IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 25 JULI 2024
KITAB MALEAKHI PASAL 2
Maleakhi 2:8-9
(Seri 12)
Subtema: BERSIKAP POSITIF
TERHADAP FIRMAN ALLAH
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN yang telah memungkinkan kita untuk berada di tengah ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN yang turut bergabung
dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat
online atau live streaming Youtube
atau Facebook, dimanapun saudara berada, kiranya TUHAN juga ada di
tengah-tengah Bapak, Ibu, saudara yang terkasih, dan kita boleh menikmati
suasana sorga, bahagia di dalam menikmati pembukaan rahasia firman Allah.
Mari kita sambut STUDY MALEAKHI sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah pendalaman Alkitab. Dan tetaplah berdoa dalam Roh supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Maleakhi 2:8-9 dengan perikop: "Murka Tuhan terhadap imam"
(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.
Intisari dari ayat yang sudah kita baca; Para imam menyimpang dari jalan (ayat 8), karena para imam tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan (ayat 9). Sebetulnya kisah (pengalaman) ini ditulis juga oleh Yesaya 56:10-11.
Yesaya 56:10-11 dengan perikop: "Pemimpin-pemimpin yang fasik"
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku
adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka
semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring
melamun dan suka tidur saja; (56:11)
anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah
gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya
sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
Para pemimpin umat Israel: “mengambil jalannya sendiri”, itu berarti; mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan = menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga mereka disebut: “orang-orang buta”, hal ini menunjukkan kalau pemimpin buta tersebut:
a. Tidak tahu apa-apa.Perlu untuk diketahui; orang yang tidak tau apa-apa memimpin orang yang tidak tahu apa-apa maka jatuh pada lobang yang sama yaitu lobang jurang maut.
b. Disebut
anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak.
Bisu
tidak tau menyalak menunjuk seorang hamba TUHAN (pemimpin sidang jemaat)
yang tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan kebenaran, yaitu:
1.
Pengajaran
yang tajam itulah pedang bermata dua.
2.
Firman
pengajaran yang benar dan murni seperti air susu ibu.
3.
Cahaya
injil tentang kemuliaan Kristus.
c. Berbaring melamun dan suka tidur saja.
d. Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.
Di malam yang indah; yang berbahagia ini kita kembali untuk mengikuti penjelasan dari bagian c:
BERBARING MELAMUN DAN SUKA TIDUR SAJA.
Berbaring melamun dan suka tidur saja → si pemalas.
Terkait dengan “SI PEMALAS” kita awali pembacaan dari….
Amsal 24:30-33
(24:30) Aku melalui ladang seorang
pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup
dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik
suatu pelajaran. (24:33) "Tidur
sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk
tinggal berbaring,"
Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi, untuk tinggal berbaring jelas Ini menunjuk tabiat dari si pemalas.
(26:14) Seperti pintu berputar pada
engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidur.
Jadi zona (wilayah) si pemalas hanya di tempat tidur dimanapun ia berada.
Jangan saudara memiliki tabiat seperti ini. Kita sudah
diberkati oleh TUHAN, sudah diberi kesempatan untuk berbisnis, lalu diangkat
TUHAN menjadi seorang pegawai baik pegawai BUMN, baik pegawai swasta, baik
PNS, jangan suka lipat tangan, duduk dan
tidur, itu tidak boleh menurut Firman Allah. Termaat lebih TUHAN sudah memberi
kita kesempatan untuk berada di tengah-tengah kegiatan Roh, yaitu; ibadah dan
pelayanan, TUHAN sudah angkat kita menjadi anakNya, bahkan imam-imam menjadi
alat pilihan, kita tidak boleh melipat tangan terhadap apa yang TUHAN
percayakan. Jadi apa saja yang TUHAN berikan (dipercayakan) itu harus dihargai.
Hal ini didukung lagi di dalam Amsal
19:15.
(19:15) Kemalasan mendatangkan tidur
nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.
Amsal 24:33-34
(24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring," (24:34) maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.
Oleh karena kemalasan seseorang akan ditimpa oleh kemiskinan dan kekurangan.
-
Kemiskinan yang terjadi disini digambarkan
seperti seorang penyerbu.
-
Kekurangan yang terjadi digambarkan
seperti orang yang bersenjata.
Jadi, baik kemiskinan dan kekurangan adalah sebuah ancaman
yang sangat menakutkan.
Tidak ada orang miskin dan serba kekurangan mengaku
berbahagia, yang saya tau baik kekurangan maupun kemiskinan itu merupakan
sebuah ancaman hidup manusia, sebab itu jangan malas, karena inilah dampak
negatif malas.
Sebagai ayat tambahan…
Amsal 19:15
(19:15) Kemalasan mendatangkan tidur
nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.
Si pemalas suka tidur kemudian lambat bekerja, kehidupan semacam ini satu kali akan menderita lapar.
Jadi perlu untuk diketahui; imam-imam, pelayan-pelayan
TUHAN, mulai dari saya sebagai hamba TUHAN, jangan lama untuk bertindak di tengah ibadah dan pelayanan.
Kemudian ketika bekerja, jangan merasa
sudah menjadi pahlawan, itu tidak boleh, itu sama saja seperti pemalas satu
kali bekerja, tetapi sudah merasa menjadi pahlawan.
Jadi para imam-imam, pelayan TUHAN, hamba TUHAN tidak boleh
lamban dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN. Seorang pelayan TUHAN
harus bertindak cepat (gerak cepat), dan jangan merasa sudah menjadi pahlawan. Kalau kita merasa pahlawan
nanti jadi kurang hormat kepada Gembala Agung, karena kita merasa berjasa.
Berbahaya sekali sikap si pemalas ini; satu kali bekerja langsung merasa
berjasa, akhirnya kurang penghormatan kepada TUHAN (Gembala Agung).
Pendeknya; oleh
karena kemalasan datang lah kemiskinan dan kekurangan serta kelaparan,
semuanya itu adalah ancaman menakutkan. Fakta kebenarannya kita akan buktikan
di dalam Amos 8:11.
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan
datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan
kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan
air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
Satu kali dunia ini akan dilanda kelaparan dan kehausan disertai kemiskinan dan kekurangan, yaitu resesi yang sangat hebat yang akan mengurus keringkan dunia ini. Hal ini juga sudah dinubuatkan Yusuf di dalam kisahnya dalam kitab Kejadian.
Ketika terjadi
kelaparan dan kehausan disertai kemiskinan dan kekurangan, yaitu resesi
yang mengurus keringkan seantero dunia tidak
ada satupun manusia di atas muka bumi ini yang dapat menanggulanginya, baik
pemerintah, penguasa, pejabat tinggi, bahkan orang-orang yang berpengetahuan
tinggi sekalipun tidak akan dapat menanggulangi kelaparan disertai kekurangan
dan kemiskinan atau resesi yang begitu hebat. Maka kalau kita sadar itu tidak
dapat ditanggulangi oleh siapapun, tentu saja uang yang tersimpan di bank pun
tidak cukup memelihara hidup kita sampai TUHAN datang pada kali yang kedua.
Kita terpelihara hanya oleh karena kemurahan (anugerah)
TUHAN saja, karena yang ada ini semua akan diatur oleh satu pemerintahan itulah
yang disebut antikris, sampai apapun yang kau punya nanti akan diambil ahli
antikris. Jadi daripada itu hilang begitu saja, lebih baik saat ini kita
gunakan untuk pekerjaan TUHAN sampai
akhirnya kita diangkat dalam kemuliaan yang besar bersama dengan Dia di
awan nan permai, menjadi mempelai wanita TUHAN
dalam perjamuan malam pesta kawin Anak domba –itu yang dinamakan
pengangkatan–.
Penyingkiran ke padang belantara berbeda dengan
pengangkatan. Banyak orang Kristen gagal paham pengertian antara penyingkiran
dan pengangkatan. Tapi sebelum pengangkatan sebaiknya kita semua di tengah
ibadah ini harus menyerahkan diri untuk dipimpin sampai kepada tingkat ibadah
yang tertinggi (puncak ibadah) itulah doa penyembahan, itu yang disebut orang
yang berjaga-jaga, karena kedatangan TUHAN seperti pencuri di malam hari.
Jadi kelaparan disertai resesi nanti tidak ada yang dapat menanggulanginya,
oleh sebab itu kita tidak boleh mengabaikan firman TUHAN Allah, jangan
mengabaikan apa yang sudah ditetapkan oleh TUHAN.
Amos 8:12
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke
laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi
tidak mendapatnya.
Orang-orang yang lapar dan haus satu kali akan: Mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari Firman TUHAN tetapi mereka tidak akan mendapatkannya lagi.
Ini suatu kerugian yang besar apabila kita mengabaikan apa
yang sudah ditetapkan oleh TUHAN. Selagi hari masih siang TUHAN menyatakan satu
kemurahan yaitu firman Allah yang dinyatakan kepada kita, mari kita hargai
dengan sungguh-sungguh, sebab satu kali dunia
akan dilanda kelaparan disertai dengan resesi yang begitu hebat tidak
dapat ditanggulangi oleh siapapun.
(16:25) Selanjutnya kata Musa:
"Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada
hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. (16:26) Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari
yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu." (16:27) Tetapi ketika pada hari
ketujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka
mendapatnya.
Enam hari adalah waktu yang diberikan TUHAN bagi kita untuk memungut manna (mengumpulkan Firman Allah) sebanyak-banyaknya, maka waktu yang ada ini jangan disia-siakan.
Mungkin ada di antara kita merasa ketika kita datang
beribadah mengumpulkan firman seperti tidak ada apa-apanya. Mungkin hari ini seperti tidak ada
apa-apanya, tapi satu kali itu akan diperlukan, pada saat kelaparan disertai
dengan resesi yang terjadi, pada saat itu kita memerlukannya, jadi jangan
kita abaikan. Waktu yang ada ini gunakan sebaik-baiknya, waktu yang ada hanya
enam hari, diberi kesempatan untuk memungut (mengumpulkan) mana (firman Allah)
sebanyak-banyaknya. Sedangkan hari
ketujuh adalah hari sabat (hari perhentian), itu berarti yang mencari manna pada hari sabat tidak mendapatnya lagi.
Mana itu tersedia selama enam hari, enam hari TUHAN beri
kesempatan kepada kita untuk bekerja; mengerjakan keselamatan itu dengan takut
dan gentar, kumpulkan manna selama 6
hari, kumpulkan firman TUHAN sebanyak-banyaknya, hari ketujuh adalah
hari perhentian. Namanya hari
perhentian, tidak ada lagi kesempatan disitu untuk mengumpulkan manna, itu
berarti orang yang mencari manna pada hari sabat tidak mendapatnya lagi.
(16:28) Sebab itu TUHAN berfirman kepada
Musa: "Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti segala perintah-Ku dan
hukum-Ku? (16:29) Perhatikanlah,
TUHAN telah memberikan sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia
memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu
masing-masing, seorang pun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ketujuh
itu."
-
YANG
PERTAMA: Marilah kita mengikuti maunya
TUHAN, berarti menuruti Firman Allah dan jangan tolak perintah-Nya (ayat 8)
-
YANG
KEDUA: Menghargai hari ke-7 (hari sabat) → ibadah dan
pelayanan yang TUHAN percayakan, (ayat 29)
karena ibadah dan pelayanan adalah sarana untuk:
a. Memelihara
hidup kita selama hidup di bumi.
b. Membawa
kita kembali kepada TUHAN pemilik jiwa kita.
Jauh dari ibadah berarti jauh dari
TUHAN, sebab itu jangan keluar, jangan tinggalkan jam-jam ibadah. Uangmu yang
banyak itu nanti tidak bisa memelihara hidupmu, kasihan nanti itu bagian dari
antikris. Pergunakanlah hati dan pikiranmu untuk pekerjaan TUHAN.
Hari ini mungkin merasa terpelihara
oleh berkat gaji satu bulan, tapi besok tidak seperti itu lagi, sebab hidup ini
seperti roda.
Sedikit tambahan terkait dengan roda
(bulat) pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel yang telah
menggembalakan kita sampai sejauh ini tujuannya adalah membawa kita kembali
kepada TUHAN, berarti menjadi mempelai TUHAN, wujudnya doa penyembahan.
Kemudian kalau kita berbicara mempelai TUHAN digambarkanlah itu kota Yerusalem
baru, bentuknya 4 persegi. Apa maksud dari empat persegi ini? 4 persegi
berbicara soal ketetapan, tidak akan berubah-ubah; panjang, lebar, tinggi sama;
itu lah TUHAN kita. Sementara di luar kerajaan sorga semuanya bersifat bulat;
baik matahari, bulan, dan bintang tidak empat persegi, termasuk bumi dan planet-planet
yang lain.
Kegiatan-kegiatan dan
pergerakan-pergerakan di bumi bersifat bulat, motor penggerak apapun bersifat
bulat, roda kendaraan motor beroda dua bulat, roda kendaraan beroda empat juga
bulat, mesin penggeraknya juga bulat, artiya tidak kekal. Maka untuk sampai
kepada kekekalan (Yerusalem baru) wujudnya doa penyembahan terimalah pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel, itu sudah harga mati.
Jangan pemuda karena perempuan
tinggalkan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, tidak ada ketetapan
disitu. Pemudi jangan karena pemuda tinggalkan Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel. Tapi kalau calonmu itu bisa engkau ajak untuk
digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, itu bagus.
Kurang apalagi pemahaman, kurang
apalagi baiknya TUHAN itu, kok kita bisa sangsi dan ragu terhadap Pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel yang menggembalakan kita di dalam ketekunan
tiga macam ibadah pokok, kenapa harus keluar tinggalkan jam-jam ibadah. Sebab
itu kita di hari-hari terakhir ini perlu untuk menunjukan suatu sikap yang baik
kepada TUHAN:
-
Yang
pertama; mengikuti apa maunya TUHAN,
jangan ditolak.
-
Yang
kedua; jangan keluar dari jam-jam ibadah,
sebab itu yang memelihara hidup kita.
Harus percaya kepada firman, jangan ditolak,
hatimu jangan percaya kepada gajimu, supaya engkau semangat
untuk melayani TUHAN, semangat untuk
melayani pekerjaan TUHAN. Kalau semangat melayani TUHAN dan pekerjaanNya, maka
semangat di tempat pekerjaan, dimanapun saudara menempuh pekerjaan itu. Kalau
semangat untuk beraktivitas yang lahiriyah, tapi tidak semangat beraktivitas
rohani, itu manusia daging. Kalau manusia Roh dia semangat dalam mengerjakan
pekerjaan TUHAN, di luar sana juga menjadi kesaksian, sedangkan manusia daging
belum tentu menjadi kesaksian.
Jadi saudara di sisa waktu yang
sedikit ini marilah kita gunakan dengan sebaik-baiknya, jangan kita
menyia-nyiakannya. Keluarga kita yang belum mengenal pengajaran mempelai dalam
terangnya Tabernakel untuk tekun tiga macam ibadah pokok, dokan supaya kembali.
Kalau memang TUHAN tidak menyatakan suatu kemurahan ya sudah, karena TUHAN
berkemurahan kepada siapa ia berkemurahan, semata-mata bukan karena kehendak
manusia.
Tetapi ada dari bangsa Israel
itu tidak menghargai kemurahan TUHAN, berarti:
-
Menolak
perintah TUHAN yang sudah ditetapkan.
-
Tidak
menghargai ibadah dan pelayanan atau keluar dari jam-jam ibadah dan pelayanan
hanya karena kesibukan, perkara-perkara di dunia ini.
Keluaran 16:30-31
(16:30) Lalu beristirahatlah bangsa itu
pada hari ketujuh. (16:31) Umat
Israel menyebutkan namanya: manna; warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya
seperti rasa kue madu.
Pertama-tama di sini kita melihat, beristirahatlah bangsa Israel pada hari ke-7 berarti; menghargai ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan. Sedangkan ibadah dan pelayanan ini terkait dengan manna (Firman Allah), maksudnya; jangan sampai ada di dalam ibadah dan pelayanan – disebut kegiatan Roh – tanpa manna sorgawi, tanpa kebenaran firman Allah, tanpa pengajaran salib, itu ibadah palsu.
Jadi yang benar; beristirahatlah
bangsa itu pada hari ketujuh = menghargai ibadah dan pelayan (kegiatan Roh)
yang TUHAN percayakan dibumi ini, karena ibadah dan pelayanan terkait dengan
manna sorgawi, itulah Firman Allah
(pengajaran salib).
Adapun MANNA itu:
-
Warnanya putih seperti ketumbar.
-
Rasanya seperti kue madu.
Apakah manna ini berarti bagi bangsa Israel? atau pertanyaan
ini ditujukan kepada kita; apakah manna sorgawi (firman Allah) ini berarti bagi
saya dan saudara? karena arti rohani manna (firman Allah) kita akan lihat di
dalam Keluaran 16:15.
Keluaran 16:15
(16:15) Ketika orang Israel melihatnya,
berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?"
Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah
roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.
Arti manna adalah: APAKAH INI? Kemudian Musa menjelaskan; manna adalah roti hidup (Firman Allah).
Jadi, supaya kita hidup, kita harus
menghargai manna sorgawi (Firman Allah), supaya kita hidup, kita harus makan
roti hidup.
Sekarang tergantung bagaimana sikap kita terhadap Firman
Allah; yang pasti ada yang bersikap positif, ada yang bersikap negatif. Namun
sebagai seorang gembala, sebagai hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan
gembala saya menghimbau kepada kita semua; terhadap firman Allah jangan kita
bersikap negatif, terhadap firman Allah kita harus menunjukan sikap positif.
Memang awalnya kita tidak mengenal manna, kita berkata; apakah ini?, namun setelah dijelaskan; jangan kita bersikap negatif
terhadap firman Allah, kita harus menunjukan sikap positif.
Banyak diantara kita dari lahir sudah menjadi orang kristen,
tetapi tidak tau apa itu firman Allah, sebab itu mereka bertanya; apakah ini? Musa hamba TUHAN yang rendah
hati itu menjelaskan, karena mereka begitu bodoh sekali. Setelah dijelaskan,
bagaimana sikap kita terhadap manna (firman Allah) ini; apakah terhadap firman
Allah kita memiliki sikap negatif, atau positif? tetapi sebagai hamba TUHAN – sekarang ini
saya sudah menerima jabatan gembala – jangan kita bersifat negatif, tetapi
bersikaplah positif terhadap firman Allah, kan sudah dijelaskan.
Kita dahulu tidak tau apa-apa, tidak tau kebenaran, tidak
mengenal Sorga, tetapi sekarang sudah dijelaskan, teramat lebih penjelasan
lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Lukas 8:18
(8:18) Karena itu, perhatikanlah cara kamu
mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa
yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada
padanya."
“Sikap positif” terhadap firman Allah; kepadanya akan diberi = ditambahkan (+), sebaliknya “sikap
negatif” terhadap firman Allah; daripadanya
akan diambil = dikurangkan (-), mengapa
demikian? karena pada akhirnya antikris
akan menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia, dan ketika memerintah semua
yang ada di bumi ini ada di bawah kekuasaannya/diambil alih oleh antikris.
Jadi kalau sikap kita positif terhadap firman Allah maka
kita tidak usah takut kekurangan, pasti dipelihara langsung oleh TUHAN. Kalau sikap positif terhadap firman
TUHAN; semua ditambahkan, tidak usah takut kekurangan pada masa kekurangan dan
resesi yang akan terjadi.
Rumusnya: Firman Allah (+) + sikap positif (+) hasilnya dua
positif (2+) = berkelimpahan di dalam
kasih karunia TUHAN. Kalau satu positif = dicukupkan, tetapi kalau dua
positif (2+), itu berarti berkelimpahan.
MANNA WARNANYA PUTIH.
Putih berarti; kebenaran
dari orang-orang kudus, berarti menunjuk kepada Firman kebenaran yang
berkuasa untuk menguduskan saya dan saudara. Pendeknya, kalau kita memiliki
sikap positif kepada Firman Allah maka yang akan kita lihat adalah kebenaran yang menguduskan kita.
Mulai sekarang kita harus mengatakan dalam satu pengakuan
yang tulus bahwasanya firman Allah itu benar, artinya jangan ragu.
MANNA BENTUKNYA SEPERTI KETUMBAR.
Manna bentuknya seperti ketumbar, berarti; bulat-bulat
kecil, Itulah Firman Allah dianggap
kecil (dianggap enteng) itulah pandangan manusia secara umum. Yang
menganggap firman itu besar hanya sebagian kecil saja, kalau sesungguhnya
pandangan manusia secara umum firman itu kecil. Kadangkala anak TUHAN pun
memandang firman TUHAN itu kecil, kalau dia memandang firman itu besar
kuasanya, tentu ia akan datang mengumpulkan firman dalam setiap pertemuan
ibadah, ia tidak jauh dari pertemuan ibadah.
Sekali lagi saya sampaikan; Firman Allah dianggap orang
kecil, itu merupakan pandangan orang secara umum, berarti tidak terlalu diperhatikan,
disepelekan, padahal firman Allah itu
lebih besar dari apapun juga dari hidup kita, dari apa yang kita punya.
Intinya; terhadap Firman Allah kita
harus kecil karena Firman Allah itu besar dan berkuasa.
MANNA BENTUKNYA BULAT (BUNDAR).
Bulat (bundar) adalah tanda dari kasih Allah yang tidak memiliki ujung atau pangkal = tidak berakhir.
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman
itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Pada mulanya adalah Firman Allah, dan Firman itu adalah
Allah, berarti; kekal selama-lamanya,
tidak berakhir, kekal, tidak berujung
pangkal, tidak berkesudahan. Sedangkan tabiat dari Allah Bapa adalah kasih.
Yohanes 10:15
(10:15) sama seperti Bapa
mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi
domba-domba-Ku.
Singkat kata, menuruti
Firman Allah = tinggal dalam kasih. Bahasa roh, nubuat akan berakhir tetapi
kasih Allah tidak akan berkesudahan.
MANNA RASANYA MANIS SEPERTI KUE MADU.
Wahyu 10:9-10
(10:9) Lalu aku pergi kepada malaikat itu
dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku.
Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu
terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu."
(10:10) Lalu aku mengambil kitab itu
dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis
seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
Firman Allah itu pahit rasanya di
perut, tetapi manis di mulut seperti kue madu, artinya: teguran Firman Allah (saat disucikan Firman
Allah) itu rasanya pahit sekali, tetapi saat kita disucikan firman Allah
bekerja dan mengerjakan hidup kita hasilnya manis rasanya pada langit-langit
mulut kita seperti kue madu rasanya.
Jadi untuk memperoleh sesuatu yang manis harus tau yang pahit, maksudnya firman
Allah harus bekerja dan mengerjakan hidup kita, menyucikan kehidupan kita,
membongkar dosa sampai akar-akar dosa di bongkar. Tiadalah mungkin sesuatu yang
manis, sesuatu yang indah kita alami kalau tidak terlebih dahulu diproses oleh
firman Allah walau pahit rasanya.
Perlu untuk diketahui;
Madu juga merupakan kekuatan, berarti: pengajaran Firman
Allah memberi kekuatan, hal itu terbukti seperti yang dialami oleh Yonatan anak
Saul. Pendeknya, oleh pengajaran Firman Allah, Yonatan memiliki kekuatan dan
matanya menjadi terang lagi. Lalu kata
Yonathan: "Ayahku mencelakakan negeri; coba lihat, bagaimana terangnya
mataku, setelah aku merasai sedikit dari madu ini (1 Samuel 14:29)
Tetapi ada satu perintah dari Saul dan perintah itu tidak
diketahui oleh Yonatan, sementara dia mengajak beberapa tentara Israel untuk
menghadapi filistin. Yonathan mempunyai strategi perang sendiri, dan betul
strategi perang itu datang dari TUHAN, lalu akhirnya dia mengalahkan tentara
filistin, jelas ini kekuatan dari TUHAN.
Lalu dalam kelelahan itu dia
mengambil madu itu dengan ujung tongkatnya, lalu mencicipinya, lalu ia
mencedoknya ke mulutnya dengan tangannya, lalu matanya menjadi terang lagi. Jadi pengajaran firman Allah itu memberi
kekuatan sampai mata rohani kita dicelikan oleh pembukaan rahasia firman Allah,
akhirnya Yonathan tidak dihukum oleh Saul.
Begitu hebat pembelaan TUHAN terhadap seseorang manakala
orang itu mau menghargai firman Allah, terhadap firman Allah ia memandang
positif, tidak negatif pasti ada pembelaan TUHAN, walaupun ia memiliki sisi
yang gelap di masa lalu.
1 Samuel 14:43
(14:43) Kata Saul kepada Yonatan: "Beritahukanlah
kepadaku apa yang telah kauperbuat." Lalu Yonatan memberitahukan
kepadanya, katanya: "Memang, aku telah merasai sedikit madu dengan
ujung tongkat yang ada di tanganku. Aku bersedia untuk mati."
Untuk menjadi hamba TUHAN besar; pelayan TUHAN yang dipakai
oleh TUHAN; imam yang besar ; alat pilihan TUHAN; menurut ukuran TUHAN, bukan
ukuran mata manusia, harus rela
mengalami pengalaman kematian dan kebangkitan.
TUHAN sendiri berkata kepada Yohanes pembaptis dia besar,
tidak ada yang lebih besar daripada dia (Matius
11:11) kesukaan Yohanes pembaptis; belalang dan madu (Matius 3:4) Itu hamba TUHAN yang besar menurut kacamata TUHAN, jadi
terhadap firman Allah jangan negatif, tetapi harus positif, supaya kita menjadi
imam yang besar, pelayan yang besar menurut ukuran kacamata TUHAN, walaupun
menurut manusia kita kecil; kita harus betul-betul masuk dalam pengalaman
kematian dan kebangkitan; menikmati madu dan belalang.
Tadi kita sudah membaca Amos
8:11; terjadi suatu kelaparan dan
kehausan (kekeringan) disertai dengan resesi yang begitu hebat tidak bisa
ditanggulangi oleh manusia, dan akhirnya mereka yang tidak menghargai firman TUHAN akan lapar dan haus mengembara dari
laut ke laut…
Kita kembali membaca…
Amos 8:12
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke
laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi
tidak mendapatnya.
Orang yang lapar dan haus, tidak menghargai masa kemurahan
TUHAN, satu kali akan:
-
Mengembara dari laut ke laut.
-
Menjelajah dari Utara ke Timur.
Tujuannya: untuk
mencari Firman Allah tetapi tidak mendapatkannya lagi.
Jadi kalau kita tidak menghargai kemurahan, akhir hidupnya
tidak beroleh kemurahan. Jadi kalau TUHAN beri kesempatan bagi kita untuk
beribadah, kaitanya adalah manna, berarti di tengah ibadah ini kita harus
mengumpulkan firman sebanyak-banyaknya; itu masa kemurahan.
Jadi di dalam kehidupan ini ada musim; ada musim kemurahan,
tapi satu kali juga ada musim kelaparan (kekeringan) disertai resesi. Tapi yang
pasti di musim kemurahan ini kita harus menghargai firman Allah, supaya pada
masa kekeringan, kekurangan (resesi) yang besar kita terpelihara oleh kemurahan
TUHAN. Jangan kita anggap sepele firman Allah, seperti bangsa Israel di padang
gurun ada saja yang menganggap sepele.
Perlu untuk diketahui; ketika mengembara dari laut ke laut
untuk mencari Firman Allah, mereka tidak mendapatkannya, justru
yang ditemukan adalah ilmu kelautan → ajaran antikris sehingga orang-orang
dikuasai kenajisan percabulan.
Perempuan Babel duduk di atas air yang banyak (lautan
dunia): Lalu datanglah seorang dari
ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku:
"Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar,
yang duduk di tempat yang banyak airnya. (wahyu 17:1)
Lalu ia berkata kepadaku:
"Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak
dan kaum dan bahasa.
(Wahyu 17:15)
Air yang banyak itu adalah lautan dunia, diduduki
(ditunggangi) oleh perempuan Babel.
Apa ajaran dari ilmu kelautan (perempuan Babel)
Wahyu 18:3
(18:3) karena semua bangsa telah minum
dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul
dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan
hawa nafsunya."
Kaya oleh karena hawa nafsu = percabulan.
Tinggalkan jam-jam ibadah hanya karena bisnis itu
percabulan. Kenapa hal itu terjadi? karena hawa nafsu, dan oleh hawa nafsu
terjadilah percabulan.
Coba kalau seseorang betul-betul dikuasai oleh roh TUHAN
sepenuhnya tidak ada hawa nafsu, tidak ada percabulan disitu.
Inilah kerugian ketika orang lapar dan haus; mengembara dari
laut ke laut, yang ditemukan ilmu kelautan, itulah ajaran antikris. Dengan
menerima ilmu kelautan ini seseorang tentu dikuasai kenajisan percabulan, dan
ajaran setan ini sudah masuk di dalam
rumah TUHAN tanpa disadari oleh umat TUHAN; orang-orang kristen. Tapi kita
harus sadar bahwa kita tidak boleh disesatkan oleh ilmu kelautan semacam ini
supaya jangan dikuasai roh kenajisan dan percabulan (nafsu rendah).
Kalau orang berbuat cabul itu nafsunya rendah. Kalau dia
tidak memiliki nafsu rendah pastilah dia di rumah TUHAN seperti Yakub ada dalam
kegiatan Roh; dia tinggal tenang, dia
suka tinggal di rumah TUHAN. Tetapi Esau dikuasai percabulan, itu nafsu
rendah (Ibrani 12:16). Kenapa
disebut nafsu rendah? seolah-olah TUHAN tidak sanggup memelihara hidupku,
hidupmu, kok kuatir masa depan; burung di udara tidak menabur, tidak menuai
tetapi dipelihara oleh TUHAN, apalagi
saya dan saudara; tidak mungkin orang yang beribadah dan melayani dengan
sungguh-sungguh tidak dipelihara TUHAN, tidak mungkin. Saya mungkin akan protes
kalau tidak dipelihara oleh TUHAN, itu sebabnya saya mempunyai keberanian untuk
menyampaikan firman ini oleh iman.
Sekarang penjelasan keterangan; MENJELAJAH DARI UTARA KE
TIMUR.
Perlu untuk diketahui; Ketika
menjelajah dari utara ke timur, justru yang ditemukan adalah ilmu bumi.
Kalau pelayaran tadi belajar dengan ilmu kelautan;
kapal-kapal Salomo mencari dermaga (pelabuhan) pangkalan itulah Tirus. Nanti
kapal berada di dermaga (pelabuhan) Tirus, sehingga Tirus menjadi kaya, tapi
satu kali kapal yang berlayar di lautan bebas akan menderita, karena Tirus akan dibongkar oleh
TUHAN. Antikris hanya berkuasa selama 3.5 tahun setengah. Kenapa 3.5 tahun,
jawabnya karena tidak menghargai pengalaman kematian – dikasih bonus enam bulan
lagi, enam itu menunjuk kepada manusia daging –.
Menjelajah dari Utara ke Timur, justru yang ditemukan adalah
ilmu bumi, itulah yang disebut ajaran palsu, ayat referensi: Dan aku melihat seekor binatang lain keluar
dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara
seperti seekor naga (Wahyu 13:11)
seekor binatang lain keluar dari
dalam bumi → nabi-nabi
palsu bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia
berbicara seperti seekor naga berarti perkataanya
palsu seperti lidah ular bercabang dua; berarti ajarannya palsu, inilah ilmu
bumi, tidak ada kepastian.
Dalam mempelajari ilmu bumi tidak ada kepastian, maka
disebutlah itu ajaran palsu. Tetapi di
dalam ajaran salib ada kepastian. Firman Allah yang diulang-ulang untuk
disampaikan memberi kepastian (Filipi
3:2-3). Kemudian ayat yang lain juga berkata di dalam Yesus ada kepastian, Kisah Para Rasul 2:36: Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan
pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus,
yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
Tentang: MENJELAJAH DARI UTARA KE TIMUR
Menjelajah dari Utara ke Timur dalam pola Tabernakel berarti
dari Meja Roti Sajian (Utara) ke Pintu Gerbang (Timur), berarti terjadi kemerosotan rohani
(menurun/terjun bebas) Dan hal itu kita buktikan di dalam injil (Matius 26:69-75).
Matius 26:69 dengan perikop: Petrus menyangkal Yesus
(26:69) Sementara itu Petrus duduk di luar
di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya:
"Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." (26:70) Tetapi ia menyangkalnya di
depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud."
(26:71) Ketika ia pergi ke pintu
gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang
ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret
itu." (26:72) Dan ia
menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."
(26:73) Tidak lama kemudian
orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti
engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." (26:74) Maka mulailah Petrus
mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada
saat itu berkokoklah ayam. (26:75)
Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya:
"Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu
ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Dari Meja Roti Sajian itulah pribadi Yesus Kristus ketika
Dia diadili di hadapan Mahkama Agama sampai turun ke pintu gerbang, bahkan
keluar dari pintu gerbang itu terjadi karena Petrus menyangkal Yesus
sebanyak tiga kali.
Ciri-ciri orang yang menyangkal Firman Allah (kerohanian
sudah merosot):
1.
Petrus
berkata: aku tidak tahu apa yang engkau
maksud.
Artinya; sudah tahu tetapi pura-pura tidak tahu, keadaan ini pada saat ia
masih ada pada halaman.
2.
Petrus
berkata: aku tidak mengenal orang itu.
Sebetulnya, Petrus sangatlah
mengenal pribadi TUHAN Yesus Kristus, Dia TUHAN dan Guru sesuai dengan
pengakuannya: Kamu menyebut Aku Guru dan
Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan (Yohanes 13:13). Petrus
sudah mencicipi Firman Pengajaran selama 3,5 tahun, tetapi itu pun di sangkali
= menyangkali meja roti sajian.
Yesus 3.5 tahun melayani TUHAN
Allah, melayani pekerjaan TUHAN, tapi Petrus berkata; aku tidak kenal. Seorang imam, seorang hamba TUHAN tidak mungkin
tidak kenal pekerjaan TUHAN. Jemaat juga harus kenal pekerjaan TUHAN, itu
sebabnya setiap kali firman TUHAN disampaikan kita bawa korban, kita bawa hati
kita selanjutnya dipersembahkan, tidak hitung-hitungan, tidak menurut ukuran
manusia, tetapi ukurannya kekuatan firman TUHAN yang disampaikan, firman Allah
menggerakan hati kita lalu kita bawa persembahan; itu artinya kenal TUHAN. Tapi
banyak orang kristen tidak kenal TUHAN padahal tau (kenal); hatinya ditutup
untuk mengenal TUHAN; inilah ciri-ciri menyangkal firman TUHAN (ciri-ciri
kerohanian merosot dari Utara ke Timur).
3. Maka
mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah.
Kalau disebut mengutuk, menunjukkan
bahwa Petrus manusia terkutuk. Tanda
manusia terkutuk; mewarisi dosa warisan (dosa warisan belum terputus). Dosa
warisan terputus ketika Yesus mati di kayu salib sebagaimana 1 Petrus 1:18; Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang
sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas.
Jadi dosa warisan terus berlangsung
di dalam diri Petrus, belum terputus.
Kenapa orang suka berdusta? mungkin
karena orang tuanya suka berdusta, kenapa seseorang tidak menghargai ibadah?
mungkin karena orang tuanya tidak menghargai ibadah, kenapa orang menjadi
kikir? karena orang tuanya kikir, tidak kenal pekerjaan TUHAN, ini dosa
warisan.
Tidak hanya mengutuk, tetapi Petrus
juga bersumpah, padahal di dalam TUHAN tidak boleh bersumpah. Menurut hukum
taurat boleh bersumpah, kalau benar, tetapi kalau di dalam TUHAN tidak boleh
bersumpah. Kalau bersumpah berarti hidup di bawah hukum Taurat.
Kemudian perlu untuk diketahui
semestinya anak-anak TUHAN harus berkata “ya” diatas “ya”, “tidak” diatas
“tidak” lebih dari itu berasal dari si jahat:
Jika ya, hendaklah kamu katakan:
ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu
berasal dari si jahat (Matius 5:37)
Jadi orang yang hidup di bawah hukum Taurat berada di bawah kuasa si jahat
(dikuasai iblis setan), sebab itu jangan suka berdusta, iblis adalah bapa
pendusta.
Singkat kata akhirnya
Simon Petrus menyangkal Yesus, pada saat itu berkokoklah ayam, karena Yesus sudah terlebih dahulu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga
kali." (Matius 26:34).
Kemudian BAGAIMANA SETELAH CIRI KEMEROSOTAN TERLIHAT
sebanyak 3 kali di dalam diri Petrus
Matius 26:75
(26:75) Maka teringatlah Petrus akan apa
yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah
menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan
sedihnya.
Karena TUHAN sudah terlebih dahulu mengatakan hal itu kepada
Petrus dan benar dialami Petrus lalu ia
pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya, karena ternyata perkataan TUHAN benar.
Di dalam ilmu bumi
tidak ada kepastian, berarti ajarannya
palsu. Jadi kita harus percaya
kepada TUHAN, sebab Dia guru dan TUHAN; guru yang memberi ilmu pasti. TUHAN
yang sempurna mengerti pelayanan dan pekerjaan TUHAN.
Inilah penyembahan kita malam ini, kita menangis kepada
TUHAN, kita menyadari diri bahwa TUHAN yang benar. Tetapi ada orang yang tidak
mau menangis lagi, ada orang tidak mau menyadari bahwa TUHAN yang benar, dia
yang salah; kering-kering rohani; keadaan rohani ketika datang ibadah dan
ketika pulang sama, tidak mau menyadari diri, tidak mau tepuk-tepuk dada, tidak
mau menangis dan tersungkur di bawah kaki salib TUHAN. Tetapi Petrus masih
menyadari diri, menangisi dirinya, betapa dirinya itu sudah berada dalam
keterpurukan, mengakui; TUHAN yang benar, dia salah, itulah tangisan dari
Petrus. Bagaimana dengan kita?
Ada orang menangis karena tidak ada makanan, tidak ada
pakaian, jengkel melihat sesamanya, tangisan semacam ini belum menyelesaikan
masalah, tapi tangisan dari Simon Petrus mengakui firman Allah benar, dia
banyak salah, ini tangisana yang dapat menyelesaikan masalah; memberi solusi
(jalan keluar) dari setiap persoalan yang dihadapi di bumi ini, itu sebabnya
TUHAN menampung air mata di dalam kirbatNya (hatiNya).
Inilah jalan keluar
bagi kita; tangisan yang disertai menyadari diri; ini tangisan yang memberi jalan
keluar.
Mazmur 56:9
(56:9) Sengsaraku Engkaulah yang
menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya
telah Kaudaftarkan
Tangisan yang disertai menyadari
diri justru nanti membawa kita kembali terdaftar di Sorga, nama kita ditulis
dalam kitab kehidupan Anak domba. Asal kita menyadari diri, tangisan semacam ini membawa
kita kembali ke sorga.
Mazmur 119:133
(119:133) Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu,
dan janganlah segala kejahatan berkuasa atasku. (119:134) Bebaskanlah aku dari pada pemerasan manusia, supaya aku
berpegang pada titah-titah-Mu. (119:135)
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu
kepadaku. (119:136) Air mataku
berlinang seperti aliran air, karena orang tidak berpegang pada Taurat-Mu.
Pemazmur menangis hanya karena firman Allah yang benar,
untuk firman Allah yang benar ia menangis sejadi-jadinya.
Pengkhotbah 4:1
(4:1) Lagi aku melihat segala penindasan
yang terjadi di bawah matahari, dan lihatlah, air mata orang-orang yang
ditindas dan tak ada yang menghibur mereka, karena di pihak orang-orang yang
menindas ada kekuasaan.
Matahari → Allah Bapa; tabiatnya kasih. Jadi kalau kita menyangkal diri,
memikul salib (kasih); air mata orang-orang yang ditindas
dan tak ada yang menghibur mereka, karena di pihak orang-orang yang menindas
ada kekuasaan. Air
mata karena kasih Allah itu yang menghibur kita, lepas dari masa penindasan,
karena sudah pasti air mata semacam ini ditampung di dalam kirbat TUHAN,
diperhitungkan oleh TUHAN, itu sebabnya Simon Petrus tertolong, sebagai imam
besar TUHAN mendoakan dia, sehingga imannya tidak gugur.
Jadi jalan keluarnya;
menangis sejadi-jadinya, menyadari firman yang benar, kita yang salah.
Malam ini kita menangis, kiranya firman Allah diteguhkan oleh tubuh dan darah
Yesus lewat perjamuan suci.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment