IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 SEPTEMBER 2013
Tema: HAL BERDOA (dari Matius 6: 5-13)
(Seri 57)
Subtema: MENJADI GANTUNGAN BAGI ORANG LAIN DENGAN TIDAK
BERSUNGUT-SUNGUT
Shalom!
Selamat malam, salah sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita dihimpunkan di dalam rumah
Tuhan untuk beribadah melayani lewat Ibadah Doa Penyembahan, dan sebentar kita
akan membawa diri kita masing-masing untuk sujud menyembah Dia, sebab segala
puji syukur dan hormat hanya bagi Dia untuk selama-lamanya.
Namun sebelum kita membawa diri rendah di bawah kaki
Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman Tuhan dari Matius 6: 5-13,
sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Terlebih dahulu kita memperhatikan ayat 13 ...
Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya
Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
sampai selama-lamanya. Amin.)
Bagian dari ayat 13, yaitu: “ENGKAULAH YANG EMPUNYA
... KEMULIAAN SAMPAI SELAMA-LAMANYA”, dan untuk itu kita mengatakan: “Amin.”
Segera kita memperhatikan ...
1 Petrus 4: 7-11
(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu
kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh
seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
(4:9) Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan
tidak bersungut-sungut.
(4:10) Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan
karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari
kasih karunia Allah.
(4:11) Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia
berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang
melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah,
supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan
kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Yesus Kristus, Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya, untuk itu kita mengatakan: “Amin.”
Karena Yesus Kristus yang empunya kemuliaan, maka dengan
demikian Allah dimuliakan dalam segala sesuatu.
SUPAYA ALLAH DIMULIAKAN DALAM SEGALA SESUATU, ADA
BEBERAPA HAL YANG HARUS KITA PERHATIKAN;
YANG KETIGA.
1 Petrus 4: 9
(4:9) Berilah
tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.
MEMBERI TUMPANGAN KEPADA ORANG LAIN TANPA PERSUNGUTAN.
Roma 12: 13
(12:13) Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
Berusahalah untuk selalu memberi tumpangan kepada
orang-orang lain, terlebih kepada orang-orang kudus.
Lebih spesifik, orang-orang kudus di sini adalah
saudara-saudara kita dalam satu kandang penggembalaan.
Memberi tumpangan, berarti; menjadi GANTUNGAN BAGI ORANG
LAIN.
Kalau kita memberi tumpangan kepada orang lain, berarti
orang lain bergantung kepada kita.
Roma 12: 18
(12:18) Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan
semua orang!
Bila menjadi gantungan bagi orang lain, berarti; HIDUP
DALAM PENDAMAIAN DENGAN SEMUA ORANG. Berarti menjadi gantungan bagi orang lain
= pendamaian.
Tugas pendamaian itu adalah pekerjaan dari
seorang imam besar, yang mempersembahkan persembahan kepada Allah untuk
memperdamaikan dosa manusia, sebagaimana Yesus Kristus, Ia adalah Imam Besar
menurut peraturan Melkisedek. Sebagai Imam Besar Ia telah menaikkan doa
permohonan dan ratap tangis yang disertai dengan keluhan yang amat
sangat, Ia menanggung penderitaan di atas kayu salib.
Roma 12: 19
(12:19) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut
pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku.
Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
Kalau berdamai dengan semua orang, berarti TIDAK MENUNTUT
PEMBALASAN atas perbuatan jahat orang lain, karena pembalasan itu adalah
hak-Nya Tuhan.
Roma 12: 20
(12:20) Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia
haus, berilah dia minum!
Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
Justru jikalau seteru / orang jahat lapar dan haus,
biarlah ia diberi makan dan minum.
Artinya; MENYATAKAN KEBENARAN dan MENJADI KESAKSIAN bagi
seteru, sebab;
- firman
Tuhan adalah makanan rohani, sebagai kebenaran.
- Roh
Kudus adalah minuman rohani, sebagai kesaksian.
Kalau seseorang hidup oleh Roh Tuhan, hidupnya pasti
tertib, sehingga menjadi kesaksian bagi setiap orang di manapun ia berada.
Roma 12: 21
(12:21) Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan
kebaikan!
Pendeknya; bila menjadi gantungan bagi orang lain,
kejahatan akan dikalahkan dengan perbuatan baik.
Jadilah GANTUNGAN BAGI ORANG LAIN, selalu memberi
tumpangan kepada orang-orang lain.
Gambaran bila menjadi gantungan.
Matius 22: 37-40
(22:37) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
(22:38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
(22:39) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu,
ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri.
(22:40) Pada
kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Bila menjadi gantungan bagi orang lain, digambarkan
seperti HUKUM TAURAT TERGANTUNG / BERGANTUNG kepada HUKUM KASIH.
Terlebih dahulu kita lihat; HUKUM TAURAT.
Hukum Taurat; tangan
ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas
dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman.
Pendeknya; hukum Taurat itu tidak dapat menyelamatkan
orang yang berbuat jahat / orang berdosa.
Galatia 3: 10-11
(3:10) Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat,
berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang
tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."
(3:11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di
hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang
yang benar akan hidup oleh iman."
Tidak ada orang yang dibenarkan karena melakukan hukum
Taurat, justru hidup di dalam hukum Taurat, berada di bawah kutuk.
Sebab sesungguhnya, yang menyelamatkan itu adalah, kalau
seseorang hidup oleh iman.
Bandingkan dengan; HUKUM
KASIH.
Matius 22: 34
(22:34) Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus
telah membuat orang-orang
Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
Yesus telah membuat mulut orang-orang Saduki itu bungkam.
Artinya; Yesus menyucikan dosa kenajisan orang-orang
Saduki.
Kalau seseorang belum disucikan dari dosa kenajisan,
mulutnya ramai sekali, dengan kata lain; mulut banyak bicara, suka
mempersalahkan orang lain, suka menuduh, suka membela diri, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, kalau terlalu banyak bicara dalam hal-hal
yang tidak penting, biarlah malam ini kita intropeksi diri, belajar untuk tidak
banyak bicara, sebab kalau terlalu banyak bicara, apalagi membicarakan hal-hal
yang tidak penting, itu menunjukkan bahwa seseorang masih hidup di dalam dosa
kenajisan.
Tetapi di sini kita perhatikan, oleh karena hukum kasih,
Yesus menyucikan dosa-dosa kenajisan dari orang-orang Saduki.
Sebelum Yesus menyucikan dosa kenajisan orang-orang
Saduki, mereka bertanya dengan pertanyaan: “Siapakah di antara ketujuh orang
itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua
telah beristerikan dia”, namun hanya untuk mencobai Yesus.
Mari kita lihat; DOSA ORANG-ORANG SADUKI.
Matius 22: 23-28
(22:23) Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa
orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya
kepada-Nya:
(22:24) "Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang
mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya
itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
(22:25) Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara.
Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai
keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya.
(22:26) Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai
dengan yang ketujuh.
(22:27) Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu
pun mati.
(22:28) Siapakah
di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari
kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."
Dosa-dosa orang-orang Saduki; orang-orang Saduki
berpendapat bahwa pada saat kebangkitan, orang-orang akan kawin dan dikawinkan.
Anggapan seperti ini menunjukkan bahwa orang Saduki masih
DIKUASAI DOSA KENAJISAN.
Kawin dan mengawinkan à dosa kenajisan.
Sesungguhnya, pada masa kebangkitan, orang tidak kawin
dan tidak dikawinkan kembali, melainkan hidup seperti malaikat.
Tetapi karena hukum kasih, maka dosa kenajisan dari
orang-orang Saduki disucikan, dengan bukti; mulut dari orang-orang Saduki itu
BUNGKAM / TERDIAM.
Mulut yang bungkam = MEMATIKAN HAWA NAFSU DAGING,
sedangkan hawa nafsu daging = suara daging.
Jadi, kalau seseorang masih hidup menurut hawa nafsu dan
keinginannya, berarti dagingnya masih bersuara.
Berarti, berada di bawah hukum kasih menjadi PENDAMAIAN
dengan orang lain = SUKA BERDAMAI SATU DENGAN YANG LAIN.
Syarat untuk menjadi gantungan bagi orang lain.
Kisah Para Rasul 5: 30
(5:30) Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus,
yang kamu gantungkan pada kayu
salib dan kamu bunuh.
Syarat untuk menjadi gantungan bagi orang lain; mengalami
sengsara salib = aniaya karena firman = menanggung penderitaan yang tidak harus
ia tanggung, seperti Yesus digantungkan di atas kayu salib.
Kisah Para Rasul 5: 31
(5:31) Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri
dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima
pengampunan dosa.
Selanjutnya, Israel dapat bertobat dan menerima
pengampunan dosa, karena telah diperdamaikan kepada Allah.
Bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa dan tidak
berbuat lagi = berubah sampai mendapat pengampunan.
Jadi, kalau saya dan saudara menjadi gantungan bagi orang
lain, orang lain pasti bertobat / berubah, sampai akhirnya orang lain mendapat
pengampunan dari Tuhan.
Tidakkah lebih baik orang lain bertobat, kembali dari
kesalahannya, dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya?
Sekiranya hal itu bergantung pada kita, biarlah kita
melakukannya dengan sungguh-sungguh tanpa bersungut-sungut.
Dampak positif bila menjadi gantungan.
Yesaya 22: 23
(22:23) Aku akan memberikan dia kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat
pada tembok yang kokoh; maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum
keluarganya.
ALLAH MEMBERIKAN DIA KEDUDUKAN YANG TEGUH.
Kedudukan yang teguh itu digambarkan seperti GANTUNGAN
YANG DIPASANG KUAT-KUAT PADA TEMBOK YANG KOKOH = menjadi pribadi yang kuat.
Yesaya 22: 24
(22:24) Dan padanya akan digantungkan segala tanggungan kaum
keluarganya, tunas dan taruk, beserta segala perkakas yang kecil, dari piring
pasu sampai periuk belanga.
Sebagai bukti :
- Padanya
akan digantungkan segala tanggungan kaum keluarganya, tunas dan taruk.
Artinya; Yesus menjadi gantungan, karena Ia yang
menanggung dosa umat-Nya, baik yang tua maupun yang muda.
Tunas dan taruk à muda dan tua.
- Akan
digantungkan segala tanggungan beserta segala perkakas yang kecil dari piring
pasu sampai periuk belanga.
Artinya; dosa kecil dan dosa besar digantungkan kepada
Dia.
Jadi, yang menanggung dosa kecil dan dosa besar dari kaum
keluarganya adalah pribadi Yesus Kristus.
Galatia 3: 13
(3:13) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat
dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah
orang yang digantung pada kayu salib!"
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat, dari
dosa kejahatan, dengan jalan menjadi kutuk karena kita.
Itu sebabnya di sini dikatakan: “Terkutuklah orang
yang digantung pada kayu salib.” Yesus telah menanggung kutuk itu di atas
kayu salib.
Ciri-ciri bila menjadi gantungan bagi orang lain.
YANG PERTAMA.
1 Korintus 2: 4-5
(2:4) Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak
kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan
akan kekuatan Roh,
(2:5) supaya iman kamu jangan
bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Iman yang benar; JANGAN BERGANTUNG KEPADA HIKMAT MANUSIA,
tetapi pada KEKUATAN ALLAH.
Sehingga seorang hamba Tuhan, dalam perkataan maupun
dalam pemberitaan firman, tidak boleh menyampaikannya dengan kata-kata yang
bersumber dari hikmat manusia yang meyakinkan.
Terkadang sidang jemaat tidak dapat
membedakan antara pemberitaan dengan kekuatan Roh (firman yang diurapi /
firman Kristus) dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan yang bersumber dari
pengetahuan manusia.
1 Korintus 1: 23-24
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk
orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi
suatu kebodohan,
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang
Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat
Allah.
KEKUATAN ALLAH dan HIKMAT ALLAH terletak pada pemberitaan
firman tentang Kristus yang disalibkan.
Pemberitaan firman tentang salib Kristus = firman
penyucian = firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Jikalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka segala
yang terselubung akan tersingkap, tidak ada dosa yang dapat disembunyikan di
hadapan Tuhan, sebab Ia yang menguji hati dan batin manusia.
Inilah pemberitaan yang benar dan murni,
hati-hati dengan perkataan-perkataan yang meyakinkan yang bersumber dari
pengetahuan manusia.
YANG KEDUA.
1 Tesalonika 4: 11-12
(4:11) Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup
tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan,
seperti yang telah kami pesankan kepadamu,
(4:12) sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan
di mata orang luar dan tidak
bergantung pada mereka.
Hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar,
TIDAK BERGANTUNG PADA MEREKA (orang-orang luar / orang yang jauh dari Tuhan,
secara khusus tidak mengerti tentang ibadah dan pelayanan).
Tidak bergantung kepada orang luar, berarti;
- HIDUP
DENGAN TENANG UNTUK MENGURUS PERSOALAN-PERSOALAN SENDIRI.
Kalau hidup tenang; tidak menjadi beban bagi orang lain
sebab tidak membebankan persoalan-persoalan pribadi kepada orang luar.
- BEKERJA
DENGAN TANGAN SENDIRI.
Kalau bekerja dengan tangan sendiri, berarti;
· menikmati
hasil dari jerih payah sendiri.
· tidak
mengharapkan uluran tangan manusia, melainkan mengharapkan uluran tangan Tuhan.
· rajin
/ tidak malas.
Roma 12: 11
(12:11) Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah
rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Janganlah hendaknya kerajinan itu menjadi kendor, dan
biarlah roh saya dan saudara menyala-nyala melayani Tuhan, bekerja dengan
menggunakan dua tangan untuk Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment