IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 13 SEPTEMBER
2011
Tema: RUMAH DOA
(Seri 3)
Shalom; selamat malam, salam sejahtera dalam nama kasih Kristus.
Oleh karena
kasih Nya, kita boleh beribadah hari ini.
Kembali kita memeriksa Matius 21.
Matius 21: 12-13
(21:12) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua
orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar
uang dan bangku-bangku pedagang merpati (21:13) dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan
disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
Setibanya Yesus di Yerusalem, Yesus masuk ke dalam Bait Allah, lalu melihat
Bait Allah tidak sesuai dengan fungsinya, sebab Bait Allah sudah
menjadi sarang penyamun.
Sesungguhnya, Bait Allah akan disebut rumah doa bagi
segala bangsa, tetapi kita melihat bahwa Bait Allah sudah menjadi sarang
penyamun. Inilah yang disebut “tidak sesuai dengan fungsinya”.
Yesaya 56: 6-7
(56:6) Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri
kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi
hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak
menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, (56:7) mereka akan Kubawa ke gunung-Ku
yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada
korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan
di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala
bangsa.
Sesungguhnya, rumah Tuhan akan disebut rumah doa
bagi segala bangsa, tetapi faktanya; rumah Tuhan
menjadi sarang penyamun.
Untuk menjadi rumah doa, ada 2 hal yang harus
diperhatikan, Yang Pertama: SEMUANYA MEMELIHARA HARI SABAT DAN TIDAK MENAJISKANNYA.
Memelihara hari sabat dan tidak menajiskannya = menguduskan hari sabat,
hari ketujuh, hari perhentian bagi Allah.
Keluaran 20: 8-11
(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: (20:9) enam hari lamanya engkau akan
bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (20:10) tetapi hari ketujuh adalah hari
Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau
anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu
perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. (20:11) Sebab enam hari lamanya TUHAN
menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari
ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Ingat dan kuduskanlah hari sabat, enam hari lamanya engkau
akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah
hari Sabat Tuhan.
Hari Sabat adalah hari yang ke 7, hari perhentian bagi Tuhan Allah, berarti
pada hari yang ke-7 tidak boleh ada aktivitas dan
kegiatan.
-
Angka 6 → Daging dengan segala kegiatan dan aktivitasnya
-
Angka 7 → menguduskan hari sabat, hari perhentian bagi
Tuhan Allah / sempurna
Keluaran 16: 23-26, 29-31
(16:23) Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah
yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus
bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu
masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan
sampai pagi."
(16:24) Mereka
membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan
Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya. (16:25) Selanjutnya kata Musa:
"Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada
hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. (16:26) Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada
hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu." (16:29) Perhatikanlah, TUHAN telah
memberikan sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia
memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di
tempatmu masing-masing, seorang pun tidak boleh keluar dari tempatnya pada
hari ketujuh itu."
(16:30) Lalu
beristirahatlah bangsa itu pada hari ketujuh. (16:31) Umat Israel menyebutkan namanya: manna;
warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu.
Untuk menguduskan hari Sabat, ada 2 cara, yang pertama: Tinggal di
tempat.
Tinggal di tempat = tinggal di
kemah. Tinggal di kemah, artinya: BERIBADAH dan MELAYANI TUHAN.
Keluaran 3: 1, 12
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba
Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba
itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung
Horeb. (3:12) Lalu firman-Nya: "Bukankah
Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau:
apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah
kepada Allah di gunung ini."
BERIBADAH KEPADA ALLAH di gunung Sinai, itu
adalah firman Allah kepada Musa, saat Musa menggembalakan kambing domba.
Kita lihat BUKTINYA di dalam Keluaran
19.
Keluaran 19: 1-2
(19:1) Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari
tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga. (19:2) Setelah mereka berangkat dari
Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di
padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu.
-
Pada Keluaran 3: 12 disebut beribadah di
gunung Sinai
-
pada keluaran 19: 1-2 ditulis berkemah,
Berarti, tinggal di kemah, artinya; BERIBADAH dan MELAYANI
Tuhan.
Biarlah kita senantiasa tetap tinggal di kemah, beribadah melayani kepada
Tuhan. Baik secara rohani maupun jasmani,
biarlah kita senantiasa tinggal di kemah.
Ketika kita
berada di kemah, itu adalah bukti keintiman kita
-- sebagai tubuh -- dengan Kristus -- sebagai Kepala --. Oleh sebab itu, baik yang sekolah, kuliah,
maupun bekerja, cepatlah kembali ke kemah, tinggal saja di rumah, jangan
keluyuran jalan-jalan di luaran sana hanya untuk refreshing menyenangkan daging.
Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah
aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu
adalah ibadahmu yang sejati.
Saat kita tinggal di kemah, beribadah melayani Tuhan, itu adalah kesempatan
yang besar untuk mempersembahkan tubuh kita ini seutuhnya kepada Tuhan sebagai
persembahan yang HIDUP, yang KUDUS dan yang BERKENAN
KEPADA ALLAH, itulah ibadah yang sejati.
Biarlah kita lebih banyak waktu tinggal di kemah, seperti Yakub, pribadi
yang luar biasa karena dia suka tinggal di kemah, sehingga dia memperoleh hak
kesulungan. Kalau kita suka tinggal di kemah
berarti kita sedang melayani Tuhan.
Untuk menguduskan hari Sabat, ada 2 cara, yang kedua: Bangsa Israel makan manna.
Keluaran 16: 15-16
(16:15) Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka
seorang kepada yang lain: "Apakah ini?" Sebab mereka tidak tahu apa
itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan
TUHAN kepadamu menjadi makananmu. (16:16) Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu,
tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk
seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa."
Saat bangsa Israel makan manna, tiap-tiap orang makan manna segomer seorang; itulah takarannya.
Keluaran 16: 35-36
(16:35) Orang Israel makan manna empat puluh
tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan
manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan. (16:36) Adapun segomer ialah sepersepuluh efa.
Bangsa Israel makan manna selama 40 tahun.
Artinya: selama kita beribadah melayani Tuhan, selama
itu pula Tuhan memelihara kehidupan kita.
Ukuran 1 gomer adalah sepersepuluh efa. Berarti, kalau kita mengembalikan
milik Tuhan, yaitu SEPERSEPULUH, itu bukti bahwa kita dipelihara oleh Tuhan di dalam rumah Tuhan, lewat
ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
Itu adalah pemeliharaan TUHAN dalam
Perjanjian Lama, mari kita lihat pemeliharaan Tuhan dalam Perjanjian Baru.
Yohanes 6: 32-35
(6:32) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga,
melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. (6:33) Karena roti yang dari
Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang
memberi hidup kepada dunia."
(6:34) Maka
kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." (6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah
roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Biarlah kita berkata “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa”
sebagai bukti bahwa kita merasa lapar selalu dan tidak merasa diri benar.
Roti yang berasal dari Allah ialah roti yang turun dari sorga, itulah pribadi Yesus Kristus. Barangsiapa datang kepada Yesus, yaitu
roti yang turun dari sorga, tidak
lapar dan tidak haus
lagi. Ini = makan daging dan minum darah Yesus
Yohanes 6: 55-56
(6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan
darah-Ku adalah benar-benar minuman.
(6:56)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku
dan Aku di dalam dia.
Makan daging dan minum darah Yesus, arti rohani nya adalah makan roti yang turun dari sorga SAMPAI MENDARAH DAGING.
Ketika kita menerima roti yang turun dari sorga, biarlah itu sampai
mendarah daging. Jangan sampai roti yang turun dari
sorga / firman Allah itu tidak mendarah daging dalam kehidupan kita.
Yohanes 6: 58
(6:58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan
roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa
makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
Kalau firman mendarah daging dalam kehidupan kita, maka kita akan
hidup selama-lamanya, karena ada pemeliharaan Tuhan.
Suatu kerugian yang besar, kalau firman yang kita dengar tidak sampai
mendarah daging; oleh sebab itu, biarlah kita sampai
benar-benar menikmati roti yang turun dari sorga.
Yohanes 1: 14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam
di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Kalau roti yang turun dari sorga mendarah daging, maka kita akan LIMPAH
DENGAN KASIH KARUNIA dan
HIDUP DALAM KEBENARAN YANG SEJATI, bukan kebenaran yang lain. Kebenaran yang sejati = hidup kekal,
sebab kemah yang
sejati adalah kerajaan sorga.
Kita harus menyadari hal ini; jangan ada
kebenaran yang lain-lain dengan menggunakan banyak sekali alasan-alasan yang
kelihatannya tepat. Ingat: Satu kali seseorang
beralasan untuk membenarkan diri, maka Setan akan menyediakan berkeranjang-keranjang
alasan yang tepat dan benar bagi akal pikiran perasaan manusia daging.
Untuk menjadi rumah doa, ada 2 hal yang harus
diperhatikan, Yang Kedua: BERPEGANG KEPADA PERJANJIAN TUHAN ALLAH
Ulangan 4: 13-14
(4:13) Dan Ia memberitahukan kepadamu perjanjian, yang
diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia
menuliskannya pada dua loh batu. (4:14) Dan pada waktu itu aku diperintahkan TUHAN untuk
mengajarkan kepadamu ketetapan dan peraturan, supaya kamu melakukannya
di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya.
Perjanjian Tuhan adalah 10 hukum Allah yang tertulis di dalam 2 loh batu, yang diajarkan bagi kita lewat firman pengajaran, supaya kita
melakukannya di mana pun kita berada, baik di rumah, di sekolah, di tempat
kerja, di mana pun komunitas kita.
Perjanjian Tuhan adalah 10 hukum Allah yang tertulis di dalam 2 loh batu, yang dituliskan oleh jari Tuhan.
Mari kita lihat JARI-JARI YANG MENULIS.
Yohanes 8: 2-11
(8:2) Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan
seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. (8:3) Maka ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat
zinah. (8:4) Mereka menempatkan perempuan itu
di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini
tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. (8:5) Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk
melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal
itu?" (8:6) Mereka mengatakan hal itu untuk
mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus
membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. (8:7) Dan ketika mereka terus-menerus
bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka:
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama
melemparkan batu kepada perempuan itu." (8:8) Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di
tanah. (8:9) Tetapi setelah mereka mendengar
perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua.
Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di
tempatnya. (8:10) Lalu Yesus bangkit berdiri dan
berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang
yang menghukum engkau?"
(8:11)
Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak
menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang."
Berpegang pada perjanjian Allah ialah melakukan 10
hukum, di mana Allah menuliskannya dengan jari
Nya; itu bukti bahwa kita mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.
-
Sewaktu Yesus membungkuk dan menulis di tanah dengan
jarinya, berarti mengasihi Tuhan, karena melakukan hukum 1-4, pada
loh batu pertama.
-
Kemudian Yesus membungkuk dan menulis di tanah dengan
jarinya untuk yang kedua kalinya, berarti mengasihi sesama, karena
melakukan hukum 5-10, pada loh batu kedua.
Biarlah kita melakukan 10 hukum Allah, sehingga dengan demikian kita terbebas
dari penghukuman yang akan terjadi bagi setiap orang di
hari-hari terakhir.
Kita dapat melihat penghukuman dalam kitab Wahyu 16: 1-21, itulah 7 cawan
(bokor) murka Allah, dimulai dari bokor pertama sampai bokor ketujuh. Tetapi kalau kita berpegang pada janji
Allah / hukum Allah, maka kita akan terlepas dari penghukuman,
seperti perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari lepas dari hukuman.
Yohanes 14: 15
(14:15) "Jikalau kamu mengasihi Aku,
kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Kalau kita melakukan firman Tuhan, itulah perjanjian Tuhan, itu adalah tanda bahwa kita mengasihi Tuhan.
Biarlah kita menjadi rumah doa bagi segala bangsa, sesuai dengan kerinduan
Yesus Kristus dengan menguduskan hari sabat dan berpegang pada perjanjian.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment