Shalom
Salam sejahtera dalam nama Tuhan Yesus Kristus, karena kasih Nya besar, kita dapat kembali beribadah
Kita kembali memerikasa Maleakhi 1: 8
Maleakhi 1: 8
(1:8) Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam.
Kita melihat bahwa imam-imam yang mengambil bagian pelayanan di hadapan Tuhan, pelayanan mereka tidak berkenan di hadapan Tuhan sebab apa yang mereka persembahkan jahat di mata Tuhan, yaitu mempersembahkan binatang yang BUTA, TIMPANG, dan SAKIT. oleh sebab itu Tuhan memberikan perumpaan “Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik?”
Kalau kepada bupati saja membawa binatang yang cacat, tidak berkenan, apalagi kepada Tuhan.
Biarlah kita mempersembahkan persembahan yang tak bercacat kepada Tuhan.
Ulangan 17: 1
(17:1) Janganlah engkau mempersembahkan bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."
Mempersembahkan lembu / kambing domba yang bercacat merupakan KEKEJIAN BAGI TUHAN.
Ada 3 perbuatan yang setara dengan KEKEJIAN
1. Amsal 28: 9
(28:9) Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
Jangan sampai berdoa tetapi tidak suka mendengar firman Tuhan, doa semacam ini adalah kekejian bagi Tuhan
2. Amsal 21: 27
(21:27) Korban orang fasik adalah kekejian, lebih-lebih kalau dipersembahkan dengan maksud jahat.
Kalau hidup dalam dosa kefasikan , yaitu dosa kesombongan, apa saja yang dipersembahkan adalah kekejian, apalagi yang dipersembahkan itu dengan maksud jahat / motivasi yang tidak tulus di hadapan Tuhan.
Saudara-saudara, keras hati adalah bagian dari kesombongan.
3. Amsal 11: 20
(11:20) Orang yang serong hatinya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang tak bercela, jalannya dikenan-Nya.
Beribadah dan melayani Tuhan, tetapi serong sana sini, apa saja yang dipersembahkan itu merupakan kekejian bagi Tuhan, tetapi orang yang tak bercela semua yang dipersembahkan dikenan.
Imamat 22: 19-20
(22:19) maka supaya TUHAN berkenan akan kamu, haruslah persembahan itu tidak bercela dari lembu jantan, domba atau kambing.
(22:20) Segala yang bercacat badannya janganlah kamu persembahkan, karena dengan itu TUHAN tidak berkenan akan kamu.
(22:21) Juga apabila seseorang mempersembahkan kepada TUHAN korban keselamatan sebagai pembayar nazar khusus atau sebagai korban sukarela dari lembu atau kambing domba, maka korban itu haruslah yang tidak bercela, supaya TUHAN berkenan akan dia, janganlah badannya bercacat sedikit pun.
(22:22) Binatang yang buta atau yang patah tulang, yang luka atau yang berbisul, yang berkedal atau yangberkurap, semuanya itu janganlah kamu persembahkan kepada TUHAN dan binatang yang demikian janganlah kamu taruh sebagai korban api-apian bagi TUHAN ke atas mezbah.
Supaya berkenan di hadapan Tuhan / baunya menyenangkan hati Tuhan, haruslah persembahan yang kita persembahkan untuk Tuhan yang tidak bercela, sebab jika mempersembahkan binatang yang bercacat cela, yaitu buta, timpang dan sakit, untuk Tuhan, maka Tuhan tidak akan berkenan.
Saat beribadah melayani Tuhan, harus membawa binatang yang tidak bercela sebagai korban api-apian bagi Tuhan.
Dikaitkan dengan 7 hari raya orang Israel
‘HARI RAYA KEEMPAT’/ HARI RAYA PENTAKOSTA
Imamat 23: 15-18
(23:15) Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu;
(23:16) sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN.
(23:17) Dari tempat kediamanmu kamu harus membawa dua buah roti unjukan yang harus dibuat dari dua persepuluh efa tepung yang terbaik dan yang dibakar sesudah dicampur dengan ragi sebagai hulu hasil bagi TUHAN.
(23:18) Beserta roti itu kamu harus mempersembahkan tujuh ekor domba berumur setahun yang tidak bercela dan seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan; semuanya itu haruslah menjadi korban bakaran bagi TUHAN, serta dengan korban sajiannya dan korban-korban curahannya, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
Saat merayakan hari raya yang ke 50, yaitu hari raya Pentakosta juga disertai dengan mempersembahkan korban api-apian bagi Tuhan, dari seekor binatang yang tidak bercacat cela.
Biarlah kita hidup tanpa cacat cela, sehingga apa saja yang kita persembahkan berkenan, inilah yang menjadi kerinduan Tuhan .
Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Jangan membawa binatang yang cacat sebagai korban persembahan kepada Tuhan supaya kita berkenan kepada Tuhan.
Kembali kita melihat hari raya yang keempat, yaitu hari raya Pentakosta
Imamat 23: 16
(23:16) sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN.
Hari yang ke 50 adalah hari Pentakosta = HARI PENCURAHAN ROH EL KUDUS
Mari kita lihat pencurahan Roh El Kudus, dalam Kisah Para Rasul 1
Kisah Para Rasul 1: 4-5
(1:4) Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari pada-Ku.
(1:5) Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."
Pencurahan Roh Kudus adalah janji Allah kepada anak-anak Tuhan, bahwa Roh Kudus harus dicurahkan kepada anak-anak Tuhan di hari-hari terakhir ini.
Itu sebabnya Yesus berkata “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus”
Asal saja kita benar-benar mati dan bangkit bersama Kristus, maka dengan demikian kita akan dibaptis dengan Roh El Kudus.
Biarlah kita pun menantikan janji Yesus, supaya Roh Kudus Nya dicurahkan atas kita sehingga ibadah pelayanan dan segala perbuatan kita bukan karena daging melainkan karena Roh Kudus yang memimpin.
Kalau Tuhan sudah memungkinkan kita untuk beribadah melayani Tuhan, jangan disia-siakan, jangan mendukakan Roh Kudus, supaya Roh Kudus berkenan atas kita.
Nah saudaraku, supaya janji Allah yaitu Roh Kudus dicurahkan tergenapi dalam kehidupan kita, ada syaratnya.
Syarat Roh Kudus tercurah
I. Kisah Para Rasul 1: 4
(1:4) Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari pada-Ku.
JANGAN MENINGGALKAN YERUSALEM, inilah syarat pertama.
Yesaya 2: 3
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Jangan meninggalkan Yerusalem berarti jangan meninggalkan ibadah pelayanan di dalam Bait Allah, yaitu rumah Allah Yakub.
Biarlah kita melayani dan tidak meninggalkan ibadah pelayanan. Suatu kemurahan yang besar kalau kita masih beribadah sampai malam hari ini, selain kita bisa mempersembahkan tubuh seutuhnya kepada Tuhan, juga kita bisa melayani Tuhan sekaligus menanti-nanti janji Tuhan.
Besar kecil pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita, biarlah kita kerjakan dengan sungguh-sungguh supaya kemuliaan Allah turun saat kita beribadah.
Mengapa jangan meninggalkan Yerusalaem?
Sebab dari Yerusalem, keluar firman Allah.
Dalam Yohanes 17: 17, firman Allah adalah kebenaran, yaitu kabar baik.
Berarti hanya dari Yerusalem saja kita bisa mendengarkan kabar baik dari Allah.
Yesaya 40: 9
(40:9) Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!"
Setiap kali kita beribadah selalu ada kabar baik,lewat pemberitaan firman Tuhan, yaitu firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Mari kita lihat kabar baik yang berasal dari Yerusalem
Matius 16: 21
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Yesus menyampaikan kepada murid-murid Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menangung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu DIBUNUH / MATI dan DIBANGKITKAN pada hari ketiga. Ini adalah kabar baik.
Sebab itu dalam pemberitaan firman Tuhan harus memberitakan penderitaan Yesus di kayu salib, karena ini adalah kabar baik.
Oleh sebab itu, jangan sesat, jangan mau menerima ajaran-ajaran di luar penderitaan Yesus di atas kayu salib.
Janganlah meninggalkan Yerusalem, jangan meninggalkan ibadah pelayanan. Puncak pelayanan adalah penderitaan Yesus di kayu salib.
Mazmur 137: 5-6
(137:5) Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!
(137:6) Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku!
· Meninggalkan / melupakan Yerusalem , tangan kanan menjadi kering.
Artinya: perbuatan-perbuatan hidup tidak menghasilkan buah.
· Lidah melekat pada langit-langit
Artinya: tidak ada puji-pujian, pengagungan bagi Tuhan
Oleh sebab itu, saudara-saudara sekali lagi saya sampaikan jangan pernah meninggalkan ibadah pelayan di dalam rumah Allah Yakub, itu bagaikan meninggalkan Yerusalem.
II. Kisah Para Rasul 1: 12-14
(1:12) Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem.
(1:13) Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus.
(1:14) Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
Syarat yang kedua adalah, ketika rasul menanti-nanti, mereka semua BERTEKUN DENGAN SEHATI.
Sebab itu, kita dalam satu kandang penggembalaan HARUS SEHATI SEPIKIR, jangan memikirkan egonya sendiri/membawa hati masing-masing.
Kalau sehati sepikir, pasti apa yang kita pikirkan satu, apa yang ingin kita kerjakan satu, jangan membawa hati masing-masing, tetapi biarlah tergembala dengan sungguh-sungguh di dalam satu kandang penggembalaan.
Kesatuan hati terwujud / terjadi, kalau kita DIIKAT OLEH KASIH ALLAH
Hosea 11: 1-4
(11:1) Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu.
(11:2) Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung.
(11:3) Padahal Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka.
(11:4) Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.
Kita bisa beribadah melayani Tuhan, berada di dalam kandang penggembalaan, mengerti kebenaran itu semua karena kasih Allah .
Supaya sehati terwujud, harus diikat oleh tali kasih, seperti apa yang Allah tunjukkan kepada Israel, Allah mengeluarkan Israel dari Mesir, rumah perbudakan, tetapi Israel menyembah berhala, dan bahkan melakukan dosa kejahatan tetapi tidak insaf.
Praktek tali kasih
a. Mengangkat kuk dari tulang rahang mereka
b. Membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan
Secara umum, arti keduanya adalah menanggung penderitaan untuk kebaikan orang lain.
Kegiatan-kegiatan bertekun dengan sehati
1. Kisah Para Rasul 1: 14
(1:14) Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
Apabila ada yang memimpin doa dalam ibadah, kita harus menyatukan hati, mendukung doa itu, jangan hanya berdiam diri. Inilah yang disebut sehati dalam doa bersama-sama.
Dalam kitab Matius, apabila ada 2 orang di bumi ini sepakat meminta dalam doa, doa itu akan dikabulkan.
2. Kisah Para Rasul 1: 16
(1:16) "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.
Saat mereka bertekun dengan sehati, kegiatan yang kedua adalah meneliti / memperhatikan kitab Suci.
Kapan kitab suci diperhatikan dan diteliti? Saat kita beribadah melayani Tuhan, yaitu saat firman disampaikan.
Itu sebabnya dalam ibadah doa pun harus ada firman terlebih dahulu disampaikan, supaya doa kita tidak menjadi kekejian bagi Tuhan.
3. Kisah Para Rasul 1: 23-26
(1:23) Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias.
(1:24) Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini,
(1:25) untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya."
(1:26) Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.
Kegiatan yang ketiga saat bertekun dengan sehati menantikan janji Allah adalah memilih apa yang dipilih oleh Allah.
Kita yang sudah menerima jabatan pelayanan sebaiknya kita memilih apa yang dipilih Allah.
Kalau kita memilih apa yang kita inginkan belum tentu itu diinginkan oleh Tuhan.
Sebab itu, jangan salah memilih, jangan lagi memilih apa yang dipilih oleh daging, melainkan memilih apa yang dipilih oleh Tuhan.
Inilah kegiatan-kegiatan kita saat menantikan janji Allah digenapi dalam kehidpan kita.
Hasilnya:
Kisah Para Rasul 2: 1-4
(2:1) Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
(2:2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
(2:3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
(2:4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Ketika tiba hari Pentakosta, turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk.
Hasilnya: 120 orang di loteng Yeruselam DIPENUHKAN OLEH ROH EL KUDUS
Tandanya adalah
1. Adanya tiupan angin
Artinya: ada kuasa
Angin adalah gambaran dari kuasa
2. Ada tanda api
Artinya: hidup di dalam pengudusan
Kalau ada kuasa dari salib Kristus dan hidup dalam pengudusan, seperti api yang menghanguskan sekam, maka Roh Kudus turun dan memenuhi kehidupan setiap anak Tuhan yang memiliki kedua tanda itu.
Biarlah di hari-hari terakhir ini kita terus menerus merayakan hari raya Pentakosta sampai Tuhan menggenapi janji Nya, yaitu mencurahkan Roh Kudus Nya atas kita semua, dan bisa dilihat apabila ada kedua tanda tersebut.
Hari raya Pentakosta adalah salah satu dari 3 hari raya besar bagi orang Israel.
Amin. Tuhan Yesus Memberkati.
No comments:
Post a Comment