IBADAH DOA PROFETIK NIAS, 02 JULI 2013
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh
karena kasih-Nya yang besar, kita boleh berada di dalam
rumah Tuhan, dihimpunkan di dalam rumah Tuhan untuk menerima
kemurahan Tuhan, dan biarlah kiranya wajah-Nya diperhadapkan kepada kita
semua di tempat ini, sebagai kasih karunia-Nya.
Sebelum saya sampaikan firman
Tuhan, terlebih dahulu saya bersyukur kepada Tuhan, berterima kasih kepada Dia,
karena Dia telah mempercayakan kami, suatu imamat yang rajani, pelayanan di
tempat ini, bukan karena gagah hebat kami, tetapi semua karena kemurahan Tuhan.
Sebelum saya berada di pulau Nias
ini, saya dan sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang & Cilegon berdoa kepada Tuhan, supaya kehadiran saya di pulau Nias ini bukan untuk
mencuri kemuliaan, bukan untuk memunculkan wajah saya, supaya banyak orang
mengenal saya, melainkan supaya apa yang menjadi kerinduan dari pulau Nias,
yang diprakarsai oleh GEKRIBNIS (Gerakan Kristen Bersatu Kepulauan Nias) terwujud,
sebab kekuatan manusia untuk menghadapi roh jahat iblis setan tidak seberapa,
bukan kita yang membela pulau Nias, tetapi Tuhan yang membela pulau Nias, lewat
kaki tangan-Nya, yaitu saya dan saudara, lewat pelayanan, imamat yang rajani.
Sekali lagi saya katakan; bukan
kita yang membela pulau Nias, tetapi Tuhan yang membela pulau Nias, Anak Domba
Allah tampil di sebelah kanan, sebagai Pembela bagi kita.
Oleh
sebab itu, beri diri dibela, jadilah imamat yang rajani, melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh di dalam kekudusan, maka kita akan berkemenangan.
Segera
kita mendengarkan firman Tuhan dari Matius 6: 13.
Matius
6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah
kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah
yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
Kita akan memperhatikan sebagian dari ayat 13 ini,
secara khusus: “ENGKAULAH YANG EMPUNYA
KERAJAAN”
Yesus Kristus-lah yang empunya Kerajaan Sorga, tidak ada
lagi yang lain.
Untuk membuktikan itu, kita perhatikan …
Lukas 1: 32
(1:32) Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang
Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan
kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud.
Berarti, yang empunya Kerajaan Sorga adalah Yesus
Kristus, tidak ada yang lain, sebab Tuhan Allah telah mengaruniakan kepada-Nya
takhta Daud, bukan takhta kerajaan dari bangsa lain.
Lukas 1: 33
(1:33) dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Di sini
dikatakan:
-
Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya
-
Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan
Saudaraku, setelah Salomo, anak
Daud mati, maka yang duduk di atas takhta kerajaan adalah Rehabeam, anak
Salomo, namun pada akhirnya kerajaan itu terpecah menjadi dua bagian;
-
Kerajaan yang satu; kerajaan
dengan 11 suku.
-
Kerajaan yang lain; satu suku,
itulah suku Yehuda.
Yang duduk di atas takhta kerajaan
Israel silih berganti, artinya siapa yang kuat, dialah yang menjadi raja,
berarti untuk menjadi raja, dengan cara kudeta, artinya; peralihan kekuasaan
secara paksa = siapa yang kuat, ia menjadi raja, namun di dalamnya tidak
terdapat kebenaran, sehingga kerajaan yang demikian sifatnya tidak kekal.
Tetapi untuk suku Yehuda, yang
duduk di atas takhta kerajaan adalah keturunan dari raja Daud terus menerus,
sampai akhirnya Yesus lahir.
Itu sebabnya Tuhan Allah
mengaruniakan takhta Daud sehingga Ia menjadi raja atas keturunan Yakub untuk
selama-lamanya dan kerajaannya tidak berkesudahan, seperti keturunan Daud yang
terus menerus menjadi raja atas Yehuda.
Kita bersyukur memiliki Raja, di
mana takhta-Nya tidak berkesudahan. Raja yang demikianlah yang kita cari,
jangan mencari raja-raja yang lain, apalagi mendirikan kerajaan sendiri.
Tujuan Yesus menjadi Raja.
Yohanes 18: 37
(18:37) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah
raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang
ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi
kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran
mendengarkan suara-Ku."
YESUS ADALAH RAJA untuk itulah Ia lahir, untuk
itulah Ia datang ke dunia ini, sekaligus untuk MEMBERI KESAKSIAN TENTANG
KEBENARAN.
Jadi, kalau berbicara tentang KERAJAAN
berarti berbicara tentang KEBENARAN, sebab Yesus, sebagai Raja, lahir datang ke
dunia untuk menyaksikan kebenaran itu, sebab terlalu banyak raja-raja di bumi
ini, bahkan berusaha untuk mendirikan kerajaan sendiri, sehingga tanpa disadari
pribadi lepas pribadi menjadi pribadi yang egois.
Oleh sebab itu, Yesus harus
menjadi Raja, Dia lahir, datang ke dunia, untuk menyaksikan tentang kebenaran
itu.
Untuk meneguhkan kesaksian tentang
Yesus ini, kita perhatikan ...
Roma 14: 17
(14:17) Sebab Kerajaan Allah
bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal
kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Kerajaan Allah bukan berbicara soal makanan, bukan berbicara soal
minuman, bukan berbicara soal hal-hal
lahiriah, tetapi SOAL KEBENARAN.
Kemudian, kalau Yesus menjadi Raja, di situ ada kebenaran, maka akan ada kelanjutannya yaitu
ada damai sejahtera + sukacita dari sorga.
- Kalau Kerajaan Sorga berbicara hal yang lahiriah, berarti orang kaya yang mempunyai kerajaan di bumi ini,
sebab dia (orang kaya) limpah dengan pakaian, minuman, dan harta, tetapi yang benar adalah Kerajaan
sorga itu berbicara tentang kebenaran.
- Kemudian, kalau Kerajaan
Sorga soal hal / perkara lahiriah, di situ tidak ada kebenaran, dan sudah pasti tidak ada damai
sejahtera, dan kalau tidak ada damai
sejahtera, sudah pasti tidak ada sukacita.
Biarlah
kita memperhatikan firman ini dengan baik, sebab dalam Amsal 28: 9 dikatakan: “Siapa memalingkan telinganya untuk tidak
mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.” Oleh sebab itu, mari kita
dengar suara-Nya, lewat firman Tuhan malam hari ini, supaya doa kita juga
didengar, sebab kalau tidak mau mendengar suara Tuhan lalu kita menaikkan doa,
maka doa itu adalah kekejian di hadapan Tuhan.
Sekali
lagi saya katakan; Kerajaan Allah bukan soal makanan dan minuman, melainkan
soal kebenaran, selanjutnya diikuti dengan damai sejahtera + sukacita yang
dikerjakan oleh Roh Kudus, dan sukacita itu kekal, bukan sukacita yang dikerjakan oleh hal-hal
lahiriah, yang sifatnya semu.
Roma 14: 18
(14:18) Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
Kalau
kita melayani dengan sistem Kerajaan Sorga, di mana di
dalamnya ada kebenaran; DIKENAN OLEH ALLAH dan DIHORMATI OLEH MANUSIA.
Kita kembali memperhatikan …
Yohanes 18: 35-36
(18:35) Kata Pilatus:
"Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang
telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?"
(18:36) Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku
bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku
telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."
Kerajaan Yesus Kristus bukan berasal dari bumi, bukan
dari dunia, bukan dari perkara lahiriah, tetapi Kerajaan Sorga itu berasal dari atas / dari Allah.
Kalau kerajaan Yesus dari bawah /
bumi, maka kejahatan dibalas dengan kejahatan, artinya; berada di bawah hukum Taurat. Tetapi Kerajaan Sorga bukan dari bumi, bukan dari hal-hal lahiriah.
Oleh
sebab itu, ketika Yesus diserahkan oleh imam-imam, tua-tua dan ahli-ahli Taurat untuk
disalibkan, Yesus tidak membalas, itulah kebenaran yang sejati, itulah Kerajaan Yesus, itulah takhta Daud.
Milikilah Kerajaan Sorga, jangan miliki kerajaan di bumi ini, sebab darah
daging (perkara lahiriah) tidak mewarisi Kerajaan Sorga, percayalah!
Kalau
darah daging / perkara lahiriah mewarisi Kerajaan Sorga, maka orang miskin
tidak masuk sorga, walaupun mereka sudah melayani dengan sistem Kerajaan Sorga.
Contoh: sebelum Yesus lahir, ada
raja yang lain yaitu raja Herodes.
Ketika dia mendengar Yesus lahir
menjadi raja atas Yahudi, orang Israel, dia kaget setengah mati dan kerajaannya
tidak kekal, karena di dalamnya tidak ada kebenaran;
- DIA ADALAH PEMBUNUH, itulah yang disebut ragi Herodes.
Dalam 1 Yohanes 3: 15 dikatakan: “seseorang yang
membenci sesamanya adalah seorang pembunuh”, dan di dalamnya tidak ada kasih.
- Dalam injil Lukas, dengan
jelas Yesus mengatakan bahwa HERODES ADALAH SI SERIGALA.
Pekerjaan dari si serigala adalah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba (Yohanes 10), sehingga kalau
kita perhatikan, kerajaannya tidak kekal.
Jadi,
kalau kerajaan Herodes tidak kekal itu karena TIDAK ADA KEBENARAN DI DALAMNYA.
Berarti, dapat disimpulkan; KEBENARAN ADALAH
KEKEKALAN.
Jika
tidak ada kebenaran, maka tidak kekal.
Belajarlah untuk memiliki kerajaan dari takhta Daud,
di mana di dalamnya ada kebenaran, itulah kekekalan. Jangan coba-coba mengandalkan kepintaran, kelicikan, kekuatan, sebab itu
sifatnya tidak kekal, mungkin hari ini kita bisa merebut kemenangan, tetapi
besok ada yang rebut. Tetapi biarlah hari ini kita merebut pulau Nias untuk
selama-lamanya, oleh sebab itu, kita harus memiliki kebenaran dari takhta Daud,
supaya kita dapat rebut pulau Nias, asal saja kita semua hidup dalam kebenaran dan bergandengan tangan satu dengan yang lain.
Saya mendengarkan
kesaksian seorang hamba Tuhan; suatu kali beliau mengadakan survei ke
gereja-gereja, secara khusus untuk kaum muda remaja, lalu beliau melihat bahwa
kaum muda remaja di pulau Nias ini berkata: “Cukup berbuat baik, sebab Tuhan semua agama adalah satu. Jadi, cukup
berbuat baik”
Saya katakan kepada pemuda remaja malam ini; ORANG
BAIK TIDAK MASUK SORGA.
Yang masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah kehidupan yang DIBENARKAN
OLEH FIRMAN.
Itu sebabnya tadi saya katakan; kalau ukuran masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah hal lahiriah, maka hanya orang kaya yang masuk sorga dan orang miskin tidak masuk
sorga, tetapi berbahagialah jika
selama di bumi ini ia kaya jasmani, terlebih kaya rohani, karena ia dibenarkan
oleh firman Tuhan.
Kita
harus rebut pulau Nias ini, tetapi terlebih dahulu miliki kebenaran firman,
jangan membabi-buta. Jangan hanya semangat tetapi di dalamnya tidak ada
kebenaran, biarlah kita memiliki pondasi yang kuat, supaya tidak ada serangan
balik. Oleh sebab itu, ijinkanlah hati dipenuhkan oleh firman!
Sewaktu
anak-anak Skewa coba-coba melayani, Setan berkata: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?”
(Kisah Para Rasul 19: 5). Kalau tidak ada kebenaran, maka kita bukanlah
siapa-siapa.
Oleh
sebab itu saudaraku, jangan membabi-buta supaya kita tidak mendapat serangan
balik, tetapi biarlah kita menjaga hati, letaknya firman yang membenarkan kita,
dari sanalah memancar cahaya kemuliaan.
Jangan
ada lagi dosa kejahatan, kenajisan yang bercokol dalam hati. Ijinkan firman
mengambil alih tempat dalam hati kita, biarlah firman itu tertanam, berakar,
tumbuh subur di hati kita, sehingga menghasilkan buah 100 kali lipat, 60 kali
lipat dan 30 kali lipat.
Hasil kalau memiliki kerajaan /
takhta Daud.
Wahyu 19: 11
(19:11) Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya
bernama: "Yang Setia dan Yang Benar",
Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Di sini kita perhatikan: ada
seekor kuda putih, Ia yang menungganginya bernama “Yang Setia dan Yang Benar”, itulah pribadi Yesus Kristus, nama-Nya
sesuai dengan tabiat / kelakuan-Nya. Kemudian, Ia menghakimi dan berperang
dengan adil.
Kuda putih adalah gambaran dari kekuatan dan kebenaran, sebab kuda adalah gambaran dari kekuatan dan putih adalah kebenaran.
Kerajaan Sorga itu adalah KEBENARAN, dan yang menunggang kuda
putih adalah KEBENARAN, dan di dalam kebenaran ada kesetiaan, nama-Nya: “Yang Setia dan Yang Benar”
Wahyu 19: 12-13
(19:12) Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat
banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui
seorangpun, kecuali Ia sendiri.
(19:13) Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya
ialah: "Firman Allah."
Dalam Wahyu 19: 11, dikatakan
nama-Nya adalah: “Yang Benar”,
kemudian dalam ayat 13 dikatakan nama-Nya adalah: “Firman Allah”
Jadi, Firman Allah itu adalah kebenaran, itu sebabnya nas firman Tuhan mengatakan: “Kuduskanlah mereka dengan kebenaran, dan
firman-Mu adalah kebenaran”
Kemudian, di sini dikatakan: “... JUBAH PUTIH YANG
DICELUP DALAM DARAH, ...”,
Darah
itulah salib, itulah kebenaran yang sejati.
Artinya; pelayanan yang ditandai dengan
pengorbanan / ditandai dengan penderitaan (tanda darah), itulah sengsara salib
(aniaya karena firman), bukan karena yang lain-lain.
Orang-orang yang seperti ini adalah orang yang memiliki kekuatan, yang akan merebut kemenangan demi kemenangan.
Sekali
lagi saya katakan; jangan membabi-buta, jangan bodoh, jangan berperang tanpa
memiliki kekuatan supaya tidak mendapat serangan balik, ijinkan hati disucikan
oleh firman!
Wahyu 19: 14-15
(19:14) Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia;
mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih.
(19:15) Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan
menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam
kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.
Balatentara sorgawi bersama-sama dengan kita malam hari ini dan
seterusnya.
Itu
sebabnya saya katakan; bukan kita yang membela pulau Nias, tetapi Tuhan
membela pulau Nias, termasuk orang-orang yang berada di Nias.
Dalam Efesus dikatakan; pedang Roh adalah firman, dan firman adalah kebenaran,
itulah yang mengalahkan musuh.
Oleh
sebab itu, jadilah raja, milikilah kerajaan takhta Daud,
jangan lagi ada raja-raja yang lain!
Raja-raja
yang lain tidak kekal, tetapi kerajaan takhta Daud tidak berkesudahan, Dia Raja
untuk selama-lamanya bagi keturunan Yakub.
Biarlah kita berjuang terus
mengikuti Dia, berarti; SETIA DALAM KEBENARAN, sama seperti mereka yang
mengikuti Dia, mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih
bersih.
Kita kobarkan semangat malam ini, rebut kemenangan
demi kemenangan dengan kekuatan yang berasal
dari kebenaran firman, sebab Yesus berada di sebelah kanan kita menjadi Pembela
bagi kita semua!
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment