IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 27 JUNI 2024
KITAB MALEAKHI PASAL 2
Maleakhi 2:8-9
(Seri 8)
Subtema: PENGAJARAN FIRMAN TUHAN MEMBERI TERANG.
Selamat malam, salam sejahtera bahagia didalam kita mengikuti persekutuan kita dengan TUHAN lewat kebaktian Pendalaman Alkitab dan bersekutu juga dengan perjamuan suci.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “BETANIA” lewat live streaming Youtube, Facebook, baik saudara di dalam negeri, maupun luar negeri dimanapun saudara berada, termasuk rekan-rekan hamba-hamba TUHAN.
Tetapi jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh supaya firman yang dibukakan ini meneguhkan hati kita pribadi lepas pribadi.
Selanjutnya kita sambut Study Maleakhi sebagai firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Kita masih berada pada Maleakhi 2:8-9.
Maleakhi 2:8-9 dengan perikop: "Murka Tuhan terhadap imam"
(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.
Intisari dari ayat 8-9 adalah para imam menyimpang dari jalan, karena para imam tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukan. Dan ini juga merupakan suatu warning (peringatan) bagi saya sebagai hamba TUHAN (seorang gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat), jangan kita menyimpang dari jalan, sebab itu kita sebagai hamba-hamba TUHAN, imam-imam tetaplah mengikuti jalan yang TUHAN tunjukan. Namun hal ini juga diceritakan (dituliskan) oleh Nabi Yesaya.
Yesaya 56:10-11 dengan perikop: "Pemimpin-pemimpin yang fasik"
Pemimpin menyimpang dari jalan, tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukan mereka disebut pemimpin yang fasik.
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
Para pemimpin umat Israel mengambil jalannya sendiri, itu berarti mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan = menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga mereka disebutlah orang-orang buta.
Kalau pemimpin umat Israel disebut orang-orang buta, menunjukan bahwa mereka...
Tidak tahu apa-apa.
Kalau pemimpin tidak tau apa-apa, kemudian berbicara kepada yang tidak tau apa-apa maka suatu kali akan berada pada lubang yang sama. Pemimpin buta memimpin orang buta akan jatuh pada lubang yang sama atau orang yang tidak tau apa-apa (negatif ) ditambah (+) orang yang tidak tau apa-apa (negatif) = hasilnya dua kali negatif (ngawur); pelayanannya ngawur.
Disebut anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak.
Berbaring melamun dan suka tidur saja.
Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.
Malam ini kita masih mengikuti penjelasan dari bagian b; Disebut anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak.
Malam ini kembali kita melihat tentang;
Keterangan: ANJING-ANJING BISU TIDAK TAHU MENYALAK.
Bisu tidak tahu menyalak adalah gambaran dari seorang hamba TUHAN (pemimpin sidang jemaat) yang tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan:
Firman Allah yang tajam (pedang tajam bermata dua).
Firman Pengajaran yang murni dan benar.
Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Bagian satu dan dua sudah diterangkan, sekarang kita akan melihat keterangan bagian yang ketiga yaitu: Tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan tentang Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Keterangan: TIDAK MEMPUNYAI KEBERANIAN UNTUK MENYAMPAIKAN CAHAYA INJIL TENTANG KEMULIAAN KRISTUS.
Pertanyaannya: Apa yang dimaksud dengan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus? Untuk mendapatkan jawabannya mari kita baca…
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan (tidak tertutup).
Saudara berdoa selalu kepada TUHAN, mohon kemurahannya supaya dalam pertemuan-pertemuan ibadah kita senantiasa menikmati pembukaan rahasia Firman Allah. Kalau Firman tertutup, Firman Allah berkata: jemaat binasa. Jadi firman yang tertutup itu ditujukan kepada mereka yang ditentukan untuk binasa. itulah orang-orang yang tidak percaya kepada Pengajaran salib, dan pikirannya dibutakan oleh ilah zaman, yaitu; berhala-berhala di bumi yang lemah dan miskin. Jadi doakan terus supaya TUHAN bukakan firmanNya dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita sekalian.
Terkait dengan “PEMBUKAAN RAHASIA FIRMAN” mari kita telusuri di dalam …
Mazmur 119:129
(119:129) Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya.
Karena Firman Allah itu ajaib maka biarlah kita berpegang teguh kepada firman Allah yang ajaib, atau lebih tepatnya biarlah jiwa kita menaruh harap hanya kepada pembukaan rahasia firman Allah.
Sebagai tambahan ayat referensi bukti firman Allah itu ajaib: sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada dan sanggup menghidupkan orang yang mati (Roma 4:18)
Mazmur 119:130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Kuasa dari pembukaan rahasia Firman, ada 2 (dua):
Memberi terang, sehingga kita tidak lagi tinggal di dalam kegelapan, karena kegelapan adalah tempat orang menyembunyikan dosa.
Memberi pengertian kepada orang-orang bodoh, sehingga orang bodoh tidak lagi melakukan kesalahan sebagai perbuatan bodoh.
Yang pasti kuasa dari pembukaan rahasia firman Allah yang pertama: MEMBERI TERANG.
Yohanes 1:4 perikop: "Firman yang telah menjadi manusia"
(1:4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Kalimat pertama; di dalam Dia (Kristus) ada hidup, sebab Ia telah mati di kayu salib, tetapi hari ketiga Ia bangkit, dengan demikian maut telah dikalahkan.
Kalimat kedua: Hidup itu adalah terang manusia itu berarti; menjadi kesaksian baik dalam perkataan maupun perbuatan dimanapun berada dan dalam keadaan apapun.
Jangan kita hidup asal hidup. Kalau hidup untuk makan, hidup untuk bekerja, hidup untuk bisnis, hidup untuk memuaskan hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging, itulah orang yang hidup asal hidup, hidup semacam ini tidak akan pernah menjadi kesaksian baik perkataan, maupun perbuatannya. Tetapi hidup itu adalah terang manusia, berarti kita harus menjadi kesaksian dimanapun kita berada, baik perkataan menjadi kesaksian membangun orang lain, maupun perbuatan sekecil apapun menjadi kesaksian, itulah arti hidup.
Jadi sebagai pemimpin sidang jemaat, sebagai gembala sidang saya harus menghimbau; termasuk jiwaku, jiwa dari sidang jemaat (anak-anak rohani) yang saya layani biarlah kiranya kita menjadi kesaksian baik perkataan maupun perbuatan dimanapun kita berada, dan dalam segala kondisi; baik susah maupun senang, supaya kita hidup jangan asal hidup, itu yang dimaksud dengan hidup itu adalah terang manusia.
SIAPA YANG MEMBERI TERANG KEPADA MANUSIA?
Yohanes 1:5
(1:5) Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Kalau kita tarik kesimpulan (intisari) dari ayat ini jelas yang memberi terang adalah TUHAN, karena TUHAN tidak dikuasai dengan kegelapan. Tetapi lebih dari itu ada yang mau saya sampaikan dari ayat 5 ini, disini dikatakan Terang itu bercahaya di dalam kegelapan.
Tuhan adalah terang yang bercahaya dalam kegelapan. Kemudian kegelapan itu tidak menguasai terang. Jadi TUHAN lah yang menjadi terang, Dia bercahaya dalam kegelapan dan kegelapan tidak menguasai terang, dan TUHAN lah juga yang menjadikan kita terang.
Jadi sumber terang itu TUHAN, dan kalau kita menjadi terang itu sumbernya dari TUHAN karena TUHAN lah yang menjadi terang dunia dan kegelapan tidak menguasai terang. Dan kalau kita dijadikan sebagai terang itu karena TUHAN. Imam-imam menjadi imam itu karena TUHAN dan menjadi terang yang bercahaya dalam kegelapan itu juga karena TUHAN.
Matius 5:14
(5:14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Disini dikatakan; Kamu adalah terang dunia. Lalu sebagai gambarannya; sama seperti kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Kalau kota letaknya di puncak gunung maka akan nampak dengan jelas tidak tersembunyi, demikian juga kalau kita menjadi terang dunia; tidak ada dosa lagi yang disembunyikan.
Kalau suami tidak menyembunyikan dosa di hadapan TUHAN, maka dia tidak akan menyembunyikan dosanya di hadapan istrinya. Kalau istri tidak menyembunyikan dosa di hadapan TUHAN, maka dia pun tidak akan menyembunyikan dosanya terhadap suaminya, terhadap anaknya dan terhadap orang-orang lain termasuk saya sendiri. Itulah terang dunia; tidak ada dosa yang disembunyikan, tapi kalau masih ada dosa disembunyikan tidak akan menjadi terang.
Jadi kuasa dari pembukaan rahasia firman yang pertama; memberi terang. Jadi kalau TUHAN bawa kita sampai kepada puncak gunung = menjadi terang = tidak ada lagi dosa yang tersembunyi itu karena pembukaan rahasia firman Allah, maka saya sampaikan di atas tadi kita butuh pembukaan rahasia firman dalam setiap pertemuan ibadah, karena kuasa dari pembukaan rahasia firman yang pertama; memberi terang.
Biarlah kita semua menjadi terang dunia, tidak ada lagi dosa yang tersembunyi; baik itu dosa kecil, maupun dosa besar.
Matius 5:15
(5:15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Pelita yang bernyala diletakkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Ini adalah kehidupan anak-anak TUHAN yang sudah menjadi kesaksian; menerangi semua orang yang ada di dalam rumah itu.
Kita semua adalah rumah TUHAN, biarlah rumah TUHAN diterangi lewat kesaksian hidup kita baik itu perkataan, maupun itu perbuatan.
Sebaliknya kegelapan akan terjadi manakala pelita diletakkan di bawah gantang. Gantang adalah sukatan/takaran yang kalau diisi beratnya itu akan kurang lebih 3,125 kg.
Pendeknya; kalau terang itu ditakar/disukat/diukur menurut kebenaran manusia, maka yang akan terjadi kegelapan; tidak mungkin ia menjadi kesaksian (tanpa terang yang bercahaya)
Kenapa seseorang ada dalam kegelapan (tidak menjadi kesaksian?) jawabnya karena terang yang ia miliki diukur menurut kebenaran diri sendiri, kehidupan semacam ini tidak akan menjadi terang dimanapun berada.
Ayo mari ikuti pemberitaan firman, buka hati lebar-lebar karena TUHAN menuntut kita menjadi terang dunia. TUHAN yang memberi terang dan TUHAN menuntut supaya kita menjadi terang. Tetapi kalau terang itu diukur menurut takaran (kebenaran) diri sendiri, kehidupan semacam ini tidak akan menjadi kesaksian, tidak akan menjadi terang yang bercahaya, sebaliknya justru ia ada dalam kegelapan yang paling gelap.
Saya tambahkan sedikit…
Yohanes 8:44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Tiga tabiat yang paling mendasar dari iblis/setan:
Pembunuh manusia.
Tidak hidup dalam terang kebenaran Allah
Bapa pendusta
Yang pasti, iblis adalah penguasa di dalam kegelapan, sebab iblis tidak hidup di dalam terang kebenaran Allah, tetapi ia hidup menurut kebenaran diri sendiri. Maka sekali lagi saya sampaikan; jika kebenaran diukur menurut kebenaran diri sendiri terjadilah kegelapan, persis seperti iblis (setan) hidup menurut kebenaran diri sendiri, tidak akan menjadi terang, tidak akan pernah menjadi kesaksian, itu sebabnya iblis setan disebut penguasa kegelapan.
Karakter iblis setan ini bisa saja terjadi kepada seorang hamba TUHAN, tabiat ini bisa saja turun kepada imam-imam dan sidang jemaat, tanpa disadari. Tanpa disadari dia tidak lagi menjadi terang, tidak lagi menjadi seksasian, justru berada dalam kegelapan seperti setan, sebagai contoh Ayub 1:1.
Ayub 1:1 dengan perikop: "Kesalehan Ayub dicoba" Ayub 1:2-3
(1:1) Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (1:2) Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan. (1:3) Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.
Ayub adalah orang saleh dan jujur, serta takut akan TUHAN dan menjauhi kejahatan.
Ayub mempunyai 10 anak:
7 laki-laki.
3 perempuan.
Kemudian Ayub adalah orang yang terkaya pada masa itu, sebab ia memiliki:
tujuh ribu ekor kambing domba
tiga ribu ekor unta
lima ratus pasang lembu,
lima ratus keledai betina
dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar.
Ayub betul-betul adalah orang yang terkaya pada masa itu di sebelah Timur. Namun pada akhirnya segala kepunyaan Ayub; 10 anak dan harta yang ia punya lenyap hilang dari genggamannya. Dan kisah itu ditulis pada Ayub 1:8-19. Inilah ujian pertama yang dialami Ayub; kehilangan segala sesuatu yang ia miliki; kehilangan 10 anak, kemudian kehilang kekayaan; harta benda yang ia punya lenyap dari genggamannya. Dan itu terjadi atas seijin TUHAN. Tidak ada yang terjadi di atas muka bumi ini tanpa seijin TUHAN, jadi kita jangan suka ngomel, apalagi bersungut-sungut.
Ayub 1:20
(1:20) Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,
Ketika segala kepunyaan Ayub lenyap, maka berdirilah Ayub menunjukan suatu tindakan di hadapan TUHAN, yaitu:
Mengoyak jubahnya, istilah sekarang; hatinya hancur tercabik-cabik.
Mencukur kepalanya, menunjukkan kepada kita, segala kemuliaan hanya bagi TUHAN.
Sujud dan menyembah.
Kemudian…
Ayub 1:21 Ayub 1:22
(1:21) katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Perkataan Ayub ini menunjukan kepada kita bahawa Ayub hanya bergantung kepada kemurahan TUHAN, tidak bergantung pada harta yang ia miliki; TUHAN yang memberi TUHAN yang mengambil, terserah TUHAN. Kalau pemahaman orang sudah sampai kepada hal yang demikian berarti hidupnya hanya bergantung kepada TUHAN dan kemurahan TUHAN, tidak lagi bergantung pada harta kekayaan, tidak bergantung lagi pada yang ia punya.
Ayub 1:22
(1:22) Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Sekalipun Ayub sudah menghadapi ujian yang pertama yang begitu berat, dia tidak mempersalahkan TUHAN.
Selanjutnya kita akan melihat saat Ayub menghadapi “ujian yang kedua”…
kenapa saya harus menjelaskan ini ? Saya menjelasakn ini supaya nanti kita tau rentetan-rentetannya.
Ayub 2:7-8
(2:7) Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. (2:8) Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.
Ujian kedua Ayub ditimpa dengan barah yang busuk dari telapak kaki sampai batok kepala.
Menurut saya ujian ini berat sekali karena barah yang berbau busuk itu dialami dari telapak kaki sampai batok kepala.
Kalau bara yang busuk itu ada di telapak kaki maka tidak akan bisa menginjak bumi, dengan lain kata tidak bisa melangkah untuk secepatnya pergi ke rumah sakit untuk meminta pertolongan, jadi hanya berdiam saja, karena kalau dia melangkah menambah penderitaan, semakin melangkah tambah derita, karena barah atau luka-luka yang busuk itu ada di telapak kaki. Jadi berat sekali penderitaan Ayub ini; dia tidak bisa melangkah, tidak bisa berbuat apa-apa.
Karena beban penderitaannya terlalu berat maka sikap Ayub saat menghadapi ujian kedua:
Menggaruk-garuk badannya dengan sekeping beling, menunjukkan bahwa manusia hanyalah sebatas kepingan saja, sama seperti tembikar tukang periuk, dia bisa menghancurkannya berkeping-keping. Kalau TUHAN mau hancurkan seperti tembikar tukang periuk sampai berkeping-keping ya terserah Dia. Jadi kehidupan manusia hanyalah sebatas kepingan saja, dan itu harus kita sadari.
Kalau TUHAN mau bentuk kita terserah Dia, kalau Dia mau hancurkan berkeping-keping terserah Dia, dan kita harus mau menyadarinya dan mau mengakui kedaulatan TUHAN. Kita adalah tanah liat, Dia adalah penjunan, terserah Dia, yang pasti manusia hanyalah sebatas kepingan saja.
Terkadang hati ini hancur berkeping-keping saat ujian kita hadapi, ya sudahlah mau bilang apa lagi, asal jangan sampai kegelapan itu menguasai kita. Kalau orang berada di dalam kegelapan = berada di tepi maut.
Duduk di tengah-tengah abu.
Duduk di tengah-tengah abu menunjukkan manusia hanya sebatas debu tanah (hina karena dosa). Dan biarlah kita menyadari itu, jangan pernah kita merasa lebih baik, lebih benar, lebih suci dari orang lain apalagi dari TUHAN. Ingat manusia hanyalah terbuat dari debu tanah; hina karena dosa. Kita belum sempurna, jadi jangan merasa lebih baik, lebih benar, lebih suci dari orang lain.
Saya juga mohon kepada istriku dan seluruh sidang jemaat doakan supaya saya jangan memiliki pemikiran di hati ini lebih baik, lebih benar, lebih suci dalam segala perkara. Yang pasti manusia hanya sebatas debu tanah; hina karena dosa.
Ayub 2:9-10
(2:9) Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" (2:10) Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Isteri Ayub tidak sanggup menerima dua kali cobaan berat yang dialami oleh Ayub, itu dapat dilihat dari perkataannya, yaitu:
Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu?
Istri Ayub ini mempersalahkan ketukan dari Ayub di hadapan TUHAN.
Kita memang harus bertekun dalam segala perkara, dalam segala bidang, termasuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Dan malam ini merupakan ketekunan dalam Ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Jangan sampai hanya karena ujian dan pergumulan yang berat yang dialami lalu akhirnya mempersalahkan ketekunan tiga macam ibadah pokok, mempersalahkan ketekunan kita kepada TUHAN, seolah-olah menyesal kita tekun dan menekuni segala sesuatu yang TUHAN percayakan.
Kutukilah Allahmu.
Ini adalah perkataan yang tidak wajar dan tidak pantas dikatakan oleh seorang istri kepada suami. Dan ada beberapa alasan yang bisa saya kemukakan, alasannya:
Isteri dijadikan TUHAN hanya sebatas penolong bukan perongrong hidup rohani dari suami.
Jadi kalau suami belum dapat menunjukan sikap imamatnya (kepemimpinanya) ya tolong saja; mungkin sulit diucapkan dengan kata-kata karena suaminya keras kepala, dursila, berkata-katalah (mengadu) kepada TUHAN lewat doa; mohonkan, naikan permohonan kepada TUHAN.
Tuhan rela menanggung kutuk.
Tuhan rela menanggung kutuk, itu sebabnya Dia mati di atas kayu salib, supaya kita lepas dari kutuk sebagaimana dengan Galatia 3:13: Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
TUHAN rela menjadi orang yang terkutuk karena dosa yang diperbuat oleh manusia, maka kita tidak sepantasnya mengucapkan dan memerintahkan seseorang untuk berkata ; kutuki TUHANmu karena pencobaan dan pergumulan yang begitu berat. TUHAN itu sudah mati sebagai orang yang terkutuk, supaya kita lepas dari kutuk (lepas dari maut)
Ayub ini betul-betul tertekan batin, bukan hanya karena penderitaan oleh ujian, tetapi ujian yang datang dari sang istri yang belum dewasa rohani. Jadi saudara kuatkanlah hatimu sesuai dengan kekuatan yang datang dari TUHAN.
Ayub 2:10
(2:10) Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Ayub tidak mempersalahkan TUHAN, tetapi mempersalahkan perempuan gila (perempuan yang tidak tahu apa yang diucapkannya). Tetapi kita bukan gereja gila, tetapi kita gereja yang waras di hadapan TUHAN.
Laki-laki yang dirasuki di Gerasa dia gila, dia tidak sadar; dia pukul-pukul badannya sama seperti seorang suami tidak mengasihi dirinya sendiri (Markus 5:1-20). Tetapi setelah dia pulih, dia waras , dia tidak lagi menyakiti tubuhnya (dirinya), tidak lagi menyakiti istrinya.
Ayub 2:11
(2:11) Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Téman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia.
Tiga sahabat Ayub, antara lain; Elifas, Bildad dan Zofar datang menghibur dan mengucapkan belasungkawa. Apakah Ayub cukup terhibur oleh penghiburan dari tiga sahabatnya?
Ayub 2:12-13
(2:12) Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi. Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring. Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit. (2:13) Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorang pun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.
Tetapi ketiga sahabat Ayub dari jauh memandang, mereka tidak dapat mengenalnya lagi, itu artinya; penderitaan yang ditanggung Ayub berat sekali, ditambah lagi dengan bara yang berbau busuk dari telapak kaki sampai batok kepala.
Jangan dulu karena barah yang berbau busuk (luka-luka yang memenuhi tubuh) orang kalau stres, orang kalau berbeban berat, orang kalau bekerja keras dia akan cepat tua. Ditambah lagi bekerja di atas terik matahari, selain tambah tua, tambah hitam juga, itu bisa mengubah wajah. Saya mengatakan itu karena pernah saya alami, ketika saya bekerja di suatu perusahan Amerika; bekerja hanya tujuh jam saja tidak boleh duduk, istirahat setengah jam, setengah jam itu hanya bisa digunakan untuk makan, dan setelah itu bekerja lagi, tidak boleh berdiri-diri saja, apalagi duduk-duduk, harus terus melangkah dan ditangan ini harus terus ada pekerjaan. Pada saat itu memang kelihatan tambah tua, dan pada suatu pertemuan saya ada di tengah-tengahnya, dan disitu juga ada seorang saudara datang menyapa, dan semua disapa, kecuali saya. Lalu saya tanya; kenapa saya tidak disapa. Kemudian ia tanya: Siapa ya? lalu ia mengamat-amati, kemudian berkata; eh kamu toh, kok kamu tambah tua. Itu saja karena beban pekerjaan membuat terlihat tua, lalu bagaimana barah berbau busuk juga menutupi segala tubuh, termasuk wajah, sudah pasti tidak dikenali, begitu hebat penderitaan ini.
Kemudian, sangking hebatnyanya beban penderitaan yang ditanggung Ayub, akhirnya mereka duduk di atas tanah selama tujuh hari tujuh malam tanpa mengucapkan sepatah kata. Bayangkan tujuh hari tujuh malam tanpa mengucapkan sepatah kata, mengapa? karena mereka sedang berkabung terkait dengan beban berat yang ditanggung oleh Ayub ini. Hal ini berbicara tentang pengalaman kematian, tetapi sayangnya pengalaman kematian ini hanya tujuh hari.
Biarlah kiranya kita semua menyatu dengan pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan; tidak ada suara daging, tidak ada sungut-sungut, tidak ada omelan-omelan, tidak ada lagi tuntutan-tuntutan yang mempersalahkan TUHAN, itu bagus, tapi jangan tujuh hari saja, kalau bisa selama-lamanya.
Itu kisah Ayub pada Ayub pasal 1 dan 2. Sekarang kita akan melihat pasal 3.
Ayub 3:1 dengan perikop: "Keluh kesah Ayub"
(3:1) Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya.
Singkat kata pada hari ke-8, Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya
Ketika mulut terbuka pada saat itulah Ayub mengutuki hari kelahirannya = mempersalahkan TUHAN dan segala rencana TUHAN di dalam diri Ayub. Sama seperti orang yang ngomel, bersungut-sungut mempersalahkan ini itu , semua dipersalahkan, itu suara daging. Ngomel, sungut-sungut itu suara daging dari orang yang tidak masuk dalam pengalaman kematian.
Pendeknya, Ayub mengukur terang kebenaran Allah menurut kebenaran diri sendiri; menurut kebenaran manusia, persisi seperti pelita di letakan di bawah gantang, ini yang saya maksud, walaupun saya harus membawa saudara dulu untuk mengikuti penjelasan pasal 1 dan pasal 2 supaya tau urutan-urutannya.
Apa yang terjadi jika kebenaran Allah diukur menurut kebenaran sendiri? apa yang terjadi ketika pelita di letakan di atas gantang?
Ayub 3:3-5, 12
(3:3) "Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan. (3:4) Biarlah hari itu menjadi kegelapan, janganlah kiranya Allah yang di atas menghiraukannya, dan janganlah cahaya terang menyinarinya. (3:5) Biarlah kegelapan dan kekelaman menuntut hari itu, awan-gemawan menudunginya, dan gerhana matahari mengejutkannya.
(3:12) Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu?
Apa yang terjadi jika terang kebenaran Allah diukur menurut kebenaran diri sendiri (pelita diletakkan di bawah gantang)? Dari tutur kata Ayub ini menunjukan Ayub sudah ada dalam kegelapan malam = dikuasai kegelapan malam, ia tidak lagi menjadi terang dan kesaksian bagi ke 3 saudara-saudaranya.
Mari kita lihat satu persatu perkataan Ayub:
Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku.
Ini adalah perkataan dari orang yang menyesali hari kelahiran, menyesal dilahirkan sebagai manusia.
Malam mengatakan: Seorang anak laki-laki ada dalam kandungan.
Dalam kandungan perawan Maria ada anak laki-laki dan itu dilahirkan pada waktu malam. Dan tidak perlu kita marah-marah mempersalahkan rencana TUHAN, percayalah Yesus adalah Anak laki-laki yang dilahirkan oleh perawan Maria.
Lihat, sampai sejauh itu ia mempersalahkan TUHAN, dan ini sangat disesalkan sekali.
Ketika ia mempersalahkan rencana TUHAN tidak masuk akal sebetulnya, karena kalau kita telusuri pada Ayub 1:1-3 dia begitu hebat menurut ukuran manusia, tetapi tidak ternyata pada pemandangan TUHAN. Mata manusia hanya melihat apa yang di depan mata, tetapi mata TUHAN menembusi hati manusia, TUHAN yang lebih tau segala-galanya. Itu sebabnya saudara terkejut-terkejut terkadang; om ini berkhotbah kok tau saya.
Biarlah hari itu menjadi kegelapan, janganlah kiranya Allah yang di atas menghiraukannya, dan janganlah cahaya terang menyinarinya.
Ayub menolak menjadi terang yang bercahaya, menolak untuk menjadi pelita yang diletakan di atas kaki dian, kenapa? jawabnya karena pelita di letakan di bawah gantang, terang kebenaran Allah diukur menurut keluh kesahnya (kebenaran diri sendiri) akhirnya berada dalam kegelapan, tidak menjadi kesaksian.
Itu yang saya sampaikan tadi; tanpa disadari itu dialami oleh banyak orang termasuk hamba-hamba TUHAN, imam-imam dan seluruh sidang jemaat tanpa terkecuali, dan itu bisa terjadi tanpa disadari. Tetapi malam ini TUHAN ingatkan kita itu adalah sebuah kesalahan yang besar, jangan kita mengulangi kesalahan yang semacam itu lagi.
Biarlah kegelapan dan kekelaman menuntut hari itu, awan-gemawan menudunginya, dan gerhana matahari mengejutkannya.
"Biarlah gerhana matahari mengejutkannya"
Gerhana matahari = terjadi kegelapan yang akan memuncak tepatnya saat antikris berkuasa sebagai raja atas seantero dunia, dan itu merupakan kekejutan. Peristiwa itu adalah peristiwa yang sangat mengejutkan bangsa-bangsa, suku kaum dan bahasa di bumi ini, apalagi orang-orang kristen yang tidak sungguh-sungguh tergembala. Itulah sebabnya sekali lagi saya sampaikan; berdoa selalu supaya dalam setiap pertemuan ibadah TUHAN membukakan rahasia firman yang pertama berkuasa untuk memberi terang supaya terang itu bercahaya; menjadi kesaksian.
Gerhana matahari berarti akan mengalami kegelapan, puncaknya nanti pada saat antikris menjadi raja, disitulah nanti banyak anak-anak TUHAN mengalami kekejutan. Sebab itu sungguh-sungguhlah tergembala, tekun tiga macam ibadah pokok, supaya kita tidak mengalami kekejutan ini, TUHANlah yang memberi terang dalam hidup saya dan sudara.
“Kekejutan yang terjadi “ ayat referensi: (Matius 24:15&21) (Matius 20:25) (Lukas 22:25)
Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu?
Sampai pada akhirnya, Ayub mempersalahkan buah dada.
Ketika bayi ada pada pangkuan ibunya maka tentu saja sang bayi membutuhkan buah dada dari ibunya, tetapi lihat lah disini Ayub mempersalahkan buah dada ibunya, Ayub mempersalahkan pangkuan ibunya.
Kita ini seperti anak yang baru lahir ada dalam gendongan dua tangan TUHAN. Masakan kita mempersalahkan gendongan dua tangan TUHAN yang sudah merawati hidup rohani kita masing-masing.
Buah dada itu gambaran dari dua loh batu yang berisikan 10 hukum Allah, sedangkan inti dari 10 hukum hanya satu yaitu; KASIH
Loh batu pertama adalah kasih kepada TUHAN
Loh batu kedua adalah kasih kepada sesama.
Kasih inipun dipersalahkan Ayub karena terang kebenaran dari Allah tidak ada di dalamnya,
terang kebenaran itu diukur menurut kebenaran sendiri.
Mempersalahkan buah dada = mempersalahkan (tidak menghargai) air susu ibu itulah Firman Penggembalaan.
Ibu itu gambaran dari seorang gembala.
Ayub 31:1-40 Perikop: “Sekali lagi Ayub mengaku tidak bersalah” berarti Ayub benar-benar hidup menurut kebenaran diri sendiri.
Jadi jelas sekali, tidak bisa dibantahkan lagi bahwa Ayub hidup menurut kebenaran diri sendiri sehingga pelita itu diletakan di bawah gantang = terang diukur menurut kebenaran diri sendiri, akibatnya ada dalam kegelapan; tidak menjadi kesaksian, baik dalam perkataan, maupun dalam perbuatannya tidak lagi menjadi kesaksian bagi saudara-saudaranya, bagi siapapun.
Kejadian 15:12-15 perikop: "Perjanjian Allah dengan Abram; janji tentang keturunannya"
(15:9) Firman TUHAN kepadanya: "Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati." (15:10) Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua. (15:11) Ketika burung-burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya.
Jadi memang setiap kali kita beribadah dan melayani TUHAN dan di tengah-tengahnya kita membawa korban persembahan, hati-hati dengan burung buas. Burung buas selalu ada, itulah Roh antikris, hati-hati, percaya saja.
Kita juga harus berjuang, jangan sampai kita dipengaruhi burung buas, itulah roh jual beli (roh antikris); cinta akan uang.
Kejadian 15:12-15
(15:12) Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan. (15:13) Firman TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. (15:14) Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak. (15:15) Tetapi engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera; engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu.
Pertama-tama saya mau sampaikan bahwasannya kita semua adalah orang asing (pendatang) di bumi ini karena tanah air kita adalah kerajaan Sorga. Sebetulnya kita datang dari TUHAN, kalau kita ada di bumi saat ini itu karena Adam dan Hawa berbuat dosa, dan dosa itu sudah menjalar dan masuk ke dalam dunia, itulah sebabnya kita ada di dunia ini seperti Adam dilempar dari taman eden. Yang pasti kita adalah pendatang dan orang asing di dunia ini sebab itu jangan terlena dengan dunia ini, jangan terlena dengan kerajaan dan kemulian yang ada di dunia ini, jangan terlena dengan mamon, jangan terlena dengan roh jual beli.
Memang setiap kali membawa korban dan persembahan di tengah ibadah dan pelayanan itu pasti ada gangguan dari roh burung buas, tapi jangan terlena. Kita harus mengingat kita hanyalah orang asing, kita hanyalah pendatang di bumi ini, kita rindu satu tanah air itulah tanah air sorga, dari situ kita ada, dan dari situ pula kita menantikan kedatangan TUHAN.
Kemudian satu kali gelap gulita akan meliputi seantero dunia ini dan itu terjadi pada saat antikris berkuasa atas dunia. Jadi kisah dari Abraham ini adalah suatu nubuatan di zaman akhir, persis seperti yang dialami Ayub tadi terjadi gerhana matahari, apabila itu terjadi itu adalah peristiwa yang mengejutkan, tetapi disini TUHAN sudah ingatkan Abraham; jangan takut, perhatikanlah ini. Memang itu akan terjadi, jangan putus asa, tidak boleh terlena dengan dunia ini, tetaplah membawa korban dan persembahan, dipersembahkan di atas mezbah dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah. Demikian juga imam-imam membawa korban dan dipersembahkan, jangan terpengaruh dengan burung buas. Anggap saja kita ada di bumi ini sebagai pendatang (orang asing), kita rindu satu tanah air, itulah tanah air sorgawi, itulah keturunan Abraham yang hidup dari iman Abraham (Ibrani 11:14)
Sekarang mari kita lihat ‘JALAN KELUARNYA”
Kejadian 15:16
(15:16) Tetapi keturunan yang keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu kedurjanaan orang Amori itu belum genap."
Keturunan Abraham
Keturunan pertama; Ishak.
Keturunan kedua; Yakub.
Keturunan ketiga; 12 anak Yakub.
Dan keturunan keempat; anak-anak dari 12 anak Yakub, inilah yang akan kembali ke tanah perjanjian yang dipimpin oleh Musa, dilanjutkan oleh Yosua.
Kejadian 15:17
(15:17) Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu. (15:18) Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat:
TUHAN mengadakan perjanjian kepada Abraham yaitu; keturunan keempat akan kembali ke tanah perjanjian yang dijanjikan TUHAN kepada Abraham, Ishak, Yakub, tetapi dengan catatan;
Kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, tidak jauh dari pertemuan ibadah,
di tengah-tengahnya kita membawa korban dan persembahan kepada TUHAN, persembahkan di atas mezbah, pada saat gelap malam itu kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu.
Jadi suluh terang itu datang dari TUHAN, asal saja kita tetap membawa korban dan persembahan di tengah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini, walaupun dunia sudah dalam kegelapan, karena dosa yang sudah memuncak, dosa sudah bertimbun-timbun; dosa makan minum, sampai puncaknya dosa kawin mengawinkan.
Kejadian 15:17 bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada MEZBAH KORBAN BAKARAN; korban yang dibakar di atas api.
Kemudian kalau kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok disitu juga ada suluh. Ketekunan tiga macam ibadah pokok bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada tiga alat yang ada di ruangan suci.
Meja roti sajian → Ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Terkait dengan suluh yang berapi yang lewat dari antara potongan-potongan daging:
engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN. Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN. Di atas dua susun juga dibubuhkan kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun, itu lah korban api-apian bagi TUHAN, bagaiakan suluh yang lewat dari potongan-potongan daging (Imamat 24:6-7)
Pelita emas → Ketekunan dalam ibadah Raya minggu disertai dengan kesaksian roh.
Di atas kaki dian juga diletakan tujuh pelita, itu juga korban api-apian, itu juga suluh yang berapi yang lewat dari antara potongan-potongan daging itu (Keluaran 25:31-40)
Mezbah dupa → ketekunan dalam ibadah penyembahan (Keluaran 30:1-10, Keluaran 37:25-29).
Di atas mezbah dupa ada cawan emas pembakaran ukupan itu juga merupakan api-apian bagi TUHAN seperti suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu.
Jadi ketika kita ada di tengah ibadah dan pelayanan kita harus membawa korban dan persembahan dan dipersembahkan di atas mezbah. Kemudian kita harus tekun dalam 3 macam ibadah pokok, sebab di atas ketekunana tiga macam ibadah pokok disitu juga suluh yang berapi lewat itulah api dari TUHAN.
Jadi memang harus tekun dalam 3 macam ibadah pokok, tidak boleh tidak sebab di atas tiga perkara selalu ada api itulah terang dari TUHAN.
Kejadian 15:14
(15:14) Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak.
Antikris hanya memerintah tujuh tahun, puncaknya 3.5 tahun yang kedua, sesudah itu TUHAN akan memusnahkan antikris dengan nafas mulut TUHAN (2 Tesalonika 2:8). Tetapi anak-anak TUHAN yang tekun dalam tiga macam ibadah pokok bahkan ibadahnya memuncak sampai kepada doa penyembahan akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak.
Harta benda = harta rohani = karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El-kudus. Jadi harta benda yang banyak jelas → mempelai wanita TUHAN yang berhias bagi suaminya: Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. (Wahyu 21:2):
Perhiasan = harta benda, berarti menjadi Yerusalem Baru; mempelai wanita TUHAN. Intinya Ayub pun dipulihkan oleh TUHAN.
Ayub 42:5-6
(42:4) Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. (42:5) Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. (42:6) Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."
Jadi ternyata amal soleh, kejujuran, takut akan TUHAN Ayub hanya karena khotba (kata hamba TUHAN), hanya karena kesaksian orang, bukan menjadi pengalaman hidup, belum menyatu dengan salib di Golgota.
Biasanya orang kalau hanya tau teori hidup dalam kebenaran diri sendiri; terang kebenaran di takar menurut kebenaran diri sendiri akhirnya berada dalam kegelapan, sebaliknya jikalau salib itu sudah menyatu dengan dirinya barulah dia menyadari, barulah dia melihat terang yang bercahaya.
Ayub duduk dalam debu dan abu, tetapi berbeda ketika ia pertama kali duduk di atas debu dan abu, itu karena kata orang, tetapi sekarang ini sudah menjadi pengalaman, sudah berbeda.
Hati-hati, Banyak orang kristen berkata karena kemurahan TUHAN, tapi karena kesombongan. Beda kalau salib sudah menjadi pengalaman hidup; duduk di atas abu dan debu pertama dan duduk di atas abu dan debu kedua (menyatu dengan salib) itu berbeda.
Saat Ayub menyatu dengan salib, barulah ia dapat melihat terang yang bercahaya, oleh sebab itu, Ayub mencabut perkataannya dan menyesal kemudian ia duduk di atas debu dan abu.
Singkat kata, kehidupan Ayub dipulihkan oleh TUHAN, dan Ayub sudah menjadi kesaksian, bahkan kesaksiannya dua kali lipat dari kesaksian yang pertama. Ayub 42:7-17 Perikop: “Keadaan Ayub dipulihkan.
Ayub 42:10
(42:10) Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.
Ayub sudah menjadi kesaksian, bahkan kesaksiannya dua kali lipat dari kesaksian yang pertama. Jadi jelas TUHANlah yang memberi terang. Kalau terjadi pembukaan rahasia firman berkuasa memberi terang. Terang yang berasal dari kebenaran diri sendiri tidak bercahaya, justru berada dalam kegelapan, tidak menjadi kesaksian.
Ketika kita dipulihkan menunjukan TUHAN lah yang memberi terang. Jangan berhenti berdoa mohon kemurahan TUHAN supaya minggu yang akan datang TUHAN kembali membukakan firmannya bagi kita.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment