IBADAH PENDALAMAN ALKITAB , 02 AGUSTUS 2011
Shalom
Salam sejahtera dalam nama Tuhan Yesus Kristus, karena
kasih Nya besar, kita dapat kembali beribadah
Kembali kita membuka kitab Maleakhi
Kita masih pada ayat yang ke 8, dikaitkan dengan 7 hari raya.
Kita sudah melihat hari raya yang pertama, itulah hari raya paskah, lalu hari
raya yang kedua, yaitu hari
raya roti tak beragi.
Sekarang kita beribadah melayani Tuhan tanpa cacat cela
karena hari Raya Paskah,
dimana darah Yesus yang tercurah atas kita, menyucikan dosa-dosa kita, sehingga
kita tidak hidup dalam hidup yang lama.
Kita pun melayani tanpa ragi, karena kita sudah merayakan hari raya roti tanpa ragi.
Maleakhi 1: 8
(1:8) Apabila kamu membawa
seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu
membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah
menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut
engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam.
Imam imam yang melayani di Tabernakel,
mereka melayani tetapi pelayanan mereka tidak berkenan.
Mereka membawa binatang yang buta, timpang, dan sakit untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Ini adalah persembahan yang jahat di
mata Tuhan, sehingga Tuhan memberikan perumpamaan “Cobalah menyampaikannya
kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan
baik?”
Jelas sekali apa yang dipersembahkan
imam-imam di Tabernakel tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Ulangan 17: 1
(17:1) Janganlah engkau mempersembahkan
bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang
buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."
Dalam Ulangan 17: 1, jelas sekali ada
larangan untuk tidak mempersembahkan lembu / domba / kambing yang bercacat bagi
Tuhan, sebab itu adalah kekejian
bagi Tuhan.
Kekejian adalah melebihi dari perbuatan jahat.
Contoh jahat: malas, mencuri itu
jahat, tetapi kekejian sudah melebihi dari perbuatan jahat.
Lebih terperinci lagi
Imamat 22: 19-20
(22:19) maka supaya TUHAN berkenan
akan kamu, haruslah persembahan itu tidak bercela dari lembu
jantan, domba atau kambing.
(22:20) Segala yang bercacat
badannya janganlah kamu persembahkan, karena dengan itu TUHAN tidak
berkenan akan kamu.
(22:21) Juga apabila seseorang
mempersembahkan kepada TUHAN korban keselamatan sebagai pembayar nazar khusus
atau sebagai korban sukarela dari lembu atau kambing domba, maka korban itu
haruslah yang tidak bercela, supaya TUHAN berkenan akan dia, janganlah
badannya bercacat sedikit pun.
(22:22) Binatang yang buta atau
yang patah tulang, yang luka atau yang berbisul,
yang berkedal atau yangberkurap, semuanya itu janganlah
kamu persembahkan kepada TUHAN dan binatang yang demikian janganlah kamu taruh sebagai korban
api-apian bagi TUHAN ke atas mezbah.
Supaya berkenan di hadapan Tuhan,
haruslah persembahan yang kita persembahkan untuk Tuhan yang tidak bercela, sebab jika mempersembahkan binatang
yang bercacat cela, yaitu buta, timpang dan sakit, untuk Tuhan, maka Tuhan tidak akan berkenan.
Binatang yang bercacat cela jangan
ditaruh di atas mezbah sebagai korban api-apian bagi Tuhan.
Mempersembahkan binatang yang buta,
timpang, dan sakit, itu merupakan kekejian bagi Tuhan, dan ini setara dengan orang yang menaikkan doa kepada
Tuhan tetapi tidak mau mendengarkan firman Tuhan (Amsal 28: 9).
Dikaitkan dengan 7 Hari Raya orang
Israel
‘HARI RAYA KETIGA’/ HARI
RAYA BUAH SULUNG
Imamat 23: 9-13
(23:9) TUHAN berfirman kepada Musa:
(23:10) "Berbicaralah kepada
orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan
Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil
pertama dari penuaianmu kepada imam,
(23:11) dan imam itu haruslah mengunjukkan
berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus
mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu.
(23:12) Pada hari kamu mengunjukkan
berkas itu kamu harus mempersembahkan seekor
domba berumur setahun yang tidak bercela, sebagai korban bakaran bagi TUHAN,
(23:13) serta dengan korban sajiannya
dari dua persepuluh efa tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, sebagai korban api-apian bagi TUHAN
yakni bau yang menyenangkan, serta dengan korban curahannya dari seperempat
hin anggur.
Hari Raya yang ketiga adalah hari raya
buah sulung.
Apabila sampai ke tanah Kanaan, harus
membawa seberkas hasil pertama dari penuaian kepada imam, dan imam harus
mengunjukkan berkas itu di hadapan Tuhan, inilah hari raya buah sulung.
Hasil pertama = hulu hasil = buah
sulung.
Bangsa Israel, pada saat merayakan
hari raya buah sulung, disertai dengan mempersembahkan korban api-apian bagi
Tuhan dari seekor domba yang berumur satu tahun, yaitu domba yang tidak
bercela, sehingga baunya menyenangkan hati Tuhan.
Kalau membawa seekor binatang yang
buta, timpang, dan sakit, baunya tentu tidak akan menyenangkan hati Tuhan.
Saat merayakan hari raya buah sulung
disertai dengan korban api-apian yang baunya menyenangkan hati Tuhan
Amsal 11: 20
(11:20) Orang yang serong hatinya adalah
kekejian bagi TUHAN, tetapi orang
yang tak bercela, jalannya dikenan-Nya.
Orang yang serong hatinya adalah
kekejian bagi Tuhan, ini = mempersembahkan binatang yang buta, timpang, dan
sakit, bagi Tuhan.
Orang yang tidak bercela, jalan Nya
berkenan di hadapan Tuhan = mempersembahkan binatang yang tidak bercela,
sebagai korban api-apian bagi Tuhan.
Biarlah kehidupan kita ini, hidup
benar tanpa cacat cela di hadapan Tuhan supaya ibadah pelayan kita, apa saja
yang kita persembahkan untuk Tuhan berkenan di hadapan Tuhan.
Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara,
demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu
adalah ibadahmu yang sejati.
Ibadah yang sejati adalah ibadah yang berkenan kepada Tuhan,
yaitu mempersembahkan hidup / tubuh ini seutuhnya kepada
Tuhan;
-
sebagai
persembahan yang HIDUP
-
sebagai
persembahan yang KUDUS
-
sebagai
persembahan yang BERKENAN
KEPADA TUHAN.
Biarlah kebenaran firman ini, nyata
dalam kehidupan kita supaya benar-benar dalam setiap ibadah, kita
mempersembahkan hidup kita ini seutuhnya kepada Tuhan.
Kembali kita melihat Hari Raya Buah
Sulung
Imamat 23: 10
(23:10) "Berbicaralah kepada
orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan
Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil
pertama dari penuaianmu kepada imam,
Ini sudah menjadi suatu ketetapan bagi
umat Isarel, apabila bangsa Israel sampai ke tanah Kanaan, maka mereka harus
membawa seberkas hasil pertama dari tuaian lalu dipersembahkan kepada Tuhan
oleh imam.
Demikian juga, kalau kita sudah
menikmati kemurahan Tuhan lewat ibadah pelayan kepada Tuhan di dalam kandang
penggembalaan, biarlah kita selalu mempersembahkan buah sulung di hadapan Tuhan
/ merayakan hari raya buah sulung .
Itu sebabnya, hari raya buah sulung
sangat menentukan sekali bagi pertumbuhan kerohanian saya dan saudara.
Contoh persembahan sulung:
Setiap ibadah yang pertama, pada tahun
yang baru, itu juga harus ada persembahan sulung, di luar persembahan / kolekte
yang lain.
Hasil pertama = hulu hasil = buah
sulung di hadapan Tuhan
1 Korintus 15: 20-21, 23
(15:20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
(15:21) Sebab sama seperti maut datang
karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena
satu orang manusia.
(15:23) Tetapi tiap-tiap orang menurut
urutannya: Kristus sebagai
buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu
kedatangan-Nya.
Kebangkitan Yesus Kristus adalah buah
sulung.
Sebaliknya, merayakan hari raya buah sulung,
berarti satu di dalam
kebangkitan Yesus Kristus.
Kolose 2: 12
(2:12) karena dengan Dia kamu
dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut
dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah
membangkitkan Dia dari orang mati.
Lebih rinci tentang baptisan air
Roma 6: 3-5
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa
kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia
oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita
akan hidup dalam hidup yang
baru.
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi
satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan
apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Baptisan air adalah mengubur hidup lama, kemudian
bangkit, hidup dalam hidup yang baru
Jadi, kuasa kebangkitan Yesus Kristus adalah hidup dalam hidup yang baru = hidup yang dibaharui
Kolose 3: 10
(3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus
diperbaharui untuk memperoleh
pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
Pembaharuan itu terus menerus
berlangsung, baik saat ibadah maupun di luar ibadah, kita harus terus menerus
dibaharui.
Biarlah kejadian demi kejadian yang
kita alami, yaitu kejadian yang menyakitkan terjadi, supaya kita dibaharui
terus menerus, dengan demikian kita bisa mengalami suasana kebangkitan.
Kalau tidak merayakan hari raya buah
sulung, Tuhan tidak akan berkenan dalam kehidupan kita ini.
Biarlah pembaharuan itu terus menerus
berlangsung dalam kehidupan kita, sampai kepada pembaharuan Yerusalem yang
baru, yaitu langit, bumi yang lama sudah berlalu, bahkan laut pun tidak ada
lagi.
Dikaitkan dengan Israel menyebrangi
Laut Merah / laut Teberau, sebab itu adalah baptisan air bagi bangsa Israel
1 Korintus 10: 1-2
(10:1) Aku mau, supaya kamu
mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah
perlindungan awan dan bahwa mereka
semua telah melintasi laut.
(10:2) Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam
awan dan dalam laut.
Ketika bangsa Israel yang mengikuti
Musa, mereka menyebrangi laut Teberau itu adalah sebagai tanda baptisan air
bagi bangsa Israel. Menyebrangi laut Teberau adalah kejadian ketiga bagi bangsa
Israel.
-
Hari pertama
Pada waktu senja, merayakan Paskah.
-
Hari kedua
Merayakan hari raya roti tidak beragi.
-
Hari ketiga
Merayakan hari raya buah sulung
1 Korintus 10: 11
(10:11) Semuanya ini telah menimpa
mereka sebagai contoh dan dituliskan
untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman
akhir telah tiba.
Biarlah kita merayakan hari raya buah
sulung, dan menjadi peringatan bagi kita di hari-hari terakhir ini, dimana
Tuhan sudah tidak lama lagi datang.
Mari kita lihat saat bangsa Israel
menyebragi laut Teberau
Keluaran 14: 17-18
(14:17) Tetapi sungguh Aku akan
mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel,
dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya
yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku.
(14:18) Maka orang Mesir akan
mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku
terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda."
Kalau merayakan hari raya buah sulung,
yaitu hidup dalam hidup yang baru, maka kemuliaan Allah dinyatakan dalam
kehidupan saya dan saudara, yaitu terlepas dari :
-
Terlepas dari MESIR
Berarti terlepas dari dunia dan segala
sesuatu yang ada di dalamnya
Dalam 1 Yohanes 2: 15-16, segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah keinginan daging, keiginan mata dan keangkuhan
hidup.
-
Terlepas dari FIRAUN
Berarti, terlepas dari iblis
setan, yaitu pengaruh dan kuasanya
-
Terlepas dari KERETANYA
Itulah kekuatan dan arus yang berasal dari dunia
-
Terlepas dari ORANG-ORANG YANG BERKUDA
Berarti terlepas dari daging,
yaitu hawa nafsu dan keinginannya
Keluaran 14: 30
(14:30) Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel
dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati
terhantar di pantai laut.
Kita sudah benar-benar terlepas dari
DUNIA, IBLIS SETAN, ARUS DUNIA, dan HAWA NAFSU DAGING, karena kita sudah merayakan hari raya buah sulung di hadapan
Tuhan
Sebab itu, kalau sudah menikmati
kemurahan Tuhan, lewat ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan dalam kandang
penggembalaan = bersuasana Kanaan, kita harus merayakan hari raya buah sulung
di hadapan Tuhan, supaya TUHAN
MENYATAKAN KEMULIAAN NYA.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA,
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment