IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11
JULI 2024
KITAB MALEAKHI PASAL 2
Maleakhi 2:8-9
(Seri 10)
Subtema: SI PEMALAS YANG
MENGEMBARA
Pertama-tama saya mengucapkan puji
syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat TUHAN
kita dihimpunkan oleh dua tangan TUHAN yang berkuasa di atas gunung
TUHAN yang kudus beribadah dan melayani lewat Ibadah Pendalaman Alkitab
disertai dengan perjamuan suci di malam ini.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak
TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dengan penggembalaan GPT “BETANIA” Serang & Cilegon Banten,
Indonesia lewat online atau live
streaming; Youtube ataupun Facebook dimanapun saudara berada, kiranya TUHAN
juga ada di tengah-tengah saudara dengan segala kebaikan dan kemurahan rahmat
TUHAN, kita bahagia saat duduk diam
mendengarkan firman TUHAN Yesus Kristus.
Mari kita sambut Study Maleakhi
sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab, dari Maleakhi 2:8-9. Namun jangan lupa
berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan itu
meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Maleakhi 2:8-9 dengan perikop:
"Murka Tuhan terhadap imam"
(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari
jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu
merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu
hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti
jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.
Intisari dari ayat 8-9: Para
imam menyimpang dari jalan, karena para imam tidak mengikuti jalan yang TUHAN
tunjukkan. Hal itu juga diceritakan di dalam Yesaya 56:10-11.
Yesaya 56:10-11 dengan perikop:
"Pemimpin-pemimpin yang fasik"
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku
adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka
semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring
melamun dan suka tidur saja; (56:11)
anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang
itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil
jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
Para pemimpin umat Israel mengambil
jalannya sendiri, itu berarti; mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN
tunjukkan = menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga para imam disebut orang-orang buta, menunjukkan para
imam:
a.
Tidak
tau apa-apa = orang buta memimpin orang buta.
Yang
tidak tau memimpin yang tidak tahu maka nanti hasilnya berada pada kubangan
(lobang) yang sama. Kita sudah pelajari hal ini lewat Ibadah Raya Minggu itulah
“lobang jurang maut”.
b.
Bisu
tidak tau menyalak, artinya bagi kita sekarang tidak mempunyai keberanian untuk
menyampaikan tiga hal:
1.
Pengajaran yang tajam itulah pedang
bermata dua.
2.
Tidak berani menyampaikan firman
pengajaran yang benar dan murni seperti air susu ibu.
3.
Cahaya injil tentang kasih karunia.
c. Berbaring melamun dan suka tidur saja.
d. Anjing-anjing
pelahap tidak tahu kenyang.
Malam ini tibalah saatnya bagi kita
mengikuti berkat yang baru, berarti mengikuti penjelasan dari bagian c,
yaitu: Berbaring melamun dan suka tidur
saja.
Keterangan: BERBARING MELAMUN DAN
SUKA TIDUR SAJA.
Berbaring melamun dan suka tidur saja disebut pemalas.
Seharusnya seorang imam, seorang
pemimpin, pelayan TUHAN, hamba TUHAN, apalagi gembala sidang tidak boleh malas
= tidak boleh berbaring, melamun, dan suka tidur saja. Saya juga sebagai
gembala sidang belajar dan berjuang untuk tidak disebut sebagai pemalas. Dan
para imam-imam sampai kepada seluruh sidang jemaat juga tidak boleh hanya
berbaring, melamun, dan suka tidur saja, karena itu merupakan pekerjaan dari si
pemalas.
Amsal 24:30-33
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas
dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup
dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh. (24:32)
Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu
pelajaran. (24:33) "Tidur
sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk
tinggal berbaring,"
Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan
sebentar lagi, untuk tinggal berbaring; inilah yang menjadi aktivitas (kegiatan) dari seorang pemalas
sehari-harinya, karena itu dijelaskan kembali:
-
Seperti
pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya (Amsal 26:14)
Wilayah (zona) dari pemalas adalah
tempat tidur dimanapun dia berada, tidak lebih
tidak kurang, karena tempat tidur itu tempat; tidur sebentar lagi, mengantuk
sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring.
-
Seperti
cuka bagi gigi dan asap bagi mata, demikian si pemalas bagi orang yang
menyuruhnya (Amsal 10:26)
Kemalasan seperti cuka bagi gigi = ngilu
(tidak enak). Asap bagi mata = pedih,
demikian si pemalas bagi tuanya. Jadi
kemalasan menyakiti hati TUHAN.
Perhatikan firman ini sungguh-sungguh, jangan membuat sakit hati TUHAN karena
engkau malas-malasan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.
-
Kemalasan
mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar (Amsal 19:5)
Jadi
kemalasan mendatangkan tidur nyenyak,
dan orang malas satu kali akan menderita
lapar.
DAMPAK NEGATIF (akibat) MALAS:
Amsal 24:33-34:
"Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar
lagi untuk tinggal berbaring," maka datanglah kemiskinan seperti
seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.
Akibat malas; datanglah kemiskinan dan kekurangan
-
Kemiskinan yang terjadi disini
digambarkan seperti seorang penyerbu.
-
Kekurangan yang terjadi digambarkan
seperti orang yang bersenjata..
Jadi baik kemiskinan maupun
kekurangan itu sebetulnya ancaman yang sangat mengerikan. Persamaan ayat ini
kita kembali baca Amsal 19:15.
Amsal 19:15
(19:15)
Kemalasan mendatangkan tidur
nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.
Si pemalas suka tidur, lamban bekerja, akibatnya suatu kali
menderita lapar.
Selagi hari masih siang mari kita
bekerja dengan giat, supaya kita jangan mengalami kelaparan.
Sekali lagi saya sampaikan dengan
tandas; jangan menjadi seorang si pemalas, aktivitasnya hanya sebentar tidur, sebentar melipat tangan,
sebentar berbaring, sebentar tidur lagi, akhirnya satu kali akan menderita
lapar hebat.
Kita ini sekarang sedang bekerja
seperti semut di musim panas (di musim kemurahan). Semut mengumpulkan makanan
pada musim panas, dan ketika musim hujan (musim kelaparan); saat kasih TUHAN
terangkat dari bumi ini; dunia dilanda suatu kedinginan yang sangat luar biasa;
makanan sudah tersedia. Tetapi si
pemalas suka tidur, dia lambat bekerja, akibatnya suatu kali akan menderita
lapar. Jadi kita harus belajar dari
semut.
Amos 8:11 dengan perikop: Lapar dan
haus
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan
datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan
kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan
air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
Satu kali dunia ini akan dilanda
kelaparan dan kehausan, sesuai dengan Alkitab; sesuai dengan Firman TUHAN yang tertulis dalam Amos 8:11. Kita harus percaya itu saudaraku. Jadi tidak selamanya
kita dengan bebas datang di tengah ibadah mencari firman TUHAN. Satu kali dunia
ini akan dilanda kelaparan dan kehausan, bukan lapar akan makanan dan bukan haus akan minuman, tetapi lapar dan haus di dalam mendengarkan firman
Allah.
Pendeknya; kekeringan disertai dengan resesi yang sangat hebat akan terjadi
menimpa atas dunia ini dan hal itu tidak bisa ditanggulangi oleh manusia di muka bumi ini, baik dia orang
kaya, baik dia pemerintah, baik dia orang pandai, baik dia orang yang berilmu,
baik dia orang yang memiliki pengetahuan (knowledge) yang begitu tinggi di muka
bumi ini.
Saudara, kita tau seiring dengan
kemajuan zaman, maka teknologi pun semakin canggih dan mutakhir karena
pengetahuan manusia bertambah-tambah. Tetapi sekalipun pengetahuan manusia
bertambah-tambah tidak ada satupun dari antara mereka yang sanggup
menanggulangi yang namanya kekeringan
yang disertai dengan resesi yang sangat dahsyat
melanda dunia ini. Jadi kalau kita tau bahwa tidak ada satupun yang
dapat menanggulangi kekeringan dan resesi yang akan terjadi maka kita yang kita
yang kecil-kecil ini harus mawas diri, kita yang tidak punya apa-apa ini harus
mawas diri, semakin prihatin dan semakin sungguh-sungguh menyerahkan diri
kepada TUHAN. Jangan sudah miskin tidak punya apa-apa, tidak mawas diri, tidak
mau menyerahkan diri kepada TUHAN, sementara tidak ada satupun yang dapat
menanggulangi resesi kekeringan yang terjadi melanda dunia. Kenapa kita harus menyombongkan diri?
Amos 8:12
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke
laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi
tidak mendapatnya.
Di sini kita melihat, orang-orang
yang lapar dan haus berusaha (bertindak) untuk mencari Firman TUHAN:
-
Usaha pertama: mengembara dari laut ke laut.
-
Usaha kedua: menjelajah dari utara ke timur.
Mari kita lihat usaha pertama:
MENGEMBARA DARI LAUT KE LAUT.
Terkait dengan mengembara dari laut
ke laut ini, kita baca…
Yeremia 50:6
(50:6) Umat-Ku tadinya seperti domba-domba
yang hilang; mereka dibiarkan sesat oleh gembala-gembalanya, dibiarkan mengembara
di gunung-gunung, mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa
akan tempat pembaringannya.
Mereka mengembara di gunung-gunung,
kemudian, mereka berjalan dari gunung ke bukit, sampai pada akhirnya mereka
lupa tempat pembaringannya.
-
Mengembara
di gunung-gunung berarti; beribadah di semua tempat peribadatan; dari gunung yang satu ke
gunung yang lain; dari tempat peribadatan yang satu ke tempat peribadatan yang
lain itu gunung-gunung.
-
Berjalan
dari gunung ke bukit; lama-lama orang-orang yang
mengembara; yang melupakan tempat pembaringannya, pada akhirnya rohani
mereka merosot.
Pendeknya, yang melupakan tempat pembaringan adalah orang-orang yang mengembara,
yakni; orang-orang yang berada di semua
gunung-gunung, itu berarti memasuki
semua tempat peribadatan, memasuki semua rumah-rumah TUHAN, alasanya adalah beribadah dan mencari firman TUHAN, ini menunjuk
kepada domba liar, tidak tergembala.
Lihat domba yang tidak tergembala,
dia akan berkata; semua samanya tempat
peribadatan, semua samanya rumah TUHAN itu. Ya memang rumah TUHAN sama,
tapi kalau domba berada di setiap gunung itu namanya mengembara.
Seharusnya domba berada di satu tempat kandang
penggembalaan, itu tempat pembaringan. Seperti saya pun tidak akan mungkin
pindah-pindah tempat berbaring di rumah-rumah orang lain, sesuatu yang tidak
mungkin.
Jadi kalau dia domba, di harus
mempunyai tempat untuk berbaring itulah kandang penggembalaan. Kalau dia domba
tidak boleh berada di semua gunung-gunung, tidak boleh berada di semua tempat
peribadatan.
Demikian juga dengan orang yang
tidak percaya kepada Pengajaran Mempelai, dia akan berkata; semua tempat
peribadatan sama. Lihat orang yang meninggalkan Pengajaran Mempelai akan
berkata; sama semua tempat peribadatan, tergantung hati. Pola ibadahnya sudah
salah, pelayanan sudah salah, dia masih berkata; tempat ibadah itu sama, …
tidak sama.
Ayub 39:8-11
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai
liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang? (39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah
dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya. (39:10) Ia menertawakan keramaian
kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring; (39:11) ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari
apa saja yang hijau.
Praktek liar tidak tergembala:
a.
Menertawakan
keramaian kota.
Artinya;
tidak menghargai ibadah dan pelayanan
(kegiatan Roh).
b.
Tidak
mendengar teriak si penggiring.
Artinya; tidak mendengar suara gembala (tidak
dengar-dengaran).
Sejauh
ini kita sudah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya
Tabernakel, itu yang menggiring kita sampai akhirnya dibawa masuk dalam
pembangunan tubuh Kristus. Yang terpenting dengar-dengaran, tapi kalau tidak
tergembala tidak mau mendengar teriak si pengiring (gembalanya sendiri).
c.
Menjelajah
gunung-gunung padang rumputnya.
Artinya; beribadah di semua tempat peribadatan,
berada di setiap rumah-rumah TUHAN, alasannya; mencari apa saja yang hijau; jadi dia mengembara, dia menjadi domba
yang liar (tidak tergembala); berada di semua gunung-gunung. Jadi untuk
membenarkan perbuatan yang salah ini maka dia berkata saya beribadah untuk
mencari firman TUHAN, padahal itu tidak boleh. Yang terpenting adalah berada di satu kandang penggembalaan, tergembala
dengan sungguh-sungguh, tidak boleh liar, tidak boleh mengembara, apapun
alasanya.
Jangan
gunakan alasan untuk mencari firman supaya boleh berada di gunung-gunung, itu
sifat konyol, tidak benar di hadapan TUHAN.
DAMPAK NEGATIF LIAR TIDAK TERGEMBALA
Yeremia 50:6-7
(50:6) Umat-Ku tadinya seperti domba-domba
yang hilang; mereka dibiarkan sesat oleh gembala-gembalanya, dibiarkan
mengembara di gunung-gunung, mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa
akan tempat pembaringannya. (50:7) Siapa
pun yang menjumpai mereka, memakan habis mereka, dan lawan-lawan mereka
berkata: Kami tidak bersalah! Karena mereka telah berdosa kepada TUHAN, tempat
kebenaran, TUHAN, pengharapan nenek moyang mereka!
Kalau domba liar, tidak tergembala
disebutlah itu mengembara, di sini dikatakan: mereka telah berdosa kepada TUHAN.
Jadi orang yang mengembara itu berdosa, lupa akan tempat pembaringan itu dosa, tinggalkan tempat pembaringan itu dosa, tinggalkan ketekunan tiga macam ibadah pokok disitu digembalakan
domba-domba lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel itu dosa,
berdosa kepada TUHAN; tempat kebenaran;
TUHAN tempat pengharapan nenek moyang mereka. Walaupun dia beribadah di semua gunung-gunung,
tetapi kalau liar, tidak tergembala maka inilah domba yang berdosa kepada TUHAN
tempat kebenaran.
Jadi kalau liar tidak tergembala
atau domba mengembara itu telah berdosa kepada TUHAN, sebab kandang
penggembalaan itu:
1.
Tempat
kebenaran
2.
Tempat
kita menaruh pengharapan kepada TUHAN.
Dimana domba-domba menaruh pengharapan? jawabnya;
di kandang penggembalaan. Domba
kalau tidak punya tempat penggembalaan; pengharapan apa yang ia punya?
sementara kita ini seperti domba di tengah-tengah serigala, apa yang melindungi
domba? Jadi kandang penggembalaan itu
tempat kebenaran, kandang penggembalaan itu tempat pengharapan kepada TUHAN.
Kalau domba tidak punya kandang penggembalaan, maka tidak punya pengharapan.
Kita ini seperti domba di tengah
serigala; cerdik seperti ular, tulus seperti merpati di dalam menyikapi firman
ini.
Maka sekali lagi saya sampaikan
kitalah umat ketebusan TUHAN yang dikasihi TUHAN, karena TUHAN memberikan kita
satu kandang penggembalaan sebagai tempat kebenaran supaya kita dibenarkan,
kandang penggembalaan tempat pengharapan kita kepada TUHAN Yesus. Jangan
menaruh pengharapan kepada yang di dunia ini. Langit dan bumi; dunia, dan
unsur-unsurnya sedang berjalan (otw) menuju ke neraka, baik unsur kedudukan,
unsur jabatan, pangkat tinggi, unsur keuangan, unsur bisnis, semua yang ada di
bumi ini sedang menuju ke neraka, jangan menaruh pengharapan ke situ. Orang yang menaruh pengharapan kepada
kebinasaan tidak mengerti tentang kandang penggembalaan.
Singkat kata terhilang dan tersesat
(mengembara) di gunung-gunung itu berarti tanpa
perlindungan dan pembelaan dari gembala, akibatnya menjadi makanan atau santapan lawan-lawan. Lawan-lawan atau
musuh disini jelas binatang buas, yakni; singa,
beruang, dan macan tutul itulah gambaran
dari antikris (Wahyu 13:2)
Binatang buas; singa, beruang, macan
tutul; itu lawan. Sebab itu kalau kita perhatikan Amos 8:12: Mereka akan mengembara
dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari
firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang
keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas
tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama
hujat. (13:2) Binatang yang
kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang
dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya
kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
Mereka yang mengembara dari laut ke
laut, yang mereka jumpai adalah binatang yang keluar dari dalam laut. Binatang yang keluar dari dalam laut itu
adalah antikris.
Adapun binatang yang dimaksud adalah
tiga jenis kombinasi binatang, antara lain:
-
Macan
tutul
-
Beruang
-
Singa
Inilah yang menjadi lawan, inilah musuh mereka yang mengembara, sehingga orang-orang yang mengembara menjadi makanan, menjadi santapan bagi musuh; macan tutul, Beruang, Singa.
Jadi sekali lagi saya sampaikan
dengan tandas; penggembalaan ini adalah tempat kebenaran, kandang penggembalaan
bagi domba-domba adalah tempat pengharapan sehingga domba-domba yang tergembala
itu dibela, dipelihara, dilindungi oleh Gembala Agung, tidak akan diserahkan
kepada musuh, lawan, itulah binatang buas (antikris) karena ketika mereka
mengembara ternyata mengembara dari laut ke laut.
Semakin TUHAN bukakan firmanNya,
saya semakin terharu, semakin berterimakasih kepada TUHAN bahwasanya pengertian
tentang penggembalaan ini ternyata dahsyat sekali sebagai tempat kebenaran
dan sebagai tempat pengharapan kita bagi
kawanan domba-domba yang tergembala, sebab itu jangan liar.
Mazmur 104:25-26.
(104:25) Lihatlah laut itu, besar dan luas
wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang
yang kecil dan besar. (104:26) Di
situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain
dengannya.
Kita tahu bahwa Yesus adalah Anak
domba Allah, Dia adalah hamba Allah. Sebagai hamba Allah Yesus digambarkan seperti kapal yang mengarungi laut dunia ini,
ia datang dari Sorga turun ke bumi, Dialah harta rohani yang kita miliki. Jadi
sebagai hamba, TUHAN bagaikan kapal yang mengarungi laut dunia (lautan bebas)
dan di dalamnya penuh dengan muatan dengan segala harta yang berharga, harga
yang begitu mulia yang dibawa turun dari sorga untuk mencari pelabuhan hati
kita masing-masing. Maka kita semua harus menjadi menjadi pelabuhan
(syahbandar) hati TUHAN; menempatkan semua harta, muatan yang berharga, muatan
yang mulia, harta yang mulia yang dibawa
dari Sorga turun ke bumi menjadi tersimpan di dalam hati kita.
Tetapi disini kita melihat di lautan
dunia ini;
-
disitu
bergerak, tidak terbilang banyaknya binatang kecil dan binatang besar dalam
geraknya.
-
Kemudian disitu kapal-kapal berlayar, tetapi kapal disini adalah kapal Tarsis yang
sedang berlayar di lautan bebas untuk menuju pangkalannya (sahbandarnya), itulah Tirus, gambaran dari antikris.
-
Di
lautan dunia ini juga ada gerakan Lewiatan.
Kalau kita tidak tergembala dengan
sungguh-sungguh, berarti terhilang dan tersesat; mereka semua ada di
gunung-gunung. Tetapi jangan salah ketika mengembara ternyata mengembara dari
laut ke laut yang ditemukan disitu adalah ajaran soal teologi kemakmuran, teori
prosperiti, berbicara tentang ajaran kejayaan dan kemakmuran, itu yang
ditemukan, bagaikan kapal-kapal tarsis yang mencari pangkalannya; syahbandar
(pelabuhan) itulah Tirus; gambaran dari antikris. Jadi jelas kalau domba-domba
mengembara yang ditemukan adalah ajaran antikris berbicara tentang kejayaan,
kemakmuran, bicara soal berkat keberkatan, bicara soal keberhasilan dan
keberhasilan, kenapa? karena rohnya disitu ada yaitu Lewiatan. Jadi jangan
coba-coba mengembara saudara, disitu ada roh Lewiatan, walaupun nampaknya
terjadi berkat-keberkatan, terjadi berhasil keberhasilan; nampanya pelihara
oleh berkat-berkat; gaji satu bulan gaji, nampaknya dipelihara oleh
keberhasilan dari bisnis, tapi ada Roh Lewiatan disana, saya berani mengatakan
itu.
APA ITU LEWIATAN?
Yesaya 27:1
(27:1) Pada waktu itu TUHAN akan melaksanakan
hukuman dengan pedang-Nya yang keras, besar dan kuat atas Lewiatan, ular
yang meluncur, atas Lewiatan, ular yang melingkar, dan Ia akan membunuh ular
naga yang di laut.
Apa Lewiatan? ular yang meluncur, atas Lewiatan, ular yang melingkar, dan Ia akan
membunuh ular naga yang di laut.
Tidakkah kita terharu (masygulah)
melihat TUHAN yang mengasihi kita. Begitu hebat Dia memberi suatu pandangan
supaya kita memandang jauh ke depan, sehingga hati kita tidak terikat seperti
berada dalam lingkaran Lewiatan, sehingga hati kita tidak kebablasan
(terlanjur-lanjur) dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini seperti Lewiatan
yang meluncur. Kita ini ada dalam kandang penggembalaan (tempat pembaringan)
supaya kita jangan seperti Lewiatan meluncur (terlanjur-lanjur), tidak bisa
direm lagi. Banyak orang kristen tidak bisa direm lajunya dalam mencintai dunia
ini, di dalam mencintai segala kegiatan-kegiatan di dunia, di dalam mencinta
bisnis yang dikelola, itu Roh Lewiatan; meluncur.
Kemudian Roh Lewiatan melingkar;
sepertinya tidak bisa lepas lagi dari roh antikris seperti ada dalam lingkaran
setan. Tapi puji TUHAN dahulu kita tidak mengenal TUHAN dengan sungguh-sungguh
karena kita sebatas disebut kristen sejak lahir; hidup dalam penyembahan
berhala, hidup dalam kenajisan percabulan, tetapi oleh karena kemurahan TUHAN
kita ditarik untuk berada dalam kandang penggembalaan ini sebagai tempat
pembaring, sehingga tidak lagi terlanjur-lanjur di dalam hal melakukan dosa
baik itu kejahatan dan kenajisan (roh Lewiatan yang meluncur). Kemudian tidak
lagi kita terikat dengan perkara di bumi ini, seperti berada dalam lingkaran
setan dan tidak bisa keluar dari situ. Dan kalau kita ada sebagaimana kita ada
di hadapan TUHAN di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan
suci, itu karena kemurahan hati TUHAN.
Lihat kalau anak sudah dikuasai roh
Lewiatan; dia akan meluncur, terlanjur-lanjur, susah dibatasi langkahnya untuk
mencintai dunia. Jadi orang tua harus memiliki sikap yang baik; harus jadi
contoh teladan, jangan kikir untuk tenaga,
pikiran, waktu, uang dan persembahan apapun supaya doa didengar TUHAN
Yesus, jangan pernah iri, jangan pernah merasa paling suci dan benar, jangan
dikuasai kemunafikan supaya doa didengar TUHAN.
Demikian pula kalau orang tua
melihat anak sepertinya susah lepas dari ikatan-ikatan di dunia ini; itu roh
Lewiatan (roh naga) yang melingkar,
dibutuhkan penyerahan yang ekstra supaya doa kita didengar TUHAN, disertai
dengan rendah hati, disertai dengan doa dan puasa (menghukum daging ini) tidak
kikir. Kalau kikir; itu tidak puasa, biarpun dia tidak makan tidak minum.
Tadi di laut ada gerakan binatang
kecil, ada gerakan binatang besar itu menunjuk antikris. Kemudian ada gerakan
kapal yang membawa harta itulah kapal tarsis mencari pangkalan
(pelabuhan/syahbandar) itulah Tirus.
Kenapa itu bisa terjadi? karena disitu juga ada gerakan Lewiatan.
Tadi kita sudah membaca dalam Wahyu 13:2: Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan
kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga
itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang
besar. = Mazmur 104:25-26: Lihatlah laut itu, besar dan luas
wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang
yang kecil dan besar. Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang
telah Kaubentuk untuk bermain dengannya.
Kita baca Yesaya 23:1, 14,16.
Yesaya 23:1, 14,16 dengan perikop: Ucapan ilahi terhadap
Tirus dan Sidon
(23:1) Ucapan ilahi tentang Tirus.
Merataplah, hai kapal-kapal Tarsis, sebab Tirus sudah rusak, tiada lagi rumahmu
atau pangkalanmu! Ketika mereka masih di negeri orang Kitim telah dinyatakan
hal itu kepada mereka.
(23:14) Merataplah, hai kapal-kapal Tarsis,
sebab sudah dirusakkan bentengmu! (23:15)
Pada waktu itu Tirus akan dilupakan tujuh puluh tahun lamanya, sama dengan
umur seorang raja. Sesudah lewat tujuh puluh tahun, akan terjadi kepada
Tirus seperti terjadi kepada perempuan sundal dalam nyanyian ini: (23:16) "Ambillah kecapi,
kelilingilah kota, hai sundal yang dilupakan! Petiklah baik-baik, bernyanyilah
banyak-banyak, supaya engkau diingat orang."
Ketika mengembara dari laut ke laut
= persundalan = dikuasai oleh roh kenajisan percabulan, sebab yang dijumpai
adalah ajaran antikris – itulah yang menyebabkan terjadi persundalan (kenajisan
percabulan) di hadapan TUHAN –. Ajaran antikris berbicara soal;
berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, berbicara soal kejayaan, dan
kemakmuran, dan itu yang dijumpai orang yang mengembara.
Banyak orang tinggalkan jam-jam
ibadah = meninggalkan TUHAN. Ketika tinggalkan TUHAN pergi ke lain hati itulah
pekerjaan, bisnis, dan segala kegiatan di dunia ini, itukan sudah bersudal,
berzinah, menduakan hati TUHAN. Sebaiknya apapun yang terjadi, apapun yang kita
alami, apapun yang kita rasakan baik dalam suka, maupun dalam duka; susah
senang, tetaplah dalam kandang penggembalaan, tetaplah di tempat pembaringan,
jangan kita tertipu (terpedaya). Lihat orang yang mengembara memang nampaknya
berhasil dan diberkati oleh TUHAN, akhirnya tidak sedikit orang yang mengembara
membenarkan sikapnya mengembara, karena ada alasanya; diberkati, berhasil,
sedangkan orang yang tergembala
begitu-begitu saja. Tapi saya dan saudara tidak akan tawar hati mendengarkan
ucapan-ucapan yang semacam itu, apapun yang terjadi.
JALAN KELUAR SUPAYA JANGAN DITIMPA
KENAJISAN PERCABULAN (BINASA)
Kidung Agung 1:5-7 Perikop; Mempelai
perempuan dan puteri-puteri Yerusalem.
(1:5) Memang hitam aku, tetapi cantik,
hai puteri-puteri Yerusalem, seperti kemah orang Kedar, seperti tirai-tirai
orang Salma. (1:6) Janganlah kamu
perhatikan bahwa aku hitam, karena terik matahari membakar aku. Putera-putera
ibuku marah kepadaku, aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun
anggurku sendiri tak kujaga. (1:7) Ceriterakanlah
kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda
membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari. Karena mengapa aku akan jadi
serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?
Singkat kata domba-domba harus tergembala di dalam satu kandang penggembalaan dengan
satu gembala; ini adalah roh
mempelai; roh dari sulamit (putri Sion). Jadi kalau tergembala berarti di
dalam dirinya ada roh mempelai. Kalau hanya sekedar beribadah di semua
gunung-gunung itu bukan roh mempelai, itu roh mengembara.
Jadi tergembala dalam satu kandang
dengan seorang gembala itu roh mempelai, milikilah roh mempelai.
Kalau berbicara mempelai itu berbicara
kesatuan. Jadi milikilah roh mempelai supaya tetap menyatu. di luar kandang
penggembalaan pun tetaplah miliki roh mempelai.
Kandang penggembalaan adalah tempat
domba berbaring. Istilah berbaring; dipelihara, dilindungi, dibela Gembala
Agung. Tidur nyenyak berarti dilindungi, dibela, dan dipelihara oleh gembala
Agung.
Yohanes 10:3 Perikop: Gembala yang
baik.
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan
domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya
masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. (10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di
depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal
suaranya.
Tanda domba tergembala (berada di
tempat pembaringan):
1.
Domba-domba
mendengar suara gembala = dengar-dengaran kepada Gembala yang menggembalakan kita, itulah
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Kemudian
keuntungan dengar-dengaran; nama ditulis
dalam kitab kehidupan Anak Domba, sebab
gembala memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya = dikenal oleh gembala. Jadi dampak
positif dengar-dengaran dikenal oleh gembala, sampai akhirnya namanya tertulis
dalam kitab kehidupan Anak Domba. Jangan sampai kita ada di tengah ibadah tapi
domba tidak dikenal oleh gembala. Kalau domba dengar-dengaran, pasti domba
dikenal oleh gembala di bumi, sampai akhirnya namanya tertulis dalam kitab
kehidupan Anak Domba, itu yang membawa kita naik ke sorga.
2.
Mengikuti
gembala, karena domba-domba mengenal suara
gembala.
Jangan
ikuti suara asing, ikutilah suara dari Firman Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel yang menggembalakan kita, pasti kita dibawa dimana Dia
ada, disitu kita ada, maka ikuti saja, jangan ikuti suara yang lain. Berdoa
selalu supaya jangan sampai tidak bisa mengikuti ibadah, berdoa supaya jangan
jatuh sakit, berdoa supaya jangan ada kegiatan-kegiatan yang membuat harus
meninggalkan jam-jam ibadah, ikuti terus alurnya, pasti tidak sesat. Itu tanda
domba tergembala; berada di tempat pembaringan.
Yohanes 10:11-12
(10:11) Akulah gembala yang baik.
Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; (10:12) sedangkan seorang upahan yang
bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat
serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu
menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Singkat kata kalau domba-domba tergembala, pasti dipelihara, dilindungi, dibela oleh
Gembala Agung dengan lain kata; dijamin
langsung oleh darah salib sampai pada puncak gelap malam. Jadi kita aman
kalau kita ada dalam kandang penggembalaan.
Lihat tadi Sulamit, mempelai TUHAN….
Kidung Agung 1:7
(1:7) Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda
menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada
petang hari. Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat
kawanan-kawanan domba teman-temanmu?
Sekarang ini adalah hari-hari
terakhir berarti = petang hari, tidak lama lagi gelap malam tiba. Jadi gunakan kesempatan ini dengan
sungguh-sungguh, jangan berpikir lain lagi diluar sebagai domba yang
tergembala, tetap pemikiran kita ada di tempat pembaringan, titik, jangan
berpikir lain, jaminannya darah salib; dipelihara, dilindungi,dibela oleh
TUHAN.
Yohanes 10:14
(10:14) Akulah gembala yang baik dan Aku
mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.
Jadi kalau domba-domba tergembala disitu akan terjadi; saling kenal
mengenal.
Yohanes 10:15
(10:15) sama seperti Bapa mengenal Aku dan
Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
Jadi istilah kenal mengenal disini berbicara soal kesatuan seperti Anak dan
Bapa satu. Bapa mengenal Anak, anak mengenal Bapa, itu berbicara tentang
kesatuan, sampai kita satu dengan TUHAN itu yang disebut tubuh Kristus. Kalau
tidak tergembala tidak mungkin ada kesatuan, tidak mungkin satu dengan TUHAN
sampai kapanpun. Itulah mahalnya sebuah
penggembalaan, itulah arti penggembalaan bagi kita semua, harganya mahal.
Tapi bagi orang Kristen yang tidak mengerti soal penggembalaan; ya sembarang
beribadah. Dia pikir dengan beribadah di sembarang tempat ia masuk Sorga, tidak
seperti itu menurut firman TUHAN.
SIAPA SAJA YANG SATU DENGAN TUHAN?
Yohanes 10:16
(10:16) Ada lagi pada-Ku domba-domba lain,
yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka
akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu
gembala.
Jadi dengar-dengaran itu membawa kita menjadi satu kawanan domba Allah;
antara kafir dan Israel menjadi satu. Jadi perhatian TUHAN bukan hanya
tertuju kepada bangsa Israel, tetapi juga kepada bangsa kafir; bangsa yang hina
; dahulu tidak mengenal TUHAN, hidup dalam penyembahan berhala, hidup dalam
kenajisan percabulan. Begitu hina dan kotor, tetapi ternyata TUHAN turut
memperhatikan bangsa kafir. Kurang baik apa TUHAN pada kita, tapi kita masih
saja kurang-kurang dalam memperhatikan baiknya TUHAN.
Hal yang harus kita ketahui...
Kidung Agung 1:7
(1:7) Ceriterakanlah kepadaku, jantung
hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan
domba-domba berbaring pada petang hari. Karena mengapa aku akan jadi serupa
pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?
Mempelai wanita TUHAN tidak mau
menjadi pengembara. Kalau anak-anak TUHAN dikuasai oleh roh mempelai; tidak
suka menjadi pengembara, dia lebih suka dalam satu kandang dengan satu gembala,
dia tidak mau meninggalkan tempat pembaringannya. Sementara yang menjadi
pengembara di sini adalah teman-teman.
Kita lihat KARAKTER TEMAN-TEMAN…
Matius 26:50
(26:50) Tetapi Yesus berkata kepadanya:
"Hai teman, untuk itukah engkau datang?" Maka majulah mereka
memegang Yesus dan menangkap-Nya.
Karakter teman: Ada di tengah perhimpunan, ada di tengah ibadah pelayanan, ada di
tengah-tengah penggembalaan tetapi yang dicari hanya uang, dia serahkan
TUHAN Yesus kepada imam-imam kepala dari orang Yahudi hanya demi 30 keping uang
perak seperti Yudas Iskariot.
Tabiat berikutnya dari teman-teman
Matius 11:15
(11:15) Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar! (11:16) Dengan apakah
akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di
pasar dan berseru kepada teman-temannya: (11:17) Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari,
kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung.
Tabiat dari teman-teman disini
adalah tidak mau dan tidak rela
diubahkan oleh firman TUHAN.
Tanda kalau orang mau diubahkan oleh
firman TUHAN:
1.
Menari,
itu tanda kesukaan dari mempelai TUHAN.
2.
Berkabung
= mau merendahkan diri, mau menerima dan memikul salibnya, itu
tanda keubahan. Praktek Firman pasti
suasana berkabung terjadi. Mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri
pasti suasana berkabung ada. Suami mengasihi istri seperti mengasihi diri
sendiri pasti dalam suasana berkabung. Istri tunduk kepada suami sesuai
ketetapan firman; kalau mau diubahkan pasti dia mau berkabung. Tetapi kalau
hanya sekedar teman-teman seperjalanan menuju kerajaan sorga berhenti ditengah
jalan, tidak sampai dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga.
Itu
karakter teman-teman tidak mau berubah
dan tidak mau diubahkan oleh firman. Kalau hanya nangis sementara, tetapi tidak
berubah tidak ada artinya, itu hanya sekedar terharu, tetapi besok tetap keras
hati, tidak mau rendah hati, tidak mau tempatkan dirinya pada kedudukan yang
benar; itu hanya teman-teman seperjalanan. Tetapi mempelai wanita TUHAN ia tidak mau seperti tema-teman, ia tidak mau
mengembara (Kidung Agung 1:7): Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku,
di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan
domba-domba berbaring pada petang hari. Karena mengapa aku akan jadi serupa
pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?
Kita adalah sahabat TUHAN, bukan teman-teman.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment