IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 20
SEPTEMBER
2013
“DARI KITAB
MALEAKHI”
Subtema: KETUNDUKAN ADALAH
SALIB UNTUK MENYATUKAN TUBUH DENGAN KEPALA
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam nama Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di rumah Tuhan,
beribadah melayani Tuhan.
Segera kita memperhatikan
Maleakhi 2: 10-11.
Maleakhi 2: 10-11
(2:10) Bukankah kita
sekalian mempunyai satu bapa? Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu
mengapa kita berkhianat satu sama lain dan
dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?
(2:11) Yehuda
berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem, sebab
Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak perempuan allah asing.
Yehuda telah menjadi suami anak perempuan allah asing.
Menjadi suami anak perempuan allah asing = KAWIN CAMPUR.
Oleh karena kawin campur ini, umat Israel berkhianat satu sama lain, di
mana umat Israel menceraikan isteri-isteri mereka dan menjadi suami bagi anak
perempuan allah asing, di situlah letak pengkhianatan itu terjadi.
Kalau menjadi pasangan yang tidak seimbang, di situ terletak banyak
pengkhianatan.
Saya kira, di hari-hari terakhir ini kita harus fokus untuk mengabdikan
diri untuk Tuhan supaya jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang.
Kalau kita hitung-hitung pengkhianatan kita kepada Tuhan, begitu banyak,
dan tentu ini tidak dikenan oleh Tuhan. tetapi sekalipun demikian, ibadah itu
seringkali kita kecilkan, ini sangat disayangkan.
Matius 19: 5-6
(19:5) Dan firman-Nya:
Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
(19:6) Demikianlah
mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan manusia."
Apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia, sebab
mereka itu bukan lagi dua melainkan satu, merupakan satu kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan oleh apapun.
Ini adalah peringatan tegas bagi manusia, secara khusus suami isteri harus
memperhatikan hal ini.
Lebih jauh kita melihat; NIKAH YANG TELAH DISATUKAN.
Efesus 5: 30-31
(5:30) karena kita
adalah anggota tubuh-Nya.
(5:31) Sebab itu
laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Suami isteri, kedua-duanya menjadi satu daging karena di antaranya ada
salib Kristus yang mempersatukan antara suami dengan isteri.
Secara ilmiah, 1 + 1 = 2, tetapi di dalam nikah 1 + 1 = 1, karena suami-isteri
telah disatukan oleh salib Kristus, sehingga hasil yang diperoleh tetap SATU,
bukan dua, baik nikah jasmani maupun nikah rohani.
Tanda + (tambah) à salib
Efesus 5: 32
(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan
ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Itu sebabnya dikatakan bahwa di dalam nikah itu terkandung rahasia yang
besar, artinya; oleh salib kasih tidak ada yang mustahil, sebab dua hati yang
berbeda, dua pemikiran yang berbeda, dua keinginan yang berbeda dapat disatukan
oleh salib (kasih) Kristus, berarti kasih adalah tali sebagai pengikat /
pemersatu dalam nikah jasmani, maupun rohani.
SUAMI DAN ISTERI DISATUKAN OLEH SALIB KRISTUS.
Mari kita lihat; SALIB DARI PIHAK
ISTERI.
Efesus 25: 22-24
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
(5:23) karena suami
adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang
menyelamatkan tubuh.
(5:24) Karena itu
sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus,
demikian jugalah isteri kepada suami dalam
segala sesuatu.
Isteri tunduk kepada suami dalam segala sesuatu, sedangkan ketundukan
isteri sama seperti jemaat tunduk kepada Kristus.
-
Kristus = kepala = suami.
-
Jemaat = tubuh = isteri.
Kita semua adalah anggota tubuh Kristus. Biarlah kita menunjukkan rasa
tunduk kita kepada Kristus, sebagai kepala dan sebagai suami.
Sekarang, mari kita lihat mengenai; KETUNDUKAN.
1 Petrus 3: 1-4
(3:1) Demikian juga
kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara
mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan
oleh kelakuan isterinya,
(3:2) jika mereka
melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.
(3:3) Perhiasanmu
janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai
perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi
perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak
binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat
berharga di mata Allah.
Ketundukan isteri ini dibagi menjadi dua bagian:
BAGIAN YANG PERTAMA.
1 Petrus 3: 2
(3:2) jika mereka
melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.
Ketundukan isteri terlihat dalam dua hal;
1. MURNI.
1 Korintus 5: 6-8
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi
mengkhamiri seluruh adonan?
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru,
sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah
disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan
pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian
dan kebenaran.
Kemurnian itu adalah kebenaran, sedangkan kebenaran itu
ibarat ROTI TANPA RAGI.
Roti à kebenaran yang berasal dari firman Tuhan
Ada 2 jenis ragi;
-
RAGI SECARA UMUM adalah keburukan dan kejahatan.
Berarti, segala sesuatu yang buruk dan yang jahat, itu
adalah ragi.
-
RAGI SECARA KHUSUS, ada 3:
·
Ragi orang Farisi adalah kemunafikan.
Munafik, artinya; di dalam dan di luar tidak sama. Di
luar terlihat baik, tetapi di dalamnya berbanding terbalik sebab penuh dengan
dosa kejahatan.
Kalau hidup dengan ragi orang Farisi, dengan kata lain
hidup penuh kemunafikan, menunjukkan bahwa ia tidak hidup oleh Roh dan tidak
memberi diri dipimpin oleh ROH KUDUS.
Anak Tuhan yang hidup oleh Roh dan memberi diri dipimpin
oleh Roh, hidupnya pasti tertib, sebab kalau Roh itu mengajar, ajaran-Nya
benar, tidak ada yang salah, dan tidak ada dusta = hidup tanpa kemunafikan.
·
Ragi orang Saduki, yaitu tidak percaya dengan kebangkitan Yesus
Kristus
Kuasa kebangkitan Yesus Kristus adalah hidup dalam hidup
yang baru.
Kalau tidak percaya pada kuasa kebangkitan, berarti ia
tetap mempertahankan dosanya = mempertahankan hidup lama.
Kalau seseorang mempertahankan hidup lama, maka di dalam
diri seseorang tidak ada kebenaran yang berasal dari firman Tuhan.
Pendeknya; kalau seseorang dikuasai oleh ragi orang
Saduki, maka ia tidak hidup dalam kebenaran yang berasal dari FIRMAN TUHAN.
·
Ragi Herodes.
Herodes adalah seorang
pembunuh.
Pada saat kelahiran Yesus Kristus, Herodes membunuh
anak-anak berumur dua tahun ke bawah di Betlehem. Kemudian, ia juga membunuh
Yohanes Pembaptis.
1 Yohanes 3: 15
(3:15) Setiap orang yang membenci
saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada
seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
Setiap orang yang membenci sesamanya adalah seorang
pembunuh.
Berarti, membunuh = dosa membenci.
Kalau seseorang membenci sesamanya, berarti ia tidak
memiliki KASIH ALLAH.
Kesimpulannya;
·
Ragi Farisi bertolak belakang
dengan tabiat Allah ROH KUDUS.
·
Ragi Saduki bertolak belakang
dengan tabiat Allah Anak, hidup benar sesuai FIRMAN ALLAH.
·
Ragi Herodes bertolak belakang
dengan tabiat Allah Bapa, yaitu KASIH.
Segera kita melihat ...
Proses supaya terwujudnya kemurnian.
1 Korintus 5: 7
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru,
sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak
domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
Prosesnya: diawali dari PENYEMBELIHAN ANAK DOMBA PASKAH.
Anak domba paskah yang disembelih à pribadi Yesus Kristus yang
disalibkan.
Berarti, terlebih dahulu satu di dalam penderitaan Yesus
Kristus = mengalami sengsara salib = aniaya karena firman, yaitu menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Ketika kita mengalami sengsara salib, membawa kita
menjadi murni di hadapan Tuhan, sebab sengsara salib; menderita bukan karena
kesalahan, aniaya bukan karena pukulan, tetapi aniaya karena firman = MURNI.
Keluaran 13: 6-8
(13:6) Makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya dan pada hari
yang ketujuh akan diadakan hari raya bagi TUHAN.
(13:7) Roti yang tidak beragi haruslah
dimakan selama tujuh hari itu; sesuatu pun yang beragi tidak boleh dilihat
padamu, bahkan ragi tidak boleh dilihat padamu di seluruh daerahmu.
(13:8) Pada hari itu harus kauberitahukan kepada anakmu laki-laki: Ibadah
ini adalah karena mengingat apa yang dibuat TUHAN kepadaku pada waktu aku
keluar dari Mesir.
Bangsa Israel harus memperingati hari raya roti tidak beragi,
mereka harus makan roti tidak beragi selama tujuh hari, sebagai tanda
bahwa Tuhan telah membebaskan bangsa Israel dari tanah perbudakan oleh karena
anak domba paskah yang telah disembelih pada waktu senja.
Kemudian, syarat untuk makan roti tidak beragi adalah; mata tidak boleh melihat ragi, artinya; tidak boleh melihat sesuatu yang tidak baik,
tidak boleh melihat sesuatu yang sifatnya dosa keburukan dan dosa kejahatan.
Berarti, biarlah kita selalu memandang salib Kristus,
Dialah Anak Domba paskah yang disembelih di atas kayu salib.
Saya kira, jauh lebih baik jika mata rohani kita senantiasa
tertuju pada salib Kristus. Kalaupun mata lahiriah melihat segala sesuatu yang
ada di muka bumi ini, kiranya mata rohani diarahkan pada salib Kristus,
supaya kita terhindar dari segala ragi.
Kalau kita menuruti keinginan mata, itu sangat berbahaya, karena ia adalah salah satu pintu masuk, menuju hati.
Kalau kita menuruti keinginan mata, itu sangat berbahaya, karena ia adalah salah satu pintu masuk, menuju hati.
Saya sengaja mengucapkan kata-kata ini berulang-ulang,
supaya kita menghormati nikah. Kalau kita menghormati nikah jasmani maupun
rohani, maka kita juga menghormati nikah sesama.
Mata manusia tidak dapat melihat hati, pikiran,
pertimbangan manusia, tetapi Tuhan melihat, setajam pedang yang keluar dari mulut Allah.
Biarlah kita memahami hal ini dengan baik, supaya
terlihat ketundukan kita kepada Tuhan.
Tanda ketika anak domba paskah disembelih:
Keluaran 12: 5-7
(12:5) Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu
boleh ambil domba atau kambing.
(12:6) Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini;
lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya
pada waktu senja.
(12:7) Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang
memakannya.
Ada TANDA DARAH pada KEDUA TIANG PINTU dan pada AMBANG
ATAS PINTU.
Artinya; ada tanda darah pada jiwa dan roh dan pada tubuh.
Kedua tiang pintu à JIWA dan ROH.
Ambang atas pintu à TUBUH manusia.
Ketundukan isteri terlihat dalam dua hal;
2. SALEH.
Ayub 1: 1
(1:1) Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur;
ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Saleh, berarti;
-
JUJUR.
Kata jujur, kalau kita klasifikasikan, berarti; tampil
apa adanya.
Jujur, berarti; tampil apa adanya, di luar dan di dalam
sama = transparan, tulus, polos, persis seperti anak kecil.
Bagi guru-guru sekolah Minggu / imam-imam, belajarlah
dari anak kecil, adakan pendekatan kepada setiap anak kecil, supaya kita
melihat kejujuran itu, belajarlah dari situ.
Oleh sebab itu, kalau saudara perhatikan, saya berusaha
mendekat kepada anak kecil, sebab di situ saya temukan kejujuran dan kepolosan,
sebab anak kecil itu tidak bisa / tidak mengerti untuk bersandiwara, walaupun
dunia ini panggungnya sandiwara.
-
TAKUT AKAN TUHAN.
Takut akan Tuhan, berarti menjauhi segala kejahatan.
Amsal 8: 13
(8:13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan,
tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Ditegaskan kembali dalam kitab Amsal ini, bahwa takut
akan Tuhan membenci kejahatan, secara khusus membenci empat hal;
·
Benci dengan kesombongan.
·
Benci dengan kecongkakan.
·
Benci dengan tingkah laku yang
jahat.
·
Benci dengan mulut penuh tipu
muslihat.
Kalau seseorang tidak takut akan Tuhan, maka jelas sekali
terlihat empat perkara ini, yaitu sombong, congkak, tingkah laku yang jahat,
mulut penuh tipu muslihat.
Kalau mulut penuh tipu muslihat, segala perkataan yang
keluar dari mulut tidak berasal dari dalam hati. Berbeda dengan orang jujur; segala
perkataannya berasal dari dalam hati, sehingga perkataan yang berasal dari
dalam hati itu akan menyukakan hati orang lain (perkataan itu sampai ke hati
orang lain). Inilah yang disebut orang saleh.
Oleh sebab itu kalau saudara perhatikan, siapa pun yang
memberitakan firman, saya duduk diam dan tenang, sebab saya tahu bahwa ia berbicara
dari dalam hati, dan saya teladani itu.
Kalau Tuhan berbicara nikah malam hari ini, Tuhan melihat
nikah kita semua, baik jasmani maupun rohani, Tuhan sedang memperbaiki
nikah-nikah kita semua, supaya tidak berkhianat satu sama lain.
Ketundukan isteri ini dibagi menjadi dua bagian:
BAGIAN YANG KEDUA.
1 Petrus 3: 3-4
(3:3) Perhiasanmu
janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai
perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi perhiasanmu
ialah manusia batiniah yang tersembunyi
dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan
tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Tanda ketundukan seorang isteri adalah MEMILIKI
PERHIASAN ROHANI.
Itu sebabnya, pada ayat 4 dikatakan: “... tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi ...”
Perhiasan manusia batiniah, itulah yang disebut perhiasan rohani.
Manusia batiniah = manusia rohani.
Jadi, bukan perhiasan secara lahiriah, itulah rambut yang dikepang-kepang
atau memakai pakaian yang indah-indah.
Untuk pesta, seseorang rela bersusah-susah, rela berjerih lelah, mereka
rela berhias dari jam 4 pagi subuh untuk mengikuti suatu acara atau upacara adat
yang dilangsungkan jam 10 pagi, tetapi disayangkan, untuk Tuhan, mereka tidak
memiliki perhiasan secara rohani.
Saya dapat menyampaikan hal ini karena saya melihat dengan mata sendiri,
bukan kata orang.
Mari kita lihat PERHIASAN itu.
Wahyu 21: 1-2
(21:1) Lalu aku
melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi
yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
(21:2) Dan aku melihat
kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang
berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Yerusalem yang baru berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan
untuk suaminya.
Berarti, perhiasan rohani itu dipersembahkan hanya untuk suami,
bukan kepada yang lain.
Kristus adalah kepala, adalah suami dari tiap-tiap gereja.
Mari kita lihat; PERHIASAN YANG DIMILIKI PENGANTIN PEREMPUAN.
Wahyu 12: 1
(12:1) Maka tampaklah
suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya
dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di
atas kepalanya.
Perhiasan dari pengantin perempuan terdiri dari;
-
Berselubungkan MATAHARI.
Matahari adalah gambaran dari Allah Bapa.
Tabiat dari Allah Bapa adalah kasih.
Kasih yang Tuhan nyatakan bagi kita merupakan kasih
karunia, supaya manusia yang berdosa memperoleh keselamatan, sehingga kalau
kita berselubungkan matahari, maka segala kekurangan-kekurangan tidak terlihat
lagi.
Kolose 3: 12
(3:12) Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan
dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati,
kelemahlembutan dan kesabaran.
Orang-orang yang berselubungkan matahari adalah:
orang-orang pilihan Allah, orang-orang yang dikuduskan, orang-orang yang
dikasihi-Nya, sebab mereka adalah orang-orang yang mengenakan (memakai) belas
kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
-
BULAN di bawah kaki.
Bulan adalah gambaran dari Allah Anak.
Tabiat dari Allah Anak adalah hidup benar sesuai dengan
firman Tuhan.
Kebenaran yang berasal dari firman Tuhan, bagaikan gereja
Tuhan yang dibangun di atas korban Kristus / gereja Tuhan yang berdiri di atas
korban Kristus.
Matius 7: 24
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,
ia sama dengan orang yang bijaksana, yang
mendirikan rumahnya di atas batu.
Orang yang mendirikan rumahnya di atas batu adalah orang
yang bijaksana.
Rumah à gereja Tuhan, sedangkan batu à pribadi Yesus Kristus yang disalibkan / korban Kristus.
Letak kebijaksanaan orang yang mendirikan rumah di atas
batu adalah MENDENGAR FIRMAN dan seterusnya MELAKUKANNYA, bukan mendengar untuk
melupakan.
Kemudian, kalau rumah itu dibangun di atas dasar batu,
maka sekalipun menghadapi ujian-ujian, rumah itu tidak akan rubuh.
Mari kita lihat lebih jauh mengenai; RUMAH YANG DIBANGUN
DI ATAS KORBAN KRISTUS.
Efesus 2: 20-21
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan,
rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
Kalau rumah dibangun di atas dasar batu, maka;
· Di dalam Dia TUMBUH SELURUH
BANGUNAN.
Tumbuh seluruh bangunan = bangunan yang hidup.
Bangunan yang hidup, berarti mempersembahkan persembahan
yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.
· Kemudian RAPI TERSUSUN.
Mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir,
sudut pandang, gerak-gerik, semuanya rapi tersusun, sama seperti bata di atas
bata rapi tersusun sampai ke atas.
· Selanjutnya menjadi BAIT ALLAH
YANG KUDUS di dalam Tuhan.
Menjadi bait Allah yang kudus = hidup suci, hidup dalam
kekudusan.
-
Sebuah mahkota dari 12 BINTANG di atas kepala.
Bintang-bintang adalah gambaran dari Allah Roh-El Kudus.
Tabiat dari Allah Roh Kudus adalah mengajar, menolong,
memimpin dan sebagainya.
Mahkota dari 12 bintang di atas kepala, arti rohaninya;
hidup dalam pengurapan dari Allah Roh kudus.
·
Ibrani 1: 9
(1:9) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah,
Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak
sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu."
Pengurapan dari Allah Roh Kudus adalah TANDA KESUKAAN
BAGI ALLAH melebihi orang-orang lain.
·
Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya
kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan
bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Minyak urapan di atas kepala menandakan bahwa ia DIKHUSUSKAN
BAGI ALLAH.
· Efesus 4: 29-30
(4:29) Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang
mendengarnya, beroleh kasih karunia.
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
Minyak urapan itu adalah METERAI KESELAMATAN.
Oleh sebab itu, jangan mendukakan Roh Kudus. di mana ada
kematian, di situ terjadi kedukaan.
Berarti kalau gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini
mengalami kematian rohani, Roh Kudus sangat berduka sekali, sebab rumah Tuhan
adalah tempat Roh Allah berdiam.
Syarat supaya minyak urapan ada di atas kepala: JANGAN
KELUAR DARI TEMPAT KUDUS (Imamat 21: 12).
Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada
ruangan suci disebut juga tempat pengudusan = kandang penggembalaan, berarti; TERGEMBALA
DENGAN BAIK dalam tiga macam ibadah utama, sesuai dengan tiga macam alat yang
ada di dalam ruangan suci.
Biarlah kita mengkhususkan diri bagi Allah,
memfokuskan diri kita kepada Tuhan, berarti; tetap setia dalam tiga macam
ibadah utama, dalam satu kandang dengan satu gembala.
Biarlah kita semua menerima mahkota dari 12 bintang di atas kepala,
gambaran dari Allah Roh Kudus, sebab itu adalah tanda kesukaan bagi Allah dan
tanda bahwa kita dikhususkan bagi Allah, dan itu adalah meterai keselamatan.
Oleh sebab itu, jangan bermain-main dalam ketekunan dalam
tiga macam ibadah utama ini.
Kegunaan minyak urapan.
Roma 12: 11
(12:10) Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling
mendahului dalam memberi hormat.
(12:11) Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah
Tuhan.
Minyak urapan membuat kita menyala-nyala melayani Tuhan.
Supaya kerajinan tidak kendor, biarlah kita memberi
dipimpin oleh Roh, dengan demikian kita menyala-nyala melayani Tuhan sampai
kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.
Sumber / asal perhiasan bagi seorang isteri yang tunduk.
1 Petrus 3: 3-4
(3:3) Perhiasanmu
janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai
perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi perhiasanmu
ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang
berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Perhiasan seorang isteri berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram.
Kelemahlembutan = kerendahan hati seorang perempuan.
Sebab seorang perempuan yang lemah lembut selalu memposisikan diri di bawah
= rendah hati.
Kemudian, ketika seorang perempuan memposisikan diri di bawah, akan
mengalami rasa sakit dan mengalami penderitaan sampai benar-benar letih dan
lesu.
Orang yang lemah lembut dan rendah hati adalah orang yang tenteram, tertib,
yang membawa damai sejahtera.
Itulah salib dari sisi isteri, dan dengan salib ini menyatukan dia dengan
suami / tubuh dengan kepala / jemaat dengan Kristus. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment