IBADAH KAUM MUDA
REMAJA, 24 SEPTEMBER 2011
Tema: STUDY YUSUF
(Seri 12)
Shalom, salam dalam nama Tuhan Yesus Kristus, karena kasih Nya
besar kita dapat kembali beribadah pada sore hari ini.
Kita sudah melihat dari beberapa sesi sebelumnya, firman
nubuatan yang disampaikan para nabi, tidak terlepas dari dua karunia yang lain,
yaitu;
-
karunia penglihatan, berarti melihat keberadaan Allah.
-
karunia mimpi, berarti mendengar suara Allah.
Saat ini, kita melihat keberadaan Allah = melihat
Tabernakel, dimulai dari Timur, yaitu pintu gerbang, sampai ke barat, yaitu
Ruangan Maha Suci.
Kita sudah berada di ruangan suci yaitu tempat pengudusan,
dimana di dalamnya terdapat 3 macam alat, yaitu MEJA ROTI SAJIAN, PELITA EMAS
dan MEZBAH DUPA.
3 macam alat ini -> ketekunan dalam 3 macam ibadah
utama.
3 macam ibadah utama ini, yang merupakan arti 3 macam alat
dalam ruangan suci, adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di
dalam Kerajaan Sorga.
Jadi, ibadah di bumi ini, adalah gambaran dari ibadah
pelayanan di kemah yang sejati, itulah tabernakel yang sejati, itulah Kerajaan
Sorga.
Sebab itu, lewat firman pengajaran, dengan menggunakan pola
terang Tabernakel, tidak ada keragu-raguan karena kita berada di jalur / di
tempat yang benar.
Kita sudah melihat ruangan suci dan 3 macam alat di dalamnya
itu -> ketekunan dalam 3 macam ibadah utama
3 macam ibadah utama adalah gambaran / bayangan dari kemah
yang sejati (ibadah di sorga,
Ibrani 8: 5)
Sekarang kita lihat ibadah dalam Kerajaan
Sorga
Wahyu 4: 1
(4:1) Kemudian dari pada itu aku melihat:
Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang
dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya:
Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi
sesudah ini.
Setelah pintu sorga terbuka, Tuhan memperlihatkan segala
sesuatu yang ada di dalam Kerajaan Sorga kepada Rasul Yohanes di pulau Patmos.
Pintu terbuka di sorga -> PINTU KEMAH
Kita sudah melihat arti dari pintu kemah,
yaitu dibaptis / dipenuhi oleh Roh El Kudus.
Biarlah kita dipenuhi oleh Roh Kudus, sebab itu
adalah syarat utama untuk berada di ruangan suci.
Sebelum berada di titik nol / di tempat yang paling terendah,
jangan harap berada di pintu kemah, dibaptis dipenuhi oleh Roh Kudus.
Kalau kita dipenuhi Roh Kudus, maka pintu sorga terbuka untuk
kita, dengan demikian tingkap-tingkap langit terbuka untuk kita,
dan Tuhan mencurahkan berkatnya sesuai dengan keinginan Tuhan untuk
kepentingan-kepentingan dalan ibadah pelayanan.
Oleh
sebab itu, saat
beribadah melayani Tuhan, harus tetap dalam kerendahan hati supaya kita
dipenuhi Roh Kudus, dengan demikian tingkap-tingkap sorga akan terbuka bagi
kepentingan ibadah pelayanan.
Yang dilihat Rasul Yohanes setelah pintu
sorga terbuka:
1. Wahyu 4: 4
(4:4) Dan sekeliling
takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu
duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di
kepala mereka.
Di sekeliling
takhta Anak Domba, ada 24 takhta, di takhta-takhta itu, duduk 24 tua-tua,
memakai pakaian putih dengan mahkota emas di atas kepala.
24 takhta, duduk 24 tua-tua adalah gambaran
dari MEJA PERTUNJUKKAN, 12 KETUL ROTI
DI ATASNYA .
24 tua-tua yang duduk di takhta-takhta
-> 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir.
Meja pertunjukkan,
12 ketul roti di atasnya adalah bayangan dari gereja Tuhan dengan 12
rasul.
Kita kaitkan dengan Matius 19
Matius 19: 28
(19:28) Kata Yesus
kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan
kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu,
yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk
menghakimi kedua belas suku Israel.
Jelas sekali, bahwa
24 takhta, di takhta-takhta itu, duduk 24 tua-tua adalah gambaran dari meja
pertunjukkan dengan 12 ketul roti di atasnya, sedangkan 24 tua-tua -> 12
rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir.
Kita sudah melihat
gereja hujan awal dengan 12 rasulnya, yaitu ke 12 murid Yesus.
Demikian juga gereja
hujan akhir dengan 12 rasulnya tampil untuk menghakimi 12 suku Israel.
Yesus berkata pada
penciptaan kembali, itulah Yerusalem baru, upah kita dalam mengikut Tuhan
adalah duduk di atas 12 takhta untuk menghakimi 12 suku Israel.
24 tua-tua yang
duduk di takhta adalah gambaran meja pertunjukkan dengan 12 ketul roti di
atasnya, itu adalah ketekunan IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, yang
disertai dengan perjamuan suci.
Berarti, anak-anak
Tuhan yang didewasakan lewat ketekunan ibadah Pendalaman Alkitab, akan memuncak
sampai menjadi tua-tua.
Wahyu 4: 5a
(4:5) Dan dari
takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu,
dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Dari takhta keluar
kilat dan bunyi guruh yang menderu adalah gambaran dari persekutuan
yang indah lewat perjamuan suci.
Apa yang dilihat
Rasul Yohanes di pulau Patmos, yaitu melihat 24 tua-tua yang duduk di
sekeliling takhta anak Domba, itu juga yang dilihat oleh Musa di gunung Sinai.
Bandingkan dengan Musa di gunung Sinai.
Mari kita lihat Keluaran 19: 7
(19:7) Lalu
datanglah Musa dan memanggil para tua-tua bangsa itu dan membawa ke depan
mereka segala firman yang diperintahkan TUHAN kepadanya.
Musa turun dari
gunung Sinai dan membawa firman yang diperintahkan oleh Tuhan untuk disampaikan
kepada para tua-tua, ini adalah gambaran dari Ibadah Pendalaman Akitab.
Itu sebabnya kalau
kita tekun dalam ibadah Pendalaman Akitab, disitulah kita menjadi dewasa
rohani, sampai menjadi tua-tua.
Tekun dalam ibadah
Pendalaman Alkitab = dewasa rohani, memuncak sampai tua-tua
Untuk menjadi
tua-tua tidak dilihat dari usia yang tua, kekayaan, jabatan, tetapi dari kedewasaan
rohani, yang didewasakan oleh Firman Tuhan.
Keluaran 19: 10-11,
16, 20
(19:10) Berfirmanlah
TUHAN kepada Musa: "Pergilah kepada bangsa itu; suruhlah mereka
menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci
pakaiannya.
(19:11) Menjelang
hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di
depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai.
(19:16) Dan
terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan
kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat
keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
(19:20) Lalu
turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN
memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.
Tuhan menyatakan
diri Nya lewat guruh yang menderu dan kilat yang
memancar.
Saat bunyi guruh
menderu dan kilat memancar, itulah persekutuan yang indah dengan Tuhan
lewat perjamuan suci.
Jadi, ibadah
Pendalaman Alkitab, harus disertai dengan perjamuan suci, itulah kilat yang
memancar dan guruh yang menderu.
2. Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari
takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor
menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Yang dilihat Rasul
Yohanes yang kedua adalah 7 obor yang menyala-nyala.
7 obor yang
menyala-nyala adalah bayangan dari KAKI DIAN EMAS, dengan 7 pelita
di atasnya.
Ini adalah ketekunan
dalam IBADAH RAYA / UMUM HARI MINGGU.
7 obor, itulah ketujuh roh Allah
Yesaya 11: 1-2
(11:1) Suatu tunas
akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan
berbuah.
(11:2) Roh
TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh
nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut
akan TUHAN;
Inilah 7 obor, yaitu
ketujuh Roh Allah, antara lain:
1.
Roh Tuhan ada padanya 5. Roh keperkasaan
2.
Roh hikmat 6.
Roh pengenalan
3.
Roh pengertian 7.
Roh takut akan Tuhan
4.
Roh nasihat
Berarti, kehidupan
yang diurapi oleh Roh Kudus, menjadi terang di tengah
dunia ini.
Yohanes 8: 12
(8:12) Maka Yesus
berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Yesus adalah terang
dunia.
Apabila berada di
dalam terang dunia, berarti berada di dalam Yesus.
Kalau kita menjadi
terang dunia, kita tidak lagi berada / tinggal dalam kegelapan dosa = tidak
menyembunyikan dosa sekecil apapun di dalam hati.
Yohanes 9: 5-7
(9:5) Selama Aku di
dalam dunia, Akulah terang dunia."
(9:6) Setelah Ia
mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan
tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
(9:7) dan berkata
kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam
artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh
dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
Yesus memelekan mata
orang buta, itu artinya bahwa Yesus adalah terang dunia.
Buta artinya tinggal
di dalam kegelapan dosa.
Selama dalam
kebutaan, berarti selama itu tinggal dalam kegelapan,
tetapi setelah mata orang buta dimelekkan = tinggal dalam terang / tidak
tinggal dalam dosa = tidak menyembunyikan dosa sekecil apapun.
Ciri-ciri tinggal dalam terang
Yohanes 9: 7
(9:7) dan berkata
kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam
artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh
dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
Cirinya adalah membasuh
diri dengan air
Artinya: memberi
diri disucikan oleh air firman Tuhan
Berarti jika tinggal
di dalam terang, cirinya adalah selalu memberi diri untuk disucikan oleh air
firman Tuhan.
Dengan demikian kita
yang berjalan dalam gelap, ketika melihat setiap sandungan-sandungan yang
menyebabkan dosa, kita bisa melewatinya, sehingga kita tidak tersandung karena
dosa.
Mazmur 119: 105
(119:105) Firman-Mu
itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Mata itu adalah
pelita, juga Firman Tuhan / sabda Allah itu adalah pelita.
Kalau firman terus
menerus menyucikan kita, dia akan menerangi jalan-jalan kehidupan kita.
Karena tidak
mungkin, orang berjalan dalam kegelapan, tanpa mendengar firman Tuhan, lalu
dapat melewati sandungan-sandungan, itu adalahmustahil, itu tidak
mungkin.
Dengan adanya,
firman / sabda Allah yang menjadi pelita dalam kehidupan kita di tengah-tengah
dunia yang sedang bergelora / gelap karena dosa, kita akan terlepas dari
banyaknya sandungan-sandungan, baik dari teman, keluarga, iblis setan,
keinginan daging itu sendiri.
Mengapa orang bisa
tersandung? Karena
berjalan tanpa pelita.
Tetapi yang lebih
mengherankan lagi, banyak orang berjalan dalam kegelapan / berjalan tanpa
pelita, sehingga selalu tersandung dan jatuh dalam berbagai-bagai dosa, dan
ironisnya sudah jatuh tetapi tidak mau mendengarkan firman Tuhan.
Oleh sebab itu biarlah kita semakin
sungguh-sungguh di hari-hari terakhir ini, dimana setan dengan jerat dan tipu
muslihatnya semakin luar biasa, sehingga kita bisa tersandung dan jatuh.
Hanya lewat firman
Tuhan dalam setiap ibadah, kita mendapat pengertian dari Tuhan.
Berilah dirimu
disucikan terus menerus, dan jangan memberi diri untuk dikotori dengan hal-hal
di luar sana / oleh dunia.
Yohanes 1: 1, 4-5
(1:1) Pada mulanya
adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah.
(1:4) Dalam Dia
ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
(1:5) Terang
itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Hidup itu terang.
Kalau hidup tidak dalam terang, berarti engkau tidak hidup.
Kalau Tuhan datang
untuk yang kedua kalinya, dan kaum muda remaja sedang berada dalam kegelapan,
maka habislah engkau!
3. Di dalam Wahyu 4, Rasul Yohanes tidak
melihat alat yang ketiga, yaitu MEZBAH DUPA.
Mari kita lihat dalam Wahyu 8: 3-4
Wahyu 8: 3-4
(8:3) Maka datanglah
seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan
emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk
dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas
di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka
naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu
dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Gumpalan asap dari
kemenyan, naik bersama-sama dengan doa orang-orang kudus, itulah doa
penyembahan
Lebih terperinci
Wahyu 5: 8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab
itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di
hadapan Anak Domba itu, masing-masing
memegang satu kecapi
dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
Tersungkurlah
keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba, ini
menunjukkan gumpalan asap kemenyan dan doa orang-orang kudus, itulah doa
penyembahan.
Jadi saat doa
penyembahan harus tersungkur di bawah kaki Tuhan.
Doa penyembahan
artinya adalah persekutuan dengan Tuhan oleh karena penderitaan Nya di
atas kayu salib, sampai tenggelam di dalam kasih Nya.
Ciri-cirinya
a.
Merendahkan diri di kaki Tuhan
b.
Menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan
Dalam pola
Tabernakel, menurut Wahyu yang diterima oleh bapak Pdt. Van Gessel, kemenyan artinya putih,
inilah persembahan yang terbaik untuk Tuhan.
Berarti kemenyan
warna putih adalah persembahan yang terbaik untuk Tuhan.
Dikaitkan dengan apa yang Tuhan tunjukkan kepada Musa
Keluaran 30: 7-9
(30:7) Di atasnya
haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia
membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
(30:8) Juga apabila
Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia
membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu
turun-temurun.
Jelas sekali
dikatakan, di atas mezbah dibakarlah ukupan sebagai ketetapan turun temurun di
hadapan Tuhan. Berarti doa penyembahan harus tetap berlangsung sampai Tuhan
datang, karena doa penyembahan akan melepaskan kita dari kelemahan-kelemahan.
Keluaran 30: 9
(30:9) Di atas
mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban
bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di
atasnya.
Di atas mezbah
jangan mempersembahkan ukupan yang lain.
Artinya: dalam doa
penyembahan jangan ada;
a.
Keinginan daging
Jangan sampai dalam
doa, daging bersuara
Contoh; kalau berdoa
jangan diatur, jangan dibuat-buat supaya kelihatan berwibawa, karena itu adalah
suara daging. Tetapi biarlah apa yang keluar dari hati, itu yang disampaikan,
jangan mengatur doa dan jangan dibuat-buat.
b.
Jangan ada hal yang tak benar, yaitu tipu muslihat / dusta.
c. Jangan ada kehormatan / kebanggaan diri
d. Jangan menjadi kebiasaan / tradisi
Menyembah tetapi
hanya menjadi kebiasaan, itu jangan kita perbuat.
e.
Jangan ada api setan, yaitu roh najis.
Itulah doa
penyembahan kepada Tuhan, bagaikan gumpalan asap kemenyan.
3 MACAM IBADAH DI
SORGA DAN DI BUMI
NO.
|
3 ALAT DALAM RUANGAN SUCI
|
IBADAH DI SORGA
|
IBADAH DI BUMI
|
1.
|
Meja Pertunjukkan, 12 roti di atasnya
|
24 takhta, duduk 24 tua-tua, di hadapan takhta Anak Domba
|
Tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai perjamuan
suci
|
2.
|
Kaki Dian Emas, di atasnya 7 pelita
|
7 obor, itulah ketujuh Roh Allah
|
Tekun dalam Ibadah Raya / Umum Hari Minggu, dan kesaksian
|
3.
|
Mezbah Dupa
|
Gumpalan asap kemenyan, bersama-sama doa orang-orang kudus
|
Tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan
|
à
|
MUSA DI GUNUNG SINAI
|
RASUL YOHANES DI PULAU PATMOS
|
3 MACAM IBADAH GEREJA HUJAN AWAL DAN GEREJA HUJAN AKHIR
|
Jadi, apa yang dilihat Rasul Yohanes tentang kemah sejati / Kerajaan
Sorga, itu juga yang dilihat oleh Musa di gunung Sinai, sebab ibadah yang ada
di bumi adalah gambaran / bayangan dari ibadah dalam Kerajaan Sorga.
Sebab itu, kalau kita tekun dalam 3 macam ibadah utama, bukan
berarti Tuhan membodoh-bodohi kita, bukan karena kemauan gembala, tetapi itulah
keadaan sorga saat pintu sorga terbuka yang dilihat oleh Rasul Yohanes
di pulau Patmos.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman;
Gembala
Sidang: Pdt
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment