IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 9 JULI 2024 SURAT YUDAS
Subtema: TALI KIRMIZI TERIKAT PADA JENDELA HATI
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN. Oleh kemurahan TUHAN kita dihimpunkan oleh dua tangan TUHAN, untuk selanjutnya berada di atas gunung TUHAN, beribadah lewat Ibadah Doa Penyembahan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, yang turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia. Namun jangan lupa, tetap berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya, Firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita pribadi lepas pribadi.
Selanjutnya, mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari SURAT YUDAS.
Yudas 1:3
(1:3) Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
Intisarinya ialah; Yudas merasa terdorong untuk menulis surat kepada orang-orang yang terpanggil.
Kemudian, dalam surat itu, Yudas mendapat kesempatan untuk menasihati mereka.
Adapun tujuan dari nasihat itu ialah; supaya mereka berjuang untuk mempertahankan iman, hingga nanti mencapai iman yang sempurna.
Terkait dengan iman, kita hubungkan langsung dengan…
Yakobus 2:17
(2:17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya adalah mati, itu harus kita pahami.
Jadi, tidak cukup hanya memiliki iman, tetapi iman itu harus disertai dengan perbuatan, supaya iman itu jangan mati dihadapan TUHAN.
Yakobus 2:18
(2:18) Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
Di sini kita perhatikan, ada orang berpendapat bahwa:
Ia cukup hanya dengan memiliki iman, tanpa disertai dengan perbuatan.
Yang lain menyangka, ia boleh menunjukkan suatu perbuatan tanpa iman, tanpa memandang salib Kristus.
Tetapi yang benar adalah iman tidak dapat dipisahkan dari perbuatan, sebab pasangan (joli) dari iman adalah perbuatan.
Kita lihat pribadi yang memiliki iman disertai dengan perbuatannya…
Yakobus 2:24-25
(2:24) Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. (2:25) Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?
Manusia dibenarkan Allah karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Persis seperti Rahab, ia dibenarkan karena perbuatannya, padahal, sesungguhnya Rahab adalah…
Orang Kanaan, bukan orang Israel.
Itu berarti, Rahab adalah bangsa kafir; orang-orang yang tidak bersunat --- hidup di dalam penyembahan berhala.
Seorang pelacur atau perempuan sundal yang telah menajiskan banyak orang.
Singkat kata, dahulu Rahab adalah penyembah berhala dan pelacur.
Dahulu, sebelum kita terpanggil, lebih tepatnya, sebelum tergembala dengan baik, digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam teranganya Tabernakel, kita juga hidup di dalam penyembahan berhala, bahkan hidup di dalam kenajisan percabulan. Apa buktinya? Sibuk --- tidak menghargai jam-jam ibadah demi perkara-perkara lahiriah; bisnis, harta, kekayaan, uang dan pekerjaan-pekerjaan, ini adalah kenajisan percabulan.
Adapun perbuatan Rahab sehingga ia dibenarkan oleh Allah, antara lain:
Menyembunyikan kedua pengintai di dalam rumahnya.
Dua pengintai ini, diutus oleh Yosua dari Sitim, di seberang sungai Yordan.
Menolong kedua pengintai tersebut lolos dari jalan yang lain.
Itulah iman dan perbuatan dari Rahab, sehingga ia dibenarkan oleh Allah.
Iman dan perbuatan Rahab tersebut, ditulis dengan lengkap dan jelas oleh Yosua di dalam Yosua 2:6-11.
Ayat 6: Rahab menyembunyikan kedua pengintai di dalam rumahnya = perbuatan.
Ayat 8-11: berbicara soal iman yang dimiliki oleh Rahab.
Bukti bahwa Rahab memiliki iman; ia menceritakan segala sesuatu yang terjadi (dialami) oleh bangsa Israel sejak keluar dari Mesir. Dimulai dari ketika TUHAN membunuh anak sulung dari orang Mesir. Kemudian, TUHAN mengeringkan laut Teberau. Lalu, bangsa Israel (tentara Israel) membunuh dua raja daripada orang Amori itulah Sihon dan Og. Semua itu Rahab ceritakan kepada kedua pengintai -- itulah iman.
Yosua 2:12-13
(2:12) Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, (2:13) bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut."
Rahab meminta jaminan keselamatan bagi dirinya dan keluarga besarnya, sebab ia telah berlaku ramah (menunjukkan suatu kebajikan) terhadap kedua pengintai tersebut.
Kalau kita tinggal tetap di dalam TUHAN dan Firman-Nya berkuasa atas kita, Firman TUHAN berkata; minta saja sesuai dengan kehendak Allah maka kamu akan menerimanya (Yohanes 15:7). Inilah dasar kita meminta kepada TUHAN.
Namun, untuk mendapatkan jaminan keselamatan tersebut, ada syaratnya.
YANG PERTAMA (Yosua 2:14)
“….. asal jangan kau kabarkan perkara kami ini.”
Arti rohani untuk kita dimasa sekarang: tidak mengkhianati pekerjaan dari 2 (dua) oknum Allah yakni; Firman Allah dan Roh Kudus yang diutus di tengah-tengah kehidupan kita di atas muka bumi ini.
Adapun tugas dari 2 (dua) oknum Allah --- Firman dan Roh Kudus: membawa gereja TUHAN masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah tubuh mempelai. Itu merupakan perjalanan akhir gereja TUHAN di atas muka bumi ini. TUHAN mau jadikan kita mempelai perempuan TUHAN dan itu harus menjadi doa dan kerinduan kita, jangan kita khianati, sebab itu, terimalah Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel dalam ketulusan.
Berkali-kali saya sampaikan kepada kita semua, terkhusus kepada pemuda – pemudi, kalau mencari pasangan; cari yang sepadan, cari pasangan yang satu iman --- mengimani Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel untuk membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Hal itu jangan dikhianati -- sudah harus menjadi harga mati -- apapun tidak bisa memisahkan kita dari pengertian ini, baik itu usaha, pekerjaan, bisnis, uang, kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi, apalagi manusia (laki-laki atau perempuan).
Perhatikanlah Rahab ini. Ia adalah suatu contoh yang baik bagi kita dimasa sekarang ini.
Kita sudah tahu tugas dari dua pengintai (dua oknum) Allah, yaitu; membawa gereja TUHAN masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah yang disebut tubuh mempelai -- milik kepunyaan Allah sendiri, itulah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini. Ini adalah rencana TUHAN yang indah, jangan dikhianati. Biarlah kita semua ada dalam rencana TUHAN.
Matius 5:14
(5:14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Kalimat pertama: Kamu adalah terang dunia.
Kalau kita perhatikan kalimat ini, maka hati kita langsung tertuju kepada Wahyu 12:1, dimana pada akhirnya nanti, 3 (tiga) benda penerang di cakrawala menjadi milik mempelai perempuan TUHAN, yakni;
Mempelai perempuan TUHAN berselubungkan matahari
Dengan bulan di bawah kakinya, artinya; berdiri di atas korban Kristus
Mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya -- menjadi bijaksana -- menjadi pemimpin yang diurapi -- berada di tempat yang tinggi.
Semua benda penerang menjadi milik perempuan TUHAN, maka, dunia berada dalam keadaan gelap gulita. Hal itu terjadi tepatnya pada saat antikris menjadi raja;
Memerintah dengan tangan besi.
Menjalankan kuasanya dengan kekerasan.
Ini adalah pengertian atau arah dari kalimat kamu adalah terang dunia.
Jadi, jelas sekali bahwa; kita tidak bisa mengkhianati pekerjaan dari dua oknum Allah itulah Firman dan Roh Kudus. Sebab pekerjaan dari dua oknum Allah membawa kita untuk menjadi mempelai TUHAN. Pengertian ini harus menjadi harga mati, jangan mau dipisahkan (sampai maut memisahkan kita).
Saudaraku, setan hanya bisa membunuh tubuh, jadi, kenapa takut miskin? Kenapa takut tidak makan tidak minum, lalu mati? Biarkan saja! Setan tidak bisa merenggut jiwa kita masing-masing.
Kalimat kedua: Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Singkat kata, kota dan kegiatannya pada akhirnya nanti, berada pada tingkat yang tertinggi -- puncak gunung. Kita harus tahu, apa itu puncak gunung yang tertinggi.
Puncak gunung yang tertinggi sudah ditulis oleh rasul Yohanes, sesuai dengan apa yang dia lihat di dalam Wahyu 21:9-10 dengan perikop: “Yerusalem yang baru” yaitu: Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba. Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. Inilah kota dan kegiatannya -- sampai ke situlah kita dibawa -- menjadi pengantin perempuan (mempelai Anak Domba).
Jadi, kota dan kegiatannya (ibadah dan pelayananan), membawa kita menjadi pengantin perempuan mempelai Anak Domba. Itu sebabnya, sebagai lukisan (gambarannya) disebutlah gunung besar lagi tinggi, itulah kota yang kudus, Yerusalem yang baru, yang turun dari Sorga dari Allah.
Adakah TUHAN iman itu di hati kita? Apakah kita mau terus belajar menghormati dua oknum Allah itulah Firman Allah dan Roh Allah yang suci, yang tugasnya membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah tubuh mempelai (gereja yang sempurna) ?
Jadi, saudara jangan berpikir, ibadah hanya sekedar ibadah. Jangan khianati pekerjaan dari Firman Allah dan Roh Allah. Kota dan kegiatannya membawa kita sampai kepada puncak yang tertinggi, menjadi kota kudus, Yerusalem baru, itulah mempelai TUHAN. Inilah sasaran akhir dari perjalanan rohani gereja TUHAN di atas muka bumi ini. Kita tidak boleh bosan mendengarkan pernyataan-pernyataan semacam ini, dengan lain kata; lebih menyukai pernyataan-pernyataan khotbah dalam bentuk guyon atau cerita-cerita, itu salah kaprah (keliru) -- pengertian yang dangkal dari gereja TUHAN. Saya berharap, para pemirsa (umat TUHAN) yang mengikuti secara online memperhatikan hal ini. Kiranya pengertian ini mantap di dalam hati kita masing-masing.
Wahyu 21:11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Di sini kita melihat, gereja yang sempurna itulah pengantin perempuan (mempelai perempuan) bercahaya kemuliaan Allah. Bagaikan permata yang paling indah itulah permata yaspis, jernih seperti kristal.
Jernih seperti Kristal = transparan, itu berarti; bagian luar sama dengan bagian dalam = tidak ada yang tersembunyi. Di dalam Matius 5:14 juga dikatakan; kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Jadi, Wahyu 21:9-11 = Matius 5:14.
Kita bahagia sekali malam ini, karena pengertian Firman Allah yang disampaikan memberi harapan kepada kita semua. Bukankah kita ini bangsa kafir yang dahulu hidup dalam penyembahan berhala? Bukankah kita ini bangsa kafir, yang dahulu hidup di dalam kenajisan percabulannya, seperti Rahab? Tetapi, karena kemurahan TUHAN, dua pengintai diutus ke Yerikho dan yang tertolong hanya satu itulah pribadi Rahab.
Jadi, tidak banyak yang tertolong (selamat) dari bumi ini -- hanya sedikit saja -- dari seluruh orang Kristen, bukan dari seluruh dunia ini. Hal ini harus kita sadari, supaya jangan sesekali kita mengkhianati pekerjaan dari dua oknum Allah yang diutus dari Sorga itulah Firman Allah dan Roh Allah yang suci, karena tugasnya betul-betul membawa kita untuk menjadi mempelai TUHAN (milik kepunyaan TUHAN).
Dahulu, Adam dan Hawa adalah milik TUHAN. Tetapi, karena dosa mereka diusir dari taman Eden, bagaikan kita dilempar ke dunia ini. TUHAN mau membawa kita kembali dari dunia yang fana ini, yang sebentar lagi akan lenyap (di bumi hanguskan) di dalam api neraka. Jangan bersandar dengan dunia ini dan segala unsur-unsurnya, baik unsur pekerjaan, bisnis, jangan bergantung ke situ.
Pendeknya, rencana TUHAN bagi gereja-Nya ialah; untuk dibawa masuk dalam perjamuan malam pesta kawin Anak Domba, dengan lain kata; menjadi mempelai perempuan TUHAN. Ayat referensinya: Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah." (Wahyu 19:6-9)
Sebab itu, kita juga bisa melihat sosok dari hamba TUHAN yang mengerti rencana TUHAN, dengan lain kata; tidak mau mengkhianati pekerjaan dari dua oknum Allah (Firman Allah dan Roh Allah) yang diutus ke bumi, itulah pribadi rasul Paulus.
2 Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Pekerjaan dari Firman Allah dan Roh Kudus adalah membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna – menjadi tubuh mempelai, itulah yang disebut perawan suci.
Dahulu kesucian kita telah dirusak oleh penyembahan berhala, kesucian kita telah dirusak oleh kenajisan percabulan (mengkhianati cintanya TUHAN), tetapi lihatlah, betapa luhurnya, mulianya rencana TUHAN di dalam diri sosok seorang hamba TUHAN itulah rasul Paulus; membawa gereja TUHAN, secara khusus jemaat di Korintus, kembali kepada TUHAN sebagai perawan suci.
Yang saya tahu, kalau orang sudah dirusak kesuciannya, ia tidak bisa kembali menjadi perawan suci. Hanya TUHAN yang bisa membawa gereja TUHAN, yang dahulu sudah rusak kesuciannya, dibawa kembali menjadi perawan suci, tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
Mulianya TUHAN kita dalam rencana-rencana-Nya yang telah dinyatakan kepada kita sekaliannya. Dulu, kita memang bodoh, tidak mengerti apa-apa, tetapi sekarang, pengertian demi pengertian tidak berhenti, tidak berkesudahan kita terima lewat pertemuan-pertemuan ibadah yang TUHAN percayakan. Ini kebanggaan kita sebagai anak-anak TUHAN di hari-hari terakhir ini, bukan lagi soal yang lahiriah. TUHAN sudah datang --- dalam proses perjalanan-Nya, mari kita songsong. Sebab itu kita bahagia dengan pemberitaan Firman semacam ini.
Kembali saya tandaskan, dokter mana yang bisa (sanggup) membuat seorang perempuan yang dirusak kegadisannya kembali lagi menjadi perawan suci? Hanya TUHAN yang ajaib. Sebab itu, Dia adalah Allah yang dahsyat di tempat kudus-Nya.
Namun, untuk mendapatkan jaminan keselamatan tersebut, ada syaratnya.
YANG KEDUA (Yosua 2:15, 17-18)
Tali dari benang kirmizi harus diikat di jendela, dimana kedua pengintai diturunkan.
Arti rohaninya untuk kita sekarang: keselamatan itu akan dijamin langsung oleh TUHAN, apabila jendela hati kita terikat dengan korban Kristus, dengan lain kata ada dalam tanda darah.
Sudah seharusnya kita bersyukur kepada TUHAN, karena ibadah ini senantiasa dihubungkan dengan salib di Golgota, sehingga di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini senantiasa ditandai dengan darah salib -- banyak membawa korban dan persembahan di atas mezbah. Dan kiranya hal ini terikat di dalam hati kita.
Jadi, kalau saja ada satu pribadi di dalam satu rumah yang benar-benar menunjukkan jati dirinya kepada TUHAN, dimana ia terikat dengan korban Kristus, niscaya, seisi rumah; suami, anak, orangtua, pasti tertolong -- ditandai dengan darah -- terikat dengan darah salib.
Persis seperti bangsa Israel, ketika tulah sepuluh diturunkan, anak sulung dari orang Mesir, baik dari manusia ataupun hewan; mati (tulah pemusnah masuk ke dalam rumah orang-orang Mesir), tetapi, bila TUHAN melihat ada tanda darah pada kedua tiang pintu dan ambang atas rumah, maka, Israel atau orang-orang yang ada di dalam rumah itu, bebas dari tulah pemusnah, tulah kesepuluh. Akhirnya, bangsa Israel menjadi bangsa pilihan (milik kepunyaan TUHAN) -- satu-satunya bangsa yang terpilih di bumi ini, itu yang disebut anak sulung. Mesir mengalami kematian anak sulung, tetapi Israel menjadi anak sulung.
Oleh sebab itu, mari kita perhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh. Kalaupun kita banyak membawa korban dan mempersembahkan korban di atas mezbah, jangan bersungut-sungut, jangan hitung-hitungan. TUHAN juga menyelamatkan saya dan saudara di atas kayu salib dengan darah yang tercurah di atas Kalvari, tidak hitung-hitungan. Tenaga, pikiran untuk pekerjaan TUHAN jangan hitung-hitungan. Korban persembahan dalam bentuk materi (uang) pun jangan hitung-hitungan. Ikutilah contoh teladan yang TUHAN sudah berikan. Saya juga sedang belajar berjuang untuk mengikuti contoh teladan semacam ini, bukan berarti saya sudah sempurna.
Kiranya tali kirmizi (benang merah) terikat di dalam jendela hati, itu berarti; tanda darah sudah disapukan pada tubuh dan jiwa roh kita, dengan lain kata; selalu ada tanda darah. Yang sudah melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, bertahan, hanya itu satu-satunya cara supaya tali dari benang kirmizi itu terikat di dalam hati kita semua, tidak ada cara lain. Kita tidak bisa memanipulasi pekerjaan TUHAN ini. Hanya pekerjaan dunia yang bisa kita manipulasi dengan akal-akalan (munafik) manusia.
Benang merah, itulah tali kirmizi, terikat pada jendela rumah Rahab, bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada MEZBAH KORBAN BAKARAN.
Arti Mezbah Korban Bakaran, antara lain:
Tempat penyembelihan.
Dalam bahasa Ibrani disebut MIZBEACH. Demikianlah salib, dimana Anak Domba Allah telah disembelih.
Mari kita perhatikan…
Kisah Para Rasul 8:31
(8:31) Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. (8:32) Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.
Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya -- tidak ngomel, tidak bersungut-sungut, tidak buka mulut saat menderita sengsara salib, karena aniaya Firman. Itu yang diajarkan oleh Filipus kepada sida-sida dari Etiopia.
Nas yang dibaca oleh Filipus ini ternyata diambil dari…
Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Ini merupakan nubuatan tentang pengalaman Yesus menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib.
Kemudian, dalam sengsara itu, Ia tidak membuka mulut-Nya, artinya; tidak ngomel, tidak bersungut-sungut, tidak menggerutu, tidak ngomel saat menderita sengsara karena Firman -- aniaya karena salib.
Memang ada aniaya karena Firman, tetapi jangan ngomel, jangan bersungut-sungut. Ada juga menderita sengsara karena salib, tetapi jangan ngomel, jangan buka mulut. Ayat mana saja yang mau kita praktekkan, itu pasti ada aniayanya. Contoh; kuduslah kamu sebab Aku kudus, itu ada aniayanya, itu namanya aniaya Firman. Demikian juga di tengah ibadah dan pelayanan, kita pasti menderita sengsara karena salib, karena pekerjaan TUHAN, karena ibadah dan pelayanan, tidak bisa tidak. Tetapi sekalipun demikian, janganlah kita membuka mulut, janganlah kita bersungut-sungut, jangan ngomel, jangan suka menggerutu, jangan suka main belakang.
Kemudian, perkara ini digambarkan seperti…
Anak domba yang dibawa ke pembantaian.
Induk domba yang kelu (tidak buka mulut) di depan orang-orang yang menggunting bulunya.
Pendeknya, baik anak domba, maupun induk domba, sama-sama tidak membuka mulut.
Akhirnya, ada keuntungan besar yang kita dapat di sini yaitu; potongan-potongan daging dari anak domba yang dibantai itu dipersembahkan di atas mezbah.
Kita tahu, TUHAN Yesus telah dibantai di atas mezbah korban bakaran --- di atas kayu salib, sehingga potongan-potongan dari bantaian itulah Firman Allah yang dipecah-pecahkan kepada kita semua (pembukaan rahasia Firman Allah), kita bisa menikmati malam ini. Firman yang dipecah-pecahkan; ayat satu menjelaskan (menerangkan) ayat yang lain dari Kejadian sampai Wahyu, itulah potongan-potongan dari daging Anak Domba yang dibantai, itulah roti yang dipecah-pecahkan, Firman yang dibukakan. Inilah keuntungan yang kita dapat ketika Yesus dibantai di atas mezbah korban bakaran.
Maka, terang saja, hal itu ditulis kembali oleh rasul Yohanes…
Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba berarti, ini adalah Yesus Anak Domba Allah.
Seperti telah disembelih, jadi bekas penyembelihan itu ada, sekalipun Yesus sekarang duduk di atas takhta Allah.
Jadi, untuk berada dalam kemuliaan harus ada tanda penyembelihan. Jangan saudara berpikir masuk Sorga tidak ada tanda penyembelihan. Dibalik salib ada kemuliaan, tetapi, dibalik kemuliaan harus ada penyembelihan, itu sama -- seiring dan sejalan. Ini tambahan sedikit.
Wahyu 5:8-9
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. (5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Pembukaan rahasia Firman terjadi dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah pelayanan dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, jelas karena Anak Domba Allah telah disembelih.
Kalau seorang pemimpin jemaat (gembala sidang) tidak mau disembelih, kemudian sidang jemaat tidak mau disembelih, TUHAN tidak mungkin menyatakan pembukaan rahasia Firman di tengah-tengah ibadah itu. Tetapi, karena ada penyembelihan, ada tanda darah, baik pada pemimpin sidang jemaat (gembala sidang) maupun domba-domba (sidang jemaat), maka TUHAN percayakan pembukaan rahasia Firman, itulah gulungan kitab dengan tujuh meterai yang telah terbuka.
Inilah manfaat ketika Yesus Anak Domba Allah telah disembelih, lalu potongan daging telah dipersembahkan di atas mezbah. Itu sebabnya kita menikmati pembukaan rahasia Firman malam ini. Jadi, TUHAN tidak semata-mata menyatakan pembukaan rahasia Firman, jika TUHAN tidak melihat ada tanda darah, tidak mungkin TUHAN nyatakan kelimpahan kasih karunia lewat pembukaan rahasia Firman Allah. Hal ini harus kita sadari dengan sungguh-sungguh.
Tempat yang tinggi.
Dalam bahasa Yunani ALATARE.
Demikianlah salib, tempat dimana Yesus ditinggikan untuk menyelamatkan orang-orang yang percaya.
Yohanes 12:31
(12:31) Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;
Kita harus tahu, dunia dengan unsur-unsurnya dihukum, termasuk unsur pekerjaan, bisnis, kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi, maka, jangan bersandar ke situ. Demikian juga penguasa dunia itulah antikris, hanya berkuasa selama 3,5 tahun saja di atas muka bumi ini, namun pada akhirnya akan dilemparkan ke dunia orang mati -- dibakar dalam api neraka selama-lamanya. Oleh sebab itu, jadilah pribadi yang bijaksana. Jangan pertahankan pikiran yang bodoh.
Kenapa saya harus sampaikan ini? Supaya kita kembali untuk mengingat, bahwa salib adalah tempat yang tinggi dan di situ Dia menyelamatkan manusia -- orang yang percaya kepada TUHAN.
Kita akan buktikan..
Yohanes 12:32-33
(12:32) dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." (12:33) Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
Dari dua ayat ini kita bisa mengetahui bahwa kita harus meninggikan Yesus Anak Allah = meninggikan salib di Golgota dalam hidup kita, dalam segala perkara. Jika salib ditinggikan (dijunjung) di atas muka bumi ini maka Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku; itulah orang yang percaya (meninggikan) salib.
Kita memang ada di bumi ini karena dosa, tetapi sekalipun kita ada di bumi, belajarlah untuk senantiasa menjunjung tinggi korban Kristus. Jangan pekerjaan lebih tinggi dari salib, bisnis lebih tinggi dari ibadah dan pelayanan ini, tetapi, biarlah kita junjung tinggi korban Kristus. Kalau kita menjunjung tinggi TUHAN, pasti kita juga menjunjung tinggi korban-Nya. Maka, dalam segala perkara, teramat lebih pada saat kita menghadapi badai gelombang, itulah pergumulan-pergumulan hidup, secepatnya kita datang kepada TUHAN, maksudnya; pandang salib-Nya, pasti kuat. Sebaliknya, saat menghadapi badai gelombang (pergumulan) hidup kita memandang perkara lahiriah; seseorang menjadi lemah, tidak kuat.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, mari kita junjung tinggi korban Kristus. Apabila kita menjunjung tinggi salib di Golgota, TUHAN akan menarik kita datang kepada Dia. Jadi, yang menarik manusia kepada Dia adalah salib-Nya, bukan berita khotbah disertai guyon, khotbah pidato, khotbah cerita isapan jempol.
Maukah saudara menjunjung tinggi korban Kristus supaya kita jangan dilemparkan ke dalam api neraka? Bukankah pada akhirnya nanti akan berlangsung penghakiman atas dunia? Bukankah penguasa dunia ini pada akhirnya dilempar keluar (tidak masuk Sorga)?
Tetapi, orang yang menjunjung tinggi korban Kristus, akan ditarik kepada Allah, kita dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga. Yakinlah dengan Firman. Jangan bermasabodo, jangan mengeraskan hati dalam kegeraman seperti bangsa Israel di Meriba, itu adalah dosa turunan -- dosa dari nenek moyang bangsa Israel.
Yohanes 3:13
(3:13) Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
Untuk masuk ke dalam kerajaan Sorga sudah terlebih dahulu TUHAN Yesus turun ke dalam dunia orang mati -- menderita sengsara bahkan mati di kayu salib. Selanjutnya, barulah Ia layak masuk ke Sorga.
Jadi, kalau ada orang bercerita naik turun Sorga, jangan percaya sebab di sini sudah jelas dikatakan.
Yohanes 3:14-15
(3:14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, (3:15) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, kita semua (tanpa terkecuali) baik bangsa Israel teramat lebih bangsa kafir harus senantiasa menjungjung tinggi korban Kristus -- meninggikan salib di Golgota lebih dari yang ada di dunia ini supaya kita beroleh hidup yang kekal, tidak ada cara lain.
Intinya, kita harus meninggikan korban Kristus seperti Musa meninggikan ular di padang gurun. Peristiwa ini pernah terjadi dan peristiwa itu sebetulnya satu nubuatan, dan nubuatan itu sudah digenapi oleh Yesus dalam Yohanes 3:14-16, Yohanes 12:32-33.
Bilangan 21:4-5
(21:4) Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. (21:5) Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
Di sini kita melihat, bangsa Israel tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa. Jadi, kalau kita bersungut-sungut melawan seorang gembala yang menuntun domba-domba, itu sama dengan melawan Allah. Jangan coba-coba melawan seorang gembala, apalagi kalau gembala itu tulus hatinya mengasihi TUHAN dan mengasihi kawanan domba Allah (sidang jemaat). Ini hanya sekedar pemberitahuan, supaya kita jangan terlanjur-lanjur kena sentil oleh TUHAN karena kita tidak mengerti apa-apa.
Ciri orang yang suka melawan TUHAN dan gembala sidang: muak terhadap Firman Allah.
Prakteknya: hambar terhadap Firman Allah yang disampaikan. Biar Firman Allah sudah disampaikan dengan baik dan benar sesuai dengan kehendak Allah, dan rencana TUHAN sudah dinyatakan sesuai dengan pembukaan rahasia Firman, akan terasa hambar (tidak ada rasa lagi) -- tidak mempengaruhi jiwanya untuk secepatnya bertobat.
Bilangan 21:6
(21:6) Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
Karena mereka berkata-kata melawan TUHAN dan gembala, akibatnya; banyak dari antara orang Israel mati karena dipagut ular tedung. Ular tedung = ular kobra.
Jadi, jangan suka berkata-kata untuk melawan TUHAN dan gembala, sebab melawan gembala = melawan TUHAN. Sebab “bisa” dari ular tedung itu seperti racun. Racun dari antikris dan nabi palsu itu seperti “bisa” ular tedung. Satu kali “bisa” dari ular tedung akan mematikan umat Israel, mematikan orang-orang Kristen, setetes “bisa” dapat membunuh orang-orang Kristen (Mazmur 58:4-5).
Bilangan 21:7-9
(21:7) Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. (21:8) Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." (21:9) Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Supaya kita jauh dari antikris dan nabi-nabi palsu, tidak ada cara lain kecuali menjadi domba tergembala, sebab kita butuh doa dari Imam Besar. Jangan merasa hebat, sombong dan pongah, jangan merasa diri sudah rohani, kita butuh TUHAN, butuh gembala dan penggembalaan ini. Kemudian, supaya kita lepas dari masa aniaya antikris, “bisa” ular tedung itulah nabi-nabi palsu, mulai dari sekarang, sudah seharusnya kita tetap memandang kepada salib di Golgota, supaya kita lepas dari setan tritunggal.
Dari sinilah kita bisa melihat, kita butuh TUHAN, kita butuh gembala dan penggembalaan sebab itu merupakan satu bagian -- satu kesatuan -- satu paket yang utuh dari TUHAN sehingga ada doa dari Imam Besar Agung yang berlaku atas kehidupan kita. Yesus Imam Besar Agung melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib.
Tempat perapian.
Kita tahu, kalau potongan daging kita persembahkan di atas mezbah, diletakkan di tempat perapian, pasti hangus. Terkadang, perkara hangus inipun bisa terjadi, diizinkan oleh TUHAN, dan saya sedang mengalaminya sekarang. Tetapi ada maksud TUHAN di situ.
Yohanes 2:14-16
(2:14) Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. (2:15) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. (2:16) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."
TUHAN sedang mengadakan penyucian terhadap Bait Suci Allah. Dari mana proses penyucian ini terjadi?
Yohanes 2:17
(2:17) Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."
Api yang menganguskan itu terjadi menimpa atas kehidupan kita, tujuannya hanya satu; supaya kehidupan kita sebagai Bait Allah mengalami penyucian.
Banyak hal-hal yang terjadi yang tidak kita kehendaki. Contoh; sebagai seorang karyawan, tiba-tiba dipecat atau PHK, itu pasti menghanguskan. Kemudian, orangtua menderita karena ulah anaknya yang pakai narkoba dan kelakuannya jahat, najis dan lain sebagainya, itu juga bisa menghanguskan pribadi orangtua (ayah-ibu). Tetapi jangan salah, itu diizinkan TUHAN terjadi dalam kehidupan kita, supaya kita mengalami penyucian. Jadi, tidak usah heran, tidak usah bertanya-tanya lagi, terimalah saat kita disucikan.
Inilah kehidupan dimana tali kirmizi itu sudah terikat di jendela hati Rahab (perempuan kafir) yang dahulu hidup dalam penyembahan berhala dan hidup dalam kenajisannya.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment