(Wahyu 17:6)\
Seri 1
Subtema: PEREMPUAN BABEL MABUK DARAH ORANG-ORANG KUDUS
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita himpunkan di atas gunung TUHAN, itu artinya; beribadah kepada TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang mengikuti pemberitaan Firman dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, lewat live streaming; Youtube, Facebook dimanapun berada.
Oleh sebab itu, mari kita buka hati dengan lebar-lebar buat pemberitaan Firman Allah, supaya hati kita diisi penuh dengan Firman. Jadikan hidupmu bejana yang berguna untuk TUHAN, maka terlebih dahulu bejana itu diisi oleh Firman TUHAN. Ijinkan damai sejahtera dari Sorga memerintah di hati mu, supaya Firman itu nanti betul-betul berkuasa atas kehidupan kita. Engkau nanti menjadi Meja Roti Sajian terhadap suamimu, isterimu, orang tuamu, anakmu, keluargamu, rekan kerja, tetangga dimanapun berada.
Menjadi Meja Roti Sajian sifatnya tidak sementara, pas lagi senang (diberkati); berbunga-bunga menceritakan Firman baik dalam perkataan dan perbuatan, tetapi saat tertekan, semua menjadi salah. Bukan seperti itu yang TUHAN mau. Yang TUHAN mau; kiranya kita jadi bejana yang sudah diisi seperti Buli-Buli Emas berisi Manna, sifatnya sudah permanen di dalam Tabut Perjanjian.
Tadi, orangtua kami (bunda) sudah bersaksi tentang; bahwa ada bapa-bapa masuk ke suatu ruangan itulah ruangan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, dan ruangan itu separuh gelap, separuh lagi terang dan yang di dalam terang itu adalah Jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon. Tetapi, pada waktu bapa-bapa ini masuk ia menerangkan Firman TUHAN, awalnya, bunda, saat mendengar itu sepertinya benar, tetapi ujung-ujungnya ternyata Firman itu sudah tidak benar. Kemudian, Sartika ada di antara terang dan gelap, lalu dia menertawakan gelap itu, karena pada akhirnya dia berada dalam terang.
Oleh sebab itu, segala sesuatu akan diberitahukan oleh TUHAN, maka, tidak ada artinya kita datang sekedar beribadah tanpa dengan penyerahan diri sungguh-sungguh kepada TUHAN. Karena, kalau kita datang hanya untuk beribadah tanpa mempunyai pengetahuan, maka itu adalah ibadah yang sia-sia, tidak ada artinya.
Banyak juga orang Kristen datang ke satu peribadatan, tetapi tujuannya bukan untuk mencari suatu pengertian bagaimana caranya jalan untuk menuju kerajaan Sorga. Ini adalah suatu kerugian.
Sebab itu, saya sampaikan dengan tandas, dengan kasih yang tulus, bukan untuk menegur yaitu; sungguh-sungguhlah beribadah. Tidak ada artinya berkeras hati, semakin keras hati akan semakin tersakiti oleh pemikiran yang terbatas itu. Tetapi, semakin rendah hati pikul salib, maka, di situ ada suatu kelegaan, sebagaimana yang tertulis dalam Matius 11:28-29: Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Pikullah salib dan belajarlah kepada TUHAN, jangan belajar kepada manusia entah itu suara isteri, suara suami. Kalau kita mau pikul salib dan belajar kepada TUHAN sebagai pribadi yang lemah lembut dan rendah hati, maka tenanglah jiwa.
Jangan lagi ngomel, bawa ragi kemana-mana, tidak tenang itu namanya. Diam saja dan banyak menyembah itu namanya tenang. Jangan jadi ragi dimanapun.
Kita ini sudah digembalakan dengan Firman yang tajam, kalau dengan Firman yang tajam saja seseorang tidak mau berubah, mau kemana lagi dia mencari yang bisa mengubahkan hidupnya?
Perlu untuk diketahui; di setiap tempat peribadatan di situ ada TUHAN, itu tidak dipungkiri. Buktinya apa?
Matius 7:22
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku, berarti; ada TUHAN.
Buktinya: seorang hamba TUHAN melakukan 3 (tiga) perkara ajaib demi nama TUHAN.
Bernubuat demi nama-Mu.
Mengusir setan demi nama-Mu.
Mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu.
Tetapi apa kata TUHAN di hari-hari terakhir?
Matius 7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Ada TUHAN, tetapi TUHAN berkata:
Aku tidak pernah mengenal kamu!
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
Dimana-mana ada TUHAN, di Sumatera (Barat) ada TUHAN, di Papua (Timur) ada TUHAN. Persoalannya, pengajarannya sama tidak? Mengenal tiga macam ibadah pokok atau tidak? Jemaat di ajar tidak sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi (doa penyembahan)? Pengajarannya itu memimpin sidang jemaat menjadi mempelai atau tidak, itulah yang menjadi pokok persoalannya.
Soal TUHAN ada atau tidak ada, itu bukan urusan kita. Tetapi yang pasti adalah; TUHAN ada dimana-mana, di rumah kita ada. Namun, jangan karena kita berkata: “dimana-mana ada TUHAN” lalu kita menolak hal-hal -- barang-barang yang sifatnya suci yang ada di Tabernakel.
Tidak semua hamba TUHAN berani menerangkan ini, karena resikonya; orang kaya dan pejabat akan mundur. Ini adalah pintu sesak atau jalan sempit, mulai dari Pintu Gerbang, kemudian naik lagi ke Pintu Kemah, sudah semakin sempit. Apalagi sampai kepada Pintu Tirai, semakin sempit.
Sementara Alkitab berkata; Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Matius 7:13-14)
Jadi, kenapa jumlah kita memang sedikit? Karena kita diajar untuk melewati jalan yang sempit (pintu sesak). Ini adalah pengertian yang seharusnya kita pelajari.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: dimana-mana ada TUHAN. Tetapi tidak dimana-mana pengajaran semacam ini ada dan diajarkan dalam satu rumah peribadatan.
Secepatnya kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian dari KITAB WAHYU. Setelah sekian lama kita mengikuti penjelasan dari ayat 4-5. Sekarang kita akan masuk pada ayat 6, namun izinkanlah saya terlebih dahulu membaca dari ayat 3.
Wahyu 17:3-6 dengan perikop: "Penghakiman atas Babel".
(17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. (17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. (17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi." (17:6) Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.
Dari penampilan perempuan Babel ini, akhirnya kita mengenal “gereja yang palsu”, antara lain:
Duduk di atas binatang merah ungu = dibawa oleh binatang merah ungu.
Memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan; emas, permata, mutiara.
Di dahinya tertulis nama Babel.
Ibu dari wanita-wanita pelacur, berarti terjadi persundalan atau yang disebut dengan kenajisan percabulan.
Kenajisan percabulan adalah ingin kaya oleh karena hawa nafsu.
Mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus.
Bandingkan dengan “gereja yang benar”
Wahyu 12:1-5 dengan perikop: "Perempuan dan naga"
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. (12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan. (12:3) Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. (12:4) Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. (12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
Dari penampilan tanda besar di langit, itulah mempelai perempuan, akhirnya kita mengenal gereja yang benar:
Dibawa/didukung oleh sayap burung nazar yang besar itulah Roh Kudus dan Firman Allah (Wahyu 12:14).
Memakai pakaian terang yaitu; berselubungkan matahari (Wahyu 12:1)
Memakai nama Allah Tritunggal (Wahyu 14:1)
Menjadi ibu dari Anak Laki-Laki (Wahyu 12:15)
Mabuk oleh darah Kristus (Wahyu 7:14-15)
Inilah perbandingan antara gereja yang palsu dan gereja yang benar.
Oleh sebab itu, saya sebagai suami harus memiliki hikmat, supaya semua diajar dengan benar sehingga kita semua benar-benar dipimpin oleh TUHAN menjadi gereja yang benar. Kalau pemimpinnya tidak benar, tubuhnya juga tidak benar. Ini yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Tetapi kadang, kita tepis kebenaran yang semacam ini dan lebih membawa hati yang panas (uring-uringan) bersungut-sungut karena tidak suka disucikan, dosa dibongkar, kemudian, terlalu berat pergumulan atau korban yang harus dipersembahkan. Semua alasan itu bisa saja, tetapi jangan mau dibodoh-bodohi dengan apapun alasannya. Banyak diam saja, supaya kita terus diisi. Kalau kita banyak bicara, kapan kita diisi? Akhirnya menjadi manusia tong kosong nyaring bunyinya.
Setelah kita melihat study banding yang sangat luar biasa ini (karena kemurahan TUHAN), marilah kita kembali melihat..
Wahyu 17:6
(17:6) Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.
Perempuan Babel mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus.
Sebetulnya pengertiannya ada dua macam, tetapi saya tidak akan menjelaskan keduanya.
Mari kita telusuri soal mabuk oleh darah darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus.
Wahyu 6:9
(6:9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
Pada saat Anak Domba membuka meterai yang kelima, yang terjadi adalah; orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus dibunuh. Sebenarnya, mereka sudah melayani mezbah TUHAN, hanya saja, ibadah atau hidup rohaninya hanya sampai kepada Meja Roti dan Pelita Emas tetapi masih kurang satu alat lagi dalam Ruangan Suci itulah Mezbah Dupa.
Jadi, mengikuti TUHAN; tetap diam dan tenang. Ada ujian bertubi-tubi, dari kiri atau kanan, atau darimana saja; tenang, jangan gelisah supaya jangan mengambil keputusan yang salah. Itulah pentingnya tergembala. Kalau hanya sekedar Ibadah Raya Minggu, tidak mengerti penggembalaan. Kita pun mengerti hal ini, itu karena ada polanya (Tabernakel), andai kata tidak ada pola, gereja TUHAN tidak akan mengerti.
Wahyu 6:10
(6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"
Perempuan Babel mabuk dengan darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus.
Kemudian, mereka berseru kepada TUHAN, untuk meminta suatu keadilan, karena memang benar bahwa mereka mati karena TUHAN, tetapi kurang bijaksana, sebab ibadah mereka belum sampai kepada doa penyembahan. Ini yang disebut mati martir.
Jadi, yang belum sampai kepada doa penyembahan, mungkin karena pengaruh-pengaruh dunia, apalagi yang sudah menerima “jus racikan” yang ketiga, itu berarti namanya sudah terdaftar di situ, sesuai dengan mimpi Zakharia. Maka, kalau memang mati karena leher dipenggal oleh pedang antikris, biarkan saja, itu jauh lebih baik. Tetapi, kalau tidak mau mati karena digorok oleh antikris (mati martir), ikuti Firman Penggembalaan, nanti kawanan domba dalam satu kandang penggembalaan akan dituntun oleh Gembala yang baik sampai kepada dua klimaks yang sangat dihormati dan sangat diharapkan oleh TUHAN Yesus, Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga dari sidang-Nya. Nanti kita akan melihat dua hal yang dinantikan TUHAN itu.
Soal mabuk oleh darah orang-orang kudus, kita baca lebih rinci lagi dalam….
Wahyu 18:23 dengan perikop: "Babel tidak akan bangkit lagi"
(18:23) Dan cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan."
Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi.
Jadi nanti, hikmat dunia yang terkait dengan kecanggihan teknologi yang mutakhir, arahnya kepada antikris. Dan itu tanda bahwa keadaan dunia ini sudah semakin maju.
Kemudian, oleh ilmu sihirmu yaitu; mau diberkati tetapi tidak mau melalui proses salib, sehingga semua bangsa disesatkan.
Wahyu 18:24
(18:24) Dan di dalamnya terdapat darah nabi-nabi dan orang-orang kudus dan darah semua orang, yang dibunuh di bumi.
Di sini kembali kita melihat: Babel mabuk oleh darah orang-orang kudus, yakni; darah nabi-nabi, darah orang-orang kudus dan darah semua orang yang dibunuh di bumi.
Coba saudara bayangkan, orangtua melihat anak digorok, bagaimana perasaan orangtua? Sebaliknya, bagaimana perasaan kalau anak melihat orangtua lehernya digorok, dibunuh oleh perempuan Babel?
Maka, tentu saja malam ini kita berkata; hai jiwa engkau adalah jiwa yang berbahagia, karena jiwamu digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Kita tidak diakal-akali oleh ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan ini, percayalah. Yang mengakali kita itu adalah pikiran dan perasaan manusia daging.
Kembali kita memperhatikan Wahyu 13:5-7. Tetapi pada…
Ayat 1-3 antikris awalnya menyesatkan bangsa-bangas di bumi dengan mujizat kesembuhan, sehingga dunia heran lalu mengikuti binatang itu. Ini adalah akal-akalan dari antikris yang sudah ditunggangi oleh perempuan Babel.
Lalu pada ayat 4 mereka yang tertipu, akhirnya menyembah baik setan maupun binatang yang keluar dari dalam laut itulah antikris, sambil berkata; "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Mereka tidak tahu pada akhirnya nanti perempuan Babel mabuk oleh darah mereka. Oleh sebab itu, mantapkan hati mu, karena TUHAN Yesus Kristus adalah Mempelai Laki-Laki berarti; mantapkan hati untuk Pengajaran Mempelai. Yesus juga rumah TUHAN yang sejati -- Dia Tabernakel, berarti; mantapkan hati mu oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Jangan terganggu oleh karena perasaan-perasaan, supaya kelak hidup rohanimu jangan tertipu, bahkan segenap keluarga. Itu cara perempuan Babel mabuk dengan darah orang-orang kudus.
Jadi, jangan mau tertipu baik oleh karena mujizat kesembuhan tadi, maupun oleh karena gerakan-gerakan yang lain. TUHAN sudah menyatakan hikmat dan hikmat itu ditujukan secara khusus kepada orang yang matang (dewasa rohani), sementara orang yang tidak matang (belum dewasa); tidak peduli terhadap hikmat Allah (tetap saja bodoh).
Wahyu 13:5-7
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga. (13:7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
Babel diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka = mabuk dengan darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus.
Singkat kata, Babel atau antikris akan berkuasa atas setiap suku, umat, bahasa dan bangsa dan itu berlangsung selama 42 bulan lamanya (3½ tahun).
Ini harus kita perhatikan baik-baik, jangan sampai kita menjadi korban karena kita tidak bisa menahan perasaan ini. Hati-hati, pokoknya saya sudah ingatkan. Itu tanda bahwa saya mengasihi sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah.
Lebih rinci terkait dengan mabuk oleh darah orang-orang kudus…
Yeremia 51:49
(51:49) Babel akan jatuh oleh karena orang-orang yang mati terbunuh di antara Israel sama seperti jatuhnya orang-orang yang mati terbunuh di seluruh bumi oleh karena Babel.
Pada awalnya Babel mabuk darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus dan itu berlangsung selama 3½ tahun. Namun pada akhirnya, Babel akan jatuh, berarti; menerima hukuman atau pembalasan TUHAN.
Jangan sampai kita abaikan ini, waktunya sudah singkat (tidak lama lagi), tidak ada waktu untuk bersungut-sungut. Waktu yang singkat gunakan sebaik-baiknya.
Wahyu 18:21 dengan perikop: Babel tidak akan bangkit lagi”
(18:21) Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.
Babel pada akhirnya akan dilemparkan keras ke bawah sehingga tidak ditemukan lagi = binasa.
Ini adalah penghukuman TUHAN sebagai pembalasan kepada perempuan Babel yang telah membunuh orang-orang kudus dan saksi-saksi TUHAN. Sebagaimana batu kilangan yang besar dilemparkan ke dalam lautan, tidak akan muncul lagi ke permukaan, demikian juga nanti perempuan Babel (gereja palsu), tidak akan muncul lagi ke permukaan, berarti; binasan untuk selama-lamanya.
Ayat referensi yang lain: pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali (2 Tesalonika 2:8).
Ini harus menjadi perhatian kita, selagi masih ada kesempatan walaupun waktunya sangat sempit. Istilah lain; perjalan rohani gereja di akhir zaman sudah berada pada mil-mil yang terakhir. Kalau dikaitkan dengan waktu sudah berada di menit-menit terakhir.
Jadi perhatikanlah dengan baik, sebab perubahan hidup tidak seperti membalikkan telapak tangan. Belum tentu seseorang bisa berubah dalam jangka dua tahun ke depan (sampai tahun 2027). Oleh sebab itu, dengan tandas saya ingatkan kembali; sungguh-sungguh -- perhatikan baik-baik, dimulai dari kepala (suami), jadi pemimpin yang baik, harus punya sikap yang tegas, jangan mau dibodoh-bodohi perasaan daging.
Wahyu 18:22
(18:22) Dan suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalammu, dan seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu, dan suara kilangan tidak akan kedengaran lagi di dalammu.
Perempuan Babel tidak diberi kesempatan untuk bertobat (tidak bangkit lagi selama-lamanya) = binasa.
Dengan bukti, di dalam perempuan Babel itu tidak terdapat lagi 3 (tiga) hal:
Bunyi pemain kecapi 🡪 doa penyembahan.
Ayat referensi; Wahyu 14:1-3, Wahyu 5:8-9.
Tidak terdengar lagi bunyi penyanyi-penyanyi, peniup-peniup seruling dan sangkakala, termasuk suara kilangan 🡪 Firman Allah tidak disuarakan lagi.
Selagi masih ada kesempatan untuk mendengar Firman yang disuarakan/disampaikan; perhatikan baik-baik, itu berarti masih ada tanda pertobatan. Tetapi kalau Firman Allah tidak lagi diperdengarkan, dengan kata lain tidak suka dengar Firman, maka, sampai kapanpun orang semacam ini tidak akan pernah bertobat dan orang semacam ini tidak diberi kesempatan untuk dipulihkan baik hidupnya, nikah dan rumah tangga serta segala sesuatunya.
Sebab itu, sidang jemaat juga jangan berhenti mendoakan saya supaya jangan berubah pikiran. Kadang-kadang, pengaruh-pengaruh daging ini besar -- bagaimana TUHAN supaya banyak orang mengenal Pengajaran Mempelai? Atau ibadah hanya sibuk dengan mujizat dari awal sampai akhir, sibuk dengan kepenuhan Roh Kudus dari awal sampai akhir, tetapi Pengajaran salib diabaikan, sebetulnya ini adalah penipuan besar-besaran, tetapi banyak gereja yang tidak memahami hal ini. Pertanyaannya; ada TUHAN di situ? Jawabnya; ada. Tetapi, kalau diukur dengan pola kerajaan Sorga (Tabernakel); tidak memenuhi syarat.
Seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian, tidak akan ditemukan di dalamnya.
Seorang penolong yang lain 🡪 Roh Allah yang suci tidak ada lagi di dalamnya.
Perlu untuk diketahui:
Kehidupan kita menjadi kehidupan yang berseni, berbudaya, menjadi satu kehidupan yang begitu indah dan menarik, bagaikan lukisan yang begitu indah, itu jelas karena ada Seorang Penolong yang lain.
Ibadah kita menjadi indah dan menarik dihadapan TUHAN, itu seni. Imam-imam melayani TUHAN dengan kesungguhan dan kerendahan hatinya, itu seni (keindahan) di mata TUHAN.
Tetapi, kalau dia mengabaikan Penolong yang lain di tengah ibadah dan pelayanan, pasti, ibadahnya tidak lagi punya seni, pelayanannya tidak punya seni, tidak punya estetika dan attitude.
Oleh sebab itu, Seorang Penolong yang lain harus dirawat dengan sungguh-sungguh. Jangan selalu dengar suara daging isteri atau suami atau orangtua atau anak, kemudian tiba-tiba berubah, tinggalkan Firman Allah, tinggalkan penyembahan, tinggalkan Roh Allah, dimana seni budaya mu dihadapan TUHAN?
Saya mudah sekali melihat wajah yang sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada TUHAN. Minyak dalam wajah itu tidak bisa habis, sinarnya itu terus terang benderang, biarpun dia kulit hitam. Tetapi sebaliknya, biar dia kulit putih, kalau tidak ada urapan, tidak ada Firman; meredup tidak bersinar.
Jadi, tanda gereja palsu tidak bangkit lagi; ketiga hal tersebut sudah ditolak, tidak terdengar lagi di dalamnya. Tetapi kita masih dengan tulus membuka hati menerima tiga perkara tersebut;
Bunyi Firman diperdengarkan, kita dengarkan.
Penolong yang lain supaya kita memiliki seni budaya dan satu kehidupan yang indah baik dalam ibadah maupun pelayanan kita; tidak kita tolak.
Teramat lebih penyembahan; tidak kita tolak.
Gunakan penyembahanmu di hari-hari terakhir ini. Dalam kesempatan ibadah pemuda remaja tadi malam, sudah diajarkan, yakni; penyembahan itu…
Pagi untuk sepanjang hari
Senja untuk sepanjang malam.
Puncak gelap malam adalah antikris berkuasa atas seantero dunia, sebab itu kita harus berjaga-jaga lewat penyembahan, bukan dengan pengetahuan, kekuatan dan kemampuan, uang yang banyak, kedudukan, jabatan dan pangkat yang tinggi -- itulah namanya berjaga-jaga satu jam.
Pengertian ini kita dapat karena ada pola Tabernakel. Tidak mungkin kita paham ini tanpa pola Tabernakel.
Wahyu 18:23
(18:23) Dan cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan."
Pada ayat ini kita menemukan kalimat; dan cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu.
Itu berarti; perempuan Babel sudah berada pada kegelapan paling gelap = TUHAN mengambil Kaki Dian.
Mata itu Pelita Emas. Biar sudah punya mata tetapi tidak melihat, itu adalah kegelapan yang paling gelap.
Kemudian, dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi di dalammu.
Kalau Roh Mempelai itu berkuasa di dalam kehidupan kita, maka, suara mempelai itu ada baik dalam perkataan maupun perbuatan, itu akan terdengar. Dan Roh Mempelai itu sifatnya mempersatukan; dua menjadi satu (sepasang).
Pendeknya, perkara-perkara yang sifatnya menyatukan tidak ditemukan lagi di situ.
Maka, lihatlah gereja-gereja TUHAN di akhir zaman ini, sangking membeludaknya, pulangpun tidak kenal satu dengan yang lain. Ada kesaksian anak TUHAN di Cilegon, di suatu malam dia bicara kepada saya, katanya; saya bergereja di satu tempat; mall di Jakarta. Pemimpin pujian berkata; mari kita puji TUHAN, mari kita buka hati untuk menyembah TUHAN, amin saudara? Kita bergandengan tangan. Tetapi, pulang dari mall tempat mereka beribadah, saat satu lif dengan jemaatnya, mereka tidak sapa menyapa, itu sudah gelap gulita juga saudaraku, itu bukan roh pemersatu, bukan roh mempelai laki-laki dan roh mempelai perempuan. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Sampai akhirnya, kalau gelap gulita sudah menguasai perempuan Babel, maka…
Wahyu 16:10 dengan perikop: "Ketujuh malapetaka"
(16:10) Dan malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan,
Takhta binatang (antikris) dan kerajaannya menjadi gelap gulita sebagai penghukuman dari cawan murka Allah yang kelima. Pada saat itu mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan.
Kalau lidah digigit maka tentu tidak ada suara yang keluar dari mulut, berarti; tidak ada lagi penyembahan kepada TUHAN.
Jadi, dalam keadaan gelap gulita tidak ada apa-apa di situ, tidak ada kegiatan (aktivitas) apalagi penyembahan karena lidah sudah tergigit. Sudah sangat jelas sekali bahwa perempuan Babel ini ketika dihukum oleh TUHAN, penghukuman itu betul-betul tidak memberi kesempatan bagi dia untuk bangkit dengan lain kata; kepada gereja palsu tidak diberi kesempatan untuk bangkit.
Penghukuman dari TUHAN ini betul-betul untuk membinasakan perempuan Babel, kenapa? Karena mereka mabuk oleh darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus.
Supaya kita jangan turut binasa seperti yang dikerjakan perempuan Babel (mabuk oleh darah perempuan kudus), maka kita lihat; JALAN KELUAR supaya lepas dari perempuan babel yang mabuk oleh darah penduduk di bumi.
YANG PERTAMA
Yeremia 51:50 dengan perikop: “Hukuman TUHAN atas Babel”
(51:50) Kamu, orang-orang yang terluput dari pedang, pergilah, janganlah berhenti! Ingatlah dari jauh kepada TUHAN dan biarlah Yerusalem timbul lagi dalam hatimu:
Pergilah dan janganlah berhenti = terus melangkah dan berjuang sampai garis akhir hidup perjuangan rohani kita.
Untuk hal ini, ada satu teladan dari seorang hamba TUHAN yang dapat kita teladani, yaitu; Paulus.
2 Timotius 4:3-4 dengan perikop: "Penuhilah panggilan pelayananmu"
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Satu kali nanti orang-orang akan menolak ajaran sehat, mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi kiranya hal itu tidak menimpa kita.
Sebenarnya mereka berpaling dari kebenaran hanya untuk dongeng, alasannya; karena tidak suka disucikan dari dosanya (dosanya dibongkar) sampai akar dosa dicabut. Tetapi, kiranya doa Imam Besar berlaku atas kita, sehingga situasi semacam ini tidak menimpa kita sekaliannya.
2 Timotius 4:5-6
(4:5) Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! (4:6) Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
Situasi garis akhir; menderita sengsara bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Jadi, sebelum TUHAN datang kita harus setia menderita, sabar menderita sengsara, bahkan nanti mati di kayu salib (setia).
Kiranya TUHAN berikan kita kesetiaan serta melihat kandang penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon ini. Dan menjadikan kita semua biji mata TUHAN. Kiranya TUHAN mengampuni kebodohan kita semua selama ini, sebab kita perlu TUHAN. Mungkin selama ini kita merasa diri pandai dan bisa, tetapi sekarang, minta ampunlah kepada TUHAN.
2 Timotius 4:7
(4:7) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Mengakhiri pertandingan yang baik, itu berarti; mencapai garis akhir. Itulah yang dimaksud; pergilah dan jangan berhenti.
Tetapi, perlu untuk diketahui, untuk mencapai garis akhir; peliharalah iman.
Iman kita kepada darah salib, bukan kepada perkara yang di bawah, berhala, dan yang lain-lain. Pandang saja darah salib; memberi kekuatan. Tetapi, kalau kita pandang yang di bumi ini, apalagi kesalahan orang; iman tidak terpelihara.
Ingatlah dari jauh kepada TUHAN = memiliki pandangan nubuatan -- memandang jauh ke depan.
Di sini tidak dikatakan; ingatlah TUHAN setelah dekat.
Pandangan nubuatan = memandang jauh ke depan -- belum melewati masa depan tetapi sudah melihat masa depan.
Oleh sebab itu, kita harus menghargai Firman Para Nabi, sebab tugas nabi adalah bernubuat, supaya ke depan hidup kita baik, selain itu, supaya kita memiliki pandangan nubuatan.
Rasul Paulus juga memiliki pandangan nubuatan..
2 Korintus 4:16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Kalau terjadi pembaharuan manusia batiniah, yang lahiriah akan semakin merosot dengan kata lain; tidak peduli dengan perhiasan yang lahiriah. Misalnya; tidak suka dengan rambut yang dicat merah, tidak pusing dengan pakaian yang indah-indah, kalau punya emas tidak dibesar-besarkan sebab itu bukan perhiasan manusia batiniah. Perhiasan manusia batiniah adalah ketundukan kita kepada TUHAN (1 Petrus 3:4).
Kita harus sama-sama belajar kepada Firman, jangan belajar kepada manusia, tidak ada artinya. Kalau kita belajar kepada Firman, kita tahu yang benar dari TUHAN. Ini dasar kita memiliki pandangan nubuatan.
Mengapa Paulus begitu sedemikian rupa merelakan dirinya seperti ini? Tentu ada tujuannya. Dia melakukan hal itu bukan karena dia bodoh.
Mari kita lihat..
2 Korintus 4:17-18
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. (4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Dari dua ayat ini kita mengerti bahwa Rasul Paulus memiliki pandangan nubuatan -- memandang jauh ke depan, itu sebabnya, dia relakan yang lahiriah merosot. Dia diinjak-injak bukan karena dia bodoh, tetapi karena salib kasar, demi masa depan, sebagaimana dalam Yeremia 51:50 di atas tadi; ingatlah dari jauh kepada TUHAN.
Itulah kehidupan yang didukung oleh dua sayap burung rajawali (dua tangan TUHAN). Kemudian, dalam doa penyembahan; menghirup darah salib. Pendeknya, ibadah disertai dengan berdarah-darah tidak suka ngomel. (Ayub 39:31-32)
Demikian juga rasul Paulus; berdarah-darah di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya. Ketika manusia batiniah berubah, yang lahiriah merosot, itukan = berdarah-darah. Harga diri diinjak-injak tidak peduli, itu berdarah-darah. Kita harus belajar ke sini, jangan belajar kepada perasaan manusia daging.
Biarlah Yerusalem timbul lagi di dalam hatimu.
Yerusalem adalah pusat kerajaan damai sejahtera, Kota Kudus yang turun dari Sorga dari Allah, itulah ibadah dan pelayanan. Berarti; dulu mungkin ibadah dan pelayanan sudah redup, tetapi di sini TUHAN berkata; biarlah Yerusalem timbul lagi di dalam hatimu.
Singkat kata, bergairah lagi untuk berada di tengah ibadah dan pelayanan, sidang jemaat ada gairah untuk untuk beribadah, sedangkan imam-imam ada gairah untuk melayani TUHAN sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang TUHAN percayakan.
Selain Yerusalem adalah kota damai sejahtera, sekarang kita lihat apa itu Yerusalem dalam…
Wahyu 21:1-2 dengan perikop: "Langit yang baru dan bumi yang baru"
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. (21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Yerusalem yang baru turun dari Sorga dari Allah 🡪 mempelai perempuan TUHAN.
Tanda menjadi mempelai perempuan TUHAN: berhias -- memiliki perhiasan rohani disebut juga dengan jubah yang maha indah.
2 Timotius 1:13-14
(1:13) Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (1:14) Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.
Kenapa kita harus memegang pengajaran sehat (Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel)?
Jawabnya pada ayat 14; peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita, itulah karunia-karunia dan jabatan Roh Kudus yang dipercayakan TUHAN kepada seorang imam (pelayan TUHAN). Jadi, perhiasan rohani atau jubah yang maha indah 🡪 karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus; harus dipelihara.
Biarlah lagi Yerusalem itu timbul dihatimu, tandanya; memiliki perhiasan rohani itulah karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus. Jangan dilepaskan, sebab kesempatan tidak berkali-kali datang.
Singkat kata, pegang terus pengajaran sehat itulah Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, karena rasul Paulus adalah pekabar mempelai menurut 2 Korintus 11:2.
Sebagai tambahan:
TUHAN Yesus datang sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki. Kalau Dia Mempelai Laki-Laki berarti; Dia adalah suami -- pemimpin -- imam. Jadi, orang yang ada di dalam kemuliaan berarti harus menjadi imamat rajani.
Milikilah kerinduan yang sangat besar untuk melayani TUHAN. Mungkin dahulu sudah redup-redup, baik ibadahnya, pelayanannya, tetapi sekarang; biarlah lagi Yerusalem itu timbul dihati kita.
Milikilah perhiasan rohani (karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus), supaya jangan nanti pada zaman antikris kita dirampok habis-habisan lalu dipukuli setengah mati (Lukas 10:30).
1 Timotius 4:14
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
Jangan lalai berarti; berkobar-kobar dan berapi-api di tengah ibadah dan pelayanan sesuai karunia jabatan yang TUHAN percayakan. Kalau kita lalai = tidak menghargai darah salib, mengapa demikian?
Efesus 4:11-12
(4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? (4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus adalah untuk memenuhkan segala sesuatu.
Jadi, kalau lalai dalam mempergunkan karunia dan jabatan Roh Kudus = tidak menghargai darah salib.
Oleh sebab itu, mari kita hargai darah salib; berkobar-kobar dan berapi-api di tengah ibadah dan pelayanan.
Inilah yang pertama supaya kita menjadi mempelai TUHAN (Yerusalem Baru). Biarlah kerinduan kita adalah untuk menjadi Yerusalem yang baru.
YANG KEDUA
Wahyu 6:9
(6:9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
Mereka semua terbantai (terbunuh) karena hanya memiliki:
Firman Allah, kalau dikatikan dalam pola Tabernakel terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN = penuh dengan Firman Allah. Prakteknya; tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Kesaksian, kalau dikaitkan dalam pola Tabernakel terkena kepada PELITA EMAS = penuh dengan Roh Kudus. Prakteknya; tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.
Tetapi, masih kurang satu perabotan lagi, sebab di dalam Ruangan Suci ada 3 (tiga) macam alat, yang terakhir adalah MEZBAH DUPA. Justru Mezbah Dupa ini dekat sekali dengan PINTU TIRAI (perobekan daging).
Jadi, kalau tidak ada penyembahan, tidak mungkin ada perobekan daging, sementara daging ini harus dirobek. Kalau daging tidak dirobek, dengan lain kata masih utuh, suaranya banyak sekali, karena daging tidak lebih dan tidak kurang, hanya sebatas takhta dari roh jahat dan roh najis. Tetapi, kalau daging sudah hancur, ia tidak dapat dijadikan sebagai takhta Setan (roh jahat dan roh najis).
Maka, jalan keluarnya; hiduplah dalam doa penyembahan sebagai puncak dari ibadah, supaya kita mengalami perobekan daging. Ketika daging sudah mengalami perobekan, maka yang ada di situ adalah kepentingan Roh Kudus, Penyembahan adalah penyerahan diri sepenuh kepada kehendak Allah. Tetapi, banyak gereja salah paham soal penyembahan. Dengan mereka memuji dan menyembah, mereka katakan; ada dalam penyembahan yang sejati.
Itu memang menyembah, tetapi penyembahan sejati adalah ada dalam penyerahan diri sepenuh untuk taat hanya kepada kehendak Allah, tidak ada kepentingan daging. Sesudah dalam penyembahan yang benar inilah, nanti terjadi perobekan daging yaitu; Tabir Bait Suci terbelah dari atas sampai bawah (ada perobekan daging) sebagaimana dalam Matius 27:50-51.
Akhirnya TUHAN berkata kepada murid-murid; roh memang penurut tetapi daging lemah.
Artinya; kalau ada penyembahan yang benar, maka penyaliban atas daging sudah terjadi, sehingga yang ada adalah Roh Allah berkehendak di dalam diri kita masing-masing, sehingga kita tidak lemah menghadapi masalah (Matius 26:41).
Dari mana kita mempunyai pemahaman ini? Karena ada pola. Biar ada TUHAN di tengah ibadah, kalau tidak ada pola; tidak tahu apa-apa. Akhirnya, banyak yang tidak selamat berkata; TUHAN tidak jujur, TUHAN tidak adil, padahal kita yang tidak adil dan tidak mau bertahan dengan pola yang benar. Kita harus belajar kepada Firman Pengajaran yang benar, supaya jangan kita seperti; tong kosong nyaring bunyinya.
Inilah yang sedang kita usahakan supaya jangan menjadi korban dari perempuan Babel yang mabuk oleh darah orang-orang kudus dan saksi-saksi TUHAN.
Inilah 2 (dua) hal yang dinantikan oleh TUHAN dan TUHAN hormati dari gereja TUHAN yaitu;
Menjadi mempelai TUHAN
Wujudnya; doa penyembahan
Hanya ini jalan keluarnya, tidak ada jalan keluar yang lain, biarpun beramal soleh di luaran sana; itu hasil usahamu -- hukum Taurat, tidak menyelamatkan.
Darah salib yang menyelamatkan gereja TUHAN, dan oleh darah salib kita diberi ibadah. Kiranya ibadah kita memuncak sampai doa penyembahan. Dan oleh ibadah ini juga kita di mempelaikan oleh TUHAN, sebab tidak mungkin menjadi mempelai kalau tidak terima PENGAJARAN MEMPELAI. Jangan rubah pola pikir ini, terima saja dengan berdiam, lakukan dan praktekkan dimanapun kita berada supaya orang jangan menertawakan kita.
Jalan keluar ini dari TUHAN bukan dari saya, karena ada ayatnya dengan jelas, tidak bisa dibantah, sebagaimana dalam Wahyu 14:1-3.
Ayat 1; berbicara tentang gunung Sion -- Yerusalem Baru -- mempelai TUHAN
Ayat 2-3; wujudnya; doa penyembahan
Hanya 2 (dua) ini klimaks (puncak) dari kegiatan rohani kita di bumi ini. Tidak susah untuk mengolah ini.
Wahyu 13:9-10
(13:9) Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! (13:10) Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.
Yang penting: tabah (sabar) saja dan imani pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, sebab itu membawa kita kepada dua kedudukan yang tinggi (klimaks) yang dinantikan oleh TUHAN. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment