IBADAH RAYA
MINGGU, 14 JULI 2024
KITAB WAHYU
Wahyu 17:8
(Seri 4)
Subtema:
IBADAH YANG
DIGUGURKAN
Shalom…
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh kemurahan Tuhan, dua tangan
Tuhan menarik dan menghimpukan kita di atas gunung Tuhan yang kudus sehingga
kita datang beribadah dan melayani Tuhan lewat Ibadah Raya Minggu disertai
dengan kesaksian Roh, puji Tuhan.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan yang juga turut
bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania”
Serang Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live
streaming atau online Youtube, Facebook, atau media sosial apapun.
Biarlah
kiranya damai sejahtera dari sorga turun di tengah-tengah kita semua, baik juga
yang sedang mengikuti secara online, saudara terkasih dimanapun berada. Dan
marilah kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Kitab Wahyu. Dan kita masih berada pada
Wahyu 17:8 tentu karena kemurahan
Tuhan.
Namun
jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan Tuhan supaya Firman yang
dibukakan itu meneguhkan kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Wahyu
17:8
(17:8)
Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan
muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang
diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak
dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah
ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
Intisarinya:
Rasul Yohanes melihat seekor binatang keluar dari dalam laut -> antikris
Kemudian,
binatang itu berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh.
Binatang
yang dilihat oleh Rasul Yohanes sebenarnya telah ada, namun tidak ada, kemudian
muncul lagi dari jurang maut.
Selanjutnya
kita bandingkan dengan ..
Wahyu
17:11
(17:11)
Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri
adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju
kepada kebinasaan.
Binatang
yang pernah ada (telah ada) dan yang sekarang tidak ada, satu dari antara 7
kepalanya mengalami luka parah dan ia sedang menuju kepada kebinasaan.
Wahyu 17:11 =
Wahyu 13:3
Wahyu
13:3
(13:3)
Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Tuhan
Yesus turun dari langit ke bumi kemudian menderita sengsara di atas kayu salib
sampai mati di kayu salib dan pada hari yang ketiga Yesus bangkit.
Jadi
jelas dari ayat ini bahwa antikris ini sedang mencoba-coba meniru pengalaman kematian Tuhan Yesus Kristus tepatnya pada saat
Ia dijatuhkan dari langit ke atas bumi = TIDAK ADA.
Pengalaman
kematian Yesus tidak boleh ditiru-tiru, sebab di tengah-tengah pengikutan kita
kepada Tuhan, biarlah kiranya kita sungguh-sungguh di dalam 3 syarat:
-
Sangkal
diri sungguh-sungguh.
- Pikul salib sungguh-sungguh.
- Ikut TUHAN sungguh-sungguh.
Tidak
boleh meniru-niru, sebab itu adalah akal-akalan dari antikris, ibadah kita
jangan akal-akalan, kalau melayani juga jangan akal-akalan, dalam segala
perkara jangan akal-akalan.
Namun
pada akhirnya binatang itu akan MUNCUL LAGI (bangkit dari lobang jurang maut). Hal
ini menunjukkan antikris sembuh dari luka parahnya. “… satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan
hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh…” Jadi dia akan
muncul lagi atau bangkit dari lobang jurang maut -> antikris sembuh dari
lukanya.
Singkat
kata, antikris meniru pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Dengan
demikian, antikris melakukan kejahatan yang sempurna.
Jadi
kalau ikut-ikutan, akal-akalan di tengah-tengah ibadah pelayanan pasti nanti
hidup di dalam kejahatan yang sempurna -- tujuh (7) kepala, angka 7 angka yang
sempurna --. Sungguh-sungguh ikut Tuhan, jangan ibadah tiru-tiruan, jangan ikut
Tuhan dengan akal-akalan. Kalau itu dipertahankan akhirnya nanti sampai kepada
kejahatan yang sempurna. Itu tidak mustahil terjadi.
Tadi
antikris meniru pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Jadi
pengalaman kematiannya itu tiruan atau KW, kebangkitannya juga tiruan
(kebangkitan KW).
Wahyu
1:8,17-18
(1:8)
"Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang
sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan
kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati,
namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci
maut dan kerajaan maut.
Yesus
adalah Alfa dan Omega, itu berarti Yesus adalah “Yang awal” dan “Yang akhir.”
Kemudian,
Yesus adalah “yang ada”, yang “sudah ada”, yang “akan datang.”
- YANG ADA = Yang hidup.
- YANG SUDAH ADA = Telah mati.
- YANG AKAN DATANG = Aku hidup.
Kita
lihat pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus di dalam sebuah gambar
sederhana…
Allah
adalah Alfa dan Omega; Dia adalah awal dan akhir. Kemudian yang ada = yang
hidup; yang sudah ada = telah mati; kemudian yang akan datang = Aku hidup. Jadi
dari alfa sampai kepada omega, jembatannya adalah salib di Golgota. Jadi hidup, mati, hidup kembali.
Saudara,
kalau ada orang tidak percaya kepada Tuhan lalu berkata; ‘Ko Tuhan mu bisa mati? Bukankah
Tuhan itu hidupnya kekal?” Memang begitulah Tuhan adanya.
Tetapi
perlu untuk diketahui… Kalau Tuhan bertahan di dalam kerajaan Sorga maka
manusia berdosa tidak akan hidup. Tetapi supaya kita yang berdosa hidup dan
beroleh kemurahan dari Tuhan, maka Allah harus menjadi Yesus (manusia Allah),
turun ke dunia lalu menderita sengsara, mati di atas kayu salib, tetapi hari
ketiga Dia bangkit, supaya kita hidup. Kalau Dia tidak menaklukkan maut maka
kita tidak hidup.
Jadi
saudara kalaupun orang sanksi dengan Tuhan kita, Tuhan Yesus Kristus, saudara
tidak boleh ragu dan sanksi dengan Tuhan kita. Kalau Tuhan tidak taklukkan maut
dan tetap bertahan di sorga, kita tidak hidup.
Sekarang
kita akan melihat lebih detail soal pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus
pada…
Perikop: “Kebangkitan Kristus.”
1
Korintus 15:3
(15:3)
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah
kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai
dengan Kitab Suci,
Yesus
telah mati dan dibangkitkan pada hari ketiga, sesuai dengan Kitab Suci. Jadi
kematian Yesus sesuai dengan Kitab Suci, kemudian kebangkitan Yesus pada hari
yang ketiga juga sesuai dengan Kitab Suci. Tadi kita berangkat dari Wahyu 1:17-18; terkait tentang: hidup,
mati, hidup.
Jadi
sebelum Yesus menggenapi hukum taurat, peristiwa itu sudah terlebih dahulu
dinubuatkan oleh para nabi. Jadi pengalaman kematian Yesus Kristus itu tidak
meleset dari kebenaran Firman Allah yang tertulis sesuai dengan nubuatan para
nabi.
Kalau
hamba Tuhan bernubuat satu kali bisa meleset, tetapi nubuat para nabi tidak
akan pernah meleset.
Jadi
kembali saya sampaikan dengan tandas, Yesus telah mati sesuai dengan kitab Suci,
sesuai dengan nubuat para nabi.
Sebagai
tambahan, oleh nubuat, keadaan kita di depan akan baik. Kalau tidak ada nubuat
kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan. Tetapi dengan nubuat keadaan
kita ke depan jauh lebih baik.
Pendeknya,
pengalaman kematian Yesus jelas menurut ukuran (standart) dari Firman TUHAN
ALLAH. Jangan sampai ada pengakuan dalam pengalaman kematian, tetapi tidak
sesuai dengan ukuran, tidak sesuai dengan standart Firman Tuhan. Itu kematian
palsu (tiru-tiruan) seperti yang telah diperbuat antikris tadi.
Pengalaman kematian berkuasa; mengubur
hidup yang lama yaitu; dosa-dosa. Dosa-dosa berarti segala perbuatan dosa;
baik kejahatan, kenajisan percabulan, segala kemunafikan, pemberontakan,
segalanya itu disebut sebagai hidup lama.
Intisari
dari kematian Yesus: Yesus telah mengerjakan pekerjaan penebusan dan pendamaian
atas dosa dunia.
Selanjutnya
marilah kita melihat dan mengamati dengan seksama,
KEMATIAN
YESUS SESUAI DENGAN KITAB SUCI.
Yesaya
53:5-11
(53:5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,
dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan
keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita
menjadi sembuh. (53:6) Kita
sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya
sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. (53:7) Dia dianiaya, tetapi dia
membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak
domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. (53:8) Sesudah penahanan dan
penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya?
Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan
umat-Ku ia kena tulah. (53:9) Orang
menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada
di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu
tidak ada dalam mulutnya. (53:10)
Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia
menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat
keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan
terlaksana olehnya. (53:11) Sesudah
kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku
itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya,
dan kejahatan mereka dia pikul.
Ada
tidak diantara kita yang sanggup memikul dosa orang lain? Rela mati di atas
kayu salib? Tidak ada. Tetapi Tuhan kita luhur mulia perbuatan-Nya, Dia memikul
semua dosa kita, bukan hanya dosa bangsa Israel, tetapi juga memikul dosa
orang-orang yang bukan Yahudi (bangsa Kafir), orang-orang yang tidak bersunat,
tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain, tidak memandang bulu dalam
pemberitaan Firman Tuhan.
Intisarinya:
Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya sebagai korban penebus salah dan korban
pendamaian atas dosa dunia. Sehingga, oleh karena korban-Nya, Yesus sanggup
menolong kita semua (saya dan saudara). Oleh karena korban-Nya, kita semua
tertolong dan terselamatkan. Beda dengan korban-korban manusia, bisa saja
berkorban demi bisnis, demi pertemanan, tetapi tidak sanggup menyelamatkan
temannya itu. Sementara Tuhan kita mulia, luhur perbuatannya. Korban-Nya
sanggup untuk menolong saya dan saudara, sampai menyelamatkan saya dan saudara.
Apa
saja yang Tuhan tolong di sini? Ada 7 perkara sebagai bukti kita ditolong TUHAN,
diantaranya:
1.
Kesembuhan atas
orang sakit
(ayat 5)
Saudara, Tuhan sanggup menyembuhkan
segala sakit yang dialami oleh manusia.
2.
Menolong orang
sesat
(ayat 6)
Sesat =
mengambil jalan sendiri = tidak mengikuti petunjuk TUHAN. Kita ini ciptaan
Tuhan, mungkin di masa yang lalu, bisa saja terjadi kesesatan. Tetapi kalau
kita sadar, kita ini ciptaan Tuhan, kita semestinya tidak berani untuk menjadi
satu kehidupan yang sesat, mengambil jalannya sendiri. kita tidak mungkin
mengambil jalannya sendiri karena kita ciptaan Tuhan, tetapi namanya manusia
sering sekali terjadi kekhilafan, akhirnya sesat. Namun sekalipun hal itu mungkin
pernah terjadi, Tuhan sanggup menolong orang yang sesat.
3.
Menolong atau
membela yang lemah tidak berdaya (ayat
7).
Banyak hal terjadi di atas muka bumi ini
dan untuk menghadapi persoalan di muka bumi ini seolah-olah kita lemah tidak
berdaya. Tetapi lihatlah, oleh karena korban penebusan dan pendamaian yang
telah dikerjakan oleh Yesus 2000 tahun yang lalu, Dia sanggup menolong dan
membela satu kehidupan yang lemah tidak berdaya. Tuhan Yesus baik.
4.
Menolong
orang yang memberontak (ayat 8).
Mendurhaka =
pemberontakan. Iblis disebut juga si pendurhaka karena ia telah memberontak kepada
kerajaan sorga dan akhirnya oleh karena pendurhakaannya, dia dilemparkan dari
langit ke atas bumi ini. Jadi supaya kita tidak dilemparkan dari sorga ke
neraka maka Tuhan harus mengadakan tugas penebusan dan pendamaian atas dosa.
Nah saudara
betapa besar perhatian Tuhan kepada seorang pemberontak. Kita manusia
seringkali tidak sanggup apabila mengalami zholim-zholim, aniaya, fitnah dari
orang lain, tetapi lihat Dia adalah Tuhan yang sepatutnya disembah, Dia harus
mati di atas kayu salib. Untuk selamatkan si pemberontak, Yesus harus
menyerahkan nyawa-Nya.
Lewat kita
berkaca kepada Firman maka kita tahu wujud kita seperti apa. Kalau kita waras
(dewasa), kita pasti mau berubah di hadapan Tuhan, kita masih waras bukan? Beda
orang yang tidak waras, mohon maaf di pinggir jalan, nyengir sendiri, tidak
tahu apa yang diperbuat, bikin malu saja sampai menelanjangi kehidupannya. Jadi
kita masih waras dan dewasa. Sikapilah kebaikan dan keluhuran Tuhan Yesus ini.
5.
Menolong
orang-orang fasik (ayat 9)
Beribadah hanya
untuk mencari keuntungan, tetapi korban sehari-hari disingkirkan itu adalah
ibadah fasik dan pelayanan fasik. Ibadah pelayanan hanya untuk mencari
keuntungan, itu ibadah fasik dan pelayanan fasik. Tetapi puji Tuhan, Yesus kita
mulia, Yesus kita baik, Dia telah mati di atas kayu salib supaya ke depan
ibadah kita tidak lagi disebut sebagai ibadah fasik, imam-imam pelayanannya
tidak lagi disebut sebagai pelayanan fasik.
6.
Ada
kelangsungan hidup dan umur panjang sampai dibawa masuk ke Sorga bahagia
selama-lamanya di dalamnya. (ayat 10).
Sampai ke sini rencana Tuhan. Tuhan
tidak membuat sebuah rencana buruk dan kecelakaan, tetapi sesuai dengan Yeremia 29:11; “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan.”
Di dalam sorga
kita bahagia, ada damai sejahtera, di bumi biar banyak uang, kedudukan, jabatan
dan pangkat yang tinggi, bahkan tabungannya banyak, tidak ada damai di bumi, sifatnya
semu/kamuflase, bayang-bayang. Saudara perhatikan bayang-bayang? Saudara bisa
raih bayang-bayang? Tidak bisa. Jadi yang sifatnya kekekalan itu di sorga, di
situ kebahagiaan kekal.
7.
Memberi
terang (ayat 11).
Terang -> Yerusalem yang baru; bercahaya kemuliaan Allah karena padanya sudah
terdapat 3 benda penerang; matahari,
bulan, dan bintang. Ini terang yang bercahaya kemuliaan Allah, terang yang
sempurna. Ini menunjuk kepada Yerusalem yang Baru, Mempelai Perempuan Tuhan.
Jadi di Sorga, menjadi milik kepunyaan-Nya, bersanding dengan Dia, inilah
sasaran dari korban penebusan dan korban pendamaian yang telah dikerjakan oleh
Tuhan Yesus Kristus, di atas kayu salib, di bukit Golgota, pada 2000 tahun yang
lalu.
Sampai begini
rupa Tuhan membuat suatu rencana kepada kita sekaliannya. Kita harusnya
berbahagia, jangan saudara mencari kebahagiaan di bumi, itu hanya bayang-bayang
yang tidak bisa diraih oleh siapapun. Percayakanlah hidup mu, hati, pikiran,
dan perasaan, tubuh, jiwa, dan Roh mu, segala kehendak hati mu kepada Dia, yang
sudah mengorbankan diri-Nya melebihi korban-korban orang tua, melebihi
korban-korban anak, melebihi korban saudara laki-laki, melebihi korban saudara
perempuan, melebihi korban engkong, oppung, bapa tua, bapa uda, melebihi dari
semuanya itu.
Saya
berharap berita Firman malam ini bukan untuk menyakiti hati kita, tetapi
membuat hati mu bertobat kepada Tuhan, berubah/berbalik kepada Tuhan, jangan
keraskan hati seperti bangsa Israel di Mariba, kekerasan di hati itu dosa
turunan.
Jadi
indah rencana Tuhan dalam hidup kita, tidak celaka, tetapi damai sejahtera,
masa depan yang indah.
Yesaya
53:12
(53:12)
Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan,
dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai
ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia
terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa
banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Oleh
karena satu korban (Korban Kristus) yang disebut sebagai korban penebusan dan korban
pendamaian, akhirnya; ia memperoleh rampasan dan memperoleh jarahan. Kita
dirampas dari api neraka seperti puntung ditarik dari dalam api dan juga
dijarah artinya semua kemurahan Tuhan itu kembali kepada Tuhan, kita tidak
pernah menjadi milik setan. Itu kuasa dari penebusan dan pendamaian yang
dikerjakan oleh TUHAN. Dirampas dari api neraka dan dijarah dari setan.
Bukan
hanya melayani dan memperdamaikan dosa, tetapi sebagai Imam Besar, Ia telah
berdoa untuk pemberontak-pemberontak. Tuhan berdoa kepada kita si pemberontak
ini. Ini adalah pengalaman kematian Yesus Kristus persis seperti nubuat para
nabi.
Jadi
pengalaman kematian itu harus sesuai dengan ukuran (standart) dari Firman
Allah. Jangan pura-pura mati padahal tidak mati, jangan pura-pura baik padahal
tidak baik, jangan pura-pura suci padahal tidak suci akhirnya terhilang juga.
Ingat
ucapan mulut saya ini, kalau pura-pura baik akhirnya terhilang juga, kalau
pura-pura suci akhirnya akan terhilang juga. Rasanya setiap saya berucap pasti
terjadi, bukan untuk menghakimi orang, tidak, tetapi memang demikian. Jadi
supaya jangan terjadi, terlebih dahulu saya akan ucapkan. Kalau matinya itu
pura-pura satu kali nanti akan terhilang, baiknya itu pura-pura satu kali nanti
akan terhilang dan binasa, dia tidak akan menghargai Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel dengan pola ibadah tekun 3 macam ibadah pokok, dengan
bentuk pelayanan sorgawi, dia tidak akan pernah hargai lagi demi perkara di
bumi, bisa saja karena daging manusia yang lain.
Hati-hati
pemuda-pemudi, cari pasangan yang seimbang, berarti; sama-sama tekun dalam 3
macam ibadah pokok, sama-sama menjadi kawanan domba tergembala dalam satu
kandang dengan satu gembala. Itu Alkitab yang mengatakannya bukan saya. Kalau
tidak, bahaya. Saya menyampaikan ini dengan kasih, tidak sedang menghakimi
siapapun di sini. Jadi hati-hati melangkah ke depan, kalau kita ciptaan TUHAN,
ikuti petunjuk Tuhan, jangan ambil jalan sendiri, nanti meleset, sesat, binasa
ujungnya.
Banyak
orang menganggap jalannya lurus, ujungnya maut. Perhatikan baik-baik saudara
ku.
Jadi,
Yesus adalah pengantara untuk memperdamaikan dosa dunia. Ayat referensi 1 Yohanes 2:1-2.
1 Yohanes 2:1-2
(2:1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2:2) Dan Ia adalah pendamaian
untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa
seluruh dunia.
Ayat 1 -- Yesus tampil sebagai pengantara.
Ayat 2 -- Yesus memperdamaikan dosa dunia.
Pengantara
tugasnya menebus dan memperdamaikan dosa dunia kemudian doa-doanya pun
dikabulkan oleh Allah Bapa.
Ayat
referensi; Ibrani 5:6-7; “Sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas
lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan
dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari
maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.”
Itu
tugas Imam Besar Agung, memperdamaikan dosa, berdoa dan melayani saya dan
saudara. Lewat pelayanan-Nya kita semua menjadi satu kehidupan yang lemah lembut
dan rendah hati. Berarti Tuhan semakin besar, kita manusia semakin kecil, Tuhan
bertambah-tambah di dalam diri kita dan kehidupan kita sebagai manusia semakin
hari semakin berkurang-kurang, itu hasil dari pelayan (Yohanes 3:30). Dan itu dilakukan sesuai dengan ukuran (standart)
Firman Tuhan Yesus yang sudah dinubuatkan oleh para nabi.
YESUS
DIBANGKITKAN SESUAI DENGAN KITAB SUCI.
Benar
tidak sesuai dengan Kitab Suci? Mari kita selidiki dengan seksama di dalam…
Perikop: “Bahagia orang saleh.”
Mazmur
16:7-10
(16:7) Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat
kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. (16:8) Aku senantiasa memandang kepada
TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. (16:9) Sebab itu hatiku bersukacita dan
jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; (16:10) sebab Engkau tidak menyerahkan
aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat
kebinasaan.
“…Pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku...”
Artinya; kita perlu merenungkan Firman Tuhan siang dan malam. Jangan kalau
tidur asal tidur saja, maksudnya menjalankan hidup, asal menjalankan hidup,
tidak ada prihatinnya sedikitpun. Tidak memamahbiak, tidak ingat Firman. Ini
maksud dari pada Daud dan ini merupakan pengalamannya dan dibagikan kepada kita
semua.
Daud
dalam nubuatannya, menceritakan pengalaman Yesus dalam kematian dan kebangkitan-Nya.
Kemudian, oleh kuasa kebangkitan Yesus, musuh yang terakhir itulah maut telah
dikalahkan. Dan oleh karena kuasa kebangkitan Yesus Kristus, kita senantiasa
memandang kepada TUHAN dan kemuliaan-Nya, tidak lagi memandang yang lain itulah
perkara lahiriah, perkara di bawah.
Saudara,
perlu untuk diketahui, jikalau kita senantiasa mengarahkan pandangan kita
kepada Tuhan, perkara di atas, perkara rohani, perkara kemuliaan, dimana Yesus
duduk di sebelah kanan Allah Bapa = memperhatikan kegiatan Roh, ibadah dan
pelayanan maka kita mendapatkan pembelaan langsung dari Tuhan.
Saudara,
mungkin kita bisa mendapatkan pembelaan dari bumi kalau kita memandang
kepadanya, tetapi sampai kapan saudara mendapatkan pembelaan dari perkara yang
saudara pandang? Saya kira tidak lama. Lagi enak hubungan itu, ya pembelaan
mungkin ada, tetapi pembelaannya juga tidak seberapa. Tetapi bilamana kita
memandang kepada kemuliaan Tuhan, berarti memandang perkara rohani, perkara di
atas, kegiatan Roh maka kita mendapatkan pembelaan langsung dari Tuhan yang Maha
Besar. Ini harus menjadi perhatian kita di malam ini.
Perikop: “Keyakinan iman.”
Roma
8:33
(8:33)
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan
mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? (8:34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang
telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi
Pembela bagi kita?
Jadi
kalau kita senantiasa arahkan pandangan kita kepada Dia, yang sudah melalui jalan
kematian, kebangkitan dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa berarti;
memandang kepada kemuliaan Allah maka kita semua akan mendapatkan pembelaan
langsung dari Tuhan kita yang mulia itu.
Jadi,
jangan pernah merasa rugi kalau kita
mengarahkan pandangan kita kepada kemuliaan-Nya. Tidak rugi mengarahkan
pandangan kepada perkara rohani, kita akan rugi bila pandangan kita senantiasa
diarahkan kepada perkara yang lain; perkara lahiriah, perkara di bawah, walaupun
nampaknya ada pembalasan (balas budi), tetapi rugi.
Kembali
kita membaca…
Mazmur
16:9-10
(16:9) Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku
bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; (16:10) sebab Engkau tidak menyerahkan
aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat
kebinasaan.
Dalam
suasana kebangkitan ada sukacita, kebahagiaan dan kepastian dalam hidup -- hidup
dengan tentram--, tidak dibawa kepada kebinasaan.
Matius
12:40-42
(12:40) Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan
tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim
bumi tiga hari tiga malam. (12:41)
Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini
dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar
pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!
(12:42) Pada waktu penghakiman, ratu
dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya
juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan
sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!"
Hidup
di dalam kuasa kebangkitan, tandanya; menghormati dan mau menghargai dengan
sungguh-sungguh berita yang penting dan memberi kepastian itulah pengalaman
Yesus di dalam tanda kematian dan kebangkitan.
Kalau
kita mau menghargai berita semacam ini, maka yang terjadi:
-
Kita akan mengalami pertobatan seperti pertobatan orang
Niniwe.
-
Akhirnya kita dibawa sampai ke dalam
kemuliaan dan kekayaan (hikmat sorgawi)
seperti hikmat Salomo.
Ratu syeba dan Raja Salomo itu berbicara
tentang kemuliaan.
Jadi
kalau kita mau menerima berita semacam ini, berita pengalaman kematian dan
kebangkitan, berita yang sangat penting, bukan hanya membuat kita bertobat saat ini, tetapi
pertobatan itu akan terus membawa kita sampai kepada kemuliaan. Bahagia di
dalam Sorga bersama dengan Dia, Ratu bahagia bersama dengan Raja; Mempelai
Perempuan bahagia bersama dengan Mempelai laki-laki Sorga untuk selama-lamanya
di dalam Kerajaan Sorga.
Jadi
Tuhan tidak pura-pura mati, Tuhan tidak pura-pura bangkit. Ibadah pelayanan yang
Tuhan nyatakan kepada kita dihubungkan langsung dengan pengalaman kematian dan
kebangkitan, itu ibadah yang sesungguhnya, ibadah yang sejati. Tetapi kalau
ibadah itu sibuk berbicara soal kejayaan, kemakmuran, berkat keberkatan, dan
keuntungan-keuntungan saja. Kemudian ibadah itu sibuk hanya menyajikan atau
mempertontonkan soal kegerakan-kegerakan yaitu terjadi tanda-tanda heran,
mujizat-mujizat, kesembuhan atas orang sakit, tanda-tanda ajaib, pengusiran
setan, apapun itu bentuknya, itu semua baik dan perlu, tetapi tidak ada artinya
kalau mengabaikan berita tentang pengalaman Yesus mati dan bangkit. Itu ibadah
palsu dan pelayanan palsu. Itu tidak penting, yang terlebih penting berita
tentang kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Itu yang disebut dengan
pengajaran salib.
Jangan
kita diselewengkan oleh lidah-lidah dari seorang pemimpin sidang jemaat,
lidah-lidah dari orang yang tidak bertanggung jawab, Firman TUHAN dipelintir
dengan begitu rupa supaya meraup keuntungan yang besar, supaya banyak jiwa-jiwa
orang kaya tetap berkumpul di situ. Tetapi saya sedang berjuang untuk melawan
hal-hal yang ingin mempengaruhi hati nurani ini yaitu Firman ingin dipelintir
oleh pekerjaan setan. Doakan terus ibadah pelayanan ini, bukan ibadah akal-akalan.
Tetapi
lihatlah antikris dengan akal-akalannya, kematiannya palsu. Dia sebetulnya
telah ada, kemudian dari langit dilemparkan ke bumi, menderita luka, hampir
binasa, tetapi muncul lagi dari lobang jurang maut, bangkit tetapi palsu karena
tidak sampai mati. Jangan kita ada di
tengah-tengah ibadah pelayanan semacam ini, sebelum menyesal dikemudian
hari, pikirkan jauh ke depan.
Jadi
sekarang, Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa, tampil sebagai pembela.
Arahkan pandangan kepada yang di depan, arahkan pandangan kepada kemuliaan-Nya,
ibadah pelayanan, pasti kita dibela langsung oleh Tuhan.
Perbedaan Kristus dan antikristus dalam pekerjaannya:
Kristus telah melalui kematian yang benar, sementara antikristus kematiannya palsu. Kemudian hari ketiga Yesus bangkit dengan kebangkitan yang benar, sementara antikris kebangkitannya palsu, akan-akal. Sampai pada akhirnya empat puluh hari sesudah Yesus bangkit, Dia naik ke sorga berarti dipermuliakan. Sementara antikris tidak dapat naik ke sorga, antikris telah digugurkan dari sorga (Wahyu 9:1).Antikris
sudah digugurkan dari sorga, jadi untuk apa kita ikuti cara ibadah dan
pelayanan akal-akalan, untuk apa kita memberi diri dikuasai oleh roh antikris,
roh jual beli, mengabaikan pengajaran salib demi ibadah pelayanan yang
berbicara soal kejayaan kemakmuran. Ibadah itu sibuk dengan menyajikan/mempertontonkan/demonstrasi
dalam kegerakan rohani, misalnya terjadi keajaiban, mujizat kesembuhan orang
sakit, pengusiran setan, dan lain sebagainya, tetapi Pengajaran Salib
diabaikan, apa arti ibadah semacam itu. Itu ibadah yang sudah digugurkan
oleh TUHAN.
Mengikuti
ibadah yang sudah digugurkan dari sorga hanya karena daging saudara, daging family, daging ini dan itu? Kenapa? Ada
apa sebenarnya? Tidakkah Tuhan sudah menunjukkan kemuliaan-Nya kepada kita
semua? Kenapa hati ini tetap mengeras, saya tidak sedang marah, tetapi sedang
bertanya kepada hati ini ada apa sebenarnya? Sebenarnya Tuhan mau selamatkan
kita, tetapi terlalu banyak orang Kristen lebih suka ibadah pelayanan yang
sudah digugurkan dari sorga, saya juga tidak habis pikir.
Saya
tidak malu dengan mempertahankan yang ada ini, walaupun nampaknya ibadah ini
kecil, gereja ini kecil, penggembalaan ini kecil, saya tidak malu, kalau memang
itu ketetapan dari Tuhan, sesuai dengan Pengajaran yang murni dan benar dari
sorga yang kita terima sampai sejauh ini. Kita semua membaca, mendengar, dan
menyaksikan sesuai dengan Firman yang tertulis dalam Kitab Suci, sesuai dengan
yang terpaparkan, tidak ada yang ditambahkan dan dikurangkan. Artinya Tuhan
sudah memperlihatkan segala sesuatu kepada kita, tinggal kita mau mengikuti
rencana Tuhan atau tidak. Tetapi sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; Ayo!
Jangan ikuti ibadah pelayanan yang sudah digugurkan oleh Tuhan Yesus Kristus, biarlah
sukacita sorga ada di hati kita masing-masing.
Wahyu
17:11
(17:11)
Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah
raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada
kebinasaan.
Binatang
itu menuju kepada kebinasaan (kematian). Maka, anak-anak TUHAN (orang Kristen) yang
gemar/suka dengan ibadah yang digugurkan -- ibadah yang dikuasai oleh roh
antikris (kenajisan percabulan), maka sedang menuju kepada kebinasaan, sedang
otw (perjalanan) kepada kebinasaannya.
Inilah akhir dari sebuah perjalanan antikris, inilah akhir petualangan dari
antikris di muka bumi ini.
Jadi
binatang yang keluar dari dalam laut itu berpetualang di bumi ini dan puncaknya
3.5 tahun (tiga tahun setengah), tetapi akhir dari petualangannya menuju kepada
kebinasaannya.
Sekali
lagi saya sampaikan dengan tandas; jangan berada di tengah ibadah yang telah
digugurkan oleh TUHAN (DO). Saya
tidak sedang menunjuk gereja A, gereja B, dan seterusnya, tidak. Saya hanya
menyatakan; kalau kita sudah melihat ini dan ada gejala-gejala dari ibadah yang
digugurkan, jangan ada di situ, walaupun nampaknya semarak dan indah karena
kemuliaan yang disuguhkan oleh kerajaan dunia.
Kenapa
ibadah yang digugurkan menuju kepada kebinasaan? Karena Yesus menghakimi semua
orang yang berdosa.
Matius
12:41-42
(12:41) Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan
bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe
itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di
sini lebih dari pada Yunus! (12:42)
Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan
ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi
untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari
pada Salomo!"
TUHAN
menghukum orang berdosa, tetapi ratu Syeba yang tidak kenal TUHAN pada akhirnya
sampai ke pelaminan, pesta nikah Anak Domba, menjadi Ratu (Mempelai Perempuan TUHAN).
Tetapi ibadah yang digugurkan akan menuju kepada kebinasaan, karena TUHAN
adalah hakim, menghukum semua orang berdosa.
Perikop: “Penghakiman atas Babel.”
Wahyu
17:8
(17:8)
Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan
muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka
yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan
sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu
telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
Pengalaman
kematian dan kebangkitan yang palsu adalah ibadah yang digugurkan (binasa).
Kemudian
mereka yang diam di bumi akan heran melihat penampilan dari ibadah yang
digugurka, ibadah yang dipimpin oleh antikris, binatang yang keluar dari dalam
laut, yang keluar dari lobang jurang maut. Mereka akan heran karena binatang
itu telah ada - tidak ada - kemudian muncul lagi.
Siapakah yang heran itu?
1.
Yang
hanya menghendaki tanda-tanda heran, tanda-tanda mujizat, kesembuhan atas orang
sakit, mujizat palsu, tanda-tanda ajaib, dan pengusiran setan, tetapi pengajaran
salib diabaikan, ibadah ini tidak menjadi baik ( 2 Tesalonika 2:8-10, Wahyu 13:3).
2.
Kehidupan
yang sibuk dengan penyembahan tertinggi dari Iblis (Setan) itulah; Kerajaan
dunia dan kemuliaannya. Berbicara soal berkat keberkatan, berhasil keberhasilan,
kejayaan dan kemakmuran.
Jadi kalau dia hanya menyukai ibadah
semacam ini, orang semacam inilah (penduduk bumi) yang terheran-heran melihat
penampilan dari binatang yang keluar dari dalam jurang maut -- telah ada, tidak
ada, muncul lagi ke permukaan --.
Tetapi
oleh karena kemurahan Tuhan kita tidak heran, justru rasanya asing bagi kita
karena itu penampilan palsu dari binatang itu.
Akhirnya karena
mereka heran melihat penampilan dari antikris, heran karena melihat mujizat,
heran hanya karena kemakmuran, di dalam Wahyu
17:8; di situ dikatakan; “…mereka
yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan
sejak dunia dijadikan...” Akhirnya namanya tidak tertulis dalam Kitab
Kehidupan Anak Domba, tidak terdaftar di sorga.
Jadi jangan
heran dengan ibadah yang sudah digugurkan. Tetapi heranlah dengan perbuatan
Allah yang heran dan ajaib, karya Allah yang terbesar adalah Yesus menderita
sengsara bahkan mati di atas kayu salib, heranlah dengan perbuatan Allah yang
heran, Tuhan tidak mendustai kita. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment