IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27 SEPTEMBER 2011
Tema: RUMAH DOA
(Seri: 04)
Subtema: CINTA TUHAN SAMPAI
HANGUS
Shalom, selamat malam. Salam sejahtera, salam dalam kasih
Kristus, kita kembali beribadah pada malam hari ini semua karena kemurahan TUHAN.
Kembali kita memeriksa Matius 21.
Matius 21: 12-13
(21:12) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah
dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia
membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
(21:13) dan berkata kepada mereka:
"Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
Setibanya Yesus di Yerusalem, kemudian Yesus
masuk ke dalam Bait Allah, lalu melihat Bait Allah tidak sesuai dengan
fungsinya, sebab Bait Allah (rumah Tuhan) yang seharusnya disebut rumah doa bagi segala bangsa, tetapi faktanya, rumah Tuhan sudah menjadi sarang penyamun. Sarang penyamun = tempat bersarangnya dosa.
Kita sebagai rumah Tuhan, biarlah disebut rumah doa bagi
segala bangsa sesuai dengan
kerinduan Tuhan.
Yesaya 56: 6-7
(56:6) Dan orang-orang asing yang
menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN
dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang
memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang
kepada perjanjian-Ku, (56:7) mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan
di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban
bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.
Di dalam rumah doa, ada 2 (dua) hal yang
harus dipersembahkan, YANG PERTAMA:
MEMPERSEMBAHKAN KORBAN-KORBAN BAKARAN KEPADA TUHAN
Saudaraku, saya akan mengajak saudara untuk memperhatikan
korban bakaran pada Imamat 1: 1-17. Dalam Imamat 1: 1-17, ada 3 hal yang harus dipersembahkan sebagai korban
bakaran kepada Tuhan, yaitu:
1.
Lembu sapi
2.
Kambing domba
3.
Burung merpati / tekukur
Imamat 1: 3, 6-9
(1:3) Jikalau persembahannya merupakan korban bakaran
dari lembu, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. Ia
harus membawanya ke pintu Kemah Pertemuan, supaya TUHAN berkenan akan dia. (1:6) Kemudian haruslah ia
menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian
tertentu. (1:7) Anak-anak imam Harun haruslah
menaruh api di atas mezbah dan menyusun kayu di atas api itu. (1:8) Dan mereka harus mengatur
potongan-potongan korban itu dan kepala serta lemaknya di atas kayu yang sedang
menyala di atas mezbah.
(1:9) Tetapi
isi perutnya dan betisnya haruslah dibasuh dengan air dan seluruhnya itu harus
dibakar oleh imam di atas mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban
api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
Korban bakaran ini dipersembahkan di atas mezbah, dengan proses:
1.
Mengatur potongan-potongan daging korban itu = mempersembahkan TUBUH kepada Tuhan. Biarlah kita persembahkan tubuh kita
ini sebagai persembahan yang hidup,
kudus dan berkenan
kepada TUHAN.
2.
Mengatur kepala di atas mezbah = mempersembahkan JIWA kepada Tuhan. Jiwa = pikiran / akal budi. Bukan hanya
saat ibadah kita mempersembahkan jiwa kepada Tuhan, tetapi di luar ibadah pun
kita harus mempersembahkan jiwa / pikiran-pikiran yang sehat kepada Tuhan; Itu sebabnya jiwa harus dipersembahkan kepada Tuhan.
3.
Mengatur lemak di atas mezbah = mempersembahkan ROH kita kepada Tuhan
Biarlah 3 hal ini kita atur di atas mezbah sebagai korban kepada Tuhan.
Kalau tidak mempersembahkan TUBUH JIWA ROH kepada Tuhan dari sejak sekarang, maka kapan lagi kita mau menjadi rumah doa? Hal ini harus kita pikirkan dan sadari. Ayo, kembali kepada
titik nol, berada di tempat yang rendah!
1 Tesalonika 5: 22-23
(5:22) Jauhkanlah dirimu dari segala jenis
kejahatan. (5:23) Semoga
Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa
dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus
Kristus, Tuhan kita.
Biarlah kita mempersembahkan tubuh, jiwa, roh sebagai
korban bakaran kepada Tuhan sehingga tubuh, jiwa, roh kita jauh dari kejahatan dan tidak dipersembahkan kepada hal-hal yang tidak baik. Setiap hari, setiap
saat kita harus menguduskan diri, mempersembahkan tubuh, jiwa, roh kita sebagai
korban bakaran bagi Tuhan, sehingga tidak ada cacat di hadapan Tuhan pada
kedatangan Nya yang kedua.
Selain mempersembahkan tubuh jiwa dan roh, ada juga yang lain, yang harus
dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran.
Imamat 1: 9
(1:9) Tetapi isi perutnya dan betisnya haruslah
dibasuh dengan air dan seluruhnya itu harus dibakar oleh imam di atas mezbah
sebagai korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi
TUHAN.
Selain mempersembahkan tubuh jiwa dan roh, ada yang harus dipersembahkan
juga yaitu:
1.
Isi perutnya.
Artinya: mempersembahkan manusia batiniah,
yaitu manusia di dalam. Hati kita harus
dipersembahkan kepada Tuhan. Jangan dianggap
sepele hati nurani (hati kecil), sebab itu juga harus dipersembahkan kepada Tuhan. Hati kecil (hati nurani) adalah alarm yang terakhir, tetapi orang yang keras hati yang mempertahankan diri, membela
diri akan sulit untuk diubahkan, sebab hati nuraninya sudah dilangkahi. Kalau seseorang tidak punya hati nurani, maka segala sesuatu yang dipersembahkan tidak ada yang
berkenan; itu sebabnya saya katakan hati kecil
adalah alarm yang terakhir.
2.
Betis à kehidupan / perbuatan /
pengalaman hidup di luar = tampilan luar.
Saat gembala memberi makan domba-domba, ia
pasti melihat
tampilan luar / sikap domba-dombanya, saat mendengarkan firman Tuhan; itu sebabnya seorang gembala tidak akan pernah ragu untuk mengingatkan
dombanya jika terjadi kesalahan atau
kekeliruan, sebab apa yang
terlihat dari luar itu berasal dari dalam
(hati).
Inilah yang
harus kita persembahkan yaitu tubuh, jiwa dan roh, juga manusia batiniah, yaitu
manusia di dalam -- itulah hati nurani / hati kecil -- dan tampilan luar atau pengalaman hidup di luar.
SYARAT untuk mempersembakan korban bakaran di
atas mezbah.
Imamat 1: 9
(1:9) Tetapi isi perutnya dan betisnya haruslah
dibasuh dengan air dan seluruhnya itu harus dibakar oleh imam di atas
mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya
menyenangkan bagi TUHAN.
Syaratnya: Terlebih dahulu isi
perut dan betisnya dibasuh oleh air. Manusia batiniah dan tampilan luar terlebih dahulu harus dibasuh oleh air sebelum dipersembahkan di atas
mezbah sebagai korban bakaran.
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan
hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati
kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh
dengan air yang murni.
Hati nurani yang jahat dibasuh oleh air, juga tampilan luar harus dibasuh
dengan air yang murni, bukan dengan air yang lain-lain.
Untuk membasuh hati nurani yang jahat dan tampilan luar harus dengan firman
pengajaran, sebab dengan firman pengajaran, segala
sesuatu yang tersembunyi akan tersingkap.
Sifat tabiat seseorang hanya bisa diubah oleh firman Tuhan, bukan oleh karena
orang tua, psikiater, psikolog, dan lain lain,
tetapi manusia
berubah oleh hanya karena firman Kristus; itu sebabnya, bicarakan Firman di mana pun kita duduk dan
berdiri.
Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia
menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia
menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut
atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Air yang banyak itulah firman pengajaran, ayat demi ayat saling
menjelaskan. Kalau kita dibasuh oleh air yang murni, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, maka sidang jemaat
ditempatkan di hadapan Tuhan dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang
serupa itu.
Mandi dengan air, berarti; membutuhkan
air yang banyak, supaya seluruh tubuh bersih. Ketika
mandi, tidak mungkin
hanya dengan dua tiga gayung air
saja, tetapi harus
dengan air yang banyak, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Air yang sedikit, atau dua tiga gayung air, diumpamakan
seperti dua tiga ayat, hanya bisa membersihkan sebagian kecil dari tubuh.
WUJUD yang terlihat dalam kehidupan kita:
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah
dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang
teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat
dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Wujudnya:
1.
Menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas. Tulus = tidak ada motivasi lain. Ikhlas = tidak mengaharapkan imbalan.
Biarlah hati
yang sudah disucikan ini, mengahadap Allah dengan hati yang tulus dan ikhlas. Jangan sampai melayani dengan tidak tulus ikhlas.
2.
Mengahadap Allah dengan keyakinan iman yang teguh. Iman yang teguh = iman yang tidak tergoyahkan
Tentang “iman yang teguh”, mari kita
perhatikan Roma 10.
Roma 10: 6-8
(10:6) Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: "Jangan
katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk
membawa Yesus turun,
(10:7) atau:
"Siapakah akan turun ke jurang maut?", yaitu: untuk membawa Kristus
naik dari antara orang mati.
(10:8) Tetapi
apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu
dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami
beritakan.
Iman yang teguh = firman iman.
Tidak perlu bertanya: “Siapakah akan naik ke sorga?”
atau “Siapakah akan turun ke jurang maut?”.
tetapi “firman iman” adalah percaya walaupun tidak melihat
bahwa Yesus, Tuhan dan Juruselamat, Dia Yesus yang telah mati dan bangkit,
kemudian naik ke sorga dan turun kembali sebagai Mempelai Pria Sorga untuk
menjemput mempelai perempuan Nya.
HASILNYA:
Imamat 1: 9
(1:9) Tetapi isi perutnya dan betisnya haruslah dibasuh
dengan air dan seluruhnya itu harus dibakar oleh imam di atas
mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya
menyenangkan bagi TUHAN.
Setelah dipersembahkan di atas mezbah sebagai korban api-apain, hasilnya; semua terbakar sampai hangus;
itu sebabnya
disebutlah “korban bakaran”. Kalau tidak hangus, maka tidak akan mengeluarkan aroma di
hadapan Tuhan
Ulangan 4: 24
(4:24) Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang
menghanguskan, Allah yang cemburu.
Allah adalah api yang menghanguskan
Ibrani 12: 29
(12:29) Sebab Allah kita adalah api yang
menghanguskan.
Sama seperti Ulangan 4: 24, di
sini juga dikatakan: Allah adalah api yang menghanguskan.
Artinya: biarlah kehidupan
kita berapi-api, bernyala-nyala melayani Tuhan sampai hangus, sebagaimana
Yesus adalah api yang menghanguskan.
Oleh sebab itu, kalau
ada teguran-teguran dalam setiap ibadah, teguran-teguran
yang terkait dengan pelayanan, dengar-dengaran saja, jangan sampai mengeraskan hati,
tetapi tetaplah sebagai korban bakaran yang hangus.
Yohanes 2: 16-17
(2:16) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata:
"Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi
tempat berjualan."
(2:17) Maka
teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu
menghanguskan Aku."
Kalau memang kita mengasihi Tuhan, selalu berada di dalam rumah Tuhan, maka kita akan berkobar-kobar,
bernyala-nyala melayani TUHAN sampai hangus. Jadi, kesimpulannya: Korban
bakaran adalah MENGASIHI atau CINTA kepada TUHAN.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment