IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 06 SEPTEMBER
2011
Tema: RUMAH DOA
(Seri 2)
Subtema: PENYUCIAN TANPA
KOMPROMI
Shalom.
Salam
sejahtera dalam nama TUHAN Yesus Kristus; Oleh
karena kasih-Nya besar, kita boleh beribadah kepada TUHAN. biarlah
lewat ibadah ini, nyata kemuliaan TUHAN dalam hidup kita, juga nikah rumah
tangga kita.
Kembali kita melihat Matius
21, dengan perikop: “Yesus menyucikan Bait Allah”
Matius 21:12-13
(21:12)
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di
halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku
pedagang merpati (21:13) dan berkata kepada mereka:
"Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu
menjadikannya sarang penyamun."
Ketika Yesus sampai di Yerusalem, selanjutnya Yesus masuk ke Bait Allah, lalu menyucikan Bait Allah.
Saya
dan saudara adalah Bait Allah (rumah TUHAN), sesuai dengan 1 Korintus 3:16.
Kerinduan yang terbesar bagi TUHAN kepada
saya dan saudara, sebagai rumah TUHAN, adalah supaya kehidupan saya dan saudara menjadi
rumah doa. Tetapi fakta yang terjadi
adalah bahwa Bait Allah (rumah TUHAN) telah menjadi sarang penyamun. Sarang penyamun ialah tempat berkumpulnya semua dosa.
Nah, supaya kerinduan Yesus terwujud, yaitu rumah TUHAN menjadi
rumah doa, maka sesuai dengan perikopnya; Bait
Allah (rumah
TUHAN) harus
disucikan. Oleh sebab itu, biarlah malam hari ini kita disucikan.
Jangan sampai dalam setiap ibadah tidak terjadi penyucian, tetapi biarlah dalam setiap
pertemuan-pertemuan ibadah,
kita mengalami penyucian, harus ada peningkatan rohani, supaya doa kita di dengar oleh TUHAN.
Mari kita
melihat: PROSES PENYUCIAN supaya rumah TUHAN disebut rumah doa.
Matius 21:12
(21:12)
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang
berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan
bangku-bangku pedagang merpati
Yesus mengusir semua orang. Inilah
proses supaya rumah TUHAN yang sudah menjadi sarang penyamun menjadi rumah doa.
Mengusir,
berarti; penyucian tanpa kompromi terhadap
daging. Jadi, penyucian itu
terjadi bukan
dengan cara memohon, melainkan dengan cara mengusir.
Contoh menyucikan Bait Allah dengan cara “memohon”,
misalnya;
-
Untuk menyucikan
dosa mencuri, maka disucikan
dengan berkata: “mohon jangan
mencuri lagi” Ini tidak benar.
-
Untuk menyucikan dosa
merokok, maka disucikan
dengan berkata: "mohon jangan
merokok lagi" Ini tidak benar.
Tetapi yang benr adalah Yesus menyucikan Bait
Allah dengan cara mengusir.
Banyak orang salah mengerti dalam mengartikan penyucian
Bait Allah ini, dengan berkata “Yesus
ternyata boleh marah”, bukan
seperti itu maksudnya, jangan melihat “marahnya”. Sesungguhnya, ini adalah penyucian tanpa kompromi terhadap daging. Dan biarlah ini terjadi bagi kehidupan saya dan saudara.
Contoh penyucian tanpa kompromi, YANG PERTAMA.
Kejadian 3:23-24
(3:23)
Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia
mengusahakan tanah dari mana ia diambil. (3:24) Ia menghalau manusia
itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan
pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon
kehidupan.
Begitu jatuh di dalam dosa, Adam dan Hawa diusir dan dihalau dari taman
Eden. Mengusir = penyucian tanpa kompromi, berarti;
dihalau.
Dosa apa saja kalau diusir,
berarti dosa itu
dihalau, dengan lain kata; tidak ada kompromi sedikitpun! Demikianlah TUHAN mengusir Adam dan Hawa dari taman Eden,
karena TUHAN tidak membiarkan ada dosa di taman Eden, tidak dibiarkan menjadi
sarang penyamun .
Yehezkiel 28:11-16
(28:11)
Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:
(28:12)
"Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan
katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN ALLAH: Gambar dari kesempurnaan
engkau, penuh hikmat dan maha indah.
(28:13)
Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh
segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau,
permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat
tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu. (28:14)
Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah
engkau berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. (28:15)
Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat
kecurangan padamu.
(28:16) Dengan
dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat
dosa. Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah dan kerub yang
berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya.
Taman Eden adalah taman Allah. Itu sebabnya, tentu
TUHAN tidak membiarkan ada dosa-dosa di taman Allah, sebab taman Allah itu adalah taman kesukaan.
Ada yang unik sekali dari kejatuhan
Adam dan Hawa, juga raja Tirus ini: Meskipun sudah jatuh dalam dosa dan diusir, namun TUHAN MASIH
BERKEMURAHAN.
SEBAGAI BUKTI:
Kejadian 3:24
(3:24) Ia
menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub
dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga
jalan ke pohon kehidupan.
Setelah Adam diusir dan dihalau dari taman Eden, jauh di
sebelah timur, di situ ditempatkan beberapa kerub dengan pedang yang menyala-nyala dan
menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan menuju pohon kehidupan. Ini
adalah kemurahan TUHAN.
Kembali kita melihat Yehezkiel
28.
Yehezkiel 28:16
(28:16) Dengan dagangmu yang besar engkau
penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau dari
gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari
tengah batu-batu yang bercahaya.
Di sini juga kita
melihat: Masih
ada kerub yang berjaga-jaga.
Ini
adalah kemurahan TUHAN.
Kalau kita kaitkan dengan POLA TERANG TABERNAKEL, di atas tabut perjanjian, terdapat 2
kerub.
-
Kerub pertama à Pribadi Allah Bapa dengan kasih Nya.
-
Kerub kedua à Allah Roh
Kudus dengan pengurapan
Nya.
Sedangkan pedang
yang menyambar-nyambar, itulah pribadi Yesus sebagai firman Yang benar.
Berarti; kehidupan yang berdosa masih mendapat kesempatan, asal melalui kerub-kerub
yang memegang pedang yang menyambar dan menyala-nyala. Inilah kemurahan TUHAN, meskipun
sudah diusir dan dihalau.
Contoh penyucian tanpa kompromi, YANG KEDUA.
Matius 8:14-17
(8:14)
Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena
sakit demam. (8:15)
Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun
bangunlah dan melayani Dia.
(8:16)
Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan
sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan
orang-orang yang menderita sakit. (8:17)
Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah
yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."
Banyak sekali orang Kristen yang keliru, contohnya: Kalau
di dalam suatu ruangan ada Setan, atau misalnya ia sedang berada di kuburan, lalu ia permisi kepada Setan; ini adalah kekeliruan. Seharusnya, Setan jangan diajak kompromi, jangan diajak ngobrol dengan
berkata “permisi mbah” kepada Setan. Seharusnya, Setan
itu diusir, tanpa kompromi, bukan ditakuti.
Kalau terjadi penyucian tanpa kompromi, bahkan mengusir setan dengan sepatah kata,
seperti yang dilakukan oleh Yesus,
itu berarti kita menggenapi hukum Allah, dengan lain kata; firman Allah tinggal diam dan hidup di dalam kehidupan kita, ini sama dengan; dimampukan untuk melakukan firman TUHAN.
Itu sebabnya,
nubuat dari Yesaya, berkata: “Dialah
yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita” Menggenapi firman TUHAN,
prakteknya adalah memikul
salib Kristus, berarti, menanggung kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan orang lain.
Biarlah hal itu terjadi dalam kehidupan saya dan saudara
yang memiliki banyak kekurangan.
Singkat kata: Kalau
terjadi penyucian tanpa kompromi, maka kita dimampukan untuk melakukan firman TUHAN, mampu untuk
menanggung kelemahan-kelemahan orang lain, baik suami terhadap istri dan
sebaliknya, anak terhadap orang tua dan sebaliknya.
Matius 15: 37-39
(15:37)
Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. (15:38)
Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. (15:39)
Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia
melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah
Anak Allah!"
Saat Yesus disalibkan di atas kayu salib, Dia berseru: “Eli,
Eli, lama sabakhtani?” Ini adalah doa seruan kepada Bapa, atau disebut rumah doa. Seruan Yesus ini menunjukkan bahwa Dia adalah rumah
doa.
Kalau seseorang menjadi rumah doa, berarti; ia melakukan
firman TUHAN dan sanggup menutupi kelemahan orang lain, seperti Yesus yang
berseru di atas kayu salib,
sehingga kepala pasukan dibenarkan dan
diselamatkan oleh salib Kristus.
Tanpa salib Kristus, maka
tidak ada kebenaran dan keselamatan; maka berilah diri ini, serahkan diri ini untuk dibenarkan
sampai diselamatkan, seperti kepala pasukan. Oleh sebab itu, biarlah kita menyadari
kekurangan kita tanpa pembenaran diri, karena kebenaran hanya berasal dari
salib Kristus.
Mari kita melihat: PERISTIWA YESUS
DISALIBKAN.
Matius 15:38
(15:38) Ketika itu
tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.
Ketika Yesus disalibkan, tabir Bait
Suci Allah terbelah dua, artinya: terjadi
perobekkan daging dari atas -- yaitu kepala -- sampai ke
bawah -- yaitu kaki --, dengan lain kata; terpisah
dari dosa. Ini adalah kemurahan TUHAN, kasih karunia TUHAN.
Keluaran 26:31
(26:31) Haruslah
kaubuat tabir dari kain ungu tua, dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan
halus yang dipintal benangnya; haruslah dibuat dengan ada kerubnya,
buatan ahli tenun.
Di sini kita melihat: Tabir Bait Suci
haruslah dibuat dengan ada kerubnya.
Berarti, perobekan daging dari atas -- yaitu kepala -- sampai ke bawah -- yaitu kaki --, itu terjadi oleh karena kemurahan TUHAN, yaitu kerub-kerub dengan pedang yang menyala-nyala dan menyambar, itulah;
-
kasih Allah Bapa,
-
pengurapan dari Allah Roh Kudus,
-
dan firman,
yaitu pribadi Yesus Kristus.
Ibrani 10:19-20
(10:19) Jadi,
saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk
ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan
yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya
sendiri,
Oleh karena darah Yesus Kristus, kita
boleh masuk ke tempat kudus, yaitu menjadi rumah doa, karena
tabir Bait Suci Allah sudah terbelah dua, itulah pribadi Yesus Kristus
dengan pengorbanan-Nya di atas kayu salib.
Biarlah saya dan saudara menjadi
rumah doa bagi TUHAN, bagi sesama, bagi bangsa dan negara, sehingga rumah TUHAN
penuh dengan doa-doa orang kudus sampai kemuliaan Allah dinyatakan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment