IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 01 MARET 2011
Tema: MEMPOSISIKAN DIRI RENDAH DI KAKI TUHAN
(seri 4)
Yohanes 11: 28-32
(11:28) Dan sesudah
berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya:
"Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau."
(11:29) Mendengar
itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus.
(11:30) Tetapi waktu
itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta
menjumpai Dia.
(11:31) Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
(11:31) Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
(11:32) Setibanya
Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan
kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini,
saudaraku pasti tidak mati."
Setiap Yesus berada
di kampung Betania, Maria selalu mengambil tempat
yang paling rendah = selalu memposisikan diri rendah di
kaki Yesus.
Maria tersungkur di kaki Tuhan, sehubungan
dengan kematian saudaranya, Lazarus, dan berkata "Tuhan, sekiranya
Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati".
Arti rohaninya; disaat menghadapi permasalah,
pergumulan, situasi yang sulit, apapun penyebabnya, biarlah kita datang ke kaki
Tuhan, lewat doa penyembahan.
Tersungkur ->
penyembahan kepada Tuhan.
Biarlah disaat kita menghadapi masalah / pergumulan, kita datang di bawah kaki Tuhan, lewat doa
penyembahan;
- Jangan datang kepada manusia; baik itu sahabat, teman,
saudara dekat,
maupun saudara jauh, sebab jika kita datang kepada manusia, itu bukan menyelesaikan masalah melainkan
menambah banyak masalah.
-
Jangan datang kepada setan, sehingga membuat Tuhan
cemburu.
Oleh sebab itu, biarlah kita seperti Maria; menyerahkan segala
permasalahannya lewat doa penyembahan, supaya tidak
membuat Tuhan cemburu.
1 Samuel 28: 4-20
(28:4) Orang
Filistin itu berkumpul, lalu bergerak maju, dan berkemah dekat Sunem. Saul
mengumpulkan seluruh orang Israel, lalu mereka berkemah di Gilboa.
(28:5) Ketika Saul
melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar.
(28:6) Dan Saul
bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik
dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.
(28:7) Lalu
berkatalah Saul kepada para pegawainya: "Carilah bagiku seorang
perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan
meminta petunjuk kepadanya." Para pegawainya menjawab dia: "Di
En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah."
(28:8) Lalu
menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang.
Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul:
"Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraan arwah, dan
panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu."
(28:9) Tetapi
perempuan itu menjawabnya: "Tentu engkau mengetahui apa yang diperbuat
Saul, bahwa ia telah melenyapkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh
peramal. Mengapa engkau memasang jerat terhadap nyawaku untuk membunuh
aku?"
(28:10) Lalu bersumpahlah
Saul kepadanya demi TUHAN, katanya: "Demi TUHAN yang hidup, tidak akan ada
kesalahan tertimpa kepadamu karena perkara ini."
(28:11) Sesudah itu
bertanyalah perempuan itu: "Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul
kepadamu?" Jawabnya: "Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku."
(28:12) Ketika
perempuan itu melihat Samuel, berteriaklah ia dengan suara nyaring. Lalu
perempuan itu berkata kepada Saul, demikian: "Mengapa engkau menipu aku?
Engkau sendirilah Saul!"
(28:13) Maka
berbicaralah raja kepadanya: "Janganlah takut; tetapi apakah yang
kaulihat?" Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang
ilahi muncul dari dalam bumi."
(28:14) Kemudian
bertanyalah ia kepada perempuan itu: "Bagaimana rupanya?" Jawabnya:
"Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah." Maka tahulah Saul,
bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan
sujud menyembah.
(28:15) Sesudah itu
berbicaralah Samuel kepada Saul: "Mengapa engkau mengganggu aku dengan
memanggil aku muncul?" Kata Saul: "Aku sangat dalam keadaan terjepit:
orang Filistin berperang melawan aku, dan Allah telah undur dari padaku. Ia
tidak menjawab aku lagi, baik dengan perantaraan nabi maupun dengan mimpi.
Sebab itu aku memanggil engkau, supaya engkau memberitahukan kepadaku, apa yang
harus kuperbuat."
(28:16) Lalu
berbicaralah Samuel: "Mengapa engkau bertanya kepadaku, padahal TUHAN
telah undur dari padamu dan telah menjadi musuhmu?
(28:17) TUHAN telah
melakukan kepadamu seperti yang difirmankan-Nya dengan perantaraanku, yakni TUHAN
telah mengoyakkan kerajaan dari tanganmu dan telah memberikannya kepada orang
lain, kepada Daud.
(28:18) Karena
engkau tidak mendengarkan suara TUHAN dan tidak melaksanakan murka-Nya yang
bernyala-nyala itu atas Amalek, itulah sebabnya TUHAN melakukan hal itu
kepadamu pada hari ini.
(28:19) Juga orang
Israel bersama-sama dengan engkau akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang
Filistin, dan besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan
daku. Juga tentara Israel akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang
Filistin."
(28:20) Pada saat
itu juga rebahlah Saul memanjang ke tanah sebab ia sangat ketakutan oleh
karena perkataan Samuel itu. Juga tidak ada lagi kekuatannya, karena sehari
semalam itu ia tidak makan apa-apa.
Jika datang pada
setan, lewat penenung, itu akan menimbulkan sakit hati Tuhan karena cemburu-Nya,
juga membuat kita semakin lemah, seperti Saul yang
rebah.
Rebah = pingsan =
tidak hidup, tidak mati = tidak menyadarkan diri.
Yohanes 11: 33
(11:33) Ketika Yesus
melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama
dia, maka masygullah hati-Nya.
Ia sangat terharu dan berkata:
Saat kita menyerahkan segala persoalan yang kita hadapi, lewat penyembahan,
disertai dengan air mata, maka akan membuat masygullah hati Tuhan / Tuhan masygullah hati-Nya.
Tuhan masygullah hati-Nya, artinya; Tuhan turut bersusah hati.
Jika Tuhan turut
bersusah hati, berarti; Tuhan turut merasakan apa yang kita rasakan, merasakan
kesusahan-kesusahan yang kita hadapi.
YESUS ADALAH IMAM BESAR.
Jika Yesus seorang
Imam Besar; Dia turut merasakan kesusuahan hati kita, turut merasakan apa yang kita
rasakan.
Ibrani 4: 14-16
(4:14) Karena kita
sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit,
yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan
iman kita.
(4:15) Sebab Imam
Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai,
hanya tidak berbuat dosa.
(4:16) Sebab itu
marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya
kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan
kita pada waktunya.
Yesus,
sebagai Imam Besar,
juga turut merasakan apa yang kita rasakan, sehingga kita tidak sendirian saat
menghadapi permasalahan demi permasalahan, cobaan demi cobaan
.
Tuhan menggendong
kita, menanggung kita, dipikul sampai diselamatkan hingga masuk ke Yerusalem
Baru, Kerajaan Sorga.
Biarlah kita datang
menyembah kepada Tuhan, jangan datang kepada manusia karena itu hanya
akan menambah masalah, apalagi datang kepada setan, jangan lakukan itu! sebab itu akan menimbulkan sakit hati Tuhan.
Mazmur 56: 9
(56:9) Sengsaraku Engkaulah yang
menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?
Tuhan tahu seperti
apa kesusahan kita, permasalahan kita, dan Tuhan pun tahu beban berat kita.
Air mataku Kautaruh
ke dalam kirbat-Mu,
artinya adalah Tuhan perhatikan setiap tetesan-tetesan air
mata.
Oleh sebab itu, biarlah kita menyembah Tuhan
disertai air mata oleh dorongan Firman Tuhan dan Roh Kudus.
Hasilnya:
Yohanes 11: 34-38
(11:34) "Di manakah dia kamu
baringkan?" Jawab
mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
(11:35) Maka
menangislah Yesus.
(11:36) Kata
orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"
(11:37) Tetapi
beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta,
tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?"
(11:38) Maka
masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah
gua yang ditutup dengan batu.
Pertanyaan Yesus ini
membuktikan bahwa selain Tuhan masygullah hati-Nya, Tuhan pun ingin menyelesaikan masalah yang kita hadapi.
Yohanes 11: 43-44
(11:43) Dan sesudah berkata demikian,
berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!"
(11:44) Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."
(11:44) Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."
Inilah bukti bahwa
Tuhanpun ingin menyelesaikan masalah yang kita hadapi, yaitu Lazarus dihidupkan
kembali oleh Yesus.
Tetapi tidak sampai di situ, kita juga harus kembali melihat sisi
kehidupan Maria terlebih dahulu.
Sisi kehidupan Maria.
YANG PERTAMA.
Yohanes 11: 1-2
(11:1) Ada seorang
yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan
adiknya Marta.
(11:2) Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.
(11:2) Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.
Sebelum Maria
tersungkur di kaki Yesus, Maria sudah pernah meminyaki kaki Yesus dengan minyak mur dan menyekanya
dengan rambutnya.
Minyak -> urapan Roh Kudus.
Berarti, penyembahan
dari pada Maria itu adalah penyembahan yang ditopang oleh Roh Kudus =
penyembahan di dalam Roh Kudus.
YANG KEDUA.
Lukas 10: 39
(10:39) Perempuan
itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan
dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
Sebelum Maria
tersungkur di kaki Yesus, Maria pernah duduk diam di kaki Tuhan dan
terus mendengarkan perkataan-Nya.
Artinya adalah; mendengarkan Firman Tuhan disertai dengan kerendahan hati.
Berarti; penyembahan dari pada Maria ditopang oleh Firman (kebenaran) =
penyembahan di dalam kebenaran.
Kesimpulannya.
Penyembahan dari pada Maria adalah penyembahan yang berkenan di hadapan Tuhan, yaitu
penyembahan di dalam Roh dan Kebenaran.
Yohanes 4: 23-24
(4:23) Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar
akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian.
(4:24) Allah itu Roh
dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan
kebenaran."
Menyembah dalam Roh
dan kebenaran adalah penyembah-penyembah
yang dikehendaki Allah.
Jadi, sebelum menyembah Tuhan, hendaklah kita;
-
mendengar Firman Tuhan, itulah menyembah dalam kebenaran,
-
dan memuji Tuhan, itulah menyembah
dalam Roh.
Inilah penyembahan
yang dikehendaki Tuhan.
Penyembahan tidaklah berarti bila tidak dengar-dengaran pada Firman
Tuhan dan tidak mau dipimpin oleh Roh Kudus.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment