IBADAH RAYA
MINGGU, 21 JULI 2024
KITAB WAHYU
Wahyu 17:8
(Seri 5)
Subtema:
BERTERUS
TERANG MENYAMPAIKAN KEBENARAN
Shalom…
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena kemurahan TUHAN dan dua
tangan yang diulurkan menarik kita untuk selanjutnya dihimpunkan di atas Gunung
TUHAN yang kudus, beribadah dan melayani lewat Ibadah Raya Minggu disertai
dengan kesaksian dari zangkoor, puji TUHAN.
Dan saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang
turut bergabung dalam penggembalaan GPT Betania Serang, Cilegon, Banten,
Indonesia, lewat Live Streaming, Youtube,
Facebook, dimanapun saudara berada. Selanjutnya kita akan sambut Firman
penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Kitab Wahyu.
Tetapi
jangan lupa berdoa dalam Roh, mohonlah kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan
itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi. Banyak diantara kita yang
sakit dan tidak bisa hadir, harapan saya saudara nanti mendapat kesembuhan oleh
kuasa bilur-bilur Yesus dan Firman Allah sanggup menyembuhkan segala sesuatu.
Wahyu
17:8
(17:8) Adapun
binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul
dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di
bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia
dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada,
namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
Ayat
ini berbicara tentang binatang yang sama dengan binatang yang ada pada Wahyu 13.
Sebenarnya,
binatang ini -- telah ada, namun tidak
ada, ia akan muncul lagi -- dari jurang maut.
Hal
ini berbicara soal kematian dan kebangkitan, tetapi palsu, seolah-olah
kematian dan kebangkitan itu sama dengan kematian dan kebangkitan yang dialami
oleh TUHAN Yesus Kristus.
Memang
kalau kita tinjau pada Wahyu 1:8; di
situ dikatakan “Aku adalah Alfa dan
Omega…” Berarti yang awal dan akhir, kemudian dilanjutkan lagi di ayat 17-18, di situ dikatakan; “Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah,
Aku hidup, sampai selama-lamanya…”
Singkat
kata; Yesus adalah Alfa dan Omega = awal dan akhir. Kemudian diikuti dengan
pernyataan; yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang = yang hidup, mati, hidup
kembali. Jadi seolah-oleh kematian dan kebangkitan dari pada binatang itu sama
dengan kematian dan kebangkitan dari pada TUHAN Yesus Kristus. Tetapi
sesungguhnya, kematian dan kebangkitan daripada binatang itu adalah palsu, meniru
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Jadi
memang, Setan selalu mengadakan tandingan terkait dengan Kerajaan Sorga dengan
segala sesuatu yang ada di dalamnya. Jadi saudara jangan heran kalau setan
selalu mengadakan tandingan terkait dengan Kerajaan Sorga dengan segala sesuatu
yang ada di dalamnya.
Tadi
Wahyu 17:8 berbicara soal binatang
yang sama dengan Wahyu 13:1,3.
Perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut.”
Wahyu
13:1,3
(13:1)
Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk
sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota
dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena
luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu
sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Seekor
binatang keluar dari dalam laut -> antikris.
Binatang
itu bertanduk 10 berkepala 7. Pada ayat
3; satu dari antara tujuh kepalanya itu seperti kena luka yang serius; sepertinya
membahayakan hidupnya. Sehingga hidupnya itu berada di tepi maut, menuju kepada
kematian. Namun pada akhirnya, luka yang membahayakan itu sembuh. Dengan
demikian, terjadi mujizat kesembuhan atas luka yang membahayakan hidupnya itu.
Pendeknya, antikris mengadakan mujizat kesembuhan.
Lalu
kita bandingkan dengan Wahyu 17:11.
Wahyu
17:11
(17:11)
Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia
sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia
menuju kepada kebinasaan.
Dahulu
binatang itu telah ada, dan yang sekarang tidak ada, kemudian diakhiri dengan
kalimat oleh karena satu luka dari antara 7 kepala itu membahayakan hidupnya
sehingga seolah-olah sedang menuju kepada pengalaman kematian. Namun jangan
salah, pada ayat 8; binatang itu
akan muncul lagi dari lobang jurang maut -> antikris sembuh dari luka yang
membahayakan hidupnya oleh roh kebangkitan palsu yaitu kuasa dari Iblis
(setan).
Karena
pada Wahyu 13:2; setan memberikan
kepada binatang itu kekuatannya,
takhtanya, dan kekuasaan yang
sangat besar sekali.
Jadi
telah ada, namun tidak ada, kemudian muncul lagi itu berbicara soal pengalaman kematian
dan kebangkitan palsu yang dikerjakan antikris. Antikris kembali meniru kebangkitan
Yesus Kristus.
Pendeknya
kejahatan dari antikris ini sangat sempurna (perfect). Karena seungguhnya kematian dan kebangkitannya palsu.
Padahal kita mengetahui dalam Wahyu 13:1;
binatang itu jelas keluar dari dalam laut. Laut
merupakan gambaran dan bayangan dari
baptisan air/baptisan Kristus. Berarti pengalaman Kristus di dalam kematian
dan kebangkitan-Nya. Sebab luka-luka pada tubuh Yesus disebutlah itu
derita/sengsara Yesus di atas kayu salib yang membawa kepada kematian namun
pada hari yang ketiga Yesus dibangkitkan.
Binatang
itu keluar dari dalam laut bayangan dari baptisan air. Berarti berbicara soal
pengalaman Yesus di dalam tanda kematian dan kebangkitan. Tetapi kenyataannya,
kematian binatang itu palsu karena pada akhirnya terjadi mujizat kesembuhan lalu
ia muncul kembali seolah-olah itu suasana kebangkitan dalam keadaan kesembuhan
palsu dari kuasa Iblis (setan).
Hebatnya
antikris ini untuk memperdayakan geraja TUHAN, anak-anak TUHAN di hari-hari
terakhir ini dan ajaran setan semacam ini sudah marak di dalam rumah TUHAN.
Jadi
kita harusnya berbesar hati karena TUHAN dengan kemurnian hati-Nya senantiasa
dinyatakan (dipaparkan) kepada kita pribadi lepas pribadi, kepada kawanan domba
Allah dalam penggembalaan yang sederhana ini, tetapi kita tidak perlu kecil
hati, kita tidak perlu menjadi tawar hati karena kita bukan manusia lahiriah
yang hanya euforia kepada yang
lahiriah.
Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, kejahatan dari antikris ini
sangat sempurna (perfect) sebab
kamatian dan kebangkitannya palsu.
Pendeknya,
apabila di tengah-tengah ibadah terjadi mujizat kesembuhan, tetapi mengabaikan
luka-luka (sengsara derita) yang membawa Yesus kepada kematian, maka dapat
dipastikan itu adalah mujizat palsu, ibadah itu adalah ibadah palsu, pelayanan
itu juga adalah pelayanan palsu, alkitab yang mengatakannya, dan semua yang ada
di dalamnya itu palsu.
Harusnya
luka (derita sengsara salib) membawa Yesus masuk dalam kematian, tetapi luka
yang membahayakan itu hanya seolah-olah (seakan-akan) berbicara soal pengalaman
kematian padahal akhirnya mengarah kepada kesembuhan, binatang itu sembuh,
mujizat kesembuhan terjadi.
Saudara,
tidak salah manakala hamba TUHAN/gembala sidang/pemimpin sidang jemaat,
termasuk saya di dalam mendoakan jemaat terjadi mujizat kesembuhan atas orang
sakit, kemudian terjadi pengusiran setan, pelepasan, kemudian terjadi
tanda-tanda ajaib yang lain, itu tidak salah. Tetapi yang saya maksud adalah
biarlah kiranya ibadah itu di tengah-tengahnya ada korban sehari-hari itulah korban santapan dan korban sembelihan.
1.
Korban santapan = Pengajaran Firman
Allah yang murni dan benar. Jangan dicampur-campur/ jangan ditambah-tambah dan
jangan dikurangi.
2.
Korban
sembelihan
= Ibadah pelayanan yang terhubung dengan Pengajaran Salib.
Ini
yang nomor satu, lalu kalau kemudian mujizat kesembuhan terjadi, ya puji TUHAN
itu bonus. Ada lagi tanda-tanda ajaib di dalam kegerakan-kegerakan itu, puji TUHAN.
Tetapi kalau mujizat kesembuhan terjadi atas orang sakit namun luka-luka
(sengsara derita salib) tidak dinomorsatukan, maka sudah dipastikan mujizat
kesembuhan itu adalah palsu, ibadah itu juga palsu, pelayanan itu juga palsu.
Bahkan pemimpin sidang jemaat yang sedang menyelenggarakan kebaktian itu juga
palsu, semua yang ada di dalamya palsu.
Kembali
kita membaca…
Wahyu
13:3
(13:3)
Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Jadi
sebelum saya uraikan; dari ayat ini sudah jelas sekali memberitahukan kepada
kita bahwa yang selamat sedikit sekali, persentasenya sedikit sekali. Maka kalau
persentase yang selamat dari antara orang Kristen sangat sedikit sekali, saya
dan saudara tetaplah berpegang teguh dengan apa yang telah kita terima dari
semula. Tetaplah kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel supaya hati TUHAN tidak muak… Imamat
26:11.
Pegang,
jangan ragu, ada pengaruh-pengaruh dari luar, terima Firman TUHAN saja yang
tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan. Mau apapun komen-komen yang ada di
sana sudahlah, terserah anda. Iman ku tidak akan berubah dari Pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Jelas ayatnya, ibadah tanpa Tabernakel TUHAN
muak. Jadi supaya TUHAN tidak muak harus ada Tabernakelnya.
Jadi
jelas ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa persentase yang selamat sangat
sedikit. Tidak sampai setengah.
Ini
sekilas pandang dari ayat 3 ini.
Namun
yang saya mau sampaikan di sini adalah setelah antikris mengadakan mujzat palsu
lewat kematian dan kebangkitan palsu, akhirnya di sini kita melihat:
-
Seluruh dunia
heran.
-
Mereka akhirnya
menjadi pengikut antikris.
Sedikit
kesaksian, saya ini bukanlah hamba TUHAN yang sempurna. Masih banyak kekurangan
terdapat di dalam diri ku ini, di sana dan di sini. Tetapi hal Pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel ini sudah menjadi harga mati bagi saya
karena sedikit sekali yang selamat, tidak sampai setengah dari orang Kristen di
dunia, sedikit saja.
Saudara
bisa bayangkan, begitu masuk dalam Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel rasanya sakit karena pengajaran ini bagaikan jalan sempit dan pintu
sesak, banyak orang ingin melalui, tetapi tidak dapat sehingga banyak orang
lebih suka dengan jalan lebar dan pintu lebar untuk keinginan dagingnya
beribadah, sesuka-sukanya, tetapi ujungnya maut (Matius 7:13-14).
Itu
sebabnya banyak orang menyangka jalannya lurus padahal ujungnya maut (Amsal 14:12). Kalau dia tahu jalan itu
jalan menuju kepada kebinasaan, tidak mungkin dia ada di jalan itu seperti
mereka yang melihat mujizat kesembuhan itu, akhirnya seluruh dunia heran dan
menjadi pengikut antikris.
Saudara,
saya sampaikan ini tidak bosan walaupun berulang-ulang. Bukan berarti saudara
tidak tahu, justru karena sudah tahu, tetapi perlu untuk diulang-ulang, perlu
untuk memamahbiak siang dan malam, supaya kita sama dengan binatang yang tidak
haram untuk dipersembahkan sebagai korban di atas mezbah TUHAN dalam setiap
pertemuan-pertemuan ibadah kita dihadapan TUHAN.
“Satu dari
kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang
membahayakan hidupnya itu sembuh.” Seolah-olah antikris masuk dalam
kematian padahal kematiannya palsu (meniru kematian Yesus Kristus), tetapi
tidak sama.
Ketika
mujizat kesembuhan palsu terjadi, seluruh dunia heran lalu mengikut binatang
itu.
Selanjutnya
mari kita bandingkan dengan…
Wahyu
17:8
(17:8)
Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan
muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang
diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak
dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah
ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
“Dan mereka yang
diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak
dunia dijadikan, akan heran.”
Pendeknya,
mereka yang diam di bumi akan heran melihat binatang itu telah ada, namun tidak ada,
dan akan muncul lagi. Maksudnya orang
dunia akan heran melihat mujizat kesembuhan yang diadakan oleh antikris lewat
kematian dan kebangkitan palsunya.
Biarlah
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel menggembalakan hidup rohani
kita, menggembalakan nikah-nikah kita, nikah-nikah di bumi ini, termasuk nanti
buah nikah kita masing-masing karena Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel membawa kita masuk dalam Pesta Nikah Anak Domba, satu-satunya ajaran
yang membawa masuk dalam Perjamuan Malam Pesta Kawin Anak Domba. Jangan ragu
dengan Pengajaran Mempelai, kalau ada bicara begini dan begitu, jangan ragu. Pengajaran
Mempelai ada di Alkitab.
Perikop: “Nasihat dalam menghadapi pengajar yang
sesat.”
2
Timotius 2:14-15
(2:14) Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan
sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat
kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang
mendengarnya. (2:15) Usahakanlah
supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah
malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.
Intinya
seorang hamba TUHAN atau pemimpin sidang jemaat atau gembala sidang tidak perlu malu untuk berlaku jujur dan
berterus terang di dalam hal menyampaikan kebenaran. Kebenaran di sini
sudah jelas Pengajaran Salib.
Kalau
berbicara soal cerita isapan jempol tidak mungkin di sini dikatakan “jangan malu berterus terang”, tetapi
terkait dengan Pengajaran Salib, Paulus memesankan kepada Timotius supaya
jangan malu untuk berterus terang di dalam hal menyampaikan kebenaran secara
khusus Pengajaran Salib. Kalau bicara soal yang lahiriah, Paulus tidak perlu
pesankan kepada Timotius dengan berkata; “jangan
malu berterus terang menyampaikan kebenaran”, berarti kebenaran di sini
soal Pengajaran Salib.
Adakalanya
hamba TUHAN tidak jujur, sebagaimana binatang yang tadi tidak jujur di dalam
hal menyampaikan kebenaran. Tidak jujur juga sama dengan tidak berani
menyampaikan kebenaran itulah Pengajaran Salib. Jadi saya berani berkata, kalau
seorang pemimpin sidang jemaat apalagi kalau dia sudah menerima jabatan
gembala, tidak berani menyampaikan kebenaran itulah Pengajaran Salib, dia
adalah binatang yang telah ada, kemudian tidak ada, lalu muncul lagi dari
jurang maut. Apa bedanya dari binatang itu? Dengan lain kata roh antikris telah
menguasai dirinya.
2
Timotius 2:16-18
(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang
tak suci yang hanya menambah kefasikan. (2:17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara
mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (2:18)
yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita
telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.
Jadi singkat kata,
selayaknyalah seorang hamba TUHAN terkhusus gembala sidang (pemimpin sidang
jemaat) menghindari omongan yang kosong, termasuk jangan bersilat kata (memutar
balikkan fakta kebenaran) seperti Himeneus dan Filetus, mengajar di
tengah-tengah sidang jemaat soal kebangkitan, tetapi tidak berterus terang di dalam
hal menyampaikan kebenaran, tidak berterus terang dan tidak jujur menyampaikan Pengajaran
Salib, itu yang dimaksud kebangkitan palsu. Persis seperti binatang yang keluar
dari dalam laut, telah ada, tidak ada, muncul lagi, itu namanya kematian dan
kebangkitan palsu. Sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, namun pengajaran
kebenaran itulah Pengajaran Salib diabaikan. Inilah yang disebut kebangkitan
palsu. Puji TUHAN
Jadi karena
ketulusan hati TUHAN, saya tidak merasa rugi walaupun jarak tempuh cilegon ke
serang lumayan jauh sekarang, sudah 40-45 menit, tidak merasa rugi. Saya
berharap sidang jemaat juga harus merasakan hal yang sama. Karena kita mendapatkan
kebahagiaan dari sorga, kebahagiaan semacam ini lebih dari kebahagiaan yang
diperoleh dari dunia (luaran sana) lebih dari keuntungan dunia, lebih dari
keberhasilan duniawi. Tetaplah bertahan di jalurnya TUHAN Yesus Kristus.
Perlu
untuk diketahui, pengajaran palsu
menjalar seperti penyakit kanker. Ajaran Himeneus dan Filetus menjalar
seperti penyakit kanker, merusak seluruh sel-sel dalam tubuh, merusak seluruh
anggota-anggota tubuh Kristus itulah sidang jemaat yang mendengarkan ajaran itu.
Kalau sel dalam tubuh sudah rusak, dia akan bernanah. Tetapi bilamana sel dalam
tubuh masih ditutup bungkus dengan darah salib, sidang jemaat masih ditutup bungkus
dengan Pengajaran Salib itulah kebenaran, maka sel-sel itu masih tetap hidup,
sel-sel tubuh itu akan tetap bertahan di dalam tubuh Kristus, tidak akan pernah
keluar dari tubuh Kristus sampai kapanpun, sampai puncak pencobaan terjadi
selama tiga tahun setengah (3,5) tahun.
Sekarang
pertanyaannya: Siapa yang dirusak atau
sel anggota tubuh yang bagaimana yang dirusak oleh kematian dan kebangkitan
palsu? Nah ini pertannyaan yang harus terjawab malam ini.
Tetapi
saya mau sampaikan, kalau sudah
mendapatkan jawaban yang pasti, masihkah saudara ragu? Apakah masih ragu untuk
digembalakan oleh Pengajaran Mempelai? Itu pertanyaan saya sekarang.
Wahyu 17:8
(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada,
namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada
kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis
di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka
melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
Anggota tubuh
yang dirusak atau sel tubuh yang bernanah itulah orang-orang yang namanya tidak
tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba dari sejak semula. Sel tubuh
semacam ini akan bernanah-nanah, tidak lagi dilumuri oleh darah. Ini yang
dirusak, yang ujungnya binasa sama seperti binatang yang dilahirkan untuk
ditangkap dan selanjutnya dimusnahkan.
Terkait dengan, nama yang tidak tertulis di dalam Kitab
Kehidupan Anak Domba ada pada…
Perikop: “Anak
lembu emas.”
Keluaran
32:29
(32:29) Kemudian berkatalah Musa: "Baktikanlah
dirimu mulai hari ini kepada TUHAN, masing-masing dengan membayarkan jiwa
anaknya laki-laki dan saudaranya -- yakni supaya kamu diberi berkat pada hari
ini."
Ini penghiburan
dari seorang hamba TUHAN terkait dengan dosa bangsa Israel, mereka jatuh dalam
dosa penyembahan berhala anak lembu emas tuangan. Kiranya lewat kita berbakti
kepada TUHAN, berkat TUHAN tercurah atas kita semua. Tetapi kalau kita tidak
berbakti, mungkin saja ada pemeliharaan lewat gaji, tetapi sifatnya tidak
abadi.
Keluaran 32:30
(32:30) Keesokan harinya berkatalah Musa kepada
bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku
akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian
karena dosamu itu." (32:31) Lalu
kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah
berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
"Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab
mereka telah membuat allah emas bagi mereka.”
Sebetulnya
dia menderita juga, hatinya sakit melihat jemaat dengan dosa menyembah anak
lembu emas tuangan itu karena hatinya tulus. Kalau tidak tulus tidak sakit
hatinya, yang penting uang.
Setelah
mengucapkan kata berkat di ayat 29, besok
harinya Musa mengadakan pendamaian karena dosa besar yang telah terjadi dan yang
telah dilakukan oleh umat Israel yaitu jatuh dalam dosa penyembahan berhala
patung anak lembu emas, yang tertuang/dicetak/bukan dipahat. Artinya di sini
kita melihat, Musa ini tulus hatinya, dia tidak malu untuk berterus terang di
dalam hal menyampaikan kebenaran, di dalam menyampaikan Pengajaran Salib,
bahkan dia rela menjadi korban pendamaian. Berarti tidak malu, tetapi jujur
berterus terang di dalam hal menyampaikan kebenaran, Pengajaran Salib.
Sebetulnya
ini contoh teladan yang harus kita teladani atau yang kita ikuti. Bukankah Musa
ini menerima dua loh batu di atas gunung Sinai? Ini berbicara soal mempelai. Bukankah
Musa ini menerima petunjuk dari TUHAN selama 40 hari 40 malam di dalam hal
mendirikan Tabernakel di bumi, karena dua loh batu berisi 10 hukum? Kemudian intisari
dari Pengajaran Mempelai harus diletakkan (ditaruh) di dalam hati manusia (Tabernakel).
Tidak ada artinya dua loh batu tanpa Tabernakel, tidak ada artinya Tebernakel (rumah
TUHAN) tanpa dua loh batu. Jadi Pengajaran Mempelai dalam terangnya tabernakel
itu seiring, sejalan.
Jadi
memang kalau hamba TUHAN itu jujur menghidupi Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel, pasti (niscaya) terus terang di dalam hal menyampaikan Pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel, Pengajaran Salib, pasti dia jujur dan tidak
malu, dia tidak memiliki rasa tidak enak kepada orang kaya, itulah pribadi Musa.
Namun
sangat disayangkan banyak orang kristen hanya tahu bahwa Musa naik ke gunung
Sinai untuk menerima dua loh batu. Sementara kisah tentang 2 loh batu pasalnya
hanya dua. Tapi yang benar Musa naik ke atas Gunung Sinai, Gunung TUHAN, Gunung
Herob bukan hanya menerima dua loh batu, tetapi menerima/memperoleh petunjuk
dari sang yang Maha Besar, yang Maha Kuasa, Allah Abraham, Ishak, Yakub di
dalam hal mendirikan Tabernakel di bumi. Kalau dua loh batu, hanya dua pasal
karena ujung jari TUHAN yang menukik. Namun Musa juga bersalah karena dia
terlalu mencintai TUHAN dan jemaat sampai dia salah kaprah, dia pecahkan dua
loh batu, hanya karena melihat kesalahan bangsa Israel, menyembah patung anak
lembu emas tuangan. Sehingga dia naik kembali untuk menerima dua loh batu yang ditukik
oleh Musa, sama seperti dua loh batu yang semula. Jadi jelas dia ini tidak malu,
tetapi jujur dan berterus terang di dalam menyampaikan Pengajaran Salib. Ini Firman
Allah yang benar yang harus disampaikan di tengah-tengah sidang jemaat dalam
setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita semua.
Jadi
saudara jangan gerah, kenapa hari-hari Pengajaran Salib, kenapa hari-hari diajar
memikul salib, itu dasar kebenaran, tidak ada yang lain. Kalau diikuti dengan
kegerakan, yang sakit sembuh, terjadi mujizat, keajaiban, pengusiran setan,
tidak apa-apa, puji TUHAN, tetapi Pengajaran Salib jangan diabaikan.
Keluaran
32:32-33
(32:32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa
mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab
yang telah Kautulis." (32:33) Tetapi TUHAN berFirman kepada Musa:
"Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari
dalam kitab-Ku.
Di
sini kita melihat bangsa Israel menyembah berhala emas atau patung anak lembu
emas tuangan. Karena mereka jatuh dalam dosa itu maka TUHAN menghapuskan nama
mereka dari Kitab Kehidupan. Jadi sebetulnya Musa di tengah-tengah ia
mengadakan pendamaian dan penebusan, ia mohon supaya nama umat Israel jangan
dihapuskan dari dalam Kitab Kehidupan. Jadi Musa ini adalah hamba TUHAN yang
cinta jemaat TUHAN, tidak mau jemaatnya binasa. Tetapi TUHAN jelas berkata,
siapa yang berdosa, nama orang itu yang dihapuskan dari Kitab Kehidupan Anak
Domba. Jadi seluruh umat Israel secara khusus generasi pertama yang lahir di Mesir
nama mereka terhapus, tidak tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba,
kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun itu saja. Karena mereka ini bagaikan
Firman Allah dan roh Allah, Yosua gambaran
Firman allah yang di utus untuk mengamat-amati kanaan. Ketika mereka melihat
orang enak besar-besar tetapi mereka tidak tawar dan kecut hati. Kaleb juga gambaran dari roh Allah yang
di utus oleh TUHAN, melihat daging besar orang enak tidak tawar hatinya, beda
dengan sepuluh orang yang lain, yang diutus ada dua belas mengamat-amati daerah
kanaan. Sepuluh orang lain membawa berita busuk, membesar-besarkan daging, itu
berita busuk. Jadi kalau hamba TUHAN di tengah ibadah membesarkan yang
lahiriah, membesarkan yang daging-daging itu berita busuk.
Jadi
generasi pertama nama mereka tidak tertulis di dalam kitab kehidupan Anak
Domba. Tetapi Musa namanya tetap tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba
karena ia tidak jatuh dalam penyembahan berhala anak lembu emas tuangan.
Hati-hati, di dunia ini terlalu banyak dan amat sangat banyak berhala-berhala
tuangan emas. Tetapi doa dan harapan saya sebagai hamba TUHAN yang menerima
jabatan gembala sidang (pemimpin sidang jemaat), kiranya jangan kita tinggalkan
ibadah karena berhala emas ini. Itu yang saya sampaikan, kalau saudara
menghargainya, puji TUHAN berubahlah, kalau saudara belum bisa, saya tetap
berdoa, karena itu tugas dari seorang gembala sidang, yang bertanggung jawab
atas kawanan domba Allah.
Keluaran
32:34
(32:34) Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke
tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu,
tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada
mereka." (32:35) Demikianlah TUHAN
menulahi bangsa itu, karena mereka telah menyuruh membuat anak lembu buatan
Harun itu.
Justru
mereka yang meminta Harun untuk membuat lembu emas tuangan, sedangkan Musa
berlama-lama hanya karena soal Tabernakel, berlama-lama/mengundur-undurkan diri
untuk turun ke bawah ini. Mereka tidak tahu, Musa sedang bergumul untuk
mendapatkan petunjuk di atas gunung TUHAN, di kaki salib TUHAN di dalam hal
membukakan Pengajaran Tabernakel dalam terangnya Mempelai ini, bukan bermain-main,
tetapi sedang menantikan pembukaan Firman Allah.
Akhirnya:
“Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa
mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni
Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan
berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar
dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."(Keluaran 32:1)
Jadi seolah-olah
Musa ini seorang yang tidak bertanggungjawab, padahal Musa itu sedang
menantikan pembukaan Firman di ujung kaki salib, di atas gunung TUHAN, mereka
tidak tahu.
Kalau hari ini nampaknya
setelah kita memberi diri digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel, nampaknya ko tidak ada
apa-apa, ko lambat datangnya sesuatu yang di harapkan, ko aku lulus kuliah
tidak langsung kerja, ko aku tidak cepat-cepat nikah, ko bisnis ku tidak
cepat-cepat berhasil, ko dagangan ku tidak cepat-cepat berhasil, seolah-olah
TUHAN mengundur-undurkan, berlambat-lambat, padahal ada maksud TUHAN dibalik
itu semua. Memang beda kalau penggembalaan tidak menerapkan Pengajaran Mempelai,
cepat sekali/pesat perkembangan itu. Belum ucap satu kata (baru satu huruf
saja), yang diinginkan ada, semua ada sampai gedung itu mewah. Lalu hati-hati;
seolah-olah dia berkata lihat aku, seolah-olah doanya dijawab oleh TUHAN, iya
memang terjawab. Tetapi hati-hati jangan dikira ketika TUHAN meluluskan,
saudara merasa bahwa itu dari TUHAN, belum tentu.
Saya berani
berkata sebagaimana dalam…
2 Tesalonika
2:9,10-11
(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan
Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan
mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan
rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka
tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (2:11) Dan itulah sebabnya Allah
mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan
dusta,
Jadi biar lambat
kalau itu dari TUHAN, ada kepastian. Sesuatu yang cepat sepertinya doanya
didengar, memang didengar, tetapi diizinkan untuk binasa. Kadang berkat, uang, keberhasilan,
apapun itu bisa merusak hidup seseorang kalau tidak datang dari TUHAN. Kadang
dengan berkat-berkat yang ada seseorang menjadi sombong, kadang dengan uang,
orang bisa lupa TUHAN, bisnis berhasil, bisa lupa TUHAN. Tetapi orang yang
dikasihi satu kali disentil, bukan berarti TUHAN membuat dia binasa. Tetapi supaya
diingatkan kembali kepada salib, bukan hanya dia disentil, TUHAN pun sudah menanggungnya
di atas kayu salib.
Jadi sekali lagi
saya sampaikan seluruh bangsa Israel mati yaitu generasi pertama yang lahir di
Mesir. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa nama mereka tidak tertulis di dalam
Kitab Kehidupan Anak Domba.
Jangan karena
berhala kita tinggalkan ibadah, jangan karena perkara lahiriah kita tinggalkan
ibadah, jauh dari jam-jam ibadah = menyembah patung anak lembu emas tuangan.
Jangan karena
berhala-berhala di bumi, nama tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak
Domba, hati-hati. Jangan saudara berkata kepadaTUHAN; “ah, gereja sana bisa sesuka hati.” Sudah diajar dengan baik, tidak
mau mengerti, saudara sendiri sudah angkat tangan untuk memperoleh jawaban siapa
yang dirusak, lalu kalau saudara masih ragu juga, saya heran sekali.
Sekarang supaya
kita jangan binasa, nama tidak dihapus dari Kitab Kehidupan Anak Domba, marilah
kita lihat jalan keluarnya.
Kita belajar
dari jemaat di Sardis, mereka juga penuh kelemahan, tetapi dengan sabarnya TUHAN,
TUHAN menunjukkan satu jalan keluar yang begitu menarik hati kita.
Perikop: “Kepada
jemaat di Sardis.”
Wahyu 3:1
(3:1) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di
Sardis: Inilah Firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh
bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal
engkau mati!
Jadi setelah
diselidiki oleh Firman Allah nampaklah keberadaan pekerjaan daripada jemaat di
Sardis yaitu nampak hidup padahal mati.
Daging itu mati namun roh yang menghidupkan, berarti nampaknya mereka di dalam
mengerjakan pekerjaan itu sepertinya dikuasai oleh Roh TUHAN, tetapi
sesungguhnya mereka bekerja dengan dorongan daging.
Jadi sekalipun
bekerja dengan dorongan daging tetap mati sebab daging itu mati, roh Allah yang
memberi hidup.
Nah itulah
kondisi jemaat di Sardis, tetapi kita tidaklah seperti itu saudaraku.
Wahyu 3:2
(3:2) Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal
yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati
sempurna di hadapan Allah-Ku.
Singkat kata,
kalau kita bekerja dengan dorongan daging maka tidak ada satupun sempurna dari
apa yang kita kerjakan di tengah ibadah dan pelayanan ini, semua akan rusak,
bekerja tetapi tidak sempurna, ada saja yang tertinggal, ada saja yang dilalaikan.
Kenapa? Karena nampaknya hidup padahal mati, nampaknya di kuasai Roh Allah di
tengah pekerjaannya padahal sebetulnya pekerjaan itu dikerjakan oleh dorongan
daging sehingga tidak ada satupun yang sempurna.
Imam-imam telah
menerima karunia jabatan sebagai pemimpin pujian. Ketika dia tampil untuk
memimpin pujian, ia mau tampil, tetapi ada yang kurang/belum sempurna, bila dia
tidak mau ikut latihan. Demikian juga yang lain, saya berharap sekali di
hari-hari ini, seorang singer bisa
menguasai lagunya.
Saya sering
sekali hancur hati melihat pelayanan, kalau imam-imam dipercaya dengan karunia
jabatan, tetapi ada saja yang dilalaikan. Hanya saja saya mungkin diam tidak
terlalu vokal, tetapi hati saya hancur. Saya tidak tahu saudara mengerjakan ini
sudah merasa sempurna atau belum? Sementara tidak ada penguasaan, baik di tim
musik juga sudah melayani, tetapi ada yang terlewatkan, ada yang dilalaikan.
Nampaknya hidup padahal mati, nampaknya dikuasai Roh padahal daging yang
mendorong dia untuk mengerjakan itu, di tengah ibadah pelayanan, sehingga tidak
ada satupun yang sempurna. Kerja ini tidak sempurna, kerja itu tidak sempurna,
semua dikerjakan, tetapi tidak ada yang sempurna. Ini koreksi kepada saya malam
ini, saya kira juga koreksi kepada kita semua tentunya, bukan hanya kepada
jemaat di Sardis.
Wahyu 3:3
(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah
menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau
tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada
waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
Malam
ini Firman Allah (kebenaran) telah dinyatakan itulah Pengajaran Salib. Maka kalau
kita mau menerima dengan segala kerendahan di hati, dengan ketulusan di hati,
maka kita pasti mau bertobat.
Maka
TUHAN berkata; “turutilah itu dan
bertobatlah!, itulah kebenaran yang disampaikan, itulah Pengajaran Salib
yang disampaikan. Kalau kita mau turuti berarti kita mau bertobat, maka
bertobatlah. Bertobat itu berhenti
berbuat dosa, kemudian kembali kepada Allah yang memelihara jiwa. Kalau hanya
berhenti berdosa sama dengan orang merokok tidak lagi merokok. Tetapi belum
tentu dia mau berada di tengah jam-jam ibadah. Tetapi yang TUHAN tuntut di sini
bertobat 100% artinya berhenti berbuat dosa = 50% selanjutnya tambahkan lagi
50% untuk genap 100%, artinya kembali kepada TUHAN, jangan bertahan dengan
pengertian sendiri.
Kenapa
harus bertobat? Karena bertobat ini kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel
terkena pada Mezbah Korban Bakaran ->
pertobatan. Ini dasar kita untuk beralih kepada perkembagan selanjutnya, ini
dasar dari asas-asas pertama. Tetapi sesudah itu beralihlah kepada perkembangan
berikutnya.
Ibrani
6:1-2
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas
pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang
penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan
yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, (6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan
tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
Hari ini kita
melihat kegerakan rohani, besok ibadah kegerakan rohani lagi, hanya mencari
mujizat kesembuhan dan seterus-seterusnya. Jangan lagi kita meletakkan dasar
seperti itu dalam setiap pertemuan ibadah. Tetapi kalau kita sudah percaya
kepada Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat, bertobat kemudian dibaptis
air lalu berada pada Pintu Kemah, kepenuhan Roh-El kudus, selanjutnya beralih
kepada perkembangan yang penuh. Perkembangan yang penuh ada di depannya itulah Ruangan
Suci berarti tekun dalam 3 macam ibadah pokok.
Kenapa harus
tekun dalam 3 macam ibadah pokok? Sebab lewat ketekunan 3 macam ibadah pokok Firman
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel akan terus menggembalakan kita,
memimpin dan menuntun kita, untuk membawa kita sampai kepada dua klimaks yang
sangat dinantikan oleh TUHAN. Sebagaimana yang dilihat oleh Rasul Paulus ketika
ia diangkat ke tingkat ketiga dari sorga, dia berada di Ruangan Maha Suci, di situ
dia melihat dua klimaks:
1.
Tabut Perjanjian.
Itu
gambaran dari mempelai TUHAN/Gunung Sion.
2.
Cawan Pembakaran
Ukupan (Ibrani 9:4).
Wahyu 3:3
(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah
menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau
engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak
tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
“…bertobatlah!” Bertobat itu dasar dari ajaran
selanjutnya, ajaran sehat yaitu beralih kepada perkembangannya. Kenapa harus
beralih kepada perkembangannya? Supaya kita tekun 3 macam ibadah pokok, lewat
ketekunan 3 macam ibadah pokok, memimpin kita kepada dua klimaks yaitu Tabut
Perjanjian dan Cawan Pembakaran Ukupan Emas.
“Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga…” Artinya setelah
kita bertobat, seharusnya kita ada dalam ketekunan 3 macam ibadah pokok untuk
selanjutnya membawa kita sampai kepada doa penyembahan, berjaga-jaga. Kalau ibadah tidak sampai pada tingkat ibadah yang
tertinggi (puncak ibadah), doa penyembahan sama dengan tidak berjaga-jaga.
Sehingga pada saat nanti terjadi kesesakan yang besar itulah yang disebut
puncak gelap malam, di (3,5) tahun/tiga tahun setengah pada saat antikris
menjadi raja, maka dia binasa = tidak berjaga-jaga.
Jadi pertobatan
ini dasar kita untuk sampai kepada perkembangan selanjutnya yaitu berjaga-jaga,
dengan lain kata berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, itulah doa
penyembahan.
Ini jalan
keluarnya untuk sampai kepada doa penyembahan, harus tekun dalam 3 macam ibadah
pokok karena ayatnya ada. Tidak cukup dengan berkata; saya pilih ibadah doa
penyembahan, tidak, melainkan harus tekun 3 macam ibadah pokok.
Wahyu
17:30
(17:30)
Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.
TUHAN
datang untuk yang kedua kali sebagai Raja dan Mepelai Pria Sorga. Dari sebutan
inipun sudah jelas bahwa kita harus sampai kepada doa penyembahan sebab Yesus
tampil sebagai Raja dalam perjamuan malam pesta kawin Anak Domba sebagai Raja
dan Mempelai Laki-Laki, suami, kepala, pemimpin, imam. Yesus tampil sebagai
raja dan imamat rajani.
Jadi
untuk menantikan Dia, kita juga harus menjadi imamat rajani itulah Mempelai Perempuan
Tuhan. Tetapi imamat rajani itu di dalam Wahyu
19:6; ada dalam doa penyembahan
bagaikan desau air bah, deru guruh yang hebat, itu imamat rajani,
berjaga-jaga.
Jadi
saat TUHAN datang kita harus berjaga-jaga yaitu; doa penyembahan (Wahyu 19:6).
Lukas
17:31
(17:31) Barangsiapa
pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya
ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan
demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali.
Jadi
kalau sudah ada di dalam kegiatan Roh, jangan lagi rohaninya turun karena
perkara lahiriah. Kemudian, demikian juga orang yang sedang di ladang TUHAN,
kegiatan Roh, janganlah ia kembali mengambil pakaian yang lama, tabiat yang
lama
Lukas
17:32
(17:32) Ingatlah akan isteri Lot!
Isteri
Lot sudah keluar dari Sodom dan Gomora, tetapi menoleh ke belakang, akhirnya
jadi tiang garam. Jadi tiang garam artinya itulah hamba TUHAN yang selalu
melihat ke belakang, perkara di bawah, perkara lahiriah, harta kekayaan, itu
tiang garam.
Lukas
17:33-36
(17:33)
Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan
barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. (17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di
atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan. (17:35) Ada dua
orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan
yang lain akan ditinggalkan." (17:36)
[Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain
akan ditinggalkan.]
Jadi
sudah jelas dari sini kita melihat ada 3 macam ibadah pokok yaitu:
-
Tempat tidur menunjuk
ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
-
Mengilang menunjuk
ketekuan dalam Pendalaman Alkitab disertai
dengan perjamuan suci.
-
Di ladang menunjuk
ketekuan dalam Ibadah Raya Minggu disertai
dengan kesaksian roh.
Ketekunan
3 macam ibadah pokok ini membawa kita sampai kepada puncak ibadah, doa
penyembahan itu yang disebut berjaga-jaga. Yang di bawa ke padang belantara itu
yang berjaga-jaga karena kepadanya dipercayakan sayap burung nasar yang besar
untuk menerbangkannya ke padang belantara, jauh dari mata ular, jauh dari
kejaran antikris. Kepala ular naga, itu antikris, ekornya nabi palsu. Jadi mau
tidak mau kita harus tekun 3 macam ibadah pokok tidak bisa tidak.
Jangan
saudara berkata; gereja sana tidak begitu, gembalanya berkata selamat. Dari
tadi kita sudah buat perjanjian, kenapa masih diingkari saudara, masih
dengar-dengar cerita-cerita di sekitar. Kenapa tidak percaya dengan Pengajaran
Mempelai terangnya Tabernakel walaupun nampaknya seperti diundur-undur seperti Musa
mengundur-undurkan diri turun dari Gunung Sinai. Memang lambat lajunya
perkembangan ibadah ini, namanya Pengajaran Mempelai disucikan sampai akar dosa
dibongkarkan.
Siapa
yang mau dipermalukan, dikecilkan seperti itu, tidak ada. Yang mau hanyalah orang
yang rela kehilangan nyawa, rela miskin, rela jadi kecil, itu saja yang mau.
Jadi
dalam menantikan TUHAN ibadah kita sudah harus berada pada tingkat ibadah yang
tertinggi atau sudah berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan, ini
namanya bejaga-jaga. Harusnya hamba TUHAN menyampaikan ini, tidak hanya sekedar
menugumpulkan jemaat. Tetapi hati nurani ini, tidak akan saya lawan sampai
kapanpun, walaupun nampaknya lambat pertumbuhan yang ada ini, tidak jadi soal, sampai
kemurnian hati kita semua diberkati TUHAN.
Wahyu
3:4
(3:4) Tetapi di
Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan
berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak
untuk itu.
Ayat
ini sudah jelas berbicara soal Mempelai Wanita TUHAN, kepadanya di karuniakan
lenan halus, layak untuk bersanding, berjalan bersama dengan Mempelai Laki-Laki
Sorga.
Jadi
jelas ayat 3, berbicara; penyembahan
dan ayat 4; itulah pribadi dari Mempelai
Wanita TUHAN.
Saudara
inilah dua klimaks yang dilihat oleh Rasul Paulus di tingkat yang ketiga dari
sorga disebut juga Firdaus, itulah Ruangan Maha Suci didalamnya ada dua
perkara:
1.
Tabut
perjanjian itulah Gunung Sion, Mempelai
Perempuan TUHAN, kepadanya dikaruniakan lenann halus, pakaian putih bersih
berkilau-kilauan. Kemudian,
2.
Wujudnya
adalah doa penyembahan = berjaga-jaga.
Wahyu
3:5
(3:5)
Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak
akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya
di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.
Berarti
ibadah kita memang harus berada pada dua klimaks yaitu menjadi Mempelai Wanita TUHAN dan wujudnya Doa Penyembahan. Dengan demikian nama
kita tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba.
Jadi
harus dimulai dari situ, jangan diabaikan lagi, jangan tidak percaya. Inilah
jalan keluarnya bagi kita sekaliannya.
Jikalau
TUHAN memberikan jalan keluar sebagai petunjuk bagi kita, itu hanya karena kemurahan
hati TUHAN, karena pada dasarnya kita semua sama seperti manusia duniawi
terheran-heran pada mujizat kesembuhan atas orang sakit, tetapi tidak heran
dengan Pengajaran Salib, tidak heran dengan karya Allah yang terbesar, salib di
Golgota yang sudah dikerjakan oleh Yesus, Anak Allah, karena itu adalah
kehendak Allah, bukan kehendak Yesus Anak Allah.
Mari
kita rendahkan diri kita di ujung kaki salib TUHAN dan kita akui Yesus baik
kepada kita keluarga Allah sidang jemaat GPT BETANIA termasuk saudara yang
sedang mengikuti pemberitaan Firman malam ini lewat online, dalam dan luar negeri, dimanapun saudara berada. AMIN.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI.
Pemberita Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment